BELAJAR BARENG

STRUKTUR
TIM ASISTEN GEOLOGI STRUKTUR
2016 FEAT. SMAN 3 SEMARANG

LABORATORIUM GEODINAMIK DAN GEOLOGI STRUKTUR

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
 GEOLOGI STRUKTUR

PENDAHULUAN

LABORATORIUM GEODINAMIK DAN GEOLOGI STRUKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
STRUKTUR BATUAN
ADALAH GAMBARAN TENTANG KENAMPAKAN ATAU KEADAAN BATUAN TERMASUK BENTUK DAN
KEDUDUKANNYA

STRUKTUR BATUAN DIBAGI 2, BERDASARKAN PROSES PEMBENTUKANNYA :

• STRUKTUR PRIMER
• STRUKTUR SEKUNDER
GEOLOGI STRUKTUR
BAGIAN DARI ILMU GEOLOGI YANG MEMPELAJARI BENTUK (ARSITEKTUR)BATUAN SEBAGAI HASIL DARI
SUATU PROSES DEFORMASI

DEFORMASI
PERUBAHAN BENTUK DAN UKURAN PADA BATUAN AKIBAT GAYA (FORCE) YANG TERJADI DI DALAM BUMI
GEOMETRI UNSUR STRUKTUR DAN
GEOMETRI DESKRIPTIF
PENGERTIAN UNSUR STRUKTUR SECARA GEOMETRI

UNSUR DALAM STRUKTUR GEOLOGI DIANGGAP SEBAGAI BIDANG-BIDANG DAN GARIS-GARIS, YANG
MEMILIKI KEDUDUKAN /ORIENTASI YANG JELAS DALAM SUATU RUANG

SECARA GEOMETRI UNSUR STRUKTUR DIBEDAKAN MENJADI :

STRUKTUR BIDANG (PLANAR)
STRUKTUR GARIS (LINEAR)
DEFINISI UMUM DALAM GEOMETRI

• KEDUDUKAN (ATTITUDE), ADALAH ORIENTASI DARI SEBUAH BIDANG ATAU GARIS DI DALAM RUANG, DAN
PADA UMUMNYA DIHUBUNGKAN DENGAN KOORDINAT GEOGRAFIS DAN GARIS HORIZONTAL

• ARAH (AZIMUTH), ADALAH SUDUT HORIZONTAL ANTARA SEBUAH GARIS DAN SUATU ARAH KOORDINAT
TERTENTU

• KCONDONGAN (INCLINATION), ADALAH SUDUT VERTIKAL (DIUKUR KEARAH BAWAH) ANTARA GARIS
HORIZONTAL DAN SEBUAH BIDANG/GARIS
Analisis Struktur

Analisis
Deskriptif

Analisis
Kinematik

Analisis
Dinamik
Tahapan dalam penelitian geologi struktur di bagi menjadi tiga bagian
analisa, meliputi :
A. Analisa Deskriptif
• Mengenal unsur struktur geologi di lapangan
• Mendeskripsikan yang merupakan sifat fisiknya dan geometrinya
• Mengukur kedudukan unsur-unsur struktur ( garis, bidang, sudut )
• Menggambarkan pada peta dan penampang
B. Analisa Kinematik
• Mengamati perubahan yang terjadi pada batuan (deformasi), yang
berhubungan dengan pembentukan sruktur, meliputi :
• Mengamati perubahan yang terjadi pada batuan (deformasi ), yang
berhubungan dengan pembentukan struktur meliputi :
1. Pergerakan translasi dan rotasi
2. Perubahan bentuk (dilatasi) dan ukuran (distorsi)
C. Analisa Dinamik
• Mempelajari ”penyebab/proses” yang terjadi pada batuan
GEOMETRI DESKRIPTIF
DALAM PENYELESAIAN MASALAH GEOMETRI STRUKTUR DIKENAL BEBERAPA JENIS PROYEKSI, DIANTARANYA
:
• PROYEKSI PERSPEKTIF

• PROYEKSI ORTOGRAFI

• PROYEKSI STEREOGRAFI
PROYEKSI PERSPEKTIF

MERUPAKAN CARA PENGGAMBARAN SUATU OBJEK PADA SUATU BIDANG TERTENTU, DARI SUATU TITIK
PANDANG.

