Anda di halaman 1dari 114

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

RENCANA KERJA & SYARAT PEKERJAAN ARSITEKTUR


A. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

Pasal 1.
Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang
harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-
dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan
menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan material yang harus disepakati harus diterapkan baik pada bagian
dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan
dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

Pasal 2.
Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak di Lingkungan RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MUARA TEWEH, Jln. Yetro Sinseng No.2 Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara.

Pasal 3.
Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan Pembangunan RSUD Muara Teweh 5 (lima) lantai sesuai
dengan Gambar Kerja dan spesifikasi teknis.

Pasal 4
Perizinan dan asuransi
Penyedia jasa wajib menyerahkan kepada PPK dan direksi/pengawas lapangan untuk
Izin Mendirikan Bangunan (IMB), asuransi tenaga kerja (ASTEK) dan segala perizinan
yang lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini, untuk itu maka penyedia jasa yang
bersangkutan harus menyelesaikan perizinan dan asuransi tersebut atas biaya
Penyedia Jasa. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk
menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perizinan
tersebut merupakan tanggung jawab penyedia jasa. Pekerjaan di lapangan tidak
diperkenankan dimulai apabila perizinan yang diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perizinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut menjadi tanggung
jawab sepenuhnya penyedia jasa.

Pasal 5
Pekerjaan-Pekerjaan Sementara
1. Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana perlengkapan lain seperti
jembatan darurat dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan
oleh penyedia jasa. Jika diperlukan jembatan-jembatan darurat, maka
penyedia jasa harus merencanakannya dengan lebar minimal 3,50 meter dari
kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan gandar 5 ton, atau dengan
perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi.
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

2. Penyedia jasa wajib memelihara sarana tersebut dan semua biaya yang
dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut, kalau tidak dipergunakan lagi harus
dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang
disyaratkan oleh direksi.
3. Penyedia jasa harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air
bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan
sementara, yang ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus tidak
merusak lingkungan setempat dan tidak mengganggu pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap tanah atau saluran/anak sungai dimana air
bekas dan sisa buangan akan dibuang.

Pasal 6.
Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan
1. Air untuk keperluan pekerjaan harus disediakan dan bilamana mungkin
didapatkan dari sumber air yang sudah ada di dalam lokasi proyek tersebut.
Apabila air didapat dari sumber lain, maka segala biaya penyambungan,
pemakaian air dan pembongkarannya kembali adalah menjadi beban penyedia
jasa.
2. Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh
penyedia jasa, termasuk peyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk
mengangkut air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi
kelancaran pekerjaan. Biaya untuk keperluan tersebut menjadi tanggung jawab
penyedia jasa. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan pada bagian lain dari
spesifikasi teknis ini.
3. Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan
sendiri oleh penyedia jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari direksi.
Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat
pengukur serta fasilitas pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu
penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaannya
disediakan dan atas biaya penyedia jasa.

Pasal 7.
Gambar-Gambar Kerja
1. Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia
jasa dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak.
Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah
diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan
pekerjaan. Penyedia jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar
atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang
berhubungan dengan hal tersebut.
2. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar
rencana dan spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan,
kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan, penyedia jasa harus
mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi
atau menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah
disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan
lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan oleh direksi dan
disampaikan secara tertulis kepada penyedia jasa.

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

3. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa


harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak
3 (tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan
gambar tersebut.
4. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan.
Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan
merupakan hasil revisi terkahir. Penyedia jasa juga harus menyiapkan gambar-
gambar yang menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja.
Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

Pasal 8.
Ukuran-ukuran
Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya, maka penyedia jasa harus
segera meminta pertimbangan dari direksi/pengawas lapangan untuk menetapkan
mana yang benar. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan ketidak sesuaian maka
ketentuan antara :
1. Jika terdapat perbedaan ukuran dan ketidak sesuaian didalam gambar rencana
maka gambar detail dan atau gambar yang lebih besar / lebih jelas yang dipakai.
2. Jika terdapat perbedaan ukuran dan ketidak sesuaian antara RKS dan Gambar
Rencana maka RKS lah yang menentukan.
3. Jenis item pekerjaan pada daftar kuantitas dan harga, dan pada analisa harga
satuan pekerjaan pada Bill of Quantity (BQ) yang dibuat sifatnya mengikat.
4. Pemborong / pelaksana dan Pengawas Lapangan dalam pelaksanaan
pekerjaan menjumpai kesulitan yang sulit untuk dipecahkan maka perlu diadakan
Rapat Evaluasi serta dibuatkan Berita Acara Evaluasi untuk mencari pemecahan
masalahnya. Meskipun demikian hal-hal tersebut harus diberitahukan kepada
PPTK dan Pengawas Lapangan untuk diperbaiki dan dimintakan persetujuan
sebelum memulainya.

Pasal 9.
Peralatan
1. Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus
disediakan oleh penyedia jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai,
penyedia jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut.
2. Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan
harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa
persetujuan direksi, penyedia jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan
peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.
3. Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau
diganti hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.

Pasal 10.
Penyediaan Material
1. Penyedia jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang
disebutkan dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali
ditentukan lain di dalam dokumen kontrak.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

2. Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, penyedia jasa harus


mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan.
Penyedia jasa harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus
bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia
jasa harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat oleh cara
pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia barang/jasa.
3. Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam
dokumen kotrak. Nama produsen material dan peralatan yang digunakan,
termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan informasi penting
lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan
oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan
atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, maka harus diganti oleh penyedia jasa tanpa biaya tambahan.
4. Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan
dengan memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.

Pasal 11.
Contoh Material
1. Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui direksi.
2. Contoh-contoh harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan
dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
3. Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak
tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran penyedia jasa harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk
pengujian material.
4. Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-
material dari jenis atau merk tertentu, maka penyedia jasa harus meminta
persetujuan direksi/pengawas lapangan untuk menentukan jenis atau merk
material yang baik dan dapat diperbolehkan untuk digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
5. Penyedia jasa dapat mengganti dengan produk atau merk material yang baik
dan diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini setelah
mendapat persetujuan direksi/pengawas lapangan .
6. Penyedia jasa dapat mengganti dengan produk atau merk lain yang sekurang-
kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan oleh
direksi, apabila material yang ditentukan oleh direksi/pengawas lapangan tidak
ada dipasaran dan setelah mendapat persetujuan direksi/pengawas lapangan.

Pasal 12
Perlindungan Terhadap Cuaca
Penyedia jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih
dahulu harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk
melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak
rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pasal 13.
Pematokan/pengukuran
Penentuan elevasi bangunan :
1. Elevasi + 0.00 bangunan baru RSUD Muara Teweh ini diambil 60 cm diatas
elevasi lantai 1 (satu) dalam bangunan utama yang lama (Gedung A),
selanjutnya akan ditunjukan pada saat pelaksanaan. Penyedia jasa harus
mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil bangunan
sesuai dengan gambar rencana.
2. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat persetujuan direksi/pengawas
lapangan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya.
3. Direksi/pengawas lapangan dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut
bila dipandang perlu, penyedia jasa harus mengerjakan revisi tersebut sesuai
dengan petunjuk direksi.
4. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia jasa harus
memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya,
sehingga direksi/ pengawas lapangan dapat mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.
5. Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia jasa untuk
mendapat persetujuan direksi/pengawas lapangan. Hanya hasil pengukuran
yang telah disetujui direksi/pengawas lapangan yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk pembayaran pekerjaan.
6. Penyedia jasa wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru
ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi/pengawas lapangan
untuk melakukan pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil
pengukuran.
7. Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi/pengawas lapangan
atau dipasang sendiri oleh penyedia jasa harus tetap dipelihara dan dijaga
dengan baik oleh penyedia jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti
dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan dari direksi.
8. Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, penyedia jasa harus
mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok
tersebut. Direksi/pengawas lapangan akan membubuhkan tanda tangan
persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan
mengembalikannya kepada penyedia jasa. Setelah diperbaiki, penyedia jasa
harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya. Semua gambar-gambar yang
telah disetujui harus diserahkan kepada direksi/pengawas lapangan, asli dan 2
(dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar
tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi/pengawas lapangan

Pasal 14.
Rambu-rambu
Di tempat-tempat yang dipandang perlu, penyedia jasa harus menyediakan rambu-
rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas
untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus memotong/
menyeberangi jalan dengan lalu lintas padat, penyedia jasa harus melaksanakan
pekerjaan secara bertahap atau apabila dipandang perlu dilaksanakan pada malam
hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus sudah termasuk di dalam
penawaran penyedia jasa.

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pasal 15.
Program Kerja
Penyedia jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan
kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan
pekerjaan dimulai. Rencana kerja tersebut harus mencakup :
1. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian
pekerjaan.
2. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke
lapangan.
3. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan
dan/atau pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
4. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh penyedia
barang/jasa.
5. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan
disertai latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
6. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
7. Cara pelaksanaan pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S atau
network planning beserta lampiran penjelasan.

Pasal 16.
Pemberitahuan Untuk memulai Pekerjaan
1. Penyedia jasa diharuskan untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis
terlebih dahulu disampaikan kepada direksi/pengawas lapangan sebelum
memulai pekerjaan, agar direksi/pengawas lapangan mempunyai waktu yang
cukup untuk mempertimbang kan persetujuannya. Dalam keadaan apapun,
penyedia jasa tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya tanpa
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi/pengawas lapangan.
2. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan, harus dihadiri dan diawasi langsung oleh
direksi/ pengawas lapangan atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan
dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh
direksi/pengawas lapangan selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan.

Pasal 17.
Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia jasa dapat mengadakan rapat-
rapat dengan mengundang penyedia jasa dan konsultan pengawas/perencana serta
pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan
pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat
mengikat bagi penyedia jasa.

Pasal 18.
Prestasi Kemajuan Pekerjaan
Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang
telah diselesaikan penyedia jasa dan disetujui oleh direksi/pengawas lapangan.
Prosentase pekerjaan ini dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan
yang telah diselesaikan terhadap nilai kontrak keseluruhan.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan


harga satuan yang tercantum dalam kontrak.

Pasal 19.
Penyelesaian Pekerjaan
1. Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak
diuraikan secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun
tetap diperlukan agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik
secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.
2. Penyedia jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara
keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil
pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia
jasa dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil
pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh direksi/ pengawas lapangan

Pasal 20.
Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia jasa harus membuat laporan harian
dan laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut
memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :
1. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
minggu.
2. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
3. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
4. Kondisi cuaca.

B. SPESIFIKASI UNTUK PEKERJAAN SIPIL

Pasal 21.
Acuan normatif dari pekerjaan sipil adalah sebagai berikut:
Peraturan dan syarat-syarat penyelenggaraan pekerjaan berlaku dan mengikat seolah-
olah disebut kata demi kata dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini dan apabila
tidak ditentukan lain adalah segala undang-undang dan peraturan peraturan
pemerintah umumnya dan pemerintah daerah khususnya yang berlaku untuk
pelaksanaan pekerjaan pemborongan.

Pasal 22.
SYARAT-SAYARAT TEKNIS BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Bahan Bangunan Secara Umum


Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan
Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (NI 3 ), British Standar yang
relevan atau yang setara.
Penyedia jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk
pekerjaan ini untuk memperoleh persetujuan dari direksi/pengawas lapangan,
dan tidak boleh memesan bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum
diberikan persetujuan untuk pemakaian bahan.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai


patokan, pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuainnya
dengan contoh tersebut.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan terhadap contoh
yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dari direksi.
Semua bahan yang ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan
atas biaya Penyedia barang/jasa.

2. Persyaratan teknis
Persyaratan teknis bahan bahan yang digunakan pada pekerjaan Pembangunan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH tahun 2016 ini, adalah sebagai
berikut :

2.1. Air Kerja


Persyaratan Teknis
Air tawar, bersih, tidak berbau, tidak mengadung asam, alkali, garam dan
bebas dari bahan-bahan organis yang merusak atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen.

2.2 Pasir Urug


Persyaratan Teknis
2.2.1. Terdiri dari pasir alam sebagai hasil disintegrasi dari batu-batuan.
2.2.2. Pasir terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, kadar lumpur
maximum 10% , bebas dari bahan organis dan lainnya.
2.2.3. Sedikit ada batu-batuan kecil.

2.3 Pasir Pasang


Persyaratan Teknis
2.3.1. Terdiri dari pasir alam sebagai hasil disintegrasi dari batu-batuan.
2.3.2. Pasir terdiri dari butir-butir halus, tidak mengandung lumpur, bebas dari
bahan - bahan organis dan lainnya yang mempengaruhi daya lekat /
campuran.
2.3.3. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai pasir pasang.
2.3.4. Pasir untuk pasangan dari Klaten ex Pandansimping / Kaliworo.
2.4 Pasir Beton
Persyaratan Teknis
2.4.1. Pasir beton terdiri dari pasir dengan batu-batuan yang bersih dan bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya dan juga memenuhi
komposisi butir-butir serta kekerasan susuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI 1971. Secara terinci spesifikasinya sebagai berikut :
a) Berbutir mineral keras yang mempunyai bentuk mendekati bulat
dan ukuran butirnya sebagian besar terletak antara 0,075 5 mm
dan kadar lumpur / bagiannya yang ukurannya lebih kecil dari 0,063
mm tidak lebih dari 5%.
b) Pasir beton harus bersih, bila diuji memakai larutan pencuci
khusus, tinggi endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan
tinggi seluruh endapan tidak kurang dari 70%.
c) Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat
mengurangi mutu beton, untuk itu bila direndam dalam larutan 3%

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

NaOH, cairan di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna
larutan pembanding.
2.4.2. Pasir beton yang digunakan ex Pandan simping / Kaliworo / Kaliprogo.

2.5 Kerikil Beton


Persyaratan Teknis
Kerikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras yang sebagian besar
butirnya berukuran 20 30 mm (2-3 cm). Besar butir maximal yang diizinkan
tergantung pada maksud pemakaiannya (kecuali untuk bagian yang tipis dengan
krikil jagung).
2.5.1. Syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi :
a) Kekerasan yang ditentukan dengan bejana Redellof tidak boleh
mengandungn bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm, lebih dari
32%.
b) Bagian yang hancur bila diuji memakai mesin Los Angelas tidak
lebih dari 50%.
c) Kadar lumpur, maximal 1% berat.
d) Bagian butir yang panjang dan pipih, maximal 20%.
e) Krikil beton menggunakan krikil pecah tangan/mesin.
2.5.2. Selain tersebut di atas juga harus memenuhi syarat-syarat seperti apa
yang tercantum dalam PBI 1971.

2.6 Batu Bata


Persyaratan Teknis
2.6.1. Batu bata yang dipergunakan adalah ex Karanganyar atau ex Klaten
dengan kwalitas baik, yang dibuat dari tanah liat, yang dibakar pada
suhu yang cukup tinggi hingga tidak hancur lagi bila terendam dalam air.
2.6.2. Persyaratan teknis :
a) Berwarna merah setelah dibakar.
b) Mempunyai suara nyaring bila diketok.
c) Mempunyai ukuran sejenis dan sudut siku yang sama.
d) Batu bata sekwalitas ex-Karanganyar atau ex-Klaten.

2.7. Semen
Persyaratan Teknis
2.7.1. Digunakan PC jenis I menurut N.I.8-1995 atau type I menurut ASTM C 150
dan memenuhi S 4000 menurut standart semen portland yang digariskan
oleh Asosiasi Semen Indonesia (N.I. 8-172).
2.7.2. Semen portland yang dipakai disini adalah semen merk Nusantara/
Holcim / Gresik. Merk yang dipilih / digunakan tidak boleh ditukar /
diganti dengan merk lain kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi
/ Pengawas Lapangan.
2.7.3 Penggantian merk tersebut dilakukan di dalam situasi :
a. Tidak ada stok di pasaran merk tersebut.
b) Penyedia jasa memberi jaminan dengan data-data teknis mengenai
merk semen yang diganti.
c) Penggantian dengan kwalitas yang setaraf dengan mutu Semen
Nusantara / Tiga Roda.
d) Semen yang telah mengeras tidak diperkenankan / dilarang untuk
dipakai sebagai bahan campuran.

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

2.8. Batu Belah


Persyaratan Teknis
2.8.1. Batu belah digunakan untuk Pasangan Pondasi lajur. Batu belah yang
dipakai disini harus dari jenis batu yang keras, dari jenis andesit atau
basalt, tidak keropos dengan minimal tiga muka pecahan, dengan ukuran
maximal 20 cm. Batu-batu pipih dan bersisi bulat, dengan permukaan
licin dilarang dipergunakan.
2.8.2. Spesifikasi teknis mengacu ke PUBI 1982.

2.9 Pekerjaan Penutup Lantai dan dinding (granit, keramik, batu alam)
Persyaratan Teknis
2.9.1.Kualitas bahan
a) Penutup lantai untuk seluruh ruangan menggunakan granit 60/60
merk Summit, indogres, granito, ezensa
b) selasar menggunakan keramik 40/40 cm, merk asia tile, roman,
royal Ubin lantai KM/WC ukuran 20/20 (motif) merk asia tile,
roman, royal
c) Ubin keramik dinding KM/WC ukuran 20/25 (motif) merk asia tile,
roman, royal
d) Granit alam utuh (panjang minimal 2 m) pembungkus frame beton
pintu masuk, tebal 1,60 cm merk BLACK GOLD
e) Granit alam utuh (panjang minimal 2 m) pada lapis atas meja
perawat , tebal 1,60 cm merk BLACK GOLD
f) Penutup lantai untuk ruang IGD Instalasi Gawat Darurat di lantai
1, ruang ruang bedah dan kebidanan di lantai 2, ruang
hemodialisa, icu & iccu, bank darah di lantai 3, ruang rawat inap
di lantai 4 & 5, menggunakan lantai Vynil.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
Pemasangan vinyl meliputi pekerjaan perataan lantai (leveling),
pemotongan bahan sesuai gambar, pengeleman, pemasangan
aksesoris dan pengelasan (welding).
Pemasangan vinyl pada ruangan sesuai yang ditunjuk dalam
gambar.

2.9.2. Persyaratan bahan :


Semua pemakaian ubin,menggunakan bahan mutu baik (kualitas-I)
yaitu :
a) Halus,padat,keras,kering,rata / tanpa cacat dan bila dibasahi
tidak retak rambut.
b) Toleransi Ukuran < 1 % dan penyerapan air tidak lebih dari 1 % .
c) Ukuran luar bersudut 900 (siku), pinggirannya tajam dan tidak
rusak. Untuk setiap jenis mempunyai ukuran yang sama.
d) Semua bahan pelapis lantai dan dinding sebelum dipasang,
penyedia jasa harus memberikan contohnya terlebih dahulu
kepada direksi / pengawas lapangan untuk dimintakan
persetujuan, masing-masing dua buah dari tiap jenisnya. Contoh-
contoh yang telah disetujui hendaknya ditandai dan disimpan

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

baik-baik untuk kemudian dipakai sebagai pedoman di dalam


mendatangkan bahan. Bahan yang dipasang harus sesuai dengan
contoh tersebut.
Semua pemakaian vynil baik pada lantai ataupun dinding, menggunakan
bahan mutu baik (kulaitas I) yaitu :
1. Material harus terbuat dari kualitas terbaik, tahan terhadap goresan,
anti slip, higienis, mudah dibersihkan, dan murah perawatan (wax
free).
2. Bahan vinyl: type heterogeneus / multilayer, terbuat dari bahan PVC
murni tanpa bahan pencampur (filler), dilengkapi dengan Reinforced
PUR protection, lapisan bawah terdiri dari acoustic backing foam.
Ketebalan lapisan atas / wear layer 0.7mm, tebal total minimal
2.6mm. Vinyl harus dalam bentuk sheet (gulungan), lebar minimal
2M, panjang 25M.
3. Bahan harus termasuk dalam kategori klasifikasi UPEC kelas
U4P3E2/3 C2 atau EN 685 class 34-42 (commercial very heavy
duty).
4. Bahan harus tahan gores, dengan resistensi abrasi yang paling tinggi
(groupT).
5. Bahan harus higienis, mengandung biostatic treatment yang tidak
mengandung arsenic, yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri,
kuman dan jamur. Bahan harus mempunyai ketahanan yang tinggi
(baik) terhadap bahan kimia.
6. Bahan tidak mengandung material berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan seperti formaldehyde, glycol ether atau sulphur; tidak
mengandung logam berat seperti timbal, timah, cadmium yang
membahayakan kesehatan.
7. Bahan harus memenuhi standard keamanan dan kenyamanan;
antislip, dengan tingkat slip resistance R10, dan acoustic dengan
tingkat penyerapan suara Min 15 dB.
8. Bahan harus tidak merambatkan api (fire resistant B1Cfls1).
9. Static indentation harus sangat baik, minimal 0.06 mm (4 kali lebih
baik dari standard EN 433), dimension stability (EN 434) 0.1%,
flexibility/curling (EN 435) o10mm, thermal resistance, dan chemical
resistance.
10. Bahan harus difabrikasi sesuai dengan standard Ramah
Lingkungan, dengan sertifikasi ISO 14001, ISO 14040 dan ISO 14042;
ramah lingkungan, hemat energi, mengurangi efek rumah kaca, tidak
mengandung emisi VOC (volatile organic compound) di atas standard
(EN 15052), dan material 100% daur ulang.
11.Sambungan antar vinyl di las (diwelding) dengan pemanasan dengan
menggunakan bahan PVC yang sama yang di sebut welding rod. Lebar
sambungan antara 2,5 s/d 3 mm dan harus rata.
12. Skirting / Plint sebagai aksesoris tambahan dapat berupa
perpanjangan atau kelanjutan vinyl dari lantai kemudian naik ke
dinding setinggi 10cm. Pada sudut antara lantai dan dinding dipasang
cove former yaitu bahan yang membentuk sudut landai (R) agar
sudut tersebut tidak siku. Sementara pada ujung vinyl yang naik ke

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

dinding, ditutup dengan capping seal. Cove former dan capping


seal juga harus terbuat dari bahan vinyl PVC.
13.Pertemuan antar vinyl 2 vinyl sheet dengan ketebalan yang berbeda
atau vinyl dengan keramik, dapat ditambahkan L strip atau T
strip dari bahan aluminum
14.Warna dan corak ditentukan kemudian oleh kontraktor dan harus
disetujui oleh perencana / pengawas.
15. Merk fabrikasi bahan : Forbo Sarlon buatan Perancis

2.10 Pekerjaan Beton


2.16.1. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan beton adalah besi
pasta beton dan kayu bekisting :
Persyaratan Teknis:
1. Besi Beton
a) Bahan besi beton tulangan ini harus memenuhi standard SII.
b) Besi beton ulir mutu fy=320 Mpa, untuk diameter lebih
besar atau sama dengan 13 mm , sedangkan mutu fy=240
Mpa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm.
c) Bahan besi tersebut harus sesuai dengan NI.3 1970 ,
kecuali ada petunjuk lain yang disyaratkan.
2. Pasta Beton
Pasta beton mempunyai mutu K-225 untuk plat, kolom dan
balok struktur.
Pasta beton mempunyai mutu campuran 1:2:3 untuk struktur-
struktur praktis, kolom praktis, ring balk, balok latai.
3. Begisting
Beisting menggunakan kayu meranti dan multiplek 9 mm

2.11 Pekerjaan Kosen Aluminium, Daun Pintu panil jati , Daun Jendela dan
Bouvenlicth
2.11.1. Pekerjaan kosen, daun jendela dan daun jendela bovenlight
aluminium, menggunakan aluminium warna cofeebrown, merk
Alexindo, YKK meliputi pekerjaan-pekerjaan:
1. Pembuatan kosen Pintu, Jendela dan BV digunakan aluminium
ukuran 4 inch (4,50 x 10), warna cofeebrown
2. Pembuatan daun jendela sliding dan daun bouvenlight,
digunakan aluminium jenis Project Window merk Alexindo,
YKK, ukuran tebal x lebar(minimal) : 6,5 x 4 cm, warna cofee-
brown.

Persyaratan Teknis :
1. Kosen menggunakan aluminium coklat ukuran 4 inch (4,50 x 10
cm) merk Alexindo, YKK, lurus, rata permukaannya sesuai
dengan gambar bestek.
2. Daun Jendela, ram daun jendela menggunakan aluminium warna
cofee-brown merk Alexindo, YKK ukuran lebar x tebal : 6,50 x
4,00 cm, diisi dengan kaca raiben 5 mm. sesuai dengan gambar
bestek.
3. Daun jendela BV, ram daun jendela BV menggunakan aluminium
warna cofee-brown merk Alexindo, YKK ukuran lebar x tebal :
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

6,50 x 3,00 cm, diisi dengan kaca raiben 5 mm. sesuai dengan
gambar bestek.

2.11.2. Pekerjaan Daun Pintu panil jati


Pembuatan daun pintu, menggunakan papan panil kayu jati dengan
ketebalan merata minimal 3,5 cm
1. Daun Pintu, ram daun pintu menggunakan panil kayu jati tebal
3,50 cm, rata tidak boleh melengkung
2. Khusus untuk daun pintu KM/WC, untuk permukaan dalam dilapi
si cat water proofing.

Persyaratan Teknis
a) Semua jenis kayu yang akan dipergunakan harus kering
(kadar air maximal 20%) benar, serta tidak mengandung
cacat-cacat. Tiap-tiap usaha untuk melenyapkan cacat-
cacat kayu misalnya dengan jalan mengulas sesuatu
bahan (terutama kayu jati). Mendempul dan sebagai-nya
yang bertujuan untuk menutupi cacat-cacat kayu dapat
mengakibatkan kayu dapat ditolak.
b) Lengkung, maximum 1% panjang, satu arah.
c) Muntir / menggeliat tidak dipergunakan.
d) Pecah tertutup tidak dipergunakan.
e) Mata kayu, diameter maximal 1/6 x lebar mata kayu dan
tidak lebih dari 1 buah tiap meter panjang.
f) Retak radial, maximal 1.4 x lebar mata kayu.
g) Retak tangensial, maximal 1/5 lebar mata.
h) Kekuatan lentur mutlak 1100 kg/cm2 725kg/cm2.
i) Kekuatan tekan mutlak 650 kg / cm2 425 kg/cm2.

2.11.3. Sebelum kayu-kayu mendapat persetujuan Direksi/Pengawas tidak


boleh dioles meni ataupun bahan-bahan pengoles lain.

2.11.4 Pekerjaan Pintu Kaca


Jenis bahan yang digunakan :
a) Jenis kaca yang dipakai adalah Kaca rayben tebal 5 mm untuk
semua pintu, jendela dan Bouvenlicht merk ASAHI, MULIA
b) Kaca tempered 12 mm dipasang pada pintu dan dinding pintu
masuk, merk ASAHI, MULIA, sesuai dengan Gambar Kerja.
c) Pelapis kaca (sticker) sand blast, dipasang pada pintu masuk.

Persyaratan Teknis :
Kaca-kaca yang dimaksud tersebut di atas harus memenuhi syarat :
a) Tidak boleh ada bunga-bunga (elemen) atau garis-garis
yang mengganggu penglihatan.
b) Hanya boleh menunjukkan beberapa lepuh-lepuh, sekali-
kali tidak diperbolehkan adanya goresan.
c) Permukaan harus rata, tidak boleh bergelombang.
d) Kaca harus juga tidak boleh berwarna, jernih dan tanpa
penyinaran yang berwarna.

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

2.11.5 Pekerjaan Kunci, engsel, Espanyolet, Handle


Jenis peralatan-peralatan untuk berfungsinya seluruh pintu, jendela
dan bouvenlight meliputi :
a. Kunci tanam sekwalitas Casement dekkson terdiri dari :
Kontak kunci (lockcase), handle, plat kunci (back plate), anak
kunci dan alat slot, untuk pintu dan jendela aluminium
b. Slot tanam 2 X putar dan espanyolet (untuk pintu kupu tarung),
untuk pintu panil jati, lengkap dengan plat lubang pintu kontak
kunci (lockcase), plat kunci (back plate), anak kunci dan alat
slot SES, VARIO.
c. Rel Sliding sekwalitas casement dekkson.
d. Floorhinge(engsel lantai) sekwalitas Dorma BTS-84, Handle
stainless steel 35 cm dan kunci sekwalitas kolf/etco untuk daun
pintu (dobel) kaca tempered 12 mm pada pintu masuk.

2.14.2. Persyaratan Teknis :


a. Kunci tanam yang dipakai kunci 2 x putar.
b. Engsel kupu anti karat.
c. Untuk daun pintu dipakai engsel ukuran 140 mm, dipasang 3
buah untuk setiap daun pintu.
d. Untuk daun jendela dipakai rel sliding yang sesuai
e. Handel stainless steel dipasang 2 buah, untuk pintu masuk (pintu
kaca tempered 12 mm)
f. Engsel jungkit otomatis dipasang 2 buah untuk setiap daun
bouvenlight.
g. Engsel bolak balik (cowboy) untuk pintu nurse station
h. Semua peralatan, sebelum dipasang harus mendapat
persetujuan dari direksi / pengawas terlebih dahulu.

2.12 Penutup Plafond (langit-langit)


Untuk lapisan penutup plafond/langit-langit dipakai gipsum tebal 10 mm Jaya
board, Elephant, Knauf, rangka besi hollow galvanis selruhnya menggunakan
ukuran 4/4 (tidak boleh dicampur/dikombinasikan dengan ukuran 2/4) tebal
0,8 mm

Persyaratan teknis :
a. Lembaran gipsum harus mempunyai tepi potongan yang lurus, rata
tidak berkerut / retak, mempunyai ketebalan yang sama pada
seluruh panjang lembaran.
b. Permukaan lembaran tidak menunjukkan retak-retak, kerutan-
kerutan atau cacat-cacat lain yang dapat mempengaruhi sifat
pemakaiannya. Permukaan lembaran yang sengaja dibuat tidak rata
pada waktu proses pembuatannya diperbolehkan untuk tujuan
tertentu.
c. Lembaran gipsum harus mudah dipotong, dipaku maupun digergaji.
d. List profil harus lurus dan halus permukaannya, tidak boleh pecah,
retak dan berlobang

2.13 Pekerjaan Penutup atap

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

2.13.1. Penutup atap menggunakan genteng metal (metal roof) jenis Stone
Chips Finished
2.13.2. Listplank meggunakan asbes 2/20 , motif/tekstur serat kayu
2.14.3. Persyaratan Teknis:
a. Dimensi genteng metal : 2X4
b. Panjang efektif : 750 mm
c. Lebar efektif : 820 mm
d. Toleransi : + 5 mm
e. Luas Efektif : 0,615 m2
f. Jumlah lembar per m2 : 1,62 lbr/m2
g. Berat per m2 Stone Chip : 5,73 kg/m2
h. Berat per m2 Color Paint : 3,98 kg/m2
g. Lapisan genteng terdiri dari Acrylic Overglaze, Stone Chips,
Acrylic Base Coat, Epoxy Primer, Zinc Coating, Steel Base, Epoxy
Primer, High Temperature Seal Coat

2.13.4. Rangka penutup atap menggunakan besi baja ringan.


Persyaratan Teknis
1. Baja Ringan merk Pryda, Smart Trus, Kencana Trus
2. Besi baja ringan digunakan untuk struktur rangka
atap, terbuat dari profil baja ringan mutu tinggi G-550. Profil C,
dengan tinggi profil minimum = 75 mm, reng baja ringan dengan
tinggi profil minimum = 40 mm
3. Pelapis permukaan baja ringan berupa lapisan
galvanis tahan karat Z220 (220 g/m2) , tahan terhadap
kelembababan air garam maupun mortar (semen basah)
4. Baja ringan harus mempunyai sifat-sifat mekanik sebagai
berikut
o Kekuatan leleh minimum = 550 MPa.
o Tegangan Maksimum = 550 MPa
o Modulus elastisitas (E) = 200.000 MPa
o Modulus Geser = 80.000 MPa
5. Permukaan bahan baja ringan harus dilapisi bahan
anti karat / korosi dengan spesifikasi sbb : Dari bahan Galvanis,
Type Hot-Dip Zink, mutu Z 22 dengan kadar 220 gr/m2
6. Bahan penyambung konstruksi menggunakan Self-drilling Screw,
dengan spesifikasi sebagai berikut :
o Panjang (termasuk kepala baut) = 16 mm
o Kepadatan alur = 16 mm
o Diameter badan, dengan alur = 4,80 mm
o untuk yang tanpa alur = 3,80 mm.
o Kekuatan Mekanik :
Gaya geser = 5,10 kN.
Gaya Aksial = 6,90 kN.
7. Semua elemen struktur baja ringan (profil kuda-
kuda, bracing, reng, top plate dan self-drilling screw) harus
memberikan garansi terhadap kekuatan dan ketahanan struktur
minimal 10 tahun.

