Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

KARMILA
09320180022

LABORATORIUMGEOLOGIDINAMIK
JURUSANTEKNIKPERTAMBANGAN
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITASMUSLIMINDONESIA

MAKASSAR
2020

AHMAD GHAZALI KURNIAWAN IDRIS


09320170033 09320180250
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum geologi struktur adalah suatu ilmu yang memepelajari perihal
bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan. Geologi struktur
adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi) seperti
antiklin-antiklin, sesar sungkup (thrust), sesar-sesar, liniasi dan lainnya dalam suatu unit
tektonik. Geologi struktur adalah meliputi struktur primer dan sekunder. Struktur
primer adalah struktur yang terbentuk saat pembentukkan batuan, misalnya struktur
sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi
pada batuan metamorf.
Struktur sekunder adalah struktur yang terbentuk setelah proses pembentukan
batuan terutama akibat adanya tegasan eksternal yang bekerja selama ataupun setelah
pembentukan batuan. Contoh struktur sekunder adalah kekar, sesar dan lipatan.
Bagian terbesar dari geologi struktur terutama mempelajari struktur sekunder ini.
Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui
pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan
sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di
permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah penutupnya.
Probema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan
menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang
searah bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya.
Bumi terdiri atas berbagai komponen penyusun, baik itu komponen paling
luar yang disebut kerak bumi yang tersusun oleh berbagai lapisan batuan. Kedudukan
batuan-batuan tersebut pada setiap tempat tidak sama tergantung kekuatan tektonik
yang mempengaruhinya. Analisa singkapan batuan mampu menjelaskan keadaan
geologi suatu daerah serta dari fungsi itu dapat dibuat peta yang menggambarkan
keadaan geologi daerah tersebut, baik berupa penyebaran batuan (litologi),
penyebaran struktur serta bentuk morfologinya.

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum mata acara problema tiga titik dan pola penyebaran
batuan yaitu agar praktikan dapat mengetahui cara mentukan singkapan pada suatu
batuan melalui peta topografi.
1.2.2 Tujuan
a. Praktikan dapat memahami definisi problem set tiga titik (Three-Point
Ptoblem) dan pola penyebaran singkapan;
b. Praktikan dapat menentukan kedudukan bidang dari tiga titik yang diketahui
posisi dan ketinggiannya yang terletak pada bidang rata yang sama;
c. Menentukan penyebaran dari singkapan yang telah diketahui kedudukannya
dari satu titik.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Alat tulis menulis;
b. Penggaris;
c. Busur;
d. Kalkulator.
1.3.2 Bahan
a. Kertas A4;
b. Problem set.

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Problema Tiga Titik

Probema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan
menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang
searah bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. kegiatan ini
seperti memetakan suatu singkapan yang terbentuk hingga menjadi pada suatu
model yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah mebentukruang.
Kegiatan ini seperti memetakan suatu singkapan-singkaan yang terbentuk hingga
menjadi suatu model yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah
membentuk ruang.

Gambar 2.1 Ilustrasi Tiga Titik.

2.2. Hubungan Metode Tiga Titik Terhadap Peta Geologi

Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pengumpulkan data-data hasil


survei lapangan berdasarkan analisis geologi pada analisa permukaan dimana
menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta yang dapat memeberikan gambaran
berupa peta tentang susunan perlapisan batuan pada suatu daerah. Selain itu biasanya
peta geologi juga memuat suatu bentuk perubahan permukaan lapisan batuan akibat

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

adanya gejala sturktur yang terjadi dan menggambarkannya pula dalam peta kedalam
bentuk lapisan yang terpotong, tergeser atau dengan lambang adanya pergerakan
yang terpenting data dalam peta geologi juga memuat pola-pola penyebaran batuan
akibat struktur atau biasa disebut zona mineralisasi.

Gambar 2.2 Contoh Hasil Pemodelan Geologi

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keteliatian dari suatu peta


geologi. Penelitian peta geologi tergantung pada beberapa aspek diantaranya :
a. Penelitian pengamatan lapangan;
b. Penggunaan skala.
Hal-hal tersebut diatas sangat mempengaruhi ketelitian dari peta geologi.
Pengamatan lapangan tentu merupakan faktor utama dari ketelitian tersebut.
Kesalahan pengamatan di lapangan tentu akan menghasilkan output yang salah pula
sedangkan skala jika semakin kecil maka informasi yang digambarkan pada peta
akan semakin mendetail. Dalam metode tiga titik sebaran batuan yang berada
dibawah permukaan digambarkan seperti penggambaran metode topografi
permukaan namun pada sebaran garis kontur strukturnya ditarik secara linear yang
menandakaan adanya kontur yang rata-rata namun memiliki kemiringan. Garis
cropline dari batas sebaran akan didapatkan ketika elevasi kontur struktur bertemu
dengan garis topografi dengan elevasi yang sama.

