Anda di halaman 1dari 34

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI
PENGENALAN DAN DAN
PETA GEOLOGI STRUKTUR GEOLOGI
STRUKTUR GEOLOGI

KOORDINATOR PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR

MUH. KURNIAWAN. N

INAYASARI SUDARLINA
09320190013

LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2020

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan adanya teknologi dan perkembangan zaman dari dulu sampai sekarang,
banyak orang melakukan penelitian tentang bagaimana bentuk atau sebaran batuan di
permukaan bumi ini. Permukaan bumi ini memeiliki berbagai jenis rupa dan bentuk
yang sangat beragam dan didalamnya mengandung banyak sekali berbagai
jenis batuan yang terbentuk.
Dalam sebuah peta geologi akan didapatkan hasil gambar rupa bumi yang
nantinya akan dipakai sebagai acuan untuk mengetahui jenis batuan apa yang berada
pada lokasi atau daerah tersebut sehingga dalam pencarian suatu bahan galian atau
mineral-mineral tersebut akan lebih mudah ditemukan. Peta geologi pada dasarnya
merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan,penyebaran batuan,
kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan sertamerangkum
berbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari
permukaanbumi dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-
unsurnya yang merupakangambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang
mempunyai kedudukan yang pasti.Pada dasarnya peta geologi merupakan rangkaian
dari hasil berbagai kajian lapangan.
Peta geologi umumnya dibuat diatas suatu peta dasar (peta topografi/rupabumi)
dengan cara memplotsingkapan-singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya
diatas peta dasar tersebut.Pengukuran kedudukan batuan dan struktur di lapangan
dilakukan dengan menggunakan kompasgeologi. Kemudian dengan menerapkan
hukum-hukum geologi dapat ditarik batas dan sebaranbatuan atau satuan batuan serta
unsur unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu peta geologiyang lengkap.Peta
geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana memanfaatan lahan, air
dan sumbe rdaya ditentukan atas dasar peta geologi. Peta geologi menyajikan
sebaran dari batuan dan tanah di permukaan atau dekat permukaan bumi, yang
merupakan penyajian ilmiah yang palingbaik yang menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi dan mencegah
sumber daya yang dibuat berlandaskan dasar peta geologi tersebut (adiwijaya, 2014).

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI
1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini yaitu agar kami dapat mengetahui unsur-unsur
peta geologi, mengenal tentang struktur geologi dan mampu menentukan sudut
azimuth dan kuadran.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan peta geologi dan struktur geologi;
2. Praktikan dapat membedakan beberapa struktur geologi;
3. Praktikan dapat mengkonversikan azimuth ke kuadran dan sebaliknya.

1.3 Alat Dan Bahan


1.3.1 Alat
1. Drawing Pen ( 0,05 ; 0,1 ; 0,5 );
2. Mistar 30 cm;
3. Pensil Warna;
4. Penjepit kertas.
1.3.2 Bahan
1. Problem set;
2. Kertas Kalkir A3 2 lembar.

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peta Geologi

Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan
dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk
misalnya untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran,
memprediksi bencana longsor, gempa bumi, erupsi gunung api, karakteristik
sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan tataguna lahan,
dan lain sebagainya.
Informasi yang ada pada peta geologi sangat dibutuhkan bagi para pengambil
kepurtusan, baik untuk keperluan sektor publik maupun swasta, seperti misalnya
dalam penentuan rencana rute suatu jalan, sistem “cut and fill” pada pembutan jalan
di medan yang berbukit-bukit. Peta geologi juga dipakai dalam “benefit-cost
analysis” untuk memperkecil ketidakpastian dan potensi penambahan biaya.
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan
komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi
maupun yang berada di bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan
dan unsur struktur geologi dengan menggunakan kompas geologi serta
melakukan penafsiran geologi, baik secara induksi dan deduksi yang disajikan diatas
peta dengan menggunakan simbol atau warna.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, seperti Sistem Informasi
Geografi (SIG) maka aspek pemetaan geologi mengalami perubahan, yaitu dengan
tersedianya piranti lunak (software) sebagai alat bantu yang memungkinkan ukuran
(geometri) dan karakteristik dari suatu tubuh batuan dan kenampakan geologi lainnya
disimpan secara elektronik (dalam format digital), ditelusuri, dianalisa, dan disajikan
untuk berbagai keperluan. Dengan memanfaatkan teknologi SIG, memungkinkan
para ahli melakukan analisa spasial, misalnya dalam mencari sebaran polusi yang
mungkin terjadi disekitar suatu sumur bor didasarkan atas sifat sifat batuannya
(porositas dan permeabilitas), SIG juga menyediakan peta-peta geologi dan fasilitas
untuk keperluan analisa geologi bagi para pengguna, baik akhli geologi maupun yang
bukan.