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

8. Untuk mendapatkan jaminan akan kwalitas besi yang diminta,


maka harus disertai Sertifikat dari pabrik dan dari Laboratorium.
Baik pada saat mendatangkan secara periodik minimal 2 contoh
Uji tarik ( Strees-Strain) untuk setiap 20 ton besi.
9. Bahan-bahan tersebut harus dalam keadaan baru dan tanpa
cacat.
10. Penyimpangan bahan sebelum terpasang, harus ditempat yang
terlindung dan berada di atas tanah kering.

2.14 Pekerjaan Pengecatan


2.14.1. Jenis bahan cat yang dipergunakan disini adalah :
a. Untuk cat tembok bagian dalam : MOWILEKS EMULTION,
DULUX, JOTUN.
b. Untuk tembok bagian luar, digunakan jenis cat weather shield
MOWILEKS EMULTION, DULUX, JOTUN
c. Untuk cat plafond : CATYLAC, MOVILEKS, DULUX
d. Untuk seluruh pintu difinish dengan cat kayu Altex, Avian.
e. Khusus untuk pintu KM/WC difinish dengan cat besi water proof
f. Water proofing no drop, aqua proof , dipergunakan untuk
pelapis seluruh permukaan atas beton yang terkena air hujan
secara langsung pada talang, atap beton, leufel.

2.14.2. Persyaratan Teknis :


a. Cat tembok :
gel : tidak boleh ada;
endapan keras/kering : tidak boleh ada;
daya tutup minimum : 4m2/kg (warna muda),
6/m2/kg (warna tua)
waktu pengeringan max : 30 menit;
padatan total min : 40 % x berat;
ketahanan cuaca min : 12 bln (cat luar)
b. Cat besi dan cat kayu:
gel : tidak boleh ada;
endapan keras/kering : tidak boleh ada;
daya tutup minimum : 4m2/kg (warna muda),
6/m2/kg (warna tua)
waktu pengeringan max : 6 jam, kering muka;
padatan total min : 40 % x berat;
ketahanan cuaca min : 12 bln.
c. Cat-cat yang sudah siap untuk segera
dipakai tidak diperkenankan mengandung endapan yang sudah
membatu, dan sesudah diaduk dengan baik harus kelihatan
homogen dan dapat disapukan dengan mudah.

2.15 Pekerjaan Elektrikal


2.15.1. Yang dimaksud dengan instalasi listrik disini adalah semua instalasi
(wiring), termasuk kabel, pipa-pipa listrik dan peralatan -peralatan
bantuannya, serta penyambungan daya dari bangunan lain yang
terdekat.

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

1. Kabel-kabel yang digunakan adalah jenis NYYHY 4x3,50


sqmm untuk penyambungan dari Bangunan Induk lama ke
dalam bangunan baru.
2. Instalasi (wiring) seluruh titik lampu, stop kontak adalah
NYM 3X2,50 sqmm , dengan kemampuan isolasinya 1 KV
dalam pipa listrik.
3. Pipa-pipa listrik yang digunakan adalah pipa Clypsal,
Maspion, dengan diameter 5/8 (minimal).
4. Terminal box, knei dsb harus dari bahan yang sama dengan
pipanya dan buatan pabrik.
5. Standard kabel SUPREME, KABELINDO.
6. MCB merk MG (Merlin Gerlin), Schneider
7. Stop Kontak dan Saklar merk BROCO, PANASONIC
2.15.2. Sub Panel (SDP):
a. sub panel dari MFB dan MCB dengan interupting capacity
dari plug in unitnya minimal 70 KVA.
b. Box sub panel dibuat dari plat baja yang digalvaniz, dengan
ukuran minimal 60X80 cm
c. Plug dibuat dari paduan tembaga yang di Heat-treatment
dan dilengkapi dengan pegas dan amper meter.
d. Plug in unit secara mekanis mengunci dengan sendirinya
dengan rumah bus duct untuk mencegah pemasangan yang
kurang baik atau lepasnya plug in unit pada kedudukan
ON tutup dari plug in unit juga terkunci dengan
sendirinya untuk mencegah terbuka dengan sendirinya
tutup pada kedudukan ON dan juga untuk mencegah
bahaya menutupnya switch pada kedudukan cover terbuka.
e. Plug in unit dilengkapi dengan switch dalam kedudukan
ON dan OFF.
2.15.3. Bagian yang dapat diatur :
Bagian yang dapat diatur yang memungkinkan pengaturan + 30 mm
minimum panjang dipasang dekat dengan bagian sambungan dari
panel atau transformator untuk meredam kesalahan pemasangan
pada setiap jalur horizontal.

2.16. Pekerjaan Sanitasi dan Perpipaan


2.16.1. Alat-alat Sanitair
Alat alat sanitair yang dipakai adalah :
a. Closet Jongkok , merk TOTO, AMERICAN STANDARD
b. Wastafel merk TOTO, AMERICAN STANDARD
c. Stop keran, merk KITTAZAWA sekualitas
d. Pipa PVC dia. 3/4, 1, 3, 4 dan 6, tipe AW merk
Maspion, Wavin, Rucika
e. Floor drain stailess steel
f. Kran air merk San Ei, atau sekualitas

2.11.2. Persyaratan Teknis:


a) Pasangan buis beton dia. 30 cm, untuk saluran air hujan
dan air kotor keliling bangunan.

17
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

b) Pembuatan bak kontrol terbuka dan tertutup dengan pas.


bata 1pc : 3 psr ukuran 50 X 50 cm
c) Pembuatan septicktank dan peresapan dengan pasangan
bata 1pc : 3psr
d) Pemasangan instalasi air bersih dengan pipa PVC
sesuai gambar kerja tipe AW Maspion, Wavin, Rucika
e) Pemasangan instalasi air kotor dan Air Hujan dengan pipa
PVC dia. 4 tipe AW Maspion, Wavin, Rucika.
f) Pemasangan instalasi air kotor padat dengan pipa PVC dia.
4, tipe AW Maspion, Wavin, Rucika
2.17. Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui
Direksi
2.18. BahanTambahan / Additive
Pada umumnya pemakaian aditive dalam beton diperbolehkan asalkan sudah
memperoleh persetujuan tertulis dari direksi/pengawas lapangan.
Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakain super plasticizer, pada dasarnya
untuk mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Penyedia jasa
harus memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat penting
dan jika dipakai aditive ini, penyedia barang/jasa harus memberikan usulan
secara terinci.

Pasal 23.
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

Persyaratan teknis pekerjaan yang disyaratkan pada pekerjaan Pembangunan Rumah


Sakit Umum Daerah Muara Teweh Tahun 2015 ini, adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan
1.1. Umum
1.1.1. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang
disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan ini, menjadi tanggung
jawab penyedia jasa dan wajib memperbaiki sampai baik / seperti
semula.
1.1.2. Penyedia jasa harus menyediakan tempat sementara untuk Kantor
Pengawas Lapangan / Pengelola Teknis Kegiatan, barak kerja dan
gudang untuk menyiapkan bahan-bahan sesuai kebutuhan, dengan status
sewa pakai.
a. Penempatan bangunan sementara tersebut ditentukan kemudian
dilapangan, sedangkan pembuatannya harus sepengetahuan dan
seizin Direksi / pengawas lapangan
b. Kualitas dan mutu bangunan sementara tersebut harus
sepengetahuan dan seizin Direksi / Pengawas Lapangan. Penyedia
jasa harus memelihara kebersihan Ruang Direksi serta alat-alat
inventarisasinya.
c. Pemborong harus juga membuat bangunan sementara untuk ruang
kantor Pemborong lengkap dengan gudang / barak bahan yang

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

terkunci.
Menyediakan air minum yang bersih dan dimasak untuk untuk staf
pengawas lapangan dan tamu-tamunya.
d. Perlengkapan Ruang Direksi :
1. Almari yang dapat dikunci
2. Meja tulis dan kursi duduk
3. Satu papan tulis putih (white board)
4. Kotak obat-obtaan.
1.1.3 Cara pelaksanaan,
Pekerjaan dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan syarat syarat (RKS) dan
Gambar Kerja.

1.2. Peil dan Ukuran


1.2.1. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam
gambar dan uraian syarat-syarat ini.
1.2.2. Mengingat tidak tepatnya pelaksanaan penentuan peil / ukuran pada
satu tahap pekerjaan akan mempengaruhi tahap pekerjaan lain, maka
penyedia jasa diwajibkan benar-benar memperhatikan ketepatan dan
ketelitian peil dan ukuran. Direksi Pengawas Lapangan berhak
menyuruh untuk bongkar setiap hasil pekerjaan yang menyimpang dari
ketentuan RKS ini dan memperbaiki kembali atas tanggung jawab dan
beaya penyedia jasa sendiri.
1.2.3. Penyedia Jasa wajib meneliti dan memeriksa kembali ukuran-ukuran
pada gambar peta tanah. Perbedaan-perbedaan antara gambar dengan
lapangan, harus dilaporkan kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan petunjuk dan pemecahannya. Penyedia Jasa tidak
dibenarkan membetulkan perbedaan perbedaan tersebut tanpa
persetujuan direksi/pengawas lapangan
1.2.4. Ukuran titik duga < titk nol > bangunan, diambil/diukur setinggi 30 cm
dari permukaan talud disis bangunan atau akan ditentukan oleh Direksi
dan Pengawas Lapangan, selanjutnya titik ini ditentukan secara perma
nen oleh Kontraktor diberi tanda yang jelas dengan patok beton yang
kokoh dan baru boleh di bongkar setelah pekerjaan selesai titk ini harus
menjadi dasar dari setiap pengkuran terhadap beda tinggi.
1.2.5. Ukuran titik dengan lainnya dilakukan oleh penyedia jasa yang
dilakukan dengan alat-alat pengukuran < Waterpas,theodolit, dll
sesuai kebutuhan > berkondisi baik serta sudah ditera terlebih dahulu
kebenarannya.Semua alat-alat ukur terutama teropong, waterpas,
theodolit wajib diperiksakan terlebih dahulu kepada direksi/
Pengawas lapangan. Antara gambar dengan kenyataan, haruslah
dilaporkan kepada Direksi/Pengawas lapangan untuk dimintakan
keputusannya.
1.2.6. Pengukuran-pengukuran sudut siku hanyalah dilakukan dengan alat
teropong waterpas, theodolit, atau prisma penyikuan. Pengukuran
siku dengan benang secara azas segitiga phitagoran hanya
diperbolehkan untuk pengukuran pada bagian yang kecil-kecil saja.

1.3. Pengukuran dan Pembuatan Papan Patok (Bouwplank)

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

1.3.1. Papan bangunan ( bauwplank ) dan kayu-kayu patok dari kayu meranti (
klas III) dengan tebal minimum 2 cm, dan lebar 20 cm. Dipasang di
sekeliling bangunan, kokoh dan tidak mudah berubah, dipakukan pada
patok/tiang kaso 5/7 cm, dengan jarak tiang S.K.S maks. 2.00 meter.
1.3.2. Tinggi papan bangunan sebaiknya sama dengan tinggi titik nol, atau
apabila dikehendaki lain harus dibicarakan dan disetujui oleh Direksi
/ Pengawas Lapangan.
1.3.3. Setelah selesai pemasangan papan bangunan / Bouwplank wajib
dilaporkan kepada Direksi/Pengawas Lapangan, untuk selanjutnya
Direksi/Pengawas Lapangan akan memeriksa hasil pemasangn. Dan
setelah dianggap benar, oleh Direksi/Pengawas Lapangan memberikan
izin untuk laksanakan pekerjaan berikutnya.

1.4 Pekerjaan pemeriksaan/pengecekan, terdiri dari :


Pemeriksaan dan pemeliharaan tugu patok dasar yang digunakan sebagai
referensi ketinggian permukaan yang telah ada di lapangan.
Pengecekan ketinggian permukaan lantai struktur.
Pengecekan as-as kolom bangunan, bukaan atau lubang yang terdapat pada
bangunan, dan pengecekan lainnya yang dapat mempengaruhi pekerjaan
penyelesaian Arsitektur dan ME dikemudian hari.
Bila ada ketidaksesuaian antara ukuran di lapangan dengan yang terdapat
pada Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan memberitahukan hal tersebut
kepada Direksi/Konsultan MK secara tertulis untuk mendapatkan cara
penyelesaian yang terbaik.

1.4. Pekerjaan Struktur/Sipil yang menyangkut seluruh pekerjaan struktur


bangunan, termasuk didalamnya tetapi tidak terbatas pada :

Pekerjaan pondasi bore pile atau yang lain


Pekerjaan kolom beton
Pekerjaan balok beton termasuk pemasangan stek-stek tulangan kolom
beton
Pekerjaan pelat lantai dan plat atap
Pekerjaan dinding beton
Pekerjaan listplank beton
Pekerjaan sparing pada pelat lantai dan atap sesuai dengan gambar kerja
Pekerjaan tangga beton dan tangga baja
Pekerjaan trench

2. PEKERJAAN TANAH

2.1. Umum
Pekerjaan tanah ini dilakukan sebelum pekerjaan struktur dimulai. Kontraktor
bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan galian dan pengurugan tanah,
sesuai yang tercantum pada gambar kerja.
Kontraktor harus mengajukan metoda kerja penggalian kepada
Direksi/Konsultan MK untuk disetujui sebelum melaksanakan pekerjaan tanah.
Segala sisa kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tanah tersebut harus
disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk
Direksi/Konsultan MK.
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

2.2. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan tanah ini meliputi :
Pembersihan lokasi
Galian tanah
Urugan tanah dan pemadatan

2.3. Pembersihan Lokasi


Daerah yang ada sesuai dengan gambar dan kebutuhan area kerja, harus
dibersihkan dari semua benda-benda yang akan menghambat pembangunan
seperti : pepohonan, sampah-sampah, tonggak-tonggak, humus, lumpur,
lubang-lubang, dan tempat-tempat lain sesuai petunjuk/persetujuan
Direksi/Konsultan MK.
Daerah yang kondisi tanahnya ada sampah-sampah, humus dan lumpur harus
dikupas setidak-tidaknya hingga 30 cm dari permukaan tanah.
Tonggak-tonggak pepohonan dan jalinan-jalinan akar harus dibersihkan sampai
kedalaman + 1,5 m dibawah muka tanah.
Bekas-bekas lubang dan sumur serta tanah lembek yang ada harus diambil,
kemudian dilakukan pengurugan/pemadatan lapis demi lapis.

2.4. Galian Tanah


Galian tanah dilakukan di tempat-tempat seperti ditunjukkan pada gambar
kerja. Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus dicegah. Penggalian
melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali hingga mencapai kerataan
peil yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk pekerjaan penggalian ini
adalah kurang lebih 50 mm terhadap kerataan peil yang ditentukan.
Penggalian diusahakan dilaksanakan dalam keadaan kering, jika ternyata air
tanah lebih tinggi dari level penggalian, harus dilakukan dewatering sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi ini.
Kontraktor harus mengajukan metoda kerja pelaksanaan penggalian, terutama
kemiringan galian dan metoda kerja dewatering yang akan dilakukan. Seluruh
akibat, baik di dalam site maupun di lingkungan sekitar penggalian selama
proses dewatering menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kemungkinan
penggunaan turap selama penggalian menjadi resiko Kontraktor. Pekerjaan
pondasi baru harus sesuai dan mengikuti gambar perencanaan (tidak
dibenarkan menggunakan pondasi lama). Dalam hal terjadi pertemuan dengan
pondasi lama, maka pondasi lama harus dihilangkan dan diutamakan untuk
pondasi baru.
2.5. Urugan Dan Pemadatan
Bahan untuk urugan digunakan sirtu. Bahan urugan harus bersih dari unsur-
unsur perusak dan harus disetujui oleh Direksi/Konsultan MK. Bilamana perlu
dapat dilakukan penyelidikan laboratorium di laboratorium Mekanika Tanah
yang disetujui Direksi/Konsultan MK.
Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum per lapis 20 cm
(sebelum dipadatkan). Setiap lapis dipadatkan dengan alat roller 12 ton atau
dengan alat lain yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan MK, hingga
diperoleh CBR setara 95 % max d pada OMC. Apabila bahan urugan tidak dapat
mencapai kepadatan yang dimaksud, maka pekerjaan diulangi atau diganti
metoda pelaksanaannya sehingga diperoleh kepadatan yang dimaksud.
Jumlah dan lokasi titik pengetesan ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK.
Setelah pemadatan atau pengurugan selesai maka kelebihan tanah urugan
harus segera dikeluarkan/dipindahkan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan MK.

2.6. Sarana Darurat


21
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membuat drainase sementara


ataupun menyediakan pompa sehingga pada lokasi proyek tidak terjadi
penggenangan air.
Pembuatan drainase tersebut sudah harus diperhitungkan dalam penawaran
dan dalam pelaksanaannya harus terlebih dahulu disetujui Direksi/Konsultan
MK.

3. PEKERJAAN PONDASI

3.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup kerja pekerjaan pondasi meliputi :
A. Untuk pondasi Tiang Pancang :
1. Pekerjaan Dewatering
2. Pekerjaan Sheet Pile
3. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
4. Loading Test
B. Untuk pondasi lainnya sesuai ketentuan yang dibuat untuk itu.

3.2. Pekerjaan Dewatering


Jumlah titik pengeboran dan penyediaan pompa (termasuk cadangan apabila
bekerja dalam 24 jam) berikut kapasitasnya ditentukan berdasarkan analisis
tentang jumlah air tanah yang akan menggenangi permukaan galian dan
disetujui oleh Direksi dan Direksi/Konsultan MK.
Kontraktor harus membuat sumur bor dan menyediakan pompa jenis
submersible berdasarkan titik yang ditentukan. Pompa dipasang dan
diinstalasikan pada tepi galian pada kedalaman seperti yang ditunjukkan
Direksi/Konsultan MK. Pipa-pipa casing, pompa dan pipa discharge dipasang
setelah diperoleh data elevasi ground water. Kontraktor juga harus memasang
Piezometer. Air tanah ditampung dulu pada bak-bak penampung air sampai
penuh, baru dipompa untuk kemudian dibuang ke saluran air yang telah dibuat
sebelumnya. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengajukan gambar
rencana berikut metode pelaksanaan instalasi peralatan pompa, pipa-pipa
pembuangan berikut posisi lokasi air hasil penampungan sementara dan
pembuangan kepada Direksi/Konsultan MK.

3.3. Pekerjaan Sheet Pile


Untuk penahan dinding agar tidak roboh saat digali, Kontraktor harus membuat
dinding penahan tanah dengan sheet pile. Sebelum pelaksanaan pekerjaan
sheet pile dimulai Kontraktor harus mengajukan gambar rencana dan metode
pemasangan sheet pile kepada Direksi/Konsultan MK untuk mendapat
persetujuan.

3.4. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang


Pondasi gedung menggunakan Tiang Pancang Prestressed dengan ketentuan
bahan sebagai berikut :
Diamater : 50 cm
Panjang Tiang : 20 m
Mutu Beton : K 500
Metode Pemancangan : Sistem Hydraulic Hammer
Karena pondasi adalah bagian terpenting dari struktur dan penyediaan material
pondasi dilakukan pihak luar serta persyaratan bahwa Kontraktor harus
memiliki sertifikat ISO 9002, maka supplier Tiang Pancang juga harus memiliki
sertifikat ISO 9002.

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

3.4.1. Pekerjaan Pengeboran


Sebelum pemancangan tiang pancang dilakukan, pada titik-titik yang akan
dipancang harus di bor terlebih dahulu dengan kedalaman 4 m dan diamater 30
cm.

3.4.2. Pemancangan Tiang Pancang


a. Pengangkatan/Pemindahan tiang pancang
Pemberian Tanda
Tiap tiang pancang harus diberi tanda serta tanggal saat tiang tersebut
dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus diberi tanda
dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, tiang
pancang diberi tanda setiap 1 meter.
Pengangkatan/pemindahan
Tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali guna
menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diingini.
b. Pelaksanaan dan Pemancangan Tiang Pancang
Driving Cap
Selama pekerjaan pemancangan, kepala tiang pancang harus dilindungi
dengan auatu bantalan (driving cap)
Hydraulic Hammer
Pemancangan harus memakai Hydraulic Hammer.
Pengikat
Selama pekerjaan pemancangan, tiang pancang harus diikat sedemikian
rupa sehingga tiang tidak bergerak pada arah horisontal.
Penetrasi
Tiang pancang harus dipancang menurut penetrasi tiap pukulan seperti
yang diminta oleh Direksi/Konsultan MK.
- Pemukulan pertama dan kedua beberapa meter masuknya tiang
- Pemukulan selanjutnya dicatat jumlah pukulan setiap 1 m masuk
dan secara berangsur-angsur dicatat jumlah pemukulan setiap 50
cm, 25 cm, 10 cm sampai kira-kira bisa diambil kalendering.
- Terakhir pada saat pengambilan kalendering harus didapat data yang
tidak meragukan minimal 3 x 10 pukulan terakhir sama dengan 10
cm atau dicoba dengan rumus-rumus DRIVING FORMULA, seperti :
KOBE ; HILLEY FORMULA atau MODIFIED ENGINEERING FORMULA
Dari hasil-hasil tersebut diambil harga yang terkecil. Kontraktor harus
mengajukan terlebih dulu alat pancang yang akan dipakai beserta
spesifikasinya.kepada Direksi Proyek untuk disetujui.
Type alat tiang pancang yang dipakai pada pre-load test harus sama
dengan yang dipakai pada pemancangan tiang terpakai.
Untuk setiap tiang yang dipancang, maka grafik kalendering harus
dibuat oleh Kontraktor dan disetujui Direksi/Konsultan MK dan
seterusnya dievaluasi daya dukungnya,
Pada keadaan pemancangan dihentikan sebelum penetrasi akhir
tercapai, pencatatan penetrasi baru boleh diambil setelah mencapai
paling sedikit 30 cm dari posisi tiang yang terhenti.
Tiang Pancang Tambahan
Suatu tiang pancang yang rusak pada saat pemancangan atau
pengangkatan/pengangkutan yang mengakibatkan kebutuhan struktur
tiang tidak dapat dipertanggung jawabkan, harus dicabut dan dapat
diganti atau dipakai tiang pancang tambahan denan persetujuan
Direksi/Konsultan MK tanpa tambahan biaya.
Posisi Tiang

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Tiang-tiang pancang tidak boleh menyimpang lebih dari 1,25%


kemiringan, dan bergeser tidak lebih dari batas toleransi dibawah ini :

Jumlah
Toleransi Satu
Tiang Toleransi Toleransi Kelompok Tiang
Tiang
Per Sendiri (titik berat kenyataan Thd
Terhadap Lainnya
Kelompok (cm) Beban) (cm)
(cm)
(Bh)
1 5 - 5
2 5 7.5 4
4 5 7.5 4
5 5 7.5 4

Paling lambat 5 hari setelah pemancangan selesai dengan


sepengetahuan Direksi/Konsultan MK, Kontraktor harus mengirim data
kemiringan dan letak akhir tiang pancang terhadap as bangunan kepada
Direksi/Konsultan MK.
Perubahan Poer
Apabila ada perubahan poer akibat penambahan tiang dan/atau
toleransi jarak antar tiang yang tidak dipenuhi, maka biaya tambahan
pekerjaan poer menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Penyambungan
Penyambungan tiang dilakukan dengan pengelasan (welding) yang
pelaksanaannya harus dilakukan sesuai standard ANSI / AWS D1.1-1990.
Dalam hal ini semua biaya akibat perubahan tiang pancang,
penyambungan tiang dan lain-lain alternatif pemecahan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Data-data karakteristik dari alat-alat pancang yang akan dipakai berikut
usul kalenderingnya harus diberikan kepada Perencana Konstruksi
minimum 2 minggu sebelum start pemancangan dan harus mendapat
persetujuan Direksi/Konsultan MK.
Data-data pemancangan dari semua tiang pancang harus diberikan
paling lambat hari berikutnya sesudah hari pemancangan tiang yang
bersangkutan, dan data-data ini harus disyahkan oleh Direksi Proyek
untuk diteruskan pada Perencana.
Jika tiang pancang dicabut, karena kesalahan dalam pemancangan, dan
tidak dipasang kembali, maka ruangan yang timbul harus diisi dengan
batu-batu koral atau pasir tanpa biaya tambahan.
Bagian atas dari semua tiang-tiang harus berada disebelah atas dari
elevasi potongan 9setelah pemancangan), dimana beton akan dipotong
sampai permukaan yang tepat 7 cm di atas sisi bawah pile caps dengan
besi-besi betonnya tetap diteruskan sepanjang 40 kali diameter.
Bila ada batu-batu atau gangguan-gangguan lainnya yang menyulitkan
pemancangan, Kontraktor harus mengusahakan berbagai cara dengan
persetujuan Direksi/Konsultan MK untuk mengatasinya ditanggung oleh
Kontraktor.
Jika dibutuhkan tambahan dalam penyelidikan tanah untuk menambah
data-data mengenai stratifikasi lapisan-lapisan tanah, semua biayanya
ditanggung oleh Kontraktor.
Semua tiang harus dipancang secara kontinu tanpa berhenti sampai
tiang mencapai lapisan yang diperlukan dengan kalendering sesuai
dengan daya dukung tiang yang disyaratkan
c. Percobaan Beban Tiang Pancang (PDA Test)

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Kontraktor harus membuat percobaan beban vertikal tiang pancang


minimal sebanyak 3 titik. Beban percobaan vertikal untuk tiang pancang
50 adalah sebesar beban rencana (88 ton) dan 2 x beban rencana atau
sebesar 176 ton.
Percobaan beban dilakukan dengan PDA Test, yang merupakan test
dinamis untuk mengukur kapasitas tiang pancang dalam memikul beban
axial.
Dalam hal PDA test pertama gagal, harus diganti dengan 2 buah PDA
Test yang tidak boleh gagal atas biaya Kontraktor. Demikian juga pada
PDA test kedua. Kontraktor berkewajiban menambah tiang pada
kelompok tiang dimana terjadi kegagalan tanpa tambahan biaya.
Percobaan beban pertama dilakukan pada awal pemancangan.
Percobaan beban terakhir dilakukan setelah pekerjaan pemancangan
selesai 100%. Selama percobaan beban, pemancangan dihentikan. Tiang
beton yang akan di test ditentukan oleh Direksi berdasarkan data yang
ada.
Sehubungan dengan percobaan beban yang hanya dilaksanakan pada
beberapa tiang, Kontraktor bertanggung jawab dan menjamin semua
tiang memenuhi syarat toleransi yang ditentukan.
Penerimaan beberapa tiang tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung
jawab atas seluruh pekerjaan pondasi dan akibat penurunan terhadap
struktur dan akibat penurunan terhadap struktur atas (differential
settlement).
Setelah dynamic load test dilaksanakan, hasil analisanya menjadi
masukan bagi program komputer TNOWAVE yang sebelumnya telah
mengandung pemodelan tiang dan data tanah.
d. Panjang Tiang dan Daya Dukung
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah maka diambil tiang pancang bulat
50 cm dengan daya dukung per tiang sebesar 88 ton dan panjang tiang
adalah 20 m.
Apabila final set belum dapat didicapai pada kedalaman tersebut, maka
Kontraktor harus melanjutkan pemancangan sampai mencapai tanah
keras dan biaya untuk itu ditanggung oleh Kontraktor.
Apabila diperlukan, Kontraktor dapat melaksanakan driving test atau
menambah bor dalam atas biaya sendiri untuk mengetahui dengan pasti
panjang tiang.
Untuk menentukan panjang tiang mendekati kenyataan, Kontraktor
diharuskan melakukan indikator pile sebanyak 10%, disebar ke seluruh
kelompok tiang.
Panjang tiang dan kedalaman pemancangan pondasi bersifat lump sum,
untuk jumlah tiang mengikat sesuai dengan gambar kerja.
Prosedur dan peralatan percobaan beban vertikal mengikuti prosedur
ASTM 1143-81.
e. Laporan
Laporan dari percobaan pembebanan harus termasuk informasi-informasi
berikut :
Kondisi dari tanah pada lokasi percobaan pembebanan.
Data-data alat pancang misalnya : berat Hammer, energy/blows, dan
lain-lain.
Data-data tiang dan driving record termasuk besarnya penurunan per 10
pukulan sepanjang tiang dan final driving dalam 10 pukulan terakhir.
Pembacaan dari penurunan interval waktu tertentu setiap penambahan
dan pengurangan beban.

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Grafik yang menggambarkan hasil pembebanan dalam bentuk kurva


waktu vs penurunan kepala tiang.
Catatan hal-hal yang tidak umum selama driving test dan load test.
f. Hal-hal lain
Penggunaan jack harus ditempatkan pada tempat yang terlindungi dari
sinar matahari, hal ini untuk menghindari olie dari jack memuai yang
dapat mengakibatkan tidak konstannya beban.
Jika terjadi lendutan dari balok penahan yang cukup besar, maka
pembacaan penurunan tiang harus diadakan koreksi.
Kalibrasi jack dan mamometer yang dipakai harus baru sama sekali
(sesudah dikalibrasi tidak boleh dipakai di proyek lain).
Segala resiko/akibat yang timbul dari pemancangan tiang pondasi
menjadi tanggung jawa Kontraktor.
g. Instalasi M & E Bawah Tanah
Kontraktor bertanggung jawab atas semua klaim yang mungkin timbul
karena kerusakan-kerusakan instalasi M & E bawah tanah, bilamanan
instalasi tersebut sudah tertera dalam gambar.
Kontraktor supaya melaksanakan pekerjaanya begitu rupa sehingga
bangunan dan pondasi bangunan tetangga tidak terganggu atau rusak.
h. Pembersihan
Selang beberapa waktu selama dan sesudah selesainya pekerjaan pondasi,
semua peralatan, kelebihan tanah, sisa-sisa cut off dan sebagainya harus
dibersihkan.
i. Data-data Pondasi Tiang
Data-data lengkap dari tiap-tiap pondasi tiang meliputi instalasi tiang, set,
contoh-contoh tanah dan sebagaimana diminta oleh Direksi/Konsultan MK
supaya dilengkapi dalam waktu 48 jam setelah instalasi pondasi tiang yang
bersangkutan.
j. Naiknya Muka Tanah
Begitu sebuah tiang selesai diinstalasi, maka data-data untuk penurunan
permukaan kepala tiang supaya dimonitor. Bilamana seluruh tiang dari
sebuah kelompok tiang selesai, maka kepala tiang yang naik ke atas harus
diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi/Konsultan MK atas biaya
Kontraktor.
k. Permukaan Tanah
Yang termasuk harga pemborongan adalah semua pekerjaan dan bahan-
bahan yang diperlukan untuk meratakan tanah sepelunya sehingga
peralatan dapat bergerak lancar selama masa pelaksanaan pondasi tiang.
l. Persetujuan Posisi Pondasi Tiang
Posisi pondasi tiang akan diperiksa oleh Direksi/Konsultan MK selama masa
pekerjaan berlangsung dan persetujuan akhir akan diberikan dalam waktu 3
hari setelah data-data posisi tiang akhir diberikan oleh Kontraktor.
Peralatan dan mesin-mesin tidak boleh dikeluarkan dari lapangan tanpa
persetujuan tertulis dari konsultan MK.

