PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan telah ini telah di sahkan dengan
terbitnya lampiran-ii-salinan-Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Ibu Kota
Negara, tujuan pembangunan Ibu Kota Negara ini diharapkan akan berfungsi sebagai
simbol/jati diri bangsa dan negara Indonesia.
Dalam rangka mendukung hal tersebut, Kementerian Kesehatan sesuai tugas dan fungsinya
di bidang Kesehatan, berperan untuk mendirikan pembangunan fasilitas Kesehatan/Rumah
Sakit yang paripurna sesuai tujuan dari IKN yang dapat melayani masyarakat wilayah
Kalimantan Timur secara khusus dan masyarakat Indonesia pada umumnya dan menjadi
Rumah Sakit Rujukan Nasional serta akan menjadi tujuan destinasi wisata Kesehatan bagi
negara-negara Asia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Atas dasar
inilah pembangunan RS UPT Vertikal IKN di Provinsi Kalimantan Timur ini didesain untuk
dapat memberikan layanan paripurna (diagnostik, terapetik dan rehabilitatif) sekaligus
diciptakan untuk bersaing dengan rumah sakit lain di Asia.
Selain upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif yang dapat diperoleh melalui
rumah sakit sebagai fasilitas Kesehatan tingkat rujukan, Indonesia juga telah melakukan
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat promotif dan preventif di fasilitas
kesehatan tingkat pertama
Rumah Sakit yang akan di bangun di IKN di Provinsi Kalimantan Timur ini adalah Rumah
Sakit kelas A Pendidikan dengan persyaratannya sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan serta Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Persyaratan Teknis Bangunan, Prasarana
dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018 data penyakit tidak menular seperti kanker
diabetes, jantung, hipertensi, stroke, dan gagal ginjal provinsi Kalimantan Timur terlihat
bahwa penyakit stroke menempati porsi terbanyak dikuti dengan hipertensi.
Dari data tersebut diatas terlihat bahwa di Provinsi Kalimantan Timur selain penyakit endemik
C. LINGKUP KEGIATAN
Rumah Sakit UPT Vertikal Ibu Kota Negara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur direncanakan
sebagai Rumah Sakit Kelas A Pendidikan.
Lingkup kegiatan perencanaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa adalah meliputi
beberapa kegiatan diantaranya adalah:
1. Penyusunan Studi Kelayakan Rumah Sakit;
2. Penyusunan Masterplan Rumah Sakit;
3. Penyusunan Perencanaan Konstruksi.
D. PENJELASAN KEGIATAN
1. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
a. Jangka waktu Pelaksanaan: (2 Bulan)
Jangka waktu pelaksanaan studi kelayakan ini adalah selama 2 bulan sejak SMPK
ditandatangani oleh PPK.
b. Tujuan Penyusunan Studi Kelayakan:
1) Memberikan dan meningkatkan kualitas pusat layanan kesehatan dengan
menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat wilayah jangkauannya sesuai
kecenderungan yang dimiliki, meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang
medik, penunjang medik, perawatan, dan administratif sesuai dengan karakter
Rumah Sakit UPT Vertikal berdasarkan keberadaannya dan sebagai pusat layanan
baik bagi pasien dari dalam maupun luar negeri.
2) Melihat kelayakan aspek lokasi, lingkungan, demografi sosial budaya, ekonomi,
derajat Kesehatan dan faktor penentu lainnya yang berpengaruh kepada kelayakan
pendirian rumah sakit, berdasarkan analisis segmentasi, targeting dan positioning
kelayakan pendirian, analisis struktur, analisis permintaan, analisis kebutuhan serta
kelayakan berdasarkan analisis keuangan.
c. Target dan Sasaran
Target dan sasaran dalam studi kelayakan ini adalah:
1) Seluruh lahan rencana pendirian Rumah Sakit UPT Vertikal IKN Provinsi Kalimantan
Timur seluas 1,859 Ha.
2) Konsultan Perencana melakukan pengumpulan berbagai macam data teknis yang
diperlukan untuk studi, dokumen masterplan kawasan, status lahan, perijinan
pendirian bangunan gedung (IMB, SLF, Surat Keterangan Tata Ruang Kota/SKTRK)
yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang).
3) Melakukan kegiatan survey, pengukuran lokasi, test tanah/soil test dan analisis.
4) Terkumpulnya laporan studi kelayakan (laporan pendahuluan, laporan antara dan
laporan akhir) pada akhir pekerjaan.
d. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan ini, adalah meliputi survey, investigasi dan analisis yang terdiri dari
beberapa tahapan diantaranya adalah:
1) Tahap Persiapan
Meliputi Kegiatan:
a) Melakukan penyusunan pedoman penugasan berupa proposal teknis/usulan
teknis sebagai penjelasan terhadap pemahaman lingkup pekerjaan sesuai
Kerangka Acuan Kerja (KAK);
b) Penyiapan sumber daya manusia beserta pembagian tugas dan
c) Tanggung jawabnya, sesuai yang dipersyaratkan KAK;
d) Penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan;
e) Mempersiapkan teknis pelaksanaan survei berupa penyiapan perangkat keras
dan perangkat lunak pengumpulan data lapangan, proses pengolahannya dan
keluaran berupa informasi yang diinginkan.