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI
2.2 Metode Pemetaan Geologi Lapangan

Pemetaan geologi lapangan secara tradisi dilakukan dilapangan dan peralatan


untuk pekerjaan lapangan meliputi antara lain: buku catatan lapangan, peta topografi
(peta dasar), kompas geologi, lensa stereoskop, palu geologi, kamera, serta peralatan
tulis lainnya.
Pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup observasi dan pengamatan
singkapan batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur
unsur struktur geologi, pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada buku
lapangan dan mem-plot data geologi hasil pengukuran keatas peta topografi (peta
dasar).
Catatan hasil observasi lapangan biasanya dibuat dengan menggunakan
terminologi deskripsi batuan yang baku terutama dalam penamaan batuan. Tatanama
batuan dan pengelompokkan satuan batuan harus mengikuti aturan Sandi Stratigrafi.
Penentuan lokasi singkapan dengan menggunakan kompas serta membuat sketsa
singkapan dan mendokumentasikan melalui kamera. Pada dasarnya, peta geologi
disusun dan diolah di lapangan melalui kegiatan lapangan, kemudian disempurnakan
setelah dibantu dengan hasil analisa di laboratorium (petrologi/petrografi,
paleontologi, radiometri dsb), analisa struktur dan studi literatur dan data sekunder.
Setiap unsur geologi dianggap sebagai bentuk-bentuk yang sederhana, batas
satuan batuan, sesar, diperlakukan sebagai bidang-bidang teratur yang dapat diukur
kedudukannya dan digambarkan dalam peta. Peta geologi pada hakekatnya
merupakan gambar teknik yang memperlihatkan sebaran satuan satuan batuan dan
secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Berkat perkembangan teknologi saat ini, memungkinkan pemanfaatan GPS
(Global Positioning System) untuk penentuan lokasi dari obyek-obyek geologi secara
akurat serta penggunaan Computer Note-book (Laptop) dan PDA (Personal Digital
Assistant) untuk mencatat dan merekam data geologi langsung di lapangan. Pada
pemetaan geologi, para ahli geologi tidak saja melakukan observasi dan pencatatan
akan tetapi juga melakukan analisa dan penafsiran di lapangan, seperti menentukan
jenis sesar, hubungan antar satuan batuan dan lain sebagainya.
Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil pengukuran kedudukan
batuan, lokasi-lokasi singkapan batuan dan unsur-unsur geologi lainnya harus diplot

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI
pada peta dasar dan pekerjaaan analisis terhadap hubungan antar batuan atau satuan
batuan juga harus dilakukan dan dipecahkan di lapangan. Hal-hal yang tidak dapat
dikerjakan dan dilakukan di lapangan, seperti misalnya analisa paleontologi, analisa
petrografi, maupun analisa sedimentologi, maka diperlukan pengambilan contoh
batuan guna keperluan analisis di laboratorium.
Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan adalah suatu peta geologi
beserta penampang geologinya yang mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk
bentuk bentangalam atau satuan geomorfologinya, susunan batuan atau
stratigrafinya, struktur geologi yang berkembang beserta gaya yang bekerja
dan waktu pembentukannya dan sejarah geologinya.
Pemetaan geologi dapat juga dilakukan dengan bantuan potret udara sebagai
peta dasarnya. Untuk kepentingan pemetaan, potret udara yang diperlukan adalah
potret udara yang saling overlap. Dengan mempergunakan stereoskop, maka
kenampakan 3 dimensi dari daerah yang akan dipetakan dapat diperoleh.
1. Cara Penentuan Koordinat
a. Atribut (ciri bahan), informasi yang menerangkan mengenai objek-objek
ruang yang diperlukan. Hubungan ruang, hubungan logik atau kuantitatif
diantara objek-objek ruang, Waktu, merupakan waktu untuk perolehan
data, data atribut dan ruang.
b. Pemetaan adalah suatu proses menyajikan informasi muka Bumi yang
berupa fakta, dunia nyata, baik bentuk permukaan buminya maupun
sumberdaya alamnya, berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta
simbol-simbol dari unsur muka Bumi yang disajikan.
c. Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi
kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya
dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini
dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai
peta.
2. Geomorfologi
Lahan disebut dengan peta topografi. Meskipun berbagai teknik telah banyak
dipakai untuk menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling
akurat/teliti adalah memakai garis kontur. Indonesia pertama kali di petakan secara

