Disusun oleh :
ERFIAN DWI NUGROHO
(1842100011)
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Tugas Geologi Rekayasa ini dapat diselesaikan.
Tugas Geologi Rekayasa ini diberikan kepada Mahasiswa Teknik Sipil UNWIDHA KLATEN
dengan maksud agar mahasiswa mendapat pengetahuan dan memperjelas teori yang diberikan pada
saat perkuliahan.
Dalam penyusunan Tugas Geologi Rekayasa ini, penyusun telah menyelesaikan tugasnya dengan
baik, oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Hari Dwi Wahyudi, ST. M.Eng selaku dosen pembimbing Geologi Rekayasa Program
Studi Teknik Sipil Universitas Widya Dharma Klaten.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas Geologi Rekayaa ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan. Semoga Tugas Geologi
Rekayasa ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan rekan mahasiswa pada
umumnya.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………...
Daftar isi………………………………………………………………………………………………
Abstrak…………………………………………………………………………………………….......
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………………
1.2. Ruang lingkup……………………………………………………………………………….
BAB 2 ISI
2.1. Geomorfologi………………………………………………………………………………..
2.2. Litologi dan Sifat Keteknikan……………………………………………………………….
2.3. Struktur Geologi……………………………………………………………………………..
2.4. Tata Guna Lahan…………………………………………………………………………….
2.5. Kedalaman Fondasi………………………………………………………………………….
2.6. Tipe Perkerasan Landasan Pacu……………………………………………………………..
2.7. Zonasi Kebencanaan…………………………………………………………………………
2.7.1. Garis Sempadan Banjir………………………………………………………………
2.7.2. Percepatan Tanah Maksimum (PGA)………………………………………………..
2.7.3. Zona Inundasi Tsunami……………………………………………………………...
2.7.4. Analisis Potensi Kebencanaan……………………………………………………….
BAB 3 KESIMPULAN
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………
ABSTRAK
Atas pertimbangan pemerintah akan peningkatan kebutuhan penerbangan dan keamanan terhadap
penduduk sekitar, Bandara Adisutjipto direncanakan akan dipindahkan ke kawasan sepanjang
Pantai Congot-Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian kondisi geologi teknik pada kawasan tersebut. Penelitian
diawali dengan pemetaan geologi teknik yang terdiri dari aspek morfologi, litologi dan sifat
keteknikan, tata guna lahan, serta struktur geologi. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan uji
Dynamic Cone Penetrometer (DCP) di lapangan dan analisis data sekunder, yaitu Cone
Penetration Test (CPT), California Bearing Ratio (CBR), pemboran, master plan bandara baru
Yogyakarta oleh PUSTRAL UGM, peta landaan tsunami BPDP-BPPT Yogyakarta, peta potensi
banjir Yogyakarta pada Juni 2017 oleh BMKG Yogyakarta, serta peta percepatan tanah maksimum
kawasan Yogyakarta oleh Tim Revisi Gempa Indonesia 2010. Data tersebut digunakan untuk
penentuan daya dukung tanah, tipe tanah, tipe perkerasan landasan pacu, kedalaman fondasi, garis
sempadan, percepatan tanah maksimum, dan zona inundasi tsunami. Lokasi penelitian terdiri dari
morfologi
satuan dataran pantai, dataran alluvial, dan dataran fluvial, litologi berupa endapan pasir dengan
kondisi lapuk pada area pemukiman dengan nilai daya dukung tanah (qa) yang diijinkan antara
0,32-5,57 kg/cm2 dan tidak lapuk pada kawasan gumuk pasir pantai dengan nilai qa antara 0,17-
5,58 kg/cm2. Perkerasan yang sesuai untuk landasan pacu kawasan tersebut, yaitu low rigid
pavement dengan kedalaman fondasi mencapai 3,94 m. Desain konstruksi yang sesuai dapat
meminimalisasi resiko potensi kebencanaan untuk pembangunan bandara pada kawasan tersebut.
Kata Kunci : daya dukung tanah, geologi teknik, kebencanaan, Kulon Progo
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi teknik yang mencakup aspek morfologi, litologi dan sifat keteknikannya, struktur geologi,
dan hidrogeologi adalah hal yang perlu dipertimbangkan oleh seorang ahli geologi untuk
menentukan calon lokasi suatu kawasan konstruksi. Beberapa aspek ini berkonstribusi besar
terhadap perencanaan konstruksi yang dilakukan oleh ahli sipil. Aspek kebencanaan juga perlu
mendapat perhatian untuk mencegah adanya kerusakan terhadap konstruksi yang telah didirikan.
