1. Pek. Bongkaran
2. Pek. Pasangan
3. Pek. Kayu
4. Pek. Atap
5. Pek. Plafond
6. Pek. Lantai
7. Pek. Alat gantung
8. Pek. Inst. listrik
9. Pek. Pengecatan
10. Pek. Sanitair
Pasal – 1
Pekerjaan Persiapan
1. Survey Lokasi.
Kontraktor wajib meneliti kondisi bangunan, terutama kerusakan bangunan,
luasnya pekerjaan dan hal – hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
2. Ketelitian.
Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
3. Buku Harian.
Pemborong harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk –
petunjuk, keputusan – keputusan penting dari pekerjaan.
4. Gambar – gambar.
Pemborong harus membuat gambar – gambar detail dari setiap bagian
pekerjaan yang disetujui oleh Direksi dan pihak perencana . Semua gambar – gambar
rencana dan detail tersebut pada akhir pekerjaan harus dirangkum dan diserahkan
kepada Kazidam XIV/Hsn selaku Kalakgiat.
5. Laporan.
Pemborong harus membuat laporan mingguan mengenai kemajuan pekerjaan.
Laporan kemajuan pekerjaan tersebut sekurang – kurangnya memuat keterangan –
keterangan yang berhubungan dengan kejadian – kejadian selama satu minggu dan
risalah kemajuan sebagai berikut :
2
7. Lain – lain.
Air kerja, Listrik kerja, keselamatan kerja (Jamsostek) dan keamanan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia jasa untuk disediakan guna
mendukung kelancaran pekerjaan.
Pasal – 2
Pekerjaan Pembongkaran
1. Atap lama dibongkar dan diganti dengan atap baru.
2. Bongkaran kusen kayu yang masih bagus di pergunakan kembali.
3. Semua rangka plafond dan plafond lama dibongkar dan di ganti baru, sebelum
dibongkar jaringan instalasi listrik dimatikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
4. Daun pintu, dan engsel – engsel yang rusak dibongkar dan diganti baru.
5. Kuda –kuda dan gording dibongkar dan diganti baru.
6. Lisplank lama dibongkar dan diganti lisplank baru.
7. Semua pekerjaan pembongkaran harus dilakukan dengan sangat hati-hati
terutama keselamatan pekerjaannya. Rencana kerja pembongkaran harus disusun
secara bertahap dan harus dengan persetujuan Direksi.
8. Apabila terjadi kerusakan pada bagian bangunan yang tidak termasuk sasaran
pekerjaan akibat kesalahan pelaksana dalam pembongkaran, maka pemborong wajib
memperbaikinya kembali dan semua biayanya merupakan tanggung jawab
pemborong tersebut.
Pasal - 3
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah terdiri dari penggalian lubang pondasi dengan uraian sebagai
berikut :
- Galian Tanah.
a. Ukuran lubang pondasi harus digali sesuai gambar rencana. Dengan
ketentuan minimal : Galian tanah pondasi foot plat (setempat) pada kolom
teras berukuran 60 x 60 Cm dengan kedalaman 60 cm, Galian tanah pondasi
menerus adalah lebar 60 cm, dan dalam 60 cm, Namun bila masih didapat
tanah lembek harus digali sampai mencapai tanah keras dan bila terdapat
akar-akar pohon dan lain – lain supaya dibersihkan terlebih dahulu.
3
Pengurugan kembali lobang pondasi garis dapat dilakukan dari tanah galian
yang sudah dibersihkan dari kotoran dan akar-akaran.
Urugan ini dilakukan secara berlapis-lapis setebal 30 Cm dan disiram air
secukupnya sehingga padat.
c. Tanah sisanya harus dipergunakan untuk meratakan halaman menurut
petunjuk Direksi atau harus diangkut ke tempat lain di luar halaman.
d. Tanah urugan tidak boleh diambil dari sekitar tanah halaman
pembangunan kecuali seijin Direksi.
e. Setiap pekerjaan tanah terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi
dengan tetap mengacu pada gambar perencanaan pihak Zidam XIV/Hsn.
Pasal - 4
Pekerjaan Pondasi
1. Sebelum pemasangan pondasi foot plat, galian harus cor lantai kerja
menggunakan campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl tebal 5 cm.
