Anda di halaman 1dari 35

`

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

JUDUL

PENGAWASAN PEMBANGUNAN PENDOPO


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Disusun Oleh :

Nama : IKHSAN ADITYA RAMADHAN

NIS :9045

Kelas : XII. DPIB 2

Program Kehlian : DESAIN PERMODELAN INFORMASI BANGUNAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


NEGERI 5 PEKANBARU
TP. 2018/2019

i
`

PEMERINTAH PROVINSI RIAU


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 PEKANBARU
Jl. KML. Yos Sudarso. Kota Pekanbaru 28265

LEMBARAN PENGESAHAN INDUSTRI

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA

08 April 2019 s/d 08 Septemebr 2019

Menyetujui,

Direktur Utama Guru Pembimbing

SESFRIKA YANZA, ST, MT GEMBIRA TANJUNG, S.Pd

ii
`

PEMERINTAH PROVINSI RIAU


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI
5 PEKANBARU
Jl. KML. Yos Sudarso. Kota Pekanbaru 28265

LEMBARAN PENGESAHAN INDUSTRI

JUDUL

PENGAWASAN PEMBANGUNAN PENDOPO


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Laporan Praktek Kerja Industri ini telah di periksa dan disahkan oleh :

Mengetahui : Pekanbaru, 08 September 2019

Kepala SMK N 5 Pekanbaru Guru Pembimbing

Drs. DWI BOWO SUKMONO, MM GEMBIRA TANJUNG, S.Pd


NIP. 19660416 199103 1 005 NIP. 19780815 200501 2 009

iii
`

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHANSEKOLAH........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN INDUSTRI....................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vi
Bab I Pendahuluan

A. Rasional................................................................................................ 1
B. Dasar Hukum Kegiatan Praktek Kerja Industri.................................... 2
C. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Prakerin................................................... 2
D. Tujuan Prakerin..................................................................................... 3
E. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan....................................... 4
F. Sistematika Penulisan Laporan............................................................. 5

Bab II Lingkup Perusahaan


A. Struktur Organisasi Perusahaan............................................................ 6
B. Latar Belakng Perusahaan.................................................................... 6
C. Bidang Kerja Perusahaan...................................................................... 6
D. Lokasi Perusahaan................................................................................ 7

Bab III Proses Produksi

A. Teori Singkat......................................................................................... 8
B. Alat dan Bahan...................................................................................... 10
C. Aplikasi yang di gunakan dalam pengerjaan gambar........................... 12
D. Gambar Kerja As Built Drawing…………………………………….. 12
E. Kegiatan Pengawasan………………………………………………... 16
F. Hasil Kerja............................................................................................ 22

Bab IV Penutup

A. Kesimpulan........................................................................................... 27
B. Saran..................................................................................................... 27
C. Daftar Pustaka....................................................................................... 28

iv
`

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran ALLAH SUBAHANAHU WATA’ALA, yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, yang telah banyak memberikan
kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) dengan baik.
Laporan ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi siswa Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
dengan Program studi Teknik Desain Permodelan Dan Informasi Bangunan dalam
dunia Industri, serta laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
kelulusan sekolah tahun pembelajaran 2018/2019.
Dalam menyusun laporan ini saya menyadari sepenuhnya bahwa selesainya
laporan ini tidak terlepasnya dukungan dan semangat, doa serta bimbingan dari
berbagai pihak baik bersifat moril maupun material oleh karenanya saya ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak SMK
Kerja Lapangan (PKL) terutama kepada :

1. Drs. Dwi Bowo Sukmono, MM selaku kepala sekolah SMK N 5 Pekanbaru.


2. Bapak Afrizon., S.Pd Selaku KPK Teknik Desain Permodelan Informasi
Bangunan.
3. Bapak Rumesti M, S.Pd selaku Kepala Bengkel Teknik Desain Permodelan
Dan Informasi Bangunan.
4. Bapak Zakirman, S.Pd selaku wali kelas DPIB (2).
5. Bapak/Ibuk majelis guru SMK N 5 Pekanbaru.
Adapun tercapainya segala sesuatu dalam kerja praktek lapangan ini yang
tidak bisa saya nilai, dan saya hanya dapat mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada segenap komponen tempat saya praktek di PT.
GENESINDO ENERGI NUSANTARA yaitu kepada;
1. Bapak Sesfrika Yanza, ST, MT. selaku direktur utama PT. GENESINDO
ENERGI NUSANTARA.
2. Andrean Tamtama Saputra, ST selaku Ketua pembimbing saya di PT.
GENESINDO ENERGI NUSANTARA.

v
`

3. Yossy Yulinda, ST selaku pembimbing saya di PT. GENESINDO ENERGI


NUSANTARA.
4. Bapak/Ibuk dan karyawan di PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA.