3.5. Pondasi Batu Kali


Batu kali harus berkualitas baik dan dipecah-pecah maksimum diameter 30
cm, minimum 10 cm.
Batu kali harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh. Antara
batu kali satu sama lain harus terikat dengan adukan 1 PC : 2 PSR.
Bentuk dan ukuran batu kali, dan tempat-tempat yang menggunakan
pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar.
Seluruh permukaan pondasi di berapen dengan adukan 1 PC : 2 PSR.

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Di atas pondasi batu kali di pasang sloof beton bertulang dengan ukuran
sesuai gambar.

3.6. Pondasi Beton Setempat


Dimensi dan elevasi dasar pondasi (muka lantai kerja) harus sesuai dengan
gambar.
Lapisan tanah dasar harus mempunyai kepadatan sesuai persyaratan tanah
padat. Setelah persyaratan kepadatan tanah terpenuhi baru ditimbun
dengan pasir urug setebal 10 cm padat (diratakan dan dipadatkan),
kemudian dipasang lantai kerja tebal 5 cm dengan campuran 1 PC : 3 Psr : 5
Kerikil.
Untuk kolom-kolom beton harus disediakan stek-stek tulangan dengan
diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok pada kolom
dan harus tertanam dalam pondasi sesuai yang tertera pada gambar.

4. PEKERJAAN BETON

4.1 Persyaratan Bahan Secara Umum


Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :
1. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal K-300.
2. Adukan beton untuk seluruh struktur bangunan ini harus memakai beton
Ready Mix.
3. Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur atas
bangunan ini adalah sebagai berikut :
Mutu baja tulangan s/d diameter 12 mm adalah BJTD 24.
Mutu baja tulangan diameter 13 mm keatas adalah BJTD 32.
4. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini harus memakai sistem knock
down. Untuk daerah-daerah yang tidak bisa memakai Knock Down, dipakai
multiplex tebal minimum 12 mm dan diberi lapisan plastik bila perlu.
Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu
Meranti ukuran 5/7, 6/10, 6/12 dan sebagainya, untuk mendapatkan
kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui
oleh Direksi/Konsultan MK/Perencana.
5. Stager cetakan/bekisting harus diberi pipa-pipa besi atau standard pabrik
dan tidak diperkenankan memakai kayu atau bambu.
6. Water stop (Penyekat Air)
Water stop harus dipasang sesuai gambar kerja dan pada setiap
construction joint dari unsur-unsur basement dan unsur-unsur lain yang
berada di bawah permukaan air. Water stop harus dari bahan dasar PVC,
type Polyvinyl Chloride dengan ukuran : lebar minimum 20 cm, dan tebal
minimum 7 mm.
7 Bonding Agent
Bonding agent dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus
disambungkan/harus dicor secara terputus untuk mendapatkan sistem
struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya. Cara
pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.
8 Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton, tetapi tidak boleh mengurangi mutu dari pada betonnya.
Penggunaan jenis, metode pemakaian dan jumlah bahan admixture, harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan MK/ Perencana. Bahan

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

tambahan beton harus dipergunakan sesuai petunjuk dari Produsen


tersebut.

4.2 Persyaratan Bahan Beton


Persyaratan bahan beton sebagai berikut :
1. Semen
Persyaratan Umum :
Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Bortland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM
C-150 Type 1 atau standard Inggris (British Standard).
Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah Semen
GRESIK atau yang setaraf serta memenuhi persyaratan NI-8. pemilihan
salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.
Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh
cuaca sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai
untuk menghindarkan kelembaban.

Pemeriksaan :
Direksi/Konsultan MK dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.
Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh
Direksi/Konsultan MK untuk pengambilan contoh-contoh tersebut.
Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh
Direksi/Konsultan MK tidak boleh dipergunakan atau diafkir. Jika semen
yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk
beton, maka beton demikian dapat diperintahkan oleh
Direksi/Konsultan MK untuk dibongkar dan diganti dengan memakai
semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.

Tempat Penyimpanan :
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen dan setiap saat harus dilindungi dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus
sedemikian rupa agar mudah waktu pengambilan.
Gudang penyimpanan harus berlantai kuat di dalam dengan jarak
minimal 30 cm dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat
semen dalam jumlah yang besar sehingga kelambatan atau kemacetan
dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai lantai yang cukup
untuk menyimpan tiap muatan semen secara terpisah-pisah dan
menyediakan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung sak dan
memindahkannya.
Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut
urutan tanggal penerimaan.
Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa hingga mudah
dibedakan dari kiriman lainnya. Semua zak kosong harus disimpan
dengan rapih diberi tanda yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan
MK.
Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh
Kontraktor untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi serta
harus dilengkapi segala timbangan untuk keperluan penyelidikan.

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap untuk mengawasi


gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari
penerimaan dalam pemakaian semen seluruhnya.
Tembusan dari setiap catatan yang menyangkut tentang semen harus
disediakan untuk Direksi/Konsultan MK bila dikehendakinya.
2. Pasir dan Kerikil
Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dan kerikil.
Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran,
pemuatan, pengerjaan dan penimbunan pasir dan kerikil harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan MK.
Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan MK.
Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan
disemua tempat penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan
penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya
pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat
dihindari dan bahan yang ditimbun tidak akan tercampur tanah atau
bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan.
Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk
pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yang
tidak sempurna dan lalai dalam menjaga kebersihannya.
Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila
diperlukan untuk meratakan pengiriman bahan berikutnya.
a. Agregat Halus (Pasir)
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah
pasir alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam
lain yang didapat dengan persetujuan Direksi/Konsultan MK.
Pasir harus berbutir tajam, keras, bersih dan bebas dari
gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan
hal-hal yang merugikan dan merusak, jumlah prosentase dari
segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh
lebih dari 5 % berat pasir.
Ukuran pasir harus sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
atau dengan ketentuan sebagai berikut : sisa di atas ayakan 4
mm minimal harus 2% berat ; sisa di atas ayakan 2 mm minimal
10% berat ; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara
80% - 90% berat.
Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan
sebagai persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang
diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai
dalam pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi/Konsultan MK
sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan,
contoh yang cukup, seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan
untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-
tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki,
segala macam tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai,
harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan.
b. Agregat Kasar (kerikil)

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui,


dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu.
Kebersihan dan Mutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang
halus, mudah pecah, tipis atau yang panjang-panjang, bersih
dari alkali, bahan-bahan organis atau dari substansi yang
merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya persentase dari
semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai 3 (tiga)
persen dalam beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik,
keras, padat, kekal dan tidak berpori-pori. Apabila kadar lumpur
melampaui 1 %, maka agregat kasar harus dicuci.
Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada
antara 5 mm sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat
berikut :
- sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %
berat.
- selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat
- harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan
yang terdapat di dalam PB 1989.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika
diperiksa oleh Direksi/Konsultan MK ternyata tidak sesuai dengan
ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi/Konsultan MK.
3. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam
dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Dalam hal
ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Direksi/Konsultan MK untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-
ketentuan yang ada di dalam PB 1989 untuk bahan campuran beton.
4. Baja Tulangan
Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton SII No. 0136-84, atau ASTM Designaadion
A-15, dan harus disetujui oleh Direksi/Konsultan MK.
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,
karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau
mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
Untuk pembuatan tulangan batang-batang yang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang
disesuaikan dengan persyaratan yang tercantum dalam PBI-1971, kecuali
ada ketentuan lain dari Perencana.
Direksi/Konsultan MK berhak memerintahkan untuk diadakan pengujian
terhadap jenis baja tulangan yang akan digunakan, dan harus
dilaksanakan pada lembaga pemeriksaan bahan yang diakui serta
disetujui Direksi/Konsultan MK. Semua biaya yang berhubungan dengan
pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4.3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton

30
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

4.3.1. Kelas dan Mutu Beton


Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Peraturan Beton
Indonesia. Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah
selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 (+ 0,06) cm
diuji pada umur 28 hari.
Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil
pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil bk yang lebih besar
dari yang ditentukan di dalam PBI 1971.

4.3.2 Komposisi Campuran Beton


Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti
yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan
yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang
baik/tepat.
Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesipikasi ini, harus dipakai "campuran yang direncanakan" (designed mix).
Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan
campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan.
Banyaknya semen untuk tiap m3 beton minimal harus 320 kg.
Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk setiap bagian
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam
persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin
sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk
berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.
Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,
kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagaian konstruksi
beton, harus disesuaikan dengan jenis kontruksi yang bersangkutan, cara
pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.
Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang
direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :

Faktor Air Semen


Type Struktur
Maksimum
Kolom Balok, Pelat Lantai, Tangga, 0.60
Shearawall, Listplank/parapet
Pelat Atap, Tempat-tempat yang basah 0.55

Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan


suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton
dengan faktor air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer sebagai
bahan additive. Pemakaian merk dari bahan aditive tersebut harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan MK.
Pengujian beton akan dilakukan oleh Direksi/Konsultan MK atas biaya
kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan,
awet atau kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas klaim yang
disebabkan perubahan yang demikian.

31
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

4.3.3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton


Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air
untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama
atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali
pengadukan sangat perlu.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) harus mengikuti ketentuan
sebagai berikut :

Slump
Type Struktur
Minimum Maksimum
Struktur bawah tanah 2.5 9.0
Pelat, Shearwall, kolom, balok 7.5 15

Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Direksi/Konsultan MK


melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai
dengan NI-2 PBI 1971. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang
representatif.

4.3.4. Baja Tulangan


Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi.
Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali
dengan cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang
tidak ditunjukkan dalam gambar tidak boleh dipakai.
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari
besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan
disetujui oleh Direksi/Konsultan MK atau Perencana.
Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan
harus diikat kuat dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok
beton cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang.
Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan
penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.
Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,5 kali ukuran terbesar dari agregat
kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan
gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini
kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/Konsultan MK.

4.3.5. Selimut Beton


Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian
konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal
selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Lokasi/Type Struktur Selimut beton

Beton yang berhubungan dengan tanah tanpa acuan 7.5 cm


Beton yang berhubungan dengan tanah dengan
5 cm
acuan
Kolom :
Tulangan utama 4 cm
Sengkang 2.5 cm
2.5 cm
Shearwall
> Dia. tulangan
Balok
Tulangan utama 2.5 cm
Sengkang 1.5 cm
Pelat
Tulangan Utama 1.5 cm
Tulangan Pembagi 1.0 cm
2.5 cm,
Pada pengakhiran tulangan
> 2 x Dia. tulangan

4.3.6. Sambungan Baja Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui
oleh Direksi/Konsultan MK. Overlap pada sambungan-sambungan tulangan
minimal harus 40 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara
pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan MK.
4.3.7. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan MK.

4.3.8. Pengadukan (untuk beton non struktural)


Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu batch mixer.
Direksi/Konsultan MK berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi
dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan
dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi
beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus
diperbaiki.
Mesin pengaduk yang disentralisir (batching mixing plant) harus diatur
sedemikian, hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari
stasiun operator.

33
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan. Tiap mesin mengaduk harus dilengkapi dengan alat mekanis untuk
mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.

4.3.9. Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak kurang
dari 4,5oC.
Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 oC dan 32oC, beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung di-cor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32oC, sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi/Konsultan MK
kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, menyampur dengan es dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu
dibawah 32oC.

4.3.10. Cetakan (Bekisting)


Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan pada
gambar rencana.
Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Konsultan MK sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab
Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu
pemakaian.
Sewaktu-waktu, Direksi/Konsultan MK dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus
dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas
bebannya sendiri.
Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu dikerjakan dengan
menggunakan mesin kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan
Direksi/Konsultan MK. Proses pengerjaan tidak diperkenankan dilakukan di
tempat pemasangan.
Bentuk, ukuran, profil, pola, naad dan peil yang tercantum dalam Gambar
Kerja adalah hasil jadi/selesai. Bila terjadi penyimpangan tanpa
persetujuan Direksi/Konsultan MK, maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki kembali tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya
untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, dan tidak dapat diajukan
sebagai perkerjaan tambah.
Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung,
angker, dynabolt, fisher, sekrup paku dan lem perekat harus rapi dan
sempurna, tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak.
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan
dipasang dengan cara memaku, tetapi harus disekrup atau cara lain yang
disetujui Direksi/Konsultan MK. Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat
dengan bor. Kepala sekrup harus tertanam, kemudian lubang ditutup
kembali dengan kayu sejenis yang dilem dengan lem kayu sesuai
persyaratan kemudian diratakan dengan ampelas halus sehingga
permukaannya rata dan halus serta tidak tampak bekas penutupan lubang.
Bilamana pada sistem penguatan yang tertera dalam Gambar kerja
dianggap kurang kuat oleh Kontraktor, adalah menjadi kewajiban dan
tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui
Direksi/Konsultan MK.
Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi
kerataan 0,5 cm setiap 2 m2.

34
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

4.3.11. Pengecoran
Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan
yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi
dengan merata sehingga kelembaban/air dari beton yang baru dicor tidak
akan diserap.
Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui
oleh Direksi/Konsultan MK.
Semua kotoran, beton-beton yang mengelupas atau rusak atau bahan-bahan
asing yang menutupinya harus dibersihkan dan dibuang, semua genangan air
harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru
dicor.
Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran
yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur / penulangan yang
ada.
Beton boleh dicor hanya bila Direksi/Konsultan MK atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja, dan
persiapan betul-betul telah memadai.
Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang
terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan.
Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi,
Kontraktor harus mempersiapkan alat yang cocok untuk mengontrol
jatuhnya beton.
Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak
lebih dari 50 cm. Direksi/Konsultan MK mempunyai hak untuk mengurangi
tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selain
hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction
joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang dan
diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat
campuran. Mekanime pembuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 9
liter diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan terutama bagi
lokasi-lokasi yang terbatas.

4.3.12. Pemadatan
Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada
bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah, lamanya penggetaran tidak
boleh menyebabkan berpisahnya bahan beton dengan airnya.

35
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type imersion


beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika
dibenamkan dalam beton.

4.3.13. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan


Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Direksi/Konsultan MK. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-
hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda
tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang,
permukaan beton harus diperiksa dengan hati-hati dan permukaan-
permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui
Direksi/Konsultan MK.
Waktu untuk melepas acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metoda
pemeliharaan beton, kekuatan beton, tipe dari struktur dan beban rencana.
Dalam segala hal, waktu untuk melepas acuan dan perancah (jika struktur
tanpa dibebani) tidak boleh kurang dari :

Waktu melepas
Unsur Struktur
Bekisting
Samping balok, dinding, kolom 24 jam
Pelat (acuan saja) 3 hari
Balok (acuan saja) 7 hari
Perancah pelat antara balok 7 hari
Perancah balok dan flat slab 14 hari
Perancah kantilever 28 hari

4.3.14. Perawatan Beton (Curing)


Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah
ini. Direksi/Konsultan MK berhak menentukan cara perawatan bagaimana
yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14
hari terus menerus segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah
kerusakan, dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau
dengan pipa-pipa berlubang- lubang.
Penyiraman mekanis, atau cara-cara yang dibasahi yang akan menjaga agar
permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing)
harus memenuhi spesifikasi- spesifikasi air untuk campuran beton.

4.3.15. Perlindungan (Protection)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap segala kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi/Konsultan MK.
Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
yang langsung, paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu harus dibuat secepatnya setelah pengecoran
dilaksanakan.

4.3.16. Finishing Beton


Permukaan yang kelihatan
Beton yang permukaannya kelihatan (expose) harus difinish dengan adukan.
Lubang-lubang yang terjadi pada beton harus diisi dengan adukan.
Untuk dinding penahan tanah, lubang pengikat acuan tidak diperkenankan.
Lubang-lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih besar dari 3 mm,
lubang yang lebih besar dari diameter 3 mm tapi lebih kecil dari 20 mm
tidak boleh melebihi 0,5 % dair permukaan beton tersebut. Lubang yang
36
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

lebih besar dari 20 mm tidak diperkenankan. Apabila terdapat lubang yang


ternyata lebih besar dari 20 mm, harus dikonsultasikan dengan
Direksi/Konsultan MK.
Pelat
Permukaan pelat harus merupakan permukaan yang rata tanpa adanya
kelebihan adukan ataupun lubang-lubang pada permukaan pelat tersebut,
diluar batas toleransi yang diijinkan. Apabila penambahan permukaan
finishing tersebut langsung dilakukan sebelum beton mengeras total, semua
kelebihan air, adukan maupun kotoran-kotoran lain harus dibersihkan
dengan cara disikat dengan hati-hati untuk mencegah ikut terbawanya
agregat yang sudah dicorkan. Apabila pelat tidak difinish dengan adukan,
permukaan beton tersebut harus dibuat kasar sesuai dengan schedule
finishing yang ada. Permukaan beton tersebut harus diratakan sehingga
memiliki level yang sama, tidak melewati toleransi yang diijinkan.

4.3.17. Perbaikan Permukaan Beton


Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan yaitu beton semi exposed, atau tidak tercetak
menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan
yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus
dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila
Direksi/Konsultan MK memberikan izinnya untuk menambal tempat yang
rusak, dalam hal mana penambahan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut.
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang
karena keropos, ketidak-rataan dan bengkak harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.
Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat. Lobang-lobang pahatan
harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian
akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
Jika menurut pendapat Direksi/Konsultan MK hal-hal tidak sempurna pada
bagian bangunan yang akan terlihat tidak cukup bila hanya ditambal saja
(karena akan menghasilkan sebidang dinding) yang tidak memuaskan
penglihatan, kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan
spesi plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm juga
pada dinding yang berbatasan (yang bersambungan), sesuai dengan instruksi
dari Direksi/Konsultan MK. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar,
batas toleransi kelurusan (pencekungan atau pencembungan) bidang tidak
boleh melebihi dari h/1000 untuk semua komponen.

4.3.18. Water Stop


Penyekat-penyekat air (water stop) harus ditempatkan pada sambungan-
sambungan bangunan (construction joint) dan tempat-tempat yang harus
kedap air seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar.
Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem
PVC, semen, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),
penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak
untuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat
secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh
Perencana. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakkan persis
dengan petunjuk-petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang

37
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian agar menghasilkan


sambungan yang kuat dan kedap air.
Waterstop yang digunakan harus dari produk yang telah disetujui
Direksi/Konsultan MK dengan bahan penyekat air dari PVC type Polyvinyl
Chloride dengan tebal minimum 7 mm lebar 20 cm. Sebelum pelaksanaan
pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan jenis material, metode
pemasangan dan shop drawing pekerjaan water stop kepada
Direksi/Konsultan MK untuk mendapat persetujuan.
Waterstop yang dipasang horisontal seperti pada pertemuan antara dinding
dan pelat yang terletak di bawah tanah harus ditempatkan pada as-nya.
Waterstop yang yang digunakan untuk construction joint maupun expansion
joint harus merupakan tipe yang memungkinkan terhadap pergerakan.
Water stop dipasang dan disambung pada posisi sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya pengecoran dan pemadatan beton.

4.3.19. Dilatasi
Letak-letak dan panjang dilatasi pada masing-masing bangunan harus sesuai
dengan gambar rencana dengan jarak celah dilatasi 7,5 cm.
Penyelesaian pekerjaan beton pada bagian dilatasi harus dipersiapkan dan
dikoordinasikan sebaik mungkin. Bila ada hal-hal yang kurang jelas
sebaiknya ditanyakan dahulu kepada Direksi/Konsultan MK sebelum
dilaksanakan.
Pada bagian celah dilatasi sebelum pelaksanaan finishing dikerjakan, celah
dilatasi harus ditutup terlebih dahulu sesuai gambar rencana.
Bahan yang dipakai sebagai penutup celah dilatasi adalah sealant, filler dan
pelat tembaga tebal 4 mm, dengan bentuk, lebar serta panjang yang sesuai
dengan gambar rencana.
Pelaksanaan penutup celah dilatasi tersebut harus betul-betul rapi dan baik
sehingga konstruksi diatas bisa berfungsi sebagaimana yang dikehendaki.

4.3.20. Sealant & Filler


Pekerjaan ini harus menjamin tidak akan terjadi kebocoran pada batas-
batas sambungan beton yang dimaksudkan di atas. Pekerjaan ini meliputi
pengadaan, persiapan, pelaksanaan dan pemasangannya pada construction
joint maupun expansion joint, semua pekerjaan penutup celah yang terjadi
pada sambungan/sudut yang bersifat struktural maupun tidak, antara
material sejenis maupun yang berbeda untuk menghindari terjadinya
celah/rembesan/kebocoran air maupun udara.
Bahan sealant harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan bahan/material,
tahan cuaca, kedap air, tahan terhadap garam dan alkali, bersifat elastis
untuk menghadapi perubahan temperatur, tahan benturan serta berdaya
lekat tinggi dengan bahan dasar dari Silicone. Material sealent yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Polysulphide base, dua komponen, pemeliharaan dengan bahan kimia,
tipe non-sagging untuk joint vertikal, uniform, homogen dan bebas
lumpur, dapat menahan air secara kontinue, kemampuan pergerakan
sampai dengan 15 % dari lebar joint dan dapat berfungsi pada
temperatur 4 - 27oC dengan warna yang ditentukan oleh
Direksi/Konsultan MK.
b. Silicon base, satu komponen, pemeliharaan dengan bahan kimia,
memiliki kemampuan pergerakan sampai dengan 20 % dari lebar joint
dan dapat berfungsi dengan baik pada temperatur 4 - 27 oC, dengan
warna yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK.
c. Silicon base, 2 komponen, pemeliharaan dengan bahan kimia, memiliki
kemampuan pergerakan sampai 20 % dari lebar joint, dapat bekerja

38
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

pada temperatur 4 - 27oC, uniform, homogen dan bebas dari lumpur dan
material kasar ketika dicampur.
d. Acrylic emulsion base, 1 komponen, mempunyai kemampuan pergerakan
lebih dari 7 % dari lebar joint, dapat bekerja dengan baik pada
temperatur 4 - 27oC., non sagging.
e. Polyurethan base, multi komponen, pemeliharaan dengan bahan kimia,
tipe non sagging untuk joint vertikal, uniform, homogen dan bebas
lumpur, dapat menahan air secara kontinue, kemampuan pergerakan
sampai dengan 15 % dari lebar joint dan dapat berfungsi pada
temperatur 4 - 27oC, dengan warna yang ditentukan oleh
Direksi/Konsultan MK.
f. Polyurethan base, 1 komponen, pemeliharaan dengan bahan kimia, tipe
non sagging untuk joint vertikal, uniform, homogen dan bebas lumpur,
dapat menahan air secara kontinue, kemampuan pergerakan sampai
dengan 15 % dari lebar joint dan dapat berfungsi pada temperatur 4 -
27oC, dengan warna yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK.
Pelaksanaan pekerjaan Sealant :
- Persiapan Permukaan
a. Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus kering betul,
bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk
adukan, partikel bahan/material yang terlepas maupun noda dan
kotoran lainnya.
b. Permukaan harus sudah difinish.
- Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan cara
pemasangan dan jenis sealant yang dibedakan berdasarkan macam/
jenis material yaitu : Material keramik/kaca, Material metal, Material
kayu, Material beton, permukaan aduk plesteran dan lain-lain.
- Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan/spesifikasi pabrik,
sehingga menghasilkan pekerjaan yang rapi, halus, rata permukaan dan
bersih dari segala noda.

4.3.21. Pekerjaan Grouting


Bahan grouting harus kedap air, bersifat plastis tahan getaran dan kejutan,
kedap air, tahan terhadap minyak, olie, garam dan alkali, tidak
mengandung bahan dasar metal, bersifat korosit, bebas Chlorida, tidak
berkerut/non shrink, bersifat cement base. Bahan yang dipakai dari produk
SIKA atau setara.
Bahan harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat pada
waktu tiba di Site. Jika ditemukan cacat atau rusak, maka bahan tersebut
tidak diperkenankan untuk digunakan.
Pelaksanaan Pekerjaan Grouting :
- Persiapan permukaan
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahi terlebih
dahulu tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di atas permukaan
tersebut waktu pelaksanaan grouting.
- Persiapan Aduk Grouting
a. Perbandingan komponen grouting dengan air maupun pasir serta
prosedur pencampuran dan pengadukan harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
b. Selama pengadukan, air maupun pasir harus sudah disiapkan di
tempat pengadukan dengan volume cukup. Kualitas air maupun pasir
harus memenuhi persyaratan seperti terurai pada Pekerjaan Beton
di bab lain dalam buku ini.
c. Sebaiknya bahan grouting dipakai habis dalam satu kali waktu
pengadukan.

39
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

- Adukan grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh


celah/lubang tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar
tidak terbentuk rongga udara. Apabila celah/lubang kerukuran kecil,
pengisian aduk grouting dapat mempergunakan corong/alat lain.
- Untuk perawatan/curing dan perbaikan, permukaan adukan grouting
harus dilindungi dari pengeringan dan pengerasan yang terlalu cepat
dengan ditutup kain basah.

4.3.22. Waterproofing
Untuk basement, ramp dan tempat parkir, bahan yang dipakai
waterproofing coating bitumen based produk SIKA atau setara. Untuk
Tandon air sebelah dalam dan KM/WC memakai waterproofing Cement
Based yang bersifat non Toxic, produk SIKA atau setara. Sedang untuk atap
dan tandon air sebelah luar dipakai waterproofing membran (3 mm) produk
SIKA atau setara.
Waterproofing harus kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap,
memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan, dan perilaku
material pada 100 derajat C harus tetap stabil.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan kepada Direksi/Konsultan MK.
Pelaksanaan Pekerjaan Waterproofing
- Persiapan Permukaan
a. Permukaan harus betul-betul kering sebelum pemasangan lapisan
waterproofing.
b. Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau
lubang, serbuk aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian-
bagian yang menonjol tajam, permukaan halus dan rata.
c. Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup
dengan adukan kedap air (campuran I PC : 2 Psr) hingga padat dan
rata permukaan.
- Lapisan primer
Pelaksanaan dengan spray, roller atau kuas dengan daya sebar 6 - 8
m2/liter. Lapisan primer harus langsung ditutup dengan lapisan
waterproofing. Jika dalam satu hari kerja ada area yang telah diberi
lapisan primer tetapi belum sempat selesai, maka daerah tersebut harus
diberi primer kembali pada hari kerja berikutnya.

- Lapisan Waterprofing
a. Jika dipandang perlu, bahan dapat ditukar/diganti dengan bahan-
bahan pengganti yang memenuhi syarat dan mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan MK.
b. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk
Direksi/Konsultan MK.
c. Bila ada hal apapun antara gambar Kerja, Spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi/Konsultan MK
sebelum pekerjaan dimulai. Pekerjaan baru dapat dimulai setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan MK.
d. Untuk melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus menempatkan
tenaga ahli di tempat pekerjaan pada saat pekerjaan tersebut
sedang berlangsung.
e. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas kesempurnaan
pekerjaan walaupun telah mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan MK sampai dengan berakhirnya masa garansi. Pada
bagian sambungan harus mempunyai overlapping minimum 20 cm.

40
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

f. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail


pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak dan telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan dan pada daerah-daerah yang
menurut Direksi/Konsultan MK perlu.
Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, jenis bahan, cara
pemasangan dan peryaratan khusus yang belum tercakup secara
lengkap di dalam gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak sesuai
dengan Spesifikasi pabrik.
- Lapisan Pelindung
Lapisan pelindung menggunakan screed ketebalan + 3 cm atau seperti
tertera dalam Gambar Kerja, termasuk arah kemiringan- nya.
- Pengujian Lapisan Waterproofing
Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum
pelaksanaan lapisan pelindung, Kontraktor harus melaksanakan
pengujian kebocoran terutama untuk permukaan horizontal.
Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup
lapisan waterproofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan
dibiarkan selama 3 x 24 jam. Beri tanda bagian-bagian yang tidak
sempurna atau bocor.
- Perbaikan Lapisan Waterproofing
Bagian dari lapisan waterproofing di atas kebocoran disobek
secukupnya. Letakkan potongan lapisan waterproofing baru sejauh
minimal 150 mm ke segala arah dihitung dari celah/sobnekan.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian permukaan dalam keadaan
kering betul.
- Pengamanan pekerjaan.
Kontraktor wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan terhadap
pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran,
lecet permukaan atau kerusakan lainnya. Apabila terjadi kerusakan yang
disebabkan oleh kelalaian Kontraktor baik pada waktu pekerjaan ini
dilakukan/dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah selesai,
maka Kontraktor harus memperbaiki/mengganti bagian yang rusak
tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi/Konsultan MK.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.

5. PEKERJAAN BAJA

5.1. . Umum
Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut atau disesuaikan
dengan Standard Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983,
dengan mutu baja ST 37.
Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik aau
sertifikat pengujian dari laboratorium yang disetujui oleh Direksi/Konsultan
MK.
Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal baik, yang
produknya memenuhi standarisasi industri yang berlaku.
Bahan struktur baja tidak boleh cacat dan bengkok-bengkok, jadi harus
betul-betul lurus. Profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan
detail-detail konstruksinya ditunjukkan dalam gambar-gambar untuk itu.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilaksanakan dengan ketepatan
dan keahlian tinggi. Pengelasan harus menggunakan las listrik untuk bagian-

41
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

bagian yang struktural. Permukaan yang di las harus sama dan rata dan
kelihatan teratur. Las-lasan yang menunjukkan cacat harus dipotong dan di
las kembali atas biaya kontraktor.
Penyambungan dengan baut-baut dan mur harus dilakukan dengan seksama
dan kokoh. Ukuran-ukuran baut-baut beserta ring-ringnya harus
disesuaikan. Mutu serta jenis bajanya setidaknya sama dengan mutu baja
profil. Penyambungan dengan baut harus diselenggarakan sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan cacat. Mutu
bahan baut yang dipergunakan harus memenuhi syarat mutu bahan standar
pabrik dan rencana.
Pembakaran di bengkel atau di lapangan untuk pemotongan atau
penyambungan harus mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan MK.
Dalam hal persetujuan diberikan, maka bagian yang dibakar tersebut harus
diselesaikan dengan baik sehingga sama dengan hasil pemotongan.
Permukaan besi baja yang akan di cat harus dibersihkan dari korosi dengan
semprotan pasir (sand blasting) atau semprotan butir baja atau cara lain
yang sama efektifnya sehingga permukaan memperoleh warna metalik.
Bekas las-lasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan
lasnya.
Segera setelah dibersihkan seperti cara di atas, permukaan baja dicat
dengan lapisan pelindung. Apabila ditentukan pekerjaan galvanisasi untuk
pelat baja atau pipa-pipa maka yang dimaksud adalah proses galvanisasi
celup panas. Kawat las yang digunakan adalah ARCH - Welding dengan
menggunakan Mild Steel Electrode jenis Eutetic Rod Unimatic 6000 (AC-DC)
dengan tesile strength 68.000 psi = 47,6 pascal atau kawat las lain yang
setara. Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi
dan mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Specification.

