BAB 5 Aliran Dalam Pipa FINISH
BAB 5 Aliran Dalam Pipa FINISH
BAB 5
ALIRAN DALAM PIPA
5.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum aliran dalam pipa adalah:
1. Menentukan koefisien gesekan pipa dan faktor sambungan/percabangan.
2. Menunjukkan hubungan antara kehilangan energi akibat gesekan dengan
kecepatan aliran melalui pipa berdinding halus dan pipa kasar.
3. Menunjukkan hubungan antara kehilangan energi akibat perubahan
penampang pipa, sambungan/percabangan dan belokan dengan kecepatan
aliran.
64
Laporan Praktikum Mekanika Fluida 2019 65
Bab 5 Aliran Dalam Pipa
Kelompok 3
μ
υ=
ρ
................................................................................................................(5.4)
Kategori aliran :
Re < 2000 → aliran laminer
Re > 4000 → aliran turbulen
Re = 2000 – 4000 → aliran transisi
Menurut Bambang Triatmojo (1993), hubungan antar koefisien gesek pipa dengan
angka Reynolds untuk pipa halus dapat dinyatakan dengan rumus empiris sebagai
berikut:
=2 log √
1 Re f
√f 2 , 51 ............................................................................................(5.5)
dengan :
Re = Bilangan Reynolds
f = koefisien gesek pipa
dengan :
D = diameter pipa (m)
f = koefisien gesek pipa
k = kekasaran pipa
Menurut Bambang Triatmojo (1993), kehilangan energi yang terjadi akibat aliran
melalui sambungan dan percabangan standar adalah sebanding dengan kuadrat
dari kecepatan aliran sebagaimana berikut :
v2
he =α
2 g ..........................................................................................................(5.7)
dengan :
he = kehilangan energi (m)
α = faktor sambungan/percabangan
v = kecepatan aliran (m/dt)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)
Menurut Bambang Triatmojo (1993), untuk mencari harga α pada kasus pelebaran
luas penampang pipa, digunakan rumus:
( )
2
A1
α= 1−
A2
…………………………….…………………………...………(5.8)
dengan :
α = faktor sambungan/percabangan
A = luas penampang (m2)
D1/D2 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0 4,0 5,0
Α 0,08 0,17 0,26 0,34 0,37 0,41 0,43 0,45 0,46
Sudu
20º 40º 60º 80º 90º
t
Α 0,05 0,14 0,36 0,74 0,98
Tabel 5.3 Nilai α sebagai fungsi R/D untuk sudut belokan 90º
R/D 1 2 4 6 10 16 20
Α 0,35 0,19 0,17 0,22 0,32 0,38 0,42
Aplikasi dari praktikum aliran dalam pipa dalam dunia teknik sipil adalah sebagai
berikut:
1. Konsep aliran dalam pipa dapat digunakan dalam sistem pendistribusian air
minum, minyak, maupun gas bumi.
2. Konsep aliran dalam pipa dapat digunakan dalam penyaluran air bersih
maupun sanitasi pada rumah tangga.
3. Konsep aliran dalam pipa dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi
melalui pemilihan pipa yang akan digunakan dalam pendistribusian fluida cair.
5.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah air
19 20 18 17 7 15 14
21 16
21
23
22
Keterangan :
1. 6 mm smooth bore test pipe 17. Venturimeter
2. 10 mm smooth bore test pipe 18. Orifice meter
3. Artificially roughened test pipe 19. Test pipe samples
4. 17,5 mm smooth bore test pipe 20. Dump valve
5. Sudden contraction
6. Sudden enlargement
7. Ball valve 21. Sight tube
8. 45o elbow 22. Sight gauge securing screw
9. 45o “Y” junction 23. 1 m mercury nanometer
10. Gate valve
11. Global valve
12. In-line strainer
13. 90o elbow
14. 90o bend
15. 90o “T” junction
16. Pitot statis tube
Laporan Praktikum Mekanika Fluida 2019 70
Bab 5 Aliran Dalam Pipa
Kelompok 3
a
3
4. Mengatur katup nomor 3 pengatur sesuai dengan jenis pengukuran yang akan
dilakukan, yaitu :
a. Pipa halus
Laporan Praktikum Mekanika Fluida 2019 73
Bab 5 Aliran Dalam Pipa
Kelompok 3
1) Menutup V1, 10, V4 pada pengamatan 3
2) Membuka V2
3) Membuka V4 pada pengamatan 1, V4 pada pipa pengamatan 2 dan 7 pada
pipa pengamatan 4
b. Pipa kasar
1) Menutup V1, 10, V4 pada pipa pengamatan 1, V4 pada pipa pengamatan
1, V4 pada pipa pengamatan 2 dan 7 pada pipa pengamatan 4
2) Membuka V2
3) Membuka V4 pada pipa pengamatan 3 (pipa dengan dinding kasar)
c. Sambungan/Percabangan
1) Menutup/membuka katub yang sesuai untuk mendapatkan aliran melalui
sambungan atau percabangan.
2) Mengatur debit aliran dengan menggunakan katub pengontrol aliran V 6
(debit besar) atau V5 (debit kecil)
3) Menghubungkan pipa yang akan diukur kehilangan energinya dengan
manometer, dan membuka A dan B atau C dan D.
