A. Turap Kantilever
Stabilitas turap kantilever sepenuhnya ditahan oleh tekanan tanah pasif di
muka dinding. Turap ini biasanya digunakan untuk kedalaman galian yang
sedang, karena penampang turap yang dibutuhkan bertambah bila
kedalaman galian bertambah akibat momen lentur yang timbul. Pergeseran
arah lateral relatif besar, pada pemakaian turap kantilever. Dinding turap
kantilever bila dipancang ke dalam tanah lanau atau lempung dapat berotasi
pada titik ujung bawah turap. Tekanan tanah pasif bekerja pada bagian
depan turap, yaitu ujung bawah sampai permukaan galian.
Gambar 1. Diagram Tekanan tanah Turap Kantilever dalam Tanah Granuler Homogen
(Sumber : Mekanika Tanah II, Hary Christady)
Bila turap terletak dalam tanah granuler (permeabilitas besar), maka dapat
diasumsikan muka air tanah mempunyai ketinggian yang sama di bagian
depan dan belakang turap. Maka, distribusi tekanan (beserta pengaruh
beban merata dan lain-lainnya) dapat ditentukan dari nilai Ka dan Kp. Bila
faktor aman diperhitungkan, maka dipilih salah satu dari 2 (dua)
kemungkinan:
1. Mereduksi Kp (sampai 30%-50%)
2. Menambah penetrasi kedalaman antara 20% - 40%. hal ini akan
memberikan faktor aman sebesar kurang lebih 1,5-2,0.
Sumber:
Rekayasa Pondasi Teori dan Penyelesaian Soal. Bambang Surendro. Graha Ilmu
Mekanika Tanah II. Hary Christady Hardiyatmo. Gadjah Mada University Press
Pengertian Turap
Turap adalah dinding vertikal yang relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah
ataupun menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Fungsi turap sama persis
seperti dinding penahan tanah. Konstruksi dinding turap terdiri dari beberapa
lembaran turap yang dipancangkan ke dalam tanah, serta membentuk formasi
dinding menerus vertikal yang berguna untuk menahan timbunan tanah atau tanah
yang berlereng.
Perbedaan turap dan dinding penahan tanah, dari segi konstruksi turap lebih ringan
dan tipis, sedangkan DPT berat dan besar. Turap pelaksanaannya cepat, sedangkan
DPT relatif lebih lama. Stabilitas turap berdasarkan jepitan pada tanah/ angker,
sedangkan DPT berdasarkan berat sendiri.
1. Dermaga turap
2. Coffer dam
3. Pemecah gelombang
4. Penahan tanah
Fungsi Turap
Fungsi Turap dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil turap biasa digunakan
untuk berbagai keperluan konstruksi bangunan, seperti:
Jenis Turap
penyambungan. t
urap baja
2. Turap Beton adalah turap yang paling sering digunakan arena turap
beton dapat dipakai untuk konstruksi yang besar maupun yang kecil.
Turap beton biasanya dibuat di pabrik (prefabricated), sehingga
kekuatannya dapat dikontrol dengan baik. Turap beton juga lebih murah
daripada turap baja. Tapi turap beton mempunyai masalah dengan
ukurannya yang terbatas. Stabilitas turap beton yaitu momen akibat
tekanan tanah dan momen pengangkatan, serta tebal minimum ± 20 cm.
turap beton
3. Turap Kayu hanya digunakan untuk struktur yang kecil saja. Keuntungan
turap kayu adalah pengerjaan / instalasinya yang simple serta tidak
memerlukan alat-alat berat pada saat instalasi. Tapi turap kayu memiliki
kekuatan yang paling kecil dibandingkan dengan turap baja maupun turap
beton dan turap kayu tidak begitu tahan terhadap perubahan. Fungsi dari
turap kayu yaitu dapat digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak
tinggi, digunakan pada tanah yang tidak berkerikil, dan banyak digunakan
untuk pekerjaaan sementara; Penahan tebing galian.
turap kayu
Pengertian Turap
Sebagian besar pekerjaan pembuatan pondasi suatu bangunan meliputi pekerjaan
penggalian. Bangunan sementara yang dibuat untuk mencegah kelongsoran tanah di sekitar daerah
penggalian maupun terjadinya perembesan air, adalah turap atau bisa juga disebut bendungan elak
sementara. Karena bangunan ini bersifat sementara, maka biayanya harus tidak boleh mahal, mudah
dipasang dan dipindah-pindahkan.
Yang dimaksud dengan turap adalah konstruksi yang dapat menahan tanah disekelilingnya,
mencegah terjadinya kelongsoran, dan biasanya terdiri dari dinding turap dan penyangganya, seperti
yang diperlihatkan Gambar 1.1. turap yang banyak dipakai adalah turap dengan tiang tegak, papan
turap, serta turap yang terdiri dari jajaran tiang-tiang, dan kadang-kadang dipakai turap beton yang
dicor di tempat (Cast-in-place) seperti pada konstruksi tembok menerus di bawah tanah.