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

2.3 Peta Topografi

Peta topografi merupakan salah satu jenis peta yang mempunyai ciri khusus
yang ditandai dengan skala besar dan juga detail. Peta topografi biasanya
menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Peta topografi ini pada
umumnya terdiri atas dua atau lebih peta yang kemudian digabung untuk membentuk
suatu keseluruhan peta. Garis kontur sendiri merupakan komponen peta yang tidak
lepas dari peta topografi. Garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis
yang saling berhubungan namun tidak saling berpotongan. Ini merupakan titik
elevasi pada peta topografi.
2.3.1 Karakteristik Peta Topografi
Peta topografi merupakan peta khusus yang tidak memberikan banyak
informasi. Infromasi yang disampaikan oleh peta topografi adalah hanya sebatas
kenampakan alam atau tinggi rendahnya bentuk permukaan bumi saja. Setiap jenis
peta memiliki ciri khusus yang mencerminkan karakteristik dari peta tersebut. Ciri
khusus atau karakteristik peta ini tentu saja berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya. Demikian halnya dengan peta topografi ini. Peta topografi ini merupakan
peta yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Tidak berwarna warni.
Apabila kita melihat peta-peta umum, yang sering kita lihat adalah peta yang
berwarna hijau dan diselingi warna kuning maupun coklat. Nah peta tersebut
merupakan jenis peta umum yang menggambarkan suatu wilayah atau peta
Chorografi. Namun tidak demikian dengan peta topografi. Peta topografi merupakan
peta yang tidak kaya warna. Peta topografi merupakan peta yang memiliki warna
sangat sedikit, justru biasanya hanya warna putih dan kuning dengan garis-garis yang
tercetak jelas. Peta topografi mempunyai warna yang tidak banyak karena kebutuhan
informasi yang dia berikan. Informasi pokok yang diberikan oleh peta topografi ini
sebatas kontur tanah sehingga garis-garis kontur harus tercetak jelas supaya pembaca
dapat memahami isi dari peta tersebut.
b. Menggunakan skala besar dan disajikan secara detail.
Salah satu ciri khusus yang dimiliki oleh peta topografi adalah penggunaan
skala besar. Skala merupakan perbandingan ukuran antara yang ada di gambar

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

dengan keadaan sebenarnya. Skala peta berbeda-beda. Semakin kecil skala maka
informasi yang disampaikan semakin tidak mendetail. Sebaliknya apabila skala peta
tersebut besar, maka informasi yang disampaikan yang disampaikan akan semakin
detail dan juga akurat. Hal ini berarti gambar peta yang tersaji semakin besar pula.
Nah, peta topografi merupakan peta yang menggunakan skala besar. Mengapa peta
topografi menggunakan skala besar? Hal ini karena kebutuhan informasi yang
disampaikan. Peta topografi menginformasikan mengenai kontur tanah sehingga
harus digambar secara teliti supaya kita mengetahui dengan jelas keadaan topografi
tanah yang sesungguhnya.
c. Menggunakan garis-garis kontur.
Peta topografi meiliki ciri khusus yang barangkali tidak dimiliki oleh jenis
peta lainnya. Ciri khusus ini adalah adanya garis-garis halus namun tegas di dalam
peta tersebut. Garis- garis tersebut merupakan garis kontur. Garis kontur ini
jumlahnya ada banyak dan memenuhi peta. Garis kontur merupakan kombinasi dari
dua segmen garis yang saling berhubungan namun tidak saling berpotongan. Ini
merupakan titik elevasi pada peta topografi supaya kita mengetahui dengan jelas
keadaan pada wilayah yang dimaksud.
d. Menyajikan informasi mengenai keadaan tinggi rendahnya permukaan bumi atau
kontur tanah.
Karakteristik dari peta topografi yang selanjutnya adalah menjelaskan
mengenai kontur tanah atau keadaan tanah yang ada di suatu wilayah, termasuk
tinggi rendahnya jenis tanah yang ada di suatu wilayah. Hal ini akan sangat berguna
bagi peruntukkannya.
Itulah beberapa karakteristik dari peta topografi yang sering kita temukan di
badan-badan atau lembaga tertentu. Karakteristik dari peta topografi tersebut ada di
dalam peta topografi yang merupakan peta khusus dan belum tentu akan kita
temukan di peta lain.
2.3.2 Isi dan Fungsi Peta Topografi
Peta khusus memiliki fungsi yang khusus pula. Peta topografi memiliki
fungsi memberikan informasi mengenai kontur tanah di suatu wilayah. Peta topografi
berisikan garis- garis kontur yang akan memberikan informasi mengenai kontur
tanah. Peta topografi dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi,

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

dan juga jarak seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan komunikasi. Peta
topografi ini tidak digunakan oleh masyarakat umum namun digunakan oleh lembaga
tertentu.

