DINAS KESEHATAN
Komplek Perkantoran Pemda Sei. Betung – Siak Sri Indrapura
Telpon (0764) 32209, 20417, Faks (0764) 32209, 20417
E-mail : diskessiak.program@gmail.com
SPESIFIKASI TEKNIS
SUB KEGIATAN :
REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN PUSKESMAS
PEKERJAAN :
KEGIATAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
PUSKESMAS LUBUK DALAM
LOKASI :
KEC. LUBUK DALAM
KABUPATEN SIAK Dana APBD (Bankeu)
Kabupaten Siak
T.A 2021
Kegiatan Penyelesaian Pekerjaan Puskesmas Lubuk Dalam
BAGIAN I
PERSYARATAN TEKNIS - UMUM
PASAL 1.
JENIS PEKERJAAN
PASAL 2.
SYARAT – SYARAT UMUM
2.1. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik – baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan
Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini, Bila terdapat ketidak jelasan
dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut
kepada Perencana/Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.
Penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan dan alat – alat yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan – bahan, alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna.
Kontraktor wajib memasukan jadwal kerja, Kontraktor juga wajib memasukan identifikasi dari
tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing – masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisir peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib
menyediakan tempat penyimpanan bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan hal – hal yang dapat menggangu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja,
sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.
2.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar – gambar yang ada
(Struktur, Arsitektur, dan Mekanikal Elektrikal) dalam Uraian Spesifikasi Pekerjaan ini,
maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan
hal tersebut kepada Perencana/pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan
pelaksanaan di lokasi setelah Pengawas berunding terlebih dahulu dengan Perencana,
Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.
2.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi dalam keadaan selesai/
terpasang.
2.4.3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan
meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil – peil, ketinggian, lebar,
ketebalan, luas penampang dan lain – lainnya sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan
Kontraktor wajib berkonsultasi terlebih dahulu dengan Perencana.
2.4.4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran – ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan pengawas.
Bila hal tersebut terjadi segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor
baik dari segi biaya maupun waktu.
2.4.5. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing – masing dua salinan, segala
gambar-gambar spesifikasi teknis. agenda, berita acara perubahan dan gambar – gambar
pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Direksi setiap saat
sampai dengan serah terima kesatu, Setelah serah terima kesatu, dokumen – dokumen
tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi tugas.
2.5.1. Gambar – gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar – gambar, diagram. Ilustrasi,
jadwal brosur atau data yang disiapkan Kontraktor, Supplier atau Produsen yang
menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
2.5.2. Contoh – contoh adalah benda – benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukan
bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk
menilai dahulu.
2.5.3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera
semua gambar – gambar pelaksanaan dan contoh – contoh yng diisyaratkan dalam
Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan pengawas.
2.5.4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar – gambar pelaksanaan atau contoh – contoh
dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut
dengan Dokumen Kontrak
2.5.5. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui
gambar – gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat – singkatnya,
sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat – syarat
keindahan.
2.5.6. Kontraktor akan melakukan perbaikan – perbaikan yang diminta Konsultan pengawas dan
menyerahkan kembali segala gambar – gambar pelaksanaan dan contoh – contoh sampai
disetujui.
2.5.8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar – gambar pelaksanaan atau contoh – contoh
yang harus disetujui Konsultan Pengawas tidak boleh dilaksanakan sebelum ada
persetujuan tertulis dari Konsultan pengawas.
2.5.9. Gambar – gambar pelaksanaan atau contoh – contoh harus dikirimkan Pengawas kepada
Konsultan Pengawas dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan
mencantumkan tanda – tanda “Telah diperiksa tanpa Perubahan“ atau “ Telah Diperika
dengan Perubahan” Atau “Ditolak”.
2.5.10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan
pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah
jelas dan tidak perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing – masing jenis
dan tidak diperlu dirubah.
2.5.11. Contoh – contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada
Konsultan pengawas dan di biayai oleh kontraktor.
2.5.12. Biaya pengiriman gambar – gambar pelaksanaan, contoh – contoh katalog-katalog kepada
Konsultan pengawas dan perencana menjadi tanggungan kontraktor.
Kontraktor menjamin pada Pemberi tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis
sesuai dengan Dokumen kontrak.
Apabila diminta, kontraktor sanggup memberikan bukti – bukti mengenai hal – hal tersebut pada
butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan
dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Apabila pada Spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen,
maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan jadi tidak ada alasan
bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi
dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang Kontraktor
harus segera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan/merek
tersebut tidak/sukar diperoleh, maka perencana akan menentukan sendiri alternatif merek lain
dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 ( satu) bulan penunjukan pemenang, Kontraktor
2.8.1. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya hanya segera
disediakan atas biaya kontraktor dan contoh – contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara
sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti, Contoh – contoh tersebut jika telah disetujui.
Disimpan oleh Pemberi tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai
dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2.8.2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang – barang contoh (Sample) dari material yang
akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
2.8.3. Barang – barang Contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti/sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang – barang/material – material tersebut.
2.8.4. Untuk barang – barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui pemesanan),
maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan :
Brochure, katalague, gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample, yang
dianggap perlu oleh Perencana/Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan
Perencaan/Pengawas.
2.9. Substitusi
1) Seluruh, peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru.
2) Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai keterampilan yang memuaskan dimana latihan khusus bagi pekerjan sangat
diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.
Apabila dalam Dokumen lelang ini ada klausal – klausal yang disebutkan kembali pada butir lain,
maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan
masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis maka diambil
sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang
paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak petent dan lain – lain untuk segala “claim” atau tuntutan
terhadap hak – hak khusus.
2.12.1. Untuk Kelengkapan pekerjaan ini harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus di koordinasi lebih dahulu agar
ganguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
2.12.2. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat – syarat
pelaksanaan, gambar – gambar dan instruksi tertulis dari Pengawas.
2.12.3. Pengawas berhak memeriksa pekerjan yang dilakukan oleh Kontraktor pada setiap waktu
bagaimanapun juga kelalaian Pengawas dalam pengontrolan terhadap kekeliruan –
kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti Kontraktor
bebas dari tanggung jawab.
2.12.4. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat – syarat pelaksanaan (Spesifikasi) atau
gambar atau instruksi tertulis dari Pengawas harus diperbaiki atau dibongkar.
Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner) terhadap semua “Claim“ atau tuntutan biaya atau
kenaikan harga kerena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama produksi, hak
cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.
2.15.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
syarat - syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya.
1. Keppres 54 tahun 2010 dengan lampiran-lampirannya
2. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indinesia atau Algemene
Voorwarden voor de Uitvoeiring bij Aanneming Openbare Warken ( AV ) 1941
3. Peraturan Beton BertulangIndonesia (PBI – 1971)
4. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
5. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN
setempat.
6. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
7. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI-1961)
8. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08
9. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
10. Peraturan Muatan Indonesia
11. Standar SK.SNIT 1728-1989; Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung.
12. Standar SK.SNIT 1734-1989; Perencanaan beton bertulang dan Struktur dinding
bertulang untuk Rumah dan Gedung.
13. Standar SK.SNIT 5-04-1989; Spesifikasi Bahan Bangunan (Bukan logam)
14. Standar SK.SNIT 15-1990 03; Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
15. Standar SK.SNIT 18-1990 03; Spesifikasi Bahan Tambah untuk Beton
16. Standar-standar Nasional Indonesia lainnya.
2.15.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tesebut diatas, berlaku dan mengikat pula :
1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga gambar – gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan
sudah disahkan/disetujui Direksi.
