Pasal 1
URAIAN UMUM
Pasal 2
SYARAT-SYARAT TEKNIS BAHAN
Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu dan retak retak
menurut lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.
c. Yang dimaksud dengan kayu mutu B yang tidak termasuk dalam mutu
A, tetapi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Kadar lengas kayu 30%
Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari
5 cm.
Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar 1/10 dari
tinggi balok.
Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak retak
menurut lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu.
Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.
d. Bahan-bahan kayu yang berlapis :
Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan warnany
merata yang dihasilkan dari kayu jati terpilih dan baik.
Playwood/ triplek harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan
warnanya merata dengan susunan lapisan yang padat.
8. Beton Non Struktur
a. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom struktur ,kolom praktis, ring balok untuk
pekerjaan beton bukan struktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.
b. Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-175 dan
harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971.
c. Campuran beton menggunakan perbandingan volume..
d. Beton mutu K-125 sampai dengan K-175.
e. Khusus pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai volume campuran 1 PC : 2 Ps :
3Kr
9. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24 dan seterusnya tergantung yang ditentukan.
Yang penting harus dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan syah.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/ lemak, asam, alkali dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan
NI-2 (PBI-1971).
c. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
Peraturan-peraturan/ standar setempat yang biasa dipakai.
Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971/ NI-2.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961/ NI-5.
Peraturan Semen Portland Indonesia 1972/ NI-8.
Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
Ketentuan-ketentuan Umum untuk Pelaksanaan KOTRAKTOR PELAKSANAPekerjaan
Umum (AV) No. 9.
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan
Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan.
Peraturan-peraturan/standar yang berlaku di Indonesia yang masih relevan.
a. Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.
b. Ukuran yang digunakan : panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm atau panjang
24 cm, lebar 11cm, tebal 5 cm.
c. Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang
maksimum 3 %, lebar maksimum 4 %, tebal maksimum 5 %, dengan selisih maksimum
ukuran antara bata terkecil.
d. Warna
Satu sama lain harus sama dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama
merata kemerah-merahan.
e. Bentuk.
Bidang-bidangnya harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90
derajat. Bidangnya tidak boleh retak-retak.
f. Berat satu sama lain harus sama, yang berarti ukuran, pembakaran dan
pengadukan-pengadukan sama dan sempurna.
g. Suara apabila dipukul dengan benda keras suaranya nyaring.
h. Pasangan batu bata dengan adukan 1 : 4 dilaksanakan pada dinding toilet, kamar
mandi, pasangan bata trasraam dan untuk pasangan lainnya.
i. Pemasangan batu bata maksimal 12 m2 luas bidang harus diberi kolom praktis.
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN
d. Plesteran untuk pasangan dinding dan plesteran yang tidak transraam seperti
tercantum diatas.
Adukan Plesteran 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan untuk :
a. Semua pasangan bata diatas sloof diatas lantai setinggi 0.5 meter. Pada semua
dinding yang berhubungan dengan air.
b. Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta tempat-tempat
lainnya yang diperlukan seperti pasangan dinding KM/WC.
c. Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, seluruh pasangan transraam, plint
plesteran, afereking permukaan.
1.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Sebagian besar dinding dari batu bata merah, dengan menggunakan aduk
campuran 1 pc : 4 pasir.
Untuk semua dinding luar maupun dalam, dilantai dasar maupun lantai tingkat , mulai
dari permukaan sloof/ balok sampai ketinggian 50 cm, diatas permukaan lantai toilet
daerah basah dan daerah lain yang sesuai dengan gambar, digunakan adukan rapat
air dengan campuran 1 Pc : 3 Ps. Batu bata merah yang digunakan batu bata lokal
dengan kwalitas terbaik yang disetujui Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan
Pengawas Lapangan. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air
atau drum hingga penuh. Setelah bata terpasang dengan adukan, nat/ siar-siar
harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian
disiram air. Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan. Pemasangan dinding
dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya,
diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya
lebih besar 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 13/13 cm dengan tulangan pokok 4
- 10 m begel 8 - 15 mm, jarak antara kolom 3 - 3.5 m.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton - 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih
dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5 %.bata yang
patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.
Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat rapi dan benar-benar tegak lurus.