2) Tahap II
Survey Lapangan,
Pengukuran topografi, test tanah/soil test (sondir boring, atterberg, konsolidasi tanah,
SPT tes), uji parameter kualitas air tanah dan air permukaan, pengujian geolistrik (2D
dan 3D), pengambilan foto drone dan video.
a) Survey Lapangan dan Pengumpulan Data
Meliputi kegiatan:
(1) Survei dan wawancara kepada aparat pemerintah daerah, masyarakat,
pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan
bangunan gedung dan persyaratan administratif;
(2) Inventarisasi kesiapan pembangunan dan readiness criteria kementerian
meliputi: Surat kepemilikan lahan (Sertifikat Hak Milik), Surat Kesediaan
Menerima Lahan, SKTRK (Surat Keterangan Tata Ruang Kota), PBG
(Perizinan Bangunan Gedung), izin lingkungan (Amdal/UKL/UPL), kesiapan
SLF, kesiapan gedung hijau, dan kondisi data perencanaan sebelumnya
(perencanaan awal).
(3) Laporan kegiatan survey lapangan.
b) Pengukuran Topografi
Meliputi kegiatan:
1) Pengukuran menggunakan total station dan waterpass digital.
2) Pengukuran trase, akses jalan rencana Rumah Sakit.
3) Pengukuran luas tanah, bangunan dan kawasan yang akan dibangun dalam
masterplan dan perencanaan teknis.
4) Pembuatan dan penentuan patok BM ± 0.00, patok lahan, trase akses ke
lokasi serta rencana bangunan yang akan dibangun.
5) Penentuan dan pencatatan titik koordinat dari masing-masing patok.
6) Perhitungan dan penggambaran peta hasil topografi meliputi peta kontur,
elevasi tanah dan muka banjir, kemiringan sudut, jarak dan beda tinggi serta
volume cut and fill.
7) Proses pengukuran harus dilakukan oleh teknik dari instansi
pemerintah/swasta yang kredibel/terakreditasi dengan alat yang sudah
terkalibrasi.
8) Laporan pengukuran topografi yang berisi laporan dokumentasi, mobilisasi
peralatan, personil, akomodasi, gambar denah tanah, elevasi, peta kontur,
kemiringan dan rekomendasi teknik.
3) Tahap III
Analisis Studi Kelayakan
Meliputi kegiatan:
a) Membuat analisis pasar berupa permintaan terkait kapasitas dan layanan
kesehatan yang diperlukan pada wilayah jangkauan rumah sakit, dengan:
(1) Analisis potensi supply dan demand pasar rumah sakit.
(2) Indikator–indikator permintaan saat ini dan prakiraan di masa mendatang.
b) Membuat perhitungan analisis keuangan, yang terdiri dari:
(1) Prakiraan Investasi.
(2) Prakiraan Pendapatan.
(3) Analisis dan Kajian Kriteria Kelayakan rencana Pemanfaatan Lahan
umumnya dan sebagai Perkantoran khususnya ditinjau dari besaran IRR,
NPV, Payback Period yang tercermin dalam Rencana Cash Flow dan Rugi
Laba.
c) Membuat analisis kebutuhan terkait jenis layanan yang akan disediakan oleh
Rumah Sakit secara keseluruhan berdasarkan analisis permintaan yang telah
dilakukan.
Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai rencana
pembangunan dan pengembangan Rumah Sakit yang berfokus pada
pengembangan teknologi dan desain terintegrasi (smart hospital) dilihat dari
aspek pelayanan, pemanfaatan lahan, kebutuhan ruang (diperkirakan luas
bangunan RS dibutuhkan 36.000 m2), peralatan, sumber daya manusia dan
organisasi.
d) Membuat Analisis Value Engineering
Membuat dan menyusun value engineering dalam penyusunan masterplan untuk
mengetahui
(1) Konsep studi kelayakan dan bangunan existing (original);
(2) Konsep perhitungan alternatif (termasuk gambar, foto, perhitungan);
(3) Kelebihan dan kekurangan alternatif berdasarkan kriteria penentu
keberhasilan, Function Performance Specification (FPS);
(4) Cara implementasi alternatif;
(5) Pengaruh studi kelayakan terhadap biaya konstruksi dan biaya siklus hidup
untuk masing-masing alternatif yang efisien dan efektif kedepan.
e) Bersama tenaga ahli membuat alternatif rekomendasi kelayakan dan
penanganan terkait terkait dengan kondisi struktur gedung existing yang ada dan
membandingkan dengan berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan
sebelumnya, serta meberikan masukan terkait investasi keuangan kedepan.
f) Melakukan pengukuran terhadap gedung existing dan area yang akan dilakukan
pembangunan.
g) Melakukan inventarisasi dan pendataan aset yang ada di lokasi existing lengkap
dengan gambar, skala, ukuran dan volumenya dalam bentuk CAD dan Exel;
h) Melakukan inventarisasi kepemilikan lahan pada lokasi studi.
4) Tahap IV
Pembuatan Laporan Antara
Minimal berisi:
a) Identifikasi permasalahan penyelenggaraan banguanan gedung dari daerah.
b) Penyusunan substansi pemeriksaan keandalan bangunan gedung berdasarkan
kerangka yang telah disepakati.
c) Pelaksanaan pemeriksaan dan pengumpulan data di lapangan.
d) Hasil Analisis perhitungan manual, analisis perhitungan software, hasil uji
laboratorium dan kajian terhadap proses pemeriksaan yang telah dilakukan.
