Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja
kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu
struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik.
Cabang geologi yang menjelaskan struktur geologi secara detail disebut geologi
struktur, dimana geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai bentuk arsitektur kulit bumi. Kekutan Tektonik dan orogenik yang
membentuk struktur geologi itu berupa stress (Tegangan). Berdasarkan keseragaman
kekuatannya,Stress dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
A. Uniform stress (Confining Stress)
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dengan kekuatan yang sama dari atau ke
segala arah
B. Differential Stress
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah saja dan bisa juga
dari atau ke segala arah,tetapi salah satu arah kekuatannya ada yang lebih dominan.
Secara umum geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang
mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai hasil deformasi. Pengertian
umum dari geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan
sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya. Beberapa
kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai
unsur-unsur struktur geologi sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai
suatu studi dengan skala yang lebih besar.
Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi
maupun yang terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk
bentuk arsitektur yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk
arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan
yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya yang bekerja pada batuan
tersebut.  Deformasi adalah perubahan tempat dan/atau orientasi dari tubuh batuan
yang disebabkan oleh pengaruh tektonik.

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud diadakannya praktikum Geologi Struktur ini agar praktikan dapat


mengetahui hal hal mengenai stuktur garis.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan diadakan praktikum Geologi Struktur dalam mata acara struktur
garis sebagai berikut :
1. Dapat menentukan plunge (penunjaman), trend (arah penunjaman), dan pitch dari
stuktur garis.
2. Dapat menentukan kedudukan struktur garis dari perpotongan dua struktur
bidang.
3. Dapat menentukan apperent plunge (penunjaman semu) dari sebah struktur garis.

1.3 Alat

1.3.1 Alat

1. Penggaris 30 cm
2. Busur Derajat
3. Alat Tulis Menulis
4. Drawing Pen ( 0.1)

1.3.2 Bahan

1. Kertas Grafik
2. Kertas Kalkir

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Struktur garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan
kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu lipatan, garis sesar dan lain
sebagainya. Garis merupakan unsur dari bidang sehingga kedudukannya dapat
mengikuti suatu bidang dan dapat juga berdiri sendiri sebagai struktur garis. Struktur
garis dalam geologi struktur dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu struktur garis
riil dan struktur garis semu :
1. Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat
diamati secara langsung di lapangan, misalnya gores yang terdapat pada bidang
sesar.

Gambar 2.1 Struktur Patahan atau Sesar

2. Struktur garis semu adalah struktur garis yang arah serta kedudukannya
ditafsirkan dari orientasi suatu unsur struktur yang membentuk pada satu
kelurusan atau liniasi. Liniasi adalah keadaan dimana mineral-mineral
prismatik membentuk kenampakan penjajaran pada batuan seperti genggaman
pensil. Contohnya pada suatu fragmen breksi besar, mineral-mineral pada

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

batuan beku, arah liniasi pada struktur batuan, kelurusan sungai, topografi dan
sebagainya.

Gambar 2.2 Fragmen Breksi Besar

Berdasarkan pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi dua


macam, yaitu :
1. Struktur Garis Primer
Struktur garis primer meliputi liniasi atau penjajaran dari mineral yang terdapat
pada batuan beku tertentu dan arah liniasi dari struktur sedimen. (Anonim, 2013)

Gambar 2.3 Lapisan - lapisan Sedimen Graded Bedding

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

2. Struktur Garis Sekunder

Struktur garis sekunder meliputi gores garis liniasi memanjang fragmen breksi
sesar, kelurusan dari sungai, garis poros lipatan, topografi dan lain-lain.
Dalam mempelajari struktur garis, ada beberapa istilah-istilah yang
digunakan dan harus dipahami, agar mempermudah dalam menggambarkannya.
Istilah-istilah yang digunakan tersebut, yaitu :
1. Arah Penunjaman (Trend)
Arah penunjaman atau trend adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui
garis dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut. Trend hanya
menunjukkan suatu arah tertentu.
2. Penunjaman (Plunge)
Plunge adalah suatu sudut vertikal yang diukur dari arah bawah pada suatu
bidang vertikal di antara garis horizontal.
3. Arah Kelurusan (Bearing)
Bearing adalah suatu jurus bidang vertikal yang melalui suatu garis tetapi
tidak menunjukkan suatu arah daripada penunjaman garis itu atau menunjukkan
arah dimana salah satu arahnya merupakan suatu sudut pelurus.
4. Rake (Pitch)
Rake adalah suatu besar sudut yang terletak di antara dua garis horizontal
yang diukur pada bidang dimana garis tersebut berada, besarnya sama dengan
atau lebih kecil.