Pasal 4
PEKERJAAN KAYU
pemakaian pada bidang yang terlihat apalagi sampai membekas. Rangka kayu untuk
langit-langit dibuat sesuai dengan pola langit-langit yang telah direncanakan dalam
gambar dengan memperhatikan letak dan bentuk armature yang akan terpasang
pada langit-langit dan lain-lain yang akan terpasang.
Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan
0.5 cm setiap 2 m2 .
Pekerjaan atap dan penutup plafond meliputi :
Langit-langit semua ruangan mempergunakan bahan GC 9 mm dengan ukuran 60
x 120 cm. Dengan alur / benangan 4mm.
Pada pertemuan GRC 9 mm dengan tembok diberikan list profil ukuran 3 x 3 cm,
Pasangan rangka plafond harus dilengkapi tulangan induk 6/12 sesuai gambar dan
tulangan bantu tengah 4/6 cm dan 5/7, hubungan pipa dengan rangka plafond
diberi klos bahan yang sama.
Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plat GRC supaya diketam
halus, kecuali pada bagian samping dan sisi atas rangka.
Pekerjaan kusen, ram pintu dan jendela meliputi :
Kuzen pintu dan jendela dipasang pada tempat-tempat yang telah ditentukan
dalam gambar.
Pemasangan kusen-kusen ini harus betul-betul tegak sehingga pintu dan jendela
tidak berubah letaknya pada waktu pelaksanaan pekerjaan lainnya, dan diatas
kuzen dipasang batu bata dua trap, baru diatas itu dipasang balok latai yang
dimensi sesuai dengan gambar.
Apabila peletakan kusen dalam kolom-kolom beton, maka KOTRAKTOR
PELAKSANAharus menyiapkan lubang atau coakan pada kolom tersebut sebagai
tempat pemegang angker tersebut, bila akan dipasang lubang-lubang tersebut
minimal 10 cm dengan kedalaman 15 cm.
Pada setiap kuzen pintu dan jendela harus dipasang angker dari besi 10 mm
kemudian jumlah angker yang dipasang panjang batang vertikal lebih dari 150 cm
harus dipasang 2 x 3 bh, sedangkan yang kurang dari 150 cm dipasang 2 x 2 cm
buah.
Semua kayu kuzen termasuk krepyak harus dimenie dan dipasang setelah
mendapat pemeriksaan dan dinyatakan baik oleh Pejabat Pelaksana Tekis
Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan ( KL )
Bahan kayu yang digunakan untuk kuzen harus lurus dan tidak retak/ pecah.
Daun pintu dan jendela.
a. Penggunaan/ penempatan daun pintu agar disesuaikan dengan gambar rencana.
b. Khusus daun pintu KM/ WC pada bagian dalam dilapisi dengan triplek alumunium .
c. Tebal ram daun pintu panel adalah setebal 3.50 cm dan ram jendela panel diisi
kaca setebal 5 mm.
1.5. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat. Bahan harus diletakan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih sesuai petunjuk Pimpinan Proyek/ Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan
Pengawas Lapangan. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini,
bahan ditimbun dan dilindungi sesuai dengan jenisnya. Kontraktor Pelaksana
bertanggung jawab terhadap kerusakan dalam pengiriman, penyimpanan dan
pelaksanaan. Bila ada kerusakan, Kontraktor Pelaksana wajib menggantinya.
Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan
0.5 mm setiap 2 m2.
Pasal 5
PEKERJAAN BESI
Pasal 6
PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
A. Pekerjaan Pondasi
1. Pondasi bangunan konstruksi yang dipakai adalah :
Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali sesuai dengan gambar rencana.
Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm ditimbris dan disiram air
sampai kepadatan maksimum.
Lantai kerja pondasi foot plat adalah beton tumbuk dengan campuran 1 Pc : 3 Ps :
5Kr setebal 5 cm
Material batu kali/ batu belah yang keras yang dipergunakan untuk pondasi batu
kali harus bermutu baik, tidak cacat dan tidak retak. Batu kapur, batu
berpenampang bulat atau berpori besar dan terbungkus lumpur tidak
diperkenankan untuk dipakai.
Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi dan talud batu kali adalah 1 Pc ; 4
Ps.
Air yang digunakan harus bersih, tawar, dan bebas dari bahan kimia yang dapat
merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
Pasir pasang harus bersih, tajam dan harus bebas lumpur tanah liat, kotoran organik
dan bahan yang dapat merusak pondasi, untuk itu pasir yang akan digunakan
terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lobang sebesar 2,36 mm
Penggalian Pondasi lajur dilakukan terlebih dahulu menetapkan lay out, ttitk as
pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui
Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan.
2. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan,
kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan
pondasi dimulai izin dari Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan
Pengawas Lapangan mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis.
B. Pekerjaan Beton Non Struktural
1.1 Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang
baik dan rapih.
Pengadaan dan pemasangan kolom praktis untuk pasangan dinding batu bata.
Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar antara lain meja dapur,
wastafel.
1.2 Syarat-syarat Umum dan Peraturan
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen
ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi teknis ini maka semua pekerjaan beton
harus sesuai dengan standar dibawah ini.
SK SNI T-15-1991-03.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).
c. Semua material yang dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan sebelum
dipergunakan dalam proyek ini, kemudian semua material yang akan
dipergunakan harus sesuai dengan persyaratan yang ada dalam RKS ini.
1.3 Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini disyaratkan menggunakan mutu
beton K 175.
1.4 Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini disyaratkan menggunakan mesin
molen dan pemadatan beton pada waktu pengecoran harus dilakukan secra
sempurna menggunakan vibrator/dipukul pukul cetakanya, sehingga hasil
pengecoran tidak ada yang keropos.
1.5 Pengangkutan dan Pengadukan
Waktu pengangkutan harus diperhatikan sehingga waktu antara pengadukan dan
pengecoran tidak lebih dari satu jam. Dengan demikian perbedaan waktu antara
pengadukan dan pengecoran tidak terlalu boleh terlalu lama.
1.6 Untuk bidang-bidang yang vertikal, ketinggian beton yang akan dicor maksimum
150 cm.
1.7 Pengecoran beton
a. Semua penulangan harus dimatikan pada kedudukan dan diperiksa terlebih dahulu
oleh ahli/ Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan
sebelum pengecoran dilakukan.
b. Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan harus
menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum pengecoran dilakukan agar
pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
c. Beton yang tidak dapat dipakai atau mengeras, Kotoran-kotoran beton itu harus
disingkirkan.
d. Sebelum pengecoran dilakukan, semua penulangan, pembesian yang telah
terpasang harus dimintakan persetujuan Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK )
dan Pengawas Lapangan.
e. Semua pekerjaan beton bertulang, sebelum dilakukan pengecoran harus diberikan
beton tahu/decking sesuai dengan gambar.
1.8 Cetakan Beton
a. Cetakan yang akan dipakai dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan
permukaan beton yang rata dan halus. Untuk itu dipergunakan papan klas II
dengan ketebalan tidak boleh kurang dari 3.0 cm.
b. Sebelum beton dituang, terlebih dahulu konstruksi cetakan beton diperiksa untuk
dapat memastikan telah benar peletakannya, kokoh, rapat serta bersih dari segala
kotoran, permukaan cetakan harus diberi minyak (form oil) untuk mencegah
melekatnya beton pada cetakannya.
c. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan persetujuan Pejabat Pelaksana Tekis
Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan jika beton telah melampaui umur/
waktu sebagai berikut :
Pada sisi balok = 48 jam
Balok tanpa beban = 7 hari
Balok dengan beban = 21 hari
Plat lantai/ atap = 21 hari
Dengan pertimbangan lain cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan
Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan
1.9 Pembesian
a. Bahan material ukuran dan ukuran batang semua baja tulangan harus baru dengan
mutu baja U 24 sesuai dengan SI untuk beton dan harus disetujui oleh Pejabat
Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan.
Diameter tulangan baja beton harus sesuai dengan gambar bila kemudian karena
keadaan lapangan harus diadakan penggantian/ penyesuaian diameter terlebih
dahulu harus disetujui oleh Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas
Lapangan.
b. Pembongkaran/ pembentukan dan pembersihan.
Baja tulangan beton sebelum dipasang harus dibersihkan dan diserpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya.
Baja tulangan dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak boleh
dipakai, semua batangan harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemasangan
dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara-cara pengerjaannya
disetujui oleh Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan.
c. Sistem pemasangan, pengunaan besi beton, ketetapan diameter dalam
pembesian agar tetap mengikuti gambar yang ada, seperti pembesian :
Plat pondasi.
Kolom konstruksi.
