Anda di halaman 1dari 115

LAPORAN

PERENCANAAN

JASA KONSULTANSI PERENCANAAN


PENGADAAN PRASARANA AIR BERSIH UNTUK RUMAH SAKIT

RSUD DATOE BINANGKANG


KAB. BOLAANG MONGONDOW

2020
Puji Syukur atas kehadirat Allah Subhannallahu wata’ala, karena dengan ijin dan rahmat-
Nya LAPORAN PERENCANAAN ini dapat kami susun sebagai bagian dari produk perencanaan
sekaligus persyaratan untuk Pekerjaan Perencanaan Sarana Air Bersih Untuk Rumah Sakit. Didalam
laporan ini kami selaku Konsultan Perencana memuat informasi-informasi strategis dari proses
perancangan yang akan dan telah dilaksanakan.

Kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kab. Bolaang Mongondow yang dalam hal ini
adalah RSUD Datoe Binangkang Kab. Bolaang Mongondow atas kepercayaannya kepada kami
untuk melaksanakan kegiatan pekerjaan ini

Semoga isi dari laporan ini bermanfaat bagi pembangunan di Kab. Bolaang Mongondow
kedepannya, khususnya dalam hal perencanaan terutama yang berkaitan langsung dengan
pekerjaan kali ini. Dan kemudian semoga dapat dijadikan bahan pemantauan serta evaluasi untuk
pengembangan kesisi lebih baik.

Hormat Kami,
CV. TU7UH DIMENSICONSULTANT

Qadri Djafar Thalani, ST


Direktur

LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih


i
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………. 1

BAB II
GAMBARAN UMUM ………………………………………………………………………………………………. 5

BAB III
RENCANA KERJA …………………………………………………………………………………………………… 26

BAB IV
METODOLOGI ……………………………………………………………………………………………………….. 46

BAB V
HASIL PERENCANAAN ………………………………………………………………………………………… 74

BAB VI
PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………………….. 104

LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih


Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang) ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan
manusia. Oleh karenanya air bersih mutlak harus tersedia dalam kuantitas (jumlah) dan kualitas
yang memadai (Permen PU No. 20, 2006). Penyediaan air bersih sangat berhubungan dengan
jumlah air baku yang tersedia, karena air baku tersebut yang akan diolah menjadi air bersih
dan selanjutnya didistribusikan. Jumlah air baku tersebut harus memenuhi berbagai syarat,
salah satunya adalah syarat kontinuitas, dimana air baku disuatu lokasi harus selalu tersedia
untuk diolah menjadi air bersih. Penyelenggaraan pelayanan air bersih merupakan tanggung
jawab pemerintah daerah sesuai dengan kebijakan otonomi daerah yang diterapkan. Namun,
pemerintah pusat dapat mendukung pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pelayanan
publik terutama pelayanan penyediaan air bersih sehingga tujuan yang terdapat dalam
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 dapat tercapai yaitu terciptanya pengelolaan dan
pelayanan air bersih (minum) yang berkualitas dengan harga terjangkau, tercapainya
kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan, serta
meningkatnya efisiensi dan cakupan pelayanan air bersih. Penyusunan rencana induk sistem
penyediaan air bersih/minum di RSUD Datoe Binangkang Kab. Bolaang Mongondow
dimaksudkan untuk merencanakan pengembangan sistem penyediaan air bersih/minum secara
umum yang dapat menjadi pedoman bagi Pemerintah Kab. Bolaang Mongondow dalam
mengembangkan sistem penyediaan air minum. RSUD Datoe Binangkang Kab. Bolaang
Mongondow belum memiliki rencana/rancangan induk pengembangan sistem penyediaan air
bersih/minum. Oleh karena itu, Pemerintah Kab. Bolaang Mongondow melalui RSUD Datoe
Binangkang Kab. Bolaang Mongondow memerlukan rencana induk penyediaan air minum untuk
menjamin ketersediaan air minum di RSUD Datoe Binangkang Kab. Bolaang Mongondow itu
sendiri.

Penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak masyarakat yang harus
dipenuhi oleh pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Ketersediaan air

1
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
bersih merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana
diharapkan dengan ketersediaan air bersih dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Sistem jaringan penyediaan air bersih menjadi hal utama untuk menunjang
terpenuhinya penyediaan air bersih di Kab. Bolaang Mongondow Khususnya di UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Kab. Bolaang Mongondow. Pada saat ini kondisi sistem jaringan
penyediaan air bersih di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Bolaang Mongondow dalam
kondisi yang belum memadai. Pada beberapa tempat masih terdapat kebocoran-kebocoran
yang mengakibatkan genangan genangan air. Hal ini mengakibatkan terbuang percumanya
air bersih dan tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih. Penyedia jasa perencanaan prasarana
air bersih untuk Rumah Sakit perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh sehingga mampu
menghasilkan karya perencaan teknis air bersih yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku professional.

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud kegiatan Perencanaan ini adalah Memberikan gambaran umum menyangkut komponen
perencanaan berupa Gambar Perencanaan, Rencana Anggaran Biaya dan Rencana kerja dan
syarat-syarat teknik dalam pelaksanaan pekerjaan.

Tujuan kegiatan perencanaan ini adalah untuk menghasilkan produk yang berkualitas yang
sesuai dengan kaidah-kaidah arsitektural, struktural dan mekanikal & elektrikal serta kaidah
administratif yang telah ditentukan oleh perencana maupun oleh peraturan lokal, regional
maupun nasional.

Dengan kerangka maksud dan tujuan tersebut diatas, maka dibutuhkan mekanisme dan
prosedur perencanaan teknis yang akan dikoordinir oleh seorang yang ahli pada bidangnya.

I.3 RUANG LINGKUP PERENCANAAN


Secara umum lingkup Perencanaan mencakup 5 hal pokok yaitu :
1. Membuat konsep perencanaan;
2. Menggambar Denah, Tampak, Potongan, Detail-detail struktur;
3. Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB);
4. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);

2
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
5. Membuat Laporan Perencanaan.

I.4 JUDUL PAKET PEKERJAAN


Nama Paket : Perencanaan Pengadaan Prasarana Air Bersih Untuk Rumah Sakit
Lokasi : RSUD Datoe Binangkang Kab. Bolaang Mongondow
Waktu Pekerjaan : 45 Hari Kalender (jenis kontrak lumpsum)
Sumber Dana : DAK
Tahun Anggaran : 2020

I.5 ORGANISASI PENGGUNA JASA


Nama Organisasi : RSUD Datoe Binangkang Kab. Bolaang Mongondow
Nama PPK : dr. Debby Cinthia Dewi Kulo, M.Kes

I.6 METODOLOGI PENGUMPULAN DATA


Selanjutnya berdasarkan atas rekomendasi dari pemberi tugas yang didapatkan Konsultan
selama tahap persiapan, khususnya metode survey, akan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
1. Data Primer, melakukan survey lapangan tentang kondisi lokasi perencanaan.
2. Data Sekunder, melakukan survey ke Instansi terkait serta kelembagaan formal maupun
non-formal termasuk pengumpulan data harga satuan provinsi dan kabupaten untuk
bahan, material, dan upah tenaga kerja serta harga satuan transportasi.
3. Melakukan kajian Studi Literatur
- Standar, Norma, Pedoman, dan Manual
- Petunjuk Teknis
- dan Lain-lain

I.7 METODOLOGI PEKERJAAN


Secara garis besar metodologi pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
- Koordinasi dan pengumpulan data yang diperlukan.
- Pengumpulan informasi harga satuan barang, upah, dan material dasar tiap daerah di
yang menjadi lokasi survei termasuk harga satuan transportasi material dan personil untuk
mencapai lokasi survei.

3
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
- Penyusunan analisis harga satuan sesuai koefisien harga satuan terbaru 2019.
- Survey lokasi pekerjaan untuk mendapatkan gambaran umum daerah studi dan kondisi
existing.
- Survey lapangan dengan menggunakan GPS, Kamera serta alat ukur theodolite dan
meteran.
- Kajian standard dan spesifikasi teknis pekerjaan sipil.
- Melakukan analisa struktur.
- Gambar perencanaan.
- Perhitungan kebutuhan biaya investasi berupa perhitungan rancana anggaran biaya
(RAB) pelaksanaan.

4
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
BAB II
GAMBARAN UMUM
II.1 LATAR BELAKANG
a. Otonomi Daerah
Otonomi Daerah artinya adalah “hak, wewenang, dan kewajiban” daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan masyarakat setempat, sesuai dengan
peraturan perundang undangan. Hal ini mengandung suatu makna bahwa dalam urusan
pemerintahan pusat yang menjadi kewenangan pusat tidaklah mungkin bisa di lakukan
dengang sebaik-baiknya oleh pemerintah pusat guna kepentingan pelayanan umum
pemerintahan dan kesejahteraan rakyat di semua daerah.

b. Daerah Otonomi
Daerah Otonom artinya adalah “kesatuan masyarakat hukum-hukum yang mempunyai batas-
batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri, bedasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Bedasarkan rumusan di atas terdapat unsur-unsur
yang terkandung dalam daerah otonom adalah sebagai berikut :
▪ Unsur Batas Wilayah
Artinya adalah bahwa suatu daerah harus mempunyai wilayah dengan batas-batas yang
jelas sehingga dapat dibedakan antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Sebagai
suatu kesatuan masyarakat hukum, batas suatu wilayah adalah sangat penting dan
menentukan untuk menjamin kepastian hukum bagi pemerintah dan masyarakat dalam
melakukan interaksi hukum, misalnya dalam penetapan kewajiban tertentu sebagai warga
masyarakat serta pemenuhan hak-hak masyarakat sebagai warga masyarakat serta
pemenuhan masyarakat terhadap fungsi pelayanan umum pemerintahan dan peningkatan
kesejahteraan secara luas kepada masyarakat setempat.
▪ Unsur Kepemerintahan
Dalam unsur pemerintahan ini, elemen pemerintah daerah adalah meliputi pemerintahan
daerah dan lembaga DPRD segbagai penyelenggara pemerintahan daerah. Eksistensi

5
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
pemerintahan di daerah, berlandaskan atas “legitimasi” (seberapa jauh masyarakat mau
menerima dan mengakui kewenangan, keputusan atau kebijakan yang diambil oleh seorang
pemimpin), Undang-undang yang memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah,
untuk menjalankan urusan pemerintahan yang berwenang mengatur bedasarkan
kreativitasnya sendiri.
▪ Unsur Masyarakat
Dalam unsur masyarakat ini, masyarakat sebagai elemen pemerintahan yang dalam artian
merupakan kesatuan masyarakat hukum, baik “gemeinschaft” (biasanya terdapat pada
masyarakat desa) maupun “gesselschaft” (kehidupat masyarakat yang ditandai dengan
perhitungan untung rugi/kota), jelas mempunyai tradisi, kebiasaan, dan istiadat yang turut
mewarnai sistem pemerintahan daerah, mulai dari bentuk cara berpikir, bertindak, dan
kebiasaan tertentu dalam masyarakat.

II.2 PROFIL KAB. BOLAANG MONGONDOW


a. Sejarah Singkat
Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan salah satu daerah otonom dalam wilayah Provinsi
Sulawesi Utara yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1822). Di tahun 2005 Kabupaten Bolaang Mongondow terbagi dalam beberapa
wilayah kecamatan dengan ibukota Kabupaten terletak di Kec. Kotamobagu yang juga
merupakan pusat pemerintahan, pelayanan kesehatan dan pendidikan. Proses
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan
di Kabupaten Bolaang Mongondow yang berlangsung selama ini, selain telah menghasilkan
kemajuan yang cukup signifikan. Semangat otonomi daerah juga telah menciptakan perubahan
besar dalam tatanan kepemerintahan serta telah memberikan nuansa baru dalam proses
Penyelenggaraan Pemerintahan.

Dilihat dari sejarah Kabupaten Bolaang Mongondow, maka berdasarkan data Pemerintah
kabupaten Bolaang Mongondow disebutkan bahwa Penduduk asli Bolaang Mongondow
berasal dari keturunan Gumalangit dan Tendeduata serta Tumotoibokol dan Tumotoibokat,
awalnya mereka tinggal di gunung Komasaan (Bintauna). Kemudian menyebar ke timur di tudu

6
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
in Lombagin, Buntalo, Pondoli’, Ginolantungan sampai ke pedalaman tudu in Passi, tudu in
Lolayan, tudu in Sia’, tudu in Bumbungon, Mahag, Siniow dan lain-lain. Peristiwa perpindahan
ini terjadi sekitar abad 8 dan 9. Nama Bolaang berasal dari kata “bolango” atau “balangon”
yang berarti laut. Bolaang atau golaang dapat pula berarti menjadi terang atau terbuka dan
tidak gelap, sedangkan Mongondow dari kata ‘momondow’ yang berarti berseru tanda
kemenangan.

Seiring dengan Nuansa Reformasi dan Otonomi Daerah, telah dilakukan pemekaran wilayah
dengan terbentuknya Kabupaten Bolaang Mongondow Utara melalui Undang-Undang RI No.
10 Tahun 2007 dan Kota Kotamobagu melalui Undang-Undang RI No. 4 Tahun 2007 sebagai
hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow. Tujuan utama pembentukan Kab.
Bolmong Utara dan Kota Kotamobagu adalah untuk memajukan daerah, membangun
kesejahteraan rakyat, memudahkan pelayanan, dan memobilisasi pembangunan bagi
terciptanya kesejahteraan serta kemakmuran rakyat totabuan.

Semangat untuk memperoleh kesetaraan pemerintahan, ekonomi, sosial dan politik telah
membawa Kabupaten Bolaang Mongondow mekar menjadi 4 Kabupaten dan 1 Kota yang
menyebabkan berpindahnya ibukota pemerintahan dari Kecamatan kotamobagu ke Ibukota
yang baru yaitu di kecamatan Lolak, ditandai dengan terbitnya Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Kotamobagu, Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, serta Undang-undang Nomor 30 Tahun
2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

b. Geografis
Secara astronomis, Kabupaten Bolaang Mongondow terletak pada 00º15’46” - 01º15’38”
Lintang Utara dan antara 123º07’26” - 124º41’46” Bujur Timur. Berdasarkan posisi
geografisnya, Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan salah satu kabupaten yang terletak
di Propinsi Sulawesi Utara dan memiliki batas-batas: Utara – Laut Sulawesi; Selatan – Kab.
Bolaang Mongondow Selatan dan Kab. Bolaang Mongondow Timur; Barat – Kab. Bolaang
Mongondow Utara; Timur – Kab. Minahasa Selatan dan Kab. Minahasa Tenggara.

7
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Peta Kabupaten Bolaang Mongondow 1

Gambar. Persentase Luas Wilayah Menurut Kecamatan 2

1. Sumber Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow dalam angka (2019)
2. Sumber Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow dalam angka (2019)

LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih


Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)

8
II.3 PEDOMAN UMUM RUMAH SAKIT
a. Umum
Dalam rangka pembangunan nasional Tahun 2009-2014, peningkatan akses masyarakat
terhadap layanan kesehatan yang berkualitas merupakan salah satu agenda dari upaya
mewujudkan Indonesia yang sejahtera. Dalam rangka menunjang sasaran tersebut, maka harus
didukung dengan upaya peningkatan kualitas fasilitas kesehatan. Berdasarkan Undang-
Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa salah satu sumber daya
dibidang kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan, dimana pasal 1 poin mendefinisikan
bahwa fasilitas pelayanan kesehatan suatu alat dan/ atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian
dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
pasal 5 menyebutkan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi penyelenggaraan pelayanan
pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Selanjutnya undang-Undang No. 44 tahun 2009 pasal 7 menyebutkan bahwa rumah sakit harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan
peralatan. Pada pasal 10 disebutkan bahwa Ruang Gawat Darurat adalah salah satu ruang
yang disyaratkan harus ada pada bangunan rumah sakit, yang merupakan Ruang pelayanan
khusus yang menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24
jam.

Kesehatan adalah salah satu kebutuhan manusia yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupannya. Pada kenyataannya, kesehatan menjadi tolok ukur atau parameter kinerja
manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya. Sehingga manusia pada saat ini terdorong
untuk mulai memperhatikan kesehatannya. Namun pada kenyataannya kebutuhan akan
kesehatan ini kurang didukung oleh fasilitas yang sudah tersedia. Banyak lembaga kesehatan
yang kurang memadai dan tidak bisa menjangkau masyarakat secara umum. Salah satu
fasilitas penunjang untuk memenuhi kesehatan masyarakat adalah dengan adanya Rumah sakit.
Berikut macam-macam rumah sakit berdasarkan tipenya :

9
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
1. Rumah Sakit Umum Kelas A
Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis secara Luas. Rumah sakit kelas A ditetapkan
sebagai tempat pelayanan rumah sakit rujukan tertinggi (Top Referral hospital) atau
rumah sakit pusat.
2. Rumah Sakit Umum Kelas B
Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit umum kelas B didirikan
disetiap ibukota propinsi (propincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari
rumah sakit kabupaten.
3. Rumah Sakit Umum Kelas C
Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,
pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah sakit umum
kelas C akan didirikan disetiap ibukota kabupaten (regency hospital) yang menampung
pelayanan rujukan dari puskesmas.
4. Rumah Sakit Umum Kelas D
Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada suatu
saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit umum kelas C. Kemampuan rumah sakit kelas
D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Rumah sakit
umum kelas D juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari puskesmas. Rumah
sakit umum kelas D terbagi lagi menjadi 2 yakni rumah sakit umum kelas D dan Rumah
sakit umum kelas D Pratama.

b. Arsitektur Bangunan
Bangunan ruang gawat darurat terletak dilantai dasar dengan akses masuk yang mudah
dicapai terutama untuk pasien yang datang dengan menggunakan ambulan. Pintu masuk
bangunan ruang gawat darurat harus terpisah dengan pintu utama masuk rumah sakit atau
dengan pintu masuk untuk pasien rawat jalan/ poliklinik. atau pintu masuk bangunan penunjang
rumah sakit. Lokasi bangunan ruang gawat darurat harus dapat dengan mudah dikenal dari
jalan raya baik dengan menggunakan pencahayaan lampu atau tanda arah lainnya. Rumah
Sakit yang memiliki tapak berbentuk memanjang mengikuti panjang jalan raya, maka pintu

10
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
masuk ke area IGD disarankan terletak pada pintu masuk yang pertama kali ditemui oleh
pengguna kendaraan untuk masuk ke area rumah sakit. Bangunan ruang gawat darurat
disarankan terletak berdekatan dengan bagian penerimaan pendaftaran (admission), bagian
keuangan dan bagian rekam medik, atau memiliki bagian-bagian tersebut secara terpisah.
Pada malam hari, bangunan ruang gawat darurat akan merupakan pintu masuk utama ke
rumah sakit bagi masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.

Gambar. Contoh Tata Letak Ruang Pada Rumah Sakit

c. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit


Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit.
Namun mengingat bahwa rumah sakit merupakan tempat tindakan dan perawatanorang sakit
maka kualitas dan kuantitasnya perlu dipertahankan setiap saat agar tidak mengakibatkan

11
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
sumber infeksi baru bagi penderita. Tergantung pada kelas rumah sakit dan berbagai jenis
pelayanan yang diberikan mungkin beberapa rumah sakit harus melakukan pengolahan
tambahan terhadap air minum dan air bersih yang telah memenuhi standar nasional, misalnya
bila air bersih digunakan sebagai bahan baku air untuk dianalisa pada proses mesin pencuci
ginjal.

