Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada pekerjaan pembangunan Water Intake pada PLTU Kupang tahapan pelaksanaan pekerjaan
yang akan dilaksanakan terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tahapan pelaksanakan pekerjaan pembangunan water intake PLTU Kupang akan diuraikan
sebagai berikut:
1. Pembersihan Permukaan Tanah / Pematangan Lahan
Pada suatu proyek sebelum dimulai dengan kegiatan penggalian tanah, harus dibuat gambar
kontur dari tanah asli, agar pekerjaan potong dan timbunan tanah (cut & fill) dapat
diperhitungkan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tanah pada lokasi bangunan PLTU dan
fasilitas untuk bangunan, perlu adanya pembersihan / land clearing / clearing and grubbing.
Pembersihan ini ada beberapa kemungkinan dalam pelaksanaannya, tergantung pada tipe
tanamannya, dan tujuan dari pembersihan. Peralatan untuk pembersihan ini yang paling baik
adalah dengan buldoser. Untuk pohon besar buldoser dapat menggali tanah sekeliling pohon,
dengan memotong sebagian akarnya, kemudian ditumbangkan. Tetapi sekarang dengan
memodifikasi buldoser sehingga dapat lebih cepat cara kerjanya. Blade dari buldoser
dimodifikasi sehingga lebih cocok untuk menumbangkan pohon-pohon besar, pembersihan
area proyek, mendongkel tanggul batu dan lain-lain. Beberapa cara memodifikasi diantaranya
adalah :
- Blades dari buldoser diganti dengan bentuk yang dapat membelah belah pohon-pohon
yang besar dengan cara menusuknya dengan besi yang kuat, sehingga mudah untuk
menumbangkannya. Juga dengan alat ini akar-akar yang horisontal dapat dibelah-
dengan bentuk V, di sebut sebagai V-blade. Alat ini disebut tractor-mounted buldoser.
Blades dari buldoser diganti dengan bentuk seperti garpu / penggaruk (rake). Dengan
bentuk semacam garpu ini dapat untuk pembersihan dengan mengumpulan batangbatang pohon, batuan dan lain-lain tetapi tanah tidak ikut terbawa.
Gambar 2 v blade, yang dipasang di depan buldoser pengganti blade, untuk pembersihan
2. Pekerjaan Sheet Pile
Sheet pile atau turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi kecuali untuk menahan
tanah juga berfungsi untuk menahan air ke dalam lubang galian. Karena pemasangan yang
mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah, turap banyak digunakan pada pekerjaanpekerjaan seperti :
- penahan tebing galian sementara
- bangunan-bangunan di pelabuhan
- dinding penahan tanah
- bendungan elak, dll.
Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang sangat tinggi karena akan
memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu, dinding turap juga tidak cocok
digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan
pemancangan.
1) Tipe Sheet Pile
Tipe Turap dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan Turap tersebut bermacammacam, misalnya kayu, beton bertulang dan baja.
a.
Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena tidak
kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Turap ini tidak cocok digunakan pada tanah
berkerikil, karena turap cenderung pecah bila dipancang. Bila turap kayu digunakan untuk
bangunan permanen yang berada di atas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar
tidak mudah lapuk. Turap ini banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan sementara.
H = 9 meter
D = 8 meter
Ground Anchor
Metode penjangkaran tanah disebut juga dengan nama Ground Anchor. Dalam metode ini
pemboran dilakukan di dalam tanah pondasi yang baik terdiri dari lapisan berpasir, lapisan
kerikil, lapisan berbutir halus ataupun batuan yang lapuk, serta suatu bagian yang menahan gaya
tarik seperti campuran semen dengan kabel baja atau semen dengan batang baja dimasukkan ke
dalam lubang hasil pemboran tersebut, kemudian disertai suatu gaya tarik setelahnya untuk
memperkuat konstruksinya. Dalam banyak hal dipergunakan untuk melawan tekanan tanah
seperti turap ataupun tembok penahan tanah. Kadang-kadang juga dipergunakan untuk
konstruksi yang permanen tetapi pada dasarnya hanyalah dipakai untuk konstruksi sementara.
