OLEH :
PUTRI HANDAYANI (210820167)
Kelas A
Pasal 1
URAIAN UMUM
Pasal 2
SYARAT-SYARAT TEKNIS
BAHAN
1. Penyediaan Air Kerja
a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih yang tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan- bahan lain yang merusak
bangunan, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PUBI-1970/ NI-3 pasal 10.
b. Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan dengan
jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus
dilakukan dengan tepat.
2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras atau memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3. Pasir laut untuk maksud-maksud tersebut
tidak dapat digunakan.
3. Pasir Pasang
a. Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harusmemenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI-1971/NI-2
b. Butiran-butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.
c. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %.
d. Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan.
4. Portland Cement
a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan masih dalam kantong utuh
atau baru serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI-71/ NI-2.
b. Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian terlebih dahulu oleh
laboratorium yang berkompeten.
c. Dalam pengangkutan PC ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi lembab dan
penempatannya harus ditempat yang kering.
d. PC yang sudah membatu (menjadi keras) dan “sweeping” tidak boleh dipakai.
5. Pasir Beton
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang tercantum dalam PBI 1971/
NI-3.
b. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %.
6. Koral Beton (kerikil)/ Split
a. Digunakan koral/ kerikil alam yang bersih, bermutu baik, tidak berpori sertamempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI-1971.
b. Butiran-butiran split harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dantertinggal
diatas ayakan berlubang 20 mm.
c. Koral (kerikil)/ split tidak boleh mengandung lumpur melebihi 1 %.
d. Warna harus hitam mengkilap keabu-abuan.
7. Kayu
a. Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan kering dengan ketentuan, bahwa segala akibat
dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan merusak
atau mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PPKKI-1961.
b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B (klas kuat I,II,III). Yang dimaksud
kayu mutu A adalah kayu yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Harus kering udara (kadar lengas 5 %)
• Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebihdari 3.5 cm.
• Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar dari 1/10 dari tinggi balok.
• Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu dan retak retakmenurut
lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
• Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.
c. Yang dimaksud dengan kayu mutu B yang tidak termasuk dalam mutu
A, tetapi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Kadar lengas kayu 30%
• Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari5 cm.
• Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar 1/10 daritinggi
balok.
• Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak retakmenurut
lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu.
• Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.
d. Bahan-bahan kayu yang berlapis :
• Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan warnanymerata yang
dihasilkan dari kayu jati terpilih dan baik.
• Playwood/ triplek harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih danwarnanya
merata dengan susunan lapisan yang padat.
8. Beton Non Struktur
a. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom struktur ,kolom praktis, ring balok untukpekerjaan
beton bukan struktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.
b. Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-175 danharus
memenuhi persyaratan dalam PBI-1971.
c. Campuran beton menggunakan perbandingan volume..
d. Beton mutu K-125 sampai dengan K-175.
e. Khusus pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai volume campuran 1 PC : 2 Ps :
3Kr
9. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24 dan seterusnya tergantung yang ditentukan. Yang penting
harus dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan syah.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/ lemak, asam, alkali dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan
NI-2 (PBI-1971).
c. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
• Peraturan-peraturan/ standar setempat yang biasa dipakai.
• Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971/ NI-2.
• Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961/ NI-5.
• Peraturan Semen Portland Indonesia 1972/ NI-8.
• Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
• Ketentuan-ketentuan Umum untuk Pelaksanaan KOTRAKTOR PELAKSANAPekerjaanUmum
(AV) No. 9.
• Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan Consultant
Construction Management.
• Peraturan-peraturan/standar yang berlaku di Indonesia yang masih relevan.
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN
Pasal 4
PEKERJAAN KAYU
untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan. Pekerjaan Kayu Struktural
meliputi : pekerjaan kuda-kuda atap dan pekerjaan gerbang (canopy), atap pintu gerbang.
Pasal 5
PEKERJAAN
BESI
1 Pekerjaan Besi Non Struktural
1.1. Lingkup Pekerjaan.
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil baik dan rapi. Pekerjaan ini
meliputi antara lain :
Pengadaan dan pemasangan begel-begel tulangan, klem-klem pipa, pelat klemsambungan,
tangga besi, pintu besi, angker.
Pada kusen-kusen pintu harus dipasang tiga buah angker pada tiap tiangnya.
Pada kusen jendela harus dipasang dua buah angker pada tiap-tiap tiangnya.
Bahan penggantung rangka plafond dari kayu 4/6 dan dipasang sesuai dengan gambar/ atas
petunjuk Pemimpin Proyek/ Consultant Construction Management.
Pemasangan pada bidang beton dikaitkan dengan angker-angker beton atau ditanam dalam
beton sebelumnya pengecoran plat/ balok lantai. Besi diameter 6 mm sebagai penggantung
harus lurus, tidak boleh bekas tekukan dan tidak berkarat. Setelah rangka plafond selesai
dipasang, besi-besi penggantung harus dicat meni besi.
1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan, Panitia Pengembangan diwajibkan meneliti gambar- gambar dan
kondisi dilapangan. Seluruh pekerjaan dipabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketetapan sedemikian rupa sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan.
Pemimpin Proyek/ Consultant Construction Management mempunyai hak untuk memeriksa
pekerjaan dipabrik pada saat dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim
kelapangan sebelum diperiksa dan disetujui Consultant Construction Management.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan
ditolak dan bila demikian harus diperbaiki dengan segera tanpatambahan biaya.
Gambar kerja (Shop Drawing).
Setiap pekerjaan di pabrik dimulai, Panitia Pengembangan harus menyiapkan gambar kerja
yang menunjukan detai-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah
serta ukuran baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk pabrikasi.
Ukuran-ukuran.
Panitia Pengembangan wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran yang tercantum pada gambar kerja
Pasal 6
PEKERJAAN PONDASI DAN
BETON
A. Pekerjaan Pondasi
1. Pondasi bangunan konstruksi yang dipakai adalah :
Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali sesuai dengan gambar rencana.
Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm ditimbris dan disiram air sampai
kepadatan maksimum.
Lantai kerja pondasi foot plat adalah beton tumbuk dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5Kr setebal 5
cm
Material batu kali/ batu belah yang keras yang dipergunakan untuk pondasi batu kali harus
bermutu baik, tidak cacat dan tidak retak. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau berpori
besar dan terbungkus lumpur tidak diperkenankan untuk dipakai.
Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi dan talud batu kali adalah 1 Pc ; 4 Ps.
Air yang digunakan harus bersih, tawar, dan bebas dari bahan kimia yang dapat merusak
pondasi, asam alkali atau bahan organik.
Pasir pasang harus bersih, tajam dan harus bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan
yang dapat merusak pondasi, untuk itu pasir yang akan digunakan terlebih dahulu diayak lewat
ayakan dengan diameter lobang sebesar 2,36 mm
Penggalian Pondasi lajur dilakukan terlebih dahulu menetapkan lay out, ttitk as pondasi
tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui Consultant Construction
Management.
2. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi dimulai izin dari
Consultant Construction Management mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis.
B. Pekerjaan Beton Non Struktural
1.1 Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapih.
Pengadaan dan pemasangan kolom praktis untuk pasangan dinding batu bata.
Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar antara lain meja dapur, wastafel.
1.2 Syarat-syarat Umum dan Peraturan
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat pelaksanaan
beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi teknis ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai
dengan standar dibawah ini.
• SK SNI T-15-1991-03.
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).
c. Semua material yang dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Consultant Construction Management sebelum dipergunakan dalam proyek ini, kemudian semua
material yang akan dipergunakan harus sesuai dengan persyaratan yang ada dalam RKS ini.
1.3 Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini disyaratkan menggunakan mutu beton
K 175.
1.4 Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini disyaratkan menggunakan mesin molen
dan pemadatan beton pada waktu pengecoran harus dilakukan secra sempurna
menggunakan vibrator/dipukul pukul cetakanya, sehingga hasil pengecoran tidak ada
yang keropos.
1.5 Pengangkutan dan Pengadukan
Waktu pengangkutan harus diperhatikan sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran
tidak lebih dari satu jam. Dengan demikian perbedaan waktu antara pengadukan dan
pengecoran tidak terlalu boleh terlalu lama.
1.6 Untuk bidang-bidang yang vertikal, ketinggian beton yang akan dicor maksimum150 cm.
1.7 Pengecoran beton
a. Semua penulangan harus dimatikan pada kedudukan dan diperiksa terlebih dahulu oleh ahli/
Consultant Construction Management sebelum pengecoran dilakukan.
b. Consultant Construction Management harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam
sebelum pengecoran dilakukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada
waktunya.
c. Beton yang tidak dapat dipakai atau mengeras, Kotoran-kotoran beton itu harus disingkirkan.
d. Sebelum pengecoran dilakukan, semua penulangan, pembesian yang telah terpasang harus
dimintakan persetujuan Consultant Construction Management.
e. Semua pekerjaan beton bertulang, sebelum dilakukan pengecoran harus diberikan beton
tahu/decking sesuai dengan gambar.
1.8 Cetakan Beton
a. Cetakan yang akan dipakai dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan beton
yang rata dan halus. Untuk itu dipergunakan papan klas II dengan ketebalan tidak boleh kurang
dari 3.0 cm.
b. Sebelum beton dituang, terlebih dahulu konstruksi cetakan beton diperiksa untuk dapat
memastikan telah benar peletakannya, kokoh, rapat serta bersih dari segala kotoran, permukaan
cetakan harus diberi minyak (form oil) untuk mencegah melekatnya beton pada cetakannya.
c. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan persetujuan Consultant Construction Management
jika beton telah melampaui umur/ waktu sebagai berikut :
• Pada sisi balok = 48 jam
• Balok tanpa beban = 7 hari
• Balok dengan beban = 21 hari
• Plat lantai/ atap = 21 hari
Dengan pertimbangan lain cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuanConsultant
Construction Management
1.9 Pembesian
a. Bahan material ukuran dan ukuran batang semua baja tulangan harus baru dengan mutu baja U 24
sesuai dengan SI untuk beton dan harus disetujui oleh ConsultantConstruction Management.
Diameter tulangan baja beton harus sesuai dengan gambar bila kemudian karena keadaan
lapangan harus diadakan penggantian/ penyesuaian diameter terlebih dahulu harus disetujui
oleh Consultant Construction Management.
b. Pembongkaran/ pembentukan dan pembersihan.
Baja tulangan beton sebelum dipasang harus dibersihkan dan diserpih-serpih, karat, minyak,
gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya. Baja tulangan dengan
bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai, semua batangan harus
dibengkokan dalam keadaan dingin, pemasangan dari besi beton hanya dapat diperkenankan
bila seluruh cara-cara pengerjaannyadisetujui oleh Consultant Construction Management.
c. Sistem pemasangan, pengunaan besi beton, ketetapan diameter dalam pembesian agar tetap
mengikuti gambar yang ada, seperti pembesian :
• Plat pondasi.
• Kolom konstruksi.