Serta ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk orang tua ananda yang
tidak pernah menyerah untuk memberikan dukungan baik berupa moral, material
dan doa yang tak pernah putus agar ananda nantinya bisa menjadi anak yang
berguna di masa hadapan.
Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun dengan sebaik-
baiknya, namun masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna
didalam penyusunannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan saya semoga
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi saya.

Pekanbaru, 08 September 2019

Penulis/Penyusun

IKHSAN ADITYA RAMADAHAN

vi
`

BAB 1

PENDAHULUAN

A. RASIONAL
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu sistem Pendidikan Nasional,
memiliki kedudukan dan peranan penting dalam menyiapkan tenaga kerja
terampil sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Upaya menuju ke arah
itu melalui kebijakan link and match. Salah satu bentuk implementasi kebijakan
tersebut adalah penyelanggaraan kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin).
Pada dasarnya Praktik Kerja industri merupakan suatu kegiatan pendidikan
yang terintegrasi dengan kegiatan dunia usaha dan dunia industri. Pengintegrasian
ini dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan standar penilaian kompetensi
kerja di sekolah dan dunia kerja, sekaligus mendekatkan supply and demand
ketenagakerjaan.
Dalam rangka penguatan sinergi antar pemangku kepentingan untuk
meningkatkan kualitas daya saing sumber daya manusia Indonesia, Presiden
Republik Indonesia pada tanggal 9 september 2016 mengeluarkan instruksi
(INPRES) Nomor 9 tahun 2016 Tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan
Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Sumber Daya Manusia.
Meskipun secara umum Inpres ini ditujukan kepada para Menteri Kabinet
Kerja, Kepala Badan Nasional Sertifikat Profesi, dan para Gubernur. Dalam
inpres tersebut, Presiden memberikan penugasan khusus kepada 11 Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Menteri Perindustrian, Menteri
Ketenagakerjaan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri
BUMN, Menteri ESDM, Menteri kesehatan, Menteri Keuangan, dan Kepala
Badan Nasional Sertifikat Profesi.
Penugasan oleh Presiden dalam inpres Nomor 9 Tahun 2016, yang erat
kaitannya dengan dunia SMK adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan
Menteri Perindustrian. Diantara tugas kedua Kementrian tersebut adalah
meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha untuk memberikan akses yang lebih
luas bagi siswa SMK untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan

1
`

program magang bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK. Mendorong


industri untuk memberikan dukungan dalam pengembangan teaching factory dan
infrastruktur serta mempercepat penyelesaian SKKNI.

B. DASAR HUKUM KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


Dasar hukum yang melandasi pelaksanaan Prakerin antara lain :

1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Bab VI Bagian Ketiga Pasal 18.
2. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
Kejuruan.
3. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 tentang Peranan Masyarakat
dalam Pendidikan Nasional.
4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0490/U1993 tentang
kerjasama SMK dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri.
5. Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan Dalam Rangka Penigkatan Kualitas dan Sumber Daya Manusia
Indonesia.
C. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PRAKERIN
1. Prakerin pada dasarnya merupakan kegiatan intra kurikuler, harus
dilaksanakan oleh setiap peserta didik secara individu.
2. Prakerin dimaksudkan agar peserta didik medapat :
a. Pengalaman dan perluasan penguasaan kemampuan profesional
kejuruan.
b. Menghayati suasana iklim kerja dalam situasi yang sesungguhnya.
c. Menginternalisasi etos kerja secara positif.
3. Sesuai dengan fleksibelitas kurikulum SMK, jadwal Prakerin dapat
disesuaikan dengan kondisi dan tuntunan kebutuhan setempat dan tidak
harus pada suatu semester tertentu sebagaimana tercantum dalam susunan
program kerja sekolah.
4. Memperhatikan aturan yang ada dan hakikat tujuannya, Prakerin dapat
diperluas menjadi bentuk magang, yaitu perpaduan kegiatan belajar di