Sloof / Ring Blk
Balok/ Konsol beton bertulang pada seluruh bangunan
d. Adapun pembesian yang dipaki untuk beton antara lain :
- Kolom Praktis ( K ) = 13 x 13 cm
Tulangan = 4 10 mm
Beugel = 8 - 15 cm
- Kolom Selasar ( K2 ) = 15 x 15 m
Tulangan = 4 10 mm
Beugel = 8 - 15 cm
- Slop ( SL ) = 15 x 20 cm
Tulangan = 4 10 mm
Beugel = 8 - 15 cm
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/ yang diperlukan dalam gambar.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup kokoh
dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya, bebas dari kotoran-kotoran
seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
Tiang-tiang acuan harus diatas tiang papan untuk memudahkan memindahkan
perletakan, tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu, tiang-tiang dari
dolken 10 cm, tiang-tiang satu dengan lain harus diikat dengan palang papan/
balok secara menyilang. Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi syarat-
syarat yang dicantumkan dalam PBI-1971 dan SNI.T-15-1991-03.
Pekerjaan pembongkaran acuan/ bekisting.
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan izin tertulis dari
Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan.
Setelah Bekisting dibuka tidak diizinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Pejabat Pelaksana Tekis
Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan.
Contoh Bahan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus memberikan
contoh-contoh material seperti : besi, koral/split, pasir, PC untuk mendapat
persetujuan dari Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan.
Contoh-contoh yang telah disetujui Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK )
dan Pengawas Lapangan akan dipakai sebagai standard/ pedoman untuk
memeriksa atau menerima material yang akan dikirim oleh Kontraktor Pelaksana ke
site.
Syarat-syarat pengiriman dan penyimpanan.
Bahan harus didatangkan ke ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
cacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih dalam kotak/ kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabriknya.
Bahan harus disimpan ditempat terlindung dan tertutup kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.
Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman
dan penyimpanan, bila ada kerusakan Kontraktor Pelaksana wajib mengganti
atas biaya Kontraktor Pelaksana.
Syarat-syarat pengamanan pekerjaan.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
Bila terjadi kerusakan, Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan. Bagian beton setelah dicor selama
dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1
minggu atau lebih sesuai ketentuan dalam peraturan beton bertulang, PBI-1971 dan
SK.T-15 1991-03.
Pasal 7
PEKERJAAN LANTAI
yang telah disetujui Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas
Lapangan.
p. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
Selain pasir dan air, yang dikirim ke lokasi pelaksanaan harus dalam keadaan
tertutup, atau kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabriknya, bertuliskan
type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan
bersih.
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal yang tidak
pada tempatnya, bahan rusak dan hilang, Kontraktor Pelaksana harus
menggantinya dengan persetujuan Pimpinan Proyek/ Pejabat Pelaksana Tekis
Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan.
q. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24 jam
setelah pemasangan .
Bila terjadi kerusakan Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
Pasal 8
PEKERJAAN DINDING
1. Plesteran Dinding
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran-plesteran dinding ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan.
b. Peralatan yang diperlukan termasuk alat-alat bantu dan alat-alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai yang ditentukan dalam
gambar, uraian sesuai dengan lokasi yang ditentukan.
pekerjaan plesteran ini sesuai dengan gambar dan uraian lokasi yang telah
ditentukan, antara lain beton plat, balok sesuai gambar dan yang lainnya yang
tidak terlindung (expose) baik exterior/ interior.Untuk finishing beton expose, sebelum
diperhalus/ afwerking permukaan beton perlu dikasarkan/disemprot terlebih dahulu
dengan campuran 1 Pc : 3 Ps dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk
mendapatkan campuran ikatan yang lebih baik.
2.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan plester ini adalah Portland Cement type I, pasir dan air dengan
perbandingan 1 Pc : 5 pasir.
b. Portland Cement yang digunakan harus memenuhi persyaratan N.I 8 Type I menurut
ASTM dan memenuhi S 400
c. Pasir pasang harus bersih dan tajam, bebas Lumpur, kotorna organik dan bahan
yang dapat merusak pasangan
Pasal 9
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Langit-langit GRC 9 mm
2. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, penyediaan
baha/ material, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan langit-langit GRC 9 mm dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan.
c. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon terbuat dari GRC 9 mm
dengan seluruh detail seperti yang disebutkan/ disyaratkan dalam dokumen
gambar serta mengikuti petunjuk Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan
Pengawas Lapangan.
d. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya sesuai dengan
yang tercantum dalam dokumen gambar, Bill of Quantity, serta mengikuti petunjuk
yang diberikan oleh Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas
Lapangan.
e. Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun
tambahan-tambahan bahan yang diperlukan sehubungan dengan pekerjaan ini
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
2.1. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah GRC dengan ketebalan 9 mm. Bahan-bahan yang
digunakan harus benar-benar halus, bebas dari cacat kayu yang ada sepertisobek
serat, libang bekas paku, dll.
b. Ukuran GRC yang digunakan adalah 60 x 120 m.( ukr lembar 122x244 )
c. Spesifikasi bahan yang digunakan seperti dalam syarat-syarat teknis bahan tentang
kayu.
d. Tepi, sudut tiap potongan Playwood setelah pemotongan adalah harus rapi dan
lurus.
e. Bahan rangka penggantung panel Playwood, dari metal furing lurus, tidak cacat,
bersih dari retakan lubang.
f. Rangka langit-langit yang digunakan adalah metal furing.
2.2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua pekerjaan lain yang
terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang secara sempurna.
b. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor Pelaksana harus membuat Shop Drawing
yang telah disetujui oleh Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 20
Pembangunan Rumah Dinas Polres Rokan Hilir
Lapangan.
c. Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan mengadakan
pengecekan/pemeriksaan kembali pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya
dengan pekerjaan langit-langit ini, untuk ini diwajibkan adanya kerja sama
(koordinasi) yang baik dengan semua unsur pelaksana di Lapangan.
d. Penggantung menggunakan kayu usuk 4/6 dari kayu Klas II atau seperti yang
dijelaskan dalam gambar.
Pasal 10
PEKERJAAN KOSEN PINTU, JENDELA DAN PARTISI
Pasal 11
PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA
Pasal 12
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI
Pasal 13
PEKERJAAN SANITAIR
1. Pekerjaan Sanitair
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini sehingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya.
b. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam detail
gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
2.2. Persyaratan Bahan
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan
dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,
sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang
dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing type yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian
syarat-syarat dalam buku.
3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pejabat Pelaksana Tekis
Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan beserta persyaratan/ketentuan pabrik
untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa
biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/pengganti bahan, penggantian harus
disetujui oleh Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas Lapangan
Berdasarkan contoh yang diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail
sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antar gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor Pelaksana harus segera
melaporkannya kepada Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan Pengawas
Lapangan.
e. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila
ada kelainan/ perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
f. Kontraktor Pelaksana wajib memperbaiki/ mengulangi/ mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,selama
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 25
Pembangunan Rumah Dinas Polres Rokan Hilir
dilobangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut
Pasal 14
PEKERJAAN INSTALANSI AIR BERSIH (PLAMBING)
dari 3m’.
e. Valve-valve
Penempatan dari valves, floor drain, clean out dan equipment serta peralatan lain
harus sedemikian rupa sehingga terlindung, mudah dicapai dan tidak menggangu.
Semua Valve-valve adalah setaraf merk, Toyo, SUN-EI, atau setara yang disetujui
dan bilamana mungkin seluruh Valve yang terpasang adalah dari satu pabrik.
f. Pipa-pipa dalam tanah
Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang
tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang
pipa terletak tertumpu dengan baik. Untuk pipa-pipa air bersih, pipa-pipa air limbah
tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang sama. Kemiringan 1.0 %.
Pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah/jalan dengan kedalaman
minimal 80 cm, diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan padat minimal 10
cm dan bagian atas 20 cm. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan
kendaraan, maka pipa padat bagian pengurukan teratas harus dilindungi dengan
balokan beton tulang.
Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula. Pipa
harus dicat dengan flincote tiga kali dan dibalut goni sebelum ditanam.
Pada setiap sambungan valve-valve (katub-katub) yang ada pada instalasi pipa
bawah tanah harus dibuatkan bak kontrolnya untuk maintenance lengkap dengan
tutup keton yang bisa dibuka/ tutup.
g. Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok
Pipa tegak yang menuju ke fixtures dan pipa vent harus dimasukan dalam tembok/
lantai. Kontraktor Pelaksana harus membuat alur-alur atau lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa. Sehingga pipa dipasang
dan diklem harus ditutup kembali sehingga pipa tidak kelihatan dari luar. Cara-cara
penutupan kembali harus seperti semula dengan finish yang rapi sehingga tidak
terlihat bekas-bekas dari pembobokan.
h. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sbb : Pemasangan
pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding/plesteran dan langit-langit
dilaksanakan.