5) Tahap V
Pembuatan Laporan Ahir:
Minimal berisikan hasil keseluruhan yang telah dilakukan pada tahap-tahap
sebelumnya, serta ditambahkan dengan;
a) Kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan.
b) Rekomendasi langkah penanganan bangunan gedung yaitu tingkat kerusakan
ringan, sedang, berat, bangunan tersebut apakah layak atau tidak untuk
digunakan, apakah perlu dilakukan perawatan, perbaikan struktur, perkuatan dan
sebagainya untuk mencapai kondisi yang andal.
Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif, format
kertas A4 untuk laporan dan A3 untuk gambar-gambar, jenis kertas, tulisan, maupun
sampul, dll.
b) Tenaga Ahli
(1) Koordinator Studi Kelayakan, Teknik Arsitektur: 1 (satu) orang
(a) Berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan minimal
Sarjana Teknik Arsitektur Strata 1 (S1) lulusan universitas atau
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
(b) Memiliki sertifikasi minimal keahlian (SKA) Madya klasifikasi Arsitektur
subklasifikasi/subbidang Arsitek (101) yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Profesi yang telah disahkan oleh LPJK.
(c) Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga ahli
minimum selama 7 (tujuh) tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi
dengan referensi kerja.
(d) Tenaga tersebut tugas utamanya melakukan koordinasi dengan
Satker/Pengelola Teknis, mengarahkan jalannya kegiatan studi kelayakan
menyusun jadwal rencana survey dan pengukuran, rencana uji
laboratorium, analisis pekerjaan, konsep rekomendasi, mengatur
penjadwalan dan pengawasan tenaga ahli (waktu dan
spesifikasi/kualitas), pelaporan studi kelayakan, masterplan dan
perencanaan desain, pada terutama pada pekerjaan arsitektur.
(2) Ahli Teknik Lingkungan: 1 (satu) orang
(a) Berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan minimal
Sarjana Teknik Lingkungan Strata 1 (S1) lulusan universitas atau
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
(b) Memiliki sertifikasi minimal keahlian (SKA) Madya klasifikasi Tata
Lingkungan subklasifikasi/subbidang Ahli Teknik Lingkungan (501)
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh LPJK.
(c) Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga ahli
minimum selama 5 (lima) tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi
dengan referensi kerja.
(d) Tenaga tersebut tugas utamanya melakukan koordinasi dengan
Satker/Pengelola Teknis, mengamati visual dan sudut pandang secara
keilmuan tenaga ahli, memberikan bantuan analisis, perhitungan, dan
rekomendasi teknis sesuai dengan keahlian (waktu dan
spesifikasi/kualitas), membuat pelaporan sesuai dengan kerangka acuan
kerja.
(3) Ahli Mekanikal Elektrikal Plumbing (MEP): 1 (satu) orang
(a) Berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan minimal
Sarjana Teknik Mesin/Teknik Elektro Strata 1 (S1) lulusan universitas
atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
(b) Memiliki sertifikasi minimal keahlian (SKA) Madya klasifikasi Mekanikal
subklasifikasi/subbidang Ahli Mekanikal (301)/Ahli Elektrikal (401) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh LPJK.
(c) Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga ahli
minimum selama 5 (lima) tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi
dengan referensi kerja.
(d) Tenaga tersebut tugas utamanya melakukan koordinasi dengan
Satker/Pengelola Teknis, mengamati visual dan sudut pandang secara
keilmuan tenaga ahli, memberikan bantuan analisis, perhitungan, dan
rekomendasi teknis sesuai dengan keahlian (waktu dan
spesifikasi/kualitas), membuat pelaporan sesuai dengan kerangka acuan
kerja.
(4) Ahli Teknik Planologi/Tata Kota: 1 (satu) orang
(a) Berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan minimal
Sarjana Teknik Planologi Strata 1 (S1) lulusan universitas atau
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
(b) Memiliki sertifikasi minimal keahlian (SKA) Madya klasifikasi Tata
Lingkungan subklasifikasi/subbidang Ahli Perencanaan Wilayah Kota
(502) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh
LPJK.
(c) Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga ahli
minimum selama 5 (lima) tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi
dengan referensi kerja.
(d) Tenaga tersebut tugas utamanya melakukan koordinasi dengan
Satker/Pengelola Teknis, mengamati visual dan sudut pandang secara
keilmuan tenaga ahli, memberikan bantuan analisis, perhitungan, dan
rekomendasi teknis sesuai dengan keahlian (waktu dan
spesifikasi/kualitas), membuat pelaporan sesuai dengan kerangka acuan
kerja.
(5) Ahli Geoteknik: 1 (satu) orang
(a) Berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan minimal
Sarjana Teknik Sipil/Geologi/Geofisika Strata 1 (S1) lulusan universitas
atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
(b) Memiliki sertifikasi minimal keahlian (SKA) Madya klasifikasi Sipil
subklasifikasi/subbidang Ahli Geoteknik (216) yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh LPJK.
(c) Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga ahli
minimum selama 5 (lima) tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi
dengan referensi kerja.
(d) Tenaga tersebut tugas utamanya melakukan koordinasi dengan
Satker/Pengelola Teknis, mengamati visual dan sudut pandang secara
keilmuan tenaga ahli, memberikan bantuan analisis, perhitungan, dan
rekomendasi teknis sesuai dengan keahlian (waktu dan
spesifikasi/kualitas), membuat pelaporan sesuai dengan kerangka acuan
kerja.