2.4 Pola Penyebaran

Bumi terdiri atas berbagai komponen penyusun, baik itu komponen paling
luar yang disebut kerak bumi yang tersusun oleh berbagai lapisan batuan. Kedudukan
batuan-batuan tersebut pada setiap tempat tidak sama tergantung kekuatan tektonik
yang mempengaruhinya. Gaya-gaya yang bekerja menyebabkan batuan terangkat dan
terlipat serta jika terkena pelapukan dan erosi, maka batuan akan tersingkap di
permukaan bumi. Analisa singkapan batuan mampu menjelaskan keadaan geologi
suatu daerah serta dari fungsi itu dapat dibuat peta yang menggambarkan keadaan
geologi daerah tersebut, baik berupa penyebaran batuan (litologi), penyebaran
struktur serta bentuk morfologinya. Peta semacam itu disebut dengan peta geologi.
Karena adanya kedudukan yang tidak sama dari berbagai batuan dan bentuk relief
permukaan bumi, maka bentuk penyebaran serta struktur batuan yang tergambar
dalam peta akan menciptakan pola tertentu. Bentuk penyebaran batuan tersebut
dikenal dengan pola singkapan. Besar dan bentuk dari pola peyebaran atau singkapan
tergantung dari beberapa hal, yaitu :
a. Tebal lapisan
Dalam hal ini suatu singkapan dengan tebal yang berbeda walaupun pada
kemiringan yang sama, tetapi keadaan topografi besar dan lebar pada peta singkapan
akan berbeda.
b. Topografi / morfologi
Tebal kemiringan suatu lapisan pada suatu peta topografi menggambarkan
suatu peta singkapan batuan yang relatif besar, sedangkan peta morfologi adalah
kenampakan pada pemukaan kulit bumi yang relatif memperlihatkan bentuk
ketidakselarasan secara vertikal baik dalam ukuran besar maupun ukuran yang sangat
kecil dari permukaan litosfer.

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

c. Besar kemiringan lapisan


Lapisan yang tebalnya sama dengan topografi, tetapi bila suatu kemiringan
yang tebalnya berbeda dimana arah kemiringan suatu lapisan batuan yang sangat
berbeda pula.
d. Bentuk struktur lipatan
Struktur lipatan akan membentuk pola singkapan yang sangat berlainan,
untuk lipatan yang menunjam terdiri dari sinklin dan antiklin akan membentuk pola
zig-zag serta mempunyai ekspresi topografi punggung.
Bila setiap singkapan batuan yang sama dihubungkan dengan yang lain, dan
batas satuan digambarkan pada peta topografi maka akan terlihat suatu bentuk
penyebaran batuan. Bentuk penyebaran tersebut dikenal dengan pola singkapan.
Hubungan antara kedudukan lapisan batuan, penyebaran singkapan dan topografi
dirumuskan dalam suatu aturan tertentu yang lebih dikenal dengan hukum V. Pola
penyebaran singkapan dapat digambarkan dalam peta topografi apabila:
a. Diketahui letak titik singkapan pada peta topografi;
b. Diketahui jurus dan kemiringan batuan;
c. Ada peta topografi (garis tinggi);
d. Singkapan dengan jurus dan kemiringan yang tetap, atau dengan kata lain
belum terganggu struktur patahan atau lipatan.

2.5 Hukum V (Ragan, 1973)

Pola penyebaran singkapan batuan dipengaruhi oleh kemiringan lapisan


batuan dan topografi daerah. Hubungan antara kemiringan aliran batuan dan
topografi daerah dirumuskan dengan Hukum “V”. Ada beberapa macam pola
penyebaran singkapan :
a. Bidang horisontal. Pola penyebaran singkapan seluruhnya mengikuti pola
garis kontur. Pola singkapan membentuk “V” dengan ujung ke arah hulu.
b. Bidang miring ke arah hulu. Pola penyebaran singkapan membentuk “V”
dengan ujung ke arah hulu. Makin besar kemiringan bidang, pola “V” makin
membuka.
c. Bidang vertikal. Pola penyebaran singkapan tidak membentuk “V’, tetapi
garis lurus yang sejajar dengan jurus lapisan, dan memotong lembah.