2. Rencana Kerja dan Syarat – syarat
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
4. Berita Acara Penunjukan
5. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor
6. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
7. Surat Penawaran beserta lampiran – lampirannya
8. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Scedulle) yang telah disetujui
9. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan
2.16.1. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan disain
yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas.
2.16.2. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data – data yang diperlukan termasuk
keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis, dan hal-hal lain yang
diperlukan.
2.16.3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan – kesalahan detailing fabrikasi
dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja.
2.16.4. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang teliti atau kelelaian Kontraktor, harus dilakukan atas biaya
Kontraktor.
2.16.5. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar – gambar “As Built Drawing “ sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan
pemeriksaan di kemudian hari.
Gambar – gambar tersebut diserahkan kepada Pengawas.
2.17.1. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar – gambar “As Built Drawing “ sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan
pemeriksaan di kemudian hari.
2.17.3. Pembuatan As Built Drawing tersebut berdasarkan hasil evaluasi dari pihak Direksi
terhadap pekerjaan yang terpasang (ukuran, bentuk, peil dan sebagainya).
2.17.4. Semua biaya/pengukuran akibat butir (1) dan (2) diatas ditanggung oleh pihak Pemborong.
2.18.1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa dilokasi
proyek atau disuplai dari luar, Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari Lumpur,
minyak dan bahan – bahan kimia lainnya yang merusak penyediaan air harus sesuai dengan
petunjuk dan pesetujuan Perencana/Pengawas.
2.18.2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk sementara atas persetujuan Pengawas
daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.
2.19.1. Ukuran luas kantor Kontraktor, Los kerja serta tempat – tempat simpan bahan,
disesuaikan dengan kebutuhan kontraktor dengan mengabaikan keamanan dan
kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
2.19.2. Khusus untuk tempat simpan bahan – bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing – masing bahan
tidak tercampur.
2.19.1. Laporan
1) Pemborong diharuskan membuat laporan Harian setiap hari dan berkala kemajuan
pekerjaan untuk setiap satu Minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi
kemajuan pekerjaan yang telah disediakan Direksi.
Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah
pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat yang
dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-nahan bangunan kelokasi pekerjaan,
kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah-masalah yang timbul
dilapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja mingguan berikutnya. Laporan juga
dilengkapi dengan buku tamu yang berisikan saran-saran yang tertulis didalamnya
sebagai masukan bagi Direksi dalam pengembangan manajemen proyek.
2) Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan pemborong pada setiap akhir pekan
untuk evaluasi.
2.19.2. Dokumentasi
Kontraktor diharuskan membuat dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik secara berkala
dalam bentuk potret-potret, diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 set :
1. Judul potret, nomor urut dan tanggal serta lokasi pengambilan harus dicantumkan
dikertas potret itu juga.
3. Negative film dari potret-potret yang dibuat menjadi milik Pemberi Tugas dan tiap
orang yang ingin mendapatkan cetakan harus dengan persetujuan Direksi.
PASAL 3.
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
3.1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak
dikelurkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
3.2. Jangka waktu pemeliharaan yaitu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak
dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan
PASAL 4.
LAIN - LAIN
4.1.1. Personil manajerial dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Riwayat Pengalaman
Tgl/bln/t Jabatan dalam Sertifikat Kompetensi
No Nama Pendidikan (Tahun Kerja Jumlah Keterangan
hn. Lahir Pekerjaan Kerja
Lulus) (tahun)
SKT Pelaksana
SMP, Tahun ...........
Bangunan
1 ................................. ................ Pelaksana 2 Tahun 1 Orang
gedung/Pekerjaan
SMA, Tahun ...........
Gedung (TA 022)
Dst. ...........
Dst. ...........
4.1.2. Catatan : Pada kolom riwayat pendidikan (tahun lulus) jenjang pendidikan personil diisi
sampai dengan batas akhir pendidikan atau sesuai persyaratan untuk
memperoleh SKA/SKT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Mesin beton
2 molen/Concrete 3 Unit 0.3-0.6 M3 ................. ................. ................. .............. .......................... KWITANSI
Mixer
3 Generator Set 1 Unit 135 KVA ................. ................. ................. .............. .......................... KWITANSI
4 Mesin Las Listrik 1 Unit ................. ................. ................. .............. .......................... KWITANSI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Mesin beton
2 molen/Concrete 3 Unit 0.3-0.6 M3 ................. ................. ................. .............. .......................... KWITANSI
Mixer
3 Generator Set 1 Unit 135 KVA ................. ................. ................. .............. .......................... KWITANSI
4 Compresor 1 Unit 4000-6500 l/m ................. ................. ................. .............. .......................... KWITANSI
5 Mesin Las Listrik 1 Unit ................. ................. ................. .............. .......................... KWITANSI
8 Mesin Potong Kayu 1 Unit - ................. ................. ................. .............. .......................... KWITANSI
DESKRIPSI RESIKO
NO IDENTIFIKASI BAHAYA
URAIAN PEKERJAAN
( Skenario Bahaya)
- Menghirup debu
BAGIAN II
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan awal yang harus dikerjakan kontraktor sebelum memulai
pekerjaan utama.
Kontraktor harus membersihkan lokasi pekerjaan dari akar belukar, pokok-pokok pohon dan dari
segala sesuatu yang memungkinkan akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai petunjuk
atau persetujuan dari pengawas.
PASAL 1.
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN
1.1.1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar – akar pohon.
1.1.2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
1.2.1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi pembangunan
dengan dilengkapi keterangan – keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon,
letak batas – batas tanah dengan alat – alat yang sudah ditera kebenarannya.
1.2.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
1.2.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut – sudut hanya dilakukan dengan alat – alat waterpass/
theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
1.2.5. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian - bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/Pengawas.
Segala Pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
1.3.1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau meranti 5/7, tertancap ditanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah – ubah, berjarak maksimum 1,5 m satu
patok dengan patok yang berikutnya.
1.3.2. Papan bouwplank dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus
dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
1.3.3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain
oleh perencana /Pengawas.
1.3.4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 150 cm dari as pondasi terluar.
1.3.5. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank), kontraktor harus
melaporkan kepada Perencana/Pengawas.
1.4.1. Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama – nama
Pemberi tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor.
Pemborong harus membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi pada pangkal
jalan atau tempat yang mudah dilihat atau yang ditunjuk Direksi. Ukuran, bentuk dan
susunan kata-kata disesuaikan serta warna akan ditentukan direksi. Pemasangan papan
nama Proyek dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik dimulai.
BAGIAN III
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN TANAH DAN STRUKTUR
1. Lingkup Pekerjaan
Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan material, tenaga kerja, peralatan kerja, peralatan
pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
gambar kerja, RKS dan kontrak kerja.
Adapun pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan pagar ini adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Galian
2. Pekerjaan Urugan Pasir
3. Pekerjaan Urugan Tanah
4. Pekerjaan Cor Lantai Kerja
5. Pekerjaan Pondasi
3. Standard
a. Standard Indonesia
-. PUBI : Peraturan Umum Bangunan Indonesia 1982 (NI-3) SK.SNI-1991.
- PPCI : Peraturan Portland Cement Indonesia 1973 (NI-8)
-. PBN : Peraturan Bangunan Nasional 1978.
b. ASTM, USA
-. C 33 - Concrete Aggregates.
-. C 150 - Portland Cement.
c. PKKI 1961 (NI-5)
PASAL 1.
PEKERJAAN TANAH GALIAN
Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan – kerusakan sebagai akibat dari
pekerjaan galian tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap
langkah apapun untuk menjamin pekerjaan yang sedang berlangsung tidak terganggu.