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

Gambar 2.4 Contoh Rake (Pitch)

Gambar 2.5 Struktur Garis


Keterangan :
AE = Struktur garis pada bidang ABCD
AL = Arah Penunjaman (trend)
Α = Rake (pitch)
Θ = Penunjaman (plunge)

Penulisan (notasi) struktur garis dapat dinyatakan dengan plunge dan trend.
Sedangkan pada sistem azimuth hanya mengenal satu cara penulisan, yaitu : N XoE,
Yo dimana :
Yo = plunge yang besarnya 0o – 90o
Xo = trend yang besarnya 0o – 360o
Untuk sistem kwadran penulisannya tergantung posisi kwadran yang
diinginkan, seperti halnya pada struktur bidang, dimana :
Sistem Kwadran = S 45o E, 20o maka Sistem Azimuth = N 135o E, 20o
Sistem Kwadran = N 45o W, 25o maka Sistem Azimuth = N 315o E, 25o

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

Dalam garis trend hasil dari pengukuran yang dituliskan dengan tepat sesuai
dengan arah pembacaan kompas, dan pada satu titik dimana ada struktur garis
yang akan diukur diberikan tanda panah pada ujung-ujung garis tersebut sesuai
dengan arah yang ditunjukkannya. Untuk itu perlu dituliskan besar penunjaman pada
ujung tanda anak panah tersebut.

: Trend and plunge of line

: Horizontal line

: Double line

: Attitude of elongated pebble

: Attitude of mineral grains


30
: Or the bed

Gambar 2.6 Simbol Struktur Garis

Adapun cara pengukuran struktur garis dengan kompas geologi antara lain sebagai
berikut :
1. Pengukuran struktur garis yang mempunyai Trend

Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah gores garis pada bidang
sesar, arah arus pembentukan struktur sedimen dan garis sumbu lipatan.
a. Pengukuran Arah Trend
Tempelkan alat bantu (dapat berupa buku lapangan atau (clipboard) pada
posisi tegak dan sejajar dengan struktur garis yang akan diukur.
b. Tempelkan sisi W atau E kompas pada posisi kanan atau kiri alat bantu
dengan visir kompas (sighting arm) mengarah ke penunjaman struktur garis
tersebut.

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

c. Levelkan atau horizontalkan kompas (bull’s eye level dalam keadaan


horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah
harga arah penunjamannya (trend).
2. Pengukuran Plunge (Sudut Penunjaman)
a. Tempelkan sisi W kompas pada sisi atas alat bantu yang masih dalam
keadaan vertikal.
b. Levelkan dinometer dan baca besaran sudut vertikal yang ditunjukkan oleh
penunjuk pada skala dinometer.

Gambar 2.7 Mengukur Plunge Menggunakan Kompas

Pengukuran struktur garis yang tidak mempunyai trend (horisontal).Adapun


yang termasuk dalam struktur garis ini pada umumnya berupa arah-arah kelurusan
(arah liniasi fragmen breksi sesar, arah kelurusan sungai, arah kelurusan garis sesar).
Jadi yang perlu diukur hanya arah kelurusan (bearing) saja.
1. Pengukuran Rake (Pitch)
a. Buat garis horizontal pada bidang dimana struktur garis tersebut berada
(sama dengan jurus bidang tersebut) yang memotong struktur garis yang
akan diukur rake-nya.
b. Ukur besar sudut lancip yang dibentuk oleh garis horizontal, dengan
struktur garis tersebut menggunakan busur derajat. Pengukuran struktur
garis yang tidak mempunyai trend (horizontal).
2. Pengukuran Bearing

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

a. Arah visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis yang
akan diukur, misalnya sumbu memanjang fragmen breksi besar.
b. Pada posisi dalam langkah pertama, levelkan kompas (bull’s eye level
dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara
kompas adalah harga arah bearing-nya.

Gambar 2.8 Mengukur Bearing Menggunakan Kompas

Penentuan tebal dan kedalaman dalam geologi struktur pada dasarnya


merupakan aplikasi dari metode grafis dan geometris. Tebal merupakan jarak tegak
lurus antara dua bidang yang sejajar, yang merupakan batas lapisan batuan.