Ahli geologi diperlukan untuk memberikan rekomendasi kemungkinan bencana geologi yang akan
terjadi berdasarkan kondisi geologi yang menyusun kawasan konstruksi tersebut. Dengan adanya
analisis kebencanaan terhadap suatu kawasan konstruksi, diharapkan dapat mengantisipasi bencana
tersebut dengan meminimalisasi dampak negatif yang dihasilkan.
Menurut PT. Angkasa Pura 1 (2012), salah satu bandara di Yogyakarta, Bandara Adisutjipto, sudah
dilakukan evaluasi pembangunannya dan dapat dikatakan kurang aman karena lokasinya sangat
dekat dengan pemukiman padat penduduk. Selain itu, bandara ini diperkirakan tidak dapat
memenuhi seluruh kebutuhan penerbangan di kawasan Yogyakarta yang merupakan kawasan
wisata, yaitu mencapai 2 - 3 juta penumpang pertahunnya. Oleh karena itu, PT. Angkasa Pura 1
(Persero) bersama Pemerintah DaerahIstimewa Yogyakarta berencana untuk memindahkan
Bandara Yogyakarta ke tempat yang lebih aman untuk penerbangan. Lokasi yang ditetapkan
sebagai pengganti Bandara Adisutjipto yaitu sepanjang Pantai Congot – Glagah, Kecamatan
Temon, Kabupaten Kulon Progo. Kawasan ini dipilih dengan pertimbangan yang menyangkut
aspek keamanan dalam operasi penerbangan karena daerah tersebut memiliki kemiringan lereng
yang kecil dan akses yang mudah dijangkau dari dan ke Kota Yogyakarta.
1.2. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi geologi rekayasa lokasi bandara dengan
melakukan pemetaan geologi rekayasa dan teknik yang terdiri dari aspek morfologi, litologi dan
sifat keteknikannya, struktur geologi, dan tata guna lahan. Data kebencanaan geologi seperti peta
landaan tsunami kawasan Kulon Progo oleh BPDP-BPPT, peta potensi banjir Yogyakarta Maret -
Mei 2015 oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta peta percepatan
maksimum tanah (Peak Ground Acceleration / PGA) Indonesia yang difokuskan terhadap lokasi
penelitian oleh Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010 dianalisis di penelitian ini. Lokasi
penelitian ini berada di sepanjang Pantai Congot - Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dimana bandara baru direncanakan akan dibangun.
2. ISI
2.1. Geomorfologi
Menurut Bemmelen (1949), Kulon Progo merupakan zona Jawa Tengah bagian selatan berupa
plato yang luas, juga merupakan tinggian yang dibatasi oleh depresi Kebumen di bagian barat dan
depresi Yogyakarta di bagian timur. Kulon Progo terbagi menjadi 5 satuan geomorfologi
berdasarkan relief dan proses terbentuknya, yaitu Satuan Pegunungan Kulon Progo, Satuan
Perbukitan Sentolo, Satuan Teras Progo, Satuan Dataran Alluvial, dan Satuan Dataran Pantai.
Aspek geomorfologi merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam perencanaan
konstruksi. Morfologi di kawasan ini tergolong dataran rata karena didasarkan pada kemiringan
lereng sekitar yang relatif datar. Secara morfogenesa, kawasan ini tergolong didominasi oleh proses
pasang surut air laut karena lokasinya yang sangat dekat dengan laut (pantai), sehingga morfologi
secara umum di kawasan ini yaitu satuan dataran alluvial pantai (coastal alluvial plain).