Apabila suatu dinding turap dipasang di suatu daerah di mana sedang dikerjakan penurapan
sedangkan penopang ataupun tiang-tiang antara tidak dibutuhkan maka akan diperoleh daerah
yang lebih luas di antara dinding turap, yang memungkinkan penggalian dengan alat-alat berat.
Bagian-bagian yang membentuk sistem ground anchor adalah :
1. Bond Length (fixed anchor length) adalah sebagian dari panjang anchor yang direncanakan
untuk mampu mentransfer gaya tarik yang terjadi ke tanah disekitarnya. Bond Length ini
terdiri dari :
1.
2.
Centralizer
3.
Spreader ring
4.
Grout tube
5.
Cement grout
2. Free Length adalah sebagian dari panjang anchor dimana anchor tersebut diikatkan sampai
ujung atas bond length. Free length ini memungkinkan pemberian gaya awal pada ground
anchor, dan juga berfungsi untuk memby-pass lapisan tanah lunak. Free length ini terdiri
atas :
1.
2.
3.
Centralizer
4.
Grout tube
5.
Cement grout
6.
Inflatable packer
3. Anchor head adalah bagian dari ground anchor yang memungkinkan terjadinya tranfer gaya
dari tendon ke permukaan struktur soldier pile. Anchor head ini terdiri atas :
1. Anchor block
2. Anchor plate
3. Jaws (baji)
c. Dinding Turap dengan Landasan
Dinding turap semacam ini dalam menahan tekanan tanah lateral dibantu oleh tiang-tiang,
dimana diatas tiang-tiang tersebut dibuat landasan untuk meletakkan bangunan tertentu. Tiangtiang pendukung landasan juga berfungsi untuk mengurangi beban lateral pada turap. Dinding
turap ini dibuat bila di dekat lokasi dinding turap direncanakan akan dibangun jalan, derek atau
bangunan berat lainnya.
Kondisi fisik permukaan tanah di lokasi proyek Pembangunan Water Intake pada PLTU
Kupang secara umum menunjukkan relatif tidak datar. Secara umum tanah di daerah tersebut
jenis pasir padat (Cohesionless), kedalaman tanah keras (N-SPT >50) berada pada kedalaman di
sekitar permukaan, ini diketahui dari hasil penyelidikan tanah (soil investigation) yang telah
dilakukan di sekitar lokasi proyek Pembangunan Water Intake pada PLTU Kupang.
Dengan pertimbangan kondisi tersebut, maka dapat digunakan steel sheet pile sebagai
konstruksi dinding penahan tanah pada proyek Pembangunan Water Intake pada PLTU Kupang.
Dinding penahan tanah adalah struktur yang didesain dan dibangun untuk menahan gerakan
tanah arah lateral (horizontal) yang dapat menimbulkan bahaya kelongsoran.
Steel sheet pile (lembar tiang baja) merupakan jenis struktur yang fleksibel yang dipakai
khususnya untuk pekerjaan sementara yang berfungsi sebagai dinding penahan tanah. Tiang baja
ini sangat baik digunakan karena daya tahannya terhadap tegangan yang tinggi selama
penyorongan ke dalam tanah yang keras. Penggunaan steel sheet pile dipandang lebih praktis dan
ekonomis, sebab setelah pekerjaan tanah selesai, sheet pile dapat dicabut dan digunakan di
tempat lain. Konsep perancangan pekerjaan sheet pile dalam proyek Pembangunan Water Intake
pada PLTU Kupang ini memakai turap jenis baja yang diangkur. Turap baja dipancang dengan
cara digetarkan menggunakan alat pancang vibro.
Gambar yang dijadikan pedoman dari pekerjaan ini adalah seperti gambar dibawah ini.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
No.
1.
Nama
Vibro Hammer
Gambar
Spesifikasi
Kapasitas 90 Kw
Kapasitas 110 Kw
No.
Nama
Gambar
Spesifikasi
2.
Crane
- Sumitomo LS108RH,
Linkbelt
LS108BS
- Kapasitas 35 ton
- 2 unit
3.
Genset
- 2 unit
- Kapasitas 400
Kva
4.
Las Listrik
- Inverter Nlg
MMA-160
- Kapasitas 5 KVA
- 2 unit
No.
5.
Nama
Gambar
Spesifikasi
Cutting tos
No
.
1.
Nama
Volume
Tiang baja 9 m
219 batang
Ket.