Gambar Prinsip Proyeksi Perspektif

PROYEKSI ORTOGRAFI

MERUPAKAN CARA PENGGAMBARAN SUATU OBJEK, DIMANA SETIAP TITIK PADA OBJEK TERSEBUT
DIPROYEKSIKAN SEJAJAR SATU DENGAN YANG LAINNYA, DAN DITARIK TEGAK LURUS TERHADAP BIDANG
PROYEKSI

Gambar Prinsip proyeksi ortografi

PROYEKSI STREOGRAFI

Zenith
PADA PROYEKSI INI, SUATU OBJEK (BIDANG/GARIS) DIBATASI OLEH SUATU PERMUKAAN BOLA.
PERPOTONGAN OBJEK TERSEBUT DENGAN PERMUKAAN BOLA KEMUDIAN DIPROYEKSIKAN PADA BIDANG

ng
BELAHAN YANG MEMBAGIGa
ri s PERMUKAAN BOLA TERSEBUT
B
id
a

r
Equa to
Bida ng

Titik

Belahan bola bawah

Lingkaran
Besar

A B
 GEOLOGI STRUKTUR

STRUKTUR BIDANG

LABORATORIUM GEODINAMIK DAN GEOLOGI STRUKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
 Pendahuluan

• Struktur bidang adalah struktur yang memiliki bidang dan

kedudukan yang dapat diamati secara langsung atau hanya
didapatkan dari hasil-hasil analisa dari struktur bidang.
• DIKAITKAN DENGAN PENGGOLONGAN STRUKTUR
MENURUT WAKTU PEMBENTUKANNYA, MAKA
DIBEDAKAN MENJADI :

- STRUKTUR BIDANG PRIMER

BIDANG-BIDANG YANG TERMASUK DALAM STRUKTUR
BIDANG PRIMER ADALAH BIDANG PERLAPISAN, BIDANG FOLIASI,
BIDANG REKAH KERUT (MUD CRACK), BIDANG KEKAR KOLOM (
COLOMNAR JOINT ) PADA BATUAN BEKU, DAN LAIN SEBAGAINYA.
-STRUKTUR BIDANG SEKUNDER
STRUKTUR BIDANG SEKUNDER ADALAH BIDANG KEKAR,
BIDANG SESAR, BIDANG SAYAP LIPATAN.
 Kedudukan struktur bidang

 Strike (Jurus)

 Strike (Jurus) adalah Sebuah garis horizontal yang terletak pada

suatu struktur bidang
 Dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang
horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut (bidang
perlapisan atau sesar dll)
 Jurus suatu struktur bidang diukur dari sudut antara garis jurus
dengan utara sebenarnya
DIP (KEMIRINGAN)
 KEMIRINGAN (DIP) ADALAH SUDUT ANTARA STRUKTUR
BIDANG DAN SEBUAH BIDANG HORIZONTAL
 KEMIRINGAN SEBENARNYA (TRUE DIP) KEMIRINGAN YANG
DIUKUR PADA BIDANG VERTIKAL YANG MEMILIKI ORIENTASI
YANG TEPAT TEGAK LURUS.
 KEMIRINGAN SEMU (APPARENT DIP) KEMIRINGAN YANG
DIUKUR PADA BIDANG VERTIKAL YANG TIDAK TEGAK LURUS
GARIS JURUS.

PRAKTIKUM GEOLOGI
STRUKTUR 2015
 Konversi Arah

Jurus suatu struktur bidang dapat dideskripsikan dengan dua cara,

yaitu :

 konvensi kuadran.
Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah dibagi ke
dalam empat kuadran (NE, SE, NW, dan SW) yang masing-
masin gkuadran memiliki besar 90 derajat.