1. Pengertian Dan Dampak


Yang dimaksud air minum dan air bersih dalam hal ini adalah air yang memiliki kualitas
minimal sebagaimana dalam lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 tahun 1990.
Sedangkan dampak terbagi dua, yaitu : 1. Dampak positif berupa penurunan penyakit yang
dapat ditularkan melalui air atau penyakit yang ditularkan karena kegiatan mencuci dengan
air, kebersihan lingkungan, alat-alat termasuk kebersihan pribadi, 2. Dampak negatif,
misalnya meningkatnya penyakit yang ditularkan melalui air dan kegiatan mencuci dengan
air, kesehatan lingkungan dan pribadi kurang terpelihara.

2. Kebutuhan Air Minuman dan Air Bersih


Jumlah kebutuhan air minum dan air bersih untuk rumah sakit masih belum dapat ditetapkan
secara pasti. Jumlah ini tergantung pada kelas dan berbagai pelayanan yang ada di rumah
sakit yang bersangkutan. Makin banyak pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut,
semakin besar jumlah kebutuhan air. Di lain pihak, semakin besar jumlah tempat tidur,
semakin rendah proporsi kebutuhan air per tempat tidur. Secara umum, perkiraan kebutuhan
air bersih didasarkan pada jumlah tempat tidur. Kebutuhan minimal air bersih 500 liter per
tempat tidur per hari.

3. Standar Kualitas Air Bersih


Melalui Permenkes No. 416 tahun 1990 telah ditetapkan syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas di Indonesia. Walau dalam penerapannya secara umum masih menimbulkan
masalah namun khusus untuk rumah sakit seyogyanya sudah tidak ada masalah lagi.

4. Sumber Air Bersih


Berbagai sumber untuk penyediaan air bersih antara lain sungai, danau, mata air, air tanah
dapat digunakan untuk kepentingan kegiatan rumah sakit dengan ketentuan harus memenuhi

12
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
persyaratan, baik dari segi konstruksi sarana, pengolahan, pemeliharaan, pengawasan
kualitas dan kuantitas. Sebaiknya rumah sakit mengambil air PAM karena akan mengurangi
beban pengolahan sehingga tinggal beban pengawasan kualitas airnya. Bila PAM tidak
tersedia di daerah tersebut, pilihan yang ada sebaiknya air tanah menjadi pilihan utama
terutama bila keadaan geologi cukup baik karena air tanah tidak banyak memerlukan
pengolahan dan lebih mudah didesinfeksi dibanding air permukaan disamping juga
kualitasnya relativ lebih stabil. Bila air tanah juga tidak mungkin, terpaksa harus
menyediakan pengolahan air permukaan. Untuk membangun sistem pengolahan perlu
mempertimbangkan segi ekonomi, kemudahan pengolahan, kebutuhan tenaga untuk
mengoperasikan sistem, biaya operasi dan kecukupan supply baik dari segi jumlah maupun
mutu air yang dihasilkan.

5. Pengelolaan Air Bersih


Pengolahan air bervariasi tergantung pada karakteristik asal air dan kualitas produk yang
diharapkan, mulai dari cara paling sederhana, yaitu dengan chlorinasi sampai cara yang
lebih rumit. Makin jauh penyimpangan kualitas air yang masuk terhadap Permenkes No. 146
tahun 1990 semakin rumit pengolahan yang dilakukan. Pengolahan-pengolahan yang
mungkin dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
- Tanpa pengolahan (mata air yang dilindungi).
- Chlorinasi.
- Pengolahan secara kimiawi dan chlorinasi (landon air).
- Penurunan kadar besi dan chlorinasi (air tanah).
- Pelunakan dan chlorinasi (air tanah).
- Filtrasi pasir lambat (FPL) dan chlorinasi (sungai daerah pegunungan).
- Pra-pengolahan→FPL→Chlorinasi (air danau/waduk).
- Koagulasi→Flokulasi→Sedimentasi→Filtrasi→Chlorinasi (sungai).
- Aerasi→Koagulasi→Flokulasi→Sedimentasi→Filtrasi→Chlorinasi(sungai/danau
dengan kadar oksigen terlarut rendah).
- Pra-pengolahan→Koagulasi→Flokulasi→Sedimentasi→Filtrasi→Chlorinasi (sungai
yang sangat keruh).
- Koagulasi→Flokulasi→Sedimentasi→Filtrasi→Pelunakan→Chlorinasi (sungai).

13
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
6. Pengawasan Kualitas Air di Rumah Sakit
Tujuan pengawasan kualitas air di rumah sakit adalah terpantau dan terlindungi secara
terus menerus terhadap penyediaan air bersih agar tetap aman dan mencegah penurunan
kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu/membahayakan kesehatan serta
meningkatkan kualitas air. Adapun sasaran pengawasan kualitas air ini terutama ditujukan
kepada semua sarana penyediaan air bersih yang ada di rumah sakit beserta jaringan
distribusinya baik yang berasal dari PDAM/BPAM maupun dikelola oleh rumah sakit yang
bilamana timbul masalah akan memberi risiko kepada orang-orang yang berada dalam
lingkup rumah sakit (pasien, karyawan, pengunjung). Perlindungannya ditujukan kepada
mulai dari PDAM dan air baku yang akan diolah (apabila rumah sakit membuat pengolahan
sendiri) sampai air yang keluar dari kran-kran dimana air diambil.

7. Sistem Distribusi Air dalam Bangunan Rumah Sakit


Air dalam rumah sakit didistribusikan secara horizontal dan vertikal. Kran biasanya dipasang
pada tiap dasar sambungan vertikal atau sambungan horizontal sehingga saluran bisa
ditutup bila sedang diadakan perbaikan.
- Sambungan Langsung dari sumber
Sambungan paling sederhana adalah sambungan langsung dari sumber, dimana
tekanan air dari pipa induk digunakan sebagai sumber tekanan untuk mendistribusikan
air ke seluruh gedung rumah sakit. Dengan cara ini mungkin bisa melayani sampai
tingkat 2 atau 3. Bila tekanan tidak memadai atau bangunan bertingkat jamak maka
perlu tekanan tambahan (booster).
- Sambungan Langsung dan booster
Untuk sistem ini dapat dikombinasikan antara pompa dan booster. Kapasitas pompa
harus cukup besar sehingga memenuhi kebutuhan dan bila booster dijalankan tidak
sampai terjadi tekanan negatif. Untuk menghindari tekanan negatif itu perlu
disediakan tangki penampung booster. Tangki ini juga bermanfaat untuk kebutuhan
darurat. Bila pompa booster dipasang tanpa tangka penampung booster maka harus
dipasang saklar yang akan menjalankan pompa bila tekanan turun sampai tingkat
yang telah distel (misalnya 30 psi).

14
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
- Sistem Reservoir
Air dipompa ke reservoir dan didistribusikan secara gravitasi. Distribusi sistem gravitasi
bisa untuk semua gedung atau hanya lantai atas yang tidak terjangkau oleh tekanan
air dari saluran induk. Reservoir bisa dipasang menjadi satu dengan gedung atau
terpisah. Tangki harus tertutup rapat kedap air, anti serangga, tahan terhadap korosi
dan terhadap tekanan. Dipasang pipa ventilasi yang dilengkapi dengan penutup dari
anyaman untuk mencegah pengotoran dan masuknya serangga. Demikian pula pada
pipa tumpahan. Pipa penguras bisa dijadikan satu dengan pipa tumpahan, dipasang
pada dasar tangki sehingga bisa dikuras habis. Pipa masuk ke dalam tangki harus
disediakan “air gap” atau pipa inlet dipasang kira-kira 10 cm diatas pipa tumpahan.
Bila tangkai juga disediakanuntuk pemadam kebakaran, outlet untuk keperluan air
bersih dipasang agak ke atas dari dasar reservoir sehingga reservoir akan tetap
tersedia air untuk keperluan pemadam kebakaran. Tinggi tangki ditetapkan
berdasarkan tekanan minimum yang diperlukan pada outlet tertinggi/terjauh.
Kadang-kadang perlu dipasang penahan tekanan untuk mencegah tekanan
berlebihan pada jaringan distribusi di lantai bagian bawah. Ukuran tangki reservoir
tergantung pada jumlah yang ingin ditandon untuk keperluan sehari-hari dan
pemadam kebakaran, siklus pemompaan, lamanya kebutuhan puncak dalam gedung
dan kecepatan supply air ke dalam gedung selama penggunaan puncak.
- Sistem Tangki Bertekanan
Sistem ini terdiri dari pompa air kompresor udara dan tangki tertutup. Kirakira 2/3
tangki berisi air dan seperti berisi tekanan udara. Air dari tangka langsung
didistribusikan. Sistem ini biasanya digunakan bila tidak mungkin menggunakan sistem
reservoir atau jumlah air yang diperlukan kurang dari 100 gram. Bila menggunakan
sistem ini di bangunan yang tinggi, tekanan udara tinggi dalam tangki menyebabkan
air mengabsorpsi udara yang akan kemudian dilepaskan dalam sistem air panas.
Karena efek tersebut, sistem ini kurang disukai.

8. Kapasitas Air dan Ukuran Pipa dalam Sistem


Jumlah total air yang digunakan di rumah sakit biasanya dinyatakan dalam liter per tempat
tidur per hari. Dasar perkiraan ini bermanfaat untuk menetapkan kecukupan sumber air dan
kemungkinan penyimpanan jangka panjang. Namun hal ini kurang berarti untuk menetapkan

15
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
ukuran pipa sistem distribusi dalam gedung rumah sakit. Untuk menetapkan ukuran pipa perlu
mengetahui puncak pemakaian air. Puncak pemakaian air diperkirakan berdasarkan pada
jenis pasangan plambing dalam gedung dan kemungkinan penggunaan serentak.
- Ukuran Pipa
Untuk menetapkan ukuran pipa adalah dengan menentukan pemakaian serentak. Hal
ini dilakukan dengan mencatat produksi tiap pasangan plambing kemudian
dijumlahkan untuk menentukan perkiraan aliran rata-rata maksimal. Nilai ini
hendaknya juga mempertimbangkan berbagai faktor distribusi, antara lain : rata-rata
supply yang diperlukan tiap pasangan plambing, lamanya pasangan plambing
digunakan dan frekuensi pasangan plambing digunakan. Perhitungan ini bisa juga
dilakukan per cabang distribusi. Penetapan ukuran ini dimaksudkan untuk menjamin
bahwa tiap pasangan plambing yang paling jauh dan atau tinggi tetap dapat
dipasang pengukuran tekanan. Tekanan minimum untuk tiap pasangan untuk kegunaan
sehari-hari, misalnya bathtub, shower, wastafel adalah 8 psi. Untuk penggelontoran,
misalnya WC, diperlukan tekanan 15 – 18 psi. Kecepatan aliran air juga perlu
mendapat perhatian karena aliran akan menimbulkan bising dan kikisan pada pipa
bila kecepatan melebihi 2 ½ m/dt. Biasanya dibatasi sampai 3 m/dt untuk lebih
mempelajari sistem plambing dipersilahkan mempelajari sistem plambing Indonesia.
- Bahan Pipa
Kontaminasi bisa terjadi karena kelarutan pipa oleh bahan kimia tertentu sehingga
dapat menimbulkan gangguan kesehatan/ekonomi. Korosi pipa besi dapat
menimbulkan warna merah. Korosi bahan tembaga bisa terjadi bila pH air dibawah
7 atau karena kecepatan aliran air yang terlalu tinggi sehingga dapat mengikis
pelapis dalam pipa. Tembaga bisa menimbulkan gangguan warna hijau atau biru
pada bak pencuci dan bathtubs. Tembaga dalam konsentrasi cukup kecil mampu
mempercepat korosi logam lain, seperti seng, alumunium atau baja. Efek racun mungkin
bisa menjadi akut bila air yang mengandung tembaga digunakan untuk kegunaan
khusus. Misal di laboratorium, tembaga menimbulkan efek racun pada kultur.
Peningkatan kandungan tembaga dalam darah pasien yang menjalani cuci ginjal
sehingga menyebabkan haemolisis sel darah. Masih banyak lagi kontaminasi air yang
berasal dari pipa, misalnya kadmium, seng, chrom, timah hitam dan lain-lain. Semua
ini hanya untuk menunjukkan bahwa perlu hati-hati dengan kontaminasi bahan pipa.

16
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
9. Pertumbuhan Mikroba dalam Saluran Air
Beberapa efek yang tidak dikehendaki dari pertumbuhan mikroorganisme dalam saluran
antara lain : mengurangi kapasitas saluran, menimbulkan rasa dan bau, merubah warna air
dan menyebabkan korosi. Diperkirakan bahwa hampir 50 % kerak dalam saluran air
adalah residu organik. Bahan yang tidak larut dalam air cenderung untuk terikat pada residu
organik, demikian juga organisme “non slime producing”.Bakteri besi merupakan organisme
pengganggu yang sering dijumpai pada saluran air. Mereka memperoleh tenaga air
oksidasi besi baik dalam bentuk terlarut atau tidak terlarut. Senyawa besi tersebut dapat
menimbulkan endapan dan warna pada air. Actinomycetes diketahui juga menimbulkan
masalah bau, warna dan kotoran air. Actinomycetes merupakan stadium antara bakteri dan
filamen jamur. Mereka dapat menimbulkan bau, terutama dimana saluran air dingin
berdekatan dengan pipa uap atau sumber panas lainnya yang menyebabkan suhu
meningkat melebihi 18°C untuk beberapa lama. Pertumbuhan terjadi semalam (biasanya
malam minggu dimana air berhenti mengalir). Mereka akan banyak timbul bila sumber air
adalah air permukaan karena air permukaan banyak mengandung bahan organik. Untuk
menghancurkan pertumbuhan bakteri dalam saluran dapat menggunakan residu chlorin
bebas 0,5 mg/l. Jika banyak terjadi pertumbuhan organisme “slime forming” dapat
digunakan chlorin dengan dosis lebih tinggi untuk beberapa saat. Actinomycetes dapat
dibunuh dengan chlorin 6,0 – 7,0 mg/l selama satu hari.

10. Desinfeksi Sistem Saluran Air Bersih


Desinfeksi akan lebih efektif bila dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi permukaan
dalam pipa sebelum dan selama dipasang. Pipa hendaknya disimpan di tempat bersih dan
tiap ujung hendaknya ditutup. Sistem harus diglontor keseluruhan sebelum didesinfeksi.
Metoda penambahan larutan chlorin terus menerus merupakan cara terbaik untuk sistem
perpipaan. Ketika air mengalir ke dalam sistem ditambahkan larutan chlorin terus menerus
hingga mencapai konsentrasi minimum 50 mg/l. Kran-kran dibuka untuk mengetahui bahwa
semua saluran telah terisi air dengan air yang mengandung chlorin. Air chlorin ditahan
dalam pipa selama 24 jam, setelah itu dilakukan tes untuk melihat bahwa masih terdapat
chlorin dengan dosis 25 mg/l. Sistem kemudian diglontor sehingga residu chlorin bebas
tinggal 1 mg/l. Setelah dichlorinasi, perlu dilakukan tes bakteriologi (coli). Untuk ini
hendaknya menghubungi dinas kesehatan atau laboratorium kesehatan lingkungan atau

17
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
mungkin laboratorium rumah sakit dapat melakukannya sendiri. Bila coliform masih ada
perlu desinfeksi ulang. Berbagai bentuk chlorin dapat digunakan. Larutan chlorin yang
dibuat dari gas cukup berbahaya. Hipochlorite biasanya lebih aman. Kalsium hipochlora
adalah granula yangmengandung 70 % chlorin. Granula ini dicampur air untuk
mendapatkan larutan chlorin. Larutan diteteskan ke dalam air dengan kecepatan yang
tepat. Untuk mendapatkan dosis tertentu dapat dilihat pada tebal dibawah atau dapat
menggunakan formula sebagai berikut :

Tabel. Jumlah Kalsium Hipochlorit per 4000 liter larutan desinfeksi

Karena sodium chlorin berupa larutan, dapat diteteskan ke dalam air dengan chemical
feeder pump.

11. Pengendalian Sambungan Silang


Sambungan silang dalam sistem perpipaan merupakan potensi bahaya yang serius.
Sambungan silang merupakan jalan masuk kontaminan ke dalam air bersih. Sambungan

18
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
silang dapat terjadi pada dua sistem bersambungan disertai adanya perbedaan tekanan
yang akan membawa kontaminan ke dalam air bersih. Sambungan itu bisa terjadi karena
dua sistem perpipaan bersambungan antara lain melalui selang yang memanjang masuk
ke dalam bak yang penuh dengan larutan kontaminan. Karena adanya racuum dalam
saluran air bersih, tekanan atmosfir menekan larutan kontaminan masuk ke dalam saluran
air bersih atau bisa juga terjadi karena tekanan dalam larutan kontaminan lebih besar
maka kontaminan masuk ke dalam saluran air bersih.
- Kondisi kehilangan tekanan yang menyebabkan aliran balik
Kondisi kehilangan tekanan yang menyebabkan aliran balik kran apabila kran bocor
atau dibiarkan terbuka setelah air pendingin diisi maka terjadilah sambungan silang
karena tekanan pada air pendingin lebih tinggi dibanding saluran air bersih. Aliran
balik diperbesar kemungkinannya bila terjadi kehilangan tekanan pada saluran air
bersih misalnya karena pecahnya saluran induk. Kehilangan tekanan karena pecah ini
juga dapat menimbulkan aliran balik air dari toilet dan wastafel. Kehilangan tekanan
juga bisa terjadi karena dipasangnya pompa booster, misalnya untuk pemadam
kebakaran. Aliran balik dapat terjadi karena kebutuhan melebihi batas distribusi.
Penggunaan air yang berlebih di lantai dasar menyebabkan tekanan negatif di lantai
atas. Tekanan negatif di lantai atas juga terjadi karena pengurusan saluran pada saat
perbaikan. Karena itu, memelihara tekanan yang cukup di saluran distribusi
merupakan tindakan penting untuk mencegah kontaminasi karena sambungan silang.
Karena tidak mungkin untuk mencegah setiap sambungan silang maka perlu dipasang
alat pengaman dan setiap sambungan kejadian kehilangan tekanan hendaknya
diselidiki lebih jauh penyebabnya.
- Titik rawan sambungan silang dan cara penanggulangannya
Sambungan silang dapat dijumpai hampir di setiap area rumah sakit. Beberapa contoh
antara lain : pencuci bedpan di unit perawatan, pembasuh lantai sistem sentor di ruang
bedah, pencuci sterilisasi di CSSD, selang yang terendam di bagian rumah tangga,
appirator pada meja autopsi di ruang mayat, tangki pemroses x-ray, simpanan air di
unit farmasi, mesin cuci landry, boiler di unit mekanis dan lain-lain.
- Perlindungan sambungan individual/khusus
Penyediaan air untuk pasangan plambing individual dapat ditanggulangi dengan
pemasangan “air gap” atau “non-pressure type vacuum breaker”. Apabila selang

19
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
dipasang di mulut keran maka air gap akan kehilangan fungsinya. Untuk itu perlu
dipasang non pressure vacuum breaker.
- Sistem Blok
Untuk menekan biaya perlindungan sambungan individual maka bisa dipasang
perlindungan blok, misal untuk seluruh laboratorium. Peralatan yang digunakan adalah
break tank, reduced pressure backflow preventer dan barometric loop. Alat ini
memisahkan sistem yang masuk ke dalam dari sistem keseluruhan.