2. Untuk ukuran pondasi foot plat (setempat) pada kolom teras berukuran 50 x 50
Cm dengan kedalaman 60 cm tebal 15 cm, Namun apabila masih terdapat tanah yang
lembek ( lumpur ), maka pondasi harus dibuat lebih dalam sampai menyentuh dasar
tanah yang keras begitu pula sebaliknya, apabila belum sampai pada ukuran
kedalaman lubang pondasi yang telah ditentukan sudah terdapat tanah keras atau
batu yang sudah tidak dapat di gali lagi, maka pondasi dapat dibuat lebih dangkal dari
ukuran yang ditetapkan.
3. Sebelum pemasangan pondasi batu kali, galian harus diisi pasir urug setebal
10 Cm kemudian disiram air dan dipadatkan.
4. Pondasi menerus menggunakan batu kali atau batu gunung yang dipasang rata
dan rapi dengan isian spesi yang padat dan tidak berongga atau lobang – lobang
yang dapat terisi oleh tanah dan dipasang dengan perekat campuran 1 Pc : 4 Psr,
sedangkan pondasi foot plat menggunakan beton bertulang dengan campuran 1 Pc :
2 Psr : 3 Krl.
5. Pondasi menerus harus berbentuk trapesium dengan ukuran lebar atas 20 cm,
lebar bawah 50 cm dan tinggi 60 cm.
Pasal - 5
Pekerjaan Beton bertulang
1. Beton bertulang.
a. Beton bertulang digunakan untuk Foot plat, plat lantai/atap, plat
duiker/jembatan masuk, kolom, sloof, ringbalk dan sopi – sopi dengan
campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl.
b. Ukuran bersih untuk beton bertulang sesuai dengan gambar yaitu :
1) Untuk Pondasi Foot plat kolom teras berukuran 50 x 50 Cm ( 10
mm – 10 Cm), tebal 15 Cm dengan kedalaman 60 Cm, sloof 15 x 20 Cm
(4 10 mm), kolom teras depan 25 x 25 Cm (8 10 mm), kolom praktis
11 x 11 Cm (4 10 mm), Ringbalk 11 x 15 Cm (4 10 mm) dan Balok
Beton 15 x 20 Cm (6 10 mm).
2) Cor lantai kerja campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl (beton non
struktur).
4
2. Rabat.
a. Sebelum pembuatan rabat beton, kondisi tanah untuk alas rabat harus
padat dan rata agar rabat tidak pecah – pecah.
b. Rabat beton di cor dengan campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl tebal 10 Cm,
pada sisi luar rabat (antara rabat dan got bangunan/selokan beton) di pasang
penguat dari pasangan batu bata dengan campuran 1 Pc : 3 Psr.
c. Setiap satu meter rabat harus dibuat garis pembatas pada
permukaannya dan batas sisi luar rabat tidak boleh melebihi sisi atap dan
harus dapat diperhitungkan jatuhnya air dari atap tertampung didalam got
bangunan.
d. Permukaan rabat/jalan blok dibuat – 5 Cm dari permukaan lantai
keramik.
e. Semua permukaan rabat harus diaci sampai halus dan rata.
Pasal - 6
Pekerjaan Pasangan
Pasal - 7
Pekerjaan Plesteran
Pasal - 8
Pekerjaan Lantai
1. Lantai keramik.
a. Sebelum pemasangan keramik, lantai lama di bongkar kemudian
diratakan kembali dan dipadatkan, lalu lantai dicor dengan beton campuran
1 Pc : 3 Psr : 5 Krl tebal 5 Cm sampai rata sesuai ukuran
b. Setelah itu semua lantai di dalam ruangan serta teras, dipasang Keramik
40 x 40 Cm (Permukaan halus), Plint Keramik 10 x 40 Cm (Permukaan halus),
untuk lantai KM/WC dipasang Keramik 20 x 20 Cm (Permukaan kasar) dan
dindingnya menggunakan Keramik 20 x 25 Cm (Permukaan halus), dan dinding
meja dapur dipasang keramik 20 x 25 Cm (Permukaan halus).
c. Semua Keramik dipasang dengan perekat acian semen diatas
campuran 1 Pc : 5 Psr dengan ketebalan 1,5 - 2 Cm.
d. Semua neut/pertemuan keramik harus diisi dengan semen putih atau
semen warna sesuai warna keramik yang digunakan.
e. Semua Keramik harus berkualitas baik dan sudah mendapat
persetujuan dahulu dari Direksi.