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI
detail oleh pemerintah kolonial Belanda dan selesai pada tahun 1943. Peta ini
kemudian disempurnakan lagi di tahun 1944. Peta topografi tahun 1944 ini akhirnya
dipakai sebagai acuan dasar pemetaan Indonesia. Tahun 1966 peta Indonesia
disempurnakan lagi melalui sistem pencitraan satelit oleh American Map Service
(AMS) namun dengan skala terbesar 1:50000. Peta topografi awalnya hanya dipakai
untuk kebutuhan pertahanan dan militer sehingga sangat dirahasiakan dan tidak
sembarang orang bisa mengakses. Akan tetapi dengan dunia informasi yang makin
terbuka, maka peta topografi sudah disesuaikan dengan kepentingan publik.
3. Bagian-Bagian Peta
a. Judul Peta, diambil dari bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam satu
sheet peta. Biasanya terletak di bagian atas peta atau di samping untuk peta
buatan badan koordinasi survei dan pemetaan nasional (bakosurtanal).
b. Legenda Peta, penjelasan dari simbul simbul yang tercantum dalam peta.
Bagian ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta
dalam membaca peta jika tidak ada legendanya.
c. Skala Peta, bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta
dengan medan sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan
skala angka. Dalam peta topografi biasanya dicantumkan keduanya. Rumus
perhitungan:jarak dimedan sebenarnya = jarak di peta x skalanya. (Contoh:
skala peta 1:25000; 1:50000; 1:100000) cara membacanya adalah 1:25000
berarti 1 cm dalam peta adalah 25000 cm di medan sebenarnya atau 25km.
d. Garis Koordinat, jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal dan
garis horisontal. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat.
Koordinat peta dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan koordinat
geografis. Koordinat geografis merupakan koordinat dari jaring-jaring bumi
yang terdiri garis lintang untuk horizontal dan garis bujur untuk vertical.
Penulisanya biasanya denga koordinat geografis, derajat, menit dan detik
(Contoh : 940 15’ 114,4”) biasanya disertakan “L” untuk Lintang dan “B”
untuk Bujur. Koordinat grid adalah jaring jaring koordinat lokal yang
dipakai untuk acuan pengkoordinatan dalam peta. Biasanya hanya
disebutkan dengan angka saja dan dikenal dengan koordinat 8 angka atau 12
angka. Untuk peta w:st=”on” Indonesia ada 2 acuan pokok dalam koordinat

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI
ini yaitu dengan dikenal dengan sistem UTM/UPS atau LCO masing masing
dengan acuan 00 yang berbeda.
e. Garis Ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang
menyerupai sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam
peta. Karena merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini
tidak akan pernah saling memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang
lebih rendah akan melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah cirri garis
kontur. Atau bisa juga disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi
dari garis sebelah luar. Dalam peta interval atau jeda beda ketinggian antara
garis kontur biasanyaditunjukan di dekat lokasi legenda. Untuk peta skala
1:25000 interval konturnya biasanya adalah 12,5 meter sedangkan peta
skala 1:50000 biasanya interval konturnya adalah 25 meter. Terjemahannya
adalah bila interval kontur 25 meter, maka jarak antara garis kontur yang
satu dengan yang lainnya di w:st=”on” medan sebenarnya memiliki beda
tinggi secara vertical 25 meter. Garis kontur dengan pola huruv “V” atau
runcing biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai, dan garis kontur
dengan pola “U” atau berpolaLengkung biasanya menunjukan sebuah
punggungan dan “O” merupakan puncak atau Kawah.
f. Tahun pembuatan peta, merupakan keterangan yang menunjukkan tahun
terakhir peta tersebut diperbaharui. Hal ini sangat penting karena kondisi
permukaan bumi bias berubah sewaktu waktu.
g. Deklinasi, yaitu garis keterangan yang menunjukan beda utara peta dan
utara magnetik(utara kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali.
Kenapa ada perbedaan antara utara peta, utara sebenarnya, dan utara
magnetik. Seperti kita ketahui utara bumi kita ditunjukan oleh di kutub
utara. Sedangkan sumbu utara magnet bumi sebenarnya ada di sebuah
kepulauan di dekat dataran Green Land. Setiap tahun karena rotasi Sumbu
bumi ini mengalami pergeseran rata-rata 0,02 detik bisa ke timur dan ke
barat. Jadi utara sebenarnya bisa ditentukan dari mengkonversi antara utara
magnetic dengan utara peta. Biasanya akan dicantumkan di setiap lembar
peta. Tujuh bagian diatas merupakan bagian pokok yang selalu ada dalam
tiap lembar peta. Bagian lain adalah merupakan bagian pelengkap. Yang