Macam Turap
Berhubung adanya berbagai cara untuk memasang turap atau bendungan elak sementara,
maka perlu dipilih caraa yang paling tepat, yaitu ditinjau dari mutu tanah pondasi, tinggi muka air
atau tinggi muka air tanah, keamanan atau manfaat ekonomis yang diperlukan.
Konstruksi turap dapat digolongkan berdasarkan jenis dinding turapnya sebagai berikut :
1. Turap dengan tiang tegak dan papan turap.
3. Turap dari beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok dibawah tanah.
Turap jenis 1 adalah turap yang menahan tekanan tanah dengan jalan memasang papan turap
secara mendatar, diletakan diantara tiang tegak dan profil H dengan jarak yang sama.
Turap semacam ini dalam bentuk sederhana, umumnya berupa pagar kayu. Turap yang terbuat
dari deretan tiang-tiang merupakan suatu cara di mana deretan tiang kayu, beton maupun tiang
baja.
Ditinjau dari kenyataan bahwa dinding yang terbuat dari deretan tiang baja sangat menonjol
dalam sifat rapat airnya, juga kekuatannya, maka tiang baja sering dipakai untuk pekerjaan
penggalian yang besar-besar.
Turap dari beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di bawah tanah, adalah
suatu cara di mana dinding turap dibuat dari tiang beton yang dicor di tempat. Untuk membangun
tembok di bawah tanah, ada dua macam cara, yang pertama adalah dengan membuat tembok
menerus, dan yang kedua adalah dengan membuat dinding dari deretan kolom di bawah tanah.
Pada tiang beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di bawah tanah, turap ini tidak
dapat usah dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan dimanfaatkan sebagai bagian dari konstruksi itu
sendiri.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Metode
Karena adanya berbagai cara pemasangan turap, maka sebelum melakukan perencanaan,
keadaan lapangan harus benar-benar diperiksa dan diselidiki. Ciri-ciri topografi, kondisi geologi,
susunan tanah dilapangan, keadaan bangunan-bangunan yang telah ada, serta besarnya gaya luar
seperti tekanan air, juga berpengaruh besar dalam memilih cara yang dipakai, bersama-sama dengan
ukuran dan jenis konstruksi, serta syarat-syarat konstruksinya.
1. Stabilitas terhadap gaya luar, misalnya tekanan tanah atau tekanan air.
6. Pengaruh terhadap daerah sekelilingnya (surutnya muka air tanah, turunnya tanah pondasi).
8. Biaya pekerjaan.
untuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah, dan menjamin kestabilan
dalam menahan gaya luar yang berkerja padanya. Untuk keperluan tersebut, berikut ini akan
diberikan penjelasannya.
2. Tanah Pondasi : Perlu ditekankan di sini bahawa dalam melakukan penyelidikan geologi dan
penyelidikan tanah untuk bangunan utama yang didirikan, titik berat penyelidikannya sedikit
berbeda antara bangunan utama atau bagunan sementara, misalnya untuk turap dan sebagainya.
Keterangan tentang tekstur tanah juga perlu diperoleh, dan contoh-contoh tentang konstruksi yang
telah ada pada tanah pondasi yang sejenis, juga harus dipelajari.
a) Lapisan jelek : Lapisan yang jelek harus cukup aman terhadap kelongsoran selama penggalian
dilakukan. Ditinjau dari segi keamanannya, galian yang dangkal pada tanah pondasi yang kohesif dan
lunak, adalah sama artinya dengan galian yang dalam pada tanah pondasi yang kohesif dan keras.
Dalamnya galian tak mungkin melampaui kekuatan kohesi tanah yang diijinkan. Sebagai pendekatan
pertama, syarat berikut ini harus dipenuhi.
Di sini, : Kekuatan geser unconfined dari tanah kohesif (t/ )
: Berat total tanah dan air yang lebih tinggi dari dasar galian
b) Tanah pondasi yang berbatu besar : Pada tanah pondasi yang berbatu-batu besar, atau bila didekat
permukaan tanah terdapat batuan dasar, maka usaha pemancangan turap akan sia-sia belaka.
c) Tanah pondasi yang tidak kedap air : Bila lubang galian diperkirakan akan digenangi air cukup
banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap penahan yang dapat mencegah air memasuki lapisan
yang tembus air. Bila ujung turap tidak dapat mencapai tanah yang kedap air karena panjang tiang
pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala bahaya akibat rembesan air harus diamati
sebelumnya dan cara penanggulangan kejadian ini harus dipelajari sebaik-baiknya.
