1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui apa saja yang
dapat digunakan dalam memecahkan beberapa masalah yang berhubungan dengan
Strike dan Dip.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
a. Praktikan dapat memahami definisi jurus/arah dip semu dan dip sebenarnya dari
struktur bidang
b. Praktikan dapat memahami definisi struktur garis dan unsur- unsurnya
c. Paktikan dapat memahami pitch, plunge, trend, bearing
d. Praktikan dapat memahami penggambaran struktur bidang dan struktur garis.
Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara garis jurus
dengan utara sebenarnya. Dengan kata lain, jurus adalah sudut antara garis
horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara sebenarnya. Jurus merupakan
besaran sudut yang diukur dalam satuan derajat (0) dengan menggunakan kompas.
Setiap sudut yang diukur dengan menggunakan kompas disebut arah (baearing atau
azimuth).
Jurus suatu struktur bidang dapat dideskripsikan dengan dua cara. Cara
pertama dikenal sebagai konvensi kuadran. Dalam konvensi ini, seluruh
kemungkinan arah dibagi ke dalam empat kuadran (NE, SE, NW, dan SW) yang
masing-masing kuadran memiliki besar 900 (Gambar 2.2), dan jurus ditentukan
dengan memberikan angka dalam derajat yang mewakili besar sudut (bisa ke arah
barat atau timur) antara garis jurus dengan utara sebenarnya. Beberapa contoh
penentuan dan penulisan jurus dalam konvensi kuadran adalah sebagai berikut:
1. Jika garis jurus pada suatu struktur bidang tepat berarah N-S, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N00E atau N00W, dan dibaca
"north nol derajat east" atau "north nol derajat west".
AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET
09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
2. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NW-SE, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N450W atau S450E dan dibaca
"north empat puluh lima derajat west" atau "south empat puluh lima derajat
east".
3. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NE-SW, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N450E atau S450W dan dibaca
"north empat puluh lima derajat east" atau "south empat puluh lima derajat
west".
Gambar 2.2 Konvensi untuk mendeskripsikan jurus. (a) Konvensi kuadran. (b)
Konvensi azimuth.
Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa penulisan dan penyebutan
jurus dengan mengacu terhadap arah utara selalu memiliki pasangan yang sama
dengan penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap arah selatan. Hal
ini disebabkan karena tidak ada keharusan untuk membedakan titik-titik ujung dari
sebuah garis horizontal. Namun, jika konvensi kuadran harus digunakan, telah
menjadi kebiasaan bagi para ahli geologi untuk selalu menulis dan menyebut jurus
dengan mengacu terhadap arah utara.
Cara kedua untuk mendeskripsikan jurus dikenal sebagai konvensi azimuth.
Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah dibagi ke dalam 3600, dengan arah
utara ditetapkan memiliki nilai 00 atau 3600 (Gambar 3.2b). Karena pengukuran
jurus selalu berputar dari arah utara ke timur (searah jarum jam), maka jurus dalam
3. Jika garis jurus tepat berarah NW-SE, maka jurusnya adalah N1350E atau
N3150E.
4. Jika garis jurus tepat berarah NE-SW, maka jurusnya adalah N450E atau
N2250E.
Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut
antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada
bidang vertikal tertentu. Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki orientasi yang
tepat tegak lurus dengan garis jurus (Gambar 2.3 a). Pada sebuah struktur bidang,
kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan lereng yang paling besar, dan
arah kemiringan sebenarnya merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus. Arah
kemiringan sebenarnya selalu ditentukan pada arah turun lereng (downslope).
(a) (b)
Buat titik tengah lalu buat garis bantu 10 cm horizontal dan 10 cm vertical lalu
berikan notasi pada garis bantu tersebut yauti North (N) , East (E), South (S), dan
West (W). selanjutnya cari arah strike yang diketahui yaitu N 281º E. setelah itu titik
dari strike digaris mempertemukan titik tengah lalu diberikan notasi P dan Q .
Setelah itu mencari arah dari dip semu yaitu N 45ºE dan diberikan notasi A, lalu
mencari besar sudut dari dip semu yaitu 15º diukur dari garis A dan garis kembali
lalu diberi notasi A’ .lalu cari arah dip semu dari arah strike kita mencari garis lurus
90º dari arah strike diberikan notasi B. Untuk mencari dip sebenarnya kita
memberikan garis tegak lurus spanjang 1cm dari garis A ke A’ lalu beri symbol
sudut siku-siku agar mempermudah mengetahui titik sudut siku-sikunya lalu buat
garis yang sejajar dari arah strike yang menyatukan antara garis B dan titik siku-siku
pada A kemudian beri symbol P’ dan Q’ lalu untuk menemukan dip yang sebenarnya
yaitu kita membuat garis sepanjang 1cm pada garis B setelah didapatkan gari 1cm
kita garis dari titik tengah lalu beri nama B’ . jika sudah kita sudah mendapatkan dip
sebenarnya yang di hitung dari gari B ke B’.
3.2 Cara Menentukan Kedudukan Singkapan
Buat titik tengah lalu buat garis bantu 10cm horizontal dan 10 cm vertical lalu
berikan notasi pada garis bantu tersebut yauti North (N) , East (E), South (S), dan
West (W). kemudian cari kedudukan semu dari A yaitu, N 318º E, setelah ditemukan
kita membuat garis dari titik tengah dan diberi notasi A, selanjutnya kita mencari
besar sudut dari kemeringan semua dari A dan di ukur dari A dan diberi notasi A’
sebesar 18º. memberikan garis tegak lurus spanjang 1cm dari garis A ke A dan diberi
simbol siku-siku’, selanjutnya kita mencari kedudukan semu dari B yaitu, N 230º E,
setelah ditemukan kita membuat garis dari titik tengah dan diberi notasi B,
selanjutnya kita mencari besar sudut dari kemeringan semua dari B dan di ukur dari
B dan diberi notasi B’ sebesar 13º. Selah itu kita memberikan garis tegak lurus
spanjang 1cm dari garis B ke B’dan diberikan simbol siku-siku, setelah itu kita
membuat garis yang menyatukan antara titik sudut siku-sku A dan B dan diberikan
notasi P’ dan Q’, selanjutnya untuk mendapatkan kedudukan singkapan yang