Sarana umum yang sudah tidak berfungsi lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan
terletak didalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan kesuatu tempat yang
disetujui oleh konsultan Pengawas atas tanggungan kontraktor.
Didalam lokasi proyek galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat
dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.
Drainase tersebut harus berakhir pada bak penampung yang mengumpulkan air tersebut dan
selanjutnya dibuang keluar. Selain itu harus diperhatikan bahwa permukaan air tanah pada
lokasi galian setiap saat harus berada pada level 100 cm dibawah dasar galian yang terendah,
sehingga dapat dipastikan bahwa galian dilakukan dalam keadaan kering.
PASAL 2.
PEKERJAAN URUGAN PASIR
2.2.4. Persetujuan
Bahan-bahan yang digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari konsultan
Pengawas sebelum proses pengiriman dan yang lainnya dilakukan. Kontraktor harus
mengajukan permohonan persetujuan dalam waktu minimal 7 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
2.3.3 Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat
persetujuan tertulis dari konsultan Pengawas.
PASAL 3.
PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PEMADATAN
b. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampurkan dengan
tanah urug lainnya, sehingga diperoleh lapisan dengan gradasi yang baik.
c. Jika material tersebut tidak memenuhi syarat,maka konsultan Konsultan Pengawas berhak
menolak dan kontraktor harus mengganti dengan material yang memenuhi syarat.
BAGIAN IV
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR / BETON
2) Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam – macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur
yang sama) dalam kedaan baru dan asli, dikirim dalam kantong – kantong semen yang
masih disegel dan tidak pecah.
3) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam zak
(Kantong ) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang
yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai zak – zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m atau maxsimum 10 zak, setiap pengiriman baru harus
ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimnya.
4) Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan – kerusakan akibat salah penyimpanan
dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunannya tanpa melalui test lagi, Bahan yang
telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
2. Aggregat
1) Semua pemakaian koral (Kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan pasir beton harus
memenuhi syarat – syarat :
a. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan Bangunan ( NI.3-1956 )
b. Peraturan Beton Indonesia ( NI.3-1956 )
c. Tidak mudah Hancur ( Tetap Keras ) tidak porous
d. Bebas dari tanah / tanah liat ( tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran –
kotoran lainnya ).
2) Kekerasan dari butir – butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudelaff
dengan beban penguji 20 ton, aggregat kasar harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24 %
b. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22 % atau dengan
mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %
3) Koral (Kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30
mm, untuk penggunaanya harus mendapat persetujuan Pengawas.
4) Gradasi dari aggregat – aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan
mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang bak dengan semen dan air,
dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
5) Pengawas dapat meminta kepada kontraktor untuk mengadakan test kwalitas dari aggregat
– aggregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Pengawas, setiap saat
dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.
6) Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana aggregat tersebut disupply, maka
Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada Pengawas
7) Aggeregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaanya dan dicegah
supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.
Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan – ketentuan PBI 1971.
a. Mempunyai penampang yang sama rata
b. Ukuran disesuaikan dengan gambar – gambar
2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan – ketentuan diatas, harus
mendapat persetujuan perencana/pengawas.
3) Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) atau dengan persetujuan
Pengawas untuk pekerjaan Konstruksi. Produksi yang digunakan setara Krakatau Steel.
4) Kontraktor bilamana harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk –petunjuk dari pengawas, Batang percobaan diambil dibawah
kesaksian pengawas, jumlah test besi, Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan
setiap saat bilamana dipandang perlu oleh pengawas.
Semua biaya-biaya percobaan tesebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
5) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar – gambar atau mendapat
persetujuan pengawas, untuk hal itu sebelumnya kontraktor harus membuat gambar
pembengkokan baja tulangan (banding schedule) diajukan kepada pengawas untuk
mendapat persetujuannya.
Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat beton,
diikat denan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari lantai kerja atau
papan acuan.
6) Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat keret lepas, kulit
giling atau bahan – bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi
yang tepat.
7) Pengunaan besi beton yang sudah jadi, seperti steel wiremesh atau yang semacam itu harus
mendapat persetujuan perencana / pengawas.
8) Besi Beton yang tidak memenuhi syarat – syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan
spesifikasi (RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi
tertulis dari pengawas dalam waktu 2 x 24 jam.
9) Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton ditentukan dari jenis kawat beton pengikat No. 16 SWG (Ø 1
mm) dan tidak bersapuh seng.
4. Air
1) Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan – pekerjaan di lapangan adalah air
bersih, tidak bewarna, tidak mengandung bahan – bahan kimia (asam alkali) tidak
mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak.
Memenuhi syarat – syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971) dan diuji oleh
Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung/Pihak
kontraktor.
2) Air yang mengandung garam, (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
2. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol daya
kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya
pengendapan (Segregation) dari aggregat
Percobaan slump diadakan menurut syarat – syarat dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (NI.2-1971).
3. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan
untuk menentukan beton yang baru dimulai.
5. Adukan Beton
a. Adukan beton harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971 NI.2, Beton harus
mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengotrol
daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan
terjadinya pengendapan (segregasi) dari agregat.
c. Percobaan slump diadakan menurut syarat – syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia ( NI.2-1971)
Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan
untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton
selanjutnya dan harus mendapat persetujuan pengawas.
5. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu mutu
sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan factor air semen
maksimum 0.55 harus memakai plasticizer sebagai bahan additive.
2. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda – benda uji setiap 5 M3 dengan
minimum satu benda uji setiap hari. Sesuai dengan PBI 1971.NI-2 dan nomor urut yang
menerus.
3. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dan memenuhi
syarat – syarat dalam peraturan beton Indonesia (NI.2-1971).
4. Ukuran kubus coba atau benda uji adalah 15 x 15 x 15 cm, Pengambilan adukan beton,
percetakan kubus coba dan curingnya harus dibawah pengawasan. Prosedurnya harus
memenuhi syarat – syarat dalam peraturan beton Indonesia (NI.2-1971).
5. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat menunjukan
tangal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain – lain yang
perlu dicacat.
6. Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, bab 4,7 termasuk juga
pengujian – pengujian usut (slump) dan pengujian – pengujian tekanan.
Jika beton tidak memenuhi syarat – syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang
tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan kontraktor harus menyingkirkan dari
tempat pekerjaan jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan harus dilakukan dengan
mengikuti prosedure – prosedure PBI, untuk perbaikan.
7. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadai tanggung jawab
kontraktor.
8. Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang berwenang dan
disetujui pengawas.
9. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada pengawas segera sesudah selesai
percobaan, paling lambat 7 hari sesudah pengecoran, dengan mencatat besarnya
kekuatan karetreistik, devisi standard, campuran adukan berat kubus benda uji tersebut,
dan data – data lain yang diperlukan.
10. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti yang
ditunjukan oleh kubus cobanya gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka pengawas
berhak meminta kontraktor supaya mengdakan percobaan – percobaan non destruktif
atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan (destruktif).
Percobaan – percobaan ini harus memenuhi syarat – syarat dalam peraturan beton
Bertulang Indonesia (NI.2-1971)
Apabila gagal maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai
dengan petunjuk pengawas. Semua biaya- biaya untuk percobaan dan akibat - akibat
gagalnya pekerjaan tesebut menjadi tanggung jawab kontraktor. Kontraktor juga
diharuskan mengadakan slump test menurut syarat – syarat dalam Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (NI.2-1971).
2. Pelaksanaan
a. Pemasangan Bekisting
1. Tentukan jarak, level dan pusat (Lingkaran) sebelum memulai pekerjaan.
Pastikan ukuran – ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
2. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (brancing), sesuai dengan
design dan standard yang telah ditentukan, sehingga bisa dipastikan akan
menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan akan bentuk,
kelurusan dan dimensi.
