DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL – SEMESTER 1
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
KONTRUKSI DAN STRUKTUR BANGUNAN TIDAK
BERTINGKAT
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu
bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi
dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan
satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur
disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan
pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang
mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk
menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif
sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan)
infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL,
metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan / anggaran, disertai dengan
jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan material
bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh
keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll.
KONTRUKSI BAGUNAN BAGIAN BAWAH (BOTTOM STRUCTUR)
Pondasi dangkal
Jenis pondasi dangkal kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya
beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan
ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau
pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah
keras. Berikut yang termasuk pondasi dangkal diantaranya:
Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat,
rumah kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.
Pondasi Batu Bata / rollag bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan
dasar batu bata. Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga
dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke
tanah. Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi yang
diaplikasikan untuk menopang berat beban pada bangunan. Namun, pada
saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan.Selain mahal,
pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki
kekuatan yang bisa diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan
untuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.
Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali. Pondasi
batu kali sering kita temuin pada bangunan – bangunan rumah
tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena selain kuat, pondasi ini pun
masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium dengan ukuran tinggi 60 –
80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 Cm.
Bahan lain yang murah sebagai alternatif pengganti pondasi batu kali adalah
memanfaatkan bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau
beton bongkaran jalan. Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan
untuk pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d K-
300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat adukukan semen
dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata, tentu bongkaran
bekas beton jauh lebih kuat. Ukurannya rata – rata 30 x 30 cm.
Pondasi bor mini (Strauss Pile). Pondasi bor mini atau strauss pile ini
digunakan pada kondisi tanah yang jelek, seperti bekas empang atau rawa
yang lapisan tanah kerasnya berada jauh dari permukaan tanah.Pondasi ini
bisa digunakan untuk rumah tinggal sederhna atau bangunan dua lantai.
Kedalamannya 2 – 5 meter. Ukuran diameter pondasi mulai dari 20, 30 dan
40 Cm. Pengerjaannya dengan mesin bor atau secara manual.Di atas
pondasi bor mini ada blok beton ( pile cap ).Pile cap ini merupakan media
untuk mengikat kolom dengan sloof.
Pondasi Telapak/ Footplat
Dll
2. PONDASI TIANG PANCANG
Jenis pondasi dalam digunakan untuk menyalurkan beban bangunan
melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih
keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya.
Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.
Sebagai bagian dari pondasi dalam diantaranya:
Pondasi tiang pancang (driven pile). Tiang pancang pada dasarnya sama
dengan bore pile, hanya sja yang membedakan bahan dasarnya.Tiang
pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung
ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung tiang
pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak
memerlukan proses pengeboran.
Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2
meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.Sebelum
memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan
menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya dukung tanah yang
sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan
kedalam permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan
beton.Pondasi ini berdiameter 20 Cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri
dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.
3. SLOOF
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof
berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban
yang tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga
berfungsi sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi
pergerakan tanah. Sebagai tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap
gempa maka disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan
memberikan angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun
angka ini dapat berubah untuk bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat
banyak.
Secara singkat, Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara
horisontal di atas pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan
tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat
antara dinding pondasi dengan kolom.
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai
satu , lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah
diameter 10 mm (4 d 10 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm
berjarak 15 cm ( d 8 – 15).
Secara garis besar sloof merupakan bagian dari beton bertulang yang
diletakkan secara horizontal di atas pondasi. Sloof biasanya terbuat dari konstruksi
beton bertulang. Namun berdasarkan konstruksinya ada beberapa macam sloof,
antara lain :
1. KOLOM
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis
kolom beton bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi
untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari
tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi
cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran
seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi
batang tulangan pokok memanjang.
Kolom Utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama
yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah
3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan
apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan
harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal
lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel
d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm
maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
Kolom Praktis Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga
sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau
pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan
tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas,
artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini
akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran
kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang
didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus
dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang
sama.
Prinsip penerusan Gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai
kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai
dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah
jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal
dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada
pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.