• Sloof / Ring Blk
• Balok/ Konsol beton bertulang pada seluruh bangunan
d. Adapun pembesian yang dipaki untuk beton antara lain :
- Kolom Praktis ( K ) = 13 x 13 cm
Tulangan = 4 10 mm
Beugel = 8 - 15 cm
- Kolom Selasar ( K2 ) = 15 x 15 m
Tulangan = 4 10 mm
Beugel = 8 - 15 cm
- Slop ( SL ) = 15 x 20 cm
Tulangan = 4 10 mm
Beugel = 8 - 15 cm
Pasal 8
PEKERJAAN DINDING
1. Plesteran Dinding
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran-plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan yang diperlukan.
b. Peralatan yang diperlukan termasuk alat-alat bantu dan alat-alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sesuai yang ditentukan dalam gambar, uraian sesuai dengan lokasi
yang ditentukan.
a. Bahan plester ini adalah Portland Cement type I, pasir dan air dengan
perbandingan 1 Pc : 5 pasir.
b. Portland Cement yang digunakan harus memenuhi persyaratan N.I 8 Type I menurut ASTM dan
memenuhi S 400
c. Pasir pasang harus bersih dan tajam, bebas Lumpur, kotorna organik dan bahanyang dapat
merusak pasangan
Pasal 9
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Langit-langit Multiplek 4 mm
2. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, penyediaan baha/ material,
peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
pekerjaan langit-langit Multiplek 4 mm dapatdilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan.
c. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon terbuat dari Multiplek 4 mm dengan
seluruh detail seperti yang disebutkan/ disyaratkan dalam dokumen gambar serta mengikuti
petunjuk Consultant Construction Management.
d. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen gambar, Bill of Quantity, serta mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
Consultant Construction Management.
e. Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun tambahan-
tambahan bahan yang diperlukan sehubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung
jawab Komite Pembangunan USB.
2.1. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah Multiplek dengan ketebalan 4 mm. Bahan-bahan yang
digunakan harus benar-benar halus, bebas dari cacat kayu yang ada seperti sobek serat, libang
bekas paku, dll.
b. Ukuran Multiplek yang digunakan adalah 60 x 120 m.( ukr lembar 122x244 )
c. Spesifikasi bahan yang digunakan seperti dalam syarat-syarat teknis bahan tentangkayu.
d. Tepi, sudut tiap potongan Playwood setelah pemotongan adalah harus rapi danlurus.
e. Bahan rangka penggantung panel Playwood, dari kayu Kelas II mutu B (setempat)kering, lurus,
tidak cacat, bersih dari retakan lubang.
f. Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7, 5/7 untuk balok pembagidan balok
induk kayu sebagai balok utama adalah kayu 6/12.
2.2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua pekerjaan lain yang terletak diatas
langit-langit harus sudah terpasang secara sempurna.
b. Sebelum pekerjaan dimulai Panitia Pengembangan harus membuat Shop Drawing yang telah
disetujui oleh Consultant Construction Management.
c. Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan mengadakan
pengecekan/pemeriksaan kembali pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan
pekerjaan langit-langit ini, untuk ini diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik
dengan semua unsur pelaksana di Lapangan.
d. Penggantung menggunakan kayu usuk 4/6 dari kayu Klas II atau seperti yang dijelaskan
dalam gambar.
22
1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, atau manual khususnya
untuk detail tertentu atas persetujuan Consultant ConstructionManagement.
b. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi.
c. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk mendapatkan
ketetapan pemasangan dilapangan.
d. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan waterpass.
e. Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam halus dan siap
difinish) dengan cat. Panitia Pengembangan wajib menieerahkan shop drawing dan contoh jadi
untuk bagian detail tertentu pada Consultant ConstructionManagement untuk persetujuan.
f. Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin atau manual.
g. Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau caralainnya
setelah mendapat persetujuan Consultant Construction Management.
h. Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus didempul atau sejenisnyadengan
persetujuan Consultant Construction Management.
i. Hidari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
j. Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap menerima
finish. Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau
sejenis, kecuali diisyaratkan oleh Consultant Construction Management.
k. Jika diperlukan bahan perekat, maka Panitia Pengembangan harus mengajukan terlebih
dahulu baik kualitas maupun jenisnya kepada Consultant Construction Management untuk
mendapatkan persetujuan.
l. Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Consultant
Construction Management.Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka Panitia Pengembangan
harus mengganti atas tanggung jawabnya.
Pasal 11
PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA
23
1.2. Persyaratan Bahan
a. Jenis kayu yang dipakai adalah kayu kelas II Kering (diawetkan) mutu B. Digunakan untuk
seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan diatas.
b. Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
c. Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putik kayu, pecah-pecah, mata
kayu, melintang basah dan lapuk.
d. Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Untukkayu kelas II
Kering setempat kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12%.
e. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Pimpinan Proyek/Consultant
Construction Management.
f. Daun pintu adalah berbentuk panel ukuran disesuaikan dengan gambar-gambardetail, harus
utuh untuk tiap muka. Khususnya digunakan pada kamar Mandi/ WCsebelah dalam digunakan
tripleks yang dilapisi aluminium, tebal rangka kayu daun pintu 3,5 cm.
g. Bahan Perekat :
Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik. sekwalitas Rajawali
Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
h. Bahan finishing.
Finishing untuk permukaan daun pintu panel, daun jendela, listplank, krepyak di cat dengan cat
kayu yang bermutu baik sekwalitas Emco sesuai dengan persetujuan Pimpinan
Proyek/Consultant Construction Management.
1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Panitia Pengembangan diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi- sisinya, dan
dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/ pemasangan.
e. Pada bagian daun pintu lapis taripleks aluminium harus dipasang rata tidak bergelombang dan
merekat dengan sempurna.
Pasal 12
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI
24
b. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan penggantung dan pengunci untuk pintu- pintu, jendela
dan tempat yang disyaratkan dalam dokumen gambar.
c. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen gambar, Bill of Quantity serta mrngikuti petunjuk yang diberikan
oleh Pimpinan Proyek/ Consultant Construction Management.
d. Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun tambahan-
tambahan bahan yang sehubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab
Panitia Pengembangan.
