Anda di halaman 1dari 14

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM

PENERANGAN JALAN UMUM

KEGIATAN

PEMBANGUNAN JARINGAN DAN INSTALASI PENERANGAN JALAN


UMUM

PEKERJAAN

BELANJA
TEGANGAN

MODAL

PENGADAAN

MENENGAH

DAN

INSTALASI
TEGANGAN

JARINGAN
RENDAH

LISTRIK

LANJUTAN

G. OBOS MENUJU KOMPLEK AUTIS


LOKASI

KOTA PALANGKA RAYA

1. PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


1.1. Untuk Pekerjaan Sipil
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil umumnya dipakai peraturan umum yang lazim
disebut A. V . / SU 41 ( Syarat-syarat umum untuk pelaksanankan bangunan umum
yang dilelangkan )
2. Peraturan bangunan yang dipakai adalah peraturan dinyatakan berlaku dan mengikat
kecuali dinyatakan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini ; peraturan tersebut
adalah :
PBI 1971 / NI 2 ( Peraturan Beton Bertulang Indonesia )
PUBI 1982 ( Peraturan Umum untuk Bangunan di Indonesia )
PMI 1970 / NI 5 ( Peraturan Perancangan Kontruksi Baja Indonesia )
PUBI 1970 / NI 3 ( Peraturan Perancangan Kontruksi Baja Indonesia )
Peraturan Bangunan Tahan Gempa 1984
Persyaratan Dewan Teknik Pembanguanan Indonesia 1970
Peraturan Cat Indonesia ( NI 4 atau PTI 1961 )
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1980
3. Peraturan-peraturan lain yang dipenuhi adalah peraturan-peraturan setempat
1.2. Untuk Pekerjaan Elektro Mekanik
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pemasangan pekerjaan listrik adalah
:
1. Harus mengikuti PUIL 2000
2. Untuk pekerjaan instalasi listrtik supaya dilaksanakan oleh tenaga ahli yang memiliki
kopetensi.
1.3. Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan
1. Penyediaan Jasa diwajibkan meneliti semua gambar peraturan-peraturan dan syaratsyarat sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun pekerjaan listrik.
2. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka Penyedian Jasa diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan / Pengawasan Pekerjaan.
3. Apabila ada perbedaan pada gambar atau ukuran antara gambar ukuran kecil dan
gambar detil atau ada perbedaan antara Bestek ( RKS ) dengan gambar, maka yang
berlaku adalah menurut aturan-aturan yang lebih menentukan seperti dibawah ini :
a. Bestek ( RKS )
1

4.

5.
6.

7.
8.

9.

b. Gambar dengan skala yang lebih besar


c. Berita Aanwijzing dan lampiran-lampirannya.
Pelaksanaan pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap termasuk
mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan,
menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal yang dianggap perlu lainnya.
Penyedia Jasa diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju
penyelesaian pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap.
Pihak Penyedia Jasa dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin
akibat letak daerah proyek dan memperhitungkan di dalam harga yang termuat pada
surat penawaran, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan dan alat.
Tanah dan halaman untuk pembangunan diserahkan kepada Penyedia Jasa dalam
keadaan pada saat seperti penjelasan / peninjauan di lapangan.
Penyedia Jasa harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sedemikian
rupa sehingga lingkungan disekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan
pada malam hari, Penyedia Jasa harus minta persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.
Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap ( As Build Drawing ) sesuai dengan
sempurna pada pemberi tugas / Direksi Pekerjaan termasuk perbaikan-perbaikan yang
timbul akibat pelaksanaan pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.

1.4. Rencana Kerja


1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyusun rencana
terperinci termasuk jadwal pelaksanaan ( Time Schedule ) dan diajukan kepada pemberi
tugas / Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya selama 1 (satu) minggu setelah
menunjukkan pemegang untuk disetujui.
2. Setelah disetujui, maka dicetak dan hasilnya diserahkan kepada Pemberi Tugas /
Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) lembar. Sedangkan cetakan lainnya harus
terpampang ditempat pekerjaan dengan dilampirkan Dokumen Kontrak.
3. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan alat-alat bantu dan
material sesuia dengan rencana kerja, kecuali jika terpaksa menyimpang karena
sesuatu hal, yang harus dipertimbangkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4. Rencana kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas / Direksi Pekerjaan sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, kelambatan dan
penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
1.5. Bangsal untuk pekerja, Gudang dan Ruang Rapat Lapangan
1. Bangsal Kerja untuk Direksi, Site Manager, Pekerja, Gudang dan Ruang Rapat di
lapangan dibuat di tempat sekitar bangunan yang akan dikerjakan, letak ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan.
2. Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat
perlindungan, harus disimpan di dalam gudang yang cukup menjamin perlindungan
terhadapnya.
3. Penyedia Jasa wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan setiap
minggu oleh Direksi Pekerjaan bersama-sama Pemberi Tugas untuk membicarakan
segala sesuatu mengenai pembangunan proyek tersebut.