Panjang 9 m = 219 batang
No
1
2
a
b
c
d
f
g
h
i
k
Tugas/Jabatan
Owner
Kontraktor
Site Manager
Pelaksana
Surveyor
Pembantu Surveyor
K3
Mandor
Operator
Pekerja
Tukang las
Jumlah
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
2 orang
2 orang
1 orang
4 orang
5 orang
4 orang
b) Persiapan K3 (Safety)
Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus diutamakan dalam
pelaksanaan proyek konstruksi, sehingga semua peralatan pendukung K3 tersebut haruslah
tersedia, seperti:
1. Safety helmet
2. Sarung tangan
3. Kacamata
4. Sepatu boots
5. Rompi
6. Rambu-rambu peringatan
c) Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan steel sheet pile di lapangan terdiri dari beberapa kegiatan
diantaranya pengukuran untuk penentuan posisi (stakeout) titik-titik pancang, pemancangan tiang
baja dengan alat vibro hammer, dan penyambungan tiang menggunakan las.
Tahapan pelaksanaan pemancangan SSP dilakukan seperti diagram alir dibawah ini.
Mulai
Data
Pengukuran/ Pematokan
Pemancangan tiang 9 m
Selesai
Berikut ini penjelasan dari pekerjaan pemancangan steel sheet pile pada proyek
Pembangunan Water Intake PLTU Kupang:
1. Pengukuran/ Pematokan
Dalam pengukuran penentuan posisi (stakeout) secara tepat menggunakan alat yang bernama
teodolit, sebagai kontrol saat pemancangan berlangsung. Penentuan titik-titik BM (bench mark)
yang dipakai untuk referensi posisi alat ukur berdiri disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan
maksud memudahkan pengukuran dan sasaran tidak terhalang.
Steel sheet pile kemudian digetarkan menggunakan vibro hammer sampai kedalaman yang
dikehendaki. Steel sheet pile dipancang pada tempatnya untuk tahap 1 cukup pada kedalaman
agar steel sheet pile dapat berdiri sendiri dengan stabil.
Pile-pile yang tersisa kemudian dipancang satu per satu seluruhnya ke dalam tanah
dengan mengikuti alur sambungan dengan steel sheet pile yang telah dipancang lebih dulu,
dengan kedalaman yang sama. Begitu seterusnya dengan steel sheet pile selanjutnya sampai
kedalaman 9 m.
d) Pengendalian Mutu
Tinjauan pengendalian mutu dalam proyek yang harus diperhatikan dalam pekerjaan ini
adalah sebagai berikut:
1. Baja turap yang digunakan harus memenuhi kriteria sesuai dengan SNI 07-0722-1989.
2. Perpanjangan tiang baja harus dilakukan dengan pengelasan (bila ada)
3. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula
dapat ditingkatkan (bila ada)
4. Bahan las yang digunakan harus sesuai dengan bahan dasar elemen struktur baja yang
akan disambung untuk memastikan bahwa sambungan dapat dipertanggung jawabkan.
(bila ada).
5. Tiang baja yang cacat tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.
6. Tiang baja harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan
ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun naik baik
musim hujan maupun kemarau unruk menghindari karat.
7. Pelaksanaan pemancangan tidak boleh dilaksanakan selama turun hujan.
8. Apabila hujan turun tiba-tiba saat pemancangan sedang dilaksanakan, maka pekerjaan pada titik
tiang yang sedang dipancang dapat dihentikan.
b. Ground Anchor
Pelaksanaan ground anchor dikerjakan setelah pekerjaan galian tanah, berdasarkan
perhitungan konstruksi pemancangan steel sheet pile free standing tidak mampu menahan geser
dan guling akibat tekanan tanah aktif maka dilakukan penambahan kekuatan dengan ground
anchor. Pada proyek ini ground anchor yang dipergunakan adalah tipe temporary anchor yang
dapat dilepas setelah selesainya masa konstruksi. Kabel prategang yang digunakan adalah tipe
wire strand II. Angkur dipasang berdasarkan layer menurut pembebanan di sisi luar area galian.