3. Hubungan – hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap
air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk
beton. Hubungan – hubungan ini harus diusahakan semenimal mungkin.
4. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya.
Pemakain pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Direksi
Lapangan. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus
dibuang.
5. Perkuat – perkuat pada bukaan – bukaan dibagian – bagian yang structural yang
tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan
persetujuan dari Direksi.
6. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
7. a). Deviasi garis vertikal dan horizontal
- 6 mm, pada jarak 3000 mm.
- 10 mm, pada jarak 6000 mm
- 20 mm, pada jarak 12000 mm atau lebih
b). Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/ balok, ketebalan
plat : 6 mm.
8. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena
bahan pelepas acuan, bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai.
Untuk itu dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam
bekisting harus dibasahi dengan air bersih.
Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.
c. Kontrol Kualitas
1. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan betuk beton
yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa
pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekisting, wedgeeties dan bagian –
bagian lainnya aman.
2. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan dan telah
dibersihkan guna pelaksanaan pemeriksaan, Mintakan persetujuan Direksi
terhadap bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan pengecoran
beton.
3. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali
tidak diperkenankan.
Penambahan pada bekisting juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan –
bukaan sementara yang diperlukan.
4. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya
dari Direksi Lapangan.
d. Pembersihan
1. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda – benda yang tidak
perlu.
Buang bekas – bekas potongan, kupasan dan puing – dari bagian dalam
bekisting. Siram dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang
benda – benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air dan puing – puing
tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.
2. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku
sehingga tidak terjadi bahan kejut (shock load) atau tidak seimbang beban yang
terjadi pada struktur.
3. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati – hati, agar peralatan –
peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
4. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting – bekisting yang telah dibuka harus
disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan
yang akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.
5. Dimana diperlukan perkuatan – perkuatan pada komponen – komponen
structural yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan
konstruksi sehingga pekerjaan – pekerjaan konstruksi dilantai – lantai diatasnya
bisa dilanjutkan.
Pembukaan penunjukan bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton
mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 day compressive stregth) yang
diperlukan.
6. Bekisting – bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak
boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian – bagian utama dari
pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan pengawas dan mendapatkan persetujuan.
Jika tidak ada persetujuan maka kontraktor dapat diperintahkan untuk peyingkir/
membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan atas biaya kontraktor sendiri.
3. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton
selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan pengawas.
4. Sebelum pengecoran dimulai, maka tenpat – tempat yang akan dicor terlebih dahulu
harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran ( potongan kayu, batu, tanah dan lain -
lain ) dan dibasahi dengan air semen.
5. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan
agregat.
6. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan
vibrator.
8. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih dahulu
harus dibersihkan dan dikasarkan.
Apabila perbedaan waktu pengecoran kurang atau sama dengan 1 hari, beton lama
disiram dengan air semen dan selanjutnya seperti pengecoran biasa.
Apabila lebih dari 1 hari maka harus digunakan bahan additive untuk penyambungan
beton lama dan beton baru.
2. Untuk bahan curing dapat dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara sebanyak 1
liter tiap 6 M2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh Pengawas
1. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 (NI.2-1971) dimana bagian kontruksi
yang dibongkar cetakannya harus mendapat memikul berat sendiri dan beban – beban
pelaksanaanya.
4. Apabila setelah cetakan dibongkar tenyata terdapat bagian – bagian beton yang kropos
atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan kontruksi tersebut, maka
Kontraktor harus segera memberitahukan kepada pengawas untuk meminta persetujuan
mengenai cara pengisian atau menutupnya, Semua resiko yang terjadu akibat pekerjaan
tersebut dan biaya – biaya pengisian atau penutup bagian tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
2. Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar diameter 10 cm atau
8 x 8 cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut maka pelat dan dinding
perlu dipasang perkuatan, pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
dikoordinasikan dengan Kontraktor terkait dan mendapat persetujaun Pengawas.
BAGIAN V
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
PASAL 1.
INSTALASI PLUMBING
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Praturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2. Pedoman Plambing Indonesia 1987
3. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang / Pemda setempat.
1.2.1. Gambar – gambar rencana dan persyaratan – persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.
1.2.2. Gambar – gambar sistim ini menunjukan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudian service/maintenance jika peralatan – peralatan sudah
dioperasikan.
1.2.3. Gambar – gambar arsitek dan struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
1.2.4. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
Pengawas Lapangan untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan
gambar – gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain
yang berhubungan dengan dengan instalasi ini.
1.3.1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instilasi ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Direksi dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
1.3.2. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan Kontraktor harus segera
menghubungi Direksi.
Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
1.5.2. Semua bahan dan perlengkapanya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab kontraktor.
1.6.1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebaginya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instilasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan
pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan
spesifikasi gambar dan bill of quantity.
1.8.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapian, ketinggian yang benar, sera memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatau ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm
diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem
dan yang diperlihatkan gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi UNION
atau FLANGE.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harfus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan Menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Dibagian dalam bangunan.
- Garis tengah 150 mm atau lebih kecil 1 <<%.
b. Dibangian luar bangunan.
- Garis tengah 150 mm atau lebih kecil <<%.
- Garis tengah 200 mm atau lebih besar 1%
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
Drains dan Vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
9. Katup (valves) dan saringan (Strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pengangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa
secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang
dihubungkan oleh gaya yang bekerfja kearah memenjang.
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat kearah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fitting pada
pemipaan demikian harfus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah pipa
harus secukunya disediakan agar pemuaian serta peregangan terjadi pada alat-alat
tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.
13. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipa sleeve harus disediakan dimana pipa-
pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.
Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeve dan
pipa –pipa harus dipakai dengan bahan rock wool 15. Selama pemasangan, bila terdapat
ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap
pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah
masuknya benda-benda lain.
14. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
15. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
1.9. Pengujian
1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pipa harus diuji dengan tekanan air dibawah tekana
kerja ditambah 50% atau 9 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 1 jam.
2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
3. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekana harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
1.11.1. Tangki septik berfungsi air limbah selama jangka waktu pemakaian air rata – rata sehari.
1.11.2. Tangki septic harus dibuat dengan kontruksi sebagai berikut :
a. Membuat penyekat sehingga terjadi perpisahan kotoran padat dan cair.
b. Menghilangkan sudut tajam .
c. Mencegah air tanah masuk dalam tangki.
d. Membuat permukan dinding licin dan bersih.
e. Membuat manhole dengan kontruksi water tight.
f. Membuat semua sleeve dipakai rapat air
g. Membuat peresapan Septick tank
PASAL 2.
INSTALASI ELEKTRIKAL
2.1.1. Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek tersebut diatas. Segala
persyaratan dan ketentuan instalsi listrik akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin instalsi
dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu daftar referensi
pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.
2.2.1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah rapat penjelasan
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi edan mengikat dan tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya.
2.2.2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenence juga peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
2.2.3. Gambar-gambar arsitek dan struktur atau sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
2.2.4. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
Direksi atau manajemen konstruksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.
Dengan mengajukan gambar-gambat tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari
instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
2.2.5. Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan
operating dan maintenence instruction serta harus diserahkan kepada Direksi/manajemen
Konstruksi pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi
dengan daftar ini dan daftar notasi
2.3. Koordinasi
2.3.1. Kontraktor instalasi hendaknya bekerjasama dengan Kontraktor Instalasi lainnya agar seluruh
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2.3.2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan istalasi
yang lain.