Pasal – 9
Pekerjaan Kusen, Daun pintu/jendela dan Ventilasi
1. Kusen.
a. Kusen yang rusak diganti dengan menggunakan kusen dari kayu kls I
yang bermutu baik, tidak bermata – mata, tidak retak dan kering dengan ukuran
bersih 5 x 13 Cm.
b. Letak dan ukuran Sponning disesuaikan dengan gambar penempatan
daun pintu dan jendela.
c. Pada setiap sisi kiri/kanan kusen pintu menggunakan angker sebanyak
3 bh dan kusen jendela dipasang angker sebanyak 2 bh dari besi beton 10
sampai 12 mm.
d. Kusen harus siku, tegak lurus serta dilengkapi dengan sekur – sekur
kayu pada tiap – tiap lobang jendela (pintu) pada saat pemasangan dipasang
sokong – sokong kayu 2 x 3 Cm sehingga kuat dan tidak bergeser.
e. Semua kusen yang dibuat diluar lapangan pekerjaan, tidak boleh dimeni
sebelum ada ijin dari Direksi.
c. Daun jendela dibuat dari kayu kls I lokal yang bermutu baik, tidak
bermata – mata, tidak retak dan cukup kering, untuk konstruksi sesuaikan
gambar rencana. Isian daun jendela menggunakan kaca bening tebal 5 mm.
d. Jendela kayu + kaca dibuat dari kayu kls I lokal yang bermutu baik
ukuran 130 x 60 Cm, tidak retak dan cukup kering dengan tebal 3 Cm.
e. Untuk Ventilasi KM/WC + Dapur dipasang kaca 5 mm.
f. Semua daun pintu/jendela yang dibuat diluar lapangan pekerjaan, tidak
boleh dimeni sebelum ada ijin dari Direksi.
Pasal – 10
Pekerjaan Rangka Kap dan Lisplank
1. Rangka Kap.
a. Untuk Perumahan rangka kuda-kuda dan kap dibuat dari bahan baja
ringan yang bermutu baik.
b. Jarak pemasangan kuda – kuda baja ringan maksimal 1,2 M dan
disesuaikan dengan gambar rencana atap.
c. Ketentuan – ketentuan pemasangan kuda-kuda dan kap baja ringan
harus sesuai dengan peraturan pabrik yang memproduksi bahan tersebut.
d. Sebelum pemasangan kuda – kuda, contoh bahan yang akan dipasang
dan brosur pabriknya harus diserahkan kepada penyelenggara proyek dan
disetujui.
2. Lisplank.
a. Lisplank dibuat dari bahan sejenis Calsiboard dengan merek Wood
Evlent atau merek lain yang berkualitas sama, bermutu baik dan tidak
retak/pecah dengan ukuran lebar 30 Cm dan tebal 8 mm.
b. Pemasangan lisplank harus lurus sejajar dengan dinding, kuat, rapi dan
tidak bergelombang.
c. System pemakuan lisplank dengan rangka kuda – kuda menggunakan
screw ukuran 12 – 14 x 20.
d. Sambungan Lisplank harus bertumpu pada rangka baja ringan, setiap
sambungan harus rapi dan tidak boleh kelihatan.
e. Contoh bahan lisplank harus disetujui Direksi sebelum dipasang.
Pasal – 11
Pekerjaan Atap
1. Atap menggunakan atap seng yang berbentuk seperti susunan genteng yang
berkualitas baik (genteng metal) tebal 0,25 mm dan atap spandek dengan tebal 0,3
mm, dan dilapisi karet atap.
2. Untuk karpus/bubungan dan list atap (topi lisplank) menggunakan bahan yang
sama dengan atap yang digunakan.
7
Pasal – 12
Pekerjaan Plafond
Pasal – 13
Pekerjaan Cat
1. Pengecatan kayu.
a. Semua kayu/besi yang kelihatan dan akan dicat, harus didempul terlebih
dahulu kemudian diamplas dengan kertas pasir hingga licin dan bersih lalu
dimeni hingga rata.
b. Setelah kayu licin, kemudian dicat dengan cat dasar 1 kali dan
selanjutnya dicat dengan cat penutup/cat warna (cat kayu) sebanyak 2 kali.
c. Pengecatan kayu harus dikerjakan dengan rapi dan rata.
8
Pasal – 14
Pekerjaan Alat Penggantung dan Kunci – Kunci
1. Semua daun pintu dipasang dengan engsel peumelles minimal 3 buah dan
daun jendela dipasang minimal dengan 2 buah engsel peumelles.