• Konversi Azimuth
Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah dibagi ke
dalam 360°.maka jurus dalam konvensi azimuth sebenarnya
dapat dideskripsikan secara keseluruhan dalam angka, tanpa
harus menyebutkan singkatan mata angin.

PRAKTIKUM GEOLOGI
STRUKTUR 2015
KEDUDUKAN STRUKTUR BIDANG

 KONVENSI KUADRAN

 KONVENSI AZIMUTH
Strike/Dip Strike/Dip
N 45 W / 30 SW N 135 E / 30 SW
S 45 E / 30 SW N 315 E / 30 SW
Kemiringan, Arah Kemiringan : Kemiringan, Arah Kemiringan :
30, N 225 E 30, N 225 E
 Penyelesaian Struktur
 BISA DISELESAIKAN DENGAN :
Bidang
• METODA GRAFIS
METODE GRAFIS ADALAH UNTUK MENGGAMBARKAN
KEDUDUKAN DARI TIGA DEMENSI MENJADI DUA DEMENSI,
YAITU DENGAN CARA PROYEKSI ORTOGRAFI

 Proyeksi Orthografi

Proyeksi ortografi,
merupakan cara
penggambaran suatu
objek, dimana setiap titik
pada objek tersebut
diproyeksikan sejajar satu
dengan yang lainnya, dan
ditarik tegak lurus
terhadap bidang proyeksi
LATIHAN
 GEOLOGI STRUKTUR

STRUKTUR GARIS

LABORATORIUM GEODINAMIK DAN GEOLOGI STRUKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
 Outline
Maksud dan Tujuan

Perbedaan Struktur Bidang dan Struktur Garis

Jenis Struktur Garis

Istilah dalam Struktur Garis

Struktur Garis di Lapangan

Penentuan komponen Struktur Garis dengan Cara Grafis

 Maksud dan Tujuan
 Memahami struktur garis beserta komponen-komponennya
 Memahami cara menentukan plunge dari data kedudukan bidang
 Memahami cara menentukan pitch dari data kedudukan bidang
 Memahami cara menentukan proyeksi perpotongan bidang
 Perbedaan Struktur Garis
dengan Struktur Bidang

Struktur garis merupakan salah satu unsur dalan Struktur Geologi.

Pada umumnya struktur garis berada pada suatu struktur bidang, contoh :
STRUKTUR BIDANG STRUKTUR GARIS
• PERLAPISAN • LINEASI MINERAL
• JOINTS • PERPOTONGAN 2 BIDANG
• FAULTS • STIRIASI PADA BIDANG SESAR
 Jenis Struktur Garis
• Struktur garis yang arah dan kedudukannya
Struktur Garis Riil dapat diamati dan diukur langsung dilapangan
• Contoh : Gores-garis pada bidang sesar

• Struktur garis yang arah dan kedudukannya

ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur
struktur yang membentuk kelurusan atau
Struktur Garis liniasi.
• Contoh : liniasi fragmen breksi sesar,
Semu lineasi mineral-mineral dalam batuan beku
 Jenis Struktur Garis
• Liniasi atau penjajaran mineral pada batuan
Struktur Garis beku
• Arah liniasi struktur sedimen
Primer