2. Penyusunan Masterplan
a. Jangka waktu Pelaksanaan: (2 Bulan)
Jangka waktu pelaksanaan studi penyusunan masterplan ini adalah selama 2 bulan sejak
SMPK ditandatangani oleh PPK.
b. Tujuan Penyusunan Masterplan:
Penyusunan masterplan rumah sakit ditujukan untuk melaksanakan fungsi sepenuhnya
sebagai rumah sakit dengan tersusunnya rencana pengadaan baik sumber daya
manusia, pembiayaan, dan fisik bangunan serta peralatan yang diharapkan menjadi
suatu perencanaan yang berkesinambungan berupa masterplan/rencana induk
pengembangan layanan kesehatan rumah sakit adalah sebagai berikut:
1) Terciptanya dokumen perencanaan masterplan bangunan gedung yang sesuai, tepat
sasaran, dan dengan masukan dari beberapa instansi dan kementerian, serta
sebagai dasar pemuatan DED yang akan menjadi acuan implementasi fisik kedepan.
2) Memperlancar pelaksanaan tahapan rencana dan pembangunan fisik bangunan
rumah sakit, sumber daya manusia, peralatan serta rencana pembiayaan.
3) Tertatanya rencana peruntukkan lahan di sekitar kawasan rumah sakit sesuai
dengan permintaan dan kebutuhan layanan Kesehatan pada wilayah jangkuan.
4) Terciptanya kondisi wilayah sekitar rumah sakit yang mendukung kelancaran
aktivitas rumah sakit.
5) Terselenggaranya operasional rumah sakit sesuai dengan rencana jangka panjang
15 tahun yang berfokus pada pengembangan teknologi dan desain terintegrasi
(smart hospital).
6) Memberikan dan meningkatkan kualitas pusat layanan kesehatan dengan
menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat wilayah jangkauannya sesuai
kecenderungan yang dimiliki.
7) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang medik, penunjang medik,
perawatan, dan administratif sesuai dengan karakter Rumah Sakit UPT Vertikal
berdasarkan keberadaannya dan sebagai pusat layanan baik bagi pasien dari dalam
maupun luar negeri.
c. Target dan Sasaran
Target dan sasaran dalam studi kelayakan ini adalah:
1) Tersusunnya masterplan bangunan gedung strategis dengan peta citra kota (city-
wide)/kawasan perkotaan skala 1:10.000, 1:1000, dan 1:500 untuk perencanaan per
blok dengan dilengkapi peta digital (GIS) yang memuat kesesuaian visi
pengembangan gedung rumah sakit dan kawasan yang berwawasan lingkungan
dengan luasan kawasan eksisting, tahapan pencapaian dan strategi (program)
pencapaian selama kurun waktu 15 (lima belas) tahun.
2) Dokumen masterplan sebagai dasar atau acuan dokumen perencanaan teknis
bangunan gedung beserta kawasan yang akan dikembangkan berdasarkan RTRW,
RDTR, RTBL (bila ada) yang sudah direncanakan sebelumnya.
f. Jenis Laporan
Penyusunan Masterplan Bangunan Gedung terdiri atas beberapa laporan diantaranya
adalah:
a) Laporan Pendahuluan, memuat :
(1) Pemahaman dan tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja;
(2) Rencana pencapaian sasaran, mencakup jadwal kerja, target/sasaran dan
alokasi tenaga ahli;
(3) Metodologi pekerjaan penyusunan Masterplan termasuk kajian kepustakaan
(studi literatur), kajian peraturan daerah setempat terkait dengan penyusunan
Masterplan, Studi RTBL terdahulu dan kajian teoritis serta kajian terhadap studi
kasus sejenis;
(4) Rencana survey, mencakup metode pengumpulan data, metode pengolahan
data, metode analisis data, jadwal survey, identifikasi lokasi survey, target data,
identifikasi instansi pemilik data dan pembuatan kuesioner.
(5) Rencana Pelaksanaan kegiatan mencakup metode pelaksanaan, materi,
target, jadwal pelaksanaan, daftar undangan rapat kepada pemberi jasa dan
lokasi kegiatan; dan akomodasi narasumber dan peserta selama rapat;
(6) Gambaran umum kawasan perencanaan masterplan, mencakup profil
kawasan, studi area deliniasi studi, identifikasi potensi kawasan, identifikasi
permasalahan kawasan, identifikasi kebijakan kementerian, instansi
pemerintah daerah, keberadaan perusahaan swasta serta komunitas
masyarakat lokal yang kemungkinan akan terlibat dalam proses penyusunan
masterplan.
5) Dokumen Pelelangan
Konsultan perencana membantu pemberi jasa untuk mempersiapkan kebutuhan
akan persiapan pelelangan fisik meliputi:
a) Menyusun kelengkapan dokumen perencanaan teknis meliputi: gambar rencana,
rencana anggaran biaya, dan rencana kerja dan syarat-syarat;
b) Membantu pemberi jasa untuk membuat Engineer Estimate (EE) dan Owner
Estimate (OE) dalam bentuk Harga Perkiraan Sementara (HPS);
c) Membantu pemberi jasa dalam membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
pelaksanaan fisik kedepan;
d) Membantu pemberi jasa dalam menyiapkan standar dokumen pengadaan (SDP)
sesuai dengan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
e) Membantu pemberi jasa dalam membuat racangan kontrak, Syarat-syarat umum
kontrak (SSUK), syarat-syarat khusus kontrak (SSKK), Ketentuan Pengguna
Jasa (KPJ);
f) Membantu pemberi jasa dalam memberikan masukan untuk personil, peralatan,
dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses lelang;
g) Persetujuan konsep dokumen lelang dari pengguna jasa untuk dijadikan
dokumen pelelangan/ dokumen usulan kegitan pada tahap selanjutnya;
h) Dalam hal penyedia jasa konsultan sudah melaksanakan tugas sesuai dengan
KAK dan output serta memperoleh persetujuan pada tahap pelelangan pada
penyedia jasa diberikan hak pembayaran sesuai dengan tahapan.