SYARAT- SYARAT TEKNIS


1. UMUM
Syarat-syarat teknik merupakan persyaratan-persyaratan teknik yang harus dipenuhi oleh
Penyedia Barang / Jasa untuk melaksanakan pekerjaan jaringan distribusi tegangan
menengah, tegangan rendah.
2. LOKASI PEKERJAAN.
Pekerjaan pemasangan jaringan distribusi tersebut terletak di Kota Palangka Raya Provinsi
Kalimantan Tengah.
2

3. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Barang dan Jasa :
3.1 Pematangan SUTM, SUTR dan gardu distribusi adalah :
Pemasangan SUTM 20 KV.
Pemasangan SUTM kontruksi 20 kv menggunakan konduktor AAAC 70 mm
( gambar konstruksi terlampir )
Pemasangan SURT
Pemasangan SURT murni menggunakan twisted cable 3x70+1x35 mm lengkap
accessoris SURT dan
Arde 2,75 meter ( gambar kontruksi terlampir ).
Pemasangan Gardu Distribusi
Pemasangan Gardu distribusi tiang ganda mengunakan trafo 3 fase 100 KVA 20 KV
lengkap.
4. GAMBAR
Gambar-gambar terlampir merupakan acuan bagi Penyedia Barang / Jasa dalam
melaksanakan pekerjaan, jika dipandang perlu direksi dapat mengeluarkan gambar-gambar
revisi dan bila gambar-ganbar tersebut mengubah volume pekerjaan maka perubahan
tersebut akan diperhitungkan sebagai kerja tambah kurang.
5. STANDAR
Semua material distribusi utama ( Trafo, Konduktor, Tiang Besi dan Tiang Beton ) harus
memenuhi standart yang diberlakukan mengikuti standart.
1. S.P.L.N
2. P.U.I.L. 2000
3. SNI
4. Standart-standat lain yang berlaku.
6.

PEMATOKAN DAN PERHITUNGAN


Bila diperlukan, sebelum memulai pekerjaan dapat dilakukan pematokan / pengukuran
bersama antara Penyedia Barang / Jasa dan Direksi Pekerjaan. Jika hasil pengukuran
menjadikan volume pekerjaan berubah maka perubahan tersebut akan diperhitungkan
sebagai kerja tambah kurang.

7.

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA BARANG / JASA


7.1 Semua pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sesuai dengan isi kontrak serta
harus dapat memberikan hasil pekerjaan yang baik dan dapat diterima oleh panitia
penerima hasil pekerjaan.
7.2 Peninjauan kelokasi pekerjaan dapat dilakukan guna untuk lebih mengetahui keadaan
lapangan dan lain sebagainya. Segala sesuatu yang belum jelas, yang berkenan dengan
pekerjaan dapat ditanyakan dengan Direksi Pekerjaan.
7.3 Sebelum material tersebut diserahkan, bilamana dirasa perlu oleh Direksi Pekerjaan
maka Penyedia Barang / Jasa wajib menyerahkan gambar design dari pabrik terlebih
dahulu kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan ( Approval Drawing ).
7.4 Penyedia Barang / Jasa Bertanggung jawab dalam mengusahakan dan menyediakan
material sesuai volume dan spesifikasinya. Apabila terjadi kerusakan, kesalahan serta
kekurangan yang baru diketahui pada waktu penyerahan fisik material ke pihak Dinas
Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya kekurangan material
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa.
7.5 Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab atas keselamatan, keutuhan dan keaslian
barang / material / peralatan yang akan dipasang, baik yang diperoleh dari Dinas Tata
Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya ataupun Penyedia Barang / Jasa
itu sendiri. Dalam hal terjadi kehilangan, Penyedia Barang / Jasa wajib menggantinya
dengan barang yang sama volume dan spesifikasinya. Peristiwa kehilangan tersebut
3

7.6

7.7

7.8

7.9

harus segera dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis selambat-lambatnya


3x24 jam sejak peristiwa kehilangan terjadi.
Bilamana pekerjaan menarik kawat atau tali yang melintas jalan raya, gang-gang dan
lain sebagainya atau meletakkan barang-barang dan peralatan pada tempat-tempat
yang mungkin dapat membahayakan orang / kehidupan / milik orang lain, maka
Penyedia Barang / Jasa diharuskan mengambil langkah-langkah pengamanan untuk
mencegah kemungkinan terjadinya bahaya tersebut.
Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa harus dengan tertib dan aman
serta selalu menjaga kesopanan / tindak tanduk dimasyarakat, selain itu Penyedia
Barang / Jasa memerhatikan dan menjaga keselamatan serta keamanan pekerja,
pengawas, masyarakat, lalu lintas, bangunan serta seluruh harta milik orang
disekitarnya disepanjang lokasi pekerjaan. Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan maka
hal itu tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa.
Penyedia Barang / Jasa harus melapor ke PT PLN ( Persero ) ranting / cabang dimana
pekerjaan dilaksanakan, sebelum pekerjaan dimulai dan sesudah pekerjaan selesai
dilaksanakan.
Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan tatakala pelaksanaan paling lambat 10 (
sepuluh ) hari kalender setelah penandatanganan kontrak, dalam bentuk barchart
schedulle dengan detail sesuai dengan kegiatan pekerjaan. Tata cara pelaksanaan
tersebut harus disetujui Direksi dan harus berdasarkan surat penawaran yang sudah
disempurnakan. Tata cara tersebut harus termasuk hal-hal sebagai berikut :
a. Waktu persiapan
b. Waktu pengadaan bahan-bahan
c. Waktu mobilisasi peralatan
d. Waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai jenis urutan kerja
e. Waktu penyelesaian / finishing
f. Waktu test atau pengisian tegangan
Kegiatan tersebut harus jelas dan dinyatakan persatuan mingguan. Tata cara
pelaksanaan pekerjaan yang sudah ditandatangani Direksi Pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan pekerjaan.