2.3.3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi lain, maka semua akibatnya menjadi
tanggung jawab kontraktor.
2.4.1. Sebelum pelaksanaa pemasangan dimulai, kontraktor harus menyerahkan gambar kerja dan
detailnya kepada Direksi/manajemen konstruksi dalam rangkap 3 untuk disetujui.
2.4.2. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang kan dipasang. Apabila ada sesuai yang diragukan kontraktor harus segera menghubungi
direksi/manajemen Konstruksi. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan
yang salah akan menjadi tanggung jawab kontraktor
2.5.1. Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang diaqnggap perlu
untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang diminta.
2.5.2. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab kontraktor.
2.6.1. Pelaksanaan istalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan perencana dan
Direksi/Manajemen Konstruksi.
2.6.2. Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
direksi/menejemen Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga).
2.6.3. Perubahan material dan lain-lain harus diajukan Kontraktor kepada Direksi/Menejemen
Konstruksi, secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui
oleh direksi menejemen Konstruksi secara tertulis.
2.7.1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan yang
diperlukan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan
instalasi ini.
2.8.1. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
BAGIAN VI
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Lingkup Pekerjaan
Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan material, tenaga kerja, peralatan kerja, peralatan
pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan
gambar kerja, RKS dan kontrak kerja.
PASAL 1.
PEKERJAAN INSTALASI PIPA AIR HUJAN
1.1. Bahan
1.1.1. Saluran air hujan di dalam gedung/bawah gedung digunakan selokan beton yang ukuran
sesuai dengan gambar.
1.1.2. Saluran air hujan di luar gedung digunakan konstruksi beton dengan ukuran diameter yang
sesuai dengan gambar .
1.3.2. Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari bagian atas pipa sampai
kepermukaan jalan atau tanah aspal ditambah tebal lapisan pasir dibawah pipa. Galian yang
dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh pengawas/Direksi.
1.3.3. Hal – hal yang timbul dalam pelaksanaan (kelongsoran tanah dan lain – lain) menjadi
tanggung jawab pemborong dan sudah termasuk dalam harga penawaran, Pemberi Tugas
tidak menerima adanya tuntutan terhadap hal – hal tersebut.
1.3.4. Penggalian tanah untuk selokan pemasangan pipa dan perlengkapannya harus diikuti pula
dengan penimbunan kembali dengan segera, sesuai dengan cara – cara yang disebutkan dalam
pasal – pasal berikut dalam rencana kerja dan syarat ini.
1.3.5. Pada dasarnya pekerjaan galian tanah ini mengikuti ketentuan yang telah ditentukan.
PASAL 2.
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITASI
2.1.1. Mengikuti semua pekerjan peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan untuk sanitasi
sesuai dengan gambar kerja dan RKS.
2.1.2. Khusus untuk fiting-fiting, stop kran dan perlengkapan sanitasi fixture lainya, pembongkaran
harus memberikan contoh yang sesuai yang ditentukan dalam RKS untuk dipersetujui oleh
proyek / Direksi, Pengawas.
2.1.3. Pekerjaan sanitasi tiadak dapat terlepas dari perkerjaan mekanikal plumbing
2.2. Bahan-bahan
2.2.1. Sanitasi fixture harus dilengkapi dengan fiting-fiting , stop kran dan perlengkapan yang lainya
dan merupakan standard.
2.2.2. Barang yang dipakai harus mendapat persetujuan dari direksi / pengawas, dan mempunyai
permukaan yang halus, licin dan mengkilat dari bahan kramik.
Perlengkapan sanitasi sebagai berikut :
a. Floor drain : SAN EI dari bahan stainlees steel dengan lobang.
Pembuangan yang garis tengah nya 10 cm.
b. Clean out : dari bahan stainlees steel.
c. Cermin : tebal 5 mm (ukuran lainnya disesuai kan dengan gambar).
d. Fixtures : Ditentukan kemudian.
e. Wastapel : Ditentukan kemudian.
2.3.1. Pada saat pekerjaan plasteran dilak sanakan , pemborong harus menen tukan letak klos – klos
kayu untuk untuk pemasangan lavatory, tempat tissue dan lain-lain.
2.3.2. Sebelum pemasang lapis dinding, pemborong wajib memeriksa tempat yang akan dipasang
perlengkapan snitasi dan klos-klos kayu yang belum terpasang, memeriksa instilasi air tang
akan di hubungkan dengan perlengakapan sanitasi.
2.4.1. Semua perlengkapan sanitsi dipasang ke dinding atau lantai sambungan harus dilakukan
dengan baik tampa ada kebocoran dengan cara yang baik.
2.4.4. Selesai pemasangan sanitasi wajib dilaksanakan final tes dan disaksikan dengan Direksi /
Pengawas Lapangan
PASAL 3.
PEKERJAAN PASASANGAN BATA
3.1.1. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, serta meliputi pekerjaan
pasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini.
3.1.2. Pemasangan dinding batu bata, untuk semua dinding ruangan dalam maupun semua dinding
pembatas. Dinding batu bata dipasang dengan perkuatan kolom praktis.
3.1.3. Bagian ini meliputi hal – hal mengenai pengadaan bahan – bahan dan pemasangan semua
pekerjaan pasangan bata pada dinding – dinding ruang dalam dan dinding pembatas pada
ruang toilet dan ruang ali seperti yang tertera pada gambar - gambar.
3.1.4. Pelaksanaan pemasangan harus benar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk-
bentuk seperti yang terlihat dalam gambar – gambar persyaratan disini.
Contoh – contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi dan
persetujuan atas bahan bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud
dibawa kelapangan kerja untuk dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan -bahan yang telah berada dilapangan akan dilakukan sewaktu
- waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi untuk keperluan pengujian. Bahan yang tidak sesuai
akan ditolak dan harus segera disingkirkan dari lapangan.
3.3.2. Campuran
Adukan harus dicampur dalam alat tempat pencampuran yang telah disetujui oleh Supervisi
atau dicampur dengan tangan, di atas permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai
adukan yang sudah mulai mengeras atau membubuhkannya untuk dipakai lagi.
Ketinggian pemasangan dinding sesuai dengan komposisi campurannya dan harus sesuai
dengan gambar kerja.
Bahan - bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara - cara yang disetujui Direksi
untuk menghindarkan dari segala hal – hal yang mengakibatkan kerusakan terhadap bahan – bahan
tersebut.
3.5.1. Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur tepat
dengan tiang lot, dan bila tidak diperlihatkan dalam gambar – gambar maka setiap lajur naik,
bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya. Sebelum dipasang batu bata harus
dibasahi dalam air/direndam terlebih dahulu.
3.5.2. Pada proses pemasangan dinding bata agar sudah diperhitungkan adanya fasilitas counduit/
sparing yang harus tertanam didalam pasangan batu bata. Rangka penguat berupa sloof,
kolom praktis dan ring balok dari beton dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 6 m2
dan sesuai persyaratan pabrik pembuat batu bata atau yang disetujui Direksi.
3.5.3. Pekerjaan pasangan dinding batu/bata harus terkontrol waterpass baik arah vertical maupun
horizontal. Pada setiap 8 baris bata harus dipasang angker besi dan kolom. Pelaksanaan
pasangan dinding bata/batu tidak boleh melibihi ketinggian 1m setiap hari sebelum
dipasangkan batu/bata terlebih dahulu dibasahi air dengan cara direndam.
3.5.4. Sebelum dinding bata diplester siar harus dikorek sedalam 1cm untuk mendapatkan ikatan
yang lebih baik. kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang plesteran
stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen.