2. KONSTRUKSI DINDING BANGUNAN
Pengertian Dinding
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi
suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur
lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau
melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding
struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding
penahan (retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan
langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca.
Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding
kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan
berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa
bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding
ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang
berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non
struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-
ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai
kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra
cetak)
Jenis jenis dinding dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, sebagai
berikut:
a) Dinding Batu Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk
dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus
memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan
bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu
(non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2
batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi
untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada
bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding
pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik
dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya.
b) Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/
cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang
ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako
pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi
berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding
batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan
bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan
tidak boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan
pada kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan
berakhir di tengah – tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari
kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako.
Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan
c) Dinding kayu
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional
di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi
seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan
dinding struktural.
3. LANTAI
Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran
penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi
lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk
karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul
adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah
digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan
sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari,
duduk di lantai, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar,
misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara
menyeretnya. Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-
beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di atasnya.
Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk
karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep
apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan
seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.
Plester (concrete)
Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena
diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun
perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan
lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna
semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada
luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan
material dan harus ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak
bagus. Namun penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang
berdampak pada tidak sedapnya pandangan estetika.
Keramik
Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai
tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai
rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam
perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur
keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain.
Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya
Marmer
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah.
Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan
material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer
adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar
membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan
dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.
Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan
diperlukan cara khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan
material lantai yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki
dana berlebih yang sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.
Granit
Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata
parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu
solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis
lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah
hasil printing.
Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu
kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di
taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis
batu ini cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang
lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam.
Tapi hal itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini
memiliki kesan dingin.
4. PELAT LANTAI (FLOOR PLATE)
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak
kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar
lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung,
bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam
waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak
diperhitungkan.
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda.
Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi
untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus
memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksi kuda–kuda terdiri dari
rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap
serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama
lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang
kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa
mengalami perubahan.
Pada bagian konstruksi atap terdapat berbagai bagian penting sebagai
pendukung utama berdirinya konstruksi atap tersebut, seperti berikut :
a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil
pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk,
orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda.
Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-
kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas
titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan
panjang usuk yang tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF.
Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan
sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi
sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang
terjadi pada gording.
Gording kayu biasanya memiliki dimensi : panjang maksimal 4 m, tinggi 12
cm dan lebar 8 cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m.
Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan
mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10
s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12
meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.
b. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework
yang disebut jurai. Juraidi bedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar.
c. Sagrod
Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua
ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser
(diperpanjang/diperpendek).
d. Usuk / kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan
panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu
dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan
gording dengan menggunakan paku.
Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari
pecah pada ujung-ujung usuk.
e. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang
sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke
usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak
digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng
akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan
Panjang dari penutup atapnya (genteng).
Kuda-kuda dari type bahan yang dipakai ada sebagian jenis diantaranya :
Untuk bentang 15 meter, bentuk seperti bentang 9 meter akan tetapi di mensi kayu
8/12 di ganti dengan 8/15, sedangkan 5/10 diganti dengan 6/12.
SELESAI EREXTION
SAMBUNGAN KUDA-KUDA DAN GORDING
yaitu kuda-kuda yang terbuat dari beton bertulang, pada catatan ini yang kami
tampilkan
yaitu kuda-kuda yang biasa dipakai untuk tempat tinggal, dengan jarak tumpuan
bebas 4
mtr., namun jika jarak tumpuan kian lebih 4 mtr., maka dibutuhkan perhitungan
susunan.
kuda-kuda yang terbuat dari pasangan bata umumnya disebut gunungan, serta
kerap dipakai pada atap jenis pelana, atau pada atap jenis lain namun posisi kuda-
kuda diletakan di bagian sedang.
kuda-kuda baja mudah, terbuat dari baja anti karat, pertarama kali dikembangkan
olen pryda australia, dahulu kerap dimaksud dengan atap pryda, perhitungan cost
yakni m2 luas atap. untuk menentukan atap baja mudah baiknya pakai perusahaan
yang telah populer dibidang atap baja mudah. janganlah asal tentukan, karna atap
baja mudah sistemnya yaitu cremona hingga jika kesalahan saat menyambung
componen dapat menyebabkan fatal.