2
`

sekolah dan bekerja di dunia usaha atau dunia industri dalam suatu
kesatuan sistem untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu.
5. Dengan pengaturan organisasi dan pola penyelenggaraan pendidikan
SMK dapat menyelenggarakan proses pembelajaran sebagian atau seluruh
komponen keahlian kejuruan dalam bentuk latihan di dunia kerja.
6. Untuk mengoptimalkan kegiatan Prakerin sebagai wahana belajar peserta
didik, SMK perlu membentuk tim khusus yang dapat menangani secara
profesional dan terkoordinasi dengan kegiatan-kegiatan lain, seperti Unit
Produksi, kerjasama dengan Dunia Usaha dan Sertifikasi Keahlian.
7. Perlu dirancang suatu sistem yang dapat menjamin pelaksanaan kegiatan
secara terarah, efektif dan terkendali, seperti adanya buku Panduan
Prakerin.

Proses pembimbingan dan penetapan keberhasilan peserta didik yang


melaksanakan Prakerin, diatur dan ditetapkan bersama antara sekolah dan
dunia usaha atau dunia industri tempat Prakerin.

D. TUJUAN PRAKERIN
Tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Industri antara lain:
1. Meningkatan pemahaman dan pemantapan serta mengembangkan ilmu
peserta didik yang di dapat di sekolah dan menerapkannya di dunia usaha
dan dunia industri.
2. Meningkatkan keterampilan berupa penguasaan kemampuan profesional
kejuruan peserta diklat.
3. Menumbuh kembangkan sikap profesional dan etos kerja peserta didik.
4. Mengenalkan peseta didik aspek-aspek usaha yang potensial di dunia
usaha dan di dunia industri.
5. Membekali peserta didik dengan pengalaman kerja yang sesungguhnya.
6. Memberi motivasi peserta didik untuk berwirausaha.
7. Mengaharapkan terjadinya penyerapan pengembangan teknologi dari
dunia usaha atau dunia industri ke sekolah dan sebaliknya.

3
`

8. Memberikan masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan


mengembangkan serta kesesuaian pendidikan kejuruan dengan kebutuhan
tenaga kerja di lapangan.
9. Memberi peluang untuk pemasaran dan penelusuran lulusan.

E. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


Proses pembelajaran dalam bentuk Praktik Kerja lapangan (PKL) yang saya
lakukan di tempat industri tepatnya di PT. GENESINDO ENERGI
NUSANTARA yaitu selama 4 bulan di mulai dari tanggal 08 April 2019 – 08
September 2019. Berikut adalah jam kerja atau PKL saya di PT. GENESINDO
ENERGI NUSANTARA :

 Senin s/d Sabtu (kecuali pada hari libur atau tanggal merah)
 Senin s/d Sabtu masuk jam 08.00-17.00 WIB

F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN


Agar penyusunan laporan ini sesuai kaidah penulisan dan literature dalam
pemaparan, penulis membuatnya dalam beberapa bagian urutan terpenting.
Berikut ini adalah penggolongan atau pengelompokan dari laporan yang saya
buat;
 Lembar Pengesahan Industri
 Lembar Pengesahan Sekolah
 Daftar Isi
 Kata Pengantar
 BAB1 (PENDAHULUAN)
Bab ini berisi mengenai program PKL, latar belakang PKL, tujuan
pelaksanaan PKL, jadwal pelaksanaan PKL,dan sistematika penulisan laporan.
 BAB II (LINGKUP PERUSAHAAN)
Bab ini berisi mengenai struktur perusahaan, sejarah perusahaan, bidang kerja
perusahaan serta lokasi tempat perusahaan.
 BAB III (PELAKSANAAN PKL / PROSES PRUDUKSI)

4
`

Bab ini membahas mengenai teori singkat dari tugas yang dilaksanakan dan
kinerja penulis dalam menjelaskan berbagai bentuk pelaksanaan PKL di PT.
GENESINDO ENERGI NUSANTARA. Bab ini ditujuannya untuk
menjelaskan mengenai berbagai prosedur dalam pembuatan suatu produk
selama di PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA.
 BAB IV (PENUTUP)
Bab ini berisi tentang kata-kata penutup dari penulis, kesimpulan dan saran-
saran dari penulis kepada pembimbing industri, sekolah dan guru praktek di
sekolah.