5.2. Perlindungan dan Pengecatan Baja


Semua pekerjaan baja, baut dan alat penyambung lainnya yang dipakai
harus dilindungi dari serangan karat. Perlindungan diadakan dengan
pemberian lapisan cat/meni. Sebelum dicat, permukaan bahan baja harus
disikat dengan sikat kawat baja sehingga betul-betul bebas dari karat dan
sesudah dibersihkan segera di meni. Semua permukaan bahan baja yang
sukar dicapai setelah pemancangan harus diberi lapisan pelindung terhadap
karat sebelum pemasangan diselenggarakan.
Kontraktor maupun sub kontraktor harus bertanggung jawab atas pekerjaan
ini. Persetujuan yang diberikan oleh Perencana tidak berarti membebaskan
Kontraktor maupun Sub-kontraktor dari tanggung jawab.
Perubahan ukuran/dimensi dari profil baja rencananya, harus disetujui oleh
Direksi/Konsultan MK.
Kontraktor diharuskan membuat gambar kerja (shop drawing) dari
pekerjaan baja ini dan perhitungan konstruksi apabila diadakan perubahan-
perubahan praktis dari rencana semula. Gambar kerja dan perhitungan ini
diserahkan kepada Direksi/Konsultan MK
Gambar kerja tersebut di atas meliputi seluruh bagian dari pekerjaan
konstruksi seperti detail-detail pemasangan, penyambungan, lubang-
lubang, baut-baut, las, pemotongan, pertemuan pada pemutusan,
penguatan, ukuran-ukuran, dimensi dari bahan dan lain-lain yang secara
teknis diperlukan. Gambar rencana berlaku sebagai gambar referensi untuk
gambar kerja.

5.3. Fabrikasi
1. Umum

42
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Tenaga-tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga-tenaga ahli pada


bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai
dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi/Konsultan MK, serta teliti
sehingga menjamin bahwa seluruh bagian pekerjaan dapat cocok satu
sama lain pada waktu pemasangan.
Direksi/Konsultan MK mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap
waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan. Tidak satu pekerjaanpun
dbongkar dan disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui
oleh Direksi/Konsultan MK. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak
sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan ditolak dan
harus segera diperbaiki.
Sub kontraktor fabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri, semua
alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan
pemeriksaan pekerjaan. Sub kontraktor fabrikasi harus
memperkenankan sub kontraktor montase untuk sewaktu-waktu
memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai
cara-cara dan lain-lain yang berhubungan dengan pemasangan di tempat
pekerjaan. Sub kontraktor montase tidak mempunyai wewenang untuk
memberikan instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan fabrikasi
2. Pola (Mal)
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan
untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Konstruksi
Fabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan
pita-pita baja yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan MK. Ukuran-
ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap
ukuran pada suhu 25o C.
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya,
harus bebas dari puntiran, apabila diperlukan harus diperbaiki, sehingga
apabila pelat-pelat disusun akan terlihat rapi seluruhnya
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting, menggergaji
atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil
pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang dipotong,
tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong,
maka pada pemotongan tersebut terbuangnya metal diperkenankan
sebanyak-banyaknya 3 mm pada pelat yang tebalnya lebih kecil atau
sama dengan 12 mm dan sebanyak-banyaknya 6 mm pada pelat yang
tebalnya lebih besar dari 12 mm. Las pemotong untuk memotong
digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggiran yang dihasilkan oleh las
pemotong harus bersih serta lurus dan untuk menghaluskannya harus
digunakan gerinda. Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong,
sedemikian rupa sehingga pinggiran tersebut bebas dari seluruh bekas
kotoran besi.
3. Pengelasan
Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tenaga las, dibawah pengawasan
langsung seorang yang menurut anggapan Direksi/Konsultan MK
mempunyai kemampuan dan pengalaman yang sesuai untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.
Sub kontraktor harus mengajukan cara pengelasan kepada Direksi/
Direksi/Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan dan persetujuan
yang telah diberikan tidak dapat diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
Detail-detail khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara
pengelasan, jenis dan ukuran elektrode, tebal masing-masing bagian

43
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

yang di las dan ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk las
tersebut harus diajukan sub kontraktor terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan MK sebelum pekerjaan las
listrik tersebut dilakukan.
Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik serta kecepatan busur listrik
yang digunakan pada las listrik harus seperti yang dinyatakan oleh
pabrik las listrik tersebut dan tidak dapat diadakan penyimpangan-
penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan MK.
Pelat-pelat yang akan di las harus bebas dari kotoran-kotoran besi,
minyak, cat, karat atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las.
Las dengan retak susut, retak pada bagian dasar, berlubang dan kurang
tepat letaknya harus disingkirkan.
Semua lubang harus di bor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan semua potongan-potongan pelat dan sebagainya harus
dijepit bersama-sama pada saat dilubangi/dibor sehingga mata bor
menembus seluruh tebal secara sekaligus. Cara lain batang tersebut
dilubangi sendiri-sendiri dengan menggunakan mal
Setelah selesai di bor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan
apabila diperlukan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas kembali.
Diameter lubang untuk baut HTB adalah 1 sampai dengan 1,5 mm lebih
besar dari pada diameter yang tertera dalam gambar rencana.
Dalam hal lubang tidak di bor sekaligus untuk seluruh tebal elemen-
elemennya, lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dan
diperbesar kemudian saat montase percobaan.

5.4. Pemasangan / Erection


Sub kontraktor montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat
yang diperlukan untuk pekerjaan pemasangan baut dan atau las dari seluruh
pekerjaan baja tersebut.
Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara dan alat yang akan
digunakan mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan MK.
Semua pekerjaan harus dikerjakan dengan hati-hati dan dipasang dengan
teliti. Drift yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil kecil dari
lubang baut dan digunakan untuk membawa bagian-bagian pada posisinya
yang tepat seperti disyaratkan di bawah ini. Penggunaan martil yang
berlebihan yang dapat merusak atau menganggu material tidak
diperkenankan.
Setiap kesalahan pada pekerjaan di bengkel yang menyulitkan pekerjaan
montase serta menyulitkan pada saat pemasangan harus segera dilaporkan
kepada Direksi/Konsultan MK.
Permukaan yang dikerjakan dengan mesin harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum dipasang.
Struktur baja harus dipasang sedemikian rupa sehingga struktur tersebut
dapat membentuk lawan lendut seperti yang tertera pada gambar rencana.
Pemasangan permanen baut tidak boleh dilakukan sebelum mendapatkan
persetujuan dari Direksi/Konsultan MK
Sambungan-sambungan dibuat permanen setelah struktur baja
terpasang.Direksi Proyek

5.5. Pengecatan Baja


Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu di cat di pabrik dengan cat
dasar yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan MK kecuali pada bidang-
bidang yang akan dikerjakan dengan mesin perkakas seperti misalnya pada
perletakan.

44
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pekerjaan pengecatan terdiri dari : Pembersihan seluruh sambungan


lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat di bengkel dan rusak,
pemberian cat dasar dan pemakaian cat akhir untuk seluruh bidang
pekerjaan besi yang terbuka.
Seluruh permukaan pekerjaan baja harus dibersihkan dan dikupas dengan
sand blasting atau cara lain yang disetujui agar menjadi logam yang bersih,
bebas lemak, karat, lumpur dan lain-lain. Luas bidang permukaan yang
dibersihkan harus segera ditutup dengan cat dasar, sebelum terjadi
oksidasi. Bila terjadi oksidasi (karat), permukaan harus dibersihkan kembali
sebelum pengecatan dasar dilakukan.
Pengecatan dapat dilakukan dengan kuas tangan yang disetujui atau dengan
cara yang disyaratkan oleh Direksi/Konsultan MK. Pengecatan tidak dapat
dilakukan pada cuaca berkabut, lembab atau berdebu atau pada cuaca lain
yang jelek, kecuali diusahakan tindakan-tindakan seperlunya yang sesuai
dengan pendapat Direksi/Konsultan MK untuk menghindari pengaruh cuaca.
Permukaan yang dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan berikutnya
tidak dilakukan sebelum lapisan cat sebelumnya kering betul.
Lapisan penutup dilakukan di atas lapisan cat dasar dalam tempo kurang
lebih enam bulan dan tidak boleh dilakukan lebih cepat dari 48 jam setelah
pengecatan dasar. Bila terjadi demikian, maka permukaan bahan perlu
dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi.
Cat (termasuk penyemprotan) harus disapu dengan kuat pada permukaan
baja, baut-baut pada setiap sudut-sudut, sambungan pelat, lekuk-lekuk dan
sebagainya.
Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air diisi
dengan cat yang tebal atau digunakan semen kedap air atau bahan lain
yang disetujui sebelum penyelesaian cat dasar.
Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama dan rata. Pemakaian
cat yang rata ialah 12,5 m 2 sampai 15 m2 per liter untuk cat dasar dan 15 m 2
sampai 20 m2 untuk lapisan berikutnya. Cat untuk baja menggunakan produk
ICI, Hempelindo atau yang setara.
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, kontraktor harus mengajukan
contoh material cat yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan MK.

6. PEKERJAAN SPARING

6.1 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai
dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.

6.2 Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan bila tidak ada dalam gambar, maka
kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi/Konsultan
MK.

6.3 Bilamana sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan baja
tulangan, maka baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan
tanpa persetujuan dari Direksi/Konsultan MK.

6.4 Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan
harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

6.5 Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.

45
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

DAFTAR MATERIAL PEKERJAAN STRUKTUR

No Jenis Material Merk Dagang Type Catatan

1 Water Stop Sika atau setara W = 20 cm Ukuran


T = 7 mm panjang, lebar
dan tebal yang
tercantum
dalam daftar ini
adalah ukuran
minimal
2 Bonding Agent SIKA Fround
FEB Sikadur 732
Meynadier Rivalco F
3 Water proofing SIKA atau setara - Cement Based,
- Membran,
- Bitument Based
4 Plasticizer Cormix SP 11
FEB Febflow super 3
Sika
5 Minyak bekisting FEB Febstrike
Sika Sika form oil
6 Semen Gresik Ordinary PC
(Type I)
7 Additive beton Sika atau setara
8 Besi Beton Krakatau Steel atau BJTP 24 < 12 mm
setara BJTD 36 > 13 mm
9 Baja Profil Krakatau Steel atau SS 41 ASTM 36
setara
10 Batu Pecah Lokal ex Mesin
11 Rangka/Perkuatan Meranti 5/7, 6/10.
Bekisting 6/12
12 Stud Werk Pipa-pipa baja/Metal
13 Beton Readymix K.300
14 Cat Baja ICI
Dimet
Hempelindo
15 Pipa Sparing Rajin GIP Klas Medium SII 0161-81
PPI
16 Perkuatan Bekisting Lokal Form Tie Dipasang
Beton Dinding sebanyak 4
buah
tiap m2

7A. PEKERJAAN LANTAI UBIN/ PELAPIS LANTAI DAN DINDING


7A.1. Ruang lingkup pekerjaan
Pekerjaan ubin/pelapis lantai dan dinding, meliputi :
a. Pemasangan granit 60 x 60 pada seluruh lantai ruangan,
b. Pemasangan kramik 40X40 pada lantai koridor,
c. Pemasangan ubin keramik 20 x 20 pada lantai KM/WC.
c. Pemasangan ubin keramik 20 x 25 pada dinding KM/WC

46
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

d. Pemasangan Granit utuh pada kolom pintu masuk dan meja perawat

7A.2. Uraian pelaksanaan :


Pemasangan penutup lantai
a. Pemasangan harus seizin dan sepengetahuan pengawas lapangan
dan direksi.
b. Bahan yang digunakan telah disortir dan kwalitas baik (kualitas I)
c. Semua pekerjaan terpasang dengan rata dan rapi sesuai yang
direncanakan.
d. Pola pemasangan harus sesuai dengan petunjuk Direksi /Pengawas
Lapangan.
e. Penyelesaian akhir pasangan tegel dinding dibuat pasangan alur /
tali air.
f. Semua pemasangan harus kokoh, tanpa terdapat rongga-rongga
dan untuk dinding tidak rembes air / kolotan penuh dan rapi.
g. Setelah cukup kuat dan mendapat persetujuan direksi, lalu
dilanjutkan dengan tahap yang berikutnya.

7B. PEKERJAAN VYNIL PELAPIS LANTAI DAN DINDING


Pasal 1 : LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang
bermutu baik.
1.2. Pemasangan vinyl meliputi pekerjaan perataan lantai (leveling),
pemotongan bahan sesuai gambar, pengeleman, pemasangan aksesoris dan
pengelasan (welding)
1.3. Pemasangan vinyl pada ruangan sesuai yang ditunjuk dalam gambar.

Pasal 2 : PERSYARATAN BAHAN


2.1. Material harus terbuat dari kualitas terbaik, tahan terhadap goresan, anti
slip, higienis, mudah dibersihkan, dan murah perawatan (wax free).
2.2. Bahan vinyl: type heterogeneus / multilayer, terbuat dari bahan PVC
murni tanpa bahan pencampur (filler), dilengkapi dengan Reinforced PUR
protection, lapisan bawah terdiri dari acoustic backing foam. Ketebalan
lapisan atas / wear layer 0.7mm, tebal total minimal 2.6mm. Vinyl harus
dalam bentuk sheet (gulungan), lebar minimal 2M, panjang 25M.
2.3. Bahan harus termasuk dalam kategori klasifikasi UPEC kelas U4P3E2/3 C2
atau EN 685 class 34-42 (commercial very heavy duty).
2.4. Bahan harus tahan gores, dengan resistensi abrasi yang paling tinggi
(groupT).
2.5. Bahan harus higienis, mengandung biostatic treatment yang tidak
mengandung arsenic, yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri,
kuman dan jamur. Bahan harus mempunyai ketahanan yang tinggi (baik)
terhadap bahan kimia.
2.6. Bahan tidak mengandung material berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan seperti formaldehyde, glycol ether atau sulphur; tidak
mengandung logam berat seperti timbal, timah, cadmium yang
membahayakan kesehatan.

47
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

2.7. Bahan harus memenuhi standard keamanan dan kenyamanan; antislip,


dengan tingkat slip resistance R10, dan acoustic dengan tingkat
penyerapan suara Min 15 dB.
2.8. Bahan harus tidak merambatkan api (fire resistant B1Cfls1).
2.9. Static indentation harus sangat baik, minimal 0.06 mm (4 kali lebih baik
dari standard EN 433), dimension stability (EN 434) 0.1%,
flexibility/curling (EN 435) o10mm, thermal resistance, dan chemical
resistance.
2.10. Bahan harus difabrikasi sesuai dengan standard Ramah Lingkungan,
dengan sertifikasi ISO 14001, ISO 14040 dan ISO 14042; ramah lingkungan,
hemat energi, mengurangi efek rumah kaca, tidak mengandung emisi VOC
(volatile organic compound) di atas standard (EN 15052), dan material
100% daur ulang.
2.11. Sambungan antar vinyl di las (diwelding) dengan pemanasan dengan
menggunakan bahan PVC yang sama yang di sebut welding rod. Lebar
sambungan antara 2,5 s/d 3 mm dan harus rata.
2.12. Skirting / Plint sebagai aksesoris tambahan dapat berupa perpanjangan
atau kelanjutan vinyl dari lantai kemudian naik ke dinding setinggi 10cm.
Pada sudut antara lantai dan dinding dipasang cove former yaitu bahan
yang membentuk sudut landai (R) agar sudut tersebut tidak siku.
Sementara pada ujung vinyl yang naik ke dinding, ditutup dengan capping
seal. Cove former dan capping seal juga harus terbuat dari bahan vinyl
PVC.
2.13. Pertemuan antar vinyl 2 vinyl sheet dengan ketebalan yang berbeda atau
vinyl dengan keramik, dapat ditambahkan L strip atau T strip dari
bahan aluminum
2.14. Warna dan corak ditentukan kemudian oleh kontraktor dan harus
disetujui oleh perencana / pengawas.
2.15. Merk fabrikasi bahan : Forbo Sarlon buatan Perancis

Pasal 3 : SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


3.1. Screeding umumnya dikerjakan oleh kontraktor utama. Screeding harus
benar-benar kuat, tidak retak-retak, yang dapat dicapai dengan membuat
adukan dengan komposisi 1 semen : 3 pasir. Permukaan screed harus
kering, dengan tingkat pengeringan sempurna, tidak lembab, bebas debu,
bebas lemak dan minyak. Dan perlu diperhatikan apabila terjadi retakan,
maka kontraktor wajib mengadakan perbaikan sebelumnya. Tidak boleh
ada urugan pasir di bawah screed, yang menyebabkan lantai bergerak /
lentur.
3.2. Sebelum melakukan tahapan pemasangan vinyl, periksa dulu apakah
lapisan screed telah mengering dengan sempurna. Untuk lantai yang
berhubungan langsung dengan tanah dan kelembaban tinggi, sebelum
pekerjaan leveling atau screed, harus di coating dengan water proofing
lebih dahulu. Pastikan kelembaban / moisture tidak boleh melebihi 75%
bila di test dengan menggunakan hyrometer. Jika finishing lantai
mempunyai ketebalan 50-70mm, hygrometer harus ditempatkan selama 24
jam agar dapat mencapai keseimbangan dalam pembacaannya. Jika
pembacaan di bawah 75% RH, vinyl tidak dapat dipasang.

48
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

3.3. Pemasangan vinyl harus berdasarkan referensi yang dipersyaratkan dari


pabrik yang bersangkutan sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan
bermutu baik dan dapat tahan lama.
3.3. Lantai vinyl dipasang setelah semua pekerjaan finishing telah selesai, baik
itu pekerjaan pengecatan, plafond, partisi, pintu dan kusen, mekanikal
ataupun elektrikal.

Pasal 4 : KONDISI PENYIMPANAN


Tempat penyimpanan barang harus terhindar dari genangan air, tidak lembab,
terhindar dari cuaca (panas matahari / air hujan ) dan selalu bersih. Vinyl
harus disimpan dalam posisi tegak lurus terhadap lantai (vertikal), dan
temperatur minimal 10o Celsius.

Pasal 5 : TAHAP PENGERJAAN VINYL


5.1. Umum
Tampilan akhir dan daya tahan dari suatu penutup lantai dari VINYL,
tergantung pada lantai dasarnya (subfloor ) tempat bahan itu menempel.
Untuk alasan ini, kontraktor harus tahu tentang konstruksi subfloor dan
masalah yang terkait dengan berbagai jenis subfloor yang dapat ditemui.
Faktor kunci untuk mendapatkan hasil yang sempurna dari pemasangan
vinyl adalah dengan memperhatikan beberapa persyaratan teknis yang
harus dipenuhi suatu lantai (subfloor) sebelum dilakukan pemasangan
vinyl, sebagaimana yang dapat diimplikasikan berikut ini:

Bersih. Jika dasar lantai ini terkontaminasi dengan zat yang akan
mencegah perekat untuk menempel ke dasar lantai, maka kontaminan
harus dibersihkan. Permukaan harus benar benar bersih dari debu-debu
halus, lemak, minyak, dan kotoran lainnya.

Halus. Lantai harus halus, tidak ada sisa-sisa beton, kepala mortar, paku
ataupun sekrup. Semua celah, pori-pori, keretakan dan lubang harus
diisi, sehingga lantai menjadi halus.

Rata. Selain halus, dasar lantai harus rata, tidak bergelombang.

Rigid. Dasar lantai harus rigid / kaku, tidak lentur / bergerak, tidak
gembur, tidak retak-retak.

Kering. Sebelum pemasangan vinyl, dipastikan lantai harus kering


sempurna, dalam arti tingkat pengeringan screed telah tercapai
sempurna, tanpa peluang adanya uap air yang tersisa, yang
menyebabkan lantai menjadi lembab.

5.2. Screeding
Setelah selesai pekerjaan screeding dan pekerjaan lainnya sesuai dengan
persyaratan pada pasal 3, tahapan pemasangan vinyl dapat dilakukan.
5.3. Leveling
Leveling dilaksanakan sebanyak 3 s/d 4 lapis. Antara tahap 1 dan tahap
berikutnya di lakukan dengan arah yang menyilang dan biarkan sampai
kering. Bahan leveling terdiri dari Polymer dan semen.
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

5.4. Pengamplasan
Pengamplasan dilakukan setelah lapisan terakhir kering, kemudian di
bersihkan dari debu, pasir dan komponen debu bangunan.
5.5. Pemasangan Vinyl
Vinyl dipasang dengan menggunakan bahan lem yang di rekomendasikan
oleh pabrik.
5.6. Sambungan (welding)
Untuk menjaga higienitas setiap ada celah/ sambungan vinyl harus dilas
dengan bahan dari PVC yang sama. Sambungan harus dilaksanakan paling
tidak 24 jam setelah pemasangan vinyl.
Proses pengelasan dilakukan dengan cara: memotong pinggiran pada
kedua sisi vinyl yang akan disambung dengan pisau khusus (berbentuk
lingkaran atau hasil irisan pisaunya berbentuk setengah lingkaran)
dengan kedalaman 2/3 dari tebal wearlayer.
Setelah itu, tali welding (welding rod) dipanaskan dengan mesin welding
dan setelah mencapai tingkat kepanasan tertentu, welding rod
dipasangkan pada alur vinyl yang sudah diiris sehingga dengan sendirinya
welding rod akan merekat dan merekatkan kedua sisi vinyl.
Setelah welding rod merekat, kemudian biarkan welding rod kembali
dingin (sampai suhu kamar), lalu tonjolan welding rod dipotong dengan
spatula (pisau khusus) sampai permukaanya sama (rata ) dengan vinyl.
5.7 Pemolesan: Setelah vinyl benar benar bersih dari semua kotoran langkah
terakhir adalah pembersihan dan pemolesan. Bahan poles adalah yang
telah direkomendasikan oleh Pabrik.

8. PEKERJAAN KOSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA


8.1. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan kosen dan daun pintu, jendela, bovenlight meliputi :
a. Pembuatan kosen Pintu, Jendela dan BV aluminium
b. Pembuatan daun pintu, daun jendela dan daun bouvenlight Alumini-
um.
8.2 Bahan yang digunakan :
a. Kosen daun Pintu, jendela dan bouvenlicht menggunakan aluminium
ukuran 4,50x10 cm (4) warna coffee-brown.
b. Ram daun jendela dan bouvenlicht menggunakan aluminium
ukuran 4x6,50 cm warna coffee-brown .
c. Untuk daun pintu digunakan panil kayu jati tebal minimum 3,50 cm

8.3 Uraian pelaksanaan :


a. Sebelum pembuatan kosen, daun pintu, jendela dan BV, kontraktor
harus mengajukan contoh bahan aluminium yang akan di pergunakan
kepada direksi/pengawas lapangan. Bahan yang tidak disetujui agar
supaya segera dikeluarkan dari lokasi.
b. Pembuatan kosen pintu, jendela, bouvenlight baru :
o Hubungan kosen aluminium harus dikerjakan dengan
baik dan presisi.
o Kosen-kosen harus dilaksanakan sesuai dengan type,
jumlah sebagaimana ditentukan dalam gambar.

50
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

o Kosen harus dipasang di tempat-tempat sesuai dengan


gambar dan selanjutnya diserahkan dalam keadaan selesai,
terawat dan dapat lancar dibuka ditutup dengan baik.
o Diatas semua kosen dan jendela dipasang balok beton
(balok latei) 12/20
o Semua kosen aluminium agar terletak pada permukaan
tembok yang rata yang sudah diaci secara halus sebelum
pemasangan kosen. Bagian aluminium yang melekat, tertanam di
beton,tembok, pasangan lainnya, agar dibor kedalam tembok,
sehingga kosen melekat kuat pada tembok dan tidak mudah
bergerak/geser, sesuai dengan gambar secukupnya.
o Waktu pemasangan, kosen-kosen diperkuat dengan
balok-balok dikerja-kan dengan bandul timah.
o Kosen pintu yang melekat dipasang memakai ukuran
sesuai gambar.
o Selesai pemasangan kosen, harus mendapat
persetujuan direksi / pengawas lapangan.
c. Pembuatan daun pintu, jendela dan bouvenlight :
o Dilaksanakan sesuai gambar dan type yang
bersangkutan.
o Jumlah dan pemasangan sesuai dengan gambar.
o Daun pintu, jendela, bouvenlight tidak boleh cacat
dan dipasang (distel) benar-benar tegak lurus, tidak macet.
Dipasang pada kosen dengan alat penggantung (engsel) ukuran 14
cm sebanyak 3 bh dan untuk jendela dan bouvenlight ukuran 11
cm sebanyak 2 bh.
o Tebal rangka daun pintu 4,50 cm, jendela dan
bouvenlight 4 cm.
o Antara daun dengan kosen harus mempunyai
kelonggaran yang cukup sehingga tidak macet.
o Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan kosen
aluminium tersebut menjadi bengkok, atau kelihatan ada cacat-
cacat lainnya, maka pekerjaan yang cacat harus dibongkar dan
diganti. Pekerjaan-pekerjaan lain yang terganggu akibat
pembongkaran tersebut harus dibetulkan atas biaya kontraktor.
o Selesai pemasangan daun pintu, harus mendapat
persetujuan Direksi / pengawas lapangan

9. PEKERJAAN ATAP
9.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan struktur atap meliputi kuda-kuda, bracing, gording meng-
gunakan profil baja ringan.
b. Usuk menggunakan dan reng menggunakan profil baja ringan
c. Penutup atap menggunakan genteng metal, jenis stone chips finish-
ed.
9.2. Untuk mendapatkan jaminan akan kwalitas besi yang diminta, maka
harus disertai Sertifikat dari pabrik dan dari Laboratorium. Baik pada
saat mendatangkan secara periodik minimal 2 contoh Uji tarik ( Strees-
Strain) untuk setiap 20 ton besi.
9.3. Bahan-bahan tersebut harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat.
51
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

9.4. Penyimpangan bahan sebelum terpasang, harus ditempat yang


terlindung dan berada di atas tanah kering.

10 PEKERJAAN KACA
10.1. Material
Material yang harus dipakai dalam produksi pabrik sesuai dengan
ketentuan spesifikasi bahan diatas, kaca mempunyai tebal 5 mm dan
untuk kaca tempered 12 mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk
Direksi. Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kaca-kaca
dengan rangka kayu halus yang bermutu tinggi dari supplier yang
disetujui. Bahan-bahan tersebut diterima dalam keadaan baik dan
tidak mengeras pada tempatnya.

10.2. Pemasangan Kaca Pada Rangka Kayu


Celah-celah kayu yang akan digunakan untuk pemasangan harus
dibersihkan, dipaku dan dicat satu lapis dengan minyak cat sebelum
pemasangan kaca. Kaca dipotong sedikit lebih dari ukuran sebenarnya
dan dijepit dengan lis kayu pada tempat yang benar memakai sekrup
yang sesuai ukurannya. Celah antara kayu dengan kaca harus ditutup
kembali dengan memakai dempul atau bahan yang sesuai untuk
maksud tertentu.

10.3. Pemasangan kaca pada rangka Logam


Kaca harus dipotong sesuai dengan yang dikehendaki panjangnya
dengan mengurangi ukuran bersih 1 mm pada keempat sisinya
kemudian baru disisipkan dan dipasang pada rangka.

11. PEKERJAAN PENGECATAN


11.1. Material, Ketentuan Umum
Semua jenis material harus dari merk yang baik sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi bahan diatas yang disetujui oleh Direksi.
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang
diberikan oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai
dengan pekerjaan tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai
dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentu serta diaduk
sam- pai rata betul baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum
dipakai serta pada selang waktu tertentu pada saat dipakai.

11.2. Ketentuan Khusus


Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin.
Untuk pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide
baru. Sedang untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin dan
yang khusus diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi, untuk pekerjaan-
pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-
cat yang dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah luar atau
dalam dari jenis emulsion paint yang terdiri dari alkyd resin.

11.3. Daftar Bahan


Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua
bulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada
Direksi Pekerjaan semua material yang akan digunakan untuk

52
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

pekerjaan pengecatan dan dikoreksi, semua material tersebut harus


disetujui oleh Direksi.

11.4. Pemilihan Warna


Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan
Penyedia barang/jasa dari contoh-contoh yang diberikan supplier.

11.5. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus
dibersihkan dari kotoran dan debu. Semua permukaan yang akan dicat
harus sudah dihaluskan terlebih dahulu dengan peralatan serta cara
yang lazim dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan
cara memotong, menambal, atau dengan cara lain yang disetujui.
Lubang-lubang kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat
untuk menutupnya. Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu
dengan kayu yang keras, dipotong dan diratakan dengan permukaan
di sekitarnya sampai halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua
permukaannya harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan
tebal 30-35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar
kering dan pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada
persetujuan dari Direksi. Semua cacat-cacat harus diperbaiki seperti
pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang
retak ataupun berlubang harus ditutup dengan plester dari jenis
yang sesuai. Pecah yang harus diperbaiki dengan memotong
sekeliling bagian yang pecah tersebut dan kemudian memboboknya
sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.

12. PEKERJAAN KAYU


12.1. Persiapan
Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka Penyedia barang/jasa harus
mempersiapkan rencana kerja, material, serta peralatan yang lengkap
untuk pekerjaan kayu tersebut, sehingga pekerjaan tersebut dapat
dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

12.2. Acuan Normatif


Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam
peraturan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam :
a. Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5.

12.3. Mutu Kayu


Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk
penyangga harus kayu dengan mutu A sesuai dengan PPKI. Semua kayu
harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat kayu seperti mata kayu,
retak-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus sudah mengalami
proses pengeringan udara mininum 3 bulan.

12.4. Macam-macam kayu

53
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini sesuai dengan


persyaratan teknis yang telah ditentukan.

12.5. Penyimpanan kayu


Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu
ditumpuk agar tidak menyentuh tanah pada tempat-tempat yang
disetujui Direksi.
Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang
mempunyai jarak tidak kurang dari 7,5 cm dari batang yang
berdampingan.
Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus
terhadap lapisan di bawahnya atau dipisahkan dengan tumpukan
pada jarak tertentu untuk mencegah perubahan dari bentuk kayu.
Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dari kayu-kayu
berdampingan dengan jarak horizontal 2,5 cm.
Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi
dengan baik dan bila kayu-kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai
untuk digunakan, maka kayu itu akan ditolak dan harus diganti oleh
Penyedia barang/jasa atas tanggungannya.

12.6. Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali
penyimpangan-penyimpangan sedikit akibat penggergajian di perke-
bunan. Ukuran-ukuran yang menyimpang harus disesuaikan seperti
yang ditunjukan dalam gambar rencana.

12.7. Permukaaan kayu yang terbuka


Semua kayu yang pada penyelesaian akhir dibiarkan permukaannya
terbuka,misalnya pada pekerjaan meubelair, pintu, jendela dan
sebagainya, permukaan harus dikerjakan kembali jika tidak
ditentukan lain dalam spesifikasi ini. Semua kayu pada pekerjaan
konstruksi kayu harus dibiarkan kasar dari penggergajian jika tidak
ditentukan bahwa harus dikerjakan lagi.

12.8. Penyusutan kayu


Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus
sedemikian rupa sehingga penyusutan pada bagian-bagian tertentu
atau arah-arah tertentu harus tidak mempengaruhi kekuatan dan
bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan-bahan secara
terus menerus.