3.5.5. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak-retak harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya kontraktor pelaksana.
3.5.6. Pasangan batu bata dipasang dengan campuran 1pc : 2ps pada dinding trasram dan camp.
1pc : 4 ps untuk seluruh diniding, pasangan batu bata harus terisi penuh dengan jarak yang
rapat dan pasangan harus mempunyai jarak yang sama dan tekstur, bentuk yang rapih.
3.5.7. Dinding pasangan bata yang akan diplester, sebelumnya selalu disirami air sampai jenuh
selama 3 hari, agar adukan plesteran dapat melekat dengan baik pada dinding.
PASAL 4.
PEKERJAAN PLESTERAN
Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk plesteran seperti
tercantum dalam gambar.
Untuk dinding yang akan dipasang keramik, plesteran yang disiapkan hanyalah sampai plesteran
tanpa acian.
Untuk adukan plesteran, pengggunaan semen, pasir dan air dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan seperti tersebut pada RKS ini.
4.3.2. A c i a n
Setelah diplester dengan jenis plester seperti diuraikan dalam butir (a) di atas, selanjutnya
permukaan plester tersebut diaci (semen dan air) hingga halus.
4.4.1. Untuk mengerjakan dinding batu bata dan permukaan beton harus diberikan cukup waktu.
Tidak boleh memulai pekerjaan plesteran sampai dinding betul-betul kering. (+ 21 hari).
4.4.2. Semua permukaan harus dibersihkan dengan sikat memakai sikat yang kaku, untuk
membersihkanya dari bintik-bintik, dan segala kotoran.
4.4.3. Pada permukaan pasangan batu bata, pekerjaan plasteran dapat segera dimulai setelah
pasangan kering.
4.4.4. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya permukaan -permukaannya
harus dibasah dengan air hingga tetap lembab.
4.5.1. Guna penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plasteran dengan tebal lapisannya tidak
kurang dari 1,5 cm, kecuali ditentukan lain.
4.5.2. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa hingga merupakan permukaan yang rata, plesteran
harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar dari kayu dan disebarkan kepinggir-pinggir
dengan memakai alat perata adukan sampai permukaannya rata dan halus.
4.5.3. Plasteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang.
4.5.4. Mulailah membasahi, secukupnya begitu plasteran telah mengeras untuk menghindari
kerusakan. Waktu kering dan panas, plasteran harus dijaga agar tidak terjadi penguapan
terlalu banyak dan tidak rata.
4.6.1. Membetulkan semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar bagian
tersebut, kemudian dilakukan perbaikan dan dinyatakan baik jika sudah disetujui Pengawas.
Biaya perbaikan menjadi beban pemborong.
4.6.2. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
4.6.3. Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk kedalam lobang sparing yang disiapkan
untuk pekerjaan instalasi listrik.
Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, harus selalu dalam keadaan bersih.
PASAL 5.
PEKERJAAN PHINISHING LANTAI
5.1.1. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta gambar rencana.
5.1.2. Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang
khususnya diseleksi kualitas, warna, tekstur, bahan lantai untuk mendapatkan persetujuan
Direksi lapangan.
5.1.3. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari Produsen/Sub kontraktor kepada
Pemilik Proyek untuk setiap masing-masing penggunaan bahan lantai dengan jangka
waktu jaminan minimal 5 (lima) tahun.
1. Ukuran : 60 x 60 x 1,0 cm
20 x 20 x 0,7 cm.
2. Bahan dasar : kaolin.
3. Kekerasan glasur : 6 –7 skala Moh’s.
4. Kekerasan bahan : 8 skala Moh’s.
5. Moisture expansion : 0,2 – 0,05 %.
6. Pengkaburan : tidak jadi
7. Tahan terhadap cuaca :
8. Tahan terhadap asam : Setelah dilakukan pencelupan kedalam HCL selama
2 hari, hanya terpengaruh sampai 3 %.
9. Thermal shock : Dipaskan sampai 250 Celcuis, kemudian dicelupkan
kedalam air dengan suhu ruangan tidak akan terjadi
keretakan.
10. Daya tahan terhadap alkali : Dicelup kedalam KOH selama dua hari hanya
terpengaruh 3 %.
Spesifikasi dan syarat-syarat teknis 38
Kegiatan Penyelesaian Pekerjaan Puskesmas Lubuk Dalam
11. Warna : Tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang
umum dipakai, tahan terhadap cuaca dan perubahan
suhu yang mendadak.
12. Warna Homogenius Tile : ditentukan kemudian
13. Lembaran : tidak bergelombang atau cacat lainnya.
14. Pelaksanaan :
a. Seluruh pekerjaan dinding, plafond dan dibawah lantai yang akan dipasang
keramik harus sudah selesai dikerjakan.
b. Adukan untuk alas / sambungan : 1 pc + 3 pasir.
c. Pemasangan harus rata, lurus dan tegak lurus satu sama lain, permukaan harus
water pas.
d. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta kegiatan lain.
e. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan lebih kecil
dari setengah ukuran, kecuali tercantumpada gambar. Potongan dilakukan tanpa
bergerigi.
f. Pemasangan phinishing lantai wajib memperhatikan letak expansion joint
karena ruangan.
PASAL 6.
PEKERJAAN PENYELESAIAN DINDING
Meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
penyelesaian dinding sesuai dengan gambar kerja dan RKS.
6.2.1. Bahan
1. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya untuk
penyelesaian pekerjaan pelapis dinding luar sesuai yang tercantum dalam gambar
kerja. Dinding exterior dilapisi dengan batu tempel ex. Lokal (jika ada) seperti pada
bangunan yang ada.
2. Bagian dalam bangunan dilapisi dengan dinding Keramik (Toilet Km/Wc). Dengan
proses pembakaran single firing dalam temperatur tidak kurang dari 120 c,
produksi. Roman/Ikad atau setaraf yang memenuhi syarat mutu SII 0583 – 81
dengan spesifikasi :
a. Ukuran : 30 x 60 cm
b. Daya tahan lengkung : 350 kg/cm2.
c. Pengisapan air : dibawah 1 %
d. Kekerasan : 6 skala mohs.
e. Kuat tekan : 1000 kg/cm2.
f. Penampilan permukaan : tidak adanya keretakan rambut
g. Tahan asam dan basa :
h. Marna keramik : ditentukan kemudian.
i. Lembaran : tidak bergelombang atau cacat lainnya .
j. Mempunyai rongga atau laur khususu disisi belakang tegel sehingga membantu
daya rekat yang kuat.
6.3.2. Pemasangan
1. Keramik dipasang dengan adukan semen, pasir dan air dgn campuran 1 pc+ 2 ps
2. Penggunaan semen pasir dan air dalam segala hal harus memenuhi ketentuan.
3. Dinding beton yang akan ditempel keramik dipahat terlebih dahulu agar adukan
dapat mengikat dengan beton
4. Dalam keadaan setengah kering digores dengan sisir seng.
5. Sebaiknya pemasangan keramik dimulai setelah plesteran umurnya 7 hari sambil
disiram pagi dan sore.
6. Ketebalan adukan 2,5 cm dan dibuat saat maksimal 3 mm
7. Pemasangan naad-naad keramik harus saling tegak lurus, dengan permukaan
keramik tidak bergelombang dan cacat lainnya.
8. Jika terjadi pemotongan harus dilaksanakan dengan alat pemotong khusus keramik,
hasil pemotongan harus rata, tidak bergerigi.
9. Pemasangan keramik harus dilaksanakan mengikuti petunjuk darai pabriknya.
6.3.3. Finishing
1. Setelah keramik terpasang selam 24 jam, naad diisi dengan bahan Duragout dengan
warna sesuai keramik.