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

d. Bidang miring ke arah hilir


a. Kemiringan bidang lebih besar daripada gradien lembah. Pola
penyebaran singkapan membentuk “V” dengan ujung ke arah hilir.
b. Kemiringan bidang sama dengan gradien lembah pola penyebaran
singkapan tidak memotong lembah dan tidak ada “V”..
c. Kemiringan bidang lebih kecil dari pada gradien lembah pola
penyebaran.
Pola penyebaran singkapan batuan berdasarkan topografi dan kemiringan
lapisan batuan (hukum V) seperti lapisan horisontal, lapisan miring ke arah hulu
lembah, lapisan tegak, lapisan miring ke arah hilir lembah, lapisan dan lembah
memiliki kemiringan yang sama, lapisan miring ke arah hilir lembah dengan sudut
yang lebih kecil dari pada kemiringan lembah (kemiringan lapisan < kemiringan
lembah). (Ragan,1973)

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Problema Tiga Titik

Pertama-tama terlebih dahulu kita menulis apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan. Yang diketahui yaitu jarak A-B = 550 m yang dikonversi ke cm yaitu 5,5
cm dengan N 260° E, jarak A-C = 700 m yang juga dikonversi ke m menjadi 7 cm
dengan N 170° E cara mengkonversi jarak dengan cara jarak dikali 100 dibagi
dengan skala yang telah ditentukan, ketinggian A = 322, ketinggian B = 260 ,
ketinggian C = 170 dengan skala 1 : 10.000 dan interval konturnya 20 setelah itu kita
membuat arah utara kita sendiri lalu kita mebuat garis mula-mula dikertas grafik kita
utarakan 360° pertama yang kita cari adalah N 260° E dari titik A-B setelah kita
mendapatkannya kita tarik garis dari titik mula-mula atau A ke titik yang kita dapat
atau titik B sepanjang 5,5 cm sesuai dengan jarak yang telah dikoversi tadi setelah itu
kita mencari lagi N 170° E dari titik A-C setelah kita mendapatkannya kita tarik garis
mula-mula atau titik A ke titik yang kita dapat atau titik C sepanjang 7 cm sesuai
dengan jarak yang kita konversi tadi setelah itu kita tarik garis lagi yang
menghubungan titik yang kita dapat atau titik B-C tadi sehingga membentuk segitiga
setelah itu kita menulis ketinggian masing-masing setelah itu untuk mengetahui
interval kontur kita harus mengetahui Btot, Dtot, dan Ik kan kita sudah mengetahui
bahwa interval konturnya adalah 20 lalu untuk mengetahui Btot nya dengan cara titik
ketinggian yang kita cari yaitu A dikurangi titik ketinggian B karna kita sedang
mencari kontur A-B yaitu 322-260 yaitu 62 sedangkan Dtot nya yaitu panjang garis
yang mengubungkan garis titik A-B yaitu sepanjang 5,5 cm setelah kita mengetahui
semuanya kita mencari lagi Bta dengan cara titik tertinggi dari A karna kita
menggunakan interval 20 jadi 322-320 = 2 begitupun dengan Btb titik ketinggian B
yaitu 280-260 = 20 selanjutnya Da dengan cara Dtot dikali Bta dibagi Btot dengan
hasil 0,5 begitupun dengan Db tetapi kita menggunakan Btb yaitu 1,7 setelah itu kita
mencari Dk dengan cara Dtot dikurang Da ditamabh Db dibagi dengan interval
tertinggi dikurang dengan interval terendah dibagi dengan interval kontur jadi
hasilnya adalah 1,6 setelah itu kita mencari hal yang sama pada B-C dan C-A setelah

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

itu kita membuat konturnya dengan cara melihat data yang telah kita dapatkan tadi
dengan cara misalnya kita ingin mencari A-B kita lihat Da nya 0,5 lalu kita tandai
dari titik A 0,5 begitupun titik B kita tandai panjang nya dari Db sebesar 1,7 dari
kedua titik yang telah kita tandai tadi kita cari garis sepanjang 1,7 cm sampai
mecapai garis tekahir tadi lalu kita menulis interval kontur nya kenaikan 20 apabila
sesuai dengan ketinggiannya maka interval kontur kita itu sudah benar begitupun
yang dilakukan pada titik A-C dan B-C setelah itu kita hubungkan titik kontur yang
telah kita dapatkan dengan titik kontur yang memiliki nilai yang sama setelah itu
untuk mencari kedudukannya kita menentukan titik tertinggi pada kontur yaitu 320
dengan cara kita ambil garis tegak lurus dari ketinggian 320 tersebut setelah itu tarik
garis setelah itu kita telah mendapatkan dip derectionnya selanjutnya kita mencari
arah strike yang tegak lurus dari arah dipnya setelah itu kita utarakan lagi untuk
menentukan arah strikenya yaitu N103° E setelah itu untuk mendapatkan dipnya
yaitu ik dikali 100 dibagi 10.000 yaitu 0,2 kita ukur dari 103 dengan kenaikan 0,2
kearah bawah lalu kita tarik garis dengan hasil 13° yan diukur dari dip derection
yang awal tadi jadi kedudukannya yaitu N 103° E / 13°.