Adapun rencana pengangkuran tersebut dibagi menjadi 3 layer dengan kedalaman galian 0 - 2.5
m, 2.5 - 4 m, dan 4 - 6 m. Pengangkuran steel sheet pile dengan kedalaman 2.5 m sebanyak 17
titik, kedalaman 4 m sebanyak 21 titik, dan kedalaman 6 m sebanyak 17 titik.
Tabel 4 Daftar jumlah rencana titik dan kedalaman pengangkuran
No.
1.
2.
3.
Nama
Kedalaman (m)
2.5
4.0
6.0
17
21
17
Layer 1
Layer 2
Layer 3
Pengeboran lubang angkur pada sheet pile dilakukan setelah lembar tiang baja telah
terpancang dan tersambung semua dan dikerjakan setelah galian tanah. Kabel prategang
dimasukkan ke dalam lubang hasil pengeboran hingga mencapai kedalaman rencana sedalam 34
m kemudian dilakukan pekerjaan grouting. Pelaksanaan pekerjaan grouting semen yang
digunakan adalah semen PPC tipe 1 yang dicampur dengan bahan additive dan air. Karena
pengangkuran tidak mungkin dilakukan di tiap sheet pile, maka dibuatlah waller beam sebagai
pengikat antar pile. Waller beam juga difungsikan sebagai dudukan angkur. Pemasangan waller
beam dilakukan setelah grouting telah selesai dikerjakan. Pada saat pelaksanaan stressing
dilakukan dengan kekuatan hingga mencapai 70 ton.
a) Peralatan, Bahan, dan Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan suatu proyek agar lancar dan memenuhi targer mutu dan waktu harus
didukung oleh peralatan yang memadai, kebutuhan bahan yang cukup, serta tenaga pelaksana
yang profesional. Dibawah ini terdapat tabel kebutuhan alat dan bahan untuk pekerjaan ground
anchor proyek Pembangunan Water Intake PLTU Kupang, serta tabel matrik SDM yang terlibat
selama pelaksanaan pekerjaan.
No.
Nama
Gambar
Spesifikasi
1.
Alat Bor
- Toho
- Kapasitas 5 Kw
- 4 unit
2.
Pompa
- Sanchin
- Kapasitas 20 Psi
- 4 unit
3.
4.
Hydraulic Pump
- DSI R2.6
5.
Hydraulic Jack
- DSI HOZ
1700/150-60
- Kapasitas 150 ton
Grout hog
No.
Nama
6.
Las listrik
7.
Cutting tos
Gambar
Spesifikasi
- Inverter Nlg
MMA-160
- Kapasitas 5 KVA
- 4 unit
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama
Strand 12.7 mm
Semen PPC
Sikament LN + Intraplast Z
Baja WF 300 x 150 x 6.5 x 9 mm x 12 m
Plat 6 mm x 4 x 8
Stiffener plate L
Tabel 7 SDM dalam pekerjaan ground anchor
No
1
2
a
b
c
d
f
g
i
Tugas/Jabatan
Jumlah
Owner
Kontraktor
Site Manager
Pelaksana
Laborat
Surveyor
Pembantu Surveyor
K3
Engineer
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
2 orang
2 orang
1 orang
No
k
l
m
n
Tugas/Jabatan
Jumlah
Supervisor
For man
Pekerja
Tukang las
1 orang
2 orang
9 orang
10 orang
b) Persiapan K3 (Safety)
Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus diutamakan dalam
pelaksanaan proyek konstruksi, sehingga semua peralatan pendukung K3 tersebut haruslah
tersedia, seperti:
1. Safety helmet
Mulai
2. Sarung tangan
3. Kacamata
4. Sepatu boots
Gambar
Penentuan titik
5. Rompi
6. Rambu-rambu peringatan
Pengeboran
tidak
c) Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ground anchor
dilakukan
pekerjaan galian tanah. Pekerjaan
Kedalaman
17setelah
m?
ground anchor terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya penentuan posisi titik angkur,
pengeboran tanah, instalasi tendon anchor, grouting tendon anchor, pemasangan waller beam,
ya
dan stressing tendon anchor.
Instalasi Strand
Tahapan pelaksanaan pekerjaan ground anchor dilakukan seperti diagram alir dibawah ini.