2. Semua pintu dilengkapi dengan pasangan kunci tanam (mengunci 2 kali).
3. Semua daun jendela diperlengkapi dengan kait angin (20 cm) dan grendel
pendek kualitas baik.
4. Semua kunci-kunci, grendel, kait angin dan semua alat penggantung harus
dikerjakan dengan rapi.
Pasal – 15
Pekerjaan Instalasi Listrik
1. Pengabelan instalasi dalam menggunakan kabel NYM 2,5 mm dan 1,5 mm.
2. Inst. listrik yang berada dalam beton/pasangan tembok harus dilindungi dengan
pipa PVC 5/8” yang berkualitas baik.
3. Pemipaan dalam beton menggunakan sock – sock, teedoos dan kruis doos.
4. Pipa yang harus ditanam dalam dinding untuk instalasi pemasangan
Zekring/MCB, saklar lampu dan stop kontak yang dilengkapi dengan Inbow doos.
5. Pemasangan instalasi diatas plafond harus rapi.
6. Setiap penarikan instalasi diatas plafond harus tegang dan kuat.
7. Setiap penyambungan kabel dalam Doos harus memakai isolasi/ lasdop.
8. Instalasi penerangan (titik lampu) dan stop kontak harus memakai kabel arde
(tiga kawat).
9. Fase group instalasi penerangan dengan memakai MCB.
10. MCB dipasang pada ruang depan barak, dipasang setinggi + 185 Cm dari
lantai.
11. Daya yang dipasang pada MCB harus dapat melayani seluruh pasangan titik
lampu dan stop kontak pada masing – masing bangunan.
12. Saklar lampu dan stop kontak adalah model tanam yang baru dan berkualitas
baik.
13. Tinggi pasangan saklar lampu dan stop kontak dari lantai hingga titik As
saklar/stop kontak adalah 155 Cm.
9
14. Fitting lampu dipasang sesuai gambar dan penempatannya agar disesuaikan
dengan keadaan ruangan.
15. Bola lampu menggunakan lampu sumpit/TL dan kebutuhan cahaya
penerangan harus disesuaikan dengan luas ruangan berdasarkan jumlah titik lampu
dalam RAB.
16. Instalasi harus diukur tahanannya sebelum doos – doosnya ditutup, setelah
memberikan data – data pengukuran pada Direksi, maka doos – doos tersebut dapat
ditutup. Instalasi harus dalam keadaan siap pakai dan sampai menyala.
Pasal – 16
Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan Sanitair terdiri dari pemasangan kloset, Kran dan Instaliasi air
dengan uraian kegiatan sebagai berikut :
1. Kloset.
a. Kloset jongkok dipasang setinggi 10 Cm dari lantai KM/WC.
b. Untuk pemasangan kloset duduk disesuaikan dengan kedudukan yang
lama.
c. Pembuangan dari kloset ke septictank menggunakan pipa PVC 3”
type D dan diikat dengan campuran 1 Pc : 2 Psr pada setiap jarak 1 M
sehingga tidak mudah lepas dan pecah.
c. Pada lobang pembuangan air KM/WC dipasang saringan dari bahan
aluminium atau kuningan ( Ploor drain)yang bermutu baik.
d. Untuk pembuangan air KM/WC tidak diperbolehkan dibuang kedalam
septictank tetapi harus dibuang ke got bangunan dengan menggunakan pipa.
e. Untuk air bersih ke dalam rumah menggunakan pipa PVC Ø 1/2”
2. Kran.
a. Pemasangan kran di sesuai pada tempat yang lama.
b. Sebelum dipasang drat dilapisi dengan slotif untuk menghindari
kebocoran.
c. Kran dipasang dengan ukuran ½ “.
5. Septictank.
a. Semua bidang septictank dibuat dari pasangan batu bata/bataco yang
diplester kedap air dengan campuran 1 Pc : 3 Psr. Untuk tutup septictank
dibuat dari cor beton bertulang dengan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl setebal 10
Cm dan menggunakan besi 10 mm – 10 Cm.
b. Septictank dibuat dengan daya tampung 1 M3 untuk setiap KM/WC atau
berukuran dalam 1 x 1 x 1 M.
c. Setiap septictank dengan daya tampung 1 M3 harus dilengkapi dengan
peresapan berukuran 100 x 100 x 100 Cm yang terdiri dari batu kali yang
dibungkus ijuk setebal 2 Cm. jarak septictank ke peresapan minimal 1 M dan
penempatannya disesuaikan dengan petunjuk Direksi.