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Problemset 1

Gambar 4.1 Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Batuan

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

4.1.2. Problemset 2

Gambar 4.2 Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Batuan

4.1.3. Problemset 3

Gambar 4.3 Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Batuan

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

4.1.4. Problemset 4

Gambar 4.4 Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Batuan

4.2. Pembahasan

4.2.1. Problemset 1
Pertama-tama terlebih dahulu kita menulis apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan. Yang diketahui yaitu jarak A-B = 650 m yang dikonversi ke cm yaitu 6,5
cm dengan N 250° E, jarak A-C = 800 m yang juga dikonversi ke m menjadi 8 cm
dengan N 150° E cara mengkonversi jarak dengan cara jarak dikali 100 dibagi
dengan skala yang telah ditentukan, ketinggian A = 450, ketinggian B = 399 ,
ketinggian C = 249 dengan skala 1 : 10.000 dan interval konturnya 20 setelah itu kita
membuat arah utara kita sendiri lalu kita mebuat garis mula-mula dikertas grafik kita
utarakan 360° pertama yang kita cari adalah N 250° E dari titik A-B setelah kita
mendapatkannya kita tarik garis dari titik mula-mula atau A ke titik yang kita dapat
atau titik B sepanjang 6,5 cm sesuai dengan jarak yang telah dikoversi tadi setelah itu
kita mencari lagi N 150° E dari titik A-C setelah kita mendapatkannya kita tarik garis
mula-mula atau titik A ke titik yang kita dapat atau titik C sepanjang 8 cm sesuai
dengan jarak yang kita konversi tadi setelah itu kita tarik garis lagi yang
menghubungan titik yang kita dapat atau titik B-C tadi sehingga membentuk segitiga
setelah itu kita menulis ketinggian masing-masing setelah itu untuk mengetahui

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

interval kontur kita harus mengetahui Btot, Dtot, dan Ik kan kita sudah mengetahui
bahwa interval konturnya adalah 20 lalu untuk mengetahui Btot nya dengan cara titik
ketinggian yang kita cari yaitu A dikurangi titik ketinggian B karna kita sedang
mencari kontur A-B yaitu 408-308 yaitu 100 sedangkan Dtot nya yaitu panjang garis
yang mengubungkan garis titik A-B yaitu sepanjang 6,5 cm setelah kita mengetahui
semuanya kita mencari lagi Btb dengan cara titik tertinggi dari A karna kita
menggunakan interval 20 jadi 450-440 = 10 begitupun dengan Btb titik ketinggian B
yaitu 400-399 = 1 selanjutnya Da dengan cara Dtot dikali Bta dibagi Btot dengan
hasil 1,2 begitupun dengan Db tetapi kita menggunakan Btb yaitu 0,1 setelah itu kita
mencari Dk dengan cara Dtot dikurang Da ditamabh Db dibagi dengan interval
tertinggi dikurang dengan interval terendah dibagi dengan interval kontur jadi
hasilnya adalah 2,6 setelah itu kita mencari hal yang sama pada B-C dan C-A setelah
itu kita membuat konturnya dengan cara melihat data yang telah kita dapatkan tadi
dengan cara misalnya kita ingin mencari A-B kita lihat Da nya 1,2 lalu kita tandai
dari titik A 1,2 begitupun titik B kita tandai panjang nya dari Db sebesar 0,1 dari
kedua titik yang telah kita tandai tadi kita cari garis sepanjang 0,1 cm sampai
mecapai garis tekahir tadi lalu kita menulis interval kontur nya kenaikan 20 apabila
sesuai dengan ketinggiannya maka interval kontur kita itu sudah benar begitupun
yang dilakukan pada titik A-C dan B-C setelah itu kita hubungkan titik kontur yang
telah kita dapatkan dengan titik kontur yang memiliki nilai yang sama setelah itu
untuk mencari kedudukannya kita menentukan titik tertinggi pada kontur yaitu 540
dengan cara kita ambil garis tegak lurus dari ketinggian 540 tersebut setelah itu tarik
garis setelah itu kita telah mendapatkan dip derectionnya selanjutnya kita mencari
arah strike yang tegak lurus dari arah dipnya setelah itu kita utarakan lagi untuk
menentukan arah strikenya yaitu N210° E setelah itu untuk mendapatkan dipnya
yaitu ik dikali 100 dibagi 10.000 yaitu 0,2 kita ukur dari 540 dengan kenaikan 0,2
kearah bawah lalu kita tarik garis dengan hasil 8° yan diukur dari dip derection yang
awal tadi jadi kedudukannya yaitu N 210° E / 8°.
4.2.2. Problemset 2
Pertama-tama terlebih dahulu kita menulis apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan. Yang diketahui yaitu jarak A-B = 750 m yang dikonversi ke cm yaitu 7,5
cm dengan N 40° E, jarak A-C = 800 m yang juga dikonversi ke m menjadi 8 cm