Laporan disusun untuk dijadikan sebagai karya tulis dan sebagai bahan bacaan
yang dapat dibaca dan dipelajari bagi penulis maupun bagi orang.

 Metode Penyusunan Laporan


Untuk menyempurnakan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan ini, maka penyusunan ini melakukan metode pengumpulan data melalui 2
(dua) cara yaitu :
1. Secara langsung atau metode observasi yang dimaksud dengan cara
pengumpulan data dengan cara observasi adalah penyusun melakukan
pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung menggunakan
teknik wawancara kepada staf yang berwenang.
2. Secara tidak langsung atau metode perpustakaan yang dimaksud dengan
metode pengumpulan data tidak langsung adalah penyusunan pedoman pada
buku-buku atau reverensi yang berkaitan dan berhubungan langsung dengan
materi yang diangkat atau isi laporan kami.

5
`

BAB 2

LINGKUP PERUSAHAAN

A. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN


Bentuk organisasi akan terlihat dalam sebuah struktur organisasi. Secara fisik
struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambar bagan dan sebagainya
yang memperlihatkan hubungan unit organisasi dan garis wewenang yang ada
sehingga membuat satu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain. Berikut
ini adalah table organisasi organisasi PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA.

No Nama Jabatan
1. Sesfrika Yanza, ST, MT Direktur Utama
2. Andrean Tamtama Saputra, ST Direktur
3. Yossy Yulinda, ST Komisaris
Tabel 1.1 Tabel Organisasi PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA.

B. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN


PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA didirikan sesuai akte Nomor 41
tanggal 17 Februari 2017 dihadapan Notaris Yovita Andriana, SH, Akte Nomor
23 tanggal 21 April 2017 dihadapan Notaris Yovita Andriana, SH Perubahan yang
bergerak dibidang konstruksi dan pengdaan barang.

C. BIDANG KERJA PERUSAHAAN


 Pengadaan Barang dan Jasa
 Pelaksanaan Konstruksi

D. LOKASI PERUSAHAAN
Bertempat di Jln. Komplek Dokagu UIR. Blok A. No. 15 Kelurahan Simpang
Tiga Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru

6
`

Gambar 2.1 Plank PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA.

Gambar 2.2 Peta lokasi PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA.

BAB 3

7
`

PROSES PRODUKSI
A. TEORI SINGKAT
 Pengawasan
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Controlling is the process of measuring performance and taking action
to ensure desired results (Schermerhorn, 2002: 12).
Berdasarkan uraian di atas, menurut peneliti pengawasan merupakan
bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai
bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada
pihak di bawahnya. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa
segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. The process of ensuring that actual activities conform the
planned activities. (Stoner, Freeman & Gilbert, 2005: 114)
Menurut Winardi (1998: 78) pengawasan adalah suatu upaya yang
sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk
merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah
telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan
seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu
perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang
diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari


adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan

8
`

yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu


melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui
pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan
penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah
dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan
pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi
dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan
merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan
dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang
lebih atas kepada pihak di bawahnya.” Dalam ilmu manajemen,
pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi
manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula
sebagai: “pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi
yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.” atau “suatu usaha
agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil
timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera
diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya”
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan
dimaknai sebagai “proses kegiatan yang membandingkan apa yang
dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang
dikehendaki,direncanakan, atau diperintahkan.” Hasil pengawasan ini
harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan
ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul.
Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang
bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik),
pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi
pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini,

9
`

pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good


governance itu sendiri.