d. Pada tutup septictank di buat lubang kontrol ukuran 25 x 25 Cm dan di
pasang pipa hawa dari pipa GIV 1- 1½ inch yang di pasang setinggi maksimal
30 Cm dari tutup septictank dan berbentuk “T”.
Pasal – 17
Biro Teknik
Pasal – 18
Pekerjaan Halaman dan Hal-hal lain
Pasal – 19
Dokumentasi
Pasal – 20
Perubahan – Perubahan
Pasal – 21
Syarat-syarat Umum
Pasal – 22
Air Kerja
Pasal – 23
Semen Portland
Pasal – 24
Kerikil untuk Beton/Beton Penguat Dinding (Agregat Kasar)
1. Kerikil yang boleh dipakai adalah jenis yang kasar permukaannya, kasar jenis
blest atau andesit yang sudah dicuci. Besar butiran maksimal 3,1 Cm dan bila kerikil
yang dimaksud sukar didapat, diperbolehkan untuk menggunakan batu pecahan
dengan ukuran yang sama.Kerikil-kerikil tersebut tidak boleh dicampur dengan batu
cadas dan dalam keadaan bersih tidak mengandung lumpur.
2. Tumpukan kerikil tidak boleh lebih tinggi dari pada 2,5 M dan tumpukan harus
mendatar. Tempat penumpukan/penyimpanan harus mempunyai drainage yang baik,
bersih dan keras permukaannya, dan dicegah agar tidak terjadi pengotoran dan
percampuran satu sama lain.
Pasal – 25
Pasir (Agregat Halus)
Pasir untuk adukan beton dipakai pasir kasar pasir untuk plesteran dinding
menggunakan pasir halus yang berkualitas baik dan memenuhi persyaratan. Pasir
pengisi (pasir urug) dapat dipergunakan pasir biasa yang tidak mengandung bahan
organik (sisa-sisa kayu, daun, akar-akaran, garam dan lain-lain) serta tidak berlumpur.
Pasal – 26
Baja/Besi Tulangan
1. Semua bahan Baja harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan dalam udara terbuka untuk jangka waktu yang lama. Penyimpanan
untuk masing-masing diameter baja tulang harus dipisah/dikelompokkan sendiri-
sendiri.
2. Semua baja/besi yang diperkenankan merupakan S.I 1 (SUPER), baja yang
tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan tidak boleh digunakan dan harus diganti
sesuai ketentuan.
13
Pasal – 27
Batu Kali/Batu Gunung
1. Batu harus keras dengan permukaan yang kasar, tanpa cacat retak atau belah,
tidak diperkenankan memakai batu bulat dengan permukaan licin maupun batu dari
gunung yang masih terbungkus dengan tanah.
2. Batu yang digunakan tidak boleh terlalu besar dengan butiran maksimal
sebesar + 20 Cm.
Pasal – 28
Batu Bata dan Rooster beton
1. Batu bata yang dipergunakan harus berasal dari satu pabrik, berkualitas baik
dan berwarna merah merata, sisinya siku-siku satu sama lain, lurus dan rapi, serta
mempunyai bentuk dan ukuran yang seragam.
2. Rooster beton yang digunakan untuk ventilasi berukuran 10 x 20 Cm (Lubang)
dan harus berasal dari satu pabrik, berkualitas baik dan warna serta sisinya siku-siku
satu sama lain, lurus dan rapi, serta mempunyai bentuk dan ukuran yang seragam.
Pasal – 29
Kayu
1. Kayu kelas – I lokal yang digunakan adalah jenis kayu yang sekualitas dengan
kayu Bayam dengan ukuran bersih : 3 x 7 x 4 M dan 3 x 12 x 4 M dan 5 x 13 x 4 M .
2. Semua jenis kayu kelas I sebelum digunakan harus mendapat persetujuan dari
Direksi terlebih dahulu.
Pasal – 30
Baja Ringan
Pasal – 31
Atap
1. Atap yang digunakan adalah atap seng dengan bentuk seperti susunan
genteng ( genteng metal ) tebal 0,25 mm.
2. Atap yang digunakan harus minimal mengandung bahan – bahan seperti : Coat
polyester paint, chemical treatment coating, galvanized zinc, steel (cold – rolled) dan
primer epoxy.
3. Khusus untuk atap carpot/Garasi menggunakan atap zincalume tebal 0.35 mm
4. Warna atap yang digunakan adalah Hijau Borneo (Hijau Tua).
5. Bubungan dan jurai menggunakan bahan yang sama seperti atap yang
digunakan (satu pabrik dengan atap yang digunakan).