1.2. Persyaratan Bahan
a. Semua kunci yang digunakan adalah sekwalitas East Un Tiger (EUT) atau yang setaraf,
sedangkan pada KM/WC menggunakan kunci cylinder
b. Untuk pintu dobel harus dipasang expagnolet/grendel tanam besar, panjang 25 cm pada bagian
pinggir/tebal atas bawah, sedangkan daun jendela menggunakan 2 buah grendel
c. Kunci 2 (dua) slaag dan berkotak baja, baut-baut dan ungkitnya harus dari kuningan.
d. Type-type kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya.
e. Engsel pintu dipakai engsel sekualitas/setara Nylon Japan asli dipasang sekurang- kurangnya 3
(tiga) buah untuk setiap daun pintu dan 2 buah untuk setiap daun jendela dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engselnya, jumlah engsel
yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, setiap engsel memikul
beban maximum 20 kg.
f. Hak angin daun jendela kaca stenless stell panjang 30 cm dipasang 2 buah tiap daun jendela.
Pasal 13
25
PEKERJAAN SANITAIR
1. Pekerjaan Sanitair
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini sehingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya.
b. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam detail gambar, uraian
dan syarat-syarat dalam buku ini.
2.2. Persyaratan Bahan
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan dipasaran, kecuali
bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yangdipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-
masing type yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian syarat-syarat
dalam buku.
3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Consultant Construction Management
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/pengganti bahan, penggantian harus disetujui oleh
Consultant Construction Management Berdasarkan contoh yang diusulkan oleh Panitia
Pengembangan.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Panitia Pengembangan harus meneliti gambar- gambar yang
ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antar gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Panitia Pengembangan harus segera melaporkannya kepada
Consultant Construction Management.
e. Panitia Pengembangan tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/
perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan. Selama pelaksanaan harus
selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
f. Panitia Pengembangan wajib memperbaiki/ mengulangi/ mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,selamakerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemimpin Proyek atau Consultant Construction Management.
3.4. Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel yang digunakan adalah wastafel elips/meja setara produk INA standard atau setaraf
lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya, type-type yang
dipakai adalah Havana, Susan, Warna akan dipilih oleh Pimpinan Proyek atau Consultant
Construction Management.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan telah disetujui oleh Consultant Construction
Management.
26
c. Ketinggan dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari prosedurnya dalam brosur.
d. Pemasangan harus baik, rapi, waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan normal dan
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran- kebocoran.
3.5. Pekerjaan Kloset
a. Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai produk setara Toto, warna ditentukan
kemudian oleh Consultant Construction Management.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Consultant
Construction Management.
c. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua
noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-
kebocoran.
3.6. Perlengkapan Toilet/ Sanitair
a. Di toilet-toilet umum, dimana ditunjukkan dalam gambar, dipasang perlengkapan- perlengkapan
kran dinding setara merk ATS.
b. Perlenglapan-perlengkapan lain untuk toilet yaitu, tempat sabun, dan lain-lain seperti
ditunjukkan dalam gambar, dipakai adalah merk KIA standard.
c. Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada cacat- cacat, sudah
mendapat persetujuan dari Consultant Construction Management. Letak pemasangan
disesuaikan gambar-gambar untuk itu dan cara-cara pemasangan mengikuti petunjuk-petunjuk
dari produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang bersangkutan.
d. Semua kran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah setara merk ATS Ukuran disesuaikan
dengan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosuralat-alat sanitair.
Kran-kran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sing diruang saji dan dapur
disambung dengan pipa leher angsa (extention) kran untuk sink di ruang sajisetara merk ATS.
e. Stop kran yang dapat digunakan merk ATS bahan kuningan dengan puturan berwarna hijau,
diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
f. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah merk setaraf dengan ATS metal verchroom,
lubang 2” dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan dopverchroom
dengan draad untuk clean out.
g. Floor drain dipasang ditempaat-tempat sesuai gambar untuk itu.
h. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui oleh Consultant
Construction Management.
i. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan
rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut
Pasal 14
PEKERJAAN INSTALANSI AIR BERSIH (PLAMBING)
27
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama yang
diperlukan dalam sistim penyediaan air bersih yaitu instalansi pemipaannya beserta alat
bantunya.
b. Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi dan lain- lain seperti
yang tercantum dalam gambar.
c. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh bobokan- bobokan,
galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
d. Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistim plumbing air bersih secara keseluruhan
dan mengadakan pengamatan sampai sistim berjalan baik,sesuai yang dikehendaki, yaitu suatu
sistim instalasi yang sempurna dan terpadu.
e. Pengadaan, pemasangan, pengujian mutu air dan ijin-ijin dari Instansi terkait yaitu PDAM dan
lain-lain.
f. Desinfeksi
Sebelum sistim penyediaan air bersih atau bagian dari sistim ini dipakai harus dilakukan cara
disinfeksi yaitu : air yang ada dalam sistim dibuang lebih dahulu.
2. Pekerjaan Instalasi Air Kotor & Vent
2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapannya yang diperlukan dalam
sistim pembuangan, dari semua alat sanitasi yang ada sampai ke TPA (Tempat Pembuangan
Akhir).
b. Pengadaan dan pemasangan pemipaan dari alat sanitasi sampai keseluruh air buangan (riol).
c. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh adanya bobokan-
bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerjanya.
d. Pengujian sistim pemipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistim plumbing air kotor
secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistim bekerja baik sesuai yang
dikehendaki yaitu suatu sistim yang sempurna dan terpadu.
e. Pengadaan dan pemasangan instalasi drainase dari talang atap sampai di riol.
3. Pengadaan dan Pemasangan Kran-kran:
Pengadaan dan pemasangan kran-kran air untuk kamar mandi, dapur dan ruang air bersih serta
pemasangan kran-kran untuk closet, washtafel, urinoir,shower danlain-lain.
4. Pengadaan dan Pemasangan Pompa-pompa
Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa dan instalasinya, untuk pompa distribusi air bersih
(Jet pump).
5. Pengadaan testing-testing dan commisioning
Semua sistim pekerjaan yang terpasang; mengadakan izin-izin yang diperlukan dari instansi-
instansi yang ada hubungannya untuk mendapat surat keterangan.