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI
biasanya berisi indek peta, keterangan pembuatan peta, dan pemroduksi
peta.
4. Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya
(secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan
orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Ini bisa
dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung,
bukit, sunga, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi
bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada
dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara
sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi.
Langkah-langkah orientasi peta :
a. Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b. Letakkan peta pada bidang datar;
c. Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara
magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang
alam yang dihadapi.
d. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda
medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e. Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun
dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.
5. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik yang
kita tuju, azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam.
Ada tiga macam azimuth yaitu:
a. Azimuth sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya
dengan titik sasaran;
b. Azimuth magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik
sasaran;
c. Azimuth peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik
sasaran. Back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth.
Cara menghitungnya: bila sudut azimut lebih dari 180 derajat maka sudut

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI
azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka
sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back
azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
6. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan
dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik Resection membutuhkan bentang
alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan
harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang
suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah Resection :
a. Lakukan orientasi peta;
b. Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c. Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d. Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari
kompas itu disebut azimuth;
e. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita
di peta
7. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta
dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan.
Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang
terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin
pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection:
a. Lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
b. Bidik obyek yang kita amati;
c. Pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
d. Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta.

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

BAB III
PROSEDUR KERJA

Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan. siapkan drawing pen,
kertas kalkir, dan contoh peta geologi ukuran A3. Kemudian letakan kertas kalkir di
atas gambar peta geologi yang telah ada. Timpe garis pinggirannya dengan
drawin pen 0,5. Buat garis koordinatnya dengan drawing pen 0.3. Dan garis kontur
dengan menggunakan drawing pen 0.05. Setelah itu, warnai peta dengan
menggunakan krayon atau pensil warna. Warnai peta untuk membedakan penyebaran
batuan dan formasinya. Ratakan dengan menggunakan minyak kayu putih.

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Peta Geologi

Gambar 4.1 Peta Geologi

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN PETA GEOLOGI DAN STRUKTUR GEOLOGI

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
4.2 Pembahasan

4.2.1 Peta Geologi


Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah, yang
meliputi susunan batuan yang ada dan bentuk-bentuk struktur dari masing-masing
satuan batuan tersebut. Peta geologi merupakan sumber informasi dasar dari jenis-
jenis batuan, ketebalan, kedudukan satuan batuan (jurus dan kemiringan), susunan
satuan batuan, struktur sesar, perlipatan dan kekar serta proses-proses yang pernah
terjadi. Uunsur dari peta geologi adalah patahan. Patahan adalah hasil dari gerakan
tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan kulit bumi
yang rapuh menjadi retak dan patah.
Peta regional lembar pangkajene dan watampone bagian barat Pada Lembar
Pangkajene dan Watampone bagian Barat (Rab. Sukamto,1982) pegunungan bagian
barat menempati hampir setengah luas daerah, yang melebar di bagian selatan
(50 kilometer) dan menyempit di bagian utara (22 kilometer) dengan puncak
tertingginya 1694 m dan ketinggian rata–ratanya 1500 meter dari permukaan laut.
Pembentuknya sebagian besar batuan gunungapi. Di lereng barat dan di beberapa
tempat di lereng timur terdapat topografi karst yang mencerminkan
adanya batugamping. Di antara topografi karst pada lereng barat terdapat perbukitan
yang dibentuk oleh batuan pada zaman Pra-Tersier. Pegunungan ini dibatasi oleh
dataran Pangkajene – Maros yang luas, dan sebagian merupakan lanjutan di dataran
sekitarnya.
Pegunungan yang di timur relatif lebih sempit dan lebih rendah, dengan
puncaknya rata–rata setinggi 700 meter dari permukaan air laut, sedangkan yang
tertinggi adalah 787 meter dimana sebagian besar pegunungan ini tersusun dari
batuan gunungapi. Di bagian selatannya selebar 20 kilometer dan lebih tinggi, tetapi
ke utara menyempit dan merendah dan akhirnya menunjam ke bawah batas antara
lembah Walanae dan dataran Bone. Pada bagian utara pegunungan ini mempunyai
topografi karst yang permukaanya sebagian berkerucut. Batasnya pada
bagian timurlaut adalah dataran Bone yang luas dan menempati hampir sepertiga
bagian timur. Pulau Sulawesi dibagi menjadi tiga Mandala geologi, yang didasarkan
pada perbedaan litologi stratigrafi, struktur dan sejarahnya. Ketiga mandala tersebut
adalah Mandala Sulawesi bagian barat, Mandala Sulawesi bagian timur, dan