• Gores-garis, liniasi memanjang fragmen breksi

Struktur Garis sesar, garis poros lipatan dan kelurusan-
kelurusan : topografi, sungai
Sekunder
 Unsur dalam Struktur Garis
 Trend (arah penujaman) : jurus dari bidang vertikal yang melalui garis dan
menunjukkan arah penunjaman garis tersebut.
 Pitch (rake) : besar sudut antara struktur garis tersebut dengan horizontal, diukur pada
bidang dimana struktur garis tersebut terbentuk. (00 – 900)
 Plunge (besar sudut (dip) penujaman) : sudut vertikal antara sebuah garis dengan
proyeksi garis tersebut pada bidang horizontal.
Block diagram illustrating the strike and dip of plane, the trend and plunge of a lineation on a plane and the pitch of a
lineation on plane
Stretching Lineation
Parallel to Lineation
 Struktur Garis di Lapangan
 Mengukur Trend (bearing)  Mengukur Plunge
PENULISAN KEDUDUKAN STRUKTUR
GARIS
Kedudukan struktur bidang secara lengkap dideskripsikan oleh penunjaman dan arah
penunjaman

480,

480, N3000E

Penunjaman Arah Penunjaman

SIAPKAN ALAT PRAKTIKUM DI ATAS MEJA..
1. PENGGARIS
2. BUSUR 3600
3. JANGKA
4. MILIMETER BLOCK
5. PENSIL & PENGHAPUS
6. STAPLES
7. PENGGARIS SEGITIGA (DISARANKAN)
8. PENSIL WARNA
MENENTUKAN Plunge dan Pitch

berarah N 450 W pada

bidang sesar N900W/500.
Φ= Pitch
α= Plunge

FL1
d E’
E
A’
d B α
A C
50o Φ
FL2
N90o W
N45oW

2/28/2019
Penentuan Komponen Stuktur
Garis dengan Cara Orthografis
A
d FL.1
N320oE
bidang sesar N 3200 E/400
40o dan
bidang kekar N 2500 E/600
FL.2
d

Trend B
N 60o
C N250oE
d= 2 cm
d
γ α
D γ= trend
O
α= plunge
 Menentukan Trend & Plunge dari 2/28/2019
2 Perpotongan Bidang
PROYEKSI PERPOTONGAN BIDANG
Reservoar elevasi 200m (N2550E/650) diukur pada
titik O
shale elevasi 100m (N1500E/450) diukur pada titik P
Plunge dan Trend?

N150oE
β= Trend
O
Α= Plunge
P 100
Selisih elevasi= 200-100 45o 200
N
= 100 FL2

FL1 O”
Trend B
T H”
α
A β
65o P’’
O’
H’
O
100 200
N255oE 0

Skala 1: 10.000
2/28/2019
Referensi

Ragan, Donal M., 2009, “Structural Geology An Introduction to Geometrical techniques” 4th
edition. Cambridge University Press, NewYork.
 GEOLOGI STRUKTUR

KETEBALAN DAN KEDALAMAN

LABORATORIUM GEODINAMIK DAN GEOLOGI STRUKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
 MAKSUD DAN TUJUAN
1. MAKSUD
 MENGGAMBARKAN POSISI SUATU LAPISAN BATUAN DI DALAM BUMI.
 MENGETAHUI KETEBALAN DAN KEDALAMAN SUATU LAPISAN BATUAN.
2. TUJUAN
 MAMPU MENGGAMBARKAN DIAGRAM BALOK, PENAMPANG TAMPAK ATAS DAN TAMPAK SAMPING
SUATU LAPISAN BATUAN.
 MAMPU MENGUKUR DAN MENENTUKAN KETEBALAN DAN KEDALAMAN SUATU LAPISAN BATUAN.
DEFINISI KETEBALAN DAN KEDALAMAN

• KETEBALAN ADALAH JARAK TERPENDEK YANG DIUKUR ANTARA DUA

BIDANG SEJAJAR YANG MERUPAKAN BATAS ANTARA DUA LAPISAN TEGAK
LURUS BIDANG BATAS TERSEBUT.
• KEDALAMAN ADALAH JARAK VERTIKAL DARI SUATU KETINGGIAN
TERTENTU TERHADAP SATU TITIK (MISALNYA MUKA LAUT) TERHADAP
SATU TITIK, GARIS ATAU BIDANG.
APLIKASI PENENTUAN KETEBALAN DAN
KEDALAMAN