B. ALAT SAFETY DAN BAHAN


1. Sepatu Septy

2. Helem Project

3. Rompi

4. Meteran

5. Komputer / Laptop

10
`

6. Mouse

7. Printer (A4 dan A3)

8. Kertas dan Alat Tulis

11
`

C. APLIKASI YANG DIGUNAKAN DALAM PENGERJAAN GAMBAR

Dalam pengerjaan gambar As Built Drawing menggunakan apliksi AutoCad,


seperti berikut ini :

D. GAMBAR KERJA AS BUILT DRAWING

12
`

13
`

14
`

15
`

16
`

E. KEGITAN PENGAWASAN
Dalam kegiatan pengawasan ini kami mengawasi beberpa item pekerjaan
sebagai berikut :
a. Pekrejaan Pondasi Sloof (Rib Balok)
Untuk Pekerjaan ini diawali dengan pemasangan bowplank
dilanjutkan dengan pemasangan besi sloof ,rib balok.Sebelum
pengecoran,setelah itu dilanjutkan dengan papan cor umtuk sloof,
pengecoran balok sloof dan rib balok tiang dan pelepasan papan cor
sloof dan rib balok.Hal yang kita lakukan ketika pengecoran adalah
mengambil example beton menggunakan cetakan kubus atau tabung
,pengecoran menggunakan ready mix slump 12 ,mutu beton
k250.Example beton bertujuan menguji mutu beton dari example

17
`

beton tersebut.Setelah pengecoran kita melakukan perawatan beton


yang bertujuan menjaga kualitas mutu beton ,menjaga mutu beton bisa
dilakukan dengan menyiram kan beton dengan air agar suhu
permukaan dalam dan luar sama .Setelah pengecoran pekerjaan sloof
dilanjutkan dengan plasteran dan pengacian .
 Hal-hal yang harus dilakukan sebelum pengecoran
1.mempersiap kan alat safety
2.mengecek pembesian dan pengemalan sloof dan rib balok
3.mengecek kondisi anggota pekerja
4.bahan dan alat pengecoran
5.cetakan example beton
6.persiapan tenaga kerja
7.mempersiapkan makanan dan minuman untuk pekerja

Pengecoran ready mix harus di pesan 1atau 2 hari sebelum


pengecoran,pengecoran menggunakan ready mix biasanya menggunakan metode
per segmen.

b. Pekerjaan Kolom Beton (Tiang)


Setelah pekerjaan pondasi sloof selesai dilanjutkan dengan pekerjaan
kolom,pekerjaan kolom sama dengan pekerjaan sloof atau rib
balok,diawali dengan pembesian dan pemasangan besi angkur,
dilanjutkan dengan pencetakan mal atau bekisting dan pemasangan
bekisting .Setelah itu dilakukan pengecoran kolom beton(tiang)
dengan mutu k250 slump 12.Setelah pengecoran dilanjutkan dengan
peelepasan bekisting atau mal kolom(tiang) setelah pekerjaan tersebut
dilanjutkan dengan perawatan beton seperti di penjelasan
sebelumnya.Setelah pekerjaan kolom(tiang) selesai dilanjutkan
dengan pekerjaan lantai ,pekerjaan lantai di mulai dengan penimbunan
tanah ,selanjutnya pengecoran lantai menggunakan ready mix mutu
k250 slump 12.