8. MATERIAL / BAHAN PERALATAN


8.1 Nama, jenis, type dan jumlah bahan / material tersebut harus sesuai dengan daftar
material yang ada.
8.2 Barang / material yang dipasang harus 100 % baru, kondisi baik, tanpa cacat, dan
Penyedia Barang / Jasa tetap bertanggung jawab sepenuhnya mengenai kualitas barang
tersebut.
8.3 Pihak Penyedia Barang / Jasa harus memberikan garansi material/bahan minimal 12
(dua belas) bulan untuk barang dan garansi 6 (enam) bulan untuk pekerjaan terhitung
sejak serah terima pekerjaan pertama kali dan tetap bertanggung jawab atas kerusakan
atau cacat lainnya yang disebabkan oleh kesalahan pabrik, dalam batas waktu satu
tahun terhitung sejak barang / pekerjaan diserah terimakan kepada Pengguna Barang /
Jasa.
8.4 Pengguna Barang / Jasa berhak meminta kepada Penyedia Barang / jasa untuk
melampirkan sertifikat tanda uji contoh ( sample test ), yang diterbitkan oleh PT. PLN
(persero) Penelitian dan pengembangan ketenagalistrikan (Litbang) khususnya material
tiang, konduktor, trafo dan isolator sebelum dilaksanakan pengiriman / pemasangan.
8.5 Biaya pengepakan, pengangkutan, pengujian, perbaikan / penggantian, menjadi beban
dan tanggung jawab penyedia barang / jasa dan sudah termasuk didalam harga
penawaran.
8.6 Pengiriman material harus dilakukan sedemikian rupa sesuai dengan jenis barang,
sehingga terhindar dari kemungkinan cacat atau rusak selama / akibat pengangkutan.

8.7 Jika dalam serah terima barang / pekerjaan, ternyata didapatkan material yang tidak
sesuai dengan spesifikasi teknik, maka pengguna barang / jasa berhak untuk tidak
menerima barang / pekerjaan yang diserahkan tersebut.
9. KETENTUAN TEKNIS MATERIAL
9.1 Ketentuan Teknis Tiang Besi
Spesifikasi teknis tiang besi yang digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan
SPLN No. 54 tahun 1983 dan harus sudah lulus uji PLN Litbang / LMK, kecuali kontruksi
khusus atau yang ditentukan lain dalam DOKUMEN PENGADAAN ini.
9.2 Ketentuan Teknis Tiang Beton
Spesifikasi teknis tiang beton yang digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan
SPLN No. 93 tahun 1991 dan harus sudah lulus uji PLN Litbang / LMK, kecuali kontruksi
khusus atau yang ditentukan lain dalam DOKUMEN PENGADAAN ini.
Sebelum tiang beton dipasang, penyedia barang / jasa diwajibkan memberi label (cap
pabrikan).
9.3 Ketentuan Teknis Konduktor
Spesifikasi teknis konduktor yang digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan
SPLN no.41-8 tahun 1981 untuk AAAC dan SLPN No.42-10 tahun 1993 untuk Twaisted
Cable dan harus sudah lulus uji PLN Litbang / LMK / SNI.
9.4 Ketentuan Teknis Isolator
Spesifikasi Teknis Isolator yang digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan
SLPN no.10-4A tahun 1994 dan 10-4B tahun 1995.
9.5 Ketentuan Teknis Trafo
Spesifikasi teknis trafo yang digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan SPLN
No.50 tahun 1997 dan harus sudah lulus uji PLN Litbang / LMk / SNI.
9.6 Ketentuan Teknis Accesories JTM, JTR dan Gardu

Cross Arm / Travers Hot Deep Galvanis SUTM pada tarikan normal / lurus
menggunakan travers Hot Deep Galvanis UNP. 10 dengan panjang 200 cm,
sedangkan pada section pool (SP)
Menggunakan Hot Deep Galvanis UNP 10 dengan panjang 220 cm berikut lengkap
klem beugel dan baut (Hot Deep Galvanis).
Arm Tie Hot Deep Galvanis
Arm Tie dibuat dari besi siku dengan ukuran 0,5 cm x 5 cm x 5 cm x 96 cm diberi
lobang sesuai gambar, berikut klem dan mur baut ( Hot Deep Galvanis ).