Grouting
tidak
Cek?
ya
Pemasangan waller beam
Stressing
Selesai
Berikut ini penjelasan dari metode pelaksanaan ground anchor pada proyek Pembangunan
Water Intake PLTU Kupang:
1. Penentuan Titik
Proses ini dilakukan untuk menentukan titik ground anchor pada posisi yang sesuai dengan shop
drawing. Titik yang akan diangkur terlebih dahulu ditandai pada steel sheet pile dengan cat
semprot seperti terlihat pada gambar 18. Setelah itu titik tersebut dipotong dengan alat cutting tos
untuk selanjutnya dilakukan pengeboran.
2. Pengeboran (Drilling)
Jenis pengeboran yang digunakan pada proyek ini adalah rotary drilling, dimana mesin bor
tersebut duduk di landasan kayu di atas tanah. Kotoran atau lumpur hasil pengeboran dikeluarkan
dari lubang bor dengan menyemprotkan air ke dalam lubang bor. Diameter pengeboran 15 cm
dengan kedalaman sampai 34 meter dan kemiringan sudut 30.
b. Lakukan penarikan
Pengendalian Mutu
Tinjauan pengendalian mutu dalam proyek yang harus diperhatikan dalam pekerjaan ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula
dapat ditingkatkan.
2. Bahan las yang digunakan harus sesuai dengan bahan dasar elemen struktur baja yang
akan disambung untuk memastikan bahwa sambungan dapat dipertanggung jawabkan.
3. Mutu campuran grouting harus terdiri dari semen portland biasa dan air. Rasio air semen harus serendah mungkin sesuai dengan sifat kelecakan (workability) yang
diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 0,45.
4. Semen yang digunakan untuk dijadikan pasta harus sesuai dengan SNI 15-2049-1994
5. Penggunaan kadar bahan tambahan (admixture) harus sesuai dengan persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat
6. Bahan plasticizer yang umum diperdagangkan untuk penyuntikan (grouting) harus
digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Bahan ini tidak boleh
mengandung chlorida, nitrat, sulfat atau sulfida.
7. Jumlah benda uji minimum baik untuk sistem pra tarik maupun sistem pasca tarik adalah
3 (tiga) buah atau sekurang-kurangnya 1 (satu) benda uji untuk setiap 20 ton berat bahan.
8. Pengujian kuat tekan harus sesuai dengan SNI 03-1974-1990
9. Untaian kawat (strand) prategang harus terdiri dari 7 kawat (wire) dengan kuat tarik
tinggi dengan panjang menerus tanpa sambungan atau kopel dan sesuai dengan SNI 071154-1989
10. Bahan wire, strand, stress bar, angkur, selongsong (ducting) harus disimpan di bawah
atap yang kedap air, diletakkan terpisah dari permukan tanah dan harus dilindungi dari
setiap kemungkinan kerusakan.
11. Pelaksanaan grouting tidak boleh dilaksanakan selama turun hujan dan setelah hujan
dimana diperkirakan terdapat air/lumpur di dalam lubang bor.
12. Apabila hujan turun tiba-tiba saat grouting semen sedang dilaksanakan, maka pekerjaan
pada titik yang sedang diisi dapat dilanjutkan sampai selesai namun setelah itu pekerjaan
harus dihentikan.
13. Angkur harus mampu menahan paling sedikit 95% kuat tarik minimum baja prategang
saat stressing.
3. Galian Tanah
a. Galian Tanah Keras dan Cadas yang Lunak
Untuk pemotongan / penggalian tanah cadas yang agak lunak dapat menggunakan
buldoser saja, yaitu cadas tersebut digaruk dahulu dengan ripper dari buldoser. Tanah
cadas yang telah hancur setelah digaruk dengan ripper, kemudian dipotong dan didorong
dengan blade di depan untuk dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang merupakan
stock untuk diproses berikutnya.
Kapan dan pada kasus jenis tanah yang bagaimana ripper dapat digunakan secara effisien.
Cara untuk mengetahui ini adalah dengan seismoghraphic method, yaitu dengan cara
menentukan kecepatan perambatan gelombang suara pada batuan di bawah permukaan
tanah. Kecepatan perambatan gelombang suara ini akan berbeda-beda pada batuan yang
keras dan yang lunak, sehingga dengan mengukur kecepatan perambatan suara ini dapat
ditentukan penggalian dengan ripper atau dengan cara peledakan. Jika sangat keras
terpaksa harus dengan cara peledakan.