12.9. Pabrikasi
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan
bagi persiapan pekerjaan pabrikasi juga termasuk penyedian semua
plat-plat penyambung,sekrup-sekrup, paku, dan lain sebagainya,
sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan
gambar rencana. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan pula segala
keperluan untuk pemasangan seperti perancah-perancah dan lain
sebagainya, untuk mendukung dan memasang konstruksi tersebut pada
empat yang sesuai dengan gambar rencana.

54
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

12.10. Pengawetan dan pengecetan kayu


Direksi dapat memerintahkan menggunakan bahan-bahan untuk
mengawetkan kayu jika dipandang perlu, yang dapat berupa minyak
pengawet kayu ataupun penggunaan ter. Semua sambungan pada
ujung-ujung kayu perlu mendapat perhatian khusus dan pada
penyelesaian pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan
pada sambungan-sambungan.
Semua bagian-bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu sebelum
mulai pekerjaan pengecetan dan tidak ada satu bagianpun yang
diminyaki selama atau segera setelah hujan atau selama permukaan
kayu masih basah. Diperlukan sekurang-kurangnya 48 jam berselang
setiap penggunaan minyak pada bagian yang sama.
Jika digunakan ter untuk mengawetkan kayu maka bagian kayu
tersebut harus kering dulu sebelum dipasang. Untuk bagian-bagian
yang nantinya tidak tertutup oleh lapisan tanah dan sebagainya bisa
dilaksanakan pengeteran setelah bangunan terpasang.
Setelah pengolahan bagian-bagian kayu dengan minyak-minyak
pengawet kayu maka dapat dilapisi dengan satu lapisan menie atau
bahan lain yang telah disetujui. Setelah lapisan menie maka harus
diplamur dan setelah digosok dengan amplas dilapisi dengan tiga
lapis cat yang disetujui mutunya. Semua sambungan dan bagian lain
yang tidak dapat dicapai setelah pemasangan kayu konstruksi, harus
terlebih dahulu diberi menie 2 kali sebelum pemasangan.
Tidak diperkenankan mencat selama permukaan kayu terpengaruh oleh
air hujan atau selama permukaan kayu atau besi masih basah.
Setelah sekurang-kurangnya 24 jam baru lapisan cat yang berikut dapat
diberikan dan setiap lapisan cat harus kering betul sebelum yang
berikutnya diberikan.

12.11. Natural Finishing


Kayu dengan natural finising harus rata, halus dan digosok dengan
amril sehingga tidak ada cacat yang dapat merusak sifat asli dari kayu
tersebut. Pada akhrinya lapisan terakhir diberikan untuk menutupi
permukaannya. Semua bahan yang dipakai harus dengan persetujuan
dengan Direksi.

13. PEKERJAAN PERPIPAAN/PLUMBING


13.1. Umum
Penyedia jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang
terlihat pada gambar rencana untuk memasang :
a. Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut
b. Sistem pembuangan air kotor
c. Pelengkap
Penyedia jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan
pemasangan seluruh sistem sampai pada pengetesan sehingga semua
sistem bekerja sesuai dengan rencana.

13.2. Pipa-pipa PVC

55
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis
yang telah ditentukan dalam spesifikasi bahan diatas dan disetujui
oleh direksi / pengawas lapangan.

13.3. Material-material Pelengkap


Material-material pelengkap seperti westafel dsb, harus disesuaikan
dengan gambar. Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua
perlengkapan tersebut harus dari jenis dan merek yang disetujui.
Semua unit perlengkapan tersebut harus dipasang pada tempatnya
dengan sambungan yang kaku dan kuat dikerjakan oleh tenaga-tenaga
yang ahli.

13.4. Penyesuaian dengan Peraturan yang ada


Semua cara pemasangan peralatan harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh Acuan Normatif atau peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Atau kalau tidak ada harus
dibuat oleh tenaga ahli yang berpengalaman dibawah pengawasan
seorang insinyur.

3.13.5. Klem dan Pendukung


Pipa yang tidak ditanam harus dipasang dengan klem dengan jarak
tidak lebih dari 2,5 m untuk yang berdiameter lebih besar 100 mm
dan 2 m untuk yang berdiameter 80 mm dan lebih kecil.

3.13.6. Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-
ketentuan seperti tersebut dibawah ini :
a. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan
lurus-lurus
b. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang
terpasang lebih pendek daripada panjang pipa.
c. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus
didukung secara merata dan material yang langsung berhubungan
dengan pipa harus bersih atau bebas dari batu besar atau bahan-
bahan yang merusak pipa.
d. Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk
menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembu-
angan air kotor dan juga untuk memudahkan pengontrolan dari
sistem.
e. Ujung-ujung pipa yang terbuka kadang-kadang harus ditutup selama
jangka waktu pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau
lumpur yang akan masuk kedalam pipa.
f. Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat bekerja
dengan baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan
akhir.

13.7. Test Pelayanan Sistem Air Bersih


Semua pipa pelayanan dan pipa utama harus ditest dengan tekanan
hidrolis 8 kg/cm atau dua kali tekanan yang nantinya akan bekerja.
Air harus diberikan pada sistem tersebut dengan pompa tekan dan

56
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

diberikan secara terus menerus selama 1 jam. Tidak boleh ada pipa-
pipa potongan ataupun peralatan/pelengkap lain yang ditutup atau
ditimbun kembali tanpa ada persetujuan dari Direksi. Sesudah selesai-
nya pemasangan dan sebelum sistem tersebut dipakai maka untuk me-
matikan kuman-kuman diberi chlor yang ditentukan oleh Direksi.
Semua biaya pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penyedia jasa

PEKERJAAN MEKANIKAL dan ELEKTRIKAL

Pasal 1 PENJELASAN UMUM


1.1 Umum
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai persyaratan dan ketentuan teknis umum
mengenai bahan dan pemasangan pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal untuk
Gedung Universitas Unair, termasuk semua peralatan pembantunya.
Semua pekerjaan instalasi mesin, perpipaan dan listrik serta instrumentasi yang akan
dilaksanakan harus dikerjakan oleh perusahaan/kontraktor yang memiliki reputasi yang
baik, telah berpengalaman dalam bidang Instalasi Mekanikal, Perpipaan, Elektrikal
dan Elektronik, serta mempunyai Tenaga Ahli dan Pelaksana yang cakap dan
berpengalaman dalam bidangnya masing-masing.
Khusus untuk pekerjaan elektrikal harus memiliki Tenaga Ahli yang bersertifikat dan
Tanda Anggota APEI. Perusahaan tersebut harus terdaftar sebagai instalatir resmi
PLN, memiliki SIKA minimal Golongan C dan Tanda Anggota AKLI setempat.
Khusus untuk pekerjaan plumbing Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang
dikeluarkan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) setempat dan surat
Rekomendasi lainnya apabila diperlukan dalam pekerjaan ini.

1.2 Standard dan Aturan yang harus diikuti


Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor harus mengikuti segala aturan
dan standard yang berlaku dan dilengkapi dengan semua peralatan untuk kesempurnaan
operasi dan kemudahan pengaturan serta pera-watannya. Dari sisi keamanan maka
instalasi M & E harus memenuhi salah satu atau lebih dari Standard-Peraturan yang ditulis
di bawah ini :
a. SII = Standard Industri Indonesia
b. SNI = Standard Nasional Indonesia
c. Keselamatan & Kesehatan Kerja dari DEPNAKER - UU No.1/1970.
d. Peraturan Perburuhan Indonesia
e. UU RI No.20 tahun 2000, mengenai Ketenagalistrikan,
f. PUIL = Peraturan Umum Instalasi Listrik, tahun 2000,
g. PIL = Peraturan Instalasi Listrik (No. 023-PRT-1978),

57
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

h. SLI = Standard Listrik Indonesia,


i. PPI = Peraturan Plumbing Indonesia
j. Peraturan Instalasi Air Minum dari PDAM.
k. Peraturan Instalasi Telephone dari ITU-T atau PT Telekom,
l. ISO = International Standard Organization,
m. IEC = International Electrical Commission,
n. ANSI = American National Standard Institute,
o. ASTM = American Society of Testing Material,
p. ASME = American Society of aamechanical Engineering,
q. NEC = National Electric Codes
r. NEMA = National Electric Manufactures Association
s. NFPA = National Fire Protection Association,
t. NPC = National Plumbing Codes
u. SMACNA= Sheet Metal andAir Conditioning Contractor National Assc.
v. UL-USA = Underwriters Laboraories Listed
w. BIS = British Industrial Standar
x. JIS = Japan Industrial Standar
y. APSP = The Association of Pool & Spa Professionals,
z. Standard Internasional lainnya,
aa. Instrauction Manual dari Pabrik pembuat Peralatan yang digunakan
bb. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
cc. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik
Penyehatan Dit. Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
dd. Pemeriksaan Umum untuk bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB) 1956 NI-3 1963 PUBB
1969.
ee. Peraturan Daerah mengenai PMK
ff. Peraturan Daerah lainnya
gg. Tata tertib dan Peraturan Kerja dari Pemberi Tugas / Pemilik Proyek.

Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan


instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana termasuk biayanya.
Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh
Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.

1.3. Lingkup Tugas dan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal


1.3.1. Umum
Proyek Perencanaan Gedung Universitas Airlangga ini dilaksanakan secara satu Paket,
yaitu Pekerjaan Sipil, Mekanikal dan Elektrikal. Bab ini akan menjelaskan mengenai
pengadaan, pemasangan termasuk pengujian Sistem Instalasi Mekanikal & Elektrikal
pada Gedung tersebut.
Lingkup tugas pekerjaan mekanikal, perpipaan dan elektrikal akan meliputi :
- Penyediaan peralatan utama dan semua bahan/material pembantu yang diperlukan
sampai seluruh sistem dapat bekerja dengan baik.
- Penyediaan tenaga yang telah berpengalaman dan alat kerja termasuk alat uji
(test equipment) serta peralatan pengaman (safety equipment) yang memadai

58
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

untuk melaksanakan semua pekerjaan tersebut diatas sesuai dengan standar dan
peraturan yang berlaku.
- Pengujian semua instalasi mekanikal dan elektrikal sesuai dengan petunjuk dari
pabrik pembuatnya serta ketentuan yang telah ditetapkan dalam persyaratan
teknik khusus.
- Pelatihan kepada para operator sesuai Buku Petunjuk (Instruction Manual) yang
telah disiapkan terlebih dahulu.
- Penyelesaian ijin/sertifikat dari pihak yang berwenang untuk pekerjaan yang
memerlukan Sertifikat.
- Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat, serta semua ketentuan umum dan khusus yang berlaku sesuai
dengan Kontrak antara Kontraktor dengan Pihak Pemberi Tugas.
- Kontraktor harus berkoordinasi dengan Para Pelaksana Bidang lain; misalnya
Pelaksana Pekerjaan Sipil, Elektrikal dan lain-lainnya, agar pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan lancar terutama apabila ada interphasing antara satu
pekerjaan dengan pekerjaan lainnya.
- Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ini merupakan pemjelasan teknik secara umum
mengenai ketentuan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal pada Proyek ini.

1.3.2. Pekerjaan Mekanikal


Pekerjaan mekanikal yang termasuk dalam kontrak ini adalah antara lain :
1) Instalasi Sistem Air Bersih (Plumbing System)
2) Instalasi Air Kotor / Sanitasi,
3) Instalasi Pemadam Kebakaran (Hydrant System)
4) Instalasi Penghawaan Udara (Air Conditioning System dan Exhaust Fan)
5) Semua peralatan pembantu yang diperlukan untuk menunjang kesempurnaan
instalasi tersebut
6) Pengujian semua Instalasi Mekanikal, Plumbing, Sanitasi, Hydrant, Penghawaan
Udara, secara lengkap.

1.3.3. Pekerjaan Elektrikal


Pekerjaan elektrikal antara lain :
1) Instalasi Listrik & Genset,
2) Instalasi Telephone,
3) Instalasi Tata Suara (Sound System),
4) Instalasi Penginderaan Kebakaran (Fire Protection System)
5) Instalasi CCTV (Closed Circuit Television)
6) Instalasi MATV (Master Antena Television System)
7) Instalasi Penangkal Petir
8) Pengadaan Pengangkutan Dalam Gedung (Lift)
9) Semua peralatan pembantu yang diperlukan untuk menunjang instalasi tersebut;
termasuk, pondasi, supports, pasir urug dan pelindung kabel atau pipa, tanda
jalur kabel atau pipa, dan lain-lainnya.
10) Pengujian semua Instalasi Elektrikal, Telephone, Tata Suara dan Instalasi Fire
Protection, secara lengkap,
11) Penyelesaian ijin dan Sertifikat bagi peralatan yang memerlukannya.

59
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

1.4 Gambar-gambar
1.4.1 Umum
Gambar-gambar yang terlampir dalam Dokumen Tender ini hanya merupakan gambar
konstruksi untuk keperluan Pelelangan (Tender), Kontraktor masih harus membuat
gambar-gambar kerja secara detail untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Gambar-gambar Mekanikal dan Elektrikal harus dapat menunjukkan secara teknik
pekerjaan yang harus dilaksanakan termasuk mengenai besaran serta keterangan lain
yang diperlukan.

1.4.2 Pemahaman dan Ketelitian


Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar/desain terhadap kemungkinan adanya
kekurangan atau ketidak cocokan dalam hal-hal yang berhubungan dengan pabrikasi
maupun dalam pelaksanaan pemasangannya.
Kontraktor dianggap sudah memahami secara keseluruhan gambar-gambar dan
Spesifikasi Teknik termasuk peralatan aksesoris dan penyangga/ penggantung yang
secara normal harus dilengkapkan walaupun tidak tampak dalam gambar; serta
kemudian dituangkan didalam uraian penawarannya.
Apabila didalam pelaksanaannya harus diadakan penyesuaian yang mengakibatkan
perubahan guna memenuhi peraturan yang ada, maka menjadi kewajiban Kontraktor
untuk melaksanakannya tanpa adanya biaya tambahan.
Walaupun didalam gambar perencanaan atau spesifikasi teknik tidak tercantum semua
kelengkapan dan aksesories secara terperinci, tetapi bagian-bagian tersebut
merupakan suatu kelengkapan sistem, maka kewajiban Kontraktor untuk memasang
hal tersebut agar sistem beroperasi dengan baik dan sempurna.

1.4.3 Perbedaan Kondisi Lapangan


Bilamana terdapat perbedaan antara gambar dan kondisi di lapangan sehingga perlu
dilakukan perubahan dalam pelaksanaannya, maka Kontraktor harus melaporkan
kepada Pengawas atau Pemberi Tugas, dan penyesuaiannya harus atas petunjuk dan
persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas secara tertulis.

1.4.4 Perubahan Ukuran / Konstruksi


Bila Kontraktor menganggap perlu adanya perubahan ukuran/konstruksi dalam
pelaksanaan, maka Kontraktor diwajibkan mengajukan alternatif yang dikehendaki dan
harus mendapat persetujuan secara tertulis dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
terlebih dahulu. Perubahan ini tidak boleh mengakibatkan adanya tambahan biaya bagi
Pemberi Tugas.

1.4.5 Resiko Kontraktor


Segala perubahan yang sengaja dilakukan Kontraktor tanpa ijin dari Pemberi Tugas/
Kon-sultan Pengawas adalah menjadi resiko Kontraktor, terutama bila nantinya tidak
disetujui dan harus terpaksa dibongkar. Kontraktor dalam hal ini tidak diperkenankan
menuntut ganti rugi.

1.4.6 Gambar Kerja

60
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Kontraktor diwajibkan membuat usulan gambar kerja, untuk keperluan pelaksanaan


pekerjaan dalam rangkap 3 (tiga), untuk mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas, sebelum pekerjaan dimulai.
Setelah mendapat persetujuan baru dibuat rangkap 6 (enam) untuk mendapat tanda
disetujui dan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan.

1.4.7 Gambar Akhir


Setelah pekerjaan selesai seluruhnya, Kontraktor diminta untuk membuat Gambar
Akhir (As Built Drawing) yang sesuai dengan keadaan pelaksanan di lapangan. Gambar
Akhir berupa 1 (satu) set calqueer dan cetak putih rangkap 5 (lima) harus diserahkan
kepada Pemberi Tugas.
Khusus untuk Diagram Aliran dan Diagram Satu Garis Utama, harus dibuatkan
bingkai/pigura berkaca ukuran A.1. Sedangkan untuk Wiring Diagram setiap Panel
harus dibuat dengan ukuran A.3/A.4 dilaminating agar dapat disimpan dalam tiap
panel.

1.5 Buku Instruksi dan Pelatihan Operator


1.5.1 Buku Instruksi
Kontraktor diwajibkan membuat uraian secara jelas dalam bahasa Indonesia tentang
spesifikasi, prosedur pemasangan, operasional dan cara pemeliharaan peralatan
mesin, listrik dan instrumen yang terpasang, lengkap dengan cara-cara mengatasi
gangguan.

1.5.2 Pelatihan Bagi Para Operator


Kontraktor berkewajiban menyediakan seorang Petugas yang mahir memberi
penjelasan tentang peralatan yang dipasang sesuai uraian pada Instruction Manual.
Pelatihan (training) untuk Operator dilakukan baik dalam kelas maupun langsung
praktik di tempat kerja; untuk semua Peralatan Mekanikal dan Elektrikal.

1.6 Pelaksanaan Pekerjaan


1.6.1 Tenaga Pelaksanaan
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga-tenaga ahli yang
berpengalaman sesuai dengan bidang masing-masing. Pelaksana yang dianggap tidak
cukup ahli/berpengalaman oleh Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas, harus segera
diganti dengan orang lain setelah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas atau
Konsultan Pengawas.

1.6.2 Tenaga Ahli


Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga pelaksana yang terlatih dalam jumlah yang
cukup banyak untuk menangani pekerjaan secara simultan mekanikal dan elektrikal.
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak memerintahkan penam-bahan tenaga kerja
apabila diperlukan.
Tenaga staf ahli minimal yang diperlukan adalah :
a. M&E Site Engineer, yang mempunyai wewenang penuh dan harus bertugas penuh 6

61
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

hari/minggu di lokasi peker-jaan untuk memudahkan komunikasi teknik termasuk


hadir dalam Rapat Koordinasi serta dapat segera melak-sanakan petunjuk Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
b. Tenaga Kepala Pelaksana baik dibidang Mekanikal maupun bidang Elektrikal, yang
bertugas penuh di lapangan.

1.6.3 Sistem Laporan


Kontraktor diwajibkan membuat laporan berkala (harian /mingguan dan bulanan) yang
memberikan gambaran tentang kegiatan pekerjaan, seperti :
1) Jadwal waktu pelaksanaan lengkap dengan S-Curve
2) Prosedure pelaksanaan kkegiatan dan pemgujian
3) Prestasi kegiatan fisik, berikut foto secara berkala
4) Laporan harian, Mingguan/bulanan mengenai Catatan/perintah/ petunjuk
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas yang disampaikan secara lisan atau tertulis
5) Dan kegiatan pekerjaan lain yang dianggap perlu, seperti Bbberita Acara hasil
peninjauan, hasil-hasil pengujian, dan lain-lainnya

1.7 Bahan/Material dan Peralatan


1.7.1 Umum
Bahan/material dan peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini harus disediakan
oleh Kontraktor sesuai dengan Daftar Spesifikasi Teknik, RAB dan Gambar Rencana.
Bahan/material harus dalam keadaan baru.
Apabila ada bahan/material yang disediakan oleh Pemberi Tugas, maka akan
dicantumkan secara tersendiri dan jelas.
Semua bahan/material dan peralatan yang sudah teredia di pasaran, harus diadakan di
Indonesia (Local Content) yang sebesar-besarnya. Apabila Kontraktor bermaksud
membeli dari luar negeri (import) harus mendapatkan ijin dari Pemberi Tugas terlebih
dahulu.
Untuk beberapa peralatan khusus misalnya Pompa, Panel Kendali Motor, Kontraktor
harus menyertakan Brosur pada waktu menyampaikan penawarannya yang akan
mengikat dalam kontrak kerja.
Pada waktu penyerahan pekerjaan Kontraktor harus menyerahkan Surat Jaminan
(garansi) secara tertulis, dan diutamakan Surat Garansi dari pabrik pembuatnya.

1.7.2 Contoh Bahan/Material


Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan/material yang disebut dalam
lingkup pekerjaan kepada Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan sebelum dilakukan pemesanan. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan,
minimal brosur/spesifikasi teknik harus ditunjukkan agar disetujui Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas.
Semua Data Spesifikasi Teknik Peralatan Mekanikal dan Elektrikal dapat dilihat
didalam Lampiran Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.

1.8 Organisasi Proyek dan Jadual Waktu Pelaksanaan


Kontraktor diminta menyampaikan proposal Organisasi Proyek dan Time Schedule
62
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

dalam penawarannya, dan akan merupakan bagian dari penilaian teknis pada waktu
evaluasi tender

1.9. Pengujian/Testing & Commissioning


1.9.1. Umum
Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi
dengan baik dan telah sesuai dengan persyaratan teknis yang diminta, maka
Kontraktor diwajibkan menguji seluruh pekerjaannya dengan standard uji yang telah
ditetapkan dalam peraturan atau spesifikasi teknik masing-masing peralatan.
Oleh karena itu Kontraktor harus menyiapkan Prosedur Pengujian lengkap, dan harus
mendapatkan persetujuan dari pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
1.9.2. Pelaksanaan Pengujian
Pengujian harus dilaksanakan secara terkoordinir dengan bagian-bagian lain Sipil,
Mekanikal dan Elektrikal, terutama untuk pengujian dengan beban, harus disaksikan
dan dalam pengawasan Pemberi Tugas/Ahli Teknik/ Konsultan Pengawas yang
ditunjuk.
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan bahan untuk keperluan pengujian;
antara lain air untuk Water Test, minyak pelumas untuk pompa, sambungan-
sambungan sementara dan blind flange, serta material lain-lainnya apabila diperlukan.
Jadwal pelaksanaan pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atas peretujuan
bersama.
1.9.3. Pengujian Gagal
Semua bahan yang kurang baik, pemasangan yang kurang sempurna yang diketahui
pada saat pemeriksaan atau pengujian harus segera diganti dengan yang baru atau
disempurnakan sampai dapat berfungsi dengan baik dan sesuai standard uji yang ada.
1.9.4. Pengujian Instalasi
Setelah pekerjaan selesai harus diadakan pengujian instalasi antaran lain :
a. Pemeriksaan visual dan pengamatan sebelum dilakukan pengujian
b. Pengujian kebocoran pipa, hidrostatik tes (tekanan 1,5 kali tekanan kerja
selama 1 jam)
c. Pembersihan semua pipa-pipa (pipe flushing)
d. Pengujian tahanan isolasi kabel (Megger test)
e. Pengujian tahanan pentanahan (Arde)
f. Pengujian loop test dan penyetelan untuk instrument kontrol
g. Pengujian bertegangan Motor beban-nol
h. Pengujian semua Peralatan bersama sama bidang-bidang lain; yaitu antara
lain Pompa, Heater, Hydrant, AC, Exhaust Fan, Panel-Panel, Lampu Penerangan,
Telephone, Sound System dan Fire Alarm System,
i. Pengujian termasuk koneksi dengan Peralatan yang ada (lama) serta
Flushing pipa

Kontraktor harus menyelesaikan ijin/sertifikat atas semua hasil pengujian yang telah
dilaksanakan dari Pihak Depnaker, teruta-ma untuk Instalasi Penangkal Petir.
Pengujian instalasi listrik harus sesuai dengan PUIL 2000 dan petunjuk dari pabrik
63
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

pembuat peralatan tersebut;


Khusus untuk pengujian peralatan Mekanikal dan Instrument, harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan teknik yang tertera dalam buku petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Peralatan pengujian harus disediakan oleh Kontraktor dan semua hasil pengu-jian
harus dicatat dalam Berita Acara Pengujian dan ditanda tangani bersama Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.
Apabila belum memenuhi syarat, Kontraktor harus memperbaiki/ menyempurnakannya
sampai dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

1.9.5. Biaya Pengujian


Semua biaya yang diperlukan untuk pengujian ini menjadi tanggung jawab pihak
Kontraktor, termasuk biaya pengurusan dan pengesahan Ijin Instalasi dari instansi yang
berwewenang (Depnaker dan PLN).

1.9.6. Garansi
a. Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan untuk pekerjaan ini adalah 1 (satu) tahun terhitung sejak
penyerahan pertama.
Selama masa garansi ini semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan yang kurang
baik/rusak (yang bukan disebabkan oleh salah pakai & salah operasi) harus
secepatnya diganti atau diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.
b. Surat Pernyataan Garansi
Kontraktor Pelaksana harus membuat Surat Pernyataan Garansi untuk semua
pekerjaan, pengadaan & pemasangan, serta pengujian yang telah dilakukannya.
Surat pernyataan tersebut dilampiri semua hasil pengujian dan Garansi dari pabrik
pembuatnya.
Untuk peralatan khusus seperti Pompa misalnya maka Masa Garansi-nya adalah 1
(satu) tahun. Sedangkan untuk semua Instalasi Listrik Instalatur harus membuat
Surat Jaminan Instalasi yang menyatakan menjamin bahwa instalasi yang telah
dilakukan sudah sesuai dengan PUIL 2000 dengan masa jaminan selama 1 (satu)
tahun.

1.10. Lain-lain
Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara standard teknik
minimal tidak dapat dipisahkan /diabaikan /dihi-langkan, tetapi belum disebutkan
dalam gambar atau persyaratan umum tehnik ini, tetap harus dilaksanakan Kontraktor
tanpa biaya tambahan.
Hal-hal lain yang menyangkut pelaksanaan di lapangan tetapi belum disebutkan dalam
peraturan ini, akan dibicarakan dan ditentukan lebih lanjut oleh Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas.

64
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pasal 2 INSTALASI PLUMBING, AIR KOTOR DAN HYDRANT

2.1. Pekerjaan Plumbing dan Air kotor


2.1.1. Lingkup Pekerjaan Plumbing Air Bersih dan Air Kotor
Yang termasuk lingkup pekerjaan pada paket ini adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan dan pemasangan peralatan utama sistem air bersih berikut pemipaan
sampai ke setiap fixture pengeluaran dan faucet.
Reservoir Air Bersih diatas atap beton Lantai-5
Penyambungan pipa air bersih dari Reservoir Atas yang ada (lama) di Lantai
yang sama untuk catu air bersih ke Reservoir yang baru,
Pipa Air Bersih Utama di Shaft, dari Tandon Atas sampai ke Lantai-1,
Pipa Distribusi Air Bersih diatas plafon Lantai,
Pipa penyambungan sampai ke semua Fixtures di lantai-1,
b. Pengadaan dan pemasangan pemipaan air kotor, pipa vent, floor drain, air bekas,
sistem drain, grease trap dan bak penampungan / septic tank sampai ke setiap
fixtures pengeluaran yang terletak di Lanta-1,
c. Mengadakan testing commissioning untuk seluruh pekerjaan hingga dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi standard/persyaratan yang telah ditentukan
dalam spesifikasi teknis.

2.1.2. Persyaratan teknik Air Bersih dan Air Kotor


1. Pemipaan
Untuk pipa-pipa jaringan pekerjaan sistem air bersih menggunakan pipa-pipa jenis
Poly propelyn PN 10. yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam Gambar
Kerja. Untuk distribusi air bersih harus dari pipa Poly Propeline (PN 10) yang
memenuhi standar ISO 4065, ISO 4427 dan atau DIN 8075.
Penyambungan pipa Polypropelyn harus sesuai dengan petunjuk dari pembuatnya,
apakah jenis PP, PEX ataupun PERT.

2. Katup (Valves)
Katup bertekanan kerja 125psi, dengan jenis katup dan diameter sesuai Gambar
Kerja, harus dibuat dari bahan kuningan dan harus berasal dari merek yang
dikenal seperti Kitz, Toyo atau setara.
Katup harus memiliki tanda tekanan kerja, diameter dan arah aliran yang
65
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

diterakan pada badan katup.


Katup dengan diameter sampai dengan 65mm harus memiliki ulir untuk
enyambungan dengan pipa, sedang katup dengan diamter lebih besar dari 65mm
harus memiliki flens yang bersatu dengan badan katup.
Flens.
Flens harus memenuhi standar ANSI B 16.5 kelas 150 jenis raised face. Flens tipe
slip-on harus memiliki diameter yang sesuai dengan pipa atau peralatan yang akan
disambung.
Packing.
Paking harus dari ANSI kelas 150, terbuat dari karet gulungan spiral tebal minimal
3mm.
Diameter paking harus sesuai dengan diameter dan jenis flens yang akan
digunakan.
Jumlah pengadaan paking harus dilebihkan 10% dari jumlah yang seharusnya
diadakan.
Baut, Mur untuk Flens.
Baut, mur lengkap dengan cincin per dan cincin pelat, harus terbuat dari baja
hitam kelas 8.8., dengan system ulir metric, digunakan untuk pemasangan flens.
Diameter dan panjang baut harus sesuai dengan dimensi flens. Sisa ulir setelah
pemasangan minimal 3 (tiga) ulir.
Jumlah pengadaan baut dan mur dilebihkan 10% dari jumlah yang seharusnya
diadakan.

3. Fixture, Fitting dan pemasangannya


Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran
yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan
kokoh ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air bersih harus ditanam dalam dinding dan
dilaksanakan dengan rapi tidak mengganggu waktu pemasangan-pemasangan/
dinding porselen atau pekerjaan sipil serta mekanikal dan elektrikal lainnya.
Kontraktor bertanggungjawab untuk melengkapi komponen tersebut didalam
kelengkapan instalasi jaringan tersebut.
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi / pipa induk, diklem dengan kuat dan
dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

4. Pekerjaan Air kotor


Air Kotor / Air Buangan
Diadakan pemisahan antara air kotor buangan dari closet/WC dan air buangan dari
urinoir dengan air buangan dari wastafel atau floor drain.
Buangan dari closet (WC) dan urinoir dibuang ke septic tank, resapan airnya
diteruskan ke saluran yang menuju STP beserta air buangan dari wastafel dan
floor drain.
Pipa Ventilasi
Untuk pipa ventilasi dipasang pada dinding-dinding dengan diameter pipa 1 -
1.5 dan pipa ventilasi utama pada shaft dengan diameter 1,5 - 2. Pada akhir
pipa ventilasi utama dalam shaft dipasang filter vent pada lokasi paling atas
(ceiling lantai atas atau diatas bangunan). Instalasi harus rapi, tidak bocor dan
untuk sistem maupun lay out dapat dilihat pada detail Gambar Rencana.

66
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

5. Penggantung / Penumpu Pipa


Semua pipa harus di-klem/diikat dengan kuat pada penyangga/pengantung atau
angker, agar rapi dan kokoh (rigid).
Pipa PVC, PP, PEX atau PERT horizontal harus dipasang pada penumpu atau
penggantung dengan jarak kurang lebih dari 100 cm, sedemikian agar tidak tejadi
lenturan/lendutan pipa
Pipa yang dipasang vertical pada soft harus dibuatkan saddle dari Siku doubel atau
UNP dengan jarak kurang lebih 120 cm, agar pipa selalu rapi, kokoh dan tidak
menempel langsung pada dinding.
Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberi sleeve dengan rongga 1 mm.
Pemasangan pipa harus rata dan rapi.
Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan dari karet.
Penggantung atau penumpu pipa adalah produk pabrik dan harus disekrup/terikat
pada konstruksi bangunan dengan dyna bolt atau insert/anker yang dipasang pada
waktu pengecoran beton atau dengan ramset.