 ANALISIS GEOMETRI AQUIFER (LAPISAN YANG DAPAT MENYIMPAN DAN

MENGALIRKAN AIR DALAM JUMLAH YANG EKONOMIS), CONTOHNYA
PASIR, KERIKIL, BATUPASIR, DAN BATUGAMPING REKAHAN.
 ANALISIS GEOMETRI LAPISAN BATUBARA.
 MEMBUAT MEASURED STRATIGRAPHY (STRATIGRAFI TERUKUR), YAKNI
SUATU KOLOM YANG MENGGAMBARKAN URUT – URUTAN LAPISAN
BATUAN DI SUATU DAERAH TERTENTU.
 PENGUKURAN KETEBALAN LAPISAN
BATUAN

PENGUKURAN LANGSUNG
• METODE RENTANG TALI (VERTICAL ATAU HORIZONTAL)
• METODE TONGKAT JACOB
PENGUKURAN KETEBALAN LAPISAN
BATUAN
PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG
• POSISI SINGKAPAN
• KEDUDUKAN LAPISAN BATUAN (STRIKE DAN DIP)
• ARAH LINTASAN YANG AKAN DIUKUR
PENGUKURAN KETEBALAN LAPISAN
BATUAN
1) LAPISAN MIRING PADA MEDAN DATAR

Keterangan :
w : panjang lintasan yang tegak lurus strike (m)
i : panjang lintasan yang tidak tegak lurus strike (m)
t : ketebalan sebenarnya (m)
δ : kemiringan lapisan (dip), satuan ; (º)
ɣ : sudut terkecil antara lintasan dan jurus lapisan (strike), satuan ; (º)
a) LINTASAN TEGAK LURUS TERHADAP JURUS LAPISAN
T = W SIN Δ
b) LINTASAN MENYUDUT TERHADAP JURUS LAPISAN
W = I SIN Ɣ
T = W SIN Δ

δ
 a) Lapisan horizontal

2) LAPISAN HORIZONTAL, VERTIKAL, DAN MIRING PADA MEDAN BERLERENG

δ=0
o
(SLOPING)

w
t
σ
Horizontal Line

t = w sin σ

Keterangan :
σ : kemiringan lereng (slope), satuan ; (º)
b) Lapisan vertikal

δ = 90o

σ Horizontal Line
t

t = w cos σ
c) Kemiringan lapisan (dip) searah kemiringan lereng (slope)
(1) Dip > Slope

δ>σ

Horizontal Line
δ σ
t

t = w sin (δ – σ)
c) Kemiringan lapisan (dip) searah kemiringan lereng (slope)
(2) Dip < Slope

δ<σ

t
w

Horizontal Line
σ δ

t = w sin (σ – δ)
d) Kemiringan lapisan (dip) berlawanan arah kemiringan lereng (slope)
(1) Dip + Slope > 90°

δ>σ
δ + σ > 90°

t
Horizontal Line
δ σ

t = w sin (180° – δ – σ)
d) Kemiringan lapisan (dip) berlawanan arah kemiringan lereng (slope)
(2) Dip + Slope < 90°

δ<σ
δ + σ < 90°

w
t

Horizontal Line
δ σ

t = w sin (σ + δ)
PENGUKURAN KEDALAMAN LAPISAN
BATUAN

1) PENGUKURAN TEGAK LURUS JURUS LAPISAN PADA TOPOGRAFI DATAR

d = i tan δ
 a) Dip searah slope
(1) Dip searah slope, dip > slope
2) PENGUKURAN TEGAK LURUS JURUS LAPISAN PADA TOPOGRAFI MIRING

d = d2 – d1
d1 = i sin σ
d2 = i cos σ. tan δ
maka :
d = i cos σ. tan δ – i sin σ
= i (cos σ. tan δ – sin σ)
(2) Dip searah slope, dip < slope