PRINSIP GALVANIZING
Hot Dip Galvanizing harus melalui proses-proses tersebut dibawahnya :

DEGREASING
WATER RINSING
ACID PICKLING
PREFLUXING
OVEN

GALVANIZING

QUENCHING

: Untuk menghilangkan minyak atau material organik


: Untuk menghilangkan cairan kimia dari degreasing
: Untuk menghilangkan karat dan kerak baja
: Untuk menghindari oksidasi permukaan sebelum Pencelupan
: Pengeringan permukaan sebelum dimasukkan ke dalam
bak seng (Zn).
: Pencelupan kedalam cairan seng (Zn) panas pada
temparature 4450C 4550C
: Pendinginan sebagai proses akhir pada permukaan seng
5

GALVANIZING

Semua besi atau baja yang akan di galvanis harus ditangani dengan khusus agar
tidak terjadi kerusakan secara mekanik dan juga untuk meminimalkan resiko distrosi.
Bentuk dan rancangan besi atau baja yang kemungkinan akan menimbulkan masalah
pada proses galvanis harus di informasikan terlebih dahulu.
Parameter galvanis seperti temperature, waktu pencelupan, dan pengeluaran dari
bak galvanis harus disesuaikan dengan jenis besi atau baja tersebut.
Kandungan komposisi seng (Zn) pada bak galvanis tidak boleh kurang dari 98% (Zn).

PERSIAPAN PERMUKAAN

Kontaminasi pada permukaan benda kerja atau lapisan yang tidak dapat dihilangkan
oleh proses pembersihan kimiawi yang normal pada saat proses pretreatment dapat
dihilangkan dengan mengunakan sand-blasting atau metode lainnya yang sesuai.
Benda kerja harus dibersihkan dari segala bentuk lapisan ( minyak, tanda cat, furnise
) sebelum dilanjuti dengan proses picking.
Pembersihan sand-blasting dapat juga dipakai disini.

STANDART PRODUKSI

ASTM A 123 ( Amerika ), ISO 1461 ( Eropa ) & SNI : 07-0733-2004 ( indonesia ) Zinc
( Hot Dip Galvanized ) Coating of iron and steel product.
ASTM A 780 Practice for repair of demage Hot Deep Galvanized Coating.

9.7 Travers LA dan CO untuk Gardu trafo tiang ganda / tiang tunggal
Travers LA & CO menggunakan minimal UNP 10 panjang 230 cm semua travesr dilobangi
sesuai gambar dan semua kotoran harus dibersihkan dengan diampelas sampai bersih
dan dicat dengan cat aluminium sampai merata termasuk bekas lobang bor.

Pengikat Isolator Tumpu


Pengikat Isolator yang digunakan adalah All Bending Wire dengan ukuran diameter
0,4 cm dan panjang 100 cm untuk satu isolator tumpu.
Suspension, Large Angle, Small Angle, Fixed dead end, Adjustable Assambly dan
Bundle Protection ( terbuat dari aluminium )
Untuk pekerjaan jaringan tegangan rendah digunakan accessories seperti tersebut
diatas. Sebelum accessories tersebut dipasang, penyedia barang / jasa harus
menunjukkan contoh material yang dimaksud untuk mendapatkan persetujuan dari
direksi pekerjaan.
Lighting Arrester ( Polymer )
Spesifikasi teknis lighting arrester yang digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai
dengan SPLN No. 7C tahun 1978 dan SLPN No. 7D tahun 1978.
Fuse Cut Out ( Polymer )
Spesifikasi teknis fuse cut out yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah dari type /
jenis pemutusan vertical dan untuk pemakai diluar ( out door ) dengan ketentuan :
- Batas tegangan / Rated Voltage ............................................................... 24 Kv
- Batas Arus / Rate current of fuse link and fuse base ................................ 100 A
atau 200 A
- Batas Kapasitas pemutusan / Rate breaking capasicity ............................ 10 Ka
Bordes Trafo / Brecket
Bordes trafo yang digunakan untuk menempatkan trafo dibuat seperti gambar
terlampir dengan material utama sendiri dari UNP. 10. UNP. 8 papan kayu ulin tebal 2
cm, besi l. 50 dll.
LV. Board Panel / lemari besi
LV. Board Panel lemari bagi berisi antara lain fuse catried 100-200 A, Wall saklar 400
A dan peralatan kecil lainnya.
6

Lv Board atau Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah Pasangan Luar dapat
mengacu pada SLPN No. 03 016 1 tahun 2010 / GALVANIS.
SPESIFIKASI TEKNIS PERANGKAT HUBUNGAN BAGI TEGANGAN RENDAH :
4 JURUSAN
Keterangan PHB 4 Jurusan lubang samping :
1. Plat 1,8 2 mm Galvanis 120 x 100 x 40 cm ( type press )
2. Siku Rangka Galvanis 80 x 100 cm
3. Cat Dalam Standar disesuaikan
4. Cat Luar Standar disesuaikan
5. Kunci Tangkai Panjang
6. Caping u / Gembok
Isi dalam :