4) Melakukan pengukuran kehilangan energi dengan mengamati beda
tinggi manometer air raksa pada pipa 2 (untuk pipa halus) dan pada pipa
3 (untuk pipa kasar) serta pada sambungan atau percabangan yang
dikehendaki (untuk sambungan/percabangan).
5) Mengukur besar debit aliran yang terjadi.
6) Mengukur diameter masing-masing pipa dengan kaliper.
7) Menghitung besarnya koefisien gesek dengan menggunakan diagram
moody, lalu menghitung besarnya kehilangan energi akibat gesekan
dengan rumus yang ada.
8) Membandingkan hasil hitungan di atas dengan hasil pembacaan
manometer.
9) Membandingkan hasil antara keadaan pengaliran pada pipa berdinding
halus dengan pipa berdinding kasar.
10) Menghitung besarnya koefisien/faktor sambungan/percabangan.
Mulai
Mempersiapkan alat.
Selesai
υ = 0,724×10-6
konversi Hg = 13,6
Laporan Praktikum Mekanika Fluida 2019 76
Bab 5 Aliran Dalam Pipa
Kelompok 3
v2
h e=α
2g
he 1.6964
α act = = =0 .113067
v2
14.9302
2g
ℜ=236278,3061
Karena Re > 4000 maka termasuk aliran turbulen.
( ) (
A1 2
)
2
7.85 71 ∙10−5
α analitis= 1− = 1−
A2 2.40 6 3 ∙10−4
α analitis=0.4536
Laporan Praktikum Mekanika Fluida 2019 79
Bab 5 Aliran Dalam Pipa
Kelompok 3
ℜ=14 6492,5498
Karena Re > 4000 maka termasuk aliran turbulen.
ℜ=228894.6091
Karena Re > 4000 maka termasuk aliran turbulen.
f. Menentukan f analitis
1 ℜ∙ √ f
=2 log
√f 2.51
1 228894.6091 ∙ √ f
=2 log
√f 2.51
Dengan cara trial didapatkan :
f analitis=0.012499782
ℜ=151544,017
Karena Re > 4000 maka termasuk aliran turbulen.
f. Menentukan f analitis
1 ℜ∙ √ f
=2 log
√f 2.51
1 151544.017 ∙ √ f
=2 log
√f 2.51
Dengan cara trial didapatkan :
f analitis=0.01238008
ℜ=74964,20459
Karena Re > 4000 maka termasuk aliran turbulen.
f. Menentukan f analitis
1 3.7 D
=2 log
√f k
( )( )
2 2
1 1
f analitis= =
3.7 D 3.7 ∙ 0.0175
2 log 2 log
k 1.3 ∙10
−4
f analitis =0.034362
g. Membandingkan nilai f aktual dengan f analitis
f act 0.0 4612
= =1.342171458
f analitis 0.034362
ℜ=82337 . 73291
Karena Re > 4000 maka termasuk aliran turbulen.
f. Menentukan f analitis
1 ℜ∙ √ f
=2 log
√f 2.51
Laporan Praktikum Mekanika Fluida 2019 86
Bab 5 Aliran Dalam Pipa
Kelompok 3
1 82337.73291 ∙ √ f
=2 log
√f 2.51
v 2 3.40642
= =0. 5920
2 g 2 ∙9.81
v2
h e=α
2g
he 0.68
α act = = =1.14976
v2
0 .5920
2g
ℜ=82337.73291
Karena Re > 4000 maka termasuk aliran turbulen.
Q 8 .065 ∙ 10−4 m
v= = −4
=3.3 515
A 2.40 6 3 ∙ 10 dt
ℜ=82337.73291
Karena Re > 4000 maka termasuk aliran turbulen.
5.8 Pembahasan
Dari hasil analisa dan perhitungan data diatas maka didapatkan rekapitulasi aliran
dalam pipa sebagai berikut
Laporan Praktikum Mekanika Fluida 2019 92
Bab 5 Aliran Dalam Pipa
Kelompok 3
5.9 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah :
1. Semakin kecil diameter pipa, semakin besar kehilangan energi (hf) dan
semakin kecil koefisien gesek pipa (f).
Laporan Praktikum Mekanika Fluida 2019 94
Bab 5 Aliran Dalam Pipa
Kelompok 3
2. Semakin kasar permukaan pipa, harga koefisien gesek pipa (f) akan semakin
besar.
3. Perubahan arah atau belokan menyebabkan terjadinya kehilangan energi.
4. Kehilangan energi akibat gesekan (hf) berbanding lurus dengan kuadrat
kecepatan (v²), sehingga semakin besar kecepatan aliran (v) maka kehilangan
energi (hf) semakin besar.
5. Kehilangan energi akibat perubahan penampang pipa sambungan percabangan
dan belokan (he) berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan aliran (v²).
6. Semakin besar aliran maka kehilangan energi akibat perubahan penampang
pipa (he) semakin besar.
5.10 Saran
Dari percobaan di atas tim penyusun menyarankan :
1. Berhati-hati dalam percobaan menutup maupun membuka pipa percobaan
sehingga tidak terjadi kekeliruan.
2. Perhitungan waktu di stopwatch sebaiknya harus bersamaan dengan waktu
ditutupnya katub agar menghindari terjadinya kekeliruan pengambilan data
waktu.
3. Pembacaan barometer Hg sebaiknya harus diamati secermat mungkin agar
menghindari kesalah pembacaan rambu Hg.
4. Menggunankan alat percobaan yang memiliki kondisi baik dan tidak rusak