12. Tenaga Pengelola


Tenaga pengelola air bersih terdiri dari :
a) Tenaga pelaksana dengan tugas mengawasi plambing dan mutu air dengan kualifikasi
STM/D1 dan latihan khusus.
b) Pengawas dengan tugas mengawasi tenaga pelaksana pengelolaan air bersih dengan
kualifikasi D3 dan latihan khusus.

13. Evaluasi
Untuk pengelolaan air bersih di rumah sakit diperlukan tolak ukur sebagai berikut :
a) Mutu air sesuai dengan Permenkes No. 416 Tahun 1990.
b) Kuantitas sesuai dengan kebutuhan.
c) Frekuensi pemeriksaan plambing.

14. Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan (PermenKes) Republik Indonesia


No.146/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
(Lampiran 1 dan 2)

20
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
21
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
22
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Tabel. Daftar Persyaratan Kualitas Air Minum (lampiran 1)

23
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
24
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Tabel. Daftar Persyaratan Kualitas Air Minum (lampiran 2)

Demikian gambaran tentang pedoman sanitasi pada rumah sakit yang nantinya menjadi
landasar kami selaku konsultan perencana dalam merancang dan merencanakan Prasarana air
bersih untuk RSUD Datoe Binangkang Kab. Bolaang Mongondow.

25
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
BAB III
RENCANA KERJA
III.1 UMUM
Rencana Kerja dibutuhkan guna dalam tahap perencanaan didapatkan hasil yang optimal,
mengingat jangka waktu pada pekerjaan perencanaan ini hanya 45 (Empat Puluh Lima) Hari
Kalender, sehingga efisiensi rencana sangat berperan penting. Pada rencana kerja itu sendiri
terdapat tahapan-tahapan seperti :
- Tahap Persiapan.
- Tahap Study External dan internal Survey lapangan.
- Tahap Pengolahan Data dan Analisa sintesa.
- Tahap Penyusunan Konsep dan pembuatan Gambar Desain.
- Tahap Penyusunan Estimasi dan perhitungan Angaran Biaya.
- Tahap Penyusunan Spesifikasi Teknis dan Syarat Syarat Teknis.
- Tahap Evaluasi dan Pencetakan Dokumen perencanaan.
- Tahap Koordinasi / Reguler Meeting.
Dari tahapan-tahapan diatas, jadwal pembagian masing-masing tahapan diusahakan
berkaitan satu dengan yang lainnya dan tidak terputus atau bersifat kontinu antara satu tahap
dengan tahap setelahnya. Kematangan analisa dan ketepatan waktu nantinya akan
berpengaruh pada proses pekerjaan perencanaan ini.

Walaupun sebenarnya waktu pelaksanaan sangat singkat, tetapi konsultan akan


memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang biasa dikerjakan bersamaan supaya pelaksanaan
pekerjaan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Dengan demikian konsultan akan
memberdayakan potensi, kualitas dan kuantitas baik personil maupun peralatan penunjang
pelaksanaan pekerjaan melalui pendekatan pelaksanaan yang efektif dan efisien, sehingga
pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar dan permasalahan yang timbul dapat dengan mudah
diatasi, maka dengan demikian konsultan menganggap bahwa alokasi waktu yang disediakan
seperti tersebut di atas adalah cukup memadai dengan keterpaduan kesediaan tenaga

26
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
ahli/personil yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan jasa konsultasi perencanaan kali ini.
Juga selama pekerjaan berlangsung, konsultan setiap saat melakukan koordinasi dengan pihak
owner/pemerintah serta pihak-pihak terkait lainnya untuk menyatukan persepsi dan mencari
solusi dari masalah-masalah yang kemungkinan terjadi di lapangan

III.2 TAHAPAN PEKERJAAN PERENCANAAN


A. Tahap Persiapan
Pada Tahap Persiapan ini, konsultan akan menitik-beratkan pada kelengkapan alat dan bahan
yang diperlukan sebagai satu kesatuan yang harus dipenuhi diawal pekerjaan. Adapun
alat/bahan yang dibutuhkan atau gunakan adalah sebagai berikut :
1. Kendaraan
Kendaraan sebagai alat transportasi sangat dibutuhkan guna mempermudah konsultan
selama proses pekerjaan berlangsung, baik itu untuk survei lokasi atau kegiatan-
kegiatan lain semisal koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait. Kendaraan yang
akan disediakan pada tahap berupa kendaraan roda empat dan roda dua.
2. Komputer
Komputer tergolong utama karena menjadi alat/media konsultan dalam melakukan
kegiatan pekerjaannya, semisal : pengolahan data lapangan, desain gambar,
perhitungan struktur/konstruksi dan lain sebagainnya.
3. Printer
Setelah semua data-data terolah dan dipastikan keakuratan analisanya (hasil desain,
hasil perhitungan dan lain-lain) maka printer dibutuhkan untuk memberi keluaran atau
output pelaporan hasil kerja. Hasil ini nantinya menjadi produk konsultan yang akan
diserahkan kepada pihak owner/pemerintah.
4. Alat Ukur dan Dokumentasi
Sebelum mengolah desain dan perhitungan, alat ukur dan dokumentasi diperlukan guna
menunjang kerja surveyor di lapangan. Dengan alat ukur dan dokumentasi ini surveyor
dimudahkan dalam pengambilan data lapangan. Adapun jenis-jenisnya ialah : Meteran
Tangan dengan panjang 50 Meter dan 5 Meter; Water Pass yang berfungsi untuk
mengukur elevasi kemiringan kontur tanah; serta Kamera yang digunakan untuk
mengambil gambar/dokumentasi eksisting lokasi tempat perencanaan.

27
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Tahapan Persiapan ini seyogyanya hanya memerlukan waktu satu hari saja mengingat alat-
alat tersebut mudah didapatkan sehingga dapat langsung diteruskan pada tahap selanjutnya.

B. Tahap Study External dan internal Survey lapangan


Pada tahap ini hal-hal yang menjadi perhatian utama konsultan perencana diantaranya ialah
Ketersediaan Lahan dan Survei Investigasi. Umumnya hal ini dilakukan dengan rentang waktu
antara satu sampai tiga hari pertama kerja konsultan perencana, namun jika terdapat masalah-
masalah maka diharuskan melakukan investigasi berkala guna meminimalisir kesalahan dalam
survei tersebut.
Penyediaan Lahan
Untuk mewujudkan bangunan infrastruktur, tentunya diperlukan ketersediaan lahan/tanah
(termasuk bangunan/tanaman produktif/aset berharga lainnya yang terkena) sebagai
lokasi pembangunannya. Sementara disisi lain, tanah memiliki sifat yang terbatas dan
keberadaannya dilindungi oleh hukum. Tidak ada pihak manapun yang diperkenankan
membangun tanpa seijin pemilik tanah karena bukti kepemilikan diakui secara sah dalam
hukum. Dan jika terjadi pelanggaran (membangun diatas tanah tanpa seijin pemiliknya)
maka pihak yang melakukan pelanggaran akan dikenai sanksi sesuai ketentuan hukum yang
berlaku.
Survey dan Investigasi
Sebelum dilakukan penyusunan Desain bangunan maka terlebih dahulu harus dilakukan
Survey teknis. Sasaran survey teknis ini adalah untuk mendapatkan data data/informasi
kondisi/situasi awal lokasi pembangunan infrastruktur yang sebenarnya. Jenis
data/informasi yang diperlukan tergantung pada jenis infrastruktur yang akan dibangun.
Seperti: Kondisi fisik lokasi (luasan, batas-batas, topografi), kondisi tanah (keras/lunak),
keadaan air tanah, peruntukan lahan, rincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan,
dan lain-lain. Data-data atau informasi tersebut selanjutnya akan dipergunakan dalam
menentukan desain atau rancangan dan gambar rencana bangunan yang akan dibangun.
Pelaksanaan Survey ini dilakukan surveyor yang harus memahami teknik survey mencakup :
Jadwal, Urutan kegiatan, cara pelaksanaan dan hasil Survey yang akan diperoleh; Cara
penggunaan formulir survey dan cara penggunaan alat survey yang akan digunakan;
Kebutuhan dan penyediaan peralatan dan instrument yang dibutuhkan, seperti : patok-
patok, meteran, formulir suirvey, peta, dan lain-lain.

28
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Pada kegiatan survey teknis ini, juga sekaligus membuat dokumentasi/photo awal (0%)
pada lokasi yang akan dibangun Infrastruktur. Jumlah titik lokasi yang diambil/potret
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan jenis infrastruktur yang akan dibangun, misalnya
untuk Jalan/drainase/saluran irigasi/air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa
titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap penting). Penting
untuk diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 0% ini, nantinya
akan menjadi pengambilan gambar pada saat pelaksanaan konstruksi, yaitu kondisi 50%
dan 100%. Selain survey teknis prasarana juga perlu dilakukan survey ketersediaan tenaga
kerja/bahan/alat. Hal ini untuk membantu dalam pemilihan teknologi konstruksi yang akan
dipergunakan dimana sedapat mungkin menggunakan konstruksi/bahan lokal yang
berkualitas dan konstruksi yang mudah dilaksanakan oleh tenaga kerja setempat.
Ada beberapa macam survey dilapangan :
a) Vegetasi;
b) Kondisi iklim dan lingkungan;
c) Luas lahan dan topografi;
d) Tata massa bangunan;
e) Pecapaian dan sirkulasi;
f) Kebisingan;
g) Perencanaan Ruang;
h) Sarana pendukung lingkungan; dan
i) Utilitas.

C. Tahap Pengolahan Data dan Analisa Sintesa


Setelah tahapan diatas selanjutnya sesegera mungkin dilakukan tahap olah data dan analisis
sintesa dengan waktu yang direncanakan ialah satu minggu. Data-data yang ada di lapangan
sangatlah penting untuk digali dan didata secara sistimatis, baik berupa data primer maupun
data sekunder, hal ini dilakukan baik untuk mempertimbangkan acuan Desain maupun
memperkaya alternative dalam penyelesaian permasalahan. Data primer, diperoleh dari hasil
survey identifikasi langsung di lapangan dengan melihat, mendengar kondisi yang sebenarnya
pada objek yang akan di rencanakan. Data Sekunder, di peroleh dari pengamatan secara
tidak langsung, baik terhadap objek data data, studi terdahulu atau literature yang menunjang
pada proses kajian pada permasalahan yang ada dan acuan dalam pengambilan alternatif

29
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Desain. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka tahapan selanjutnya yang
dilakukan adalah mengelolah data menjadi informasi dan menganalisis dalam kajian sampai
didapatkan beberapa alternatif konsep penyelesaian masalah yang terangkai dalam proses
sintesa. Hasil dari Analisa dan masukan yang masih acak akan di kelompokkan terlebuh dahulu
sesuai kriteria yang di butuhkan, agar dapat menunjang keputusan Desain.

Kemudian lakukan Sintesa, tahapan ini merupakan tahapan kesimpulan bari berbagai
alternative pemecahan masalah yang telah di identifikasi pada tahapan sebelumnya.
Pemecahan masalah ini diterjamahkan kedalam bentuk konsep konsep pendekatan
perancangan dan perancangan bangunan. Dari Konsep konsep tersebut yang kemudian dapat
di transformasikan kedalam bentuk skesa sketsa ide gagasan perancangan yang kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan gambar gambar kerja, Denah, Tampak, Potongan, Siteplan,
Layout, perspektif, Detail maupun Detail arsitektural.

D. Tahap Penyusunan Konsep dan Pembuatan Gambar Desain


Persyaratan utama suatu infrastruktur yang dibangun adalah terpenuhinya mutu/manfaat
bangunan tersebut sebagaimana yang dikehendaki. Oleh karena itu siapapun yang
menginginkan suatu bangunan, perlu menentukan syarat penggunaan seperti apa yang
diinginkannya dari bangunan tersebut. Membuat Desain, Spesifikasi & Gambar-gambar
perencanaan teknik, secara sederhana dapat dikatakan sebagai upaya untuk menentukan
persyaratan bangunan yang diinginkan agar bangunan dapat berfungsi baik, menjamin
keselamatan (keamanan/kekuatan termasuk kenyamanan) dan kesehatan masyarakat
penggunanya.

Dalam praktek pengelolaan proyek struktur dan konstruksi, lazimnya pernyataan-pernyataan


tentang mutu bangunan dituangkan secara tertulis dan dalam proses penyusunannya diawali
dari proses Desain/perancangan, Sasaran kegiatan ini adalah untuk menentukan persyaratan
mutu sesuai kriteria dan persyaratan teknis bangunan. Adapun indikator keluarannya, adalah :
- Diketahuinya tingkat pelayanan prasarana (siapa/apa dan berapa banyak yang
menggunakan) sesuai kebutuhan, termasuk mengetahui apakah ada keterkaitan kesatuan
fungsi pelayanan dengan infrastruktur lainnya);

30
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
- Diketahuinya kelengkapan system/komponen bangunan sesuai standar teknis bangunan
tersebut;
- Adanya perhitungan dimensi konstruksi sesuai tingkat pelayanan (bila perlu), termasuk
bila kondisi tanah dasar jelek;
- Diketahuinya tataletak (termasuk keadaan sekitar) dimana bangunan akan dibuat sesuai
kebutuhan;
- Diketahuinya ukuran-ukuran bagian bangunan/konstruksi secara detail, tebal plat beton,
dll, sesuai persyaratan teknis bangunan;
- Diketahuinya ukuran-ukuran pokok bangunan (panjang, tinggi/kedalaman,
lebar/diameter), termasuk bangunan pelengkap sesuai persyaratan teknis bangunan;
- Diketahuinya perbandingan campuran yang digunakan, misalnya plesteran campuran 1
semen : 4 pasir; pondasi pasangan batu kali camp. 1: 4, beton bertulang campuran 1
semen : 3 pasir : 5 kerili, sesuai persyaratan teknis bangunan.

Desain, berdasarkan hasil Survey kondisi lapangan dimana bangunan akan dibuat dan
persyaratan/kriteria desain bangunan yang telah ditetapkan maka dipilih alternatif-
alternatif desain/rancangan bangunan yang sesuai. Dalam pemilihan desain ini juga harus
telah mempertimbangkan kemungkinan dampak lingkungan yang muncul akibat dari
pelaksanaan pekerjaan nanti. Bila bangunan yang dikehendaki cukup kompleks atau kondisi
tanah jelek maka seringkali dibuat perhitungan konstruksi untuk memperoleh
ukuran/komposisi suatu konstruksi guna menjamin keamanan bangunan. Hasil Desain ini
kemudian dituangkan dalam Gambar-Gambar teknik/gambar perencanaan. Terdapat
beberapa macam gambar rencana yang dibuat pada tahap ini, yaitu :
• Gambar Peta Lokasi, kita dapat mengetahui lokasi dimana bangunan akan dibangun;
• Gambar Situasi, kita dapat mengetahui tataletak termasuk mana awal dan akhir
pekerjaan atau menjelaskan keadaan sekitar dimana bangunan akan dibuat;
• Gambar Denah, kita dapat mengetahui (membaca) ukuran-ukuran pokok (panjang dan
lebar) bangunan termasuk bangunan pelengkap;
• Gambar Pandangan/Tampak, kita dapat mengetahui bidang-bidang mana yang
terletak dimuka, sampaing kiri/kanan dan belakang bangunan;
• Gambar Penampang/Potongan, biasanya gambar ini dibuat dalam 2 arah
(memanjang dan melintang). Dari gambar ini kita dapat mengetahui ukuran tinggi,

31
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
lebar bangunan/bagian bangunan. Selain itu, pada gambar ini juga dicantumkan
spesifikasi teknis tiap konstruksi seperti perbandingan campuran yang digunakan
(misalnya perbandingan campuran untuk pondasi), jenis bahan yang digunakan
(misalnya ukuran agregat), dll. Untuk lebih memehami hubungan bagian-bagian
struktur yang dianggap sangat penting maka perlu dibuat gambar lebih detail dari
gambar potongan seperti detail pondasi dll.

Semua Desain/Gambar-Gambar Teknik dan spesifikasi teknis dibuat oleh konsultan perencana
dan Disetujui oleh Tim Teknis yang terkait. Hasil desain ini sekurang-kurangnya harus
memberikan jaminan bahwa rencana bangunan dapat bermanfaat bagi masyarakat, rencana
teknis bangunan sesuai standar teknis (bangunan dapat berfungsi optimal, menjamin
keselamatan (kekuatan dan keamanan) dan kesehatan warga pengguna, tidak menimbulkan
dampak negatif atas lingkungan dan sosial-budaya setempat serta mudah dan amandiakses
oleh warga pengguna bangunan).

E. Tahap Penyusunan Estimasi dan Perhitungan Angaran Biaya


Sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas pemanfaatan dana kegiatan
maka harga-harga satuan upah/bahan/alat yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan
kegiatan harus merupakan hasil survey sekurang-kurangnya dari 3 toko/pemasok
setempat/terdekat sebagai referensi data/informasi harga satuan upah/bahan/alat bagi
pelaksana untuk menyusun RAB proposal pelaksanaan kegiatan atau menggunakan dasar
harga yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat atau Dinas Pekerjaan Umum.
Apabila seluruh harga satuan upah/bahan/alat terendah hasil survey Pelaksana adalah sama
dengan harga satuan terendah yang telah ditetapkan maka pelaksana dapat langsung
menggunakan harga hasil ketetapan.

Oleh Konsultan Perencana Perhitungan Anggaran Biaya ini dilakukan setelah gambar rencana
(desain) selesai dibuat oleh konsultan Perencana. Perhitungan anggaran biaya ini lebih teliti
dan cermat sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya. Penyusunan
anggaran biaya ini didasarkan pada :
a. Gambar Bestek Gunanya untuk menentukan/menghitung besarnya volume masing–
masing pekerjaan.