1. LBS 400 A / 630 A ( SACOMEC ) ( SNI )


1 pcs
2. Rell Coper 4 x 5 mm CU ( SNI )
Disesuaikan
3. NH Fuse Size 2 200 / 400 A ( SNI ) 12 pcs
4. CT TR 400 / 5 630 / 5 ( SNI )
3 pcs
5. Ampere Meter 400 / 630 A ( SNI )
3 pcs
6. Volt Meter 400 volt ( SNI )
3 pcs
7. Lampu Indiktor ( SNI )
1 pcs
8. Saklar / MCB 4 A ( SNI )
1 pcs
9. Stop Kontak ( SNI )
1 pcs
10. Terminal Netral Rel Coper ( SNI )
Disesuaikan
Treckschoor dan kontramas dibuat seperti gambar terlampir .
Klem Beugel
Klem Beugel dibuiat dari strip plate dengan ukuran tebal 0,6 cm dan lebar 4 cm diberi
lubang sesuai gambar dibersihkan dengan diampelas dan dicat dengan cat
aluminium sampai merata.
Mur dan Baut
Mur dan Baut terbuat dari baja dengan ukuran 3 / 8 (M 12) dan 5 / 8 (M 16).
Sepatu Patok Jepit Beton
Patok Beton bertulang dengan ukuran 12 x 12 x 250 cm sebanyak 2 batang dan
balok beton 12 x 10 x 100 cm sebanyak 4 batang dan mur baut sebanyak 8 set untuk
SUTM, SUTR dan Gardu Trafo tisng tunggal, bila diperlukan.
Ardee
Grounding rod 5,5 meter atau 2,75 meter dari pipa galvanizeed dengan diameter 1
dan dibuat seperti gambar terlampir.
Penghalang Panjat
Penghalang Panjat dibuat dari besi beton ukuran diameter 8 mm, plat baja lebar 30
mm dan tebal 5 mm, dilas dan dibentuk sesuai dengan gambar terlampir.
Plat Tanda Bahaya
Plat tanda bahaya untuk SUTM dibuat dari plat baja dengan ukuran 2 mm x 120 mm x
150 mm dan untuk Gardu Trafo dengan ukuran 2 mm x 360 mm x 460 mm dan warna
seperti pada gambar.

10 . PEMASANGAN JARINGAN
10.1. MENGGALI LOBANG DAN MENDIRIKAN TIANG
10.1.1. Penggalian lobang dapat dilaksanakan dengan tenaga manusia
dengan bor tanah atau alat penggali tanah lainnya.
10.1.2. Bentuk dan ukuran lobang disesuaikan dengan ukuran tiang yang
dipasang sehingga tiang dapat masuk dan tertanam dengan mudah.
10.1.3. Kedalaman lobang pada tanah normal ( Tidak berbatu ) adalah 1/6
panjang tiang akan dipasang dilobang tersebut.
7

10.1.4. Pengukuran dalamnya lobang pada tanah yang miring dihitung dari sisi
lobang yang rendah.
10.1.5. Dalam hal khusus seperti pada tanah yang keras (cadas, karang abtu
padat) kedalam lobang dapatkurang dari 1/6 panjang tiang, ketentuan
dalamnya lobang harus ditentukan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
10.1.6. Pada keadaan yang sangat khusus seperti tanah sangat lunak dan
keras sehingga pengalian dan pembuatan lobang dukar memenuhi
syarat dapat dipasang plate, bogsoes atau khusus pada lokasi
tersebut. Penyedia Barang / Jasa agar segera melaporkan kepada
Direksi Pekerjaan mengenai lokasi tersebut dan juga pondasi apa yang
semestinya digunakan untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
10.1.7. Tanah bekas galian lobang dan air ( bila ada ) harus diatur dijaga tidak
merusak tanaman, menggangu, menutupi / menghalang lalu lintas,
saluran air dan bangunan disekitar tempat pekerjaan.
10.1.8. Lobang yang sedand atau sudah selasai digali tetapi belum dipasang
tiang, harus diamankan agar tidak membahayakan masyarakat
disekitarnya. Lobang tidak boleh ditinggakan tanpa alat / tanda
pengumuman yang memenuhi syarat.
10.1.9. Mendirikan tiang dilakukan dengan menggunakan crane, tripot atau
peralatan lain yang memadai dan harus aman, Penyedia Barang / Jasa
bertanggung jawab penuh atas keselamatan karyawannya,
masyarakat, bangunan dan lain-lain sarana yang ada ( antara lain
kawat listrik / telepon yang sudah terpasang ) sebagai akibat dari
adanya pekerjaan tersebut.
10.1.10. Pemasangan tiang harus tegak ( vertikal ), pemeriksaan ketegakan
tiang dapat dilakukan dengan alat yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
10.1.11. Tiang-tiang terpasang pada jalur lurus harus benar-benar lurus, tidak
boleh ada yang diluar jalur ( out line ) dalam hal ada kesalahan
penggalian lobang harus digeser searah dengan jalur kawat ( in line ).
10.1.12. Pemasangan tiang hanya boleh setelah tiang diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
10.1.13. Tiang harus didirikan tegak lurus, kecuali tiang yang sudut yang boleh
didirikan agar miring kearah berlawanan dengan beban sehingga
setelah dipasang kawat akan lurus. Kemiringan tiang yang diijinkan
lebih 2%.
10.1.14. Penyedia Barang / Jasa harus segera mengganti dan memperbaiki
tiang rusak yang sudah ditanam bila ternyata tiang tidak memenuhi
syarat.
10.1.15. Sebelum tiang didirikan, maka seluruh tiang agar dicat Menie kembali
secara merata, sebelum dicat bagian yang berkarat agar diamplas
lebih dahulu sehingga bersih baru dicat minie dengan (tiang besi, bila
ada).
10.1.16. Pada tempat-tempat yang tanahnya lembek, maka tiang tersebut
diperkuat dengan patok jepit tiang kayu ulin ukuran 10 x 10 x 200 cm
sebanyak 2 batang dan akyu ulin 10 x 10 x 100 cm sebanyak 4 batang
untuk menjepit tiang yang berdiri dan dipasang menyilang dengan
jaringan (gambar terlampir).
10.1.17. Pengurungan / penutupan lobang setelah dipasang tiang harus segera
dilaksanakan pengurungan harus memenuhi syarat sehingga tiangtiang tersebut benar-benar tertanam dengan kuat didalam, tidak mudah
miring dan tidak berubah posisi.
10.1.18. Bila dipandang perlu, maka ukuran tiang disuatu atau beberapa titik
dapat mengalami perubahan dari ketentuan semula pada gambar
8