STRUKTUR BANGUNAN
Seni bangunan atau arsitektur adalah seni sejak adanya manusia dan disebut
seni terikat, karena bangunan gedung dipakai oleh manusia dan bahan-bahan
bangunan yang sifatnya dibatasi kemampuannya. Seni bangunan adalah seni dan
teknik dengan mengikutsertakan faktor-faktor falsafah, religi, tradisi, seni dan ilmu
pengetahuan.
Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada
bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu
keluarga yang bersifat sederhana, ataukah tempat berkumpul atau bekerja bagi
banyak orang, seperti perkantoran, gedung ibadah, hotel, gedung bioskop, stasiun
dan sebagainya. Maka fungsi dari struktur ialah untuk melindungi suatu ruang
tertentu terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan alam dan menyalurkannya
semua macam beban ke tanah. Beban-beban yang dipikulnya, berat bahan dari
elemen-elemen beserta berat strukturnya sendiri disalurkan oleh struktur atau
kerangka bangunan kekulit bumi. Kecuali beban tersebut, struktur harus dapt
memikul beban lain akibat dari angin dan gempa bumi.
Struktur Bangunan Gedung adalah oganisasi daripada elemen-elemen
ataupun komponen-komponen bangunan yang mendukung dapat berfungsinya
bangunan gedung dengan baik. Sistem struktur adalah bentuk organisasi daripada
elemen-elemen struktur yang ditujukan untuk menyalurkan beban secara
karakteristik.
Konstruksi
· Pelaksanaan.
· Hubungan antara elemen struktur.
konstruksi merupakan jaminan untuk stabilitas sistem struktur
Sistem konstruksi adalah cara bagaimana struktur bangunan gedung dilaksanakan
(masalah kekuatan, sambungan-sambungan per elemen/bagian yang disambung
secara detail).
Pembebanan struktur bangunan adalah beraneka ragam dan rumit
(kompleks). Bangunan menampung orang-orang yang hidup, barang-barang yang
dapat dipindahkan, beban angin yang berubah-ubah, berat struktur dan bahan-
bahan bangunan yang statis semuanya dipikul ileh struktur atau kerangka bangunan
dan sisalurkan ketanah melalui pondasi.
Menurut sistem penyaluran bebannya struktur bangunan gedung dibagi
sebagai berikut:
Struktur Utama adalah organisasi dari elemen-elemen ataupun
komponen- komponen bangunan yang menyalurkan beban ketanah dan
tanpa adanya struktur ini bangunan tidak dapat berfungsi dengan baik
Struktur pendukung adalah susunan elemen-elemen ataupun komponen
bangunan yang mendukung struktur utama supaya dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik
Banyak variasi pembebanan pada struktur bangunan. Beban-beban tersebut
diatas dapat ditentukan dan diberi kode atau tanda dalam perencanaan struktur.
Beban dibedakan menjadi:
Beban Mati adalah beratnya struktur sendiri.
Beban hidup adalah berat beban yang dapat berpindah-pindah atau
berubah arah seperti mesin, orang, penyekat fleksibel (partition), air
hujan, salju, dsb.
Beban Angin. STRUKTUR KONSTRUKSI I Lilik Setiawan
Beban Termis.
Gerakan bangunan akibat gerakan tanah.
Goyangan bangunan akibat gempa bumi.
Beban Dinamis.
4 faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan:
1. Estetika, sebagai dasar keindahan dan keserasian bangunan yang mampu
memberikan rasa bangga kepada pemilknya.
2. Fungsional, disesuaikan dengan pemanfaatan dan penggunaannya sehingga dalam
pemakaiannya dapat memberikan kenikmatan dan kenyamanan.
3. Struktural, mempunyai struktur yang kuat dan mantap yang dapat memberikan
kenikmatan dan kenyamanan.
4. Ekonomis, pendimensian elemen bangunan yang proporsional dan penggunaan
bahan bangunan yang memadai sehingga bangunan awet dan mempunyai umur
pakai yang panjang.