Beban Mati = Luas bangunan x Tebal Beton x Berat beton bertulang standar x Koefisien
Reduksi
= 106.500 m2 x 0,125 m x 2400 kg/m2 x 0,9
= 28.755.000 kg
Beban Hidup = [(Luas bangunan x beban lantai)+(Luas bangunan x beban atap)] x
koefisien reduksi beban hidup kumulatif x koefisien reduksi untuk
peninjauan gempa
= [(106.500 m2 x 100 kg/m2) + (106.500 m2 x 100 kg/m2)] x 0,9 x 0,9
= 17.253.000 kg
Beban Angin = Luas bangunan x standar beban bangunan di dekat pantai
= 106.500 m2 x 40 kg/m2
= 4.260.000 kg
Beban Gempa = Beban nominal x Daktilitas x Probabilitas terlampaui beban dalam 50 tahun
= (29.755.000 + 17.253.000) kg x 5,3 x 0,1
= 46.008.000 kg x 5,3 x 0,1
= 24.384.000 kg
Maka, total beban yang bekerja disalurkan kepada fondasi yaitu :
Total Beban = Beban Mati + Beban Hidup + Beban Angin + Beban Gempa
= 28.755.000 kg + 17.253.000 kg + 4.260.000 kg + 24.384.000 kg
= 74.652.240 kg
Fondasi yang direncanakan untuk menahan beban ini dan biasa digunakan, yaitu
fondasi telapak (tapak) dengan alas berbentuk balok berjumlah 1200 buah dengan ukuran
150 cm x 150 cm. Maka, beban yang bekerja tiap fondasi tapak, yaitu :
Beban tiap fondasi = Total Beban : Jumlah fondasi
= 74.652.240 kg : 1200
= 62.210,2 kg
Maka, daya dukung fondasi yang diijinkan (qa) untuk bangunan ini, yaitu :
qa bangunan rencana = Beban tiap fondasi : Luas ukuran rencana fondasi
= 62.210,2 kg : (150 cm x 150 cm)
= 2,76 kg/cm2
Bangunan akan aman jika daya dukung tanah yang diijinkan (qa tanah) lebih besar dari daya
dukung bangunan rencana (qa fondasi), sehingga akan lebih baik jika fondasi diletakkan di lapisan
tanah yang memiliki nilai daya dukung yang lebih besar dari daya dukung fondasinya
3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai penyelidikan geologi teknik di lokasi
pembangunan bandara baru di sepanjang Pantai Congot - Glagah, Kecamatan Temon, Daerah
Istimewa Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
• Kondisi geologi teknik kawasan ini mendukung perencanaan pembangunan bandara karena
memenuhi syarat morfologi datar dan terdiri dari sedimen pasir yang mampu menampung air
dalam jumlah yang cukup, meskipun dari sifat keteknikan bersifat lepas dan lunak akibat
perbedaan agen sedimentasi pada suksesi vertikal dan lateral.
• Kedalaman fondasi yang dianjurkan yaitu 3,9 meter di bawah datum lokal dan didukung dengan
tipe sedimen jenis dense or cemented sand.
• Tipe perkerasan yang cocok untuk landasan pacu yaitu perkerasan kaku dengan tipe C (lowrigid
pavement) dengan tebal sekitar 1,5 meter agar mampu dilintasi pesawat terbesarrencana yaitu
B747-400D dan didasari dari jenis tanah yang masih lepas agar konstruksi lebih tahan lama.
• Dari analisis kebencanaan, lokasi penelitian rawan banjir, gempa, dan tsunami sehingga
pembangunan sebaiknya berjarak 5 meter dari tepi sungai. Lokasi ini mungkin 10% terlampaui
beban total pada kecepatan gempa 0,2 - 0,25 gal dan kemungkinan 2% pada kecepatan 0,4 - 0,45
gal.
• Lokasi ini berpotensi terkena landaan gelombang (run up) mencapai 3 meter. Bahaya sekunder
seperti likuifaksi dan collapse karena sifat fisis dan teknis sedimen perlu diwaspadai untuk
mengurangi dampak negatif yang dirasakan pada pembangunan sepanjang garis pantai. Dari
kesimpulan tersebut, rekomendasi yang dapat diberikan untuk perencanaan pembangunan
bandara di lokasi tersebut, yaitu :
• Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai dampak banjir di kawasan tersebut, baik drainase
maupun pasang surut air laut;
• Sistem drainase dan pemompaan bandara perlu dirancang dengan baik agar banjir yang mungkin
terjadi tidak menghambat jalannya penerbangan;
• Kualitas beton yang dijadikan sebagai fondasi bangunan terminal tersebut harus tinggi karena
berada di bawah muka air tanah serta perlunya pertimbangan beban gempa dan beban khusus
dalam konstruksi;
• Untuk mengantisipasi tsunami, perlu dilakukan peninggian kedudukan bangunan dan landasan
pacu dari gelombang maksimum yang ada di kawasan tersebut. Pembangunan pilar penahan atau
bumper pemecah air atau ombak akan menahan dampak tersebut;
• Diperlukan evaluasi bangunan tahan gempa oleh ahli sipil agar memiliki daya tahan yang tinggi
dan terhindar dari kerusakan struktur bawah ketika gempa.
Daftar Pustaka
Alif, T.F., Novita, E., Hananto, A.A., Mulyata, (2011),Peta Dasar Zonasi Tingkat
PeringatanTsunami, Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan (PDKK)-
BARKOSURTANAL, Bogor.
American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO), (1986).,
Guidefor The Design of Pavement Structures, AASHTO, Washington DC.
Austroads, (1987),A Guide to the Visual Assesment of Pavement Condition, Austroads, Australia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Direkotrat Jenderal Sumber Daya Air
Departemen Pekerjaan Umum, Badan Informasi Geospasial (BIG), (2015), Peta
PotensiBanjir Maret – Mei 2015 kawasan Yogyakarta.
https://repository.ugm.ac.id/274104/1/OHT-03