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

dengan N 130° E cara mengkonversi jarak dengan cara jarak dikali 100 dibagi
dengan skala yang telah ditentukan, ketinggian A = 200, ketinggian B = 650,
ketinggian C = 245 dengan skala 1 : 10.000 dan interval konturnya 20 setelah itu kita
membuat arah utara kita sendiri lalu kita mebuat garis mula-mula dikertas grafik kita
utarakan 360° pertama yang kita cari adalah N 40° E dari titik A-B setelah kita
mendapatkannya kita tarik garis dari titik mula-mula atau A ke titik yang kita dapat
atau titik B sepanjang 7,5 cm sesuai dengan jarak yang telah dikoversi tadi setelah itu
kita mencari lagi N 130° E dari titik A-C setelah kita mendapatkannya kita tarik garis
mula-mula atau titik A ke titik yang kita dapat atau titik C sepanjang 8 cm sesuai
dengan jarak yang kita konversi tadi setelah itu kita tarik garis lagi yang
menghubungan titik yang kita dapat atau titik B-C tadi sehingga membentuk segitiga
setelah itu kita menulis ketinggian masing-masing setelah itu untuk mengetahui
interval kontur kita harus mengetahui Btot, Dtot, dan Ik kan kita sudah mengetahui
bahwa interval konturnya adalah 20 lalu untuk mengetahui Btot nya dengan cara titik
ketinggian yang kita cari yaitu A dikurangi titik ketinggian B karna kita sedang
mencari kontur A-B yaitu 650-200 yaitu 450 sedangkan Dtot nya yaitu panjang garis
yang mengubungkan garis titik A-B yaitu sepanjang 7,5 cm setelah kita mengetahui
semuanya kita mencari lagi Btb dengan cara titik tertinggi dari A karna kita
menggunakan interval 20 jadi 220-200 = 20 begitupun dengan Btb titik ketinggian B
yaitu 650-640 = 10 selanjutnya Da dengan cara Dtot dikali Bta dibagi Btot dengan
hasil 0,3 begitupun dengan Db tetapi kita menggunakan Btb yaitu 0,1 setelah itu kita
mencari Dk dengan cara Dtot dikurang Da ditamabh Db dibagi dengan interval
tertinggi dikurang dengan interval terendah dibagi dengan interval kontur jadi
hasilnya adalah 0,3 setelah itu kita mencari hal yang sama pada B-C dan C-A setelah
itu kita membuat konturnya dengan cara melihat data yang telah kita dapatkan tadi
dengan cara misalnya kita ingin mencari A-B kita lihat Da nya 0,3 lalu kita tandai
dari titik A 0,3 begitupun titik B kita tandai panjang nya dari Db sebesar 0,1 dari
kedua titik yang telah kita tandai tadi kita cari garis sepanjang 0,1 cm sampai
mecapai garis tekahir tadi lalu kita menulis interval kontur nya kenaikan 20 apabila
sesuai dengan ketinggiannya maka interval kontur kita itu sudah benar begitupun
yang dilakukan pada titik A-C dan B-C setelah itu kita hubungkan titik kontur yang
telah kita dapatkan dengan titik kontur yang memiliki nilai yang sama setelah itu

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

untuk mencari kedudukannya kita menentukan titik tertinggi pada kontur yaitu 640
dengan cara kita ambil garis tegak lurus dari ketinggian 640 tersebut setelah itu tarik
garis setelah itu kita telah mendapatkan dip derectionnya selanjutnya kita mencari
arah strike yang tegak lurus dari arah dipnya setelah itu kita utarakan lagi untuk
menentukan arah strikenya yaitu N 105° E setelah itu untuk mendapatkan dipnya
yaitu ik dikali 100 dibagi 10.000 yaitu 0,2 kita ukur dari 640 dengan kenaikan 0,2
kearah bawah lalu kita tarik garis dengan hasil 28° yan diukur dari dip derection
yang awal tadi jadi kedudukannya yaitu N 105° E / 28°.
4.2.3. Problemset 3
Pertama-tama terlebih dahulu kita menulis apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan. Yang diketahui yaitu jarak A-B = 750 m yang dikonversi ke cm yaitu 7,5
cm dengan N 120° E, jarak A-C = 630 m yang juga dikonversi ke m menjadi 6,3 cm
dengan N 250° E cara mengkonversi jarak dengan cara jarak dikali 100 dibagi
dengan skala yang telah ditentukan, ketinggian A = 300, ketinggian B = 780,
ketinggian C = 250 dengan skala 1 : 10.000 dan interval konturnya 20 setelah itu kita
membuat arah utara kita sendiri lalu kita mebuat garis mula-mula dikertas grafik kita
utarakan 360° pertama yang kita cari adalah N 120° E dari titik A-B setelah kita
mendapatkannya kita tarik garis dari titik mula-mula atau A ke titik yang kita dapat
atau titik B sepanjang 7,5 cm sesuai dengan jarak yang telah dikoversi tadi setelah itu
kita mencari lagi N 250° E dari titik A-C setelah kita mendapatkannya kita tarik garis
mula-mula atau titik A ke titik yang kita dapat atau titik C sepanjang 6,3 cm sesuai
dengan jarak yang kita konversi tadi setelah itu kita tarik garis lagi yang
menghubungan titik yang kita dapat atau titik B-C tadi sehingga membentuk segitiga
setelah itu kita menulis ketinggian masing-masing setelah itu untuk mengetahui
interval kontur kita harus mengetahui Btot, Dtot, dan Ik kan kita sudah mengetahui
bahwa interval konturnya adalah 20 lalu untuk mengetahui Btot nya dengan cara titik
ketinggian yang kita cari yaitu A dikurangi titik ketinggian B karna kita sedang
mencari kontur A-B yaitu 780-300 yaitu 480 sedangkan Dtot nya yaitu panjang garis
yang mengubungkan garis titik A-B yaitu sepanjang 7,5 cm setelah kita mengetahui
semuanya kita mencari lagi Bta dengan cara titik tertinggi dari A karna kita
menggunakan interval 20 jadi 780-760 = 20 begitupun dengan Btb titik ketinggian B
yaitu 320-3000 = 20 selanjutnya Da dengan cara Dtot dikali Bta dibagi Btot dengan