6. Pekerjaan Lain
Melaksanakan pekerjaan lain yang berhubungan dengan lingkup pekerjaanplumbing ini
antara lain :
• Pengadaan dan pemasangan semua hanger-hanger dan support untuk
pemipaan, peralatan dan lain-lain.
• Pekerjaan testing; cleaning; flushing dan desinfection termasuk perbaikan akibattesting.
• Pekerjaan pembersihan tempat kerja.
• Pengecatan semua pipa-pipa yang kelihatan.
• Pengadaan dan pemasangan lapisan tahan karat dan goni untuk pipa yangditanam
dalam tanah.
28
• Pengadaan balok-balok yang diperlukan untuk pemasangan pipa-pipa danperalatannya.
• Pengadaan shop drawing (gambar kerja) untuk pelaksanaan dan koreksi-koreksiRKS bila ada.
• Membuat time schedulle, kurva’s dan lain-lain yang diperlukan.
• Membuat As built drawing, Buku Petunjuk, Operasi dan Pemeliharaan dalam bahasa
Indonesia.
• Dan segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Panitia
Pengembangan dapat menanyakannya lebih lanjut kepada Consultant Construction
Management atau pihak lain yang ditunjuk.
• Apabila terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Panitia Pengembangan bertanggung jawab
penuh atas kerugian-kerugian yang terjadi.
7. Peraturan-peraturan/ persyaratan
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan, kontrak
harus betul-betul ditaati.
Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam pasal pekerjaan
plambing dimuka.
Panitia Pengembangan dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud
dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
8. Untuk pekerjaan perpipaan air bersih( plumbing)
a. Pipa plambing air bersih ini harus menggunakan pipa dari bahan PVC type Ddigunakan
pipa setaraf produksi Maspion.
b. Fitting harus dari material yang sama dengan pipa diatas (dikeluarkan oleh pabrikyang sama).
c. Gantungan-gantungan, klem-klem dan lain-lain, harus terbuat dari bahan yangsama.
d. Valves untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu yang terbaik setaraf merk; TOYO,SUN-EI, atau
lainnya yang sekualitas.
e. Kran/ kran/ fixtures harus dipakai yang terbaik, lihat pasal 13.
f. Bak kontrol untuk Valve dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan tutupbeton.
9. Untuk Pekerjaan Pemipaan air kotor dan vent
a. Semua pipa air kotor dan vent baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan PVC
dengan tekanan kerja 10 kg/cm2 standar JIS k 6741 setara produksi Maspion, dan pipa untuk
vent dari bahan PVC dengan tekanan kerja 8 kg/cm2 setara produksi Maspion. Kecuali pipa-
pipa yang menyeberang pada jalan-jalan umum dan tempat parkir terbuat dari Galvanized Iron
Pipe (GIP) klas medium.
b. Fiting-fiting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama.
c. Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel.
10. Sistim Pemipaan air Bersih dan Air Kotor / Kotoran
a. Sistim Penyambungan Pipa. Sambungan pipa PVC untuk air bersih dengan sambungan lem
PVC (solvent) untuk pipa diameter 3” ke bawah.
Untuk katup/valve yang mempunyai diameter 2” ke bawah menggunakan katup penutup
dengan sistim penyambungan pakai ulir/ screwed. Selanjutnya untuk katub diameter
¾ ‘’ kebawah dipakai katup type bola (globe valve). Untuk katup yang lebih besar dari
diameter ¾ ‘’ dipakai katup pintu (gate valve) yang disetujui oleh Pimpro dan Consultant
Construction Management.
b. Pemasangan Penyambungan Pipa-pia
Untuk fitting-fitting sambungan harus dari jenis standar yang dikeluarkan oleh pabrik dan disetujui
.
29
Sistim sambungan bisa memakai Ring Gasket/Ruber Ring joint, untuk dimensi diameter 2”
digunakan lem/ solvent cement atau yang disetujui Pimpro dan Consultant Construction
Management.
c. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang akan
menggangu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan kokoh (rigid) ditempatnya
dengan tumpuan yang mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air pemasangnnya harus rapi, kuat dalam
kedudukannya dan tidak menggangu pada waktu pemasangan dinding porselen dan
sebagainya.Panitia Pengembangan bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut
didalam kelengkapan jaringan instalasi diatas.
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi / pipa induk, dipasang blok-blok dari beton
dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, Elbow, valve dan
sebagainya.
Pada setiap penyambungan pipa-pipa ke fixtures ataupun equipment atau valve harus
digunakan perlengkapan – perlengkapan fitting-fitting khusus kecuali apabila fixture atau
equipment tersebut telah dilengkapi dari pabrik.
Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap-tiap fixture atau equipment harus
dipasang valve sesuai dengan gambar-gambar.
d. Penggantungan / Penumpu Pipa / Klem-klem
Semua pipa harus diikat/ ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh
(rigid), agar inklinasinya tetap. Untuk mencegah timbulnya getaran. Penggantung/ penumpu/
lem-klem harus dengan bahan yang sama, yangdipabrikasi (bukan buatan sendiri).
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan harus
memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas
minimal. Jarak maximum penggantung untuk pipa adalah :
Penggantungan atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan
insert / angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset dari fsher. Semua alat-
alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pipa-pipa dan tidak
merusak/ menyebabkan turunnya pipa yang terpasang.
Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibuat dengan jarak tidak lebihdari 3m’.
e. Valve-valve
Penempatan dari valves, floor drain, clean out dan equipment serta peralatan lainharus
sedemikian rupa sehingga terlindung, mudah dicapai dan tidak menggangu. Semua Valve-valve
adalah setaraf merk, Toyo, SUN-EI, atau setara yang disetujuidan bilamana mungkin seluruh
Valve yang terpasang adalah dari satu pabrik.
f. Pipa-pipa dalam tanah
30
Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat. Dasar
lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu
dengan baik. Untuk pipa-pipa air bersih, pipa-pipa air limbah tidak boleh diletakkan pada lubang-
lubang sama. Kemiringan 1.0 %.
Pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah/jalan dengan kedalaman minimal 80
cm, diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan padat minimal 10 cm dan bagian atas 20
cm. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan, maka pipa padat bagian
pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan beton tulang.
Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula. Pipa harus dicat
dengan flincote tiga kali dan dibalut goni sebelum ditanam.
Pada setiap sambungan valve-valve (katub-katub) yang ada pada instalasi pipa bawah tanah
harus dibuatkan bak kontrolnya untuk maintenance lengkap dengan tutup keton yang bisa
dibuka/ tutup.
g. Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok
Pipa tegak yang menuju ke fixtures dan pipa vent harus dimasukan dalam tembok/ lantai. Panitia
Pengembangan harus membuat alur-alur atau lubang yang diperlukan pada tembok sesuai
dengan kebutuhan pipa. Sehingga pipa dipasang dan diklem harus ditutup kembali sehingga
pipa tidak kelihatan dari luar. Cara-cara penutupan kembali harus seperti semula dengan finish
yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari pembobokan.
h. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sbb : Pemasangan pipa-pipa
harus dilaksanakan sebelum salut dinding/plesteran dan langit-langit dilaksanakan.
Pembobokan plesteran/ salut dinding dan pembobokan langit-langit yang sudah terpasang
harus dihindarkan.
Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan harus
dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan. Persilangan
antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.
i. Perlindungan/ Poteksi waktu pelaksanaan.
Semua pipa yang telah terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau fixtures harus
ditutup dengan kap/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan masuknya kotoran atau
lainnya yang tidak diinginkan.
Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve, trap dan fitting harus diperiksa
dan dibersihkan dari segala kotoran yang menieumbat.
Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusaka- kerusaka.
j. Pipa Mendatar
Pipa dipasang dengan penggantung sesuai dengan diameter, pipa kemiringan menuju kearah
pembuangan adalah 1.0 %. Jarak penggantung pipa seperti tercantum diatas dan tidak
dibolehkan menggunakan kawat, rantai, perforated strip dan lain-lain. Pada setiap jarak
maximum 24 m atau untuk setiap delatasi dipasang flexible pipe / joint.
k. Cara Pemasangan Floor Drain dan Roof Drain.
Floor drain dan clean out harus disambung dengan pipa secara ulir dan membentuk sudut 45
dengan pipa utama, dan dilengkapi dengan trap grate dan brass strainer dan dapat dibuka
sewaktu-waktu untuk pembersihan.
Roof drain terdiri dari pipa-pipa yang ditanam rata dengan permukaan dan mempunyai bentuk
yang berfungsi sediment bowl serta dihubungkan dengan sistim ulir.
l. Pembersihan
31
Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan kotoran-
kotoran lainnya.
Untuk bagian yang dilapisi chromium atau nikel harus digosok bersih atau mengkilap,
setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya. Apabila terjadi kemacetan,
pengotoran atas bagian bangunan atau timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang
semuannya atas kelalaian Panitia Pengembangan karena tidak membersihkannya sistim
pemipaan dengan baik, maka semua perbaikannya menjadi tanggungan Panitia Pengembangan.
Penggunaan/ penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh
tembok dan bagian lainnya, misalnya pipa didalam galian tanah, pipa menembus tembok dan
sebagainya harus dilapisi dengan cat Menie atau cat penahan karat.
Panitia Pengembangan harus melaksanakan pembilasan dengan desinfeksi dari seluruh
instalasi air bersih sebelum diserahkan kepada pemilik.
m.Pengecatan
Semua pipa dari besi yang tidak tertanam didalam tanah/tembok dilapisi dengan TAR (Tar
Coated) harus dicat dua lapis dengan cat setara “chellac” dan lapisan chromium atau Nikel
harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang warnanya sesuai dengan color coding dan
tanda arah aliran atau ditentukan oleh Consultant Construction Management, umumnya untuk
jaringan air bersih dipakai warna biru.
Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi berturut-turut aspal, lapisan goni,
lapisan aspal.
Semua Valve harus diberi tanda yang menieebutkan nomor identifikasi dari jenis zat yang
melewati.
Pengujian, setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan
hydrostatik selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan. Peralatan pengujian ini
harus disediakan oleh Panitia Pengembangan.
Pengujian harus dilakukan dengan kesaksian oleh Consultant Construction Management atau
pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan selanjutnya dibuat Berita
Acaranya.
Dalam pengetesan semua kran-kran harus dalam keadaan tertutup untuk melihatkebocoran.
Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk pipa diluar
gedung) atau tertutup dengan plesteran/ dinding dan sebelum langit- langit didaerah tersebut
terpasang. Untuk sistim air kotor, air kotoran, vent dan air hujan harus diuji terhadap kebocoran
sesuai dengan petunjuk Consultant Construction Management.
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Panitia Pengembangan harus memperbaiki bagian-
bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian melakukan pengujian
kembali sampai berhasil dengan baik.
Pasal 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
32
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima
pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapatdipergunakan.
c. Komite pembangunan USB dengan dibantu oleh Konsultan harus mengurus penyambungan
instalasi-instalasi lainnya termasuk pengurusan administrasinya, semua biaya resmi akan dibayar
oleh Komite Pembangunan USB.
d. Komite pembangunan USB harus mengurus semua perijinan untuk penyambungan instalasi-
instalasi lainnya termasuk pengurusan administrasinya, semua biaya resmi akan dibayar oleh
Komite pembangunan.
1.2. Kabel daya tegangan rendah
a. Umum
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang
sesuai dengan gambar rencana (,NYM,NYY), kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai
dengan standar SII atau SPLN. Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus dites dengan
pengujian-pengujian sebagai berikut :
• Test insulasi
• Test kotinuitas
• Test pentahan
b. Instalasi dan Pemasangan kabel
1) Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL/ LMK.
Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya,
nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan penampang 6 mm2 ke atas haruslah terbuat secara dipilin (stranded),
instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2.5 mm2.(sesui
dengan gambar rencana).
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
• Untuk instalasi penerangan adalah NYM dianam dalam tembok dengan conduit pipa PVC
• Untuk kabel distribusi dan penerangan taman digunakan NYY Semua kabel NYY yang
ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton dll) harus berada didalam conduit PVC
class AW yang disesuaikan dengan ukurannya, EGA kabeltrech dan harus diklem.
2) Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya “splice”, pencabangan ataupun sambungan- sambungan baik
dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung
yang bisa dipakai (acceptable).
Dalam membuat pencabangan conector harus dihubungkan pada konduktor- konduktor
dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel- kabel telanjang yang
kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
3) Semua sambungan kabel, baik didalam juction box, panel ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan conector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselien atau
bakelit ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
4) Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk pencabangan, conector dan lain-lain seperti karet, PVC asbes tape
sintetis, resin,splice case, compostion dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui, untuk
penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui
menurut anjuran atau manufacturer.
5) Penyempurnaan kabel
33
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang khusus
untuk itu (misalnya juction box dan lain-lain). Panitia Pengembangan harus memberikan
brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Consultant Construction Management.
Kabel-kabel disambungkan sesuai dengan warna-warna atau nama-nama masing- masing, dan
harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan- penyambungan
tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari
ukuran yang sesuai.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/ protolen yang
khusus untuk listrik.
2. Penerangan dan Stop Kontak
2.1. Lampu dan armature
Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam
gambar-gambar elektrikal.
Semua armature lampu yang terbuat dari metal serta diberi kap harus mempunyai terminal
pentanahan (grounding).
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal blok harus cukup besar dan dibuat
sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan
unsur teknis komponen lampu itu sendiri.
Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus diberikan
saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballastatau kapasitor.
Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian difinish
dengan cat akhir oven warna putih.
Ballast harus jenis 1 “Low Ballast” dan harus juga digunakan single lamp ballast (satu ballast untuk
satu lampu flourentscent).
Armature lampu down light digunakan tipe DL-Heles 932 terdiri dari dudukan dimana
dudukan harus dari bahan allumunium silicon alloy atau dari moulded plastic. Dan dilengkapi
terminal arde (pentanahan)
Lampu SL (Lampu Hemat Energi) terdiri dari dudukan (fitting )tipe segi yang tahanpanas.
2.2. Stop Kontak Biasa Dan Stop Kontak-Kontak Khusus
Stop kontak-Kontak biasa dan stop kontak-kontak khusus ditanam pada dinding
dengan ketinggian 150 cm diatas lantai
Stop kontak-kontak biasa dan stop kontak-kontak khusus dilengkapi dengan komdan terminal
untuk arde (pentanahan)
SKKK dan SKKB yang dipakai denganrating tegangan 250 Volt
2.3. Saklar Dinding
Saklar harus dipasang rata dinding (ditanam), tipe rocker dengan rating 250 volt, 10ampere,
singgle gang, double gangs atau saklar hotel.
Saklar harus dilengkapi dengan kom
2.4. Junction box untuk saklar dan stop kontak
Junction box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.Kotak dari
metal harus mempunyai terminal pentanahan.
Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada junction box dengan
menggunakan baut atau ditanamkan dalam dinding.
2.6. Kabel Instansi
34
Pada umumnya kabel instansi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga
dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM). Kabel harus mempunyai penampang minimal
2.5 mm 2.
Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
Fasa 1 : Merah
Fasa 2 : Kuning
Fasa 3 : Hitam
Netral : Biru
Tanda (ground) : Hijau-kuning
2.7. Pipa instalasi pelindung kabel
Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas AW atau GIP.
Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai satudengan yang
lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾ “ diameter.
Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (juctionbox) dan
armature lampu.
2.8. Testing/ Pengujian.
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh Consultant Construction Management yangdi syahkan
oleh lembaga yang berwenang, pengujian tersebut meliputi :
Tes Ketahanan isolasi
Tes kekeuatan tegangan impuls
Tes kenaikan temperature
Tes kontinuitas
2.9. Kotak Sekring/ kotak panel
Kotak panel /kotak sekring yang berisi 4 group keatas menggunkan kotak panel yang terbuat
dari besi plat dengan ketebalan 3mm dan ukuran sesuai dengan julahgroup.
Kotak panel yang berisi 3 group kebawah menggunakan kotak panel tipe inbow
Kotak Sekring berisi beberapa group zekring/MCB, tergantung dari fase yang adadan besar
beban.
Panel dilengkapi dengan sistem pentanahan berdasarkan ketentuan PLN
Masing-masing kotak sekering/panel dilayani melalui panel utama/panel distribusi.
Pengaman yang dipakai adala pengaman jenis MCB dan MCCB (Bukan sekring)
2.10. Panel Distribusi atau Panel Utama
Panel Distribusi atau panel utama adalah untuk mensuply daya listrik kepanelrangkaian
cabang akhir
Panel distribusi atau panel utama dilengkapi dengan lampu indikator dan systemarde
(pentanahan).
Persyaratan-persyaratan lain :
Harus memenuhi ketentuan-ketentuan PLN.
Instalatur listrik yang melaksanakan pekerjaan ini, harus sudah terdaftar dan
mempunyai pas dari PLN.
Sebelum pekerjaan diserahkan harus dicek keamanannya dengan alat margeryang dihadiri
oleh panitia.
Instalatur harus membuat gambar yang disahkan oleh PLN.