d = d2 – d1
d1 = i cos σ. tan δ
d2 = i sin σ
maka :
d = i sin σ – i cos σ. tan δ
= i (sin σ – cos σ. tan δ )
b) Dip berlawanan arah slope

d = d2 + d1
d1 = i cos σ. tan δ
d2 = i sin σ
maka :
d = i cos σ. tan δ + i sin σ
= i (cos σ. tan δ + sin σ)
3) PENGUKURAN TIDAK TEGAK LURUS JURUS LAPISAN PADA
i = i' sin ɣ TOPOGRAFI MIRING
A) DIP SEARAH SLOPE
(1) DIP SEARAH SLOPE, DIP > SLOPE
D = D2 – D1
D1 = I' SIN Ɣ. SIN Σ
D2 = I' SIN Ɣ. COS Σ. TAN Δ
MAKA :
D = I' SIN Ɣ. COS Σ. TAN Δ – I' SIN Ɣ. SIN Σ
= I' SIN Ɣ (COS Σ. TAN Δ – SIN Σ)
ɣ i'
3) PENGUKURAN TIDAK TEGAK LURUS JURUS LAPISAN PADA
i = i' sin ɣ TOPOGRAFI MIRING

A) DIP SEARAH SLOPE

(2) DIP SEARAH SLOPE, DIP < SLOPE
D = D2 – D1
D1 = I' SIN Ɣ. COS Σ. TAN Δ
D2 = I' SIN Ɣ. SIN Σ
MAKA :
D = I' SIN Ɣ. SIN Σ – I' SIN Ɣ. COS Σ. TAN Δ
= I' SIN Ɣ (SIN Σ – COS Σ. TAN Δ)
x
i'
ɣ
3) PENGUKURAN TIDAK TEGAK LURUS JURUS LAPISAN PADA TOPOGRAFI
i = i' sin ɣ
MIRING
B) DIP BERLAWANAN ARAH SLOPE
D = D2 + D1
D1 = I' SIN Ɣ. COS Σ. TAN Δ
D2 = I' SIN Ɣ. SIN Σ
MAKA :
D = I' SIN Ɣ. COS Σ. TAN Δ + I' SIN Ɣ. SIN Σ
= I' SIN Ɣ (COS Σ.x TAN Δ + SIN Σ)

i'
ɣ
 SOAL
1. PADA SEBUAH MEDAN DATAR TERDAPAT LAPISAN BATUBARA DENGAN
KEDUDUKAN N 110°E/ 40°, PADA BAGIAN UTARANYA BERBATASAN DENGAN
LAPISAN BATUPASIR. DARI BATAS BATUBARA YANG BERBATASAN DENGAN
BATUPASIR TERSEBUT DILAKUKAN PENELUSURAN BATAS SATUNYA DENGAN
ARAH N 200°E DAN DIJUMPAI BATAS SATUNYA, YAITU BATAS ANTARA
BATUBARA DAN BATULEMPUNG DENGAN JARAK LINTASAN SEJAUH 15 M.
A) BERAPA KETEBALAN LAPISAN BATUBARA TERSEBUT?
B) APABILA PADA TITIK X, YAKNI 125 M PADA ARAH N 200°E DARI BATAS ANTARA
BATUBARA DAN BATULEMPUNG AKAN DILAKUKAN PENGEBORAN EKSPLORASI,
BERAPAKAH KEDALAMAN LAPISAN BATUBARA YANG SEHARUSNYA DITEMBUS
OLEH PENGEBORAN TERSEBUT?
C) JIKA LOKASI X MEMILIKI ELEVASI 120 MDPL, BERAPAKAH ELEVASI LAPISAN
BATUBARA TERSEBUT?
 PENYELESAIAN
1. DIKETAHUI :
• POSISI SINGKAPAN : SINGKAPAN TERLETAK PADA BIDANG DATAR, TANPA
KELERENGAN (SLOPE).
• KEDUDUKAN LAPISAN BATUBARA : N 110°E/ 40°
• ARAH LINTASAN : PENELUSURAN ANTARBATAS KONTAK PADA ARAH N
200°E (TEGAK LURUS STRIKE LAPISAN BATUBARA)
• JARAK LINTASAN : W = 15 M
• JARAK PENGEBORAN : 125 M DARI BATAS KONTAK SELATAN
• ARAH LINTASAN PENGEBORAN : N 200°E (TEGAK LURUS STRIKE LAPISAN
BATUBARA)
• ELEVASI TITIK PENGEBORAN 120 MDPL
A. Diagram Balok
Diketahui :
N Skala 1 : 1000 w = 15 m
i = 125 m, pada N 200°E
δ = 40°