6. Apabila jenis dan warna atap tersebut tidak terdapat dipasaran, maka
pelaksana
harus melaporkan kepada pihak Zidam XIV/Hsn untuk dicarikan alternatif lain.
Pasal – 32
Tegel keramik
Pasal – 33
Kaca
1. Kualitas kaca harus kaca standar yang bening dengan ketebalan 5 mm.
2. Kaca tidak boleh berbunga / garis garis yang mengganggu penglihatan.
3. Kaca tidak boleh ada goresan – goresan atau retak.
Pasal – 34
Cat
1. Cat kayu/besi dan cat tembok yang dipergunakan harus sesuai dengan
ketentuan, berkualitas baik dan waktu tiba ditempat pekerjaan harus masih dalam
kaleng.
15
2. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung
endapan yang sudah membatu dan sesudah diaduk dengan baik harus menjadi
homogen serta dapat dicatkan dengan mudah.
3. Warna cat adalah warna asli dari kalengnya dan tidak boleh mengadakan
campuran dari bermacam – macam warna.
4. Merek cat yang digunakan harus memenuhi standar nasional indonesia.
5. Sebelumnya pemborong harus menunjukkan contoh baik jenis maupun warna
cat kepada penyelenggara proyek untuk mendapatkan persetujuan.
6. Warna cat yang digunakan adalah WARNA CAT PERKANTORAN dengan
standarisasi sebagai berikut :
BAGIAN BANGUNAN JENIS CAT
NO. YANG DI CAT WARNA CAT VINILEX GLO METRO KET.
MATEX CATYLAC DULUX JOTUN MOWILEX
5000 TEX LITE
1. CAT GENTENG
2. CAT TEMBOK
HIJAU
a. DINDING LUAR MUDA 057 - NP 050 - 42386 41652 JOTATOUGH B.S.6070
S1515 G20Y
d. DINDING DALAM PUTIH 920 - 772 00095 44177 WHITE JOTAPLAST S0500N WHITE
e. PLAFOND PUTIH 972 - 900 00095 1501 WHITE JOTAPLAST S0500N WHITE
S5020 G30Y C 39
g. LIS VARIASI PUTIH 972 - 900 00095 44177 WHITE JOTAPLAST S0500N
KUDA GLO
CATYLAC DULUX JUNIOR 66 MOWILEX JOTUN
TEX
TERBANG
3. CAT KAYU
a. KUSEN HIJAU TUA 999 499 - 42626 634 580 GARDEX 6020G10Y
b. DAUN PINTU/JENDELA HIJAU MUDA 990 426 42345 42627 612 505 GARDEX 3030G30Y
c. LISTPLANK KAYU HIJAU TUA 999 499 - 42626 634 580 GARDEX 6020G10Y
7. Untuk merek cat tembok luar menggunakan merek JOTUN sesuai kode
tersebut diatas dan untuk merek cat kayu/besi yang digunakan diluar daftar diatas,
maka pilihan warna disesuaikan mendekati / sama dengan warna cat kayu/besi merek
JUNIOR 66 sesuai kode tersebut diatas atau merek lain yang warnanya mendekati.
Pasal – 35
Alat - alat gantung dan pengunci
1. Kunci tanam pintu panil menggunakan yang berkualitas baik dan kuat.
2. Engsel pintu menggunakan yang berkualitas baik dan kuat.
16
3. Haq angin yang digunakan pada jendela dan ventilasi menggunakan yang
berkualitas baik dan kuat.
4. Grendel jendela menggunakan yang berkualitas baik dan kuat.
5. Sebelumnya pemborong harus menunjukkan contoh baik jenis maupun warna
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
6. Apabila jenis alat gantung dan kunci tersebut tidak terdapat dipasaran, maka
dapat diganti merek lain dengan kualitas yang sama dengan ketentuan merek diatas.
Pasal – 36
Instalasi Listrik
Pasal – 37
Instalasi Air
Pasal – 38
Sanitair
1. Semua kloset jongkok dan klosed duduk terbuat dari bahan porselin tingkat
kualitas satu (KW 1).
2. Semua jenis Pipa instalasi air kotor menggunakan pipa PVC type AW.
Pasal – 39
Pemeriksaan Bahan-bahan
Pasal – 40
Penutup
NAMA PERUSAHAAN,
NAMA LENGKAP .
JABATAN