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

hasil 0,3 begitupun dengan Db tetapi kita menggunakan Btb yaitu 0,3 setelah itu kita
mencari Dk dengan cara Dtot dikurang Da ditamabh Db dibagi dengan interval
tertinggi dikurang dengan interval terendah dibagi dengan interval kontur jadi
hasilnya adalah 0,3 setelah itu kita mencari hal yang sama pada B-C dan C-A setelah
itu kita membuat konturnya dengan cara melihat data yang telah kita dapatkan tadi
dengan cara misalnya kita ingin mencari A-B kita lihat Da nya 0,3 lalu kita tandai
dari titik A 0,5 begitupun titik B kita tandai panjang nya dari Db sebesar 0,3 dari
kedua titik yang telah kita tandai tadi kita cari garis sepanjang 0,3 cm sampai
mecapai garis tekahir tadi lalu kita menulis interval kontur nya kenaikan 20 apabila
sesuai dengan ketinggiannya maka interval kontur kita itu sudah benar begitupun
yang dilakukan pada titik A-C dan B-C setelah itu kita hubungkan titik kontur yang
telah kita dapatkan dengan titik kontur yang memiliki nilai yang sama setelah itu
untuk mencari kedudukannya kita menentukan titik tertinggi pada kontur yaitu 760
dengan cara kita ambil garis tegak lurus dari ketinggian 760 tersebut setelah itu tarik
garis setelah itu kita telah mendapatkan dip derectionnya selanjutnya kita mencari
arah strike yang tegak lurus dari arah dipnya setelah itu kita utarakan lagi untuk
menentukan arah strikenya yaitu N 237° E setelah itu untuk mendapatkan dipnya
yaitu ik dikali 100 dibagi 10.000 yaitu 0,2 kita ukur dari 760 dengan kenaikan 0,2
kearah bawah lalu kita tarik garis dengan hasil 38° yan diukur dari dip derection
yang awal tadi jadi kedudukannya yaitu N 237° E / 38°.
4.2.4. Problemset 4
Pertama-tama terlebih dahulu kita menulis apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan. Yang diketahui yaitu jarak A-B = 820 m yang dikonversi ke cm yaitu 8,2
cm dengan N 200° E, jarak A-C = 450 m yang juga dikonversi ke m menjadi 4,5 cm
dengan N 170° E cara mengkonversi jarak dengan cara jarak dikali 100 dibagi
dengan skala yang telah ditentukan, ketinggian A = 400, ketinggian B = 260,
ketinggian C = 305 dengan skala 1 : 10.000 dan interval konturnya 20 setelah itu kita
membuat arah utara kita sendiri lalu kita mebuat garis mula-mula dikertas grafik kita
utarakan 360° pertama yang kita cari adalah N 200° E dari titik A-B setelah kita
mendapatkannya kita tarik garis dari titik mula-mula atau A ke titik yang kita dapat
atau titik B sepanjang 8,2 cm sesuai dengan jarak yang telah dikoversi tadi setelah itu
kita mencari lagi N 170° E dari titik A-C setelah kita mendapatkannya kita tarik garis