18
`

c. Kerjaan Kuda-Kuda Baja


Setelah pekerjaan Kolom atau tiang selesai dilanjutkan dengan
pekerjaan kuda-kuda ini menggunakan pipa baja sch dan plat baja ,
Pekerjaan baja ini diawali dengan pemotongan pipa baja 6” inch ,pipa
6 inch ini sebagai tiang kuda-kuda ,setelah itu pemotongan plat baja
dengan mal bulat untuk tapak pipa 6 inch tersebut sesuai dengan tiang
beton yang berbentuk bulat,dilanjutkan dengan pengelasan tapak lalu
tiang pipa tersebut dinaikan diatas tiang beton dan di pasang sesuai
besi angkur ,dan pemasangan baut,selanjutnya mulai perkerja kuda-
kuda menggunakan pipa 2 dan 3 inch ,setelah itu pekerja membuat
kolom bulat menggunakan plat baja sebagai puncak kuda-kuda,setelah
itu di naikan kolom tersebut menggunakan katrol dan tiang
penyangga,setelah itu barulah pemasangan kuda-kuda dan truss
pengaku kuda-kuda,ketika pemasangan langsung di las dengan kawat
baja rd 360,setelah selesai pemasangan kuda-kuda dilanjutkan dengan
pemasangan gording dan trusstank setlah itu pekerja melakukan
finishing berupa pengelasan dan pengecatan kuda-kuda baja.Setelah
itu barulah penyangga kolom tersebut di lepaskan dan langsung di cek
ketinggian kuda-kuda dengan tujuan melihat apakah ada penurunan
kuda-kuda.Kuda-kuda tersebut tingginya 669 cm atau 6,69
meter,selanjutnya di lakukan lah peninjauan ketinggian kuda-kuda
sekala berkala dengan tujuan melihat apakah ada penurunan terhadap
kuda-kuda baja tersebut.
d. Pekerjan Dinding Bata
Sebelum lanjut ke pekerjaan pemasangan dinding bata ada hal yang
harus di perhatikan.
 Kwalitas Material
1. Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat
lihat bata yang bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat
rapuh. Pastikan permukaan tidak terlalu rapat karena akan menyulitkan

19
`

penyerapan permukaan bata terhadap mortar sehingga ikatan akan kurang


baik.
2. Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak
sama, baik panjang, lebar dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki
harus diperhatikan, jika anda mendapatkan bata dari supplier yang berbeda
dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan pemisahan pemasangan supaya
pasangan bata kelihatan rapi .
3. Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata.  Jika bata
terlalu kering lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai
jenuh permukaan kering pada bata, hal ini dilakukan supaya tingkat
penyerapan bata terhadap air  campuran adukan/ mortar tidak terlalu cepat,
karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan kekuatan ikatan
tidak baik. Jika bata dalam keadaan basah jangan terlalu dipaksakan untuk
dipasang, tunggu permukaan bata agak kering. Permukaan yang terlalu
basah mengakibatkan bata akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga
akan memungkinkan adukan akan meleleh dan air semen akan terbuang
dari pasangan. Dan jika bata terlalu kering maka akan menimbulkan
penyerapan yang terlalu cepat, yang akan menimbulakn pengikatan tidak
terlalu bagus.
4. Lakukan penumpukan material  batu bata dekat  area dinding yang
dipasangkan. Penumpukan material tidak boleh terlalu jauh dan tidak
terlalu dekat sehingga menyulitkan pemasangan. Batu bata ditumpuk harus
beraturan, supaya memudahkan pengambilan oleh tukang pasang.  Untuk
pemotongan, harus disediakan satu orang khusus yang melakukan
pemotongan
5. Pastikan adukan mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi
yang bagus.  Pasir juga dianjurkan tidak banyak mengadung butiran batu
dan juga tidak banyak mengandung lumpur. Pastikanpengadukan
dilakukan dengan perbandingan campuran dengan seimbang sesuai dengan
yang diisyartakan. Biasanya campuran 1:3, 1:4 dan 1:5.  

20
`

6. Pembuatan adukan harus diperhatikan secar benar, jangan membuat


aduakn dalam volume yang terlalu banyak, maksudnya harus
diseimbangkan antara volume adukan dengan volume  pemasangan . Jika
volume adukan terlalu banyak, dikhawatirkan adukan/ mortar sempat
mengering.

 Kelengkapan Peralatan
1. Pastikan anda mempunya semua perlatan yang dibutuhkan .
Perlengakapan dari mulai pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga
alat penghantar material harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan
kondisi yang baik.
2. Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang
diperlukan untuk pembuatan garis pandu dan pengecekan  kelurusan dan
ketegakan pasangan bata.
3. Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi,
harus disediakan scafolding ataupun perancah kayu dipasang dalam
kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu jauh dengan dinding yang
dipasang. Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan langsung
dengan dinding yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat
pasangan akan roboh / jatuh.
 Pelaksanaan Pemasangan
1. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi
pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
2. Kondisi pondasi/ sloof  harus bersih dan mempunyai alur pengikatan
antara sloof ke pasangan bata.  Jika terdapat kotoran atau lumpur pada
sloof harus dibersihkan  supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat
dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia
angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi
10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul
dengan panjang antara 15 – 20 cm).