kontrak perubahan ini akan ditentukan Direksi Pekerjaan dan Penyedia


Barang / Jasa wajib memenuhi perubahan tersebut dalam waktu
secepatnya sehungga tidak menghambat pekerjaan konstruksi
selanjutnya.
10.1.19. Pada tempat-tempat yang kedalamannya jelak seperti terlampir /
sungai atau permukaan lebih rendah dari jalan harus diperkuat dengan
siring ulin ( lihat gambar konstruksi terlampir ). Kayu ulin harus disusun
overlap kemudian diurung tanah keras.

10.2 PEMASANGAN TRAVERS DAN ARM TIE


10.2.1.

Pemasangan travers dan arm tie dilakukan setelah tiang berdiri.


Pemasangan dilakukan dengan bolt end nut sesuai dengan kebutuhan
dan dikencangkan sehingga travers maupun arm tie tidak bergerak.

10.2.2. Travers dengan posisi 2 lobang isolator mengarah kejalan, kecuali


pada belokan akan ditentukan kemudian (sesuai kondisi lapangan).
10.2.3. Travers dipasang dengan jarak minimun 20 cm dari ujung tiang ke As.
10.2.4. Posisi travers harus tegak lurus terhadap arah / jalur jaringan.

10.3. PEMASANGAN ISOLATOR


10.3.1. Pada saat menarik isolator (dengan tali atau alat lainnya) harus
dilakukan dengan hati-hati, tidak boleh terjadi benturan untuk menjaga
isolator tetap utuh / tidak cacat.
10.3.2. Pemasangan isolator harus tegak lurus terhadap travers dengan
mengencangkan mur bautnya.
10.3.3. Lobang isolator harus terpasang searah dengan jalur jaringan.
10.3.4. Untuk isolator tarik pemasangan Strain Clem pada SP disesuaikan
dengan kondisi lapangan dengan memperhatikan clearance / batas
jarak bebas.
10.3.5. Pemasangan isolator tumpu pada setiap SP (Section Pole)
menggunakan 3 buah isolator.

10.4. PEMASANGAN TREKSCHOOR, DRUKSCHOOR DAN KONTRAMAST


10.4.1. Trekschoor dipasang pada akhir jaringan dan pada belokan 45 derajat
kearah dalam, sedangkan kearah luar belokan dipasang drukschoor
atau kontramast.
10.4.2. Pemasangan posisi trekschoor, drukschoor dan kontramast (Pole
band, kausen, guy wire, anchor rood, turn buckle dan lain sebagainya)
dan pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(standart) sehingga diperoleh hasil yang cukup kuat.
10.4.3. Pemasangan dan penarikan guy wire (khusus untuk trakhoor dan
kontramast) pada tiang diijikan sedikit lebih kencang sehingga tiang
agak miring kearah tarikan guy wire.
10.4.4 Setelah penarikan konduktor harus diperiksa lagi kekencangan
trekschoor maupun kontramast.
10.4.5. Penanaman tiang kontramats mengikuti aturan yang berlaku.
10.4.6. Untuk penahan guy wire dalam tanah dalam kontruksi kontramast dan
trekschoor yang biasa dari anchor blok, untuk daerah rawa dapat
diganti kayu ulin 10 x 10 x 400 cm atau sesuai kondisi lapangan,
9

sedangkan untuk daerah dengan tanah biasa dapat digunakan screw


anchor dengan ukuran seperti pada gambar.
10.5. PEMASANGAN GROUDING
10.5.1. Grouding dipasang pada trafo dan saluran SUTR. Pada saluran SUTR
pemasangan Grounding pada setiap jarak 4 gawang atau 200 meter.
Untuk saluran SUTR disambung pada kawat netralnya dengan arde
2,75 meter sedangkan pada gardu dengan arde 5,50 meter dan 2,75
meter.
10.5.2. Grouding (pentanahan) harus dipasang pada titik / tempat yang telah
ditentukan. Dalam hal tertentu Direksi Pekerjaan dapat mengubah
(mengurangi / menahan) jumlah dan tempat pemasangan gruonding
tersebut disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
10.5.3. Untuk gruond rod atau pipa dipasang maksimal 60 cm dari tiang,
ditanam tegak lurus kebawah sehingga ujung atas gruond rod berada
30 cm dibawah permukaan tanah.
10.5.4.