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

mula-mula atau titik A ke titik yang kita dapat atau titik C sepanjang 4,5 cm sesuai
dengan jarak yang kita konversi tadi setelah itu kita tarik garis lagi yang
menghubungan titik yang kita dapat atau titik B-C tadi sehingga membentuk segitiga
setelah itu kita menulis ketinggian masing-masing setelah itu untuk mengetahui
interval kontur kita harus mengetahui Btot, Dtot, dan Ik kan kita sudah mengetahui
bahwa interval konturnya adalah 20 lalu untuk mengetahui Btot nya dengan cara titik
ketinggian yang kita cari yaitu A dikurangi titik ketinggian B karna kita sedang
mencari kontur A-B yaitu 400-260 yaitu 60 sedangkan Dtot nya yaitu panjang garis
yang mengubungkan garis titik A-B yaitu sepanjang 8,2 cm setelah kita mengetahui
semuanya kita mencari lagi Bta dengan cara titik tertinggi dari A karna kita
menggunakan interval 20 jadi 400-380 = 20 begitupun dengan Btb titik ketinggian B
yaitu 280-260 = 20 selanjutnya Da dengan cara Dtot dikali Bta dibagi Btot dengan
hasil 2,7 begitupun dengan Db tetapi kita menggunakan Btb yaitu 2,7 setelah itu kita
mencari Dk dengan cara Dtot dikurang Da ditamabh Db dibagi dengan interval
tertinggi dikurang dengan interval terendah dibagi dengan interval kontur jadi
hasilnya adalah 0,5 setelah itu kita mencari hal yang sama pada B-C dan C-A setelah
itu kita membuat konturnya dengan cara melihat data yang telah kita dapatkan tadi
dengan cara misalnya kita ingin mencari A-B kita lihat Da nya 2,7 lalu kita tandai
dari titik A 0,5 begitupun titik B kita tandai panjang nya dari Db sebesar 2,7 dari
kedua titik yang telah kita tandai tadi kita cari garis sepanjang 0,5 cm sampai
mecapai garis tekahir tadi lalu kita menulis interval kontur nya kenaikan 20 apabila
sesuai dengan ketinggiannya maka interval kontur kita itu sudah benar begitupun
yang dilakukan pada titik A-C dan B-C setelah itu kita hubungkan titik kontur yang
telah kita dapatkan dengan titik kontur yang memiliki nilai yang sama setelah itu
untuk mencari kedudukannya kita menentukan titik tertinggi pada kontur yaitu 380
dengan cara kita ambil garis tegak lurus dari ketinggian 380 tersebut setelah itu tarik
garis setelah itu kita telah mendapatkan dip derectionnya selanjutnya kita mencari
arah strike yang tegak lurus dari arah dipnya setelah itu kita utarakan lagi untuk
menentukan arah strikenya yaitu N 36° E setelah itu untuk mendapatkan dipnya yaitu
ik dikali 100 dibagi 10.000 yaitu 0,2 kita ukur dari 380 dengan kenaikan 0,2 kearah
bawah lalu kita tarik garis dengan hasil 26° yan diukur dari dip derection yang awal
tadi jadi kedudukannya yaitu N 36° E / 26°.

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Problema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan
menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang
searah bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. kegiatan ini
seperti memetakan suatu singkapan yang terbentuk hingga menjadi pada suatu model
yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah mebentukruang. kegiatan
ini seperti memetakan suatu singkapan-singkapan yang terbentuk hingga menjadi
suatu model yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah membentuk
ruang.
Kedudukan batuan-batuan tersebut pada setiap tempat tidak sama tergantung
kekuatan tektonik yang mempengaruhinya. Gaya-gaya yang bekerja menyebabkan
batuan terangkat dan terlipat serta jika terkena pelapukan dan erosi, maka batuan
akan tersingkap di permukaan bumi. Analisa singkapan batuan mampu menjelaskan
keadaan geologi suatu daerah serta dari fungsi itu dapat dibuat peta yang
menggambarkan keadaan geologi daerah tersebut, baik berupa penyebaran batuan
(litologi), penyebaran struktur serta bentuk morfologinya. Peta semacam itu disebut
dengan peta geologi. Karena adanya kedudukan yang tidak sama dari berbagai
batuan dan bentuk relief permukaan bumi, maka bentuk penyebaran serta struktur
batuan yang tergambar dalam peta akan menciptakan pola tertentu. Bentuk
penyebaran batuan tersebut dikenal dengan pola singkapan.

5.2. Saran

5.2.1. Laboratorium
Agar selalu menjaga kebersihan saat sebelum praktikum di mulai maupun
setelah praktikum dilakukan.
5.2.2. Asisten
Saran untuk Asisten agar selalu memberi motivasi kepada praktikan dalam
melakukan praktikum maupun asistensi agar praktikan merasa nyaman.

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN BATUAN

DAFTAR PUSTAKA

Benyamin Sapiie-Prinsip Dasar Geologi Struktur.


https://ilmugeografi.com/kartografi/peta-topografi.
https://www.academia.edu/25969480/problema_tiga_titik_pola_singkapan_dan_peta
_geologi_a_Pendahuluan.
Tim Asisten Geologi Struktur 2018-Panduan Praktikum Geologi Struktur.

AHMAD GHAZALI KARMILA


09320170033 09320180022

Anda mungkin juga menyukai