A. PENDAHULUAN
1. Penjelasan Umum Mengenai Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah pemasangan instalasi
jaringan distribusi saluran udara tegangan rendah (SUTR) di RSUD Naibonat yang
terdiri dari
Pemasangan SUTR menggunakan Twisted Cable 3 x 35 + 1 x 25 mm² lengkap
accessories SUTR dan Arde (gambar kontruksi terlampir).
Pemasangan gardu biasa Pemasangan Gardu Distribusi Trafo 3 Phasa 20 Kv D3
= 1 / 100 Bh/ kVA menggunakan tiang Ganda dilengkapi dengan LVBoard 4
(empat) jurusan (gambar kontruksi terlampir).
2. Peraturan-Peraturan Umum Pelaksanaan Pekerjaan
a) STANDAR
SNI 04-0225-200 Tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000)
SNI 04-6267.601-2002 Tentang Istilah Kelistrikan (Bab 601: Pembangkitan,
Penyaluran dan Pendistribusian Tenaga Listrik UMum)
SNI 04-8287.602-2002 Tentang Istilah Kelistrikan (Bab 602 : Pembangkitan)
SNI 04+8287.603-2002 Tentang Istilah Kelistrikan (Bab 603 : Pembangkitan,
Penyaluran dan Pendistribusian Tenaga Listrik – Perencanaan dan Managemen
Sistem Tenaga Listrik),
Peraturan yang berlaku di PLN Wilayah Setempat.
b) Pelaksanaan dan gambar pelaksanaan
Gambar – Gambar terlampir merupakan acuan bagi Penyedia Barang / Jasa dalam
melaksanakan pekerjaan, jika dipandang perlu Direksi pekerjaan dapat
mengeluarkan gambar-gambar revisi dan bila gambar-gambar tersebut mengubah
volume pekerjaan maka perubahan tersebut akan diperhitungkan sebagai kerja
Tambah Kurang.
Penyedia diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan syarat-
syarat sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun
mekanikal/elektrikal.
Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan
akan menimbulkan bahaya, maka Penyedia diwajibkan untuk mengadakan
perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis
kepada Direksi/Pengawas Pekejaan.
Apabila ada perubahan pada gambar atau pelaksanaan pekerjaan dilokasi atau
ada perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar maka yang berlaku adalah
menurut urutan- urutan yang menentukan di bawah ini :
I. Bestek (RKS
II. Gambar dengan skala yang lebih besar/sesuai ukuran tertera pada
gambar.
III. Keputusan Direksi/Pengawas Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan diselenggarakan secara lengkap termasuk mendatangkan,
mengangkut dan mengerjakan semua bahan - bahan yang diperlukan,
menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal lain yang dianggap
perlu.
Penyedia diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk
menunjuk penyelesaian dan pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap.
Pihak Penyedia dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin
terjadi dan memperhitungkan di dalam harga penawaran.
Penyedia harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehingga
lingkungan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan pada
malam hari, Penyedia harus meminta persetujuan kepada Direksi /Pengawas
terlebih dahulu.
Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, se!esai dengan sempurna kepada
Pemberi Tugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai
akibat pelaksanaan pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan
c) Rencana kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia menyusun rencana kerja yaitu
suatu rencana yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time
Schedule) dan diajukan kepada Direksi selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah dikeluarkannya Surat Permintah Mulai Kerja (SPMK) dan
mengadakan Pre Construction Meeting (PCM) dengan pihak Pengawas
dan direksi
Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya
harus selalu terpampang di Kantor Proyek dan merupakan lampiran
Dokumen Kontrak
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia telah menyerahkan Request
Pekerjaan beserta Shop Drawing kepada PPTK dan Pengawas untuk
dimintai persetujuannya.
PPTK setelah mempelajari usulan tersebut dengan memperhatikan
gambar-gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan
persetujuan kepada Penyedia untuk segera dilaksanakan.
Penyedia harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan dan
alat bantu sesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang
karena sesuatu hal yang harus dipertimbangkan, maka terlebih dahulu
harus disetujui oleh Direksi.
Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas atau Pengawas sebagai
dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kemajuan, keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan
oleh Penyedia.
d) Ketentuan lain-lain
Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang
mengikuti di dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a) Gambar
Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-
syarat pekerjaan ini.
Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/PPTK/PA
b) Petunjuk
Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan
(Aanwijzing) yang tercantum di dalam Berita Acara Rapat
Penjelasan.
Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan
oleh Pemberi Tugas/Direksi, Konsultan Perencana dan Instansi
terkait, Dinas Tata Kota maupun dinas terkait.
c) Peraturan
Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku
untuk semua pelaksanaan penyediaan.