32
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
b. Bestek atau Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Gunanya untuk menetukan
spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.
c. Harga Satuan Pekerjaan Dihitung dari harga satuan bahan dan harga satuan upah
berdasarkan perhitungan analisa BOW.
Secara Umum ada 4 Fungsi Utama dari Rancanga Anggaran Biaya (RAB) :
1. Menetapkan jumlah total biaya pekerjaan yang menguraikan masing masing item
pekerjaan yang akan dibangun. RAB harus menguraikan jumlah semua biaya upah kerja,
material dan peralatan termasuk biaya lainnya yang diperlukan misalanya perizinan,
kantor atau gudang sementara, fasilitas pendukung misalnya air dan listrik sementara.
2. Menetapkan Daftar dan Jumlah Material yang dibutuhkan. Dalam RAB harus dipastikan
jumlah masing masing material disetiap komponen pekerjaan. Jumlah material didasarkan
dari volume pekerjaan, sehingga kesalahan perhitungan volume setiap komponen
pekerjaan akan mempengaruhi jumlah material yang dibutuhkan.
3. Daftar dan Jenis material yang tertuang dalam RAB menjadi dasar pembelian material
ke Supplier. Menjadi dasar untuk penunjukan/ pemilihan kontraktor pelaksana.
Berdasarkan RAB yang ada , maka akan diketahui jenis dan besarnya pekerjaan yang
akan dilaksanakan. Dari RAB tersebut akan kelihatan pekerja dan kecakapan apa saja
yang dibutuhkan. Berdasarkan RAB tersebut akan diketahui apakah cukup diperlukan
satu kontraktor pelaksana saja atau apakah diperlukan untuk memberikan suatu
pekerjaan kepada subkontraktor untuk menangani pekerjaan yang dianggap perlu
dengan spesialis khusus.
4. Peralatan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan akan diuraikan
dalam estiamsi biaya yang ada. Seorang estimator harus memikirkan bagaimana
pekerjaan dapat berjalan secara mulus dengan menentukan peralatan apa saja yang
dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Dari RAB juga dapat diputuskan peralatan yang
dibutuhkan apakah perlu dibeli langsung atau hanya perlu dengan sistim sewa.
Kebutuhan peralatan dispesifikasikan berdasarkan jenis, jumlah dan lama pemakaian
sehingga dapat diketahui berapa biaya yang diperlukan.

Penyusunan estimasi dan perhitungan RAB oleh konsultan membutuhkan waktu selama satu
minggu dengan tahap pelaksanaannya mengikuti/bersamaan saat penyusunan konsep dan
desain rancangan, juga harus tetap diikuti oleh tahap penyusunan spesifikasi teknis yang akan

33
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
dijelaskan nanti. Estimasi dan perhitungan RAB haruslah melalui Analisa perhitungan yang
matang sehingga tidak merugikan negara atau pihak kontraktor.

F. Tahap Penyusunan Spesifikasi Teknis dan Syarat Syarat Teknis


Setelah tahapan desain dan estimasi biaya maka konsultan akan langsung membuat Spesifikasi
Teknis dan Persyaratan Teknis. Spesifikasi Teknis, adalah suatu uraian atau ketentuan-
ketentuan yang disusun secara lengkap dan jelas mengenai suatu barang, metode atau hasil
akhir pekerjaan yang dapat dibeli, dibangun atau dikembangkan oleh pihak lain sedemikian
sehingga dapat memenuhi keinginan semua pihak yang terkait. Dalam pekerjaan Konstruksi,
spesifikasi Teknis merupakan suatu tatanan teknik yang dapat membantu semua pihak yang
terkait dengan pekerjaan konstruksi untuk sependapat dalam pemahaman sesuatu hal teknis
tertentu yang terjadi dalam suatu pekerjaan. Dengan demikian Spesifikasi Teknis diharapkan
dapat :
a) Mengurangi beda pendapat atau pertentangan yang tidak perlu;
b) Mendorong efisiensi penyelenggaraan proyek, tertib proyek dan kerjasama dalam
penyelenggaraan proyek;
c) Mengurangi kerancuan teknis pelaksanaan pekerjaan;
Spesifikasi Teknis, yang semula merupakan bagian dari Dokumen Pengadaan, setelah kontrak
ditandatangani oleh penyedia jasa dan pengguna jasa, menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
Sebagai bagian dari Dokumen Kontrak, untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman tentang
lembar-lembar spesifikasi yang telah menjadi acuan untuk pelaksanaan di lapangan, baik
penyedia jasa (kontraktor) maupun pengguna jasa (pemilik proyek) perlu memberikan paraf
pada setiap halaman spesifikasi. Sedangkan Persyaratan Teknis, adalah persyaratan yang
memenuhi keselamatan, resiko keamanan, pemanfaatan, mutu atau parameter teknis lainnya
dalam proses pencapaian maksud dan tujuan dan/atau persyaratan yang sesuai dengan
standar nasional Indonesia (SNI) atau yang ditetapkan oleh Menteri.

Untuk mendapatkan barang/jasa yang tepat jumlah, tepat kualitas dan tepat waktu dengan
biaya yang wajar, maka perlu dipertimbangkan kondisi alamiah (nature conditions) dan jenis
barang/jasa yang dibutuhkan, karena kedua hal ini menyangkut kompleksitas yang dapat
menimbulkan resiko. Resiko inilah yang harus ditekan seminimal mungkin atau bahkan harus
dihilangkan atau dihindari. Salah satu cara untuk memperkecil atau menghilangkan resiko yang

34
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
mungkin dapat terjadi adalah dengan menyusun spesifikasi teknis barang/jasa secara rinci,
jelas dan benar. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat agar penyusunan spesifikasi teknis
dapat memenuhi persyaratan teknis yang telah ditetapkan dalam perancangan/desain dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan kriteria kegiatan.

Kondisi yang dihadapi dalam manajemen pengadaan barang/jasa sangat berkaitan dengan
kondisi alamiah (nature conditions) yang dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor pokok, yaitu faktor
biaya dan faktor resiko. Kedua faktor ini mengakibatkan perbedaan perlakuan dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa, khususnya dalam pengadaan barang/jasa untuk
kegiatan yang termasuk kriteria rancang bangun. Biaya yang semakin besar memerlukan
pengelolaan yang semakin canggih dan kompleks, karena dapat menimbulkan permasalahan
yang semakin kompleks. Sedangkan biaya yang kecil tentunya hanya membutuhkan proses
pengelolaan yang cukup sederhana agar tercapai prinsip efisien. Faktor resiko merupakan
akibat dari aktivitas pengadaan barang/jasa yang dilakukan. Semakin tinggi resiko yang
dihadapi, maka diperlukan pengelolaan yang semakin canggih pula. Sebaliknya apabila resiko
yang dihadapi semakin rendah, maka cukup dibutuhkan pengelolaan yang sederhana saja
agar dapat tercapai prinsip efektif.

Pada tahapan ini konsultan mengalokasikan waktu antara satu sampai lima hari kerja, dimana
bertujuan mendapat hasil/keluaran spesifikasi dan persyaratan teknis yang seoptimal mungkin
sehingga dapat dijadikan standar acuan pada pekerjaan fisik nanti.

G. Tahap Koordinasi/Reguler Meeting


Pada tahapan ini tidak ada rentan waktu tertentu karena bersifat dinamis dan situasional.
Tergantung pada kendala-kendala yang timbul dilapangan atau konsultansi antara penyedia
jasa dengan pengguna jasa guna membahas perkembangan pekerjaan. Waktu selama 45
(Empat Puluh Lima) Hari Kalender seperti yang ditetapkan dalam kontrak dijadikan sebagai
sarana koordinasi tersebut. Rencana Kerja ini dibuat oleh tim konsultan berdasarkan
pengalaman dalam menghadapi pekerjaan sejenis, terutama dilingkup konsultansi
perencanaan dan disesuaikan dengan waktu yang tertera dan telah ditandatangani pada
Dokumen Kontrak Pekerjaan Perencanaan kali ini.

35
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
III.3 STANDAR KINERJA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pengertian standar Kinerja/Hasil Karya Arsitek adalah Dokumen hasil Perencanaan
Perancangan Arsitektur yang antara lain terdiri dari : gambar-gambar, Rencana Anggaran
Biaya (RAB), spesifikasi teknis dan laporan-laporan lainnya.
Hasil karya yang dimaksud adalah Layanan Utama Jasa Arsitek dengan tahap pekerjaan
sebagai berikut :
a. Tahap Konsepsi Perencanaan Perancangan
b. Tahap Pra-Rancangan/Schematic Design
c. Tahap Pengembangan Rancangan
d. Tahap Akhir Perencanaan/Hasil Rancangan

A. Tahap Konsepsi Perencanaan Perancangan


Laporan Program perencanaan Perancangan
Merupakan hasil pengolahan dan analisa data primer maupun sekunder dan informasi lain
yang diterima dari Pengguna Jasa maupun pihak-pihak lain yang terkait memenuhi batasan
sasaran/ tujuan proyek dari Pengguna Jasa serta ketentuan/ persyaratan pembangunan yang
berlaku mencakup laporan tentang :
a. Program rencana Kerja, menjelaskan rencana penanganan pekerjaan perencanaan
perancangan.
b. Program dan susunan pola ruang, menjelasakan susunan kebutuhan, besaran dan jenis
ruang serta analisa hubungan dan fungsi.

Konsep Perencanaan Perancangan


Merupakan uraian yang menampung tujuan proyek dan program Perencanaan Perancangan
serta pemikiran-pemikiran yang mendasar tentang latar belakang dan pertimbangan semua
bidang, sebagai landasan penanganan perencanaan perancangan yang diwujudkan dalam
uraian tertulis, diagram-diagram dan atau gambar.

Sketsa Gagasan
Merupakan gambar sketsa dalam skala yang memadai yang menggambarkan gagasan
Perencanaan Perancangan yang jelas tentang pola pembaginan ruang dan bentuk bangunan,
sebagai interpretasi dari tujuan dan kebutuhan proyek, program dan Konsep Perencanaan

36
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Perancangan. Setelah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa, Dokumen Konsepsi
Perencanaan Perancangan ini merupakan dasar Perencanaan Perancangan tahap selanjutnya.

B. Tahap Pra Rancangan


Hasil Karya tahap ini adalah gambaran menyeluruh system bangunan berdasarkan Konsepsi
Perencanaan Perancangan yang telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa, yang
disajikan dalam bentuk gambar-gambar dan laporan tertulis, meliputi antara lain:

Dokumen Pra Rancangan


Merupakan pengembangan dari sketsa gagasan ke tahap selanjutnya untuk mendapatkan
persetujuan rencana dari lembaga yang berwenang, dalam skala 1:500, 1:200, 1:100 dan
atau yang memadai untuk kejelasan informasi yang ingin dicapai, antara lain mencakup dan
menjelaskan mengenai hal-hal :
a. Situasi : yang menunjukan posisi bangunan di dalam tapak terhadap lingkungan
berdasarkan Rencana Tata Kota.
b. Rencana Tapak : yang menunjukan hubungan denah bangunan dan Tata Ruang Luar/
Penghijaun didalam kawasan tapak.
c. Denah : yang menggambarkan susunan Tata Ruang Dalam bangunan yang berskala
dan menerangkan peil lantai.
d. Tampak bangunan : yang menunjukan pandangan ke empat sisi / arah bangunan.
e. Potongan bangunan : secara melintang dan memanjang untuk menunjukan secara garis
besar penampang dan sistem struktur bangunan.

Laporan Perencanaan Perancangan


Merupakan laporan teknis yang menjelaskan tentang :
a. Gagasan Perencanaan Perancangan
b. Pemilihan Sistem Struktur Bangunan
c. Pemilihan Sistem Instalasi Teknik

Laporan Prakiraan Biaya


Merupakan laporan perhitungan secara kasar biaya bangunan yang secara lengkap dan
menyeluruh. Setelah seluruh gambar dan berkas laporan dijelaskan, diperiksa dan

37
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
mendapat persetujuan pengguna Jasa, maka Dokumen Pra Rancangan ini dapat digunakan
sebagai dasar untuk Perencanaan Perancangan tahap selanjutnya.

C. Tahap Pengembangan Rancangan Dan Gambar Kerja


Hasil Karya tahap ini adalah pengembangan secara lebih rinci dan terukur dari Dokumen Pra
Rancangan yang telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa, meliputi antara lain:

Gambar Pengembangan
Dalam skala yang memadai untuk kejelasan informasi yang dibutuhkan, meliputi antara lain:
a. Rancangan Tapak untuk menunjukan hubungan-hubungan antara lantai dasar bangunan
dan Tata Ruang Luar terhadap garis sempadan bangunan, jalan dan ketentuan rencana
Tata Kota lainnya.
b. Denah yang menunjukan lantai-lantai dalam bangunan, susunan tata ruang dalam,
koordinat bangunan, peil lantai, dan ukuran-ukuran elemen bangunan serta jenis bahan
yang digunakan.
c. Tampak Bangunan, yang menujukan pandangan ke empat arah bangunan dan bahan
bangunan yang digunakan secara jelas.
d. Potongan Bangunan, secara melintang dan memanjang yang menjelaskan sistem struktur,
ukuran dan peil elemen bangunan (Pondasi, lantai, dinding, langit-langit dan atap) secara
menyeluruh.

Gambar Detail
Gambar-gambar detail dengan skala yang sesuai untuk kebutuhan dilapangan, yang
memberikan penjelasan mengenai :
a. Detail pelaksanaan dan pemasangan serta penyelesaian bahan/ material dan elemen /
unsur bangunan.
b. Detail peralatan dan perlengkapan bangunan yang melekat langsung pada bangunan.
c. Detail-detail pekerjaan lain yang memerlukan penjelasan yang lebih rinci dan jelas.

Garis Besar Spesifikasi Teknis (Outline Specifications)


Garis Besar Spesifikasi Teknis antara lain menjelaskan
a. Jenis bahan dan material yang dipergunakan
b. Tipe dan karakteristik material/bahan yang dipergunakan.

38
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Pra Rencana Anggaran Biaya
Mencakup laporan uraian perhitungan biaya yang meliputii masing-masing elemen arsitektur,
struktur, mekanikal, elektrikal, tata ruang luar / lansekap dan lain-lain.

D. Tahap Akhir Perencanaan/Hasil Rancangan


Gambar Kerja
Gambar-gambar Pelelangan, merupakan bundel dokumen Gambar Kerja yang telah diseleksi
sesuai kebutuhan untuk Pelelangan berdasarkan paket-paket yang sudah ditentukan dan
disetujui oleh Pengguna Jasa.

Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis, sekurang-kurangnya mencakup :
a. Persyaratan Bahan dan Cara Pelaksanaan :
• Jenis dan uraian teknis pelaksanaan pekerjaan
• Jenis dan mutu bahan yang dipergunakan
• Persyaratan tata cara pelaksanaan, dan
• Persyaratan Teknis lainnya.
b. Persayaratan Perlengkapan / Peralatan Bangunan atau elemen / bagian bangunan
yang digunakan, menjelaskan tentang :
• Persyaratan mutu / kualitas produk dan kinerja / performance.
• Standar acuan yang digunakan
• Tata cara pengujian
c. Persyaratan khusus
• Bilamana persyaratan yang tersebut diatas masih belum menjelaskan maksud
perencana dan dianggap perlu, maka dapat ditambahnkan syarat-syarat khusus.
• Mengingat bahwa syarat-syarat teknis mempunyai hubungan sangat erat dengan
gambar-gambar dan Rencana Anggaran Biaya, maka syarat-syarat teknis
merupakan keterangan lengkap dari semua hal yang tidak dapat dijelaskan
secara/ melalui gambar. Karena harus lebih teliti dan cermat agar RKS atau
gambar-gambar tidak satu bagian pun yang bertentangan satu dengan yang
lainnya.

39
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Sesuai dengan tata cara pelelangan Rencana Anggaran Biaya dibuat berdasarkan uraian
pekerjaan yang disusun menurut jenis pekerjaan yang ada dalam pelaksanaan konstruksi. RAB
untuk tahap ini disusun berdasarkan gambar kerja dan RKS dengan memperhitungkan segala
biaya pengadaan bahan maupun alat.

III.4 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)


Detail Engineering Design disebut juga perencanaan fisik yaitu tahapan dalam proses
perencanaan untuk membuat sebuah perencanaan detail bangunan sipil (gedung, jalan,
jembatan, bendungan, dll). DED merupakan dokumen perencanaan yang paling utama. Produk
yang dihasilkan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a. Gambar bestek / Shop Drawing.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB) / Engineer's Estimate (EE).

A. Gambar bestek/Shop Drawing


Gambar bestek adalah gambar detail dan menyeluruh dari pekerjaan fisik yang akan
dibangun (gambar panduan pelaksanaan). Tujuannya adalah agar pekerjaan fisk nantinya
sesuai dengan perencanaan.
a. Gambar Arsitektur
b. Gambar Struktur
c. Gambar Utilitas Bangunan

B. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis adalah suatu uraian atau ketentuan-ketentuan yang disusun secara lengkap
dan jelas mengenai suatu barang, metode atau hasil akhir pekerjaan yang dapat dibeli,
dibangun atau dikembangkan oleh pihak lain sedemikian sehingga dapat memenuhi keinginan
semua pihak yang terkait.
Spesifikasi Teknis adalah suatu tatanan teknik yang dapat membantu semua pihak yang terkait
dengan pekerjaan konstruksi untuk sependapat dalam pemahaman sesuatu hal teknis tertentu
yang terjadi dalam suatu pekerjaan. Dengan demikian Spesifikasi Teknis diharapkan dapat :
a. Mengurangi beda pendapat atau pertentangan yang tidak perlu.

40
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
b. Mendorong efisiensi penyelenggaraan proyek, tertib proyek dan kerjasama dalam
penyelenggaraan proyek.
c. Mengurangi kerancuan teknis pelaksanaan pekerjaan.

C. Rencana Anggaran Biaya (RAB) / Engineer's Estimate (EE)


Pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sangat berkaitan dengan proses manajemen
didalamnya. Pada tahapan itu, pengelolaan anggaran biaya untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut, perlu dirancang dan disusun sedimikian rupa berdasarkan sebuah konsep estimasi
yang terstruktur sehungga menghasilkan nilai estimasi rancangan yang tepat dalam arti
ekonomis. Nilai estimasi anggaran yang disusun selanjutnya dikenal dengan istilah Rencana
Aanggaran Biaya (RAB) Proyek, yang mempunyai fungsi dan manfaat lebih lanjut dalam hal
mengendalikan sumberdaya material, tenaga kerja, peralatan dan waktu pelaksanaan proyek
sehingga pelaksanaan kegiatan proyek yang dilakukan akan mempunyai nilai efisiensi dan
efektivitas.Konsep penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek, pada pelaksanaannya
didasarkan pada sebuah analisa masing-masing komponen penyusunnya (material, upah dan
peralatan) untuk tiap-tiap item pekerjaan yang terdapat dalam keseluruhan proyek. Hasil
analisa komponen tersebut pada akhirnya akan menghasilkan Harga Satuan Pekerjaan (HSP)
per item yang menjadi dasar dalam menentukan nilai estimasi biaya pelaksanaan proyek
keseluruhan dengan mekonversikannya kedalam total volume untuk tiap item pekerjaan yang
dimaksud. Secara umum pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek, adalah nilai
estimasi biaya yang harus disediakan untuk pelaksanaan sebuah kegiatan proyek. Namun
beberapa praktisi mendefinisikannya secara lebih detail, seperti :
a. Menurut Sugeng Djojowirono, 1984, Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan
perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi
sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
b. Menurut Ir. A. Soedradjat Sastraatmadja, 1984, dalam bukunya, ”Analisa Anggaran
Pelaksanaan“, bahwa Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibagi menjadi dua, yaitu rencana
anggaran terperinci dan rencana anggaran biaya kasar.
• Rencana Anggaran Biaya Kasar : Merupakan rencana anggaran biaya sementara
dimana pekerjaan dihitung tiap ukuran luas. Pengalaman kerja sangat
mempengaruhi penafsiran biaya secara kasar, hasil dari penafsiaran ini apabila

41
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
dibandingkan dengan rencana anggaran yang dihitung secara teliti didapat sedikit
selisih.
• Rencana Anggaran Biaya Terperinci : Dilaksanakan dengan menghitung volume dan
harga dari seluruh pekerjaan yang dilaksanakan agar pekerjaan dapat
diselesaikan secara memuaskan. Cara perhitungan pertama adalah dengan harga
satuan, dimana semua harga satuan dan volume tiap jenis pekerjaan dihitung. Yang
kedua adalah dengan harga seluruhnya, kemudian dikalikan dengan harga serta
dijumlahkan seluruhnya. Secara sistematisnya, dapat dilihat pada Gambar 1.2.
dalam menghitung anggaran biaya suatu pekerjaan atau proyek.
c. J. A. Mukomoko, dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan
(proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja,
daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta
daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
d. John W. Niron dalam bukunya Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan Rencana
Anggaran Biaya Bangunan, 1992, Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek mempunyai
pengertian sebagai berikut :
• Rencana : Himpunan planning termasuk detail dan tata cara pelaksanaan
pembuatan sebuah bangunan.
• Angaran : Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek (gambar rencana) pada
suatu bangunan.
• Biaya : Besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan borongan yang
tercantum dalam persyaratan yang ada.
e. Bachtiar Ibrahim dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost, 1993, yang
dimaksud Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perhitungan banyaknya biaya
yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.