Prosedur Perencanaan
Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum aadalah tekanan air, tekanan
tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban mati dan beban hidup lain-
lainnya, bila perlu juga dihitungkan pada waktu melakukan perencanaan bagian-bagian konstruksi.
Sehubungan dengan pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air sebaiknya ikut
diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan dinding turap, sampai saat ini masih banyak
masalah yang harus dipecahkan. Ada berbagai saran, misalnya dari Terzaghi dan Peck, atau
Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau Institut Arsitektur Jepang. Setiap saran
ini membahas tekanan tanah rencana bagi setiap tanah yang sesuai dengan jenis tanah tersebut.
Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara dimana tekanan tanah dan tekanan air
dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah, berdasarkan prinsip tegangan efektif, dan suatu cara
dimana kedua tekanan tersebut dihitungkan sebagai tekanan total.
Dengan mempertimbangkan beban yang dipakai untuk perencanaan, dan sifat-sifat
pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi proyek, sulit sekali untuk menentukan mana yang
benar dari semua saran-saran diatas.
Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan suatu saran dimana tekanan tanah dan
tekanan air dihitung sendiri, sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara dimana kedua tekanan
tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula akan diuraikan menurut Asosiasi Jalan
Raya Jepang, dan kemudian akan diuraikan pula cara yang dianut oleh Institut Arsitektur Jepang.
a) Tekanan Tanah
Dengan memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir dan tanah pondasi
yang kohesif, maka sulit membuat perbedaan yang jelas antara kedua jenis tanah tersebut. Ada
beberapa kriteria untuk menentukannya. Salah satu kriteria tersebut menyebutkan, bila indeks
plastis sebesar 10, maka tanah pondasi dianggap kohesif, dan bila lebih kecil dari batas indeks,
dianggap sebagai tanah berpasir. Suatu kriteria lainnya menetapkan, bila jumlah fraksi tanah liat
dan lanau dari pondasi, menurut hasil mekanika tanah adalah lebih besar dari 40%, maka tanah
pondasi dianggap sebagai lempung, dan bila lebih kecil dari 20%, dianggap sebagai tanah berpasir,
dan bila hasilnya menunjukan harga pertengahan antara kedua hal tersebut, dan kurang begitu
jelas, maka penentuan jenis tanah pondasi diambil berdasarkan keadaan lapangan.
Biasanya tanah pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, dan jarang
sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform). Biasanya lapisan tanah berpasir dan
lapisan tanah kohesif tersusun berselang-seling. Kemudian, hasil-hasil penyelidikan tanah dilapangan
harus diperiksa secara mendetail untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat, dan tekanan
tanahyang dipakai untuk perencanaan harus benar-benar diperiksa agar hasilnya tidak terlalu kecil.
Tegangan satuan baja biasa, SS 41 yang dipakai untuk turap, ditinjau dari fakta yang mengabaikan
regangan atau tekanan bagian konstruksi sementara, menimbulkan kelemahan penampangdan
terdapat faktor-faktor yang tidak diketahui untuk gaya luar sehingga tegangan leleh yang diberikan =
2400 tidak dapat dipakai, dan diganti dengan harga 1200 .
Untuk turap baja, tegangan baja yang diijinkan dalam pemakaian harus dikurangi menurut nilai
yang sama seperti baja yang disebutkan diatas. Tegangan ijin ini diperkirakan atas sebesar 2700 .
(a.) Turap : Pertama-tama akan dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian tiang yang
dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu galian dilakukan. Supaya keadaan
ini dapat dicapai, panjang pemancangan tiang harus cukup supaya tekanan tanah pasif dapat
berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan, perhitungan stabilitas berikut ini harus
dilakukan. Perhitungan ini disebut Cara Kesetimbangan Batas, dimana pemancangan dapat
diperoleh dengan menyelidiki keseimbangan antara momen akibat tekanan tanah aktif dan akibat
tekanan tanah pasif , diukur dari penopang yang paling bawah pada kedalaman tertentu.
keseimbangan diperoleh pada kedalaman dari dasar penggalian sampai ke kedudukan di mana sama
besarnya dengan
Perhitungan dalamnya keseimbangan harus dilakukan sebelum penopang yang terbawah dipasang,
dan setelah penggalian selesai, kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman yang terbesar. Panjang
pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali dalamnya keseimbangan. Tekanan tanah yang
dipakai untuk mendapatkan dalamnya keseimbangan diperoleh dari persamaan diatas. Dibawah
dasar galian, lebar kerja dari tekanan tanah ke tiang diperkirakan selebar tiang, baik untuk tekanan
tanah aktif maupun tekanan pasif, dan tahan dinding akibat tanah yang kohesif juga harus
ditambahkan pada arah tekanan pasif. Panjang pemancangan ini minimum 1,5 meter, juga walaupun
tanahnya cukup baik.