6) Pengawasan Berkala
a) Pengawasan berkala dilaksanakan oleh konsultan perencana pada saat fisik
berjalan;
b) Pengawasan berkala bertujuan untuk menjamin pengendalian waktu,
pengendalian biaya, dan pencapaian sasaran fisik perencanaan serta
tercapainya administrasi bangunan gedung;
c) Pengawasan berkala dilakukan oleh tenaga ahli/tenaga sub profesional oleh
konsultan perencana secara periodik dan dalam waktu tertentu selama waktu
pelaksanaan berjalan sampai dengan fisik terbangun;
d) Konsultan perencana membuat jadwal pengawasan berkala menyesuaikan
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan fisik lapangan;
e) Konsultan perencana membuat jadwal;
f) Memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan spesifikasi teknis
kepada pemberi jasa pada saat pelaksanaan fisik dilapangan;
g) Membantu pemberi jasa membuat justifikasi teknis, dan penyesuaian
perencanaan dan spesifikasi teknis apabila terdapat perubahan pada dokumen
perencanaan;
h) Menyusun laporan ahir pekerjaan pengawasan berkala;
i) Persetujuan pengawasan berkala dari pengguna jasa untuk dijadikan dokumen
pelelangan/dokumen usulan kegitan pada tahap selanjutnya;
j) Dalam hal penyedia jasa konsultan sudah melaksanakan tugas sesuai dengan
KAK dan output serta memperoleh persetujuan pada tahap pengawasan berkala
pada penyedia jasa diberikan hak pembayaran sesuai dengan tahapan.
2) Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi
khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya:
a) Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada;
b) Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan;
c) Solusi dan Batasan-batasan kontekstual, seperti factor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi dan lain-lain;
d) Perencanaan Teknis mengarah pada standar Bangunan Gedung Hijau untuk
pencapaian tingkat minimal madya/gold dengan level 7D;
e) Penggunaan personil dengan kemampuan teknis dan berpengalaman di dalam
perencanaan Bangunan Gedung Hijau yang dilengkapi dengan sertifikat keahlian
yang dikeluarkan oleh lembaga/instansi resmi.
5) Tenaga Pendukung
a) Operator CAD/CAM Arsitek: 4 (empat) orang
(1) Berjumlah 4 (empat) orang dengan latar belakang pendidikan minimal
Diploma Teknik Arsitektur/Diploma Teknik Sipil (D3) lulusan universitas
atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
(2) Memiliki sertifikat keterampilan (SKT) dan sertifikat pelatihan AutoCAD 2D,
3D/3ds Max.
(3) Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga terampil
dalam perencanaan modeling bangunan gedung minimum selama 3 (tiga)
tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi dengan referensi kerja.
(4) Tenaga tersebut tugas utamanya melakukan koordinasi dengan
Satker/Pengelola Teknis, mengamati visual dan sudut pandang secara
keilmuan tenaga ahli, memberikan bantuan analisis, perhitungan, dan
rekomendasi teknis sesuai dengan keahlian (waktu dan spesifikasi/kualitas),
membuat pelaporan sesuai dengan kerangka acuan kerja.
b) Operator CAD/CAM Struktur: 2 (dua) orang
(1) Berjumlah 2 (dua) orang dengan latar belakang pendidikan minimal Diploma
Teknik Sipil/Teknik Arsitektur (D3) lulusan universitas atau perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
(2) Memiliki sertifikat keterampilan (SKT) dan sertifikat pelatihan AutoCAD 2D,
3D/3ds Max/SAP 2000.
(3) Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga terampil
dalam perencanaan modeling bangunan gedung minimum selama 3 (tiga)
tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi dengan referensi kerja.
(4) Tenaga tersebut tugas utamanya melakukan koordinasi dengan
Satker/Pengelola Teknis, mengamati visual dan sudut pandang secara
keilmuan tenaga ahli, memberikan bantuan analisis, perhitungan, dan
rekomendasi teknis sesuai dengan keahlian (waktu dan spesifikasi/kualitas),
membuat pelaporan sesuai dengan kerangka acuan kerja.
c) Operator CAD/CAM MEP: 3 (tiga) orang
(1) Berjumlah 3 (tiga) orang dengan latar belakang pendidikan minimal Diploma
Teknik Mesin/Diploma Teknik Elektro (D3) lulusan universitas atau
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
(2) Memiliki sertifikat keterampilan (SKT) dan sertifikat pelatihan AutoCAD 2D,
3D/3ds Max.
(3) Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga terampil
dalam perencanaan modeling bangunan gedung minimum selama 3 (tiga)
tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi dengan referensi kerja.