Bagi praktisi konstruksi di Indonesia, istilah Analisa BOW dalam penyusunan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) Proyek bukan merupakan hal asing. Analisa BOW (Burgerlijke Openbare Werken)
yang ditetapkan oleh Dir. BOW pada tanggal 28 Februari 1921 oleh pemerintahan
penjajahan Belanda, merupakan standar ketetapan umum yang digunakan untuk mengestimasi

42
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
nilai sebuah pelaksanaan kontruksi pada waktu itu. Pada perkembangannya setelah
penjajahan Belanda di Indonesia berakhir, analisa BOW menjadi salah satu peninggalan yang
mempunyai manfaat bagi para praktisi konstruksi di Indonesia sampai dengan era tahun 1980-
an dalam hal menyusun estimasi nilai Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek. Namun demikian
seiring dengan perkembangan industri konstruksi di Indonesia, Analisa BOW yang
menggunakan asumsi-asumsi praktis dalam menentukan harga satuan pekerjaan, di nilai sudah
tidak cocok lagi. Jika pada saat dikenalkannya, metode Analis BOW hanya berorientasi pada
kegiatan industri kontruksi yang bersifat padat karya dengan peralatan tradisional, maka
pada era sekarang disaat pelaksanaan kegiatan industri konstruksi banyak yang menggunakan
peralatan berat dan modern dan semakin kompleks, maka kepraktisan analisa BOW akan
menghasilkan nilai estimasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek yang kurang memuaskan.
Dalam rangka untuk mengembangkan analisa BOW, maka sejak tahun 1987 sampai 1991,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman melakukan penelitian terhadap hal itu.
Berbagai metode pendekatan melalui pengumpulan data skunder analisa biaya yang
digunakan beberapa kontaktor dikumpulkan untuk kemudian dianalisa dan dibandingkan
kecocokannya dengan pengamatan langsung terhadap biaya pelaksanaannya. Hasil kegiatan
penelitian itu dituangkan dalam sebuah produk analisa harga satuan biaya kontruksi dalam
Standar Nasional Indonesia pada tahun 1991. Produk SNI itu kemudian disahkan dalam norma
estándar SNI 1991-1992 oleh Badan Standarisasi Nasional, sebagai metode rujukan terbaru
dalam penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan
ini maka pada tahun 2002 sampai dengan saat ini, dilakukan kajian lebih mendalam terhadap
Analisa Harga Satuan Perkiraan (HSP), agar diperoleh kesempurnaan dengan sasaran
pemanfaatan penggunaan metode SNI ini untuk bangunan gedung, perumahan dan
jalan. Seperti yang telah disinggung pada bagian diatas, maka jika dirumuskan secara umum
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan total penjumlahan dari hasil perkalian
antara volume suatu item pekerjaan dengan harga satuannya. Bahasa matematis yang dapat
dituliskan adalah sebagai berikut :

RAB = ∑ [(volume) x Harga Satuan Pekerjaan]

43
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Jika merujuk pada sebuah item pekerjaan, maka pada dasarnya untuk melaksanakan sebuah
item pekerjaan membutuhkan upah, material, peralatan yang digunakan (sebagai biaya
langsung) dan overhead, profit dan tax (sebagai biaya tidak langsung).
Adapun penjelasan secara rinci mengenai komponen-komponen penyusun dari Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah sebagai berikut :
a. Komponen biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung atau direct cost merupakan seluruh biaya permanen yang melekat
pada hasil akhir konstruksi sebuah proyek. Biaya langsung terdiri dari :
• Biaya bahan/material: Merupakan harga bahan atau material yang digunakan
untuk proses pelaksanaan konstruksi, yang sudah memasukan biaya angkutan,
biaya loading dan unloading, biaya pengepakkan, penyimpanan sementara di
gudang, pemeriksaan kualitas dan asuransi
• Upah Tenaga Kerja: Biaya yang dibayarkan kepada pekerja/buruh dalam
menyelesaikan suatu jenis pekerjaan sesuai dengan keterampilan dan
keahliannya.
• Biaya Peralatan: Biaya yang diperlukan untuk kegiatan sewa, pengangkutan,
pemasangan alat, memindahkan, membongkar dan biaya operasi, juga dapat
dimasukkan upah dari operator mesin dan pembantunya.
b. Komponen biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung atau indirect cost adalah biaya yang tidak melekat pada hasil
akhir konstruksi sebuah proyek tapi merupakan nilai yang dipungut karena proses
pelaksanaan konstruksi proyek. Biaya tidak langsung terdiri dari :
• Overhead umum: Overhead umum biasanya tidak dapat segera dimasukkan ke
suatu jenis pekerjaan dalam proyek itu, misalnya sewa kantor, peralatan kantor
dan alat tulis menulis, air, listrik, telepon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya-
biaya notaris, biaya perjalanan dan pembelian berbagai macam barang-
barang kecil.
• Overhead proyek: Overhead proyek ialah biaya yang dapat dibebankan
kepada proyek tetapi tidak dapat dibebankan kepada biaya bahan-bahan,
upah tenaga kerja atau biaya alat-alat seperti misalnya; asuransi, telepon yang
dipasang di proyek, pembelian tambahan dokumen kontrak pekerjaan,

44
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
pengukuran (survey), surat-surat ijin dan lain sebagainya. Jumlah overhead
dapat berkisar antara 12 sampai 30 %.
• Profit: Merupakan keuntungan yang didapat oleh pelaksana kegiatan proyek
(kontraktor) sebagai nilai imbal jasa dalam proses pengadaan proyek yang
sudah dikerjakan. Secara umum keuntungan yang yang diset oleh kontraktor
dalam penawarannya berkisar antara 10 % sampai 12 % atau bahkan lebih,
tergantung dari keinginan kontrakor.
• Pajak: Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh dan lainnya atas hasil operasi
perusahaan.
Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada
taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan
untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya mempunyai fungsi dengan spectrum yang
amat luas yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti: material, tenaga
kerja, pelayanan, maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun untuk masing-masing
organisasi peserta proyek mempunyai penekanannya yang berbeda-beda/ fungsi estimasi
antara lai sebagai berikut :
a. Bagi Owner adalah angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya yang akan menjadi
salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan suatu investasi. Secara praktis di
lapangan disebut dengan Ouwner Estimation (OE).
b. Bagi Konsultan adalah angka yang diajukan kepada pemilik proyek (Ouwner) sebagai
usulan biaya yang terbaik untuk berbagai keguanaan sesuai perkembangan proyek dan
sampai derajat ketelitian tertentu, kredibilitasnya terkait dengan kebenaran atau
ketepatan angka-angka yang diusulkan. Harga estimasi yang diajukan oleh konsultan
disebut dengan Bill Of Quantity (BOQ).
Bagi Kontraktor adalah angka finansial yang diajukan dalam proses lelang guna memperoleh
pekerjaan dan memperhitungkan keuntungan, dimana angka tersebut tergantung kepada
seberapa kecakapannya dalam membuat perkiraan biaya. Bila penawaran yang diajukan
didalam proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan
mengalami kekalahan dalam lelang. Sebaliknya, bila memenangkan lelang dengan harga
yang terlalu rendah akan mengalami kesulitan di belakang hari. Harga yang diajukan oleh
kontraktor ini disebut dengan Estimate Engineering (EE).

45
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
BAB IV
METODOLOGI
IV.1 UMUM
Untuk meningkatkan upaya, pelayanan air bersih kepada masyarakat, perlu adanya upaya-
upaya untuk memberikan dan membuka kawasan-kawasan yang sampai saat ini belum dan
kurang terjangkau ataupun tidak mencukupi oleh sistim pelayanan air bersih yang memenuhi
standart kesehatan bagi manusia. Oleh karena itu, diperlukan upaya pemerintah untuk
membangun sarana dan prasarana air bersih. Dalam merencanakan sistim penyediaan air
bersih perkotaan dan perdesaan perlu adanya besaran-besaran yang dapat menentukan
sistim penyediaan air bersih pada wilayah perencanaan, baik kebutuhan minum, cuci dan mandi
dan lain-lain dalam satuan liter/orang/hari dan standart untuk kebutuhan daerah perkotaan
dan pedesaan. Dengan demikian perlu adanya perencanaan secara mendetail mengenai sistim
penyediaan air bersih pada suatu wilayah. Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan
gambaran secara rinci tentang program penyediaan air bersih di wilayah perencanaan secara
bertahap sesuai tahapan perencanaan. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah membuat
rencana rinci (DED) sistim penyediaan air bersih daerah perencanaan untuk masa perencanaan
kedepannya.

IV.2 STANDAR BAKU MUTU RUMAH SAKIT


Kesehatan lingkungan rumah sakit adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial di dalam lingkungan rumah sakit. Kualitas
lingkungan rumah sakit yang sehat ditentukan melalui pencapaian atau pemenuhan standar
baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan pada media air, udara, tanah,
pangan, sarana dan bangunan, dan vektor dan binatang pembawa penyakit. Standar baku
mutu kesehatan lingkungan merupakan spesifikasi teknis atau nilai yang dibakukan pada media
lingkungan yang berhubungan atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat di
dalam lingkungan rumah sakit. Sedangkan persyaratan kesehatan lingkungan adalah kriteria
dan ketentuan teknis kesehatan pada media lingkungan di dalam lingkungan rumah sakit.

46
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Standar Baku Mutu Air yang harus dipenuhi adalah :
1. Standar baku mutu air untuk minum sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan
yang mengatur mengenai standar baku mutu air minum.
2. Standar baku mutu air untuk keperluan higiene sanitasi sesuai dengan ketentuan Peraturan
Menteri Kesehatan yang mengatur mengenai standar baku mutu air untuk keperluan
higiene sanitasi.
3. Air untuk pemakaian khusus yaitu hemodialisis dan kegiatan laboratorium.
Air untuk pemakaian khusus adalah air yang dibutuhkan untuk kegiatan yang bersifat khusus di
rumah sakit yang memerlukan persyaratan tertentu dan berbeda dengan air minum. Standar
baku mutu air untuk hemodialisis meliputi parameter biologi dan kimia, sedangkan standar baku
mutu air untuk kegiatan laboratorium meliputi parameter fisik, biologi dan kimia.

Tabel. Standar Baku Mutu Kualitas Biologi Air Untuk Hemodialisa

Tabel diatas merupakan rincian kadar maksimum parameter biologi untuk setiap jenis media
yang dipakai untuk hemodialisis dengan satuan colony forming unit (CFU) per mili liter media
atau CFU/ml yang mengacu pada American National Standards Institute (ANSI) dan Association
for the Advancement of Medical Instrumentation (AAMI).

47
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Tabel. Standar Baku Mutu Kimia Air Untuk Hemodialisa

Kualitas air untuk kegiatan laboratorium berbeda dengan kualitas air minum, air untuk
keperluan higiene sanitasi, air untuk hemodialisis karena air untuk laboratorium harus memenuhi
kemurnian tertentu dan memenuhi maksimum kadar kontaminan ion tertentu agar tidak menjadi
katalisator. Dengan demikian kontaminan ion dalam air tersebut tidak bereaksi dengan bahan
laboratorium yang dapat mengganggu fungsi peralatan laboratorium. Selain itu hasil
pemeriksaannya tetap sesuai dengan spesitivitas, akurasi dan presisi uji laboratorium.

Standar baku mutu air untuk kegiatan laboratorium hanya meliputi parameter fisik dan kimia.
Kemurnian air secara fisik dan kimia untuk laboratorium biasanya diukur dengan daya hantar
listrik (conductivity), resistivity (daya tahan listrik), dan konsentrasi ion tertentu yang dianggap
sebagai kontaminan. Daya hantar listrik (DHL) adalah kecenderungan air yang mengandung
ion menghantarkan listrik, dengan unit/satuanSiemen(S), microsiemens/centimeter (μS/cm) or
micromho/cm pada suhu25°C. Sedangkan resistivity adalah kebalikan dari DHL yang artinya
kemampuan air untuk menahan hantaran listrik dalam penggunaan reagen maupun alat
pengujian laboratorium dalam unit/satuanmegohmcentimeter (MΩ-cm), pada suhu 25°C.

48
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Demikian pula kemurnian air untuk laboratorium secara mikrobiologi ditentukan dengan
menggunakan uji endotoksin yang sangat baik untuk indikator adanya bakteri gram negatif,
mikroba hasil samping, jamur dan algae.

Spesifikasi kemurnian air untuk laboratorium telah ditetapkan olehAmerican Society for Testing
and Materials (ASTM) D1193, ASTM D5196, ISO (International Organization for
Standardization) 3696-1987 and CLSI® (Clinical and Laboratory Standards Institute C3-A4).
ASTM mengelompokkan tingkat kemurnian menjadi tiga tipe, yang paling tinggi digolongkan
sebagai Tipe I, sedangkan tingkat yang lebih rendah digolongkan menjadi tipe II dan tipe III.
Namun jika air yang ada tidak dapat memenuhi kualitas tipe I sampai dengan tipe III, maka
kualitas air tipe IV dapat digunakan karena standarnya lebih rendah (hanya memenuhi daya
tahan listrik, daya hantar listrik, pH, suhu dan Natrium maksimum.

A. Persyaratan Kesehatan Air


1. Air untuk keperluan air minum, untuk higiene sanitasi, dan untu keperluan khusus harus
memberikan jaminan perlindungan kesehatan dan keselamatan pemakainya. Air merupakan
media penularan penyakit yang baik untuk penyebaran penyakit tular air(water related
diseases). Untuk itu penyehatan air perlu dilakukan dengan baik untuk menjaga agar tidak
terjadi kasus infeksi di rumah sakit dengan menyediakan air yang cukup secara kuantitas
dan kualitas sesuai parameter yang ditetapkan.
2. Secara kuantitas, rumah sakit harus menyediakan air minum minimum 5 liter per tempat tidur
per hari. Dengan mempertimbangkan kebutuhan ibu yang sedang menyusui, penyediaan
volume air bisa sampai dengan 7,5 liter per tempat tidur perhari.
3. Volume air untuk keperluan higiene dan sanitasi. Minimum volume air yang disediakan oleh
rumah sakit pertempat tidur perhari dibedakan antara rumah sakit kelas A dan B dengan
rumah sakit kelas C dan D, karena perbedaan jenis layanan kesehatan yang diberikan antar
ke dua kelas rumah sakit tersebut seperti yang tercantum pada Tabel sebagai berikut.

49
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Tabel. Standar Kebutuhan Air Bersih Tipe Rumah Sakit

▪ Rumah sakit kelas A dan B harus menyediakan air minimum 400 liter/tempat tidur/hari dan
maksimum 450 liter/tempat tidur/hari. Volume maksimum ini dimaksudkan agar rumah sakit
mempunyai upaya untuk menghemat pemakaian air agar ketersediaannya tetap terjamin
tanpa mengorbankan kepentingan pengendalian infeksi.
▪ Rumah sakit kelas C dan D harus menyediakan air untuk keperluan higiene sanitasi minimum
200 liter/tempat tidur/hari dan maksimum 300 liter/tempat tidur/hari.
▪ Volume air untuk kebutuhan rawat jalan adalah 5 liter/orang/hari. Penyediaan air untuk
rawat jalan sudah diperhitungkan dengan keperluan air untuk higiene sanitasi seperti
tercantum pada butir 1) dan 2).
▪ Keperluan air sesuai kelas rumah sakit dan peruntukannya tersebut harus dapat dipenuhi
setiap hari dan besaran volume air untuk higiene sanitasi tersebut sudah memperhitungkan
kebutuhan air untuk pencucian linen, dapur gizi, kebersihan/ penyiraman dan lainnya.
Rumah sakit harus mempunyai cadangan sumber air untuk mengatasi kebutuhan air dalam
keadaan darurat. Pemeriksaan air untuk keperluan higiene sanitasi untuk parameter kimia
dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali dan untuk parameter biologi setiap 1 (satu) bulan
sekali. Air yang digunakan untuk menunjang operasional kegiatan pelayanan rumah sakit harus
memenuhi standar baku mutu air yang telah ditentukan, antara lain untuk:

50
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
1. Ruang operasi
Bagi rumah sakit yang menggunakan air yang sudah diolah untuk keperluan operasi perlu
melakukan pengolahan tambahan dengan teknologi yang dapat menjamin penyehatan
air agar terpenuhinya standard baku mutunya seperti dengan menggunakan teknologi
reverse osmosis (RO).

2. Ruang Hemodialisa
Uji laboratorium/pemeriksaan kualitas air untuk hemodialisis dilakukan dengan cara :
• Pemeriksaan kesadahan (magnesium dan kalsium) dilakukan sebelum dan sesudah
pengolahan setiap 6 bulan sekali, atau pada awal disain dan jika ada
penggantian media karbon.
• Pemeriksaan khlorin dilakukan pada saat penggunaan alat baru dan setiap
pergantian shift dialysis.
• Pemeriksaan bakteria (jumlah kuman) dilakukan pada saat penggunaan alat baru
dan setiap bulan sekali.
• Pemeriksaan endotoksin (jumlah endotoksin) dilakukan pada saat penggunaan
alat baru dan setiap 1 bulan sekali, khusus rumah sakit yang membutuhkan untuk
di akreditasi.
• Pemeriksaan kimia dan logam berat pada saat penggunaan alat baru, setiap 6
bulan atau saat perubahan reverse osmosis (RO).

3. Ruang farmasi
Air yang digunakan di ruang farmasi harus menggunakan air yang dimurnikan untuk
menjamin keamanan dan kesehatan dalam penyiapan obatdan layanan farmasi lainnya.