Keterangan :
i t : ketebalan lapisan
w
X batubara
t w : jarak antarkontak
δ' lapisan batuan di
permukaan
i : jarak pengeboran
δ' : dip, atau dip batubara
yang diukur
B. Diagram Balok Tampak Atas

N Diketahui :
Skala 1 : 1000 w = 15 m
i = 125 m, pada N 200°E

w
N 110°E
Keterangan :
t : ketebalan lapisan
batubara
N 200°E w : jarak antarkontak
i lapisan batuan di
permukaan
i : jarak pengeboran

X
 C. Diagram Balok Tampak Samping
Sayatan Tegak Lurus Strike

Diketahui : Ketebalan (t) :

w = 15 m t = w sin δ
i = 125 m =
δ = 40° Skala 1 : 1000

i w Kedalaman (d) :
X d = i tan δ
δ δ
N 20°E =
t

d
Keterangan :
t : ketebalan lapisan
batubara
d : kedalaman lapisan
batubara
w : jarak antarkontak
lapisan batuan di
permukaan
δ : sudut kemiringan lapisan
(dip) batubara
D. Diagram Vertikal Elevasi Pada Titik X dan Lapisan Batubara

Skala 1 : 1000 Diketahui :

X hX = 120 m
120.00 mdpl
d =

hBatas atas Lapisan Batubara

= hX – d
d =
hX

……mdpl hBatas Atas Lapisan Batubara

ha
0m MSL (mean Sea Level)
D. Diagram Vertikal Elevasi X dan Lapisan Batubara (Lanjutan)

Skala 1 : 1000
X hBatas atas Lapisan Batubara
120.00 mdpl = hX – d
hBatas bawah Lapisan Batubara
=