(b.) Perhitungan yang sama seperti di atas, juga berlaku untuk turap baja. Karena turap baja dengan tiang
tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka biasanya tekanan air tidak bekerja, tetapi untuk
turap baja, akibat tekanan air harus diperhitungkan. Berat volume tanah pada persamaan yang
dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan tanah, bila muka air rencana lebih rendah, dipakai
berat basah, sedang bila sebaliknya, dipakai berat dengan memperhitungkan daya apungnya.
Dalamnya pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar 1,2 kali dalamnya keseimbangan,
tetapi panjang pemancangan sebaiknya lebih dari 3 meter. Selanjutnya, bila pemancangan turap
baja menjadi lebih dalam dari 1,8 kali dalamnya galian, lebih baik dipilih tipe struktur yang lain.
Turap (sheet pile) adalah komponen konstruksi geoteknik yang berfungsi menahan
beda elevasi permukaan tanah pada lokasi ekstrim, seperti pada batas timbunan
atau batas galian. Komponen turap utamanya menahan momen lentur dalam
menjalankan fungsinya. Sejak hadirnya komponen turap dari beton pracetak di
pasar, material ini semakin lebih populer dibanding material turap baja
tradisional.
1. Turap datar
Turap datar dari bahan prategang dan pratarik (PC flat sheet pile) adalah material
yang populer saat ini karena sistem produksinya relatif mudah seperti pada tiang
pancang kotak. Komponen ini banyak dipakai untuk normalisasi sungai dan
penahan galian.
Turap datar ini memiliki fungsi menahan beban lateral pada batas beda elevasi,
sehingga tanah tersebut lebih kuat sehingga tidak mudah runtuh. Untuk metoda
pemasangan turap ini dapat dipasang dengan menggunakan metoda getar
ataupun dengan menggunakan metoda pemancangan. Untuk pemasangan dapat
dilakukan dengan alat vibro hammer, diesel hammer dan Hydraulic hammer.
Untuk pemilihan alat pancang ini dapat ditentukan berdasarkan area lokasi,
pengerjaan, jumlah unit dan aspek-aspek lainnya yang perlu diperhitungkan
dalam analisis dan fungsi alat itu sendiri.
2. Turap Bergelombang
Turap bergelombang ini memiliki fungsi menahan beban lateral pada batas beda
elevasi, sehingga tanah tersebut lebih kuat sehingga tidak mudah runtuh. Untuk
metoda pemasangan turap ini dapat dipasang dengan menggunakan metoda
getar ataupun dengan menggunakan metoda pemancangan. Untuk pemasangan
dapat dilakukan dengan alat vibro hammer, diesel hammer dan Hydraulic
hammer. Untuk pemilihan turap yang akan digunakan berdasarkan kebutuhan
momen lentur dari perencanaan, pilih dimensi,spesifikasi dan perkuatan yang
kapasitas momen lenturnya nya lebih besar kebutuhan.
Gambar 1. Jenis dan Spesifikasi Teknis Turap Bergelombang
Metoda pemasangan
1. Pembuatan lubang galian seukuran dimensi dinding diafragma,
2. Untuk menjaga lubang tidak runtuh digunakan material bentonite,
3. Pemasukkan dinding diafragma Pemasangan angkur tanah (jika diperlukan)
5. Penggalian
Alat pemasangan
Metoda pemasangan dinding blok
Gambar 2. Jenis dan spesifikasi dan deskripsi dinding penahan tanah panel
Adalah perkuatan sistem panel VSol® menggunakan VStrips atau friction ties yang
terbuat dari bahan polyester berkekuatan tinggi yang dilapisi dengan
polyethylene yang memberikan perlindungan terhadap fisik dan kimiawi.
Penggunaan VStrips meningkatkan fleksibilitas dari sistem panel VSol® sebagai
tahanan gesek antara polymetric dengan tanah. VStrips dikemas dalam gulungan
100 – 150 meter dan dengan pilihan kapasitas kekuatan : 30 kN, 50 kN, 70 kN dan
100 kN. Polimer strip dibuka gulungannya di lapangan dan melewati connetion di
panel yang berbentuk “V” sampai bagian belakan panel. Kemudian dilakukan
penarikan ringan untuk menghilangkan slack dan memberikan ketegangan
konstan melalui dinding, kemudian timbun dengan material tanah timbunan
ditempatkan diatas polymeric tersebut dan dilakukan pemadatan tiap lapisan
biasanya 300 mm. Sambungan “V”Strips hanya berbentuk U Slot internal pada
bagian belakang menghadap beton, dibentuk dengan menggunakan cetakan
tertentu yang dapat dipakai berulang kali.
https://www.mekanikatanah.com/2018/09/jenis-jenis-turap-sheet-pile-dan.html