2. Jumlah pemakaian 0,5 – 1 kg/m2
3. Pemakaian Duragout harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat bahan tersebut.
6.3.4. Pelaksanaan
1. Dilaksanakan setelah pekerjaan lantai, langit-langit, dinding selesai dikerjakan
2. Bahan yang digunakan serat disain dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
Pengawas.
3. Penyambungan base dan head dengan sistem jackup harus dilaksanakan oleh tenaga
yang ahli.
Meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
penyelesaian dinding sesuai dengan gambar kerja dan RKS.
PASAL 7.
PEKERJAAN KOZEN, PINTU & JENDELA
7.1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat bantu dan pengangkutan yang dperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
Semua pekerjaan harus dikerjakan menurut instruksi pabrik / produsen dan standar antara lain :
1) The aluminium Assosiated (AA)
2) Architectural Aluminium manufactures Association (AAMA)
3) American Society for testing Material (ASTM)
7.2.2. Seluruh pekerjaan alumunium harus memiliki syarat-syarat tenis sebagai berikut :
1. Profile
a. Beban angin : 120 kg/m2
b. Ketahanan kebocoran terhadap air : Mampu menahan kebocoran pada
tekanan 15kg/m2
c. Ketahanan kebocoran thd udara : max 12 cm3/ham m pada tek 15
kg/m2
d. Ketebalan profil min : 2 mm
e. Ketebalan warna : 18 micron
2. Kelengkapan aluminium
a. Join backer : Polytrane foam, tidak menyerap air,
kepadatan 65-96 kg/m3, penampang
25% lebih besar dari celah yang ada.
b. Neoprone : Jenis extrusion, tahan terhadap
matahar, oksidasi dengan kekerasan 60
– 80 durometer
c. Sealent : Silicon Sealent
d. Anker : Bagian yang berhubungan dengan
alumunium dilapis galvanis 25 micron.
Bagian lain dilapis zinc chremat
e. Sims (klos) : Plastic, mutu polymer dengan kekuatan
565 kg/cm2
f. Kunci-kunci : (lihat pekerjaan kunci penggantung)
g. Kaca : (lihat pekerjaan kaca)
h. Dan lain-lain sesuai yang disyaratkan untuk pekerjaan aluminium.
1. Periksa semua ukuran di gambar kerja dan sesuaikan dengan kondisi di lapangan
sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera diberitahukan
kepada Direksi Lapangan akan memberikan keputusan tentang perbaikannya.
2. Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing seperti rock atau griper pada permukaan
alumunium harus diganti atas biaya pemborong.
Apabila alumunium berhubungan dengan besi, maka besi harus dilapisi dengan zinc
chromate + betumen.
7.2.7. Pengetesan
1. Pemborong wajib melakukan pengetesan dengan hasil yang baik, jika hasil
pengetesan gagal, pemborong wajib melakukan perbaikan dan pengetesan ulang
hingga mencapai standar test yang disyaratkan. Biaya tes dan lain-lain menjadi
tanggung jawab pemborong.
7.3.1. Penggunaan :
1. Khusus pada pintu utama digunakan kaca tempered clear laminated 12 mm,
sedangkan pada daun pintu lainnya dipakai kaca tebal 8 mm.
2. Selain kaca pada pintu, seluruh pemakaian kaca untuk jendela dan ventilasi
menggunakan kaca ketebalan 5 mm.
7.3.2. Bahan-bahan
1. Kaca harus standar dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti disebutkan
dalam gambar kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak ada bintik -bintik noda
lainnya.
1. Semua kaca yang selesai dipasang harus diberi tanda silang dengan kertas ditempel
dengan lem hal tersebut dimaksud untuk menghindari benturan-benturan akibat
salah masuk.
2. Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke I, kaca harus dibersihkan, yang
retak / pecah atau gores – gores harus diganti dengan yang baru.
1. Pemborong harus memberikan contoh kepada Direksi kaca yang akan dipasang
sesuai ketentuan pasal diatas dan dilengkapi dengan penjelesan mengenai cara
pemasangan dari pabriknya.
2. Pemborong wajib menyerahkan surat pernyataan dari pemasok kaca, bahwa kaca
yanag akan dipakai adalah asli.
PASAL 8.
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
Meliputi semua pekerjaan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci dan alat
penggantung lengkap dengan accesoriesnya seperti tercantum di dalam gambar.
8.1.1. Kunci cylinde harus berkontak baja dengan finish akan ditentukan kemudian, baut-baut
yang ungkitnya harus dari kuningan. Tiap kunci harus mempunyai 3 anak kunci yang
berselaput nikel dijadikan satu dengan ring dari kawat.
8.1.3. Pegangan (handle) dari bahan stainless steel dan solid nylon serta engsel-engsel harus dari
stainless steel dengan memakai ring nylon ukuran 3 x 4 inch. Engsel dipasang sekurang-
kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama dengan engselnya, jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul beban maksimum
20 kg.
8.3 Pelaksanaan
8.3.1. Semua kunci, engsel dan door closer harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat
aslinya setelah dicoba. Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai di cat.
8.3.2. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara
mengokohkan hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak waktu dipasang harus
dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
8.3.3. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.
PASAL 9.
PEKERJAAN LANGIT - LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan langit -langit Gybsum dipasang pada seluruh ruangan.
a. B a h a n
Panel Gybsum board buatan Jaya Board atau Elephan Brand, Australian
Gybsum dengan ketebalan 9 mm, dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) ASTM C 423 untuk penyerapan suara.
2) AMA I-II untuk transmisi suara.
3) Federal Specification SS-S118 B untuk pantulan cahaya.
4) Weight maz : 0,60 Lb/sq.ft.
5) Thermal conductabce : 0,63 btu/sq,ft.hr derajat F pada 75 F
6) Flame spread class : class A (Fed spec. SS-S118 B)
0-25 (ASTM E 84).
7) Ligth reflectance : LR-1 (Fed spec. SS-S-118 B)
8) NRC range
(Naise reduction coefisien) : 0,50 – 0,60 (ASTM C 423)
9) STC range : 35 – 39 (AMA i – II ).
b. Pemasangan
1) Rangka hollow besi berukuran 20.40.1,3 untuk rangka dengan lapisan
Galvanneal / Zincanneal pada standard GZS AS 1397/G2 ZF F100.
d. Sistem rangka
Sistim rangka digantung dengan steel rod hanger 4 mm yang panjangnya dapat
disetel. jarak penggantung dalam arah batang rangka maksimum 4 Harus
dilaksanakan oleh tenaga yang benar –benar ahli dalam pekerjaan langit-langit.
Sebelum pelaksanaan, pemborong wajib menyerahkan shop drawing kepada
direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Pemasangan harus datar (tidak bergelombang) panel-panel harus bersih tampa
cacat, grit harus lurus dan datar.
Rangka yang terpasang harus benar-benar lurus dan datar.
e. Hasil pelaksanaan
Langit-langit harus benar-benar terpasang dengan baik, permukaan harus rata,
garis vertikal dan horizontal harus saling tegak lurus sesuai disain. Jika terjadi
lendutan atau kekurangan-kekurangan lain, pemborong harus melaksanakannya
atas biaya pemborong.
PASAL 10.
PEKERJAAN PENGECATAN
10.1.1. Meliputi pekerjaan, perralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan perkerjaan
pengecetan sesuai dengan RKS serta gambar kerja.
10.1.3. Jika terjadi cacat seperti butir (b) pemborong harus melakukan perbaikan (pengecat
ulang) Hinga pemilik proyek merasa puas. Biaya perbaikan semua menjadi beban
pemborong.