d
hX

…….mdpl hBatas Atas Lapisan Batubara

Ketebalan
ha Semu
…….mdpl Lapisan Batubara hBatas Bawah Lapisan Batubara
0m hb
MSL (mean Sea Level)
 SOAL
2. PADA LERENG YANG MIRING KE ARAH N 255°E DENGAN SLOPE 50° DI DAERAH TUGU, SEMARANG, DIJUMPAI
BATUPASIR HALUS DENGAN KEDUDUKAN LAPISAN N 165°E/ 70°, ARAH SLOPE TEGAK LURUS STRIKE. DARI
BATAS BAWAH LAPISAN BATUPASIR HALUS DI PERMUKAAN BIDANG MIRING DILAKUKAN PENGUKURAN KE
ARAH N 135°E SEJAUH 40 M HINGGA DITEMUKAN BATAS ATASNYA.
a) BERAPAKAH TEBAL LAPISAN BATUPASIR HALUS?
b) JIKA DARI BATAS ATAS TERSEBUT DILANJUTKAN PENELUSURAN KE ARAH N 245°E SEJAUH 50 M HINGGA
SAMPAI DI LOKASI X UNTUK DILAKUKAN PENGEBORAN EKSPLORASI AIRTANAH, BERAPAKAH KEDALAMAN
LAPISAN BATUPASIR HALUS DARI LOKASI X TERSEBUT?
c) APABILA TITIK X MEMILIKI ELEVASI 25 MDPL, BERAPAKAH ELEVASI LAPISAN BATUPASIR HALUS?
 PENYELESAIAN
2. DIKETAHUI :
• POSISI SINGKAPAN : SINGKAPAN TERLETAK PADA BIDANG ATAU MEDAN MIRING DENGAN SLOPE (Σ) = 50°, ARAH SLOPE (N 255°E) TEGAK LURUS
STRIKE LAPISAN BATUPASIR HALUS
• KEDUDUKAN LAPISAN BATUPASIR HALUS : N 165/ 70°
• HUBUNGAN DIP DAN SLOPE : DIP SEARAH SLOPE DAN DIP LEBIH BESAR DARI SLOPE
• ARAH LINTASAN : PENELUSURAN ANTARBATAS KONTAK PADA ARAH N 135°E (TIDAK TEGAK LURUS STRIKE LAPISAN BATUPASIR HALUS)
• JARAK LINTASAN : W’ = 40 M
• JARAK PENGEBORAN : I’ = 50 M DARI BATAS ATAS KONTAK LAPISAN BATUPASIR HALUS DI PERMUKAAN BIDANG MIRING
• ARAH LINTASAN PENGEBORAN : N 245°E (TIDAK TEGAK LURUS STRIKE LAPISAN BATUPASIR HALUS)
• ELEVASI TITIK PENGEBORAN 25 MDPL
A. Diagram Balok N
Diketahui : Keterangan :
w' = 40 m w' : jarak antarkontak
i‘ = 50 m lapisan batuan di
σ = 50° permukaan pada arah
δ = 70° tidak tegak lurus strike
δ : sudut kemiringan lapisan
w'
(dip) batupasir halus
N 135°E

i'
Horizontal Line
δ
Keterangan :
X i' : jarak pengeboran pada
arah tidak tegak lurus
σ strike
σ : sudut kemiringan medan
(slope)
B. Diagram Balok Tampak Atas

Skala 1 : 1000 N
w = w’ sin ɣ Keterangan :
= w' : jarak antarkontak
lapisan batuan di
i = i’ sin α permukaan pada arah
tidak tegak lurus strike
=
w : jarak antarkontak
lapisan batuan di
permukaan pada arah
tegak lurus strike
w' ɣ : sudut terkecil antara
ɣ arah penelusuran kontak
dan strike
w α N 135°E i' : jarak pengeboran pada
arah tidak tegak lurus
i' strike
i i : jarak pengeboran pada
arah tegak lurus strike
α : sudut terkecil antara
X arah lintasan pengeboran
Batas Atas dan strike
Batas Bawah
 C. Diagram Balok Tampak Samping
Sayatan Tegak Lurus Strike

Ketebalan (t) :
Skala 1 : 1000
t = w sin (δ – σ)
=

Horizontal Line
Keterangan :
w : jarak antarkontak
σ
δ t lapisan batuan di
permukaan pada arah
tegak lurus strike
X i : jarak pengeboran pada
arah tegak lurus strike
σ
N 255°E
 Kedalaman (d) :
d1 = (i – w) sin σ
=

d2 = (i – w) cos σ. tan δ
=
Skala 1 : 1000
d = d2 – d1
=
σ Horizontal Line
δ
d1

d2
X

Keterangan :
w : jarak antarkontak
σ Batas Bawah
lapisan batuan di
permukaan pada arah
tegak lurus strike
i : jarak pengeboran pada
arah tegak lurus strike
D. Diagram Vertikal Elevasi X dan Lapisan Batupasir

Skala 1 : 1000 Diketahui :

X hX = 25 m
25.00 mdpl
d =

hBatas atas lapisan Batupasir Halus

= hX – d
hX
=
d

0m MSL (mean Sea Level)

ha

- …… mdpl hBatas atas lapisan Batupasir Halus

 TERIMA KASIH
Struktur itu
Indah

NYUWUN SEWU NDAMEL NGELU NDASMU!!!

SUWUN