(4) Tenaga tersebut tugas utamanya melakukan koordinasi dengan Satker/
Pengelola Teknis, mengamati visual dan sudut pandang secara keilmuan
tenaga ahli, memberikan bantuan analisis, perhitungan, dan rekomendasi
teknis sesuai dengan keahlian (waktu dan spesifikasi/kualitas), membuat
pelaporan sesuai dengan kerangka acuan kerja.
d) Surveyor: 3 (tiga) orang
(1) Berjumlah 3 (tiga) orang dengan latar belakang pendidikan minimal Diploma
Teknik Sipil Diploma (D3) lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi.
(2) Memiliki sertifikat ketrampilan (SKT) sebagai surveyor dan sertifikat AutoCAD
2D, 3D/3ds Max dan mampu untuk melakukan pengukuran kontur, elevasi
lapangan.
(3) Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga terampil
dalam pengukuran lapangan dan bangunan gedung minimum selama
5 (lima) tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi dengan referensi kerja.
(4) Tenaga tersebut tugas utamanya melakukan koordinasi dengan Satker/
Pengelola Teknis, mengamati visual dan sudut pandang secara keilmuan
tenaga ahli, memberikan bantuan analisis, perhitungan, dan rekomendasi
teknis sesuai dengan keahlian (waktu dan spesifikasi/kualitas), membuat
pelaporan sesuai dengan kerangka acuan kerja.
e) Office Manajer: 1 (satu) orang
(1) Berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan minimal Sarjana
(S1) semua jurusan lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi.
(2) Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga termpil
minimum selama 2 (dua) tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi
dengan referensi kerja.
f) Sekretaris Administrasi/Keuangan: 2 (dua) orang
(1) Berjumlah 2 (dua) orang dengan latar belakang pendidikan minimal Jurusan
Administrasi Diploma Tiga/lulusan Sekolah Menengah Atas (D3/SMA)
lulusan universitas/sekolah atau perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi/sekolah swasta yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi.
(2) Dipersilahkan bagi fresh graduate, yang belum berpengalaman atau yang
telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga terampil di bidang pekerjaan
tersebut dilengkapi dengan referensi kerja.
g) Operator Komputer: 3 (tiga) orang
(1) Berjumlah 3 (tiga) orang dengan latar belakang pendidikan minimal Jurusan
Ilmu Komputer Diploma Tiga/lulusan Sekolah Menengah Atas (D3/SMA)
lulusan universitas/sekolah atau perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi/sekolah swasta yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi.
(2) Dipersilahkan bagi fresh graduate, yang belum berpengalaman atau yang
telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga terampil di bidang pekerjaan
tersebut dilengkapi dengan referensi kerja.
h) Driver: 2 (dua) orang
(1) Berjumlah 2 (dua) orang dengan latar belakang pendidikan minimal lulusan
Sekolah Menengah Atas (SMA/Sederajat) lulusan universitas/sekolah atau
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi/sekolah swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
(2) Dipersilahkan bagi fresh graduate, yang belum berpengalaman atau yang
telah mempunyai pengalaman sebagai tenaga terampil di bidang pekerjaan
tersebut dilengkapi dengan referensi kerja.
E. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan adalah di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
di Jalan H. R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Kuningan Jakarta Selatan sedangkan lokasi
pembangunan Rumah Sakit UPT Vertikal di IKN Provinsi Kalimantan Timur adalah di KIPP-1A
(koordinat -0.970642, 116.703591) dengan luas lahan ± 1,859 Ha.
f. Dalam pelaksanaan kegiatan ini penyedia jasa konsultansi harus dapat menerapkan
standar protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran corona virus disease 2019
(covid-19) dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan ahir kontrak berahir.
H. TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA
1. Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan bertanggung jawab secara profesional atas jasa
konsultansi yang dilakukan sesuai ketentuan kode etik profesi yang berlaku.
2. Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan wajib memenuhi keluaran sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja.
3. Untuk belanja personil tenaga ahli (memilliki SKA) penyedia jasa konsultan wajib membayar
jasa tenaga ahli yang digunakan sesuai dengan Kepmen PU Nomor 524 Tahun 2022
sedamtentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Ahli
Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
4. Untuk belanja personil sub profesional dan tenaga pendukung (Non SKA) penyedia jasa
wajib membayar sesuai dengan standar billing rate INKINDO 2023.
5. Untuk belanja non personil: transport, penginapan, honorarium narasumber penyedia jasa
wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.02/2022 kecuali
yang bersifat (at cost) harus mengikuti ketentuan standar minimum di dalam KAK dalam
pelaksanaanya.
6. Penanggung jawab profesional penyedia jasa konsultansi perencanaan adalah tidak hanya
sebagai konsultan suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli profesional yang
terlibat dalam proses pekerjaan tersebut.
7. Untuk melaksanakan tugasnya, penyedia jasa konsultansi perencanaan harus mencari
informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan olek PPK termasuk melalui
Kerangka Acuan Kerja ini.
8. Penyedia jasa konsultansi perencanaan dalam melaksanakan pekerjaannya dapat meminta
bantuan Tim Pengelola Teknis yang akan memberikan petunjuk dan pengarahan kepada
konsultan untuk mencapai hasil yang optimal guna mendukung kelancaran kerja.