3. Syarat-Syarat Pekerjaan Listrik
a. Material yang disuplai harus baru dan tidak cacat.
b. Material yang disuplai harus memenuhi persyaratan teknis yang
ditentukan.
c. Material yang ditawarkan harus dilengkapi dengan brosur - brosur dan
cara-cara pemasangannya.
d. Apabila diperlukan, suplier harus bersedia memeberikan petunjuk-
petunjuk peralatan yang disuplay di lapangan
3.1. Material
Apabila material disediakan oleh Satuan Kerja Listrik Perdesaan,
makaPelaksana harus mengambil material tersebut di gudang yang ditunjuk
olehSatuan Kerja Listrik Perdesaan.
Nama, jenis, type dan jumlah bahan / material tersebut harus sesuai
dengandaftar material yang ada.
Pengambilan dan tanggung jawab atas bahan / material dari gudang Satuan
Kerja Listrik Perdesaan harus sesuai dengan peraturan gudang / prosedur yang
berlaku di Satuan Kerja Listrik Perdesaan.
Penyedia Barang / Jasa harus mengangkut bahan / material tersebut dari tempat /
gudang pengambilan kelokasi pekerjaan dengan baik dan bertanggung jawab
atas keamanannya. Segala resiko yang terjadi merupakan tanggung jawab
Penyedia Barang / Jasa sepenuhnya.
Barang / Material yang dipasang harus 100 % baru, kondisi baik, tanpa cacat,
dan Penyedia Barang / Jasa tetap bertanggung jawab sepenuhnya mengenai
kualitas barang tersebut.
Pihak Penyedia Barang / Jasa harus memberikan garansi 12 (dua belas)
bulanuntuk Barang dan garansi 6 (enam) bulan untuk pekerjaan terhitung sejak
Serah Terima Pekerjaan Pertama kali dan tetap bertanggung jawab atas
kerusakan atau cacat lainnya yang disebabkan oleh kesalahan pabrik, dalam
batas waktu satu tahun terhitung sejak barang / pekerjaan diserah terimakan
kepada Pengguna Barang / Jasa.
Pengguna Barang / Jasa berhak meminta kepada Penyedia Barang / Jasa untuk
melampirkan Sertifikat Tanda Uji Jenis (Type Test), yang diterbitkan oleh PT
PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan (Litbang)
khususnya material Tiang, Konduktor, Trafo dan Isolator yang disuplai penyedia
barang baik dari mitra /KSO maupun dari dukungan pabrikan sebelum
dilaksanakan pengiriman / pemasangan.
Sebelum barang dikirim terlebih dahulu diadakan pengujian pabrik yang
disaksikan oleh petugas yang ditunjuk satker Listrik Perdesaan Kalimantan
Tengah, atau diadakan evaluasi / penelitian / pemeriksaan terhadap hasil
pengujian pabrik untuk mendapatkan “Inspection Quality Certificate” ( IQC )
yang dikeluarkan oleh Satuan Kerja Listrik Perdesaan Kalimantan Tengah,
untuk segala biaya transfortasi dan akomodasi untuk petugas yang
menyaksikan menjadi tanggung jawab penyedia. Apabila dianggap perlu,
pengujian pabrik tersebut dilakukan oleh PT PLN (Persero) Penelitian dan
Pengembangan Ketenaga Listrikan (Litbang). Biaya pengujian tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa.
Biaya pengepakan, pengangkutan, pengujian, perbaikan / penggantian,menjadi
beban dan tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa dan sudah termasuk didalam
harga penawaran.
Pengiriman material harus dilakukan sedemikian rupa sesuai dengan
jenisbarang, sehingga terhindar dari kemungkinan cacat atau rusak selama
/akibat pengangkutan.
Jika dalam Serah Terima Barang / Pekerjaan, ternyata didapatkan material yang
tidak sesuai dengan spesifikasi teknik, maka Pengguna Barang / Jasa berhak
untuk tidak menerima barang / pekerjaan yang diserahkan tersebut.
3.2. Spesifikasi teknis material
1. Tiang
Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton atau tiang besi
dengan panjang 9 meter. Tiang beton yang dipakai dari berbagai jenis yang memiliki
kekuatan beban kerja (working load) 200daN, 350daN dan 500daN (dengan angka
faktor keamanan tiang=2 ) Pada titik yang memerlukan pembumian dipakai tiang
beton yang dilengkapi dengan terminal pembumian. Pada dasarnya pemilihan
kemampuan mekanis tiang SUTR berlandaskan kepada empat hal, yaitu :
Posisi fungsi tiang (tiang awal, tiang tengah, tiang sudut
Ukuran penghantar
Jarak andongan (Sag)
Tiupan angin
Tiang Besi dipergunakan untuk konstruksi pada lingkungan dimana Tiang Beton tidak
mungkin dipasang. Penggunaan tiang beton H-type tidak direkomen-dasikan karena
tingkat kesulitan pemasangannya, dan lain-lain pertimbangan.