Instalatur listrik dipasanfgg untuk tegangan 220 V
35
Pasal 16
Pekerjaan Tanah
1. Lingkup Pekerjaan Talud
- Pengupasan tebing dan galian pondasi talud
- Pengurugan
- Pemadatan pada setiap lapisan timbunan
2. Pengupasan (Cutting) dan Timbunan (Filling)
Pengupasan pada lokasi rencana dilakukan sampai batas elevasi rencana, kemudian tanah galian
dialokasikan keareal timbunan
3. Pekerjaan Cut dan Fill
3.1 Pekerjaan/Pengupasan Tanah
a. Sebelum Cut dilaksanakan terlebih dahulu top soil harus telah dikupas.
b. Pembantukan dan penyelesaian harus mengikuti bentuk/kemiringan yang cukup untuk aliran
air. Adanya genangan air diatas tanah tidak diperkenankan.
c. Kelebihan galian dari yang telah ditetapkan tidak diadakan biaya tambahandan apabila
kelebihan galian ini membahayakan konstruksi maka KOTRAKTOR PELAKSANAwajib
memperbaikinya atas biaya sendiri.
3.2 Pekerjaan Fill (Penimbunan dan Pemadatan)
a. Tanah yang digunakan untuk pengurugan harus dari tanah gunung yang baik dan memenuhi
syrat teknis dan bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/ sampah dan terlebih
dahulu mendapat persetujuan Consultant Construction Management lapangan. Jika dizinkan
oleh Consultant Construction Management lapangan, pengurugan dapat menggunakan tanah
bekas galian.
b. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum 30 cm dan dipadatkan dengan
alat sederhana (Stamper), disiram sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimum, baru
dilanjutkan dengan lapisan berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar
rencana.
c. Pada penimbunan berikutnya harus diperlakukan sama dengan cara pada point
(b) pasal ini. Consultant Construction Management dapat memerintahkan pengurugan melebihi
ukuran, diperhitungkan penyusutan tanah akibat konsolidasi.
4. Galian Tanah untuk Pondasi Bangunan
4.1 Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau samapai tanah
keras. Apabila diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus
dipadatkan/ditumbuk.
4.2 Jika galian melampaui batas kedalaman, KOTRAKTOR PELAKSANAharus menimbun kembali
dan dipadatkan samapi kepadatan maksimum.
4.3 Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbun harus diangkat langsung ketempat yang
direncanakan yang disetujui Consultant Construction Management. Sedangkan hasil galian
yang tidak dapat dipaki untuk penimbunan harus disingkirkan ketempat yang disetujui
Consultant Construction Management
Pasal 17
Pekerjaan Pengecatan
1. Cat Tembok
Pengecatan dengan cat tembok digunakan untuk bidang-bidang
36
Tembok dalam dan luar bangunan termasuk kolom-kolom beton.
Plafond Multiplek 60 x 120 cm pada ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, ruang administrasi
dan guru.
2. Cat Kayu
Pengecatan dengan bahan cat kayu dan politur dipergunakan untuk bidangbidangkayuexpose
(kuzen, ram jendela, kolom kayu, list plafond daun pintupanel).
Pelaksanaan pengecatan kayu :
Seluruh permukaan kayu yang akan dicat seluruhnya harus diamplas, baru kemudian dimenie
dengan menie kayu.
Apabila pekerjaan menie sudah dilaksanakan, maka hal ini bisa dilanjutkan dengan pekerjaan
plamir atau dempul, selanjutnya bila sudah kering dapat di amplas dan dilanjutkan dengan cat
dasar. Setelah cat dasar kering baru dilanjutkan dengan penegecatan sampai merata.
3. Cat Besi.
Cat besi digunakan pada bidang-bidang pipa pagar pembatas atau pemisah areal,rangka kap baja,
klem pipa saluran pembuang talang air hujan , tie rod/ angin-angin. Cara Pelaksanaan :
Sebelum bidang dicat, harus dibersihkan dahulu dari debu dan lemak yang mungkin menempel,
bidang bekas las diperhalus dengan slab listrik dan diamplas rata setelah itu baru kemudian dicat
dengan tiga kali lapisan, setelah masing-masing lapisan mengering. Residu/ pngetiran, bidang-
bidang/ bahan-bahan yang akan diteer/ residuantara lain :
Seluruh rangka kap (seluruh bidangnya) ruang kelas, Perpustakaan, Laboratoriumdll,di Teer
Seluruh rangka plafond (3 buah bidang) kecuali yang berhubungan denganpenutup plafond
(tidak diteer).
Cara Pelakasanaan :
Semua bidang yang akan diresidu dioles dengan rata.
Pelaksanaan residu dilakukan sebelum bahan-bahan dipasang, hal ini dilaksanakanuntuk
menghindari percikan residu pada dinding.
Pasal 18
Pekerjaan Lain-lain
37
a. Umum
Bahaya rayap
Di Indonesia kerugian akibat serangan rayap berkisar antara 200 miliyar rupiah per tahun.
Untuk melindungi bangunan dengan baik dari serangan rayap tanah dan rayap kayu kering,
bangunan harus diberi perlakuan “Peracunan Tanah ( Soil Treatment ) dan pengawetan kayu (
Wood Treatment ) dengan larutan termitisidaanti rayap.
Cara Pelaksanaan :
1. Dengan Tiga Langkah :
a. Setelah lubang pondasi selesai digali maka pada dasar pondasi dandindingnya
disemprotkan dengan larutan termitisida.
b. Setelah pondasi selesai tanah galian pondasi yang dikembalikan
disemprotkan dengan larutan termitisida.
c. Penyemprotan larutan termitisida juga dilakukan secara merata padaseluruh
tanah bagian dalam yang akan tertutup ubin
2. Dengan Satu langkah :
Penyemprotan larutan termitisida secara merata pada seluruh tanah yang akantertutup ubin.
3. Larutan termitisida yang di pakai harus disetujui oleh konsultan Cm
Pasal 20
Penutup
Apabila di dalam RKS ini tidak tercantum uraian, pengaturan dan ketentuan, yang mana
sebenarnya termasuk dalm pekerjaan BG-USB, maka semua pekerjaan dan peraturan itu harus
dilaksanakan agar tercapai penyelesaian pekerjaan yang diharapkan serta memuaskan s