Gambar 30 A. Ripper yang bergerak secara paralel. B. Ripper yang bergerak melalui engsel
b. Galian Cadas Keras dan Batuan Keras / Rock
Cadas batuan yang keras, dimana batasannya adalah penggarukan dengan ripper dari
buldoser sudah tidak mampu lagi, maka cara penggaliannya ada dua macam, berdasarkan :
- Volume tanah yang harus digali hanya sedikit atau tanah yang harus harus dipotong tipis
saja.
- Volume tanah yang harus digali sangat besar dan tebal.
Jika volume tanah yang harus digali hanya sedikit atau tanah yang harus dipotong tipis
saja, maka pemotongan cukup dengan menggunakan jackhammers. Disini kita cukup
dengan menggunakan mesin compressor yang besar sehingga cukup untuk beberapa
jackhammers.
Gambar 31. penggunaan jackhammer untuk pemotongan tanah keras. Perlu menggunakan
mesin compressor yang besar agar dapat digunakan untuk beberapa mesin jackhammers
Jika tanah yang harus dipotong sangat tebal dan sangat banyak volumenya, maka perlu
dipertimbangkan dengan menggunakan cara peledakan. Pada dasarnya peledakan adalah
metode bantuan agar pelaksanaan penggalian tanah batuan yang keras dapat terlaksana
dengan mudah. Dengan peledakan berarti akan menjadikan tanah batuan menjadi lepas
berkeping-keping halus, karena energi yang dihasilkan oleh bahan peledak, sehingga
mudah diambil maupun didorong dengan mesin buldoser.
Untuk pembuatan lubang dengan mesin biasanya menggunakan crawler drill (ada yang
menyebut track-mounted drill), yang dapat membuat lubang dengan diameter 1 sampai
6, tergantung kebutuhan besar energi peledaknya dan kedalaman bisa sampai mencapai
15 M bahkan bisa lebih dari itu.
Gambar 32 track-mounted drill ada yang menyebut crawler drill, menggerakan mesin dengan
kompressor
Gambar 33 sketsa salah satu bentuk dari mata bor (bit) yang menggunakan crawler drill
1) Bahan Peledak
Bahan peledak yang biasanya digunakan adalah behan peledak ammonium nitrate, baik
peledak dibawah tanah/ terowongan.bahan peledak ini dapat dimasukan ke dalam lubang
vertikal, atau jika posisi lubang horisontal, maka cara memasukannya dengan selang
plastik dan ditekan sedikit dengan compressor pada tekanan kira-kira 10 psi. Untuk tanah
yang mengandung banyak air tanah, bahan ini perlu dilindungi dengan kantong plastik agar
bahan peledak tidak bercampur dengan air.
Untuk meledakan bahan peledak ini perlu adanya detonator yang diletakan dibawah,
kadang-kadang juga diletakan diantara kedalaman tersebut.
Setelah bahan peledak dan detonator selesai diletakan dibawah lubang, sisa lubang diatas
ditutup kembali, yang disebut dengan stemming. Bahan untuk stemming ini adalah untuk
memperbesar pengaruh dari ledakan. Kadang-kadang diperlukan juga pengisian bahan
Gambar 35 A. Sketsa urutan peledakan B. Cara pengeboran. Urutan peledakan adalah 1,2,3,4,5
Dari beberapa pengalaman menyatakan bahwa lubang peledakan dengan posisi miring 10o 40o
lebih effisien dari pada dengan posisi yang tegak. Dengan posisi lubang peledakan yang miring,
fragmentasi hasil perpecahannya cadas keras/tuff lebih kecil, sehingga mudah untuk
pengangkutannya dengan mesin.
Gambar 36 dua cara metode pengeboran, miring 10o- 40o, dan vertikal
Rumus yang digunakan untuk menentukan jarak lubag peledakan, digunakan rumus yang
dikembangkan dari rumus Monsanto
P
R=0,02
S
R
P
S
=
=
=
Setelah stake out / pematokan, disiapkan form work untuk pengecoran lantai kerja.
Pengecoran lantai kerja dengan ketebalan 10 cm (beton klas E) dilaksanakan dengan
memperhatikan elevasi dan kerataan permukaannya (dimotitor oleh team surveyor)
Stair Platform