9. Penyedia jasa konsultansi perencanaan harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari PPK, maupun yang dicari
sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi
menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
10. Secara umum tanggung jawab pekerjaan Studi Kelayakan (Feasibility Study), Masterplan,
dan Perencanaan Konstruksi/Detail Engineering Design (DED) adalah minimal sebagai
berikut :
a) Hasil karya yang dihasilkan harus memenuhi pedoman Studi Kelayakan (Feasibility
Study), Masterplan, dan Perencanaan Konstruksi/Detail Engineering Design (DED)
Rumah Sakit yang berlaku dan peraturan/kebijakan pemerintah daerah setempat yang
berlaku.
b) Hasil karya yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang telah
diberikan oleh Pengguna Jasa.
c) Hasil karya yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan Kerangka
Acuan Kerja Pekerjaan Studi Kelayakan (Feasibility Study), Masterplan, dan
Perencanaan Konstruksi/Detail Engineering Design (DED) yang berlaku untuk rumah
sakit.
11. Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan harus menyediakan 1 (satu) tim lengkap yang akan
berkantor di Kementerian Kesehatan sehingga proses pelaksanaan pekerjaan bisa dikontrol,
efektif dan efisien.
I. BIAYA
Biaya pekerjaan Studi Kelayakan (Feasibility Study), Masterplan, dan Perencanaan Konstruksi
(DED) Rumah Sakit UPT Vertikal di Ibu Kota Negara Provinsi Kalimantan Timur dan tata cara
pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan Konsultan
pekerjaan Studi Kelayakan (Feasibility Study), Masterplan, dan Perencanaan Konstruksi (DED)
sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri dari :
1. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
2. Materi dan penggandaan laporan/ dokumen pekerjaan
3. Pembelian dan atau sewa peralatan kerja
4. Sewa kendaraan
5. Biaya rapat-rapat
6. Perjalanan (lokal maupun luar kota)
7. Jasa dan overhead pelaksanaan kerja
8. Pajak dan iuran daerah lainnya
Pembayaran untuk penyusunan studi kelayakan, penyusunan masterplan dan perencanaan
teknis (DED) adalah dengan secara bertahap berdasarkan capaian tahapan pekerjaan dengan
komposisi sesuai dengan Peraturan pemerintan No 16 Tahun 2021 sebagai berikut:
1. Konsep Perencanaan (15%)
2. Pra Rencana Teknis (20%)
3. Pengembangan Rencana (25%)
4. Rencana Detail (20%)
5. Dokumen Pelelangan (5%)
6. Laporan Pengawasan Berkala (15%)
J. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan Pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan, Masterplan, dan
Perencanaan Konstruksi/ (DED) Rumah Sakit UPT Vertikal di IKN Provinsi Kalimantan Timur
dibebankan pada DIPA Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI.
Klasifikasi TA &
Jml
No Kualifikasi Tingkat Pendidikan Pengalaman Kode SKA
Orang
(tahun)
I. TENAGA AHLI
A. Team Leader
Tenaga Ahli
Koordinator Studi
1. S1-Teknik Arsitektur Madya (7 tahun) (101) 1,00
Kelayakan
S1-Teknik Mesin/Teknik
3. Ahli MEP Madya (5 tahun) (301)/(401) 1,00
Elektro
S1-Teknik
5. Ahli Geoteknik Madya (5 tahun) (216) 1,00
Sipil/Geologi/Geofisika
Tenaga Ahli
S1-Teknik
3. Ahli Struktur Sipil/Struktur/Bangunan Madya (5 tahun) (201) 1,00
Gedung
S1-Teknik Mesin/Teknik
6. Ahli MEP Madya (5 tahun) (301)/ (401) 1,00
Elektro
Tenaga Ahli Sub Profesional
Koordinator Perencanaan
S1-Teknik
2. Tenaga Ahli Struktur Sipil/Struktur/Bangunan Utama (7 tahun) (201) 1,00
Gedung
(301)/(302)/
3. Tenaga Ahli MEP S1-Teknik Mesin/Elektro Utama (7 tahun) 1,00
(401)
S1-Teknik
3. Ahli Struktur Sipil/Struktur/Bangunan Madya (5 tahun) (201) 3,00
Gedung
S1-Teknik
Ahli Teknik Sanitasi dan
6. Lingkungan/Teknik Madya (5 tahun) (503) 1,00
Limbah
Penyehatan
13. Ahli Desain Interior S1-Desain Interior Madya (5 tahun) (102) 1,00
S1-Teknik Arsitektur
14. Ahli Arsitektur Lansekap Madya (5 tahun) (103) 1,00
Lansekap
S1-Teknik
16. Ahli Cost Estimator Sipil/Struktur/Bangunan Madya (5 tahun) (201) 1,00
Gedung
Non SKA
Memiliki Sertifikat
S2-Teknik Green
3. Ahli Green Building - 2,00
Arsitektur/Teknik Sipil Building/Anggota
GBCI/IABH
(5 tahun)
Non SKA
4. Ahli Alat Kesehatan S1/D4-Elektromedik - 1,00
(6 tahun)
Non SKA
5. Ahli Fisika Medik S1/D4-Fisika Medik - 1,00
(6 tahun)
Non SKA
6. Ahli Geoteknik S1/D4-Teknik Geoteknik - 1,00
(6tahun)
Asisten Ahli :
Non SKA
1. Asisten Arsitektur S1/D4-Teknik Arsitektur - 4,00
(5 tahun)
S1/D4-Teknik Non SKA