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
Mandala Banggai Sula. Dari ketiga mandala tersebut secara orogen yang paling tua
adalah Mandala Sulawesi timur dan yang termuda adalah Mandala Sulawesi
bagian barat. (Rab Sukamto, 1975)
4.2.2 Azimuth ke Kuadran
0 0
Untuk azimuth yang memiliki sudut mulai dari 0 – 360 yang searah dengan
arah jarum jam yang penulisannya N (derajat strike) E / (derajat dip) dimana
dip selalu tegak lurus terhadap strike begitu pula dengan yang lainnya dan
seterusnya.
o o
1. Pada sudut nilai azimuth N 13 E/40 jika di konversikan kekuadran diperoleh
O O
hasil N 13 E / 40
O O
2. Pada sudut nilai azimuth N 303 E / 25 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil N 57 W/25
o o
3. Pada sudut nilai azimuth N 353 E/60 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil N 7 W/60
o o
4. Pada sudut nilai azimuth N 253 E/19 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil S 73 W/19
o o
5. Pada sudut nilai azimuth N 113 E/24 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil S 67 E/24
o o
6. Pada sudut nilai azimuth N 136 E/45 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil S 44 W/45
o o
7. Pada sudut nilai azimuth N 43 E/15 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil N 43 E/15
o o
8. Pada sudut nilai azimuth N 13 E/48 jika di konversikan kekuadran diperoleh
o o
hasil N 13 E/48
o o
9. Pada sudut nilai azimuth N 101 E/48 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil S 79 E/48
o o
10. Pada sudut nilai azimuth N 187 E/25 jika di konversikan kekuadran
o o o o
diperoleh hasil S 7 W/25 Pada sudut nilai azimuth N 01 E/40 jika di
O O
konversikan kekuadran diperoleh hasil N 01 E / 40
O O
11. Pada sudut nilai azimuth N 263 E / 25 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil S 83 W/5

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
o o
12. Pada sudut nilai azimuth N 13 E/30 jika di konversikan kekuadran diperoleh
o o
hasil N 13 E/30

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
o o
13. Pada sudut nilai azimuth N 115 E/30 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil S 65 E/30
o o
14. Pada sudut nilai azimuth N 283 E/10 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil N 77 W/10
o o
15. Pada sudut nilai azimuth N 303 E/24 jika di konversikan kekuadran
o o
diperoleh hasil S 59 E/24
4.2.3 Kuadran ke Azimuth
0 0
untuk system kuadran yang sudutnya itu 0 – 90 dimana arah N dan S selalu
0 0
0 dan arah E dan W selalu 90 . Untuk penulisannya sendiri bergantung pada arah
0
mana sudutnya terbentuk dan juga dapat berdasarkan sistem azimuth. Seperti N 30 E
0
/ 45 SE, jika dijelaskan maka strike-nya berada pada antara N dan E sedangkan
dip- nya antara S dan E.
o o
1. Pada sudut nilai kuadran S 13 E/45 jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 167 E/45
o o
2. Pada sudut nilai kuadran N 23 E/35 jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 23 E/30
o o
3. Pada sudut nilai kuadran N 43 W/41 jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 317 E/41
o o
4. Pada sudut nilai kuadran N 70 W/35 jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 290 E/35
o o
5. Pada sudut nilai kuadran S 53 E/25 NE jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 127 E/35
o o
6. Pada sudut nilai kuadran S 10 W/10 NW jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 228 E/32
o o
7. Pada sudut nilai kuadran S 25 E/50 SW jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 155 E/50
o o
8. Pada sudut nilai kuadran N 83 E/35 NE jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 813 E/35
o o
9. Pada sudut nilai kuadran N 55 W/32 SE jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 305 E/32
o o
10. Pada sudut nilai kuadran S 83 W/19 NW jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 263 E/19