Untuk menghubungkan gruond rod (tanah) dengan kawat netral


harus dilaksanakan sebagai berikut :
Ujung bagian atas kawat pentanahan (tembaga / copperweld) pada
tiang dihubungkan langsung dengan kawat netral memakai clamp dan
dilindungi pipa (lihat gambar terlampir).

10.5.5. Setelah seluruh eletroda pentahanan (grund rod) tersambung dengan


kawat netral maka tahanan tanah total yang diperoleh tidak boleh
melebihi ketentuan standart PUIL 2000, termasuk pada gardu trafo.
Bila belum tercapai nilai tahanan tanah total tersebut, Direksi
Pekerjaan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan
Penyedia Barang / Jasa wajib melaksanakan dengan baik dan
bertanggung jawab.
10.6 PENEBANGAN / PEMOTONGAN POHON
10.6.1. Sebelum kawat konduktor jaringan / dipasang segala pohon / tanaman
yang antara dua tiang bersebelahan yang menhubungi atau dapat
menyentuh kawat harus dirempei / dipotong atau bilamana perlu
ditebang sehingga dapat diperoleh jarak bebas bagi kawat
bertentangan dengan listrik.
10.6.2. Pohon-pohon disekitar jalur jaringan dipangkas dan dipotong sehingga
jarak dari kawat primer tertular minimum 2,5 meter dan dari kawat
skunder sejauh kurang lebih 1,5 meter.
10.6.3. Penebangan / pemotongan pohon harus dilaksanakan oleh Penyedia
barang / Jasa dengan cara yang baik dan aman, seluruh prosedur
yang ada, sopan santun dan maupun izin yang diperlukan harus
diusahakan / dipenuhi / dilaksanakan Penyedia barang / Jasa dengan
baik sehingga terhindar dari terjadinya perselisihan dengan pemilik
pohon / tanaman.
10.6.4. Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab atas keselamatan
masyarakat, lalu lintas, bangunan dan lain-lain milik orang lain cari
ancaman bahaya akibat peralatan / pemotongan / jasa bertanggung
jawab atas kebersihan lingkungan tersebut.
10.6.5. Segala resiko yang ada akibat penebangan pohon menjadi beban dan
tanggung jawab Penyedia barang / Jasa sepenuhnya.

10

10.7. PEMASANGAN KONDUKTOR


10.7.1. System distribusi SUTM adalah menggunakan system 3 kawat yang
disusun secara horizontal sedangka system distribusi SUTR adalah
dengan twisted cable yang terbuat dari kawat berisolasi dan
puntirsesama phasanya.
10.7.2. Urut-urutan pemasangan dan penyambungan phasa jaringan udara
atau feeder maupun untuk percabangan baru diatur sedemikian rupa
sehingga urut-urutan phasa R,S,T atau phasa merah, kuning, hitam
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
10.7.3. Konduktor telanjang dan kabel udara (overhead insulated cable) harus
ditarik dengan cara-cara menarik konduktor / kabel sesuai dengan
ketentuan.
10.7.4. Pada waktu penarikan kabel (stringing), konduktor kabel pada setiap
haspal (reed) harus diperiksa apakah ada yang putus, cacat, berbelit
atapun lain-lain kerusakan. Bila ada kerusakan atau putus maka
konduktor / kabel tersebut harus dipotong dan dalam hal ini harus
dilaporkan lebih dahulu kepada Direksi / Pengawas.
10.7.5. Pada waktu antara stringing dan saging, tidak lebih dari 3 x 24 jam 3
(tiga) hari terkecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
10.7.6. Kawat telanjang harus diletakan dan diikat pada top grove insulator pin
pada tiang-tiang yang lurus, sedangkan pada tiang-tiang sudut harus
diikat disamping insulator (side grove menjauhi arah tarikan kawat).
10.7.7. Sambungan kawat tidak boleh lebih dari satu jumlahnya pada satu SP
dan sambungan ini letaknya harus dari 3 (tiga) meter dari insulator
penyangga. Sebelum disambung kawat harus dibersihkan lebih dahulu
dengan sikat kawat.
10.7.8

Pada pemasangan connector / clamp / sleeve / splice dan lain-lain


maka permukaan kawat harus betul-betul bersih. Penyambungan cable
udara harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada.