Pembobokan plesteran/ salut dinding dan pembobokan langit-langit yang sudah
terpasang harus dihindarkan.
Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur
bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur
yang bersangkutan. Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.
i. Perlindungan/ Poteksi waktu pelaksanaan.
Semua pipa yang telah terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau
fixtures harus ditutup dengan kap/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan
masuknya kotoran atau lainnya yang tidak diinginkan.
Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve, trap dan fitting
harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang menieumbat.
Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusaka-
kerusaka.
j. Pipa Mendatar
Pipa dipasang dengan penggantung sesuai dengan diameter, pipa kemiringan
menuju kearah pembuangan adalah 1.0 %. Jarak penggantung pipa seperti
tercantum diatas dan tidak dibolehkan menggunakan kawat, rantai, perforated
strip dan lain-lain. Pada setiap jarak maximum 24 m atau untuk setiap delatasi
dipasang flexible pipe / joint.
k. Cara Pemasangan Floor Drain dan Roof Drain.
Floor drain dan clean out harus disambung dengan pipa secara ulir dan
membentuk sudut 45 dengan pipa utama, dan dilengkapi dengan trap grate dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 30
Pembangunan Rumah Dinas Polres Rokan Hilir
Pasal 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
diameter kabel.
4) Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk pencabangan, conector dan lain-lain seperti karet, PVC
asbes tape sintetis, resin,splice case, compostion dan lain-lain harus dari tipe yang
disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran atau manufacturer.
5) Penyempurnaan kabel
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
yang khusus untuk itu (misalnya juction box dan lain-lain). Kontraktor Pelaksana
harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik kepada Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK ) dan
Pengawas Lapangan.
Kabel-kabel disambungkan sesuai dengan warna-warna atau nama-nama masing-
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan.
Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/
protolen yang khusus untuk listrik.
2. Penerangan dan Stop Kontak
2.1. Lampu dan armature
Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.
Semua armature lampu yang terbuat dari metal serta diberi kap harus mempunyai
terminal pentanahan (grounding).
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal blok harus cukup besar
dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu
kelangsungan kerja dan unsur teknis komponen lampu itu sendiri.
Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus
diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast
atau kapasitor.
Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat,
kemudian difinish dengan cat akhir oven warna putih.
Ballast harus jenis 1 “Low Ballast” dan harus juga digunakan single lamp ballast (satu
ballast untuk satu lampu flourentscent).
Armature lampu down light digunakan tipe DL-Heles 932 terdiri dari dudukan
dimana dudukan harus dari bahan allumunium silicon alloy atau dari moulded
plastic. Dan dilengkapi terminal arde (pentanahan)
Lampu SL (Lampu Hemat Energi) terdiri dari dudukan (fitting )tipe segi yang tahan
panas.
2.2. Stop Kontak Biasa Dan Stop Kontak-Kontak Khusus
Stop kontak-Kontak biasa dan stop kontak-kontak khusus ditanam pada dinding
dengan ketinggian 150 cm diatas lantai
Stop kontak-kontak biasa dan stop kontak-kontak khusus dilengkapi dengan kom
dan terminal untuk arde (pentanahan)
SKKK dan SKKB yang dipakai denganrating tegangan 250 Volt
2.3. Saklar Dinding
Saklar harus dipasang rata dinding (ditanam), tipe rocker dengan rating 250 volt, 10
ampere, singgle gang, double gangs atau saklar hotel.
Saklar harus dilengkapi dengan kom
Pada umumnya kabel instansi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM). Kabel harus mempunyai
penampang minimal 2.5 mm 2.
Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
Fasa 1 : Merah
Fasa 2 : Kuning
Fasa 3 : Hitam
Netral : Biru
Tanda (ground) : Hijau-kuning
2.7. Pipa instalasi pelindung kabel
Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas AW atau
GIP.
Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai satu
dengan yang lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾ “ diameter.
Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (juction
box) dan armature lampu.