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
o o
11. Pada sudut nilai kuadran S 5 E/39 jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 175 E/39
o o
12. Pada sudut nilai kuadran N 33 E/50 jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 213 E/50
o o
13. Pada sudut nilai kuadran N 15 W/35 jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 342 E/35
o o
14. Pada sudut nilai kuadran N 73 W/15 jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 287 E/15
o o
15. Pada sudut nilai kuadran S 40 E/5 NE jika di konversikan ke azimuth
o o
diperoleh hasil N 140 E/5
4.2.4 Struktur geologi
Struktur geologi adalah gambaran bentuk arsitektur batuan-batuan
penyusunan kerak bumi akibat deformasi dan sedimentasi.
1. Kekar
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu
gaya yang bekerja padabatuan tersebut dan belum mengalami pergeseran.
Secara umum dicirikan oleh:
a. Pemotongan bidang perlapisan batuan
b. Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa
dsb;
c. kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan
sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada
batuan tersebut.
Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai
berikut:
a. Shear Joint
(Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola saling
berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis
shear joint umumnya bersifat tertutup.
b. Tension Joint
adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya
utama,Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
c. Extension Joint
(Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus
denganarah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
2. Sesar
Sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran
sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan
arah yang sejajar dengan bidang patahan. Bagian-bagian sesar adalah :
a. Bidang Sesar, adalah bidang rekahan pada batuan yang telah
mengalami pergeseran.
b. Hanging Wall, adalah bongkahan patahan yang berada dibagian
c. atas bidang sesar.
d. Foot Wall, adalah bongkahan patahan yang berada dibagian bawah
bidang
e. sesar.
f. Jurus sesar, adalah arah garis perpotongan bidang sesar dengan bidang
g. horisontal dan biasanya diukur dari arah utara.
3. Lipatan
Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukan
oleh pelengkungan atau melipatnya batuan tersebut akibat pengaruh suatu gaya
yang bekerja pada batuan tersebut. Bagian-bagian lipatan, adalah :
a. Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada
bidang vertikal.
b. Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.
c. Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai
pada antiklin
d. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang
dimulai dari lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau
Updip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum sinklin sampai hinge
antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar), melengkung
(curve), atau bergelombang (wave).
e. Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang
simetri. f. Back Limb, sayap yang landai.

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan
dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk
misalnya untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran,
memprediksi bencana longsor, gempa bumi, erupsi gunung api, karakteristik
sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan tataguna lahan,
dan lain sebagainya.
0 0
Untuk azimuth yang memiliki sudut mulai dari 0 – 360 yang searah dengan arah
jarum jam yang penulisannya N (derajat strike) E / (derajat dip) dimana dip selalu
tegak lurus terhadap strike begitu pula dengan yang lainnya dan seterusnya.
0 0
Sedangkan untuk system kuadran yang sudutnya itu 0 – 90 dimana arah N dan S
0 0
selalu 0 dan arah E dan W selalu 90 . Untuk penulisannya sendiri bergantung pada
arah mana sudutnya terbentuk dan juga dapat berdasarkan sistem azimuth. Seperti
N
0 0
30 E / 45 SE, jika dijelaskan maka strike-nya berada pada antara N dan E
sedangkan dip-nya antara S dan E.
Struktur geologi adalah gambaran bentuk arsitektur batuan-batuan
penyusunan kerak bumi akibat deformasi dan sedimentasi. Kekar adalah struktur
retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja padabatuan
tersebut dan belum mengalami pergeseran. Sesar adalah suatu rekahan pada batuan
yang telah mengalami pergeseran sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian
yang berhadapan dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan.

Saran 5.2.1 Saran untuk Laboratorium


Untuk selalu memperhatikan hal-hal yang menghambat proses
berjalannya praktikum online.
5.2.2 Saran untuk Asisten
Agar mempertahankan caranya dalam memberikan asistensi kepada
praktikan.

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
5.2

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Graha,S,D.1987. Batuan dan Mineral.NOVA.Bandung.


Noor,Djauhari.2009.Pengantar
Geologi.UNPAK.Bogor.
Tim dosen dan asisten.2018.Penuntun Geologi Dasar.FTI-UMI.Makassar.
http://rhaydenmazzrhezky.blogspot.com/2014/05/struktur-geologi.html
http://info-pertambangan.blogspot.com/2012/10/struktur-geologi.html

ADE WIRA PUTRA RAMADANA INAYASARI SUDARLINA


09320170129 09320190013

Anda mungkin juga menyukai