10.7.9. Bila melakukan penyambungan kawat (jointing) pencabangan


(tapping) tension termination dan sebagainya yang menggunakan
connector type compression maka Penyedia Barang / Jasa harus
menggunakan alat kompres (compression tols) dengan dies yang
sesuia / tepat sehingga dapat dihasilkan sambungan yang baik
mutunya dalam kekuatan mekanis dan kontrak listriknya.
10.7.10

saging harus sesuai dengan ketentua-ketentuan


diberikanlangsung dilapangan oleh Direksi / Pengawas.

10.7.11

Penyedia Barang / Jasa harus menpunyai peralatan-peralatan yang


cukup untuk penarikan kawat ini misalnya compression tols, tackle,
koli-koli dan lain-lain peralatan yang diperlukan, sesuai dengan ukuran
kawat dan accessoriesnya yang dipasang.

12.7.12

Bilamana penarikan konduktor / kabel melintas jaringan lainnya


termasukan juga jaringan telepon, maka dilakukan cara-cara
pengamanannya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada.
a. Crossing 150 Kv x 20 Kv
=
b. Crossing 20 Kv & neutral x 20 Kv & neut
Crossing 20 Kv & neutral x 110 Volt
11

4,00
=

yang

1,25

akan

c. Crossing 20 Kv & neutral x jarinagan tele


d. Crossing / pararel 220 Volt x 110 Volt =
Crossing 20 Kv & jaringan telepon
e. Crossing 220 Kv & jarinaga telepon
=
f. Pararel 20 Kv dan 20 Kv
g. Pararel 20 Kv dan 220 Volt
h. Pararel 6 Kv dan 220 Volt

=
2,00
0,50
=
=
=

1,00

1,00
2,00
2,00

10.9. PEMASANGAN ACCESSORIES SUTR


10.9.1. Suspension asembly dipasang pada lintasan sudut 00 - 250, pada
lintasan sudut 250 450 dipasang Small Assembly, pada lintasan sudut
450 -90o dipasang Large Angle Assembly, sedangankan 900 dapat
dipakai dua buah Adjustable Dead end Assembly dan pada akhir
jaringan dipakai Fixed Dead end Assembly.
10.9.2. Pada waktu penyambungan, urutan phasa pada twisted cable ini harus
diperhatikan betul-betul agar tidak ada yang terbalik.
10.9.3. Pada ujung akhir kabel harus harus dilindungi dengan Bundle end
Proction.
10.10.PENGECATAN ( Tiang besi, bila ada )
10.10.1. Setelah pekerjaan penarikan kawat dan pekerjaan finishing sudah
selesai, maka tiang agar dibersihkan dari segala kotoran maupun
karat.
10.10.2. Pekerjaan tersebut diatas dilanjutakan dengan pengecatan dengan cat
hitam sesuai batas 70 cm diatas dan dicat aliminium bagian atasnya
sampai merata, harus dan tidak mudah mengelupas ( khusus untuk
tiang besi ).
11.

PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN


11.1.

Setelah jaringan selesai dipasang akan dilakukan pemeriksaan dan


pengukuran bersama oleh Dinas Tata Kota, Bangunan dan
Pertamanan Kota Palangka Raya dan Penyedia Barang / Jasa sebagai
acuan untuk membuat gambar pelaksanaan (asbuilt Drawing).

11.2.

Sebelum pemeriksaan Penyedia barang / Jasa harus menyerahkan


gambar kerja.

11.3.

Pemeriksaan akan meliputi mutu pekerjaan seluruh jaringan yang


dikerjakan antara lain keseluruhan dan ketegakan berdirinya tiang,
kelengkapan konstruksi, kekuatan konstruksi clearance, saging dan
lain sebagainya.

11.4.

Perbaikan / perubahan harus dilaksanakan oleh Penyedia barang /


Jasa dengan baik dan bertanggung jawab.

11.5.

Sebelum pengisisan tegangan harus dilakukan pengukuran jaringan


meliputi pengukuran tahanan pentanahan dan tahanan isolasi nilai
pengukuran tahanan isolasi antara phasa-phasa dan phasa netral
minimun 14 mega ohm untuk SUTM dan 0,3 untuk SUTR.

11.6.

Setelah semua perbaikan dilakukan seluruh hasil pekerjaan dinyatakan


baik serta memenuhi syarat oleh Direksi / Pengawas, baru bole /
diizinkan diisi tegangan.
12

12. PENGISIAN TEGANGAN


12.1.

Pengisian tegangan harus diketahui dan dikonfirmasikan antara


Direksi Pekerjaan / PLN Cabang / Ranting dan Penyedia Barang /
Jasa.

12.2.

Pengisian tegangan hanya boleh dilakukan oleh petugas PLN yang


ditugaskan.

13. PEKERJAAN FINISING


Seluruh pekerjaan yang telah selesai dikerjakan harus disempurnakan sampai
betul-betul dan rapi sedemikian rupa juga disekitar lokasi pekerjaan harus
bersih dari segala kotoran yang disebabkan oleh kegiatan pekerjaan.

Palangka Raya,

Agustus 2014

Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. EXACTA JAYA GEMILANG

RIZKI DHAYAN AJI, ST


Direktur

13

14

Anda mungkin juga menyukai