2. Penghantar
Jenis penghantar yang dipergunakan adalah kabel pilin udara (NFA2Y) alumunium
twisted cable dengan inti alumunium sebagai inti penghantar Fasa dan almelec/
alumunium alloy sebagai netral. Penghantar Netral (N) dengan ukuran 3x35+N,
3x50+N, 3x70+N berfungsi sebagai pemikul beban mekanis kabel atau messenger.
Untuk kepentingan jaminan pelaksanaan handling transportasi, panjang penghantar
tiap haspel kurang lebih 1000 m.
3. Pole bracket
Ikatan pole bracket pada tiang memakai stainless teel strip atau baut galvanized M30
pada posisi tidak melebihi 15 cm dari ujung tiang.
4. Strain clamp
Strain Clamp atau clamp tarik dipakai pada Pole Bracket tipe Tension Bracket. Bagian
penghantar yang dijepit adalah penghantar netral.
5. Suspension Clamp
Fungsi Suspension Clamp adalah menggantung bagian penghantar netral pada tiang
dengan sudut lintasan jaringan sampai dengan 30o.
6. Stainless steel strip
Pengikat Pole Bracket pada tiang yang diikat mati dengan stopping buckle. Dibutuhkan
lebih kurang 120 cm untuk tiap tiang.
7. Plastic strip
Plastic strap digunakan untuk mengikat kabel pilin yang terurai agar terlihat rapi dan
kokoh .
8. Penghantar Pembumian dan Bimetal Joint
Untuk tiang yang tidak dilengkapai fasilitas pembumian. Penghantar yang
diperlukan adalah Kawat Tembaga (BC). Sambungan penghantar BC dengan
penghantar netral jaringan tidak boleh langsung, tetapi harus menggunakan
bimetal joint. Sambungan ke penghantar netral yang memakai kabel
alumunium, sambungan ke penghantar pembumian menggunakan Bimetal
Joint Al-Cu.
4. Pendirian Tiang
Sebelum pendirian tiang dilaksanakan, harus dilakukan pengamanan lingkungan.
Pendirian dilakukan dengan mobil kran atau menggunakan konstruksi kaki tiga
dengan minimal 3 petugas. Mendirikan tiang dilakukan dengan cara : 1)
Memakai mobil kran 2) Cara manual
5. Lubang galian tiang
Tiang Lubang untuk mendirikan tiang digali dengan lebar lubang galian dua kali
diameter bagian bawah tiang. Kedalaman lubang 1/6 kali panjang tiang + 10 cm.
Pengamanan lingkungan perlu diperhatikan khususnya pada saat pendirian tiang.
Tiang beton tidak boleh terjatuh / terbanting. Transportasi tiang dengan trailer
kecil. Pelaksanaan pendirian harus menggunakan katrol dengan kapasitas 3 ton.
Tiang tidak boleh didirikan miring namun dapat diberikan toleransi kemiringan 5
0 . Pemadatan sekeliling tiang dilakukan dengan mesin stamper atau pemadat.
Untuk tiang-tiang degan kekuatan 350daN, 500daN diperlukan pemasangan
pondasi. Penggalian lubang tiang pada daerah rawa atau tepi pantai bila sulit
dilakukan, dapat menggunakan drum bekas sebagai penahan tanah. Pada system
underbuilt tidak perlu menambah tiang jika jarak antara tiang SUTM tidak
melebihi 50 meter. Jika harus ditambah satu buah tiang sisipan, ujung atas tiang
sisipan sekurang-kurangnya berjarak 1,2 meter dari penghantar SUTM pada
kondisi andongan maksimum.
6. Pondasi tiang Pemasangan pondasi (cor beton) tiang pada dasarnya digunakan
pada semua tiang, baik tiang tumpu, tiang awal/akhir atau tiang sudut. Jenis,
pondasi dan ukurannya disesuaikan dengan kondisi/struktur tanah dimana tiang
tersebut akan didirikan. Untuk tepatnya, masalah pondasi sebaiknya
dikonsultasikan dengan ahli teknik sipil (terutama pondasi untuk konstruksi pada
daerah tanah lembek, tanah rawa-rawa, tanah gambut). Pada tanah keras pondasi
dipasang untuk tiang dengan ukuran 350 daN, 500daN, 800 daN. Kedudukan
tiang yang diperkuat dengan pondasi bergantung atas jenis tanah dan kekuatan
fisik dari fungsi tiang.
Dimensi pondasi dibuat berdasarkan data diatas.