2. Asisten Struktur - 3,00
Sipil/Struktur (5 tahun)
Non SKA
3. Asisten Mekanikal S1/D4-Teknik Mesin - 2,00
(5 tahun)
Non SKA
4. Asisten Elektrikal S1/D4-Teknik Elektro - 2,00
(5 tahun)
Non SKA
Memiliki: SKT &
5. Asisten Interior S1/D4-Desain Interior - 1,00
Sertifikat CAD/3ds
Max/ (5 tahun)
Non SKA
7. Asisten K3 S1/D4-Teknik - 1,00
(5 tahun)
Non SKA
Memiliki: SKT &
Operator CAD/CAM D3-Teknik Sipil/Teknik Sertifikat
1. - 4,00
Arsitektur Arsitektur AutoCAD, 3D/3ds
Max
(3 tahun)
Non SKA
Memiliki: SKT &
Operator CAD/CAM D3-Teknik Sipil/Teknik Sertifikat
2. - 2,00
Struktur Arsitektur AutoCAD, 3D/3ds
Max/SAP 2000
(3 tahun)
Non SKA
Memiliki: SKT &
D3-Teknik Mesin/Teknik Sertifikat
3. Operator CAD/CAM MEP - 3,00
Elektro AutoCAD, 3D/3ds
Max
(3 tahun)
Non SKA
Memiliki: SKT
Surveyor &
4. Surveyor D3-Teknik Sipil - 3,00
Sertifikat CAD/3ds
Max
(5 tahun)
Non SKA
5. Office Manager S1 semua jurusan - 1,00
(2 tahun)
Sekretaris
6. D3 Administrasi/SMA - - 2,00
Administrasi/Keuangan
7. Operator Komputer D3 Komputer/SMA - - 3,00
8. Driver SMA/sederajat - - 2,00
L. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL
Tabel K. 2. Biaya Langsung Non Personil
5. Uji parameter Kualitas Air Tanah dalam dan Air Permukaan 20 titik
Studi Kelayakan
Master Plan RS
a. gambar detail arsitektur, struktur, MEP, interior dan lansekap A1 dijilid 1,00
gambar detail arsitektur, struktur, MEP, interior dan lansekap A3 dijilid 10,00
13. Hard Disk External 2 TB (Studi Kelayakan, Master Plan, DED) buah 3,00
M. PROGRAM KERJA
Penyedia Jasa pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan, Masterplan, dan Perencanaan
Konstruksi/DED Rumah Sakit UPT Vertikal di IKN Provinsi Kalimantan Timur harus menyusun
program kerja minimal meliputi :
1. Rencana jadwal kegiatan secara detail.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin ilmu dan keahliannya).
NO KRITERIA
2 Kualitas metodologi
a. Ketepatan analisis yang disampaikan dan langkah pemecahan yang diusulkan
untuk mencapai tujuan (tercapainya pembangunan gedung rumah sakit yang
berkonsep "smart Hospital" dan berwawasan lingkungan).
- identifikasi keluaran
- analisis permasalahan terkait keluaran
- langkah-langkah pemecahan masalah tersebut
- keterkaitan langkah-langkah dengan tujuan pekerjaan
b. Konsistensi antara metodologi dan rencana kerja untuk mencapai tujuan
- keselarasan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut dengan metode
kerja
- keselarasan metode kerja dengan rencana kerja yang ditawarkan
- keselarasan rencana kerja (rencana jadwal pengerahan tenaga, peralatan
serta jenis dan tahapan pekerjaan) yang ditawarkan dengan tujuan pekerjaan
c. Apresiasi terhadap inovasi untuk mencapai tujuan
- terdapat inovasi dalam metodologi yang ditawarkan
- terdapat hubungan inovasi dengan tujuan pekerjaan
- Inovasi yang ditawarkan meningkatkan kinerja tujuan pekerjaan
d. Dukungan data untuk mencapai tujuan
(Uraian data apa saja yang diusulkan dan bagaimana mendapatkannya)
e. Uraian tugas tenaga ahli untuk mencapai tujuan
- Spesifikasi dan jumlah tenaga ahli
- uraian tugas tenaga ahli
- uraian wewenang tenaga ahli
f. Program kerja, jadwal pekerjaan dan jadwal penugasan untuk mencapai tujuan
- Program kerja
- Jadwal kerja dan penyerahan keluaran pekerjaan
- Jadwal penugasan
g. Organisasi proyek untuk mencapai tujuan dan terlaksananya rencana kerja
h. Fasilitas penunjang untuk mencapai tujuan
- Tenaga, Alat dan Lokakarya
a. Penyajian seluruh hasil kerja sesuai keluaran yg diminta dan usulan lainnya
- Penyajian analisis-analisis
- Laporan dan lampirannya
- Gambar dan penjelasannya
b. Penyajian spesifikasi teknis dan perhitungan teknis
- spesifikasi teknis
- perhitungan teknis
c. Penyajian laporan-laporan:
- laporan konsep perancangan
- laporan pra desain
- laporan pengembangan perancangan
- laporan rancangan detail
- Laporan Studi Kelayakan RS dan Masterplan RS serta lampirannya
- Laporan Lokakarya
d. Gagasan baru untuk peningkatan kualitas pekerjaan dan keluaran serta
percepatan waktu kerja
R. PENUTUP
1. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut
oleh Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan dan/atau Tim Teknis sepanjang keluaran akhir
dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif, baik jenis
kertas, tulisan, maupun sampul minimal mengikuti standar pelaporan yang berlaku.