4. Ruang boiler
Air untuk kegunaan boiler harus berupa air lunak (soft water), yakni dengan kandungan
bahan fisika kimia tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Ruang Menara Pendingin (Cooling Tower)


Menara pendingin dan kondensor evaporasi berpotensi untuk menjadi tempat
berkembang biaknya Legionella, karena kondisi sistemnya cocok untuk pertumbuhan dan

51
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
aplifikasi berbagai bakteri termasuk Legionella. Air yang memercik keluar dari menara
dalam bentuk aerosol dan kabut yang dapat menyebarkan Legionella. Proses evaporasi,
waktu tinggal dan suhu yang hangat dapat meningkatkan pertumbuhan dan reproduksi
organisme. Selain itu kontak dengan korosi sebagai akibat dari hasil samping disinfeksi
dan adanya sedimen dapat menimbulkan biofilm (lendir dalam air yang menetap)
memberikan kenyamanan berkembang pada Legionella. Pencegahan Legionella dalam
menara pendingin dapat dilakukan dengan desain yang benar, pembersihan berkala,
pemeliharaan berkala dan pengolahan air yang efektif.

IV.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pada prinsipnya penelitian debit dimulai dengan mengukur kecepatan aliran pada beberapa
titik, kemudian mengukur luas tampang aliran. Bila dari hasil pengukuran kecepatan didapatkan
nilai kecepatan pada beberapa titik berbeda secara signifikan maka sebaiknya tampang
aliran dibagi dalam beberapa pias sehingga diperoleh debit masingmasing pias. Debit total
merupakan penjumlahan dari debit masing-masing pias tersebut. Namun bila diperoleh
kecepatan pada beberapa titik tersebut yang hampir seragam, maka kecepatan tempang
merupakan nilai ratarata dari kecepatan tiap titik. Selanjutnya debit aliran adalah perkalian
dari kecepatan rerata tampang dengan luas total tampang aliran.

A. Pengukuran Penampang Memanjang (Long Section)


Pengukuran Long dimaksudkan untuk mendapatkan potongan memanjang dan melintang,
adapun teknis pekerjaannya adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran trase dilakukan pada rencana jalur pipa yang direncanakan sesuai dengan
layout yang definitiv.
b. Penampang memanjang.
▪ Dalam melaksanakan pengukuran ini dilakukan pengukuran beda tinggi dengan jarak
maksimum tiap 100 m, kecuali pada daerah-daerah khusus yang kemiringannya cukup
besar dan kondisi medan yang spesifik, maka pengukuran harus dilaksanakan secara
lebih teliti (dirapatkan).
▪ Hasil review tersebut di atas, sudah harus dapat memberikan sistem dan jalur pipa
yang akan direncanakan.

52
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
▪ Sudut jalan atau belokan jalan (untuk menentukan bend yang harus digunakan
sepanjang jalur pipa) harus dilaksanakan dengan cermat, baik untuk menentukan bend
horisontal maupun bend vertical pada tanjakan yang pada tanjakan yang memang
diperlukan.
▪ Pada titik-titik pengukuran rencana jalur pipa, harus diberi tanda dengan
menggunakan cat atau patok sehingga secara jelas dapat dibuat pedoman didalam
pelaksanaan fisik pekerjaan.
c. Penampang memanjang.
▪ Lebar potongan melintang diukur 50 m ke kiri dan ke kanan dari tepi;
▪ Alat ukur yang digunakan adalah theodolit T.O;
▪ Jarak pengamatan disesuaikan dengan sifat kemiringan tanah dengan kerapatan titik
maksimum 2 m;
▪ Interval penampang 100 m pada tempat yang lurus dan pada tikungan dirapatkan
sesuai kondisi tikungan;
▪ Pengukuran posisi titik penampang akan menggunakan cara pengukuran polygon
sedang ketinggian dengan cara tachymetri.

B. Ketelitian Penelitian
Dalam suatu pengukuran harus dilakukan kontrol untuk mengetahui tingkat ketelitian dari
pengukuran yaitu :
a. Ketelitian horizontal
Minimal 90% titik yang mudah dikenal dilapangan, digambarkan dengan toleransi
kesalahan kurang dari 0,8 mm pada skala peta.
b. Ketelitian vertical
• Jarak pengukuran semua titik dibagi kedalam ruasruas dengan panjang maksimum 2
km, tiap ruas diukur bolak-balik dengan toleransi kesalahan 6 akar D mm.
• Kontrol azimut ditentukan dengan pengamatan astronomi dengan toleransi ketelitian
20” atau 20 akar N.
• Koreksi sudut antara 2 titik kontrol azimuth adalah 20” atau 20 akar N .N = jumlah
titik sudut.

53
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
C. Analisa Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air penduduk akan dihitung berdasarkan beberapa jenis kebutuhan, antara lain :
1. Kebutuhan air bersih domestik untuk sambungan rumah dan kran umum
2. Kebutuhan air non domestik, misalnya untuk fasilitas peribadatan dan kran umum,
diperhitungkan sebesar 20 % dari kebutuhan domestik.
3. Kehilangan air.
4. Kebutuhan hari maksimum, diperhitungkan sebesar 1.1 × kebutuhan air bersih.
5. Kebutuhan jam puncak, diperhitungkan sebesar 1.5 × kebutuhan air bersih.
Selanjutnya kebutuhan air bersih penduduk dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keb. Total = Kebutuhan Domestik + Kebutuhan air sosial + kehilangan air

D. Analisa Cakupan Layanan


Cakupan pelayanan ditargetkan dapat melayani 80% dari jumlah penduduk, untuk masa 10
tahun yang akan datang. Dasar dari hal ini mengacu pada arah perkembangan kota dan
pertambahan jumlah penduduk dilihat dari kondisi saat ini dan prediksi yang akan dating.
Target layanan tersebut dapat dipenuhi dari komposisi sambungan rumah dan jumlah penduduk
yang dapat dilayani.

E. Analisa Kemampuan Sumber


Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar potensi sumber air yang ada saat
ini untuk mencukupi kebutuhan air bersih penduduk Kota Batu di masa sekarang dan masa yang
akan datang. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kemampuan produksi sumber air antara
lain pengelolaan daerah tangkapan air dan konservasi vegetasi di sekitar sumber.

F. Analisa Hidrolika Dalam Sistim Jaringan Distibusi Air Bersih


1. Hukum Bernoulli
Air di dalam pipa selalu mengalir dari tempat yang memiliki tinggi energi lebih besar menuju
tempat yang memiliki tinggi energi lebih kecil. Aliran tersebut memiliki tiga macam energy
yang bekerja di dalamnya, yaitu :

54
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Hal tersebut dikenal dengan prinsip Bernoulli bahwa tinggi energi total pada sebuah
penampang pipa adalah jumlah energi kecepatan, energi tekanan dan energi ketinggian
yang dapat ditulis sebagai berikut :

Menurut teori kekekalan energi dari hukum Bernoulli yakni apabila tidak ada energi yang
lolos atau diterima antara dua titik dalam satu sistem tertutup, maka energi totalnya tetap
konstan. Hal tersebut dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini :

Gambar. Diagram Energi Pada Dua Tempat

55
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Pada gambar di atas, terlihat garis yang menunjukkan besarnya tinggi tekan air pada titik
tinjauan yang dinamakan garis gradien hidrolis atau garis kemiringan hidrolis. Jarak vertikal
antara pipa dengan gradien hidrolis menunjukkan tekanan yang terjadi dalam pipa.
Perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2 merupakan kehilangan energi yang terjadi
sepanjang penampang 1 dan 2.

2. Hukum Kontinuitas
Air yang mengalir sepanjang pipa yang mempunyai luas penampang A m2 dan kecepatan
V m/det selalu memiliki debit yang sama pada setiap penampangnya. Hal tersebut dikenal
sebagai hukum kontinuitas yang dituliskan :

56
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Aliran Dalam Pipa

Pada gambar (a), potongan 1-1 dan potongan 2-2 mempunyai luasan penampang yang
sama sehingga kecepatan aliran dipotongan 1-1 sama dengan kecepatan aliran di
potongan 2-2. Pada gambar (b), potongan 1-1 memiliki luasan penampang yang lebih
besar dari potongan 2-2 sehingga kecepatan aliran di potongan 1-1 lebih kecil
dibandingkan dengan kecepatan aliran di potongan 2-2. Sedangkan pada gambar (c),
potongan 1-1 memiliki luasan penampang yang lebih kecil dari potongan 2-2 sehingga
kecepatan aliran di potongan 1-1 lebih besar dibandingkan dengan kecepatan aliran di
potongan 2-2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecepatan aliran selalu
berbanding terbalik dengan luasan penampang. Pada aliran percabangan pipa juga
berlaku hukum kontinuitas dimana debit yang masuk pada suatu pipa sama dengan debit
yang keluar pipa. Hal tersebut diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar. Aliran Bercabang

Dimana :

57
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
3. Kehilangan Ketinggian
Kehilangan tinggi tekan dalam pipa dapat dibedakan menjadi kehilangan tinggi tekan
mayor (major losses) dan kehilangan tinggi tekan minor (minor losses). Dalam merencanakan
sistem jaringan distribusi air bersih, aliran dalam pipa harus berada pada kondisi aliran
turbulen. Untuk mengetahui kondisi aliran dalam pipa turbulen atau tidak, dapat dihitung
dengan identifikasi bilangan Reynold menggunakan persamaan berikut :

Tabel. Kekentalan Kinetik Air

Dari perhitungan bilangan Reynold, maka sifat aliran di dalam pipa dapat diketahui dengan
kriteria sebagai berikut :

58
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
4. Kehilangan Tinggi Tekan Mayor (Major Losses)
Fluida yang mengalir di dalam pipa akan mengalami tegangan geser dan gradien
kecepatan pada seluruh medan karena adanya kekentalan kinematik. Tegangan geser
tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan energi selama pengaliran. Tegangan
geser yang terjadi pada dinding pipa merupakan penyebab utama menurunnya garis
energi pada suatu aliran (major losses) selain bergantung juga pada jenis pipa. Ada
beberapa teori dan formula untuk menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan mayor ini
yaitu dari Hazen-Williams, Darcy-Weisbach, Manning, Chezy, Colebrook-White dan
Swamme-Jain. Dalam kajian ini digunakan persamaan HazenWilliams (Haestad, 2001 : 278)
yaitu :

59
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Tabel. Koefisien Kekasaran Pipa Menurut Hazen-Williams

5. Kehilangan Tinggi Tekan Minor (Minor Losses)


Faktor lain yang juga ikut menambah besarnya kehilangan tinggi tekan pada suatu aliran
adalah kehilangan tinggi tekan minor. Kehilangan tinggi tekan minor ini disebabkan oleh
adanya perubahan mendadak dari ukuran penampang pipa yang menyebabkan turbulensi,
belokan-belokan, adanya katub dan berbagai jenis sambungan. Kehilangan tinggi tekan
minor semakin besar bila terjadi perlambatan kecepatan aliran di dalam pipa dibandingkan
peningkatan kecepatan akibat terjadi pusaran arus yang ditimbulkan oleh pemisahan aliran
dari bidang batas pipa. Untuk jaringan pipa sederhana, kehilangan tinggi tekan minor ini

60
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
tidak boleh diabaikan karena nilainya cukup berpengaruh. Namun untuk pipa-pipa yang
panjang atau L/D>>1000, kehilangan tinggi tekan minor ini dapat diabaikan. Persamaan
umum untuk menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan minor dapat ditulis sebagai
berikut:

Besarnya nilai koefisien k sangat beragam, tergantung dari bentuk fisik penyempitan,
pelebaran, belokan, katup dan sambungan dari pipa. Namun, nilai k ini masih berupa
pendekatan karena sangat dipengaruhi oleh bahan, kehalusan membuat sambungan
maupun umur sambungan tersebut.

Tabel. Koefisien Kekerasan Pipa Menurut Jenis Perubahan Bentuk Pipa

61
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Pengaruh Bentuk Belokan Pipa Pada Aliran

G. Elemen-Elemen Pada Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih


Elemen-elemen pada suatu sistem jaringan distribusi air bersih adalah komponen-komponen
yang ada dalam suatu rangkaian sistem jaringan distribusi air bersih. Elemen-elemen ini terdiri
dari pipa dan sambungannya, katub, pompa, tandon dan tendon dimana kesemuanya haruslah
bekerja dengan baik. Jika salah satu dari elemen tersebut tidak berfungsi, maka dampaknya
adalah berkurangnya bahkan terhentinya kinerja dan efisiensi dari sistem tersebut.
1. Pipa
• Jenis Pipa
Pada suatu sistem jaringan distribusi air bersih, pipa merupakan komponen yang utama.
Pipa ini berfungsi sebagai sarana untuk mengalirkan air dari sumber air ke tandon,
maupun dari tandon ke konsumen. Pipa tersebut memiliki bentuk penampang lingkaran
dengan diameter yang bermacam-macam. Dalam pelayanan penyediaan air bersih lebih
banyak digunakan pipa bertekanan karena lebih sedikit kemungkinan tercemar dan
biayanya lebih murah disbanding menggunakan saluran terbuka atau talang. Suatu pipa
bertekanan adalah pipa yang dialiri air dalam keadaan penuh. Pipa yang umumnya
dipakai untuk sistem jaringan distribusi air dibuat dari bahan-bahan seperti di bawah ini:
a) Besi tuang (cast iron)
Pipa besi tuang telah digunakan lebih dari 200 tahun yang lalu. Pipa ini biasanya
dicelupkan dalam larutan kimia untuk perlindungan terhadap karat. Panjang biasa
dari suatu bagian pipa adalah 4 m dan 6 m. Tekanan maksimum pipa sebesar 25
kg/cm2 dan umur pipa dapat mencapai 100 tahun.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
- Pipa cukup murah
- Pipa mudah disambung
- Pipa tahan karat

62
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Kerugian dari pipa ini adalah :
- Pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal
b) Besi galvanis (galvanized iron)
Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa baja yang dilapisi seng. Umur pipa pendek
yaitu antara 7 – 10 tahun. Pipa berlapis seng digunakan secara luas untuk jaringan
pelayanan yang kecil di dalam sistem distribusi.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
- Harga murah dan banyak tersedia di pasaran
- Ringan sehingga mudah diangkut
- Pipa mudah disambung
Kerugian dari pipa ini adalah :
- Pipa muda berkarat
c) Plastik (PVC)
Pipa ini lebih dikenal dengan sebutan pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) dan di pasaran
mudah didapat dengan berbagai ukuran. Panjang pipa 4 m atau 6 m dengan ukuran
diameter pipa mulai 16 mm hingga 350 mm. Umur pipa dapat mencapai 75 tahun.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
- Harga murah dan banyak tersedia di pasaran
- Ringan sehingga mudah diangkut
- Mudah dalam pemasangan dan penyambungan
- Pipa tahan karat
Kerugian dari pipa ini adalah :
- Pipa jenis ini mempunyai koefisien muai besar sehingga tidak tahan panas
- mudah bocor dan pecah
d) Baja
Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mempunyai banyak ragam di pasaran. Pipa baja
telah digunakan dengan berbagai ukuran hingga lebih dari 6 m garis tengahnya.
Umur pipa baja yang cukup terlindungi paling sedikit 40 tahun.
Keuntungan dari pipa ini adalah :
- Tersedia dalam berbagai ukuran panjang
- Mudah dalam pemasangan dan penyambungan

63
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Kerugian dari pipa ini adalah :
- Pipa tidak tahan karat
- Pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal

2. Sarana Penunjang
Pipa yang digunakan dalam distribusi air minum harus dilengkapi dengan alat bantu agar
bisa berfungsi dengan baik, seperti :
• Sambungan antar pipa
Untuk menggabungkan pipa yang satu dengan yang lain diperlukan suatu sambungan
pipa, baik pipa yang berdiameter sama atau berbeda, belokan pada pipa dan
penggabungan dua pipa yang berbeda jenis.
Sambungan pada pipa antara lain :
- Mangkok (bell) dan lurus (spingot)
- Sambungan mekanik
- Sambungan dorong (push on joint)
- Sambungan flens
Sambungan tersebut dipakai sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan saat pemasangan
pipa ditambah dengan perlengkapan sambungan yaitu :
- Belokan (bend)
Digunakan untuk mengubah arah dari arah lurus dengan sudut perubahan standar
yang merupakan sudut dari belokan tersebut. Besar belokan standar adalah 11¼o,
22½o, 45o, dan 90o. Bahan belokan itu biasanya sama dengan pipa.
- Perlengkapan “T”
Untuk pipa sekunder dipasang tegak lurus (90o) pada pipa primer berbentuk T.
Untuk ujung-ujungnya perlengkapan dapat terdiri dari kombinasi spigot, socket dan
flens.
- Perlengkapan “Y”
Untuk pipa sekunder yang dipasang pada pipa primer dengan sudut 45o
• Pintu dan Katup
Aliran air yang baik di dalam pipa sangat ditunjang oleh katup yang bekerja pada
sambungan antar pipa. Berbagai jenis katup memiliki fungsi berbeda yang
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan agar suatu

64
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
rangkaian pipa berfungsi dengan baik. Beberapa macam katub dalam rangkaian
jaringan pipa adalah (Haestads, 2001 : 277) :
- Flow Control Valve (FCV)
Digunakan untuk membatasi aliran maksimum ratarata yang melalui katup dari hulu
ke hilir. Dimaksudkan untuk melindungi suatu komponen tertentu yang letaknya di
hilir agar tidak rusak akibat aliran yang terlalu besar.
- Pressure Reducer Valve (PRV)
Digunakan untuk menanggulangi tekanan yang terlalu besar di hilir katup. Jika
tekanan naik hingga melebihi nilai batas, maka PRV akan menutup dan akan
terbuka penuh bila tekanan di hulu lebih rendah dari nilai yang telah ditetapkan
pada katup tersebut.
- Pressure Sustaining Valve (PSV)
Digunakan untuk menanggulangi penurunan secara drastis pada tekanan di hulu
dari nilai yang telah ditetapkan. Jika tekanan di hulu lebih rendah dari batas
minimumnya, maka katu akan menutup.
- Pressure Breaker Valve (PBV)
Digunakan untuk memberikan tekanan tambahan pada tekanan yang menurun di
katup. Di samping itu, katup jenis ini juga dapat memberikan tambahan tekanan
pada aliran yang berbalik arah (karena tekanan di hilir lebih tinggi dari tekanan
di hulu) sehingga tekanan di hilir lebih rendah dari tekanan di hulu.
- Throttle Control Valve (TCV)
Katup jenis ini digunakan untuk mengontrol minor losses yang berubah setiap waktu.