6. Pengujian Instalasi Plumbing dan Air Kotor


Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan
tekanan 8 - 10 kg/cm2 untuk pipa air bersih.
Sedangkan untuk pipa air kotor/air buangan harus diuji dengan tes rendam tanpa
mengalami kebocoran dalam waktu minimum 24 jam tekanan tersebut tidak
turun/berubah. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi
tanggung jawa Pemborong/Kontraktor. Pengetesan pipa harus disaksikan oleh
pengawas atau Direksi Lapangan.
Setiap jaringan perpipaan kemudian harus diflushing terlebih dahulu sebelum
memasanga fixtures-nya.

7. Pengecatan
Semua instalasi perpipaan harus dilindungi dengan cat termasuk penumpu dan
penggantungnya. Untuk pipa dan pengantung yang dari besi/baja, maka
pengecatana dilakukan dengan cat dasar Zync Chriomate terdahulu baru cat akhir.
Ketentuan Warna cat adalah sebagai berikut:
a. Untuk jaringan pipa air bersih, dipakai warna biru tua.
b. Untuk jaringan pipa air panas, dipakai warna biru muda,
c. Untuk pipa air kotor dipakai warna hijau
d. Untuk pipa air buangan atau drain dipakai warna abu-abu.
e. Untuk jaringan pipa hydrant dipakai warna merah.
f. Untuk Penumpu dan penggantung warna coklat, kecuali untuk pipa hydrant
warna penumpu/penggantung juga warna merah.
g. Untuk pipa-pipa yang exposed tanda-tanda berupa arah panah dengan warna
putih, arah panah menunjukkan arah aliran di dalam pipa. Pipa-pipa non
exposed diberi tanda di tempat-tempat control/ pemeriksaan.
h. Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dilapisi dengan kool teer dua
kali dan dililit karung goni kemudian dilapisi dengan ter lagi (coating and
wrapping)) sebagai penahan korosi.

2..2. Pekerjaan Hydrant


67
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

2.2.1. Lingkup Pekerjaan Hydrant


Pengadaan dan pemasangan semua Peralatan Utama Sistem Hydrant sesuai Daftar
Peralatan dan Gambar Tender,
Pengadaan dan pemasangan semua peralatan bantu secara lengkap sampai sistem
dapat beroperasi secara normal dan memenuhi standar yang berlaku.
Penyambungan pipa BS SCH40 ke Pipa Jaringan Hydrant dibawah tanah, lengkap
dengan Tee, Union Coupling dan Bak Kontrol-nya.
Pipa Hydrant Utama di Shaft sampai ke Lantai-5
Pipa Distribusi Hydrant diatas plafon setiap lantai,
Pipa penyambungan sampai ke semua Hydrant Box
Hydrant Pillar dan Hydrant Box di halaman belakang

2.2.2. Instalasi Hydrant


a. Fire Hydrant Box Indoor
Box terbuat dari plat dengan tebal 3 mm, dengan dimensi sesuai Standar yang
berlaku atau lihat gambar perencanaan
Seluruh box dan pintu dicat dasar dua kali dan cat akhir merah dengan cat duco
ex Dana Paint dan diberi tulisan Hydrant dengan warna putih.
Panjang fire hose tidak kurang dari 30 m, mudah dilipat, tahan terhadap tekanan
dan penyambungannya dengan sistem coupling. Nozzle variable (zet spray) 1 1/2
semua dalam keadaan baru dan fabricated.
Hydrant Box dipasang langsung duduk 20 cm di pondasi/lantai, perletakan
engsel disesuaikan dengan keadaan setempat sehingga mudah untuk dibuka.
Pipa masuk dari bawah diklem ke pondasi atau lantai, sehingga tidak memberikan
beban pada Hydrant Box.
b. Fire Hydrant Box out-door
Sama seperti pada Hydrant Box indoor, hanya diberi Canopy pada bagian atas Box,
dan Hose dan Coupling untuk Nozzle disesuaikan dengan diameter 2 1/2
c. Hydrant Pillar
Hydrant Pillar diameter 100 mm, sesuai standard yang berlaku, lengkap dengan
Valve dan Hose Connector untuk Nozzle diameter 2 1/2
d. Siamesse
Siamesse diameter 100 mm, dengan 2 (dua) inled sesuai standard yang berlaku,
lengkap dengan Connector dan penutup berdiameter 4.
e. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.
f. Katup/valve harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan
katup/valve handled tidak boleh menukik.
g. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan
dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-
langit. Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara
sleeves dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool.
h. Selama pemasangan bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam perpipaan
yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan harus ditutup dengan menggunakan
caps/plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
i. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.

68
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

j. Pekerjaan galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.


k. Penggantung dan Penunjang Pipa
Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadle
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak standard.
l. Penyambungan pipa-pipa
Sambungan Ulir
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir
berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm
- Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada
pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir
- Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite
dengan campuran minyak
- Semua sambungan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
Sambungan Las
- Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
- Kawat las atau elektroda yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang
dilas
- Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada direksi
contoh hasil las untuk mendapatkan persetujuan tertulis
- Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
- Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk ini
Sleeves
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik
- Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau Caulk.

m. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara/metoda
yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

n. Pengecatan
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
- Pipa service
- Support pipa dan peralatan
- Konstruksi besi
- Flange
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik
- Peralatan yang catnya buruk harus diperbaharui

69
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pasal 3 INSTALASI PENGKONDISIAN UDARA (AIR CONDITIONING/AC)


3..1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengadaan dan pemasangan bahan-
bahan serta peralatan utama, peralatan pembantu, peralatan untuk instalasi,
penyetelan, penyelesian akhir (finishing) seluruh sistem agar lengkap dan dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen dan gambar-gambar yang
ada.
2. Untuk gedung ini digunakan instalasi air conditioning AC Split dan cassette System
3. Lingkup pekerjaan instalasi sistem air conditioning ini dapat dilihat pada Daftar
Peralatan dan gambar-gambar rencana,
4. Secara umum jenis peralatan utama dan tambahan yang dicakup oleh instalasi ini
diataranya ialah : Out Door Unit, Fancoil Unit, Pipa Refrigenat dan Pipa
Pengembunan, serta Remote control system
5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Pemborong
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Pemberi Tugas atau pihak yang ditunjuk
untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Pemborong
wajib bertanggung jawab penuh atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

3..2. Korelasi Pekerjaan


1. Pekerjaan-pekerjan seperti di bawah ini harus dilakukan Pemborong kecuali yang
dinyatakan sendiri :
Pembuatan lubang-lubang biasa dan lubang-lubang khusus pada dinding, lantai dan
langit-langit serta finishingnya untuk jalan pipa.
Pembuatan peletakan untuk mesin-mesin pembuatan hanger.
Penarikan kabel, dilakukan pihak lain. Pemborong harus memberikan data-data,
ukuran-ukran gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain yang
mengerjakannya.
2. Pemborong wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaannya.

3..3. Pekerjaan Instalasi AC


a. Mesin Pendingin (Split dan cassette System)
1. Pemborong harus menyediakan dan memasang unit-unit Split dan cassette
System beserta peralatan-peralatan lain sesuai dengan gambar dan
spesifikasi serta persyaratan-persyaratan pabrik, sehingga dapat berfungsi
dengan sempurna.
2. Data Teknis.
Jenis condensing unit yang dipergunakan ialah Water Cooled Condensing
Unit yang telah dirakit, dibalancing, diuji dan disertai keterangan pabrik
sesuai dengan data equipment specification yang terdapat dalam gambar
spesifikasi.

70
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

3. Kompresor.
Jenis unit kompresor adalah screw dan dilengkapi dengan pengaturan
kapasitas, isolasi vibrasi luar dalam automatically reversible oil pump,
peralatan untuk loading dan unloading silinder kompresor dan dirakit, diisi,
dibalancing dan diuji secara statis maupun dinamis oleh pabrik.
4. K o n t r o l.
Pada unit harus terdapat kontrol pelindung terhadap kelebihan muatan
motor (motor overload protection), perlindungan terhadap suhu terlalu tinggi
ataupun rendah, tekanan tinggi atau rendah dari beban pendingin, alat timer
untuk menjaga kompresor bila terjadi gangguan daya, dilengkapi dengan
katup ekspansi termostatik.
5. C a s i n g.
Unit harus 100 % tahan cuaca di luar dan difinish dengan bahan baja galvanis
dilapis dengan lapisan anti korosi, maupun tahan terhadap udara bergaram.

b. Fan Coil Unit (FCU)


1. Pemborong harus menyediakan dan memasang unit-unit FCU beserta
peralatan-peralatan sesuai dengan gambar-gambar spesifikasi dan
persyaratan-persyaratan pabrik. Semua mesin-mesin dan perlengkapan unit
harus buatan pabrik.
2. Fan Coil Unit, terdiri dari jenis direct expantion circulation.
3. Data Teknis.
Casing
Unit hendaknya dibuat dari bonderized steel atau mild galvanized steel dan
direncanakan untuk menahan tekanan kerja tertentu. Semua panel hendaknya
minimum dari 20 gauge.
Casing dan rangka hendaknya dilapisi dengan titik-titik penyangga yang telah
diperkuat secukupnya untuk kedudukan unit dan dilapisi dengan pelindung
pada kedua sisinya. Drain pan hendaknya terletak di bawah cooling coil dan
harus masih cukup besar untuk menampung segenap pengembunan air dari
coil pada kondisi maksimumnya.
Casing unit hendaknya diisolasi dengan neoprane coated fibreglass tebal 5,
isolasi hendaknya tahan api memenuhi persyaratan NFPA standard 90 A.
Coil
Cooling coils hendaknya dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dilepas.
Coil hendaknya memenuhi standard konstruksi dan testing yang berlaku dari
ASAB T-1971. Rating dari coil hendaknya copper tubing (permukaan utama)
yang direkatkan erat-erat pada pipa tadi dengan metoda yang ditentukan
pabrik.
Coil hendaknya dilengkapi dengan sambungan gravity oil drainage.
Fan
Fan hendaknya dari type centrifugal forward curve. Setelah dipasang dalam
kedudukan yang benar, fan hendaknya ditest dan dibalancing secara dinamis
dan statis. Fan hendaknya dilengkapi dengan pulley yang diatur picthnya
untuk memungkinkan merubah kecepatan fan. Semua unit harusnya
mempunyai fan bearing dengan pelumas grease yang settingnya dapat dicapai
dari luar pelumasan.
71
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Performansi hendaknya menurut API Standard 430-1966.


Isolasi Getaran
Jenis isolasi rubber in shear type.

c. Pipa Refrigerant
1. Pekerjaan
Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar semua pemipaan yang ada.
2. B a h a n
Untuk semua pipa refrigerant.
Pipa : Hard Copper, Tubing type K memenuhi spesifikasi B.88 ASTM, kecuali
ditentukan lain oleh pabriknya.
Fitting : Wrought Copper, Wrought Grass atau Tinned Cast Grass memenuhi
ANSI 400 lb.
3. Kekuatan Pipa
Semua pipa dan persyaratannya harus dapat menahan tekanan 20 kg/cm 2
tanpa terjadi kebocoran.
4. Belokan
Semua belokan harus dari jenis long radius elbow, kecuali ruangan tidak
memungkinkan.
5. Sambungan
Untuk seluruh sambungan pipa menggunakan sistem soldered.
6. Pemasangan
Pipa hendaknya dipasang minimum sejauh 2 dari tepi dinding, atap, lantai
dan untuk pipa yang menembus lantai, langit-langit dan dinding hendaknya
diberi pelindung dari penyekat/karet dan galvanized steel gauge 16, sesuai
dengan gambar dan spesifikasi.
7. Isolasi Pipa
Semua pipa refrigerant harus diberi lapisan isolasi sesuai dengan gambar dan
spesifikasi. Isolasi hendaknya dari rubber (armaflex) atau sejenis yang
dirapatkan dengan adhesive tape sampai tidak terjadi pengembunan.

d. Pengecatan
1. Pemborong harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka
penyangga, semua unit-unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang
mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating) dan cat akhir
sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai untuk bahan masing-
masing dan disetujui oleh Pemberi Tugas/CM/Perencana atau pihak lain yang
ditunjuk untuk ini.
2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya, tetapi bila cacat akibat pemasangan,
Pemborong wajib mencat kembali khusus ditempat yang cacat tadi dengan
warna yang sesuai dengan aslinya.
3. Untuk peralatan-peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus
dicat akhir dengan warna yang disetujui oleh Pemberi Tugas/CM/ Perencana.

72
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

4. Pemborong harus memberikan tanda-tanda huruf atau nomor identifikasi


bagi peralatannya. Sebelumnya Pemborong wajib memberitahukan mengenai
tanda-tanda yang hendaknya dipasang pada peralatan-peralatan itu.

e. Pipa Pengembunan
1. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin-mesin air
conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran
yang tersembunyi atau tidak, dan tidak mengganggu. Pemborong harus
berkoordinasi, memberikan data, ukuran dan gambar-gambar yang
diperlukan kepada pihak lain terutama dengan Pemborong Sipil.
2. Bahan
Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Polyvinyl
Chlorida) jenis kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain.
3. Peralatan
Pipa kondensasi harus dilengkapi dengan alat pembersih, leher angsa serta
peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang
kira-kira 2 (dua) meter atau sampai daerah dimana terjadi pengembunan
pada bagian luar pipa. Isolasi harus dari bahan fibreglass, polyurethane atau
styrofoam type D.1 atau yang sejenis dari bahan tahan api (fire resistance).
Bagian luarnya hendaknya dilapisi dengan vapour barrier jacket seperti
sisalation 450 atau yang sejenis yang direkatkan dengan adhisive tape 2
serta surface finish sampai tidak terjadi pengembunan pada permukaan
luar pipa.
4. Penembusan Dinding
Bila menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain pipa ini harus
diberi lapisan isolasi getaran dan dilindungi dengan pipa yang lebih besar
ukurannya.

f. Pekerjaan Listrik
Yang dimaksud dengan pekerjaan listrik adalah semua pekerjaan listrik untuk
keperluan Sistem Penghawaan Udara baik untuk AC maupun Exhaust Fan ataupun
Ventilator.
Semua pekerjaan listrik harus menguikuti Peraturan yang berlaku PUIL 2000, baik
Panel, pengklabelan maupun instalasinya.
Mengenai jenis starter yang dipergunakan adalah :
Power Input Motor Jenis Starter
Sampai dengan 3,5 kW On/off switch
3,7 kW - 7,5 kW Star delta
7,5 kW - 25 kW Star delta, auto transformer, rotor
resistance
25 kW - ke atas Star delta, auto transformer, rotor
resistance

73
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pasal 4 INSTALASI LISTRIK


4.1 Lingkup Pekerjaan
Paket pekerjaan ini diperinci secara umum meliputi antara lain :
1. Pengadaan dan pemasangan panel tenaga dan panel penerangan, dan sistem
pentanahan, lengkap accessories terpasang; sebagai berikut:.
Main Distrubution Panel (MDP) untuk Gedung baru ini, diletakkan di Ruang
panel lantai-1 masing-masing gedung.
SDP untuk Panel Penerangan setiap lantai
DP untuk Panel AC setiap lantai
2. Pengadaan dan pemasangan fixtures lampu penerangan lengkap berikut
accessories (sesuai gambar) untuk lantai dasar dan lantai-lantai berikutnya
sampai Lantai-5
3. Pengadaan dan pemasangan Saklar (S) dan Kotak Kontak (KK) lengkap dengan
aksesories terpasang (sesuai gambar) lantai dasar dan lantai-lantai berikutnya
sampai Lantai-5.
4. Pengadaan dan pemasangan kabel dan konduit untuk instalasi Lampu Penerangan
dan Kotak Kontak lengkap aksessories terpasang (sesuai gambar) lantai dasar dan
lantai-lantai berikutnya sampai Lantai-5.
5. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik untuk AC dan Exhaus Fan lengkap
dengan aksessories terpasang lantai dasar dan lantai-lantai berikutnya sampai
Lantai-5.
6. Pengadaan dan pemasangan sarana penunjang, seperti penyangga, penggantung
klem, mur-baut, isolasi dan alat bantu accessories lainnya, untuk bekerjanya/
beroperasinya sistem instalasi penerangan dan daya dengan sempurna dan baik.
7. Melakukan pengujian, trial run dan masa pemeliharaan.
8. Menyelesaikan ijin dan Sertifikat dari Depnaker untuk Peralatan yang
memerlukannya.

4.2 Spesifikasi Teknik Panel board


a. Panel harus dibuat oleh pabrik khusus panel yang telah memiliki ijin sebagai
pembuat panel dan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
b. Konstruksi panel harus memperhitungkan hal-hal sebagai berikut
- International Index Protection (IP) dan klasifikasi panel sesuai persyaratan
yang ditetapkan, Panel pasangan dalam ruangan IP 44, sedangkan untuk
pasangan luar (out door type) harus memenuhi persyaratan kedap air dan
kedap uap air (IP-56).
- Kemampuan Bus-Bar (rel tembaga) dan semua komponen panel harus
disesuaikan dengan kapasitas hantar arus, kapasitas pemutusan (breaking
capacity), serta IP yang ditetapkan dalam persyaratan teknik, sedemikian

74
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

rupa sehingga aman dan tidak menimbulkan akumulasi panas dalam panel.
- Operator harus terlindungi dari rel tembaga (bagian yang bertegangan) pada
waktu memasukkan/melepas Pemutus Arus.
- Jalur dan penyangga (support) kabel masuk dan keluar Panel harus disediakan
secukupnya (cable compartment). Lubang kabel masuk keluar (cable entry)
harus tertutup dan rapi (Cable Gland atau Pipe Connector) agar tidak
memungkinkan air (uap air) serta binatang masuk ke dalam panel guna
memenuhi persyaratan IP.
- Faktor ergonomi (kenyamanan) pengoperasian serta pemeliharaan panel.
c. Badan panel yang terbuat dari plat baja, harus dibuat dengan ketebalan minimal
1,8 mm dan diberi penguat secukupnya agar kokoh tapi rapi.
d. Pengecatan panel harus dilakukan tergantung pada permintaan dengan cara : cat
bakar (powder coating), atau cat oven
Sebelum dilakukan pengecatan plat baja harus dibersihkan terhadap karat sesuai
ketentuan teknik yang dipersyaratkan; warna Panel adalah Abu-abu muda.
e. Merk, jenis dan kapasitas KOMPONEN panel akan ditentukan dalam persyaratan
teknis khusus untuk proyek ini (lihat Lampiran).
f. Pemasangan panel harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Ruangan di atas dan di sekitarnya harus aman bagi panel dan operatornya,
- Sistem kabel masuk & keluar panel, harus memenuhi standard teknis kedap
terhadap air (sesuai IP), Kabel harus diklem atau diikat pada penyangga agar
beratnya kabel tidak menimpa pada ACB ataupun MCCB.
- Untuk panel yang berdiri (fresstanding), sebaiknya duduk diatas got kabel
(cable trench), atau diberi frame UNP.
- Untuk panel yang menempel tembok atau kolom, harus diberi kerangka besi
siku/kanal dan dibaut atau dyna bolt secara kokoh.
- Tanda Nomer Kabel (Cable Identification Tag)
Untuk setiap CB/switch maka didekatnya secara jelas harus dipasang
tanda/label dimana tertera arah, tujuan keluar atau masuk kabel yang
dilayani oleh CB/switch tersebut. Tanda label ini terbuat dari bahan karton
bundar diameter +/- 20 mm dengan tulisan berwarna secara rapi.

4.3 Spesifikasi Teknik Lampu (Fixtures)


1. Flourescent Lamp.
Armature
Dari bahan pelat baja ketebalan minimal 0,7 mm. Semua komponen listrik
berada di dalam (built in) lengkap dengan reflector. Seluruh rumahan harus
dilapisi cat dasar serta diberi lapisan car akhir berwarna abu-abu kecuali
bagian dalam dari reflector berwarna putih.
Pengecatan dengan cara stove enamelled (bake enamelled/cat bakar)
Armatur harus lengkap dengan rangka dudukan/gantungan
Type armature
BL 1 x 36 W Type Balk
TKI 2 x 36 W
RM 2 x 36 W
TKI 2 x 36 W ACR
75
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Down Light SL - T 18 W
Down Light SL - T 11 W
Down Light HAL 12V 50 W
Exit Lamp
Lampu/fluorescent Tube
TL standard type fluorescent lamp, untuk lampu-lampu seluruh bangunan.
Fluorescent Tube dengan type warna white atau No. 33 PHILIPS.
Ballast
Leak proof, temperature kerja rendah, noiseless, ballast dengan rumahan
dari bahan polyster. Rated voltage 220 volt rugi-rugi/losses ballast tidak lebih
besar dari 1 x 36 watt, losses max. 11 watt, 1 x 18 watt loses max. 6 watt
dan TL 1 x 10 watt loses max. 3 watt. Ballast harus dilengkapi dengan
Connection Terminal.
2. Kapasitor
Untuk semua lampu-lampu fluorescent disyaratkan bahwa power factor harus
mencapai paling kurang 0,85. Cara-cara Power Factor Improvement ataupun
dengan penggunaan kapasitor, rated voltage 220 volt. Sebagai pegangan dapat
disebutkan disini secara kasar sebagai berikut :
1 x 36 watt, kapasitor 5 mikro farad dan 1 x 18 watt, kapasitor 3,5 mikro farad,
menjadi kewajiban Kontraktor/Supplier untuk menambah kapasitas kapasitor
apabila tidak tercapai power factor sebesar 0.85.
3. Lamp Holder dan Sockets
Rating lock lamp holder type, dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan dengan
rumahan yang digunakan.
4. Type Stop Kontak & Saklar
Stop kontak inbow, satu phasa, 220 v, 50 Hz, 6 A, lengkap box dan
accessories
Saklar hotel, saklar tunggal dan ganda inbow, 16 A, lengkap box dan
accessories
Saklar grup/grid saklar inbow lengkap isian saklar tunggal, 10 A, lengkap box
dan accessories
Seluruh stop kontak dilengkapi safety plug.
5. Pendukung fixture
Semua fixture disini telah diartikan lengkap dengan penggantung/pengikat lubang lampu
pada plafond yang harus disupply oleh Kontraktor.

4.4 Instalasi Umum


1. Instalasi umum menggunakan kabel NYM, NYY, NYFGBY, NYMHY kecuali
disebutkan lain pada spesifikasi ini.
2. Semua kabel yang masuk / keluar panel mulai dari lantai sampai pada ketinggian
fixtures harus dimasukkan kedalam conduit yang sesuai.
3. Konduit/kabel harus diklem dengan rapi pada plafond setiap jarak 1 (satu) meter
kecuali disebutkan lain pada spesifikasi/gambar.
4. Setiap pipa/konduit dan jalan masuk kabel ke panel/terminal box/doos/fixture
dan lain-lain harus dilengkapi dengan pengakhiran berupa : cable gland atau

76
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

semacamnya untuk mencegah luka pada isolasi kabel sewaktu-waktu


tertarik/ditarik.
5. Ukuran terkecil kabel listrik adalah penampang tembaga 2,5 mm2.
6. Setiap pencabangan atau sambungan instalasi haruslah dipergunakan lasdop atau
cara tutup lainnya, seperti connection cap sedemikian rupa sehingga aman cara
instalasinya.
7. Untuk suatu instalasi tiga phasa maka didalam cara instalasinya warna-warna
fasa dari kabel haruslah konsisten dari awal.
8. Instalasi penerangan, stop kontak dan saklar
Didalam bangunan pada umumnya adalah general lighting berupa lampu-
lampu atau armature dipasang recessed mounted pada plafond / ceiling dan
dak beton.
Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk
(inbow) kecuali disebut lain.
Saklar/on-off pada lampu-lampu penerangan dilakukan pada tempat
tersendiri dan dipasang pada ketinggian 120 - 150 cm dan permukaan lantai,
khusus untuk daerah lembab harus dari jenis Water Dicht (WD).
Stop kontak dinding dipasang pada ketinggian 30 cm dari permukaan lantai
kecuali dinyatakan lain.
Stop kontak di ruang pasien dipasang sesuai dengan tempat tidur pasien.
Supply listrik untuk penerangan dan stop kontak dilayani secara terpisah dari
sistem daya melalui panel listrik yang segi pelayanannya terbagi dua panel.
Untuk pencabangan kabel-kabel harus menggunakan Duodoos atau Teedoos
dari bahan metal.

9. Kabel.
Kabel tegangan menengah dengan tegangan kerja 20kV, harus terdiri
dari penghantar/konduktor tembaga, pelindung penghantar, isolasi XLPE,
pelindung isolasi, pita tembaga, pita polyester dan selubung PVC, yang
memenuhi ketentuan IEC 502 dan SPLN 43 5, dan dari tipe N2XSY, buatan
Kabelindo, Supreme, Tranka atau Unitomo, dengan ukuran yang sesuai
ketentuan Gambar Kerja.
Kabel-kabel feeder untuk penanaman langsung pada 600V/1kV atau lebih
rendah, harus dari tipe NYFGbY (SNI 04-2700-1992), dengan ukuran yang
sesuai ketentuan Gambar Kerja.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, kabel daya dan penerangan
yang dipasang di dalam conduit untuk tegangan kerja 600V/1kV atau lebih
rendah, harus dari tipe NYY (SNI 04-2701-1992) atau NYM (SNI 04-2699-1992).
Kecuali ditentukan lain, standar warna kabel yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Netral : Biru
Ground : Hijau Kuning
Fasa : Merah, kuning dan Hitam,
Alat penyambung kabel/mof harus dari merek yang dikenal atau dari jenis
yang sesuai dengan tipe kabel yang akan disambung.

10. Konduit.

77
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Konduit untuk kabel-kabel yang menuju stop kontak, sklar, titik lampu dan
peralatan harus terbuat dari pipa high impact uPVC tipe high impact yang
memenuhi standar BS 6099, dengan diameter sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Kabel yang ditanam dalam tanah, dibawah atau melintang jalan dan
perkerasan harus ditempatkan dalam konduit yang terbuat dari pipa baja
lapis galvanis kelas medium standar SNI 07-0039-1987 atau pipa PVC kelas
8kg/cm2 yang memenuhi standar SNI 06-0084-1987, dengan diameter sesuai
Gambar Kerja.
Konduit fleksibel harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang memenuhi
standar BS 4607, digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja. Konduit fleksibel ini harus tahan cuaca, panas, tidak
mudah pecah, serta kedap air dan debu.
11. Rak Kabel.
Rak kabel harus terbuat dari baja lembaran berlubang lapis seng/galvanis,
dengan tipe, bentuk dan dimensi sesuai Gambar Kerja.
12. Soket dan Saklar.
Stop kontak, baik tipe tunggal maupun ganda, dengan kontak pembumian
disisi-sisinya, harus dari tipe pemasangan terbenam (lengkap dengan kotak)
dan harus memenuhi standar CEE7.
Kapasitas minimal stop kontak adalah 250V 16A, tipe tunggal dan ganda.
Stop kontak yang dipasang pada ketinggian sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja.
Saklar, baik tipe tunggal, rangkap maupun hotel, harus dari tipe pemasangan
terbenam (lengkap dengan kotak), dengan kapasitas minimal 10A dan harus
memenuhi standar BS3676.
Saklar dipasang antara 120 150 cm di atas permukaan lantai, kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Stop kontak dan tusuk kontak untuk peralatan harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan.
Kecuali ditentukan lain, semua stop kontak, sklar dan sklar grid harus
berwarna putih kecuali ditentukan lain.
13. Instalasi Dalam Bangunan.
o Pembengkokan dan pengukuran harus seragam dan simetris tanpa memipihkan
atau merusak permukaan konduit. Pembengkokan harus dibuat dengan alat
dan perlengkapan standar yang dibuat khusus untuk maksud tersebut. Jari-
jari pembengkokan konduit minimal 15 (lima belas) kali diameter konduit.
o Sistem konduit harus diadakan dan dipasang sesuai ketentuan Gambar kerja.
Sistem ini harus menghubungkan semua kotak keluaran (termasuk soket dan
saklar), kotak penghubung, perlengkapan penerangan, panel dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Konduit harus memenuhi ketentuan butir 4.3 dari Spesifikasi Teknis ini.
o Jalur konduit harus terpasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja. Konduit
harus vertikal, horisontal atau sejajar dengan garis struktur.
Semua konduit horisontal harus diarahkan ke arah konduit vertikal untuk
dihubungkan.
o Penyambungan kabel harus diusahakan se-minimal mungkin.

78
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Semua sambungan harus dibuat dengan junction box atau kotak terminal
yang disetujui.
o Hubungan kabel pada terminal busbar panel harus menggunakan sepatu kabel.

14. Sistem Pentanahan


Instalasi sistem pengetanahan dalam paket ini adalah untuk sistem
pengetanahan pengaman yang dihubungkan ke panel
Elektroda konduktor pengetanahan
Pipa galvanized diameter 1 inchi dengan copper BSC seperti tertera pada
gambar dan tahanan pengetanahan tidak boleh lebih dari 3 (tiga) ohm.
Sambungan sekrup/baut, klem
Kecuali disebutkan lain, semua sambungan harus dengan cara jepitan dengan
baut. Bahan-bahan jepitan / klem / mur-baut harus dari bahan yang
mempunyai konduktivitas arus yang baik dan telah diproses untuk tahan
korosi/oksidasi, tidak akan melar (is not lekely to stretch) setelah diberi
cast bronce, brase,plain atau melable iron.
Aturan-aturan
Bila tidak disebutkan lain pada spesifikasi teknik ini ataupun pada gambar
maka hal-hal khusus lainnya mengenai sistem dan cara pengetanahan harus
dilakukan mengikuti aturan PUIL - 2000, NEC atau NFPA.

g. Produk pabrik yang disarankan untuk digunakan


1. Kabel : SUPREME, KABELINDO, dan
Unitomo
2. Sepatu kabel, terminal, LABEL kabel : LEGRAND, 3M, AEG Plug, CABLE
GLAND dan lain-lain
3. MCCB, MCB, ELCB, Contactor : Terasaki, Schneider, Siement,
4. Box Panel, Terminal Box : Surya Mofinco Perkasa (SMP),
Vista, Delta Jaya Enginering (DJE)
5. Fixture Lampu : INDOLUX, ARTOLITE, LOMM,
6. Saklar, Stop Kontak, : GIRA, ABB, BERKER, CLIPSAL
7. Ballast, Kapasitor, Bola Lampu : PHILIPS, OSRAM, GE
8. Konduit : CLIPSAL, EGA
9. Doos, Elbow : EGA, LEGRAND
10. Klem dan lain-lain : LOKAL
11. Accessories dan lain-lain : LOKAL

79
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pasal 5 INSTALASI TELEPHONE

5.1 Lingkup Pekerjaan


Dari PABX dihubungkan ke Hibrid Key Telephone (di ruang operator).
Dari Hibrid Key Telephone ke MDF untuk kemudian dihubungkan langsung ke
Terminal Box (tiap lantai).
Kabel Telephone langsung dihubungkan ke Outlet Socket pada Terminal Box.

5.2 Terminal Box Telephone (TB)


Terminal box telepon terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimal 2 mm.
Konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan dicat finish dengan warna yang
akan ditentukan kemudian oleh Perencana Interior.
Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Perencanaan.
Terminal box telepon dipasang flush mounting pada dinding.
Terminal box telepon dilengkapi dengan pintu, kunci dan handle.
Penyambungan kabel instalasi telepon didalam terminal box dilakukan dengan
menggunakan penyambungan jenis sambungan jepit.

5.3 Instalasi kabel


Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran 3x0,6 mm2 (STEEL-K-
008 dan STEEL-K-002).
Kabel instalasi dipasang didalam sparing / conduit yang diklam pada rak kabel atau
ditanam didalam dinding.
Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat dari bahan
tembaga.
Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipa-pipa
pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara menandai dengan
cat finish berwarna hijau.
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak
kabel dan lain-lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem catu
daya listrik dan penerangan.