2.8. Testing/ Pengujian.
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh Pejabat Pelaksana Tekis Kegiatan ( PPTK )
dan Pengawas Lapangan yangdi syahkan oleh lembaga yang berwenang, pengujian
tersebut meliputi :
Tes Ketahanan isolasi
Tes kekeuatan tegangan impuls
Tes kenaikan temperature
Tes kontinuitas
2.9. Kotak Sekring/ kotak panel
Kotak panel /kotak sekring yang berisi 4 group keatas menggunkan kotak panel
yang terbuat dari besi plat dengan ketebalan 3mm dan ukuran sesuai dengan julah
group.
Kotak panel yang berisi 3 group kebawah menggunakan kotak panel tipe inbow
Kotak Sekring berisi beberapa group zekring/MCB, tergantung dari fase yang ada
dan besar beban.
Panel dilengkapi dengan sistem pentanahan berdasarkan ketentuan PLN
Masing-masing kotak sekering/panel dilayani melalui panel utama/panel distribusi.
Pengaman yang dipakai adala pengaman jenis MCB dan MCCB (Bukan sekring)
2.10. Panel Distribusi atau Panel Utama
Panel Distribusi atau panel utama adalah untuk mensuply daya listrik kepanel
rangkaian cabang akhir
Panel distribusi atau panel utama dilengkapi dengan lampu indikator dan system
arde (pentanahan).
Persyaratan-persyaratan lain :
Harus memenuhi ketentuan-ketentuan PLN.
Instalatur listrik yang melaksanakan pekerjaan ini, harus sudah terdaftar dan
mempunyai pas dari PLN.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 34
Pembangunan Rumah Dinas Polres Rokan Hilir
Pasal 16
Pekerjaan Tanah
1. Cat Tembok
Pengecatan dengan cat tembok digunakan untuk bidang-bidang
Tembok dalam dan luar bangunan termasuk kolom-kolom beton.
Plafond GRC 60 x 120 cm pada Seluruh Bangunan
Semua Cat Baik Dasae, Ekterior maupun Interior menggunakan Merk JOTUN.
2. Cat Kayu
Pengecatan dengan bahan cat kayu dan politur dipergunakan untuk
bidangbidangkayuexpose (kuzen, ram jendela, kolom kayu, list plafond daun pintu
panel).
Pelaksanaan pengecatan kayu :
Seluruh permukaan kayu yang akan dicat seluruhnya harus diamplas, baru
kemudian dimenie dengan menie kayu.
Apabila pekerjaan menie sudah dilaksanakan, maka hal ini bisa dilanjutkan dengan
pekerjaan plamir atau dempul, selanjutnya bila sudah kering dapat di amplas dan
dilanjutkan dengan cat dasar. Setelah cat dasar kering baru dilanjutkan dengan
penegecatan sampai merata.
3. Cat Besi.
Cat besi digunakan pada bidang-bidang pipa pagar pembatas atau pemisah areal,
rangka kap baja, klem pipa saluran pembuang talang air hujan , tie rod/ angin-angin.
Cara Pelaksanaan :
Sebelum bidang dicat, harus dibersihkan dahulu dari debu dan lemak yang mungkin
menempel, bidang bekas las diperhalus dengan slab listrik dan diamplas rata setelah
itu baru kemudian dicat dengan tiga kali lapisan, setelah masing-masing lapisan
mengering. Residu/ pngetiran, bidang-bidang/ bahan-bahan yang akan diteer/ residu
antara lain :
Seluruh rangka kap (seluruh bidangnya) ruang kelas, Perpustakaan, Laboratorium
dll,di Teer
Seluruh rangka plafond (3 buah bidang) kecuali yang berhubungan dengan
penutup plafond (tidak diteer).
Cara Pelakasanaan :
Semua bidang yang akan diresidu dioles dengan rata.
Pelaksanaan residu dilakukan sebelum bahan-bahan dipasang, hal ini dilaksanakan
untuk menghindari percikan residu pada dinding.
Pasal 18
Pekerjaan Lain-lain
Pasal 19
Penutup
Apabila di dalam RKS ini tidak tercantum uraian, pengaturan dan ketentuan, yang
mana sebenarnya termasuk dalm pekerjaan, maka semua pekerjaan dan peraturan
itu harus dilaksanakan agar tercapai penyelesaian pekerjaan yang diharapkan serta
memuaskan semua pihak.
Bagansiapiapi, 2023
KUASA PENGGUNA ANGGARAN ( KPA )
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN ROKAN HILIR