3. Pompa
Pompa adalah komponen sistem yang mampu memberikan tambahan tekanan dalam suatu
sistem jaringan distribusi air bersih. Dengan pompa, maka tinggi tekanan yang berkurang
dapat dinaikkan kembali sehingga sistem dapat mengalirkan air ke tempat pelayanan yang
lebih tinggi dan jauh. Apabila sebelum pompa dipasang telah ada aliran, maka pompa juga
dapat digunakan untuk menambah kapasitas debit pada sistem tersebut. Karakteristik
pompa ditunjukkan oleh debit yang dapat dihasilkan pada berbagai jenis variasi tinggi
tekan (head). Semakin tinggi head yang harus ditambahkan, maka semakin kecil debit yang
diproduksi dan demikian pula sebaliknya. Operasional pompa dalam suatu sistem jaringan

65
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
distribusi air bersih juga menggunakan pronsip tersebut dimana harus memperhatikan tinggi
tekan dan debit yang dibutuhkan sehingga operasional pompa mampu mencapai tingkat
efisiensi yang tinggi. Pompa dapat dipasang secara paralel dan secara seri. Pada
pemasangan secara paralel, pompa dipasang sejajar pada dua pipa yang ujung-ujungnya
disatukan. Debit yang dihasilkan pada pompa paralel menjadi dua kali lipat, namun tinggi
tekannya sama dengan satu unit pompa saja. Sedangkan pada pemasangan seri, pompa
yang satu diletakkan di hilir pompa yang lain. Pada pemasangan seperti ini, debit yang
dihasilkan sama dengan satu unit pompa saja, namun tinggi tekannya menjadi dua kali lipat.

Gambar. Kurva Sistem Operasi Pompa

Gambar. Kurva Operasional Pompa (Pemasangan Seri dan Pararel)

4. Tandon
Tandon merupakan komponen dari sistem jaringan distribusi air bersih yang memiliki fungsi
untuk menampung dan menyimpan air untuk digunakan pada kondisi tertentu. Pengisian
tampungan tandon dilakukan apabila kebutuhan air bersih tidak mencapai puncak atau
dibagi antara keduanya apabila kapasitas debitnya mencukupi. Sumber air yang dapat
digunakan sebagai air baku untuk penyediaan air bersih adalah:
▪ Mata air;
▪ Air tanah dalam;
▪ Air permukaan danau atau waduk;
▪ Air permukaan sungai.

66
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tendon adalah :
- Aspek kuantitas dan kontinuitas
- Kapasitas tampungan dari sebuah tandon nantinya harus mampu untuk melayani areal
pelayanan yang direncanakan dan mampu beroperasi sesuai rencana pengembangan
seiring dengan meningkatnya kebutuhan air bersih setiap tahunnya
- Aspek kualitas air
- Mata air yang digunakan untuk mengisi tendon sebagai air baku harus memenuhi
standar kualitas air baku golongan A atau minimal golongan B

H. Mekanisme Pengaliran Dalam Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih


1. Pipa Dengan Bantuan Pompa
Pemakaian pompa dimaksudkan untuk lebih memperbesar tekanan pada suatu titik agar
dapat melayani area tertentu yang cukup luas. Jika pompa digunakan ntuk menaikkan air
dari suatu tandon A ke tandon B, maka akan dibutuhkan suatu daya pompa untuk
mengalirkannya seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar. Skema Jaringan Distribusi Air Bersih Dengan Bantuan Pompa

Dengan melihat gambar di atas, maka tinggi garis gradient hidraulik di titik B (tekanan di
B) adalah :

67
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
2. Sistem Perpipaan
Sistem pemipaan dalam jaringan distribusi air bersih dapat dibagi menjadi dua yaitu
hubungan seri dan hubungan paralel. Penggunaan dua sistem pemipaan ini bergantung
pada kondisi lapangan dan melihat tingkat kebutuhan airnya.
▪ Pipa Hubungan Seri
Apabila suatu saluran pipa terdiri dari beberapa pipa berdiameter sama atau berbeda
dalam kondisi tersambung, maka pipa-pipa tersebut terpasang dalam hubungan seri.
Pada pipa hubungan seri, debit aliran di semua titik adalah sama sedangkan kehilangan
tekanan di semua titik berbeda. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar. Pipa Dalam Hubungan Seri Q1 = Q2 = Q3

68
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
▪ Pipa Hubungan Paralel
Apabila dua pipa atau lebih yang letaknya sejajar dan pada ujung-ujungnya
dihubungkan oleh satu titik simpul (junction), maka pipa-pipa tersebut terpasang dalam
hubungan paralel. Pada pipa hubungan paralel, debit total merupakan penjumlahan
debit aliran di tiap pipa, sedangkan kehilangan tekanan pada tiap pipa sama. Hal
tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar. Pipa Dalam Hubungan Paralel hf1 = hf2 = hf3

3. Metode Perhitungan Aliran Dalam Pipa


Pada jaringan pipa, ada dua persamaan yang harus dipenuhi yaitu persamaan kontinuitas
massa dan persamaan energi. Kedua persamaan tersebut berlaku untuk setiap pipa dalam
suatu sistem jaringan yang harus diselesaikan secara bersamasama. Untuk menyelesaikan
perhitungan analisis sistem jaringan pipa, didasarkan pada dua kondisi dasar yang harus
dipenuhi seperti dijelaskan berikut ini (Webber, 1971) :

69
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
a) Hukum Kontinuitas, yaitu dalam tiap-tiap titik simpul aliran yang masuk harus sama
dengan aliran yang keluar (Triatmojo, 1996 : 92).

b) Hukum Kontinuitas Tekanan, jumlah kehilangan tekanan di dalam sistem jaringan


tertutup harus sama dengan nol.

untuk menggunakan kedua persamaan di atas, Hardy Cross (1936) menawarkan dua
metode yaitu metode jaringan tertutup (loop method) dan metode titik simpul (junction
method).
▪ Metode Jaringan Tertutup (Loop Method)
Dalam metode jaringan tertutup ini digunakan prinsip keseimbangan tinggi tekan
(head balance) dengan menganggap bahwa aliran masuk dan keluar dari jaringan
harus diketahui menentukan aliran dalam setiap komponen pipa. Jika tekanan pada
sistem juga diperlukan, maka tinggi tekan pada satu titik dalam jaringan harus
diketahui awalnya. Gambar di bawah menunjukkan suatu sistem jaringan kecil dimana
bila semua persyaratan standar telah terpenuhi, maka kehilangan tinggi tekan di pipa
1 dan 2 sama dengan kehilangan tinggi tekan di pipa 3 dan 4 sehingga dikatakan
jaringan tersebut telah seimbang (Σhf = 0). Dengan perumpamaan arah jarum jam,
kehilangan tinggi tekan dikatakan positif bila searah jarum jam dan sebaliknya.

Gambar. Skema Jaringan Menggunakan Metode Jaringan Tertutup

70
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Konsep yang dikemukakan oleh Hardy Cross adalah menggunakan prinsip kontinuitas,
bahwa debit masuk sama dengan debit keluar dalam suatu sistem jaringan yang
kemudian akan digunakan dalam menentukan aliran dalam setiap komponen pipa.

Gambar. Ilustrasi Persamaan Kontinuitas Dengan Metode Jaringan Tertutup

▪ Metode Titik Simpul (Junction Method)


Dalam metode titik simpul digunakan prinsip keseimbangan debit (quantity balance)
yaitu dengan lebih mempertimbangkan besarnya debit aliran pada suatu titik simpil
sebagai variabel yang tidak diketahui daripada mempertimbangkan besarnya debit
aliran pada pipa yang dipakai dalam metode jaringan tertutup. Langkah modifikasi
dari R.J Cornish ini dapat digunakan bila tinggi tekan pada tiap titik masuk (junction)
diketahui dan digunakan untuk menentukan tinggi tekan dan aliran di sepanjang
jaringan.

Gambar. Skema Jaringan Menggunakan Metode Titik Simpul

4. Simulasi Aliran Pada Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih


Dalam pendistribusian air, terjadi aliran di dalam sistem jaringan distribusi air bersih.
Terdapat dua kondisi pada saat pengaliran, yakni kondisi permanen dan kondisi tidak
permanen. Penentuan jenis kondisi aliran tersebut amat bergantung pada pola konsumsi air
pada masyarakat untuk setiap jam perharinya.

71
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
▪ Analisis Kondisi Permanen
Analisis kondisi permanen ini mencakup kondisi aliran, tekanan, dan kapasitas dari
komponen sistem jaringan tersebut pada corak permintaan tunggal. Simulasi ini dilakukan
pada saat kondisi kritis seperti pada kebutuhan harian maksimum, kebutuhan puncak dan
pengisisan tampungan tandon. Dengan demikian dapat memberikan suatu informasi dari
kondisi jaringan pada suatu waktu yang diiinginkan.
▪ Analisis Kondisi Tak Permanen
Analisis pada kondisi permanen ini mencakup kondisi aliran, tekanan dan kapasitas dari
komponen sistem jaringan tersebut sepanjang waktu pada suatu corak permintaan yang
berubah-ubah. Dalam simulasi kondisi tidak permanen ini, beberapa parameter yang
digunakan adalah karakteristik tandon, kontrol operasi pompa, durasi dan nilai tahapan
waktu, rasio waktu serta faktor beban (loading factor).

5. Proses Penggambaran Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih


Setelah project setup diisi dan pemodelan komponen telah selesai dilakukan, maka proses
pembuatan jaringan pipa dapat dimulai. Pada sisi samping dan atas lembar kerja terdapat
berbagai tools untuk menggambarkan jaringan pipa beserta komponennya. Proses
penggambaran cukup sederhana dan mudah, dengan memilih model atau komponen yang
akan digambar kemudian diletakkan pada lembar kerjanya. Yang perlu dipastikan yaitu
antar komponenkomponen pada seluruh jaringan harus benar-benar tersambung agar tidak
menyebabkan kesalahan dalam perhitungan dan analisis nantinya.

Dari uraian pendekatan metodologi secara keseluruhan diatas menjadi pedoman tim konsultan
dalam rangka pembuatan rancangan terkhusus menyangkut kegiatan pekerjaan kali ini. Yang
akan disajikan pada pada BAB selanjutnya.

72
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Bagan Alur Metodologi

73
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
BAB V
HASIL PERENCANAAN
V.1 DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. Standar Perancangan
Standar perancangan struktur mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia, serta
peraturan peraturan lain jika peraturan yang berlaku di Indonesia tidak mencakup hal tersebut:
- Peraturan beton bertulang Indonesia 1991 (SNI 91);
- Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung;
- Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983;
- Peraturan perencanaan tahan gempa Indonesia untuk gedung th 1987;
- Peratutan perencanaan bangunan baja Indonesia tahun 1983;
- Peraturan Umum tentang bahan bangunan Indonesia tahun 1983;
- Standart Industri Indonesia;
- Peraturan ACI 318-83 dan PCI untuk beton praktekan;
- AISC seta British Standard untuk fabrikasi dan ereksi sturktur baja;
- Buku Pedoman Perencanaan struktur untuk beton bertulang biasa dan struktur tembok
beton bertulang tahun 1983;
- PERMENKES Nomor 340 Tahun 2010;
- PERMENKES Nomor 56 Tahun 2014;
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2019.

B. Struktur Bangunan
Sistem Pondasi adalah unsur yang paling penting sebagai pendukung utama berdirinya suatu
bangunan. Sehingga dalam perencanaan pondasi penentuan system/jenis pondasi harus
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Sistem bangunan atas yang akan didukung;
2. Kondisi tanah dimana bangunan itu berdiri (dari data penyelidikan tanah);
3. Beban bangunan atas yang harus didukung oleh pondasi;
4. Kondisi lingkungan dimana lokasi bangunan tersebut akan didirikan;

74
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
5. Waktu dan biaya pekerjaan.
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, diharapkan diperoleh suatu system pondasi yang
optimum, dalam arti dapat memenuhi persyaratan teknis dan dapat dilaksanakan dengan
biaya seekonomis mungkin.

C. Material Yang Digunakan


Material yang digunakan terdiri dari:
- Beton bertulang;
- Baja;
- Rangka Alumunium;
- Bahan Metal;
- Perpipaan;
- Bahan Mekanikal & Elektrikal
- Kayu.

D. Daya Dukung Tiang


Daya dukung tiang adalah tekanan terkecil yang dapat menyebabkan keruntuhan geser pada
tanah pendukung tepat dibawah dan disekeliling pondasi Dalam menentukan besarnya daya
dukung tiang dapat ditinjau melalui bebarapa cara dengan mempertimbangkan:
- Jenis pondasi.
- Metode pelaksanaan.
- Jenis material.

V.2 TAHAP AKHIR PERENCANAAN


Secara khusus produk keluaran dari hasil perencanaan pada kegiatan pekerjaan ini terbagi
dalam tiga bagian, yaitu :
• Gambar Kerja
Gambar-gambar Pelelangan, merupakan bundel dokumen Gambar Kerja yang telah
diseleksi sesuai kebutuhan untuk Pelelangan berdasarkan paket-paket yang sudah
ditentukan dan disetujui oleh Pengguna Jasa.

75
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
• Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Sesuai dengan tata cara pelelangan Rencana Anggaran Biaya dibuat berdasarkan
uraian pekerjaan yang disusun menurut jenis pekerjaan yang ada dalam pelaksanaan
konstruksi. RAB untuk tahap ini disusun berdasarkan gambar kerja dan RKS dengan
memperhitungkan segala biaya pengadaan bahan maupun alat.
• Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis, sekurang-kurangnya mencakup :
a. Persyaratan Bahan dan Cara Pelaksanaan :
• Jenis dan uraian teknis pelaksanaan pekerjaan.
• Jenis dan mutu bahan yang dipergunakan.
• Persyaratan tata cara pelaksanaan.
• Persyaratan Teknis lainnya.
b. Persayaratan Perlengkapan/Peralatan Bangunan atau elemen/bagian bangunan
yang digunakan, menjelaskan tentang :
• Persyaratan mutu/kualitas produk dan kinerja/performance.
• Standar acuan yang digunakan.
• Tata cara pengujian.
c. Persyaratan khusus
• Bilamana persyaratan yang tersebut diatas masih belum menjelaskan maksud
perencana dan dianggap perlu, maka dapat ditambahnkan syarat-syarat
khusus.
• Mengingat bahwa syarat-syarat teknis mempunyai hubungan sangat erat
dengan gambar-gambar dan Rencana Anggaran Biaya, maka syarat-syarat
teknis merupakan keterangan lengkap dari semua hal yang tidak dapat
dijelaskan secara/ melalui gambar. Karena harus lebih teliti dan cermat agar
RKS atau gambar-gambar tidak satu bagian pun yang bertentangan satu
dengan yang lainnya.

76
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
V.3 HASIL PERENCANAAN
A. Gambar Kerja
Berikut disajikan sebagian hasil dari pengembangan rancangan/desain-desain yang menjadi
inti dari perencanaan dan perencangan pada kegiatan pekerjaan konsultan kali ini :

Gambar. Layout RSUD Datoe Binangkang (Hasil Pengukuran Menggunakan Teodholite)

77
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Dena Telapak Dan Sloof

78
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Denah Balok (+ 3.80)

79
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Denah Balok (+ 7.60)

80
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Detail-Detail Pembesian Beton Bertulang

81
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Detail Pondasi Telapak

82
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Detail Kusen Pintu

Gambar. Detail Kusen Jendela (2 Type)

83
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Denah Pembesian (+3.80)

84
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Tampak Depan Dan Samping Pembesian Dinding (+5.60)

85
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Denah Waterproofing (+3.80)

86
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Denah Keramik (+0.05)

87
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Denah Keramik (+3.80)

88
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Tampak Samping Kanan-Kiri Pasangan Bata

89
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Denah Lantai 2 (+ 3.80)

90
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Tampak Depan Dan Samping Kanan Bangunan

91
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Tampak Belakang Dan Samping Kiri Bangunan

92
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Potongan Memanjang

93
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Potongan Melintang

94
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Denah Pasangan Pondasi Batu Belah

95
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Detail Pondasi A

Gambar. Detail Pondasi B

Gambar. Detail Pondasi C

96
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Gambar. Penampang Potongan Sumur Bor

97
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
B. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Secara garis besar dari gambar kerja/desain rencana yang telah disajikan ssebelumnya
menjadi dasar perhitungan tim konsultan untuk dijadikan rancangan RAB baik terhadap
kebutuhan volume dan biaya. RAB ini kemudian dimuat dalam dokumen lelang yang akan
dikerjakan fisiknya oleh pihak pelaksana/kontraktor. Item-item pekerjaan fisik pada kegiatan
pekerjaan kali ini meliputi setidaknya pada hal-hal berikut :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Tandon.
3. Pekrejaan ELektrikal, Mekanikal dan Plumbing :
a) Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Genset;
b) Pekerjaan Pengadaan/Pemasangan Paket Kombinasi Damiu Mineral dan RO (Reverse
Osmosis) dengan Menggunakan Pre-Treatment;
c) Pekerjaan Plumbing dan Sanitair.
4. Pekerjaan Pengeboran Sumur DTW :
a) Pekerjaan Pengeboran 8" - 10";
b) Pengadaan Dan Pemasangan Pipa Konstruksi Sumur;
c) Pengadaan Bahan Sirkulasi;
d) Pengadaan Dan Pemasangan Pipa Jaringan Dan Pompa Dtw.
5. Pekerjaan Akhir.

NO JENIS PEKERJAAN VOL. SAT.