5.4 Outlet Telephone


Outlet telepon dipasang pada :
dinding dengan ketinggian pemasangan 30 cm dari permukaan lantai
Outlet telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data komputer.
Outlet telepon dipasang pada dinding dengan menggunakan square metal box.

80
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh
gangguan-gangguan mekanis. Sedangkan cara pemasangan disesuaikan dengan
rekomendasi dari produk yang terpilih.

5.5 Pesawat telephone


Pesawat telepon cabang berupa telepon meja dengan tipe push button dialler.
Pesawat-pesawat yang digunakan adalah :
Pesawat untuk operator
push button dialler
dilengkapi display
kelengkapan-kelengkapannya sesuai merek PABX terpilih
feature yang dimiliki sesuai dengan rekomendasi merek terpilih
dipasang di operator telepon
Pesawat telepon lainnya mengikuti ketentuan
Tipe push button dialler diletakkan di meja untuk ruangan dengan kelengkapan :
push button dialler
hand-set
display indikator pesawat pemanggil
feature yang dimiliki sesuai dengan rekomendasi merk terpilih
dipasang di meja atau sesuai gambar perencanaan
Pesawat ini mempunyai fasilitas untuk berhubungan dengan pesawat cabang
lain secara langsung, sedangkan keluar harus dengan operator (beberapa
pesawat tertentu dapat diprogram untuk berhubungan keluar)sesuai
permintaan pemberi tugas.
Merek yang dipakai : setara SIEMENS atau Panasonic atau sesuai dengan merk
PABX yang dipakai.

5.6 Kotak Distribusi utama (Main Distribution Frame MDF).


Kotak distribusi utama harus dari tipe pemasangan di luar atau dalam gedung
dengan kapasitas sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan harus memiliki
karakteristik minimal sebagai berikut :
Rumah dibuat dari reinforced polyester,
Dilengkapi dengan pintu yang dapat dilepas untuk terminasi kabel.
Dilengkapi dengan ventilasi pada bagian atas dan bawah untuk sirkulasi
udara dan mencegah kelembaban,
Kotak Terminal.
Kotak terminal dengan tipe dan kapasitas sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja,
harus memiliki karakteristik minimal sebagai berikut:
Dapat dipasang di dinding,
Mudah di pasang,
Ringan dan Kuat,
Kotak dibuat dari resin daur ulang,
Bagian metal dibuat dari bahan baja anti karat AISI 304,
Dapat dibuka sampai 90,
Tahan terhadap UV dengan proteksi indeks IP 53/54,
Dapat dikunsi,

81
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Disetujui oleh Telkom,


Konduit.
Pipa conduit untuk kabel telepon harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
Diameter pipa conduit harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja atau
disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan ditempatkan didalamnya.
Overvoltage Arresters
Kecuali ditentukan lain, overvoltage arrester untuk sistem komunikasi harus
diadakan sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

5.7. Pelaksanaan Pekerjaan


A. Umum.
1. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang dengan Kontraktor lain untuk
memastikan semua peralatan dan perlengkapannya dapat dipasang pada tempat
yang telah ditentukan.
2. Kontraktor harus segera memperbaiki setiap pekerjaan yang dinilai tidak sesuai
oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
3. Kontraktor secara teratur harus membuang kotoran dan bahan tak terpakai agar
dapat bekerja dengan aman.
4. Kontraktor harus menyediakan semua alat kerja, peralatan pemasangan, peralatan
pengujian dan melaksanakan pengujian serta mencatatnya.

B. Pemasangan
1. Unit kotak distribusi utam a(MDF) unit dipasang pada ruang panel listrik arus lemah
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2. Setiap kotak terminal harus memiliki cadangan sekurang-kurangnya 20%.
3. Kabel yang akan ditanam di dalam bagian bangunan (di lantai atau di dinding)
harus ditempatkan di dalam konduit jenis High Impact.
4. Untuk ruangan tanpa langit-langit, kabel harus ditempatkan di dalam konduit atau
rak kabel dan diklem ke beton pelat pada setiap jarak 100cm.
5. Seluruh kabel harus diberi tanda dengan tanda kabel.
6. Soket telepon dan data harus ditempatkan pada lokasi yang ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk dari Pengawas Lapangan.
7. Kabel dengan 5 (lima) warna yang berbeda (misalnya kuning/putih, putih/hitam,
putih/hijau, putih/merah, putih/biru) harus digunakan untuk kode warna
pekerjaan marshalling.
8. UTP Category 5 harus digunakan dan dipasang pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam gambar Kerja, dengan tetap memperhatikan batasan jarak yang
diisyaratkan. Total panjang satu segmen dibatasi sampai 90 meter.
9. Kontraktor harus menyiapkan diagram pemasangan kotak terminal.
10. Semua kabel komunikasi harus ditempatkan di dalam konduit jenis high impact.
11. Tinggi maksimal pemasangan kotak terminal sambung 160 cm dan tinggi minimal
40 cm.

Pasal 6 INSTALASI TATA SUARA


6.1. Lingkup Pekerjaan
Sistem tata suara Public Address System yaitu untuk tata suara publik, area sistem
tata suara ini terdiri dari :
82
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Sentral tata suara Public Address System


Pekerjaan ini meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
mixer pre amplifier
power amplifier
radio tuner
cassete deck recorder
compressor/limiter
blower
perforated panel & blank panel
rak sentral tata suara
alat-alat bantu dan alat-alat penunjang lainnya.

Mikrofon yang dipergunakan untuk paging harus dilengkapi dengan Built-in Chine
dan harus sesuai dengan merk TOA atau Phillips setara.
Mixing Pre - Amplifier harus sesuai merk TOA atau Phillips setara dengan modul-
modul
Power Amplifier harus sesuai atau setara dengan kapasitas 240 watt, merk TOA
atau Phillips .
Horn Speaker harus memiliki kapasitas 15 watt seperti merk TOA atau Phillips yang
setara.
Instalasi
Yang termasuk ke dalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan terminal box tata
suara, wiring tata suara lengkap dengan konduitnya, attenuator serta kelengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan kerja sistem tata suara.

Ceiling speaker
Yang termasuk ke dalam pekerjaan ini meliputi speaker lengkap dengan
matching transformer grille dan kelengkapan-kelengkapan lainnya sesuai
merek terpilih.
Merek yang dipakai : National, TOA, Philips.
Kontraktor/sub berkewajiban memberikan pelatihan/training kepada pihak
owner mengenai sistem operasional dan maintenance dari alat yang dipasang.

6.2. Tujuan Penggunaan


Sistem Tata Suara Public Addres System
Sistem tata suara ini digunakan untuk semua area yaitu :
Back Ground Music
Paging and Messaging
Emergency Call
Pemasangan sistem tata suara untuk area ini diatur sedemikian rupa, sehingga
mempunyai urutan prioritas seperti tersebut di bawah ini :
Paging and Messaging
Emergency Call
Back Ground Music
Sistem tata suara disusun didalam rak yang ditempatkan di ruang kontrol lantai
basement.

83
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Dalam kondisi biasa, sistem tata suara digunakan sebagai back ground musik yang
dilayani dari ruang kontrol.
Tidak semuanya speaker digunakan untuk sarana penunjang ketiga tujuan seperti
tersebut diatas. Ada speaker hanya untuk tujuan back ground musik dan ada
speaker untuk tujuan ketiga-tiganya.
Untuk ruang-ruang yang dilengkapi dengan speaker untuk tujuan emergency call,
disetiap ruangan disediakan minimal sebuah pengatur tingkat kuat suara
(attentuator untuk melayani semua speaker yang terpasang didalam ruangan
tersebut).
Pengatur tingkat kuat suara ini juga dapat menghidup-matikan speaker di
ruangan tersebut.
Pengaturan tingkat kuat suara dilakukan secara bertingkat dengan menggunakan
variable resistance device.

6.3. Kemampuan Operasi


a. Public Address System
Pemasangan/pengaturan sistem tata suara public address system sedemikian rupa
sehingga mampu dioperasikan sebagai berikut :
Untuk keperluan paging dan messaging dan untuk keperluan tertentu lainnya
harus dapat dilakukan secara remote dari bagian penerangan/information,
yaitu :
menghidupkan sistem tata suara jika saat itu sedang dimati-kan
menghentikan back ground music yang sedang berlangsung
menghidup-kan speaker yang dimati-kan dari pengatur tingkat kuat
suara di setiap ruangan yang dilengkapi dengan sistem tata suara
mengambil alih fungsi seluruh speaker yang terpasang di dalam bangunan
untuk keperluan paging dan messaging difungsikan sebagai sarana back
ground music
mengembalikan fungsi sistem tata suara ke keadaan semula, yaitu sebelum
dioperasikan untuk paging dan messaging atau emergency call.
Untuk paging dan messaging tingkat kuat suara disetiap speaker sama dan
tidak dipengaruhi oleh posisi pengatur tingkat kuat suara yang dipasang
disetiap ruangan. Tingkat kuat suara untuk paging dan messaging dapat diset
secara terpusat dari sentral sistem tata suara.
Hal-hal tersebut diatas berlaku pula untuk keperluan emergency call yang
dilakukan dari Sentral Sistem Pengindera Kebakaran.
Nada-nada yang mengawali paging dan messaging serta emergency call harus
mempunyai nada-nada yang cukup spesifik (berbeda dengan sumber audio
lainnya).
Back ground music dapat diprogram untuk cassete deck, compact disc atau
radio tuner.

6.4. Persyaratan Teknik Sentral Sistem Tata


Suara
a. Power Amplifier
Power amplifier yang digunakan mempunyai output daya (rms) seperti yang
ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan.

84
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Power amplifier dilengkapi relay switching untuk menghidupkan speaker


(jika dimatikan dari attentuator) dan dapat pula dikontrol secara remote dari
sentral sistem pengindera kebakaran untuk keperluan Emergency Call.
Fully Transistorized Power Amplifier mempunyai pengatur tingkat kuat suara
(volume control), indicator lamp, over load dan short circuit protection, baik
pada input power supply maupun beban.

b. Mixer Pre Amplifier


Mixer pre amplifier ini dilengkapi dengan filter dan switching unit.
Switching unit untuk switching urutan prioritas secara remote switching unit
tidak boleh menimbulkan noise untuk sistem tata suara.
Filter ini digunakan untuk frekuensi orang berbicara dan musik
Impedansi sensitivitas sesuai dengan setiap input sumber audio yang
digunakan, sehingga dapat bekerja dengan match.
Input disesuaikan dengan kebutuhan dan dilengkapi dengan spare input
sebanyak 1 atau lebih untuk masing-masing jenis module input.

c. Cassette Deck Recorder / Compact Disc


Fully transistorized cassette deck recorder dilengkapi dengan play button,
push button, rewind button, forward button, lampu indikator, head phones
jack dan lain-lain.
Untuk cassete deck recorder dapat digunakan dari merk yang berbeda dengan
peralatan sistem tata suara lainnya.
Kabel penghubung dari cassete deck recorder ke mixer pre amplifier
menggunakan stereo to mono conversion cable device.
Cassete deck recorder ditempatkan diatas meja operator (termasuk lingkup
pekerjaan). Meja built-in buatan pabrik.

d. Chime Generator
Chime generator ini dapat diaktifkan secara remote dari Emergency
Microphone.
Mempunyai nada-nada yang dapat diprogram untuk keperluan diatas.
Power supply 220 V AC, 50 Hz dan 24 V DC.
Proramming function/muting :
when priority function of a module located at theright hand sideis activated,
output level of these modules decreaseautomatically by 60 dB. The muting
level is adjustable with the slide switch and the semi-fixed volume on the
printed circuit board. Complete with AM antenna.
e. Graphic Equalizer
f. Dynamic Microphone
g. Radio tuner
h. Remote Microphone
Dengan data-data teknis sebagai berikut :
Control : 18 channel
Output : 0 dB, 600 ohms balanced
Power source : 24 V DC
Distortion : less than 1 %

85
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Programming function : 1 st - in - 1st served priority, cascade


priority
Indicator Busy : red LED
Speech : green LED
Chime : red LED
Switches : Talk switch non lock type
Individual lock type
i. Rack system tata suara
Data-data teknis adalah sebagai berikut :
Dimension : disesuaikan dengan merk sound system yang terpilih
Bahan terbuat dari plat baja dengan ketebalan 1,6 mm, dicat tahan karat dan
off-white finish atau rack yang dikeluarkan oleh merk yang terpilih, bukan
buatan sendiri/hand made.
Dilengkapi dengan :
Blower : AC mains 50 Hz, manual/off/auto switch control, 1500 ml/mon
ventilation, use for air in and out system
Main power switch control : 220 V, 50 Hz, 1 - phasa
Main junction panel for AC mains 50 Hz
8 x 2 - switched outlet 2 x 5.2.4 kVA
5 x 2 - unswitched outlet 2 x kVA
Blank and perforated dengan dimensi sesuai merek terpilih
Monitor panel.

j. Compressor Amplifier/Limiter
Compression ratio :
Treshold level : - 20 dBs s/d 20 dBs.
Input : 2 channel.
Output : 2 channel.
Frequency response : 20 s/d 20.000 Hz
Sumber daya : 220 volt AC, 50 Hz, 1 phasa.

k. Speaker selector
Switch : 10 zone selector speaker
1 al zone lengkap dengan remote control
facility
Jumlah : Sesuai kebutuhan
6.5. Persyaratan teknik Speaker
a. Ceiling Speaker
Ceilling speaker dan matching transformer ditempatkan didalam suatu box
speaker dipasang recessed ceilling pada plafond dan difinish dengan speaker
grille. Bentuk dan warna ditentukan kemudian oleh Perencana interior.
Data Teknis
Rated power : 3/6 watt dan 90 watt
Impedansi input : 3,3 k ohm
Frequency response : 100 - 16.000 Hz
SPL minimum (1m,1W) : 90 dB

86
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Sisi primer matching transformer mempunyai 3 (tiga) buah tap untuk 100, 70
dan 50 volt.

6.6. Persyaratan teknik Attenuatir (Pengatur


Penguat Suara)
a. Attentuator dengan transformer, flush mounting mempunyai On-Off plate
berbentuk segi empat yang warnanya ditentukan kemudian oleh Perencana
Interior.
b. Data Teknis
Rated Voltage : 100 volt (minimum)
Rated power : 1,6 beban speaker dilayani (minimum)
Ketinggian pemasangan 1,25 m dari lantai, tetapi jika pada ketinggian
tersebut ada jendela, maka ketinggian 0,70 m dari lantai disesuaikan dengan
keadaan dimana attentuator tersebut akan ditempatkan.

6.7. Instalasi
Spesifikasi seluruh instalasi sistem tata suara untuk bangunan ini menggunakan
kabel yang mempunyai tegangan kerja 500 volt.
Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis PVC insulated dengan
jumlah inti dan luas penampang kabel seperti tercantum dalam Gambar
Perencanaan.
Kabel yang digunakan untuk attentuator dimasukkan dalam conduit atau sparing
dan setiap pipa hanya boleh diisi dengan satu pasang kabel.
Jika pemasangan kabel ini pararel dengan kabel daya listrik, maka harus
mempunyai jarak minimum 30 cm.
Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang pada rak kabel atau
ditanam di dalam dinding.
Sistem tata suara di dalam Gambar Perencanaan tidak mengikat dan penambahan
alat diperbolehkan.
Penambahan alat harus disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang ada pada
setiap produk yang dipilih, sehingga pengoperasian dari sistem tata suara tersebut
tetap berada pada kemampuan puncak.
Kontraktor tata suara berkewajiban mencek dan menyesuaikan kabel instalasi agar
berfungsi dan bekerja dengan baik dan sesuai dengan persyaratan teknis dan
rekomendasi dari produk sistem tata suara yang terpilih.
Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa untuk keperluan utilitas
lainnya.
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak
kabel dan lain-lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem daya
listrik dan penerangan.
Terminal box sistem tata suara :
Terminal box terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 2 mm.
Konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna
yang akan ditentukan oleh Perencana Interior.
Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Perencanaan.
Terminal box dipasang flush mounting pada dinding
Terminal box dilengkapi dengan pintu, kunci dan handle
87
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Penyambungan kabel instalasi sistem tata suara didalam terminal box


dilakukan dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis screw
type.
6.8. Instalasi kabel
Kabel yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan SPLN atau standard-
standard lain yang dilakukan di negara RI serta mendapat rekomendasi dari
konsultan pengawas.
Kabel harus dipasang dalam konduit atau rak kabel sesuai ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis.
Pengkabelan untuk mikrofon, pembumian, pengeras suara dan kabel daya harus
dipisahkan satu sama lain dengan isolasi dan pelindung metal.
Pelindung harus diterminasi hanya pada salah satu ujungnya.
Ukuran luas penampang dan jumlah inti kabel yang digunakan minimal harus sesuai
dengan Gambar Perencanaan.
Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merek, jenis, ukuran luas
penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.
Kabel instalasi sistem tata suara menggunakan kabel PVC jenis NYMHY (500 volt).
Kabel instalasi sistem tata suara dipasang didalam pipa sparing/conduit yang
diklem pada rak kabel atau ditanam didalam dinding.
Pipa-pipa pelindung kabel instalasi sistem tata suara harus dibedakan dari pipa-
pipa pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara menandai
dengan cat finish berwarna abu-abu.
Pada ujung setiap kabel harus diberi kabel/sling-plate yang terbuat dari plat
aluminium mengenai nama kelompok speaker yang dilayaninya.
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak
kabel dan lain-lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem
distribusi listrik dan penerangan.

6.9. Pengujian dan Uji Penampilan


Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu
oleh Konsultan MK untuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan memenuhi semua persyaratan dan seluruh peralatan harus lulus
uji fungsional.
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran,
pengujian dan uji penampilan.
Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas.
Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus lulus uji
kesinambungan.
Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas
Lapangan, buku asli pengoperasian / pemeliharaan peralatan berikut salinannya
dalam jumlah tertentu, sesuai persyaratan kontrak.
Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas
Lapangan, Surat Jaminan (Warranty) atas produk sistem tata suara, dengan jangka
waktu masa garansi sesuai standar dari pabrik pembuat.

88
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

6.10. Uji Penerimaan


Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan uji penerimaan /
acceptance test, dengan prosedur pengujian yang disetujui, untuk menunjukkan
bahwa semua perangkat bekerja dan beroperasi dengan baik sesuai ketentuan.
Uji penerimaan akan meliputi memperoleh dan menerima berita pada stasiun
tertentu, pada tingkat volume yang baik, tanpa campuran suara dari sumber lain atau
unit lain.

6.11. Training (Pelatihan)


Kontraktor diwajibkan mengadakan Training atau Pelatihan kepada bagian operasional
Gedung atau yang ditunjuk Pemilik sampai mampu mengoperasikan peralatan Tata
Suara.

6.12. Pengoperasin dan Pemeliharaan Peralatan


Masa pemeliharaan pekerjaan sistem tata suara sesuai persyaratan dalam kontrak
diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan serta kekurangan-kekurangan.

89
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pasal 7 INSTALASI PENGINDERAAN KEBAKARAN (FIRE PROTECTION)


7.1. Lingkup pekerjaan
a.Pengadaan dan pemasangan Instalasi Kabel, Konduit dan Tray dari Detector ke TB,
dari TB ke MDF dan dari MDF ke MDF lama sampai ke MCFA
b.Pengadaan dan pemasangan Fire Detrktor (Heat, Smoke Detektor) untuk tiap-tiap
ruangan grdung baru.
c.Pengadaan dan pemasangan Terminal Box (TB) pada setiap lantai dan Main
Distribution Frame (MDF) 1 (satu) unit untuk pengumpul kabel termination ke
master control Fire Alarm (MCFA) baru untuk gedung ini.
d.Pemeriksaan, Testing dan Commissioning Fire Alarm System

7.2. Pemasangan Kabel dan Terminal Block


a. TB harus terbuat dari bahan besi plat dengan tebal minimum 1,5 mm yang
dilengkapi dengan pintu dan kunci.
b. Semua hubungan dibuat dengan sistem screw terminal connection.
c. Kabel dari TB ke sirkuit detektor menggunakan kabel PVC dengan inti penampang
tembaga 1,5 mm2.
d. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel kalau tidak dilakukan pada terminal
box atau panel.
e. Dimana diperlukan pemasangan flexible conduit, maka haruslah dipasang
sekalipun tidak disebutkan dalam gambar.
f. Panel.
Panel harus memiliki kapasitas untuk mengakomodasikan modul panel kontrol,
modul masukan dan keluaran, modul sumber daya dan peralatan penting lainnya
untuk melengkapi sistem tanda kebakaran dengan jumlah zona sesuai ketentuan
Gambar Kerja.
g. Panel Kontrol
Panel kontrol pusat harus terdiri dari modul modul komponen sepraktis
mungkin.
Modul panel harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
2 (dua) buah kawat rangkaian penggerak sinyal
Panel pengamat / annunciator panel, lampu sinyal dan bel peringatan.
Sebagai pemberitahuan, bila lampu sinyal tidak berkedip, bel peringatan akan
berhenti.

7.3. Persyaratan Teknik


a. Alat Pendeteksi.
Umum.
Alat pendeteksi harus dari tipe dua ruangan yang dapat beradaptasi
pada berbagai temperatur, kelembaban dan faktor lainnya. Kepekaan alat
pendeteksi harus dapat diatur.
Setiap alat pendeteksi harus berisi indikator visual integral yang
menunjukkan kondisi siap siaga.
Alat atau peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian, penyetelan dan
kalibrasi harus disediakan oleh Kontraktor.

90
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Alat Pendeteksi Panas.


Alat pendeteksi panas harus terdiri dari tipe tipe tersebut :
Tipe rate of rise. Alat ini didesain untuk mendeteksi kenaikan
temperatur yang cepat atau tidak normal.
Tipe fixed temperature
Alat ini akan bekerja bila temperatur udara dalam ruang mencapai
angka tertinggi yang telah ditentukan.

Alat Pendeteksi Asap.


Alat pendeteksi asap harus terdiri dari tipe photoelectric yang dapat bekerja
sesuai standar yang telah ditentukan, dilengkapi lampu indikator yang akan
menyala berkedip pada saat normal dan menyala terus pada saat kondisi
peringatan.

b. Manual Alarm Station.


Manual alarm station harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Manual alarm station harus memiliki 2 (dua) jenis pengoperasian yang
terdiri dari tombol tekan dan tangkai penarik.
Tombol tekan akan dioperasikan lebih dahulu untuk dapat menuju tangkai
penarik yang dikunci pada posisinya ketika saklar dibebaskan, untuk
mengaktifkan arus tanda bahaya.
Pengujian perlengkapan harus termasuk pengujian arus tiap zona.

c. Bel Peringatan Alarm Bell.


Bel peringatan harus diadakan untuk menghasilkan tanda bahaya yang
dapat didengar. Bel harus dari baja berkualitas dan dengan lapisan cat warna
merah.

7.4. Pemasangan
a. Sistem tanda kebakaran harus memberikan pendeteksian api secara otomatis pada
setiap bagian bangunan. Rangkaian penggerak sinyal terdiri dari 2 (dua) buah
kawat yang dihubungkan dengan akhir jalur resistor.
b. Alat pendeteksi panas pada umumnya harus dari jenis pemasangan di langit
langit dengan sinyal berkedip yang dihubungkan ke panel kontrol yang
ditempatkan pada tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja.
c. Panel kontrol harus dapat diperluas / ditambah sehingga mampu menampung
perlengkapan sinyal pendeteksi api pada tempat tempat yang ditentukan.
Persyaratan ini harus dikoordinasikan dengan Konsultan MK sebelum pengadaan
peralatan. Sumber daya dan / atau tegangan kerja ke panel kontrol adalah
220V/50Hz/1 fase.
d. Tanda peringatan untuk mengosongkan ruangan / bangunan harus tanda
peringatan yang dapat didengar yang disetujui Konsultan MK dan dipasang pada
tempat tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja.

91
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pasal 8 INSTALASI PENANGKAL PETIR


8.1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengurusan Perizinan/Pengesahan dari Badan yang
berwenang, pengadaan bahan, peralatan dan tenaga Pekerja, pemasangan,
pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan untuk suatu sistem
penangkal petir yang lengkap.
Pekerjaan tersebut terdiri dari :
1. Terminal Udara Non Radio Aktif R100 mtr
2. Obstruction lamp 5W dan instalasi (lampu penanda ketinggian)
3. Penghantar Pentanahan (Down Conductor)
4. Terminal dan Elektroda Pentanahan
5. Izin Instalasi dari yang berwenang
6. Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas.

b. Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan
instalasinnya. Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.

c. Gambar-gambar Kerja (Shop Drawings). (lihat gambar)


d. Gambar-gambar Sesuai Pelaksanaan (As Build Drawings).
Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian-penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan
dalam satu set gambar lengkap sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (As
build Drawings).
As Build Drawings harus diserahkan kepada Pengawas segera setelah pekerjaan
ini selesai dalam rangkap 3 (tiga).

e. Standard dan Perawatan


Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standar dan peraturan
yang berlaku (Departemen Tenaga Kerja) atau standard-standard Internasional
yang tidak bertentangan dengan PUIL, Depnaker atau Badan lainnya (mi salnya
: British Standard atau Australian Standard for Lighting Protection System).
Disamping itu harus ditaati pula peraturan dan hukum setempat yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini.

f. Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana


Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan baru,
sesuai dengan yang dimaksud. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop
drawing) harus diserahkan kepada Pengawas 30 (tiga puluh) hari sebelum
pemasangan. Tenaga-tenaga pelaksana harus dipilih yang sudah
berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan instalasi ini secara aman,
kuat dan rapi.
1. Terminal Udara.
92
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Air Termination meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :


1.1. Lighting Control Terminal :
1.1.1 Kepala Penangkal Petir tersebut harus dari type non radio
aktif dan pernyataan tersebut harus dibuktikan oleh syarat
garansi dari pabrik yang menyatakan bahwa produk yang
terpasang benar-benar type non radio aktif.
1.1.2 Kepala penangkal petir harus bekerja berdasarkan kenaikan photo
ionisasi yang diakibatkan oleh kenaikan kelembaban udara dan
kenaikan kegiatan medan magnit disekitar area penangkal
petir tersebut terpasang akibat dari cuaca mendung/akan turun
hujan.
1.1.3 Kepala penangkal petir harus terionisasi terhadap kunstruksi
peninggi batang penangkat petir tersebut.

1.2. Batang Peninggi :


Batang peninggi harus terbuat dari bahan isolator yang
menghubungkan kepala penangkal petir dengan batang peninggi yang
terbuat dari metal. Konstruksi batang peninggi tersebut harus kuat dan
diperhitungkan terhadap hembusan angin yang kuat.

1.3. Perghantar Pentanahan (down conductor).


Terdiri dari NYY diameter 70 mm menghubungkan secara listrik dengan
sempurna antara air terminal tersebut diatas dengan sistem
pentanahan.

1.4. Sistem Pentanahan.


Sistem Pentanahan terdiri dari :
a. Terminal pentanahan
b. Elektroda pentanahan, terbuat dari batang Tembaga (bukan
sepuhan) 1 panjang min 6 meter .
c. Tahanan/hambatan/resistansi tanah tidak boleh lebih dari 2 Ohm.
d. Ground wire NYY 1x70 mm untuk equitlotensial
Bila tahanan tersebut tidak dapat dicapai dengan satu elektroda maka
harus dibuatkan beberapa batang pentanahan yang dipasang secara
paralel sampai tahanan tanah yang dipersyaratkan terpenuhi.

8.2. Pemasangan
1. Cara-cara pemasangan Sistem penangkal petir ini harus sesuai dengan gambar dan
harus mengikuti petunjuk Direksi.
2. Down Conductor disepanjang konstruksi penyanggah harus dipasang memakai
klem dengan jarak setiap 75 cm .
3. Down Conductor pada ketinggian 2,00 dari muka tanah harus dipasang
didalam pipa PVC kelas AW.
4. Pada elektroda pentanahan harus dibuat terminal pentanahan dengan baut
dan ring. Sambungan pada elektroda pentanahan harus memakai junction box.

5. Elektroda pentanahan dari batang tembaga grounding rood 1 panjang min 6


meter harus dimasukkan ke tanah secara vertikal. batang tembaga grounding

93
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

rood harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar batang
tembaga.
8.3. Pengerjaan
Ditentukan titik lokasi sesuai dengan dirunjukkan pada gambar. Tanam secara
vertikal pipa baja diameter 5" sampai sedalam 6 meter, Kemudian pipa
dicabut kembali sehingga akan meninggalkan lubang dengan diameter kurang
lebih 5" sedalam 6 meter. Isi lubang tersebut dengan serbuk arang padat.
Terakhir tanah elektroda pentanahan ditengah-tengah bumbung acang tersebut.
Terminal pentanahan harus terletak dalam bak kontrol khusus untuk keperluan
tersebut dan untuk pengecekan tahanan tanah secara berkala, tahanan pentanahan
maksimum 2 Ohm.

8.4. Pengujian dan Pemeriksaan


Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Direksi untuk memastikan dipenuhinya
persyaratan ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Direksi terlebih
dahulu sebelum tertutup akan atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai
dengan persyaratan dan gambar harus segera diganti, tanpa membebankan biaya
tambahan pada Pemberi Tugas. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem
penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan pengetesan terhadap
instalasinya maupun terhadap Sistem pentanahannya, agar diperoleh suatu
jaminan.
Pengetesan yang harus dilakukan adalah ukur tahanan tanah dengan
mempergunakan metode standar dengan memakai alat khusus untuk itu.

94
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pasal 9 INSTALASI CCTV


9.1. Uraian Persyaratan Dan Peraturan Umum
1. Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi CCTV, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna,
mulai dari penyediaan bahan sampai site, upah pemasangan, penyimpanan,
transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.

2. Dalam melaksanakan instalasi ini Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan


yang ada seperti :
a. Peraturan dan Standar.
Perencanaan instalasi CCTV sistem didasarkan pada :
KEPMENEG PU No. 10/KPTS/2000 dan KEPMENEG PU No.11/KPTS/2000.
SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000.
Data teknis dan product di bidang peralatan CCTV sistem yang dibuat oleh
pabrik-pabrik dari berbagai negara dan memiliki ISO-9001.
Peraturan Pemda setempat
Accor Technical Performance Recruirements.

3. Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum di
dalam :
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Berita Acara Aanwijzing.

4. Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara, Diesel
Generator Set dan Battery bila mana daya dari PLN dan Genset mengalami
gangguan.
5. Semua panel CCTV harus diberi pentanahan dengan kawat NYA 6mm dan MDF
dengan kawat NYA 25 mm.

9.2. Lingkup Pekerjaan CCTV


Secara garis besar lingkup pekejaan CCTV adalah seperti yang tertera di spesifikasi ini.
Namun kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan, sesuai yang
tertera di dalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang
tertera didalam Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang (Aanwijzing).
1. Melaksanakan
a. Seluruh Instalasi CCTV dalam Bangunan.
b. Seluruh Instalasi Sistem CCTV.
c. Seluruh Instalasi Pentanahan.
d. Seluruh Instalasi :
- Indoor Fixed Dome Colour Camera
- Camera Colour Pantilt, Zoom, Chasing, Heater & Blower
- Colour TV Monitor.
- Video Manager.
- Digital Multiplexer Recorder (Divar).
95
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

- Digital Keyboard Controller.


- Interface dengan sistem terkait.
e. Testing, commissioning dan training serta menyerahkan buku Technical
Manual.

2. Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :


a. Dari sisi Rack Kabel dan Hanger untuk Feeder dan Instalasi.
b. Dari sisi Camera ke Divar.
c. Dari sisi Digital Multiflexer, Recorder dan Video Manager.

3. Menyerahkan 3 (tiga) set gambar kerja (shop drawing) Instalasi CCTV untuk
diberikan kepada :

a. Pihak pemilik gedung (owner) sebanyak 1 (satu) set.


b. Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set.
c. Distribusikan ke kontraktor yng terkait sebanyak 1 (satu) set.
d. 2 (dua) set gambar as built dan 1 (satu) set gambar as built (berbentuk CD
dan kalkir)

4. Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :


a. Sistem description dan Prinsip operasi sistem CCTV.
b. Instalasi dan instruction CCTV.
c. Connection diagram CCTV.
d. Seaving dokumen untuk peralatan CCTV pada proyek yang di
kerjakan.
e. Surat dukungan dari principal yang pemegang merk.

5. Melaksanakan pemeliharaan selama 6 (enam) bulan dan memberikan jaminan


peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam
bangunan berfungsi dengan baik.

9.3. Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan


1. Syarat-syarat Dasar
a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai spesifikasi yang jelas dan kapasitas
yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantumdalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan
syarat :
* Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
* Tidak menyebabkan pertambahan panel maupun bahan.
* Tidak meminta pertambahan ruang.
* Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
* Tidak menurunkan mutu.
* Tidak boleh merubah sistem yang sudah baku (reEnginering)

96
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

9.4. Persyaratan Teknis


1. Unit camera ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan maintenance (lihat
gambar).
2. Camera ditempatkan sesuai gambar rencana konsultan.
3. Penempatan sentral monitor CCTV harus ditempatkan diruang security yang dijaga
24 jam.
4. Sentral peralatan CCTV ditempatkan dalam rak diruang security yang dilengkapi
dengan meja operator untuk meletakkan monitor.
5. Kabel dan Conduit.
o Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel di dalam
PVC conduit 20 mm.
o Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus di pasang di tangga
kabel di dalam PVC conduit 20 mm.
o Conduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
o Semua kabel kontrol dan coaxial yang terpasang tidak boleh ada sambungan.
o Semua kabel yang masuk & keluar dari trunking kabel harus menggunakan
flexible conduit.

9.5. Pengujian
Semua peralatan dalam sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan perusahaan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya sistem tersebut setelah ternyata hasil pengujiannya adalah
baik. Semua peralatan yang terpasang dalam sistem CCTV ini, baik peralatan utama
maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari pemegang keagenan
peralatan tersebut.

97
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Pasal 10 SISTEM PENGANGKUTAN DALAM GEDUNG (LIFT)


10.1. Penjelasan Umum
a. Umum
Meliputi pengadaan, pemasangan dan pengujian unit elevator (lift) lengkap
dengan panel listrik kontrol, motor-motor listrik, alat-alat tambahan dan alat-
alat pengaman yang diperlukan sehingga sistem dapat berfungsi secara wajar
dan normal.
Dimensi (ukuran-ukuran) yang berkaitan dengan struktur seperti yang tertera
pada gambar dapat disesuaikan pada merk/ produk yang dipilih, disetujui
pemilik/ Pengawas.

b. Perencanaan
Pengaman harus terbuat dari guide clamp yang , flexible dengan type yang
tidak memerlukan tungkai (lever), kunci, atau alat-alat khusus untuk
melepaskannya. Pengaman harus dipasang pada dasar rangka bagian bawah
dan digerakkan dengan "centrifugal speed governor" yang ditempatkan diruang
mesin dan diatur untuk menghentikan kereta kalau kecepatan turun melampaui
batas tertentu dengan cara menghentikan aliran daya dari motor dan
menggerakkan rem.

Beban imbangan (counterweight) dari besi tuang harus ditempatkan dalam rangka
baja strukturil, dengan memakai "guide shoes" sebagai pengarah dan
rnempunyai berat, seberat "berat asal" ditambah 50 % beban yang disyaratkan.

Untuk menghentikan kereta pada lantai-lantai pemberhentian harus dipakai alat


penghenti automatis yang bebas dan alat penghenti reguler.

Mesin elevator harus dari kelas A mempunyai kecepatan variabel, dengan


motor, rem, drive shaft yang terpasang pada satu sumbu. Seluruh mesin
terpasang pada landasan dari besi tuang atau baja strukturil. Harus ada
bantalan karet atau alat peredam lainnya untuk mencegah perambatan getaran
dari mesin ke struktur bangunan.

Motor harus dari jenis yang reversible dengan high starting torque dan low
starting current dan harus direncanakan untuk pemakaian elevator.

Harus disediakan set motor generator yang kompak dengan bearing, sehingga
getaran menjadi minimal.
Generator harus memenuhi persyaratan untuk berjalan terus rnenerus dengan
beban penuh dan dengan batas temperatur maksimum 50C
Harus ada tombol-tombol dan alat-alat pelindung yang perlu termasuk
overloaded switch dari generator.
Alat leveling bolak balik otomatis harus disediakan untuk mengurangi
kecepatan waktu mendekati lantai penghentian dan dengan otomatis mengatur
kerataan landing dengan ketepatan lebih kurang 3 mm tanpa tergantung dari
alat operasi, regangan travel, over travel dan under level.

Kawat-kawat harus mempunyai instalasi tahan api dengan lapisan luar yang

98
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

tahan lembab dan berada dalam konduit logam, tubing logam atau saluran
kawat (wire duct) sesuai keperluan penyambungan. Traveling cable harus
mempunyai lapisan luar yang tahan api, dan tahan lembab.

Harus disediakan fixture yang dipasang diantara crosshead dan pintu hoistway
dan didalamnya ada tombol penghenti darurat, harus disediakan continous
pressure button untuk menggerakkan kereta dan tombol untuk menjalankan
tombol-tombol diatas kereta. Operasi dari alas kereta harus dengan tekanan
menerus (cantinous pressure) pada tombol pengarah dan sekaligus safety
operating button. Tidak boleh ada operasi dan alas kereta kecuali kalau semua
kontak dari pintu listrik tertutup.

Pintu masuk hoistway harus horizontal (membuka kesamping), lengkap dengan


closer yang dipasang pada tiap panil pintu.
Rangka harus dibuat dari baja perabot (furniture steel) setebal 1,6 mm dengan
integral square trim dilas tiga sudut, dipasang ambang , bawah dan angker pada
kusen tepi.
Daun pintu harus setebal 32 mm, diperkuat dengan rangka baja vertikal lengkap
terisi dengan bahan peredam suara yang tahan api. Untuk lebar kusen
kereta minimal 30 mm.

Pintu harus disediakan untuk menerima semua mekanisme operasi hardware dan
dilengkapi dengan "non metallic guides" . Ambang bawah terbuat dari
alluminium, didukung pada angker baja, yang dipasang kelantai dan
mempunyai lekuk (buatan mesin) untuk pengarah pintu. Untuk mendukung
penggantung dipakai baja 2,3 mm sepanjang jalan pintu dan diangker kuat-kuat
pada rangka.
Semua pintu digerakkan oleh daya dengan alat-alat elektrik motor arus searah
yang dipasang pada kereta dengan manchine movement atau dicheck pada kedua
ujung jalan.
Mekanisme operasi harus diatur untuk operasi tenaga manusia jika daya
terputus. Loading edge harus dipasangkan pada pintu-pintu untuk segera
mengembalikan kereta dan pada pintu "hoishway" untuk membuka posisi posisi
apabila terhalang dan langsung menutup kembali bila halangan disingkirkan.
Pintu harus secara otomatis membuka bila kereta tiba pada ketinggian landing
dan menutup secara otomatis dan menutup secara otomatis setelah suatu waktu
tertentu atau bila kerena dikirim ke ketinggian lain.
Pintu harus membuka dengan kecepatan kira-kira 45 cm per detik, dan menutup
dengan kecepatan kira-kira 30 cm per detik dan akan tertutup kalau
kereta di rem.

Fascia elevator penumpang terbuat dari baja setebal 1,6 mm membujur


selebar pembukaan, dan dipasang pada ambang bawah dari pintu. Bagian atas
rangka "Toeguard" terbuat dari baja setebal 1,6 mm dan harus dipasang pada
bagian terbawah ambang bawah dan melandai kearah dinding di bawah.
Penutup debu terbuat dari baja 1,6 mm dipasang pada rangka pintu lantai
teratas dan melandai ke arah dinding tersebut diatas. .
Pada setiap pit elevator harus disediakan satu buah stop kontak dan satu

99
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

buah tangga besi yang terbuat dari pipa galvanis dengan diameter 1" yang dicat
agar tahan terhadap korosi. Dimana penggunaan alat tersebut untuk
maintenance.

Ventilasi untuk kereta penumpang adalah blower berkecepatan tunggal dengan


saluran plenum.

Elevator harus mempunyai "selective coloctive automatic operation". Kereta


yang berhenti pada landing harus menyalakan lampu tanda-tanda dalam
ruangan yang menunjukkan ke arah mana kereta akan bergerak. Harus diadakan
circuit untuk memungkinkan kereta kembali ke stasiun parkir (lantai terbawah).
Pada sirkuit kontrol harus termasuk "time delay non interference" untuk memungkinkan
waktu buka kereta dan pintu hoistway sebelum kereta dikirim ke landing yang
lain.

Penghentian yang tercatat oleh tekanan sewaktu-waktu dari tombol kereta harus
dibuat dalam urutan menurut "landing" yang dicapai tanpa tergantung pada
arah perjalanan. Semua panggilan ke atas harus dijawab jika kereta berjalan
kearah atas dan sebaliknya.
Setiap kereta harus mempunyai panil operasi yang terdiri dari satu seri
tombol pemanggil kereta dengan penerangan integral yang berhubungan
dengan "landing" yang dilayani, tombol penghenti darurat, tombal pemanggil
darurat, tombol pembuka dan penutup pintu. Bagian-bagian metal tombol yang
tampak harus terbuat dari etching stainless steel.

c. Pemasangan
Semua pendukung, angker dan ikatan-ikatan ataupun perlengkapan untuk
menjamin operasional elevator harus dilengkapi tanpa biaya tambahan.
Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan kondisi lapangan yang ada
sehingga setiap kekurangan ketidak sesuaian yang berpengaruh pada konstruksi
dapat dilaporkan. Pekerjaan tidak boleh dilaksanakan sebelum kekurangan/
ketidak sesuaian ini diperbaiki.

d. Gambar-gambar kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan tata
letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari peralatan, detail-detail
dan sebagainya.
Contoh dari finish interior, kereta, entrance dan kusen pintu-pintunya pada
pengawas untuk disetujui bentuk dan warnanya.

Gambar-gambar kerja kerja, katalog brosur dan type peralatan yang akan
dipasang harus diserahkan kepada pengawas 14 hari sebelum pemasangan.

e. Pengujian
Pemborong harus melakukan pengujian (acceptance test) sesuai dengan
prosedur pengujian yang ditetapkan pabrik. Pengujian harus disaksikan dan
disetujui oleh Pengawas.
Pemborong wajib memberikan/ penyerahan garansi secara tertulis bahwa semua

100
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

unit elevator yang dipasang akan bekerja sempurna tanpa menimbulkan


gangguan pada SISTEM lain yang ada pada bangunan ini.

Pemborong wajib memberikan service perawatan teratur setiap bulan meliputi


penyetelan, pelumasan, penggantian suku cadang yang perlu untuk
kesempurnaan operasi, selama satu tahun terhitung sejak tanggal penyerahan
terakhir.

Pemborong wajib menyerahkan "as built drawing" pada pengawas dan pemilik
gambar instalasi unit terpasang.

Pemborong wajib menyelenggarakan training pengoperasian maupun


permeliharaan bagi para operator yang ditunjuk pemilik.

10.2. Spesifikasi Teknik Peralatan Utama


a. Bed Elevator/ Lift Bed
Type :
Center opening door
Deluxe car design type, gearless, computerized control dengan thyristor
start motor, microprocessor solid state motor drive
Kapasitas angkut 15 orang (min load = 1000 kg)
Speed 10 m/detik (average)
Produk Lines, Mitsubishi atau setara

b. Car
Celling
Painted steel sheet dengan emergency exit dorr bright flourescent
lighting, berikut electrik fannya, seluruhnya ditutup dengan American
louvres.
Wall dan car door
Polished stainless steel (gloss polished stainless steel), dilengkapi dengan
stainless steel hand rail

Floor
Hard wearing vinyl sheet dilapis karpet tebal 1", warna akan ditentukan
kemudian
Panel operasi dengan/dan position indicator type "soft button" sebanyak 2
(dua) group (kanan/kiri)
Car position display dan directional arrow, sistem digital

c. Entrance
Hoistway door, door frame dan cove yang dipasang sampai ketinggian langit-
langit memakai gloss polished stainless steel
Sill : Stainless steel
Call button dan directional arrow type "soft button" dipasang disetiap lantai
disamping pintu
Petunjuk letak dan arah kereta (Hall lantern and position display) dengan
sistem digital : dipasang di setiap lantai diatas pintu.
101
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

d. Alat kelengkapan lainnya


Overload protection devices dan alarm bell
Emergency car light
Interphone system ke ruang mesin elevator dan ruang receptionist
Door photo cell
Control panel elevator di ruang mesin
Electronic door safety
Fireman's service

102
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

PASAL 11 : PEKERJAAN NURSE CALL


A. UMUM
Pekerjaan instalasi Nurse Call secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi,
pembuatan, pemasangan, peralatan bahan utama dan pembantu serta pengujian,
sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai spesikasi dan gambar.

B. PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan sebagai berikut :
- Pedoman PUIL
- Peraturan Umum Inst
- Peraturan lain yang dikeluarkan oleh asosiasi atau instansi yang berwenang
C. GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan mengikat
2. Gambar-gambar ini menunjukan secara umum tata letak dan peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan, juga
mempertimbangkan kemudahan service /maintenance
3. Gambar-gambar arsitek dan struktur harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi
4. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus mengajukan gambar, detail dan contoh
material
kepada direksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar tersebut kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari
instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
5. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan maintenance instruction serta harus diserahkan kepada direksi
pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir dan 3 blue
print, dijilid serta dilengkapi daftar isi data notasi.

D. KOORDINASI
1. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan kontraktor instalasi lainnya
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalai yang satu tidak menghalangi kemajuan
yang lain
3. Kontraktor instalasi pipa water treatment bertanggung jawab terhadap semua
kerusakan fisik akibat pemasangan pipa.

E. PERIJINAN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukan menjadi tanggung jawab kontraktor.

F. LINGKUP PEKERJAAN
Secara garis besar lingkup pekerjaan instalasi nurse call antara lain;
1. Instalasi kabel ITC
2. Pemasangan peralatan master control, toilet call, dome light dan receptacle call
3. Bobokan dan perapihan kembali

103
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

4. Penggantung, penumpu dan klem


5. Master station 10-40 channel menggunakan 1 buah power supply 24VDC, master station
50- 80 channel menggunakan 2 buah power supply 24VDC
6. Master station merupakan sistem Interkom dengan lampu memori
7. Saat ada panggilan dari substation di kamar ada indikasi suara dan lampu pada master
station
8. Bisa dilakukan ekspansi untuk lebih dari 40 substation dengan menggunakan add-on
selector
9. Ada fasilitas ALL CALL untuk mengaktifkan semua substation secara bersamaan
10. Menggunakan kabel non-twisted isi 2 untuk tiap substation
11. Jarak maksimal antara master station dengan substation : 130 meter
12. Koneksi Bathroom Pull Cord harus terpisah dari Bedside Call Switch sehingga bisa
dibedakan panggilan dari toilet atau dari ranjang pasien
13. Ceiling sub speaker berfungsi sebagai substation untuk komunikasi 2 arah dengan
master station
14. Ceiling subspeaker dilengkapi dengan built-in microphone dengan sensitivitas yang
sangat tinggi.

G. PENGUJIAN
1. Semua instalasi kabel dan peralatan harus diuji sehingga bisa berfungsi sempurna
2. Peralatan khusus supaya tidak rusak harus dilepas selama uji tekan berlangsung
3. Hasil pengujian harus dilaporkan secara tertulis yang diketahui para saksi pengawas.
4. Semua biaya, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan pengujian
tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.

104
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

PASAL 12 : PEKERJAAN INSTALASI MATV

A. UMUM
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar rencana, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajikan Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

B. URAIAN LINGKUP (SCOPE) PEKERJAAN MATV.


Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan Instalasi MATV ini
harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Instalasi MATV yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Sumber gambar dan suara akan diambil dari sumber sinyal antenna UHF dan VHF
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kabel-kabel distribusi Sistem MATV antara
peralatan sentral dan sistem distribusi di setiap lantai
4. Pengadaan, pemasangan dan Pengujian, peralatan sesuai dengan gambar rencana.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara peralatan utama
dengan TV outlet disetiap lantai
6. Melakukan Test Commisioning serta training

C. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan
teknis sebagi berikut :

1. Spesifikasi Teknis MATV (Master Antenna television Sistem)

a. Head End Single Chanel Amplifier


o Amplification Modules, Wall Base Plate Mounted, F connection
o Capable for TV Multi-chanel multiplexing, PLL-controlled converter
o Sat-IF Combiner input
Model : SZB Series
Bandwiidth : UHF Gain : 59 dB Noise figure : 5 dB
Output level : 121 dBuV (digital), 126 dBuV (analog)
Z output return loss : > 6 dB
Consumtion : 100 mA
Power Supply : switch mode regulation (185264 VAC / 2 A)
b. Head End Programmable Chanel Modulators
o Microprocessor controlled, programmable through programming unit (USB
connection)
o Double side ban, F connection (1 x Video dan 2 x RF), Female RCA (1 x Audio)
o Buid in video test generator, One single RF output from each module
o One multichanel RF output by installing the concentration line for multiple modules

105
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Selectable chennel : 146-470 MHz


Selectable TV sistem : B, G, D, K, I, L, M, N
Output level : 65-75 dBuV
Adjustable carrier ratio : 10 to 18 dB
Video input level : 0,71,4 Vpp
Video input impedence : 75 ohm
Adj. Video modulation depth : 75 to 85 %
Audio input level : 0,44 Vpp
Audio input impedence : 600 ohm
Adj. Audio peak deviation : + 10 to + 50 Khz (except sistem L)
Broadband noise (B=5Mhz) : < 60 dBc
Output loop through loss : < 0,8 dB
Consumtion : 110 mA (at +24 VDC)
c. Head End Power Supply Unit
o Wall Base Plate Mounted Module
o Electrical safety protection level : Class II Wuth blpolar plug
o Output voltage os additionally available from two auxialary jacks
Main supply voltage : 185264 VAC
Output Voltage : +24 VDC (+ 5%)
Max output cuurent :2A
d. Special Proramming Unit

o LCD Display, Microprocessor Controlled


o For setting TV channel parameters of Modulation Modules
o 20 Memory pre-set memory allocation for repetitive installations
o No batteray required, interface powered operation

e. Multiband Amplifier
o Single RF Input Single RF Output
o Push-pull Technology
o Very low second order intermodulation distortion
o Variable input attenuator
o Injection Moulded Zinc Alloy housing
RF input : 47-862 MHz (BI, SI, B-III, SI-1, SII, BIV, BV)
Gain : 36 dB
Variable Attenuator at : 0-18 dB
input
Noise figure : < 7 dB
Spare current at +24V : 80 mA
RF output level : 117 dBuV (2 ch) / 109 dBuV (> 12 ch)
Output test : - 30 dB
Main supply voltage : 230 VAC (-10% + 15%)
Consumtion :8W

f. Tap-Offs
Tap(s) : 1, 2, 4 way shielded tap-offs
Frequncy Range : 5-2300 MHz
Tap loss (+ 0,7 dB) : 10, 15, 20, 25 dB
Through Loss : < 0,5 dB - < 1,1 dB (5 862 MHz)

106
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

Directional Isolation : < 29 dB - < 33 dB (5 862 MHz)


Return Loss : 15 dB

g. Spliters
Tap(s) : 1, 2, 4 way shielded inductive splitter
Frequncy Range : 5-2300 MHz
Insertion Loss : < 3,8 dB - < 13,0 dB (5 862 MHz)
Return Loss : < 10,0 dB - < 12,0 dB (5 862 MHz)
Output Isolation : < 24 dB - < 28,0 dB (5 862 MHz)

h. Head End Modules Base-


Plate
Type : 9 RF Modules / 1 Power Suppley + 8 RF Modules
Feature : Power connection bar
Acessories : Mechanical adaptor to mount base plate to 19
cabinet

D. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


1. Rak peralatan sistem suara ini ditempatkan sesuai dengan fungsi sistem
2. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai
flexible conduit.
3. Pemasangan kabel harus dipisahkan dengan kabel listrik jarak minimal 30 Cm atau
diinstal pada kabel yang terpisah dengan kabel tray Listrik.
4. Kabel instalasi
5. Kabel instalasi yang digunakan adalah coaxial type 5 C 2 V untuk isyarat video dan
untuk keperluan Kabel Power menggunakan NYMHy 3 x 1.5 mm, dan kabel Coactial 7C
2V untuk kabel-kabel dari Central ke Boster tiap-tiap lantai yang semuanya dalam
pelaksanaan harus dimasukkan dalam pipa serta klem sesuai dengan kebutuhan

E. PENGUJIAN
1. Semua peralatan dalam sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
2. Pengukuran kualitas output dilakukan dengan memakai desible meter.
3. Pengukuran kabel instalasi dilakukan engan Impedance Meter.

F. PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa
mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis

PASAL 13 : PEKERJAAN INSTALASI GAS MEDIS

107
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

A. UMUM
Pekerjaan instalasi medical gas secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi,
pembuatan, pemasangan, peralatan bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga
diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai spesikasi, gambar dan bill of quantity.

B. PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan sebagai berikut :
Pedoman Plumbing Indonesia
Peraturan ANSI Z223. 1-1974 dan NPFA
Peraturan Umum Instalasi Listrik
Peraturan lain yang dikeluarkan oleh asosiasi atau instansi yang berwenang

C. GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan mengikat
2. Gambar-gambar ini menunjukan secara umum tata letak dan peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan, juga
mempertimbangkan kemudahan service /maintenance
3. Gambar-gambar arsitek dan struktur harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi
4. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus mengajukan gambar, detail dan contoh
material kepada dereksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar tersebut kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari
instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
5. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan maintenance instruction serta harus diserahkan kepada direksi
pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir dan 3 blue
print, dijilid serta dilengkapi daftar isi data notasi.

D. KOORDINASI
1. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan kontraktor instalasi lainnya agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalai yang satu tidak menghalangi kemajuan yang

E. PERIJINAN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukan menjadi tanggung jawab kontraktor.

F. LINGKUP PEKERJAAN
Secara garis besar lingkup pekerjaan instalasi medis antara lain;
1. Instalasi pipa tembaga untuk oksigen murni, N2O, compression air dan vacum air
2. Sambungan pipa
3. Panel penghubung atau outlets
4. Katup pembagi atau zone valve
5. Bak kontrol , bobokan dan perapihan kembali
6. Penggantung dan penumpu
7. Pengecatan dan pemberian kode arah aliran
8. Pengujian dan peralatan bantu

108
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

9. Penyambungan pipa baru terhadap instalasi pipa gas existing dan segala kerusakan
konstruksi lain menjadi tanggung jawab kontraktor
10. Sentral gas Oksigen (O2) (optional )
11. Sentral gas Nitrous Oksida ( N2O ) (optional )
12. Sentral Vacuum Pump (optional )
13. Sentral Udara Tekan ( compressed Air ) (optional )
14. Dan peralatan penunjang

G. SAMBUNGAN PIPA
1. Sambungan solder berlaku untuk cupper tube dan fitting
2. Untuk pipa tembaga ukuran 20 mm kebawah boleh menggunakan soft solder
3. Untuk pipa tembaga ukuran 25 mm keatas harus memperganakan hard solder
4. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan pipa dan bahan solder dan hasil solderan
kepada pengawas sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai .
5. Brander pemanas yang harus dipergunakan yaitu jenis pemanas LPG atau acetyline,
kompor gas tidak boleh diginakan.
6. Sambungan las hanya berlaku untuk pipa baja, kawat las dan elektrode yang dipakai
harus sesuai dengan jenis pipa yang di las, setiap bekas sambungan harus segera dicat
khusus yang sesuai
7. Tukang solder atau las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja setelah
mempunyai ijin tertulis dari direksi/pengawas.

H. PENGGANTUNG DAN PENUNJANG PIPA


1. Perpipaan harus digantung atau ditunjang dengan hanger, brackets atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan pemuaian atau perenggangan pada
jarak yang cukup.
2. Penggantung dari baja bulat ukuran diameter 10 mm dipsang setiap 2 s/d 3 m panjang
pipa atau pada titik percabangan dan beban terpusat karena katup.

I. PEMASANGAN KATUP DAN PENGUKUR TEKANAN


1. Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar dan spesifikasi
2. Katup-katup pengurang/ pengatur tekanan harus disediakan ditempat dimana tekanan
pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.

J. PENGUJIAN
1. Semua pemipaan harus diuji bersama pengawas dengan tekanan uji = 1,5 kali tekanan
kerja baik secara parsial maupun simultan selama 2 jam
2. Kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan diuji kembali
3. Peralatan khusus supaya tidak rusak harus dilepas selama uji tekan berlangsung
4. Hasil pengujian harus dilaporkan secara tertulis yang diketahui para saksi pengawas.
5. Semua biaya, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan pengujian
tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.

K. SPESIFIKASI
a. Sentral Gas Medis
1) Sentral O2, Kap. 2x10 Cylinder
Automatic Change Over
- Header Pipe,Stop Valve

109
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

- Presure gauge for left and Righ Bank 0 ~ 25 Mpa


- Alarm Lamp,lamp for left & right bank
- Power source lamp
- Manifold stand SGP 42.7 15x75x40
- Pressure relief pipe
- Supply Pressure Pipe
- Pigtail
2) Sentral N2O, Kap. 2x2 Cylinder
Automatic Change Over
- Header Pipe,Stop Valve
- Presure gauge for left and Righ Bank 0 ~ 25 Mpa
- Alarm Lamp,lamp for left & right bank
- Power source lamp
- Manifold stand SGP 42.7 15x75x40
- Pressure relief pipe
- Supply Pressure Pipe
- Pigtail
3) Vaccum Pump 3.0 kw.
- Motor 3.0 kw Duplex System
- Max Vaccum : -99 kpa
- Capacity : 100m3/h
- Power : 3.0 kw
- Pole : 4 P
- Voltage : 220 V/60 Hz
- Tank : 600 liter
- Bacterial Filter
- Control Panel
4) Compressed Air 2.2 Kw
Model : 2.2 OP - 9.5 G5/6A
- motor 2.2kw ( 3 phase )
- capacity 240 l/m
Air Cooler After Cooler
- HAA7 1.5 ~ 7.5 Kw
- Max Capacity 1000 l/m
Membrane Air Dryer Unit
- IDG100V capacity 1000l/m
Air Receiver Tank
- capacity 600 Liter
- Max Pressur 10 Bar
- Control Panel Manual dan Automatic

b. Wall Point Outlet


1) Compressed Air 2.2 Kw
Model : 2.2 OP - 9.5 G5/6A
- motor 2.2kw ( 3 phase )
- capacity 240 l/m
Air Cooler After Cooler
- HAA7 1.5 ~ 7.5 Kw

110
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

- Max Capacity 1000 l/m


Membrane Air Dryer Unit
- IDG100V capacity 1000l/m
Air Receiver Tank
- capacity 600 Liter
- Max Pressur 10 Bar
- Control Panel Manual dan Automatic
2) Dimensi (mm)
- O2,N2O,Air : 91x130x55
- Vacuum Hook Base : 245x130x55
3) Dimensi tanpa tutup
- O2,N2O,Air : 82,4x102x52
- Vacuum Hook Base : 202x102x52
- ONAV : Ruang IBS/OK/Operasi
- OV
c. Instalasi Gas Medis
1) ASTM B 88 Type L
- Merk : Brasco
- Pipa tembaga tidak mengandung phospor atau oil , kedua ujungnya
- Consist : Copper Tube dia 1 1/2" - 3/8"
2) Material alat bantu
Spesifikasi :
- Brecket dan gantungan pipa yang digunakan dari pipa besi, ling drant atau besi siku
- Penyambungan pipa dilakukan dengan fitting material dari tembaga dan di las
dengan kawat las perak
3) Fitting
Spesifikasi
- Fitting material seperti tube fitting terbuat dari tembaga
- Terdiri dari elbow,sock,reduzer, tee, dll
4) Zone Valve /Shut down valve type IV
Didalam box kran penutup,pembuka system distribusi gas terdapat :
- 4 kran pembuka & 4 buah pressure gauge
- Panel box bagian depan terbuat dari plat besi dengan tebal 1,6mm (backed
paiting),
- Box terbuat dari plat besi 1,2 mm, panel depan box terdapat label dengan tulisan
Oxygen, NeO, Conpresse Air dan Vacuum Kran pembuka/penutup dapat menahan
tekanan sampai 18 bar .
5) Alarm System
- Alarm System berfungsi utk mengetahui turun dan naiknnya tekanan
- Alarm terdapat di dalam box yang terbuat dari plat besi dgn ketebalan 1.6 mm
dengan finishing backed paiting
- Panel box bagian depan terbuat dari plat besi dengan tebal 1,6mm
- Pada Panel depan terdapat 1 bh test lamp,1bh tombol on/off, 1 bh power lamp, 1
bh signal lamp untuk indikasi low pressure, 1 bh reset switch, 4 bh pressure gauge
- Pressure switch sebanyak 4 buah
6) Pipa Induk
- Oxygen : 1 1/2"
- Nitrous Oxide : 1

111
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

- Compress Air : 1
- Vacuum : 1 1/2"
- Copper Tube : 1
- Copper Tube : 3/4"
- Copper Tube : 1/2"
- Copper Tube : 3/8"
7) Zone Valve dan Alarm System
- Zone Valve type IV
- Alarm system type IV
- Zone Valve type II
d. Accessories dengan spesifikasi :
1) Flowmeter
- Flow rate accuracy : 1-5 LPM=1/8LPM,6-15 LPM = 1/4 LPM
- Operating Range : 0-15 LPM
- Unbreakable polycarbonate jar , cap 180 ml
2) Wall Suction
- Vaccum range ; 0-250 mmhg to full line
- 3 mode selector : regulato/off/full line
- Anti overlow floater

Pasal 14 Identifikasi
Semua bagian dari instalasi yang penting untuk pekerjaan instalasi listrik dan
instrumen, seperti swich gear, panel distribusi utama, panel kendali/ pemeriksaan,
panel instrumen, jalur kabel tanah dan lain-lainnya harus diberi pelat-pelat/tanda
nama (label), dengan keterangan yang diperlukan oleh Pemberi Tugas, dengan
tulisan dalam bahasa Indonesia yang jelas dapat dibaca dan tidak mudah dihapus.

PENUTUP
Hal-hal yang belum tercantum didalam dokumen lelang akan dilaksanakan menurut
kelaziman, normalisasi dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan akan diatur dalam

112
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

suatu amandemen atau Berita Acara Penjelasan atau Surat Perjanjian/Kontrak yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH Konsultan Perencana


PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PT. ETIKA PRANA

.. ______________________
NIP. Direktur

113
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PERENCANAAN TEKNIS (DED) PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH (BARU) TAHUN
2015

RKS TEKNIS

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


MUARA TEWEH

TAHUN ANGGARAN 2015

114

Anda mungkin juga menyukai