21
`

3. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan
garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis
lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi
bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan
benang dari ujung ke ujung  dinding. Untuk ketegakan dibuat  garis tegak
lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat,
pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun
pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan . 
4. Jika benang horizontal  pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain
mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan
dipasangkan , kemudian dilanjutkan  mulai satu demi satu hingga tercapai
sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan  leveling  diatas 
batu bata yang sudah terpasang  dan pastikan  semua pasangan bata
semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi
panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal
mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian mortar  antar bata
harus sama.
5. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata
dengan pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan
kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah
kering  maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar
baru.
6. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang
adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari
sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di
ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata ,
jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui
kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
7. Setelah mendapatkan  beberapa tingkatan  pasangan bata yang sudah
dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding

22
`

ayng dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari


ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan
ketegakan dinding.  Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap
50 cm .  Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai
denga benang yang dipasangkan sehingga  didapatkan ketegakan dinding
yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.
 Pemeliharaan
1. Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, 
pasangan harus dipelihara dari benturan atau pembebanan sampai kondisi
ikatan sudah benar benar kering.
2. Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus
segera dibersihkan, jangan sampai mengering karena bisa menajdi
pekerjaan tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.

F. HASIL KERJA
Dari hasil pengawasaan dilapangan dapat dilihat pada foto dokumentasi
sebagai berikut :

Gambar 1. Pekerjaan Penulangan Sloof (Rib Balok)

23
`

Gambar 2. Pekerjaan Sloof (Rib Balok)

Gambar 3. Pekerjaan Bekisting dan Cor Sloof (Rib Balok)

24
`

Gambar 4. Pekerjaan Timbunan dan pengecoran lantai

Gambar 5. Pekerjaan Bekisting Kolom dan Pemeliharan Kolom Beton

25
`

Gambar 6. Pekerjaan Pipa Besi Galvanis SCH

Gambar 7. Pekerjaan Rangka Atap Pipa Baja

26
`

Gambar 8. Pekerjaan Rangka Atap Pipa Baja SCH

Gambar 9. Pekerjaan Rangka Baja Penutup Atap

27
`

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat saya simpulkan bahwa apa yang telah saya lakukan
selama berjalannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) tentu sangat memberikan
manfaat untuk saya kedepannya dan untuk pihak sekolah dan lapangan. Selain itu
Praktik Kerja Lapangan juga sebagai wadah untuk siswa dan siswi Sekolah
Menengah Kejuruan untuk mengasah kemampuan dan praktek terhadap pelajaran
yang didapat di sekolah mereka khususnya untuk praktek lapangan dimana
mereka dapat belajar lebih luas mengenai dunia industri sebenarnya serta bidang –
bidang kerja yang ada di industri. Dengan terus berjalannya Praktik Kerja
Lapangan (PKL) semoga bisa membuat siswa dan siswi SMK menjadi lulusan
yang berkualitas nantinya dan bisa nantinya menembus dunia industri dengan
mudah. Karena telah mengetahui kebutuhan dari dunia usaha tersebut. ,

B. SARAN
Menurut saya PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA adalah tempat
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang terbaik dan memiliki banyak ilmu untuk
dipelajari serta dikuasai. Dan saya menyarankan PT. GENESINDO ENERGI
NUSANTARA tetap menjadi tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL). Karena
selama saya berada di PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA saya mendapat
banyak ilmu dan saya mengetahui bagaimana rasa dan kondisi di dunia usaha atau
dunia kerja. Di PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA saya juga merasa
mendapat sebuah keluarga baru, karena semua orang disini tidak ada membeda –
badakan apapun dan siapapun karena semua adalah sebuah keluarga.

28
`

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Prakerin Siswa Tahun Ajaran 2018 / 2019.

Buku Panduan dan Jurnal Praktek Kerja Lapangan (PKL) SMK N 5 Pekanbaru
TP.2018/2019.

www.google.com. Proses produksi

PT. GENESINDO ENERGI NUSANTARA. 2019.

29

Anda mungkin juga menyukai