10.2. Bahan-bahan
Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalm kemasan 5 (lima) kg atau 25
(dua puluh lima) kg tidak pecah dan tidak bocor dan dapat persetujuan pemilik proyek atau
menejer kontruksi. Pengiriman cat harus disertai dengan sertifikat dari agen atau distributor yang
menyatakan cat yang dimiliki dijamin keaslianya. Pemborong bertanggung jawab, bahwa warna
dan bahan cat tidak palsu dan sesuai dengan RKS.
10.2.6. Warna.
Selambat –lambatnya 2 ( dua ) minggu pengcatan , pemborong mengajukan daftar
bahan bahan pengecatan pada menejer konstruksi.
warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah, seperti stan yang ditetapkan
untuk warna, pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan
contoh atas biaya pemborong. Pencampuran warna atau pemesanan dan pembuatan
warna khusus harus disiapkan dari pabrik dan mempunyai sertifkat laboratorim untuk
pembuatan dan pencampuranya.
a. Dinding atau bahagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh menejer konstruksi.
b. Bagian yang retak-retak, pecah dan atau kotoran yang menempel dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah dan
lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
10.3.3. Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingg terdapat urutan-urutan
yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai pekerjaan akhir.
10.3.4. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuatan cat
tersebut.
PASAL 11.
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITASI
11.1.1. Mengikuti. Semua pekerjan peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan untuk
sinitasi sesuai dengan gambarkerj dan RKS.
11.1.2. Khusus untuk fiting-fiting, stop kran dan perlengkapan sanitasi fixture lainya,
pembongkaran harus memberikan contoh yang sesuai yang ditentukan dalam RKS
untuk dipersetujui oleh proyek / Direksi, Pengawas.
11.1.3. Pekerjaan sanitasi tiadak dapat terlepas dari perkerjaan mekanikal plumbing
11.2. Bahan-bahan
11.2.1. Sanitasi fixture harus dilengkapi dengan fiting-fiting , stop kran dan perlengkapan yang
lainya dan merupakan standard.
11.2.2. Barang yang dipakai adalah dari produksi TOTO, dan mempunyai permukaan yang
halus, licin dan mengkilat dari bahan kramik.
Perlengkapan sanitasi sebagai berikut :
11.3.1. Pada saat pekerjaan plasteran dilak sanakan , pemborong harus menen tukan letak klos
– klos kayu untuk untuk pemasangan lavatory, tempat tissue dan lain-lain.
11.3.2. Sebelum pemasang lapis dinding, pemborong wajib memeriksa tempat yang akan
dipasang perlengkapan snitasi dan klos-klos kayu yang belum terpasang, memeriksa
instilasi air tang akan di hubungkan dengan perlengakapan sinitasi.
11.4.1. Semua perlengkapan sanitsi dipasang ke dinding atau lantai sambungan harus dilakukan
dengan baik tampa ada kebocoran dengan cara yang baik.
11.4.4. Selesai pemasangan sanitasi wajib dilaksanakan final tes dan disaksikan dengan Direksi
/ Pengawas Lapangan
PASAL 12.
PEKERJAAN ALUMUNIUM PANEL COMPOSITE
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan Panel Aluminium composite seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
12.3 Komponen
a. Hot Dip Galvanized Steel / Hollow Aluminium 400 x 400 mm c.a finished untuk instalasi frame (lihat
Bab Pekerjaan Logam).
antara panel aluminium dengan panel aluminium (Neutral / Non Acid) ex MARKS
12.5. Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan menunjukkan
surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Aluminium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam produk saja.
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah serta
mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
d. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat pada
posisinya.
PASAL 13.
PEKERJAAN WATER PROOFING
13.1.2. Pekerjaan Water Proofing ini dilakukan meliputi daerah toilet dan daerah basah lain atau
seluruh detail yang ditunjukan/dinyatakan dalam gambar.
13.2. Bahan
13.2.1. Untuk Kamar Mandi / WC dan Atap Dag
Bahan menggunakan Sika atau produk lain yang setara berupa sheet/lembaran atau
disetujui Direksi Pengawas/MK.
13.2.2. Bahan harus memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan, kuat, elastis dan
tahan ultra violet. Warna susuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.
13.2.3. Standar bahan dan pemasangan sesuai yang ditentukan oleh pabrik dan memenuhi ASTM
– USA, DIN, BS, SF, dan JIS.
13.3.2. Apabila dipandang perlu, Direksi Pengawas/MK dapat meminta untuk mengadakan tes-tes
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar
persetujuan bahan.
Jumlah contoh untuk masing-masing jenis tes akan ditentukan kemudian.
Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
13.3.3. Bahan langsung dikerjakan (sesuai ketentuan) di atas bidang permukaan yang telah
memenuhi persyaratan .
13.3.4. Pelapisan bahan sesuai ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Semua
peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan.
13.3.5. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10 (sepuluh)
tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
13.3.6. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum
atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena tindakan Pemilik.
13.3.7. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus
yang disetujui Direksi Pengawas/MK berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor,
tanpa adanya tambahan biaya.
13.3.8. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan/pengetesan terhadap hasil pekerjaan
atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas permukaan yang telah diberi
lapisan kedap air.
13.3.9. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
13.3.10. Apabila terjadi kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/ dilaksanakan, maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pengawas/MK.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 14.
PEKERJAAN LUAR BANGUNAN
PASAL 15.
PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN SYARAT-SYARAT
PENYERAHAN PEKERJAAN
15.1. Halaman harus dibersihkan dari semua kotoran, bekas – bekas bahan bangunan dan tanah sekitar
tiga meter disekeliling bangunan diratakan.
15.2. Pekerjaan bangunan dan halaman sudah harus dalam keadaan siap untuk digunakan, baru
penyerahan pertama dapat dilaksanakan.
15.3. Seluruh bagian – bagian dari gedung sudah lengkap sesuai spesifikasi gambar – gambar rencana dan
memenuhi syarat – syarat teknis.
a. Lantai, kaca, cat - cat, pekerjaan atap, saluran, perataan tanah / halaman dan seluruh kotoran
telah dibersihkan.
b. Instalasi Air bersih / kotor sudah dapat bekerja lancer.
c. Instalasi listrik sudah siap untuk disambung
d. Setiap Pintu dan jendela sudah dapat dibuka dengan baik
e. Pekerjaan cat sudah selesai dalam garis besarnya, yang tinggal cuma untuk penyempurnaan
saja.
15.4. Apabila penyerahan pertama pekerjaan telah dapat diterima, yang harus diserahkan dan pakai Surat
Tanda Terima adalah :
a. Photo Dokumentasi
b. Setengah set kunci tiap pintu
c. Surat keterangan dari Biro Instalasi Listrik.
15.5. Serah Terima Kedua dari pekerjaan merupakan penyerahan terakhir pekerjaan, dapat dilaksanakan
dengan syarat :
a. Semua pekerjaan pembetulan / penyempurnaan, pembersihan kerapian telah selesai baik dan
sempurna.
b. Semua pekerjaan telah disiapkan / diserahkan pakai surat tanda terima.
PASAL 16.
PENUTUP
16.1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-
kata yang harus disediakan oleh Pemborong tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
pembangunan ini, pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada dan dimuat dalam bestek ini.
16.2. Pekerjaan yang nyata – nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi tidak diuraikan
atau dimuat dalam bestek ini, tetapi diselengarakan dan diselesaikan oleh kontraktor, harus
dianggap seakan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam bestek ini, untuk menuju penyerahan
selesai yang lengkap dan sempurna, sesuai menurut pertimbangan direksi.