1. 2. 3. 4.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pek. Pembuatan Papan Proyek 1,00 Ls
2 Pek. Pengukuran Uitzet 1,00 Ls
3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1,00 Ls

II PEKERJAAN TANDON
1 Pek. Galian Tanah Keras 70,36 M3
2 Pek. Pasir Urug 4,25 M3
3 Pek. Urugan Tanah Kembali Bekas Galian 70,36 M3
4 Pek. Pas. Pondasi Sp. 1:5 4,29 M3
5 Pek. Cor Lantai Beton Sp 1:3:5 Tbl. 7 cm 3,45 M3
6 Pek. Beton Bertulang Telapak Uk. 200/200 cm K- Besi = 105,6 Kg 9,60 M3
300,

98
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
7 Pek. Beton Bertulang Kolom 40/40 K-300, Besi = 155 Kg 8,01 M3
8 Pek. Beton Bertulang Kolom 40/55 K-300, Besi = 132,3 Kg 3,67 M3
9 Pek. Beton Bertulang Sloof 25/40 K-300, Besi = 249,8 Kg 2,24 M3
10 Pek. Beton Bertulang Sloof 25/30 K-300, Besi = 288,8 Kg 0,75 M3
11 Pek. Beton Bertulang Plat Lantai dudukan genset K- Besi = 181,9 Kg 0,37 M3
300,
12 Pek. Beton Kolom Praktis 12/12 K-175, Besi = 277,1 Kg 0,03 M3
13 Pek. Beton Balok Latai 12/15 K-175, Besi = 212,84 Kg 0,28 M3
14 Pek. Beton Bertulang Balok 30/65 Elev. +3.80 K- Besi = 184,33 Kg 1,25 M3
300,
15 Pek. Beton Bertulang Balok 30/50 Elev. +3.80 K-300 Besi = 122,06 Kg 3,32 M3
16 Pek. Beton Bertulang Balok 25/40 Elev. +3.80 K- Besi = 258,14 Kg 1,36 M3
300,
17 Pek. Beton Bertulang Plat tbl. 20 cm Elev. +3.80 K- Besi = 124,95 Kg 3,67 M3
300,
18 Pek. Beton Bertulang Dinding tbl. 20 cm Elev. +3.80 Besi = 80,94 Kg 9,69 M3
K-300,
19 Pek. Beton Bertulang Balok 30/50 Elev. +6.30 K- Besi = 193,20 Kg 0,96 M3
300,
20 Pek. Beton Bertulang Balok 20/30 Elev. +6.30 K- Besi = 222,42 Kg 1,32 M3
300,
21 Pek. Beton Bertulang Plat Tbl. 12 cm Elev. +6.30 K- Besi = 157,00 Kg 3,14 M3
300,
22 Pek. Beton Bertulang Meja Tbl. 10 cmK-300, Besi = 157,00 Kg 0,15 M3
23 Pek. Pasangan Dinding 1/2 Bata Sp. 1 : 4 55,62 M2
24 Pek. Plesteran Dinding Sp. 1 : 4 Tbl 20 mm Elev. + 3.80 111,25 M2
25 Pek. Plesteran Beton Sp. 1 : 3 Tbl 20 mm Elev. + 3.80 120,45 M2
26 Pek. Acian Elev. + 3.80 231,71 M2
27 Pek. Pengecatan Dinding Exterior Elev. + 3.80 231,71 M2
28 Pek. Plesteran Beton Sp. 1 : 3 Tbl 20 mm Elev. + 6.30 61,75 M2
29 Pek. Acian Elev. + 6.30 61,75 M2
30 Pek. Acian Pembentukan Sudut 303,84 M¹
31 Pek. Pengecatan Dinding Exterior Elev. + 6.30 61,75 M2
32 Pek. Pembuatan Kosen Jendela Teralis Hollow 40.40.1,2 (J1) Uk. 125x160cm 1,00 Unit
33 Pek. Pembuatan Kosen Jendela Teralis Hollow 40.40.1,2 (J2) Uk. 125x310cm 1,00 Unit
34 Pek. Pembuatan Kosen Pintu dan Daun Pintu besi Uk. 245 x 215cm 2,00 Unit
35 Pek. Pembuatan Tangga Besi UMP 75.40.5 7,00 M¹
36 Pek. Pembuatan Manhole Besi 60 x 60 cm 2,00 Unit
37 Pek. Pas. Keramik Uk. 40 x 40 cm 110,23 M2
38 Pek. Pas. Kusen Jendela Aluminium 4" White dan Jendela Kaca mati
a. Pek. Kusen Alluminium 4" White uk. 152 x 125 cm 5,54 M¹
c. Pek. Pas. Kaca Tebal 5 mm 2,48 M2
39 Pek. Pembuatan Steger Bambu 21,00 M2

III. PEKERJAAN ELEKTRIKAL, MEKANIKAL DAN PLUMBING


A. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Genset

99
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
1 Pengadaan dan Pemasangan Genset 30 KVA type Silent 1,00 Unit
2 Pengadaan dan Pemasangan Sub Panel Distribusi uk. 30 x 40 x 20 cm 1,00 Unit
3 Pemasangan Grounding Genset 1,00 Set
4 Kabel Kontrol NYYHY 4 x 1,5 mm2 5,00 M¹
5 Skun Kabel 1,5 mm2 1,00 Dos
6 Kabel toevoer : nyyfgby 4 x70 mm2 4,00 M¹
7 Saklar Tunggal Biasa 2,00 Bh
8 Stop kontak biasa 2,00 Bh
9 Lampu 15 watt 4,00 Bh
10 Pekerjaan Instalasi Listrik Lampu dan stop kontak 6,00 Titik
11 Skun Kabel 70 mm2 8,00 Bh

B. Pekerjaan Pengadaan/Pemasangan Paket Kombinasi Damiu Mineral dan


RO (Reverse Osmosis) dengan Menggunakan Pre-Treatment
1. Pengad. dan Pemas. Mesin RO Kaps. 4.000 GPD CNP 1,00 Unit
- 1 bh Housing & Membran RO 4000 GPD 4040
- 1 bh Booster Pump RO 2 Horse Power, CNP
- 2 bh Panel indicator Flow Meter 20" + Filter Spoon sedimen uk. 20"
- Pressure Gauge (20 Bar/300 Psi) & Indicator Pilot
- 1 bh kran pengatur pembuangan (recovery)
- Konsumsi daya 2 Hp, tegangan 220 Volt
- Frame rangka stainless steel, finishing acrilic, food Grade Ukuran 45 x 45 x
135 cm (Berat 60 Kg)
2 Tabung Media Filter Bahan Stainless Steel FRP Uk. 145 x 2,00 Unit
3 Kran 3 Way Valve Semi Otomatis/Useable for 4,00 Unit
4 Carbon Active 1 Zak isi 20 Kg, Utk. Menyaring Zat Fe, Mg 3,00 Zak
5 Silica Sand/Pasir Silika 1 Zak isi 25 Kg Untuk menyaring zat 3,00 Zak
6 Ultra Violet (UV) 8 GPM Osram Russia Stainless Steel 4,00 Unit
7 Housing Filter Uk. 10" Transparan/Bening 12,00 Buah
8 Filter CTO (Carbon TaSTED AND Odor) Uk. 10" (carbon 1,00 Buah
9 Filter GAC (Granullar Active Carbon) Uk. 10" (Granullar) 1,00 Buah
10 Filter Cartridge Sediment 01 Micron Uk. 10" USA 6,00 Buah
11 Filter Cartridge Sediment 03 Micron Uk. 10" USA 2,00 Buah
12 Filter Cartridge Sediment 05 Micron Uk. 10" USA 2,00 Buah
13 Pompa Primer Setara Sanyo/Shimizu Type 128 Bit 2,00 Unit
14 Selenoid Magnetikc Valve Uk. 3/4" x selang 1/2 " (Elektric) 6,00 Unit
15 Plambing/perpipaan : connector, pipa, stop kran, SDD, Keni, TBA dll 1,00 Paket
16 Kelistrikan : Kabel, Saklar, Stop kontak, Jack, MCB, dll 1,00 Paket
17 Tandon Air Stainless Steel Volume 1100 Ltr. 3,00 Unit
18 Paket Instalasi/pemasangan Komplit 1,00 Paket
19 Display Partisi Kaca Lemari (Etalase) Alumunium 1,00 Unit
20 Air Conditionir (AC) 1 PK 1,00 Unit
21 Test Laboratorium (Sertifikat Kelayakan) 1,00 Paket

C Pekerjaan Plumbing dan Sanitair

100
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
1 Pipa Galvanis 3" 12,00 M¹
2 Pipa Galvanis 2" 6,00 M¹
3 Pipa Galvanis 1" 6,00 M¹
4 Gate Valve 3" 1,00 Bh
5 Gate Valve 2" 3,00 Bh
6 Gate Valve 1" 6,00 Bh
7 Knie Galvanis 2" 6,00 Bh
8 Knie Galvanis 3" 3,00 Bh
9 Watermur 2" 6,00 Bh
10 Over Shock Galvanis 2" 12,00 Bh
11 Over Shock Galvanis 1" 6,00 Bh
12 Flange 3" 4,00 Bh
13 Flange 2" 12,00 Bh
14 Flange 1" 24,00 Bh
15 Pek. Galian Tanah 16,40 M3
16 Pipa PVC 3" 12,00 M¹
17 Knie PVC 3" 2,00 Bh
18 Tee PVC 3" 1,00 Bh
19 Pipa PVC 2" 12,00 M¹
20 Knie PVC 2" 2,00 Bh
21 Tee PVC 2" 1,00 Bh
22 Pipa PVC 1" 150,00 M¹
23 Knie PVC 1" 10,00 Bh
24 Tee PVC 1" 4,00 Bh
25 Pipa PVC 1/2" 12,00 M¹
26 Knie PVC 1/2" 6,00 Bh
27 Tee PVC 1/2" 4,00 Bh
28 Lem Pipa 2,00 Klg

IV. PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR DTW


A. Pekerjaan Pengeboran 8" - 10"
1. Pemboran Segala Formasi :
a. Diameter 14" 6,00 M¹
b. Diameter 8 3/4" 99,00 M¹
2. Pelebaran Lubang Bor:
a. Dari diameter 8 3/4" menjadi 14" 99,00 M¹
b. Dari diameter 8 3/4" menjadi 17" 6,00 M¹
3. Pemasangan dan Pencabutan Pipa Sementara
a. Diameter 14" 6,00 M¹
b. Diameter 17" 6,00 M¹
4. Logging Geofisik 105,00 M¹
5. Pengambilan contoh cutting dan pemeriksaan litologi termasuk penyiapan 105,00 Buah
tempatnya (botol/kantong plastik)
6. Analisa besar butir (ayakan) untuk sample pasir 10,00 Buah
7. Logging Electric Conductivity 1,00 Lok

101
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
8. Development sumur 72,00 Jam
9. Pengujian ketegak lurusan jambang sumur 42,00 M¹
10. Pemasangan pompa dan mesin untuk pemompaan uji termasuk 1,00 Lok
pembongkaran dan pemindahan alat kotak ukur beserta kelengkapannya
11. Pemompaan uji meliputi :
a. Uji penurunan bertingkat dan uji debit tetap 72,00 Jam
b. Uji pemulihan (recovery) 25,90 Jam
12. Pengambilan contoh dan analisa kualitas air 1,00 Buah
13. Pembuatan laporan dan dokumentasi bergambar 1,00 Buku
14. Pengadaan dan pengisian semen atau mortar 1,66 M3
15. Pengadaan gravel pack terayak dengan ukuran tertentu 8,00 M3
16. Pengisian gravel pack terayak dengan ukuran tertentu 8,00 M3
17. Pengadaan dan pemasangan tutup sumur termasuk kunci 1,00 Buah
18. Pengadaan bottom plug 1,00 Buah
19. Pengadaan dan pemasangan patok tanda nomor sumur 1,00 Buah
20. Pengadaan reduser diameter 8 " - 10 " 1,00 Buah
21. Pengadaan centralizer 10" 8,00 Buah
20. Pengadaan centralizer 8" 14,00 Buah

B. Pengadaan Dan Pemasangan Pipa Konstruksi Sumur


1. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jambang PVC S-10 Diameter 8 " dengan 42,00 M¹
reducer, centralizer dan sebagainya
2. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Naik PVC S-10 Diameter 8 " dengan 28,00 M¹
reducer, centralizer dan sebagainya
3. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Screen PVC S-10 Diameter 8 " dengan 30,00 M¹
reducer, centralizer dan sebagainya

C. Pengadaan Bahan Sirkulasi


1. Pengadaan Bentonite 1,00 Ton
2. Pengadaan Biopolimer (Mud Additive) 40,00 Kg
3. Pengadaan bahan pembersih (STPP) 46,00 Kg

D. Pengadaan Dan Pemasangan Pipa Jaringan Dan Pompa Dtw


- Pipa HDPE (gali, pasang, timbun) S-8, SDR 17
1. Pek. Galian Tanah Biasa 1,25 M3
2. Pek. Urugan Pasir 0,29 M3
3. Pek. Urugan Tanah Kembali bekas Galian 0,87 M3
4. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 90 mm/3" 196,54 M¹
5. Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE Ø 50 mm/1,5" 10,00 M¹
6. Pengadaan dan Pemasangan Pipa GIP Medium A Ø 3" 26,71 M¹
7. Pengadaan dan Pemasangan Pipa GIP Medium A Ø 1,5" 10,00 M¹
8. Pekerjaan Pengelasan dengan Las Listrik 847,80 Cm
9. Pek. Pengecatan Besi/Zingcromate 226,48 M2
10. Pengadaan dan Pemas. Gate Valve Ø 3" Ductile 2,00 Buah
11. Pengadaan dan Pemas. Gate Valve Ø 1,5" Kuningan 2,00 Buah

102
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
12. Elbow GIP 90 (Matl : Carbon Steel SCH 20) Ø 3" 6,00 Buah
13. Tee GIP (Matl : Carbon Steel SCH 20) Ø 3" 1,00 Buah
14. Elbow GIP 90 (Matl : Carbon Steel SCH 20) Ø 1,5" 4,00 Buah
15. Tee GIP (Matl : Carbon Steel SCH 20) Ø 1,5" 2,00 Buah
16. Flange Steel PN-10 Ø 3" 5,00 Buah
17. Flange Steel PN-10 Ø 1,5" 2,00 Buah
18. Baut Mur Baja Hitam uk. 3/4 x 3" 40,00 Buah
19. Baut Mur Baja Hitam uk. 5/8 x 2" 8,00 Buah
20. Packing Karet Tebal 5 mm 5,00 Kg

- Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pompa


1. Pengad. Dan Pemas. Pompa Submercible (Deep Well Pump) Q= 10 lps, 1,00 Unit
TH=81 M, MP= 13 KW/3x380 Volt/2900 RPM/50 Hz (Lengkap Accesories)
Ex Grundfos Setara
2. Pengadaan dan Pemasangan Elektroda Water Level 3,00 Buah
3. Kabel Power Pompa NYY 4 x 10 mm2 125,00 M¹
4. Holder Elektroda 1,00 Buah
5. Panel 1,00 Unit
6. Grounding Panel 1,00 Set
7. Commisioning Test 3,00 Hari

V. PEKERJAAN AKHIR
1. Pek. Pembersihan Sisa - sisa Pekerjaan 1,00 Ls
2. Administrasi Pelaporan dan Dokumentasi 1,00 Ls

Dari data perhitungan volume pada tiap-tiap item dan sub item pekerjaan diatas, konsultan
merifer harga satuan upah dan bahan dari SBU (Standar Bahan dan Upah) tahun 2020 yang
dikeluarkan oleh pemerintah Kab. Bolaang Mongondow. Kemudian dari harga-harga satuan
tersebut dimasukkan ke Analisa Pekerjaan untuk mendapat Harga Satuan Jadi Pekerjaan.

C. Spesifikasi Teknis
Terhadap item-item pekerjaan yang telah didesain dan dihitung kebutuhan volume dan
biayanya, maka perlu diikat/distandarisasikan dengan Spesifikasi Teknis guna mendapat hasil
yang terjamin segi mutu dan kualitas pada tahapan pembangunan fisiknya. Spesifikasi Teknis
yang telah dibuat oleh tim konsultan termuat pada dokumen lain akan tetapi tetap menjadi satu
kesatuana tak terpisahkan dari produk perencanaan dan dokumen lelang.

103
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
BAB VI
PENUTUP
VI.1 DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Proses perencanaan yang kami lakukan sejatinya dimulai sejak ditandatanganinya kontrak
dengan instansi terkait. Tahapan perencanaan yang kami lakukan sesuai dengan metodologi
yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Dan setelah melewati berbagai macam proses selama
masa perencanaan, tim konsultan perencana akhirnya menghasilkan Produk Perencanaan yang
menjadi satu kesatuan dari Laporan Perencanaan Pengadaan Prasarana Air Bersih Untuk
Rumah Sakit ini, di dalamnya berisikan Gambar Kerja (lengkap dengan detail dan
potongannya), RAB & BOQ serta Spesifikasi Teknis. Produk Perencanaan tersebut akan
dilampirkan dan diserahkan kepada pihak pengguna jasa atau dalam hal ini RSUD Datoe
Binangkang Kab. Bolaang Mongondow untuk digunakan dalam Pengadaan Jasa Konstruksi
sebagai Dokumen Lelang untuk Pekerjaan Fisik Prasarana Air Bersih Untuk Rumah Sakit, Tahun
Anggaran 2020.

VI.2 KESIMPULAN
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan diperlukan adanya langkah-langkah
kerja yang diwujudkan dengan perencanaan dan prosedur yang tepat dalam upaya
mengarahkan kegiatan tersebut agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu,
konsultan perencana hendaknya membuat rencana kerja yang mengacu kepada Kerangka
Acuan Kerja (KAK) yang telah dibuat oleh pengguna jasa yang dalam hal ini sebagai pemilik
kegiatan. Yang perlu diperhitungkan dalam menyusun rencana kerja adalah sebagai berikut:
1. Membuat Sistem Organisasi Kerja Perencanaan.
2. Menyusun team ahli sesuai dengan bidangnya.
3. Menjabarkan Tugas dan Tanggung-jawab dari tenaga-tenaga ahli tersebut dengan baik
sehingga peran serta dalam organisasi jelas.
4. Mengestimasi waktu yang diperlukan oleh perencana karena dibatasi oleh waktu dalam
kontrak kerja yang ada.

104
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
5. Menyusun peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan selama melaksanakan pekerjaan
perencanaan tersebut.
Dengan langkah-langkah dan rencana kerja yang tersusun dengan baik sesuai dengan unsur-
unsur yang terkait termasuk kaidah perencanaan yang benar, diharapkan kegiatan ini
mendapatkan output yang sesuai dengan tujuan yang telah dijabarkan dalam Kerangka Acuan
Kerja yang ada. Peranan penting perencanaan pada sebuah bangunan/sarana prasarana,
antara lain :
1. Perencanaan Pengadaan Prasarana Air Bersih Untuk Rumah Sakit penting karena
perkembangan sarana dan prasarana sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan
berhasil mencapai sasaran yang dikehendaki, baik itu ditinjau dari segi ekonomi, sosial
budaya, dan lingkungan hidup.
2. Komponen perencanaan bangunan/konstruksi adalah atraksi dan kegiatan penyuluhan,
kemasyarakatan/sosial, pelayanan publik, dan infrastruktur lainnya, serta elemen-elemen
institusi.
3. Peranan perencanaan bangunan/konstruksi adalah:
a. Pentingnya perencanaan dikarenakan perencanaan digunakan sebagai pedoman
standar untuk kemajuan rumah sakit.
b. Sebagai sarana untuk memprediksikan kemungkinan timbulnya hal-hal diluar
dugaan sekaligus alternatif untuk memecahkanya.
c. Sebagai prasarana untuk meningkatkan tipe/kelas rumah sakit.

VI.3 SARAN
Saran yang mungkin dapat kami sampaikan dalam laporan pendahuluan ini adalah sebagai
berikut:
1. Diperlukan adanya komunikasi yang kontiniu dalam upaya menyamakan persepsi
terhadap hasil kerja perencanaan dengan melakukan rapat-rapat rutin selama masa
pelaksanaan agar produk yang ada sesuai dengan keinginan dan harapan yang telah
tertuang dalam KAK.
2. Sampai sejauh ini, setelah ada perubahan-perubahan desain secara lebih rinci maka
hitungan terhadap volume dan pagu anggaran yang ada sudah sesuai dengan yang
seharusnya direncanakan.

105
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)
Kami selaku tim konsultan perencana berharap semoga apa yang telah menjadi produk dari
hasil karya kami sebagai keluaran dan laporan pada pekerjaan Jasa Konsultansi
Perencanaan Pengadaan Prasarana Air Bersih Untuk Rumah Sakit ini dapat menjawab
kebutuhan pemerintah atau dalam hal ini RSUD Datoe Binangkang Kab. Bolaang Mongondow
dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari pembangunan/peningkatan tipe rumah sakit
itu sendiri.
Akhir kata, semoga karya ini serta semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tak
langsung mendapat ridha dan rahmat dari Sang Khalik Allah Subhanahuwata’ala. Amin.

CV. TU7UH DIMENSI

106
LAPORAN PERENCANAAN | Pengadaan Prasarana Air Bersih
Untuk Rumah Sakit (RSUD Datoe Binangkang)

Anda mungkin juga menyukai