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1. Kedudukan Struktur Garis Dan Pitch Pada Struktur Bidang

Bayangkan (tidak perlu digambar!) permasalahan dalam tiga dimensi. COED


adalah bidang miring. Beda tinggi antara garis jurus CO dan garis jurus DE adalah t
(t dapat ditentukan secara bebas). Garis FG adalah proyeksi garis DE pada bidang
peta. Dapat dilihat bahwa untuk dapat mengukur besar penunjaman, kita harus
memutar bidang OAB ke bidang peta dengan menggunakan garis OA sebagai garis
lipat. Untuk dapat mengukur sudut besar pitch, kita harus memutar bidang COED ke
bidang peta dengan menggunakan garis CO (garis jurus) sebagai garis lipat. Kedua
garis jurus pada arah N45oE dengan panjang bebas \ Tentukan posisi titik C pada
garis ini (bebas). Gambar garis CI tegak lurus jurus (searah dengan arah kemiringan
sebenarnya). Ketiga Jadikan garis CI sebagai garis lipat F1, putar bidang penampang
ke bidang peta. Gambar garis CJ yang membentuk sudut 30 o (kemiringan struktur
bidang) dengan CI. Keempat Buat garis KL tegak lurus CI (sejajar jurus). Garis ini
memotong garis CI dan CJ di titik F dan D'. Dalam pembuatan garis KL ini,
usahakan agar panjang FD' memiliki angka yang bulat dalam satuan milimeter. Garis
KL ini merupakan proyeksi garis jurus DE pada bidang peta. Dalam penggambaran
yang baru saja dilakukan, beda tinggi antara garis jurus CO dan garis jurus DE
adalah sebesar panjang FD' (t). Penentuan penunjaman struktur garis. Kelima
Gambar garis OA pada arah N1800E. Garis OA ini merupakan proyeksi struktur
garis pada bidang peta. Keenam Jadikan OA sebagai garis lipat F2, putar bidang
penampang ke bidang peta. Gambar garis AB'' tegak lurus OA sepanjang t. Ketujuh
Gambar garis OB''. Sudut AOB'' merupakan penjunjaman struktur garis. Penentuan
pitch. Kedelapan Jadikan garis jurus CO sebagai garis lipat F3, putar bidang
miring COED ke bidang peta. Dengan menggunakan jangka, gambar busur
penghubung dari titik D' ke D'', di mana D'' terletak di sepanjang garis lipat CI dan
titik C sebagai pusat busur penghubung. Panjang CD'' sama dengan panjang CD'.
Kesembilan Gambar segi empat COE'D''. Segi empat ini adalah bidang miring
COED yang telah diputar ke bidang peta dengan menggunakan garis CO sebagai
FADLY HERIYANTO A. FARID
09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

garis lipat. Setelah perputaran ini, titik B yang sebelumnya berada di bidang miring,
akan terputar ke B' di bidang peta. Kesepuluh Gambar garis OB'. Garis ini adalah
struktur garis OB yang telah diputar ke bidang peta dengan menggunakan garis CO
sebagai garis lipat. Sudut COB adalah pitch. Kesebelas Pengukuran dengan
menggunakan busur menghasilkan kedudukan struktur garis 23o, N180oE, dan
besarnya pitch 50o.

3.2. Struktur garis yang terbentuk dari perpotongan dua struktur bidang

Gambar jurus kedua struktur bidang pada skala yang cocok dan saling
berpotongan di titik K. Tandai arah kemiringan pada kedua garis jurus. Gambar garis
lipat F1 tegak lurus jurus lapisan batugamping dan garis lipat F2 tegak lurus jurus
korok andesit, putar bidang-bidang penampang ke bidang peta. Gambar garis PX dan
BI yang masing-masing membentuk sudut 40 o dan 25 o
terhadap F1 dan F2. Kemudian
Gambar garis YV tegak lurus F1. Garis ini memotong F1 dan PX di titik U dan S'. Dalam
pembuatannya, usahakan agar US' memiliki panjang yang bulat dalam satuan milimeter,
dan dalam hal ini dicontohkan panjangnya t. Kemudian Gambar garis JG tegak lurus F2.
Garis ini memotong F2 dan BI di titik F dan C'. Dalam pembuatannya, FC' harus
memiliki panjang t. Kemudian Garis YV dan JG berpotongan di titik M.
Gambar garis KM yang merupakan proyeksi zona mineralisasi pada bidang peta.
Karena itu, arah KM merupakan arah penunjaman zona mineralisasi. Kemudian
Jadikan KM sebagai garis lipat, putar bidang penampang ke bidang peta. Gambar
garis MZ' tegak lurus KM dengan panjang t. Gambar garis KZ'. Sudut MKZ' adalah
penunjaman zona mineralisasi. Kemudian Pengukuran dengan menggunakan busur
menghasilkan kedudukan zona mineralisasi 20o,N216oE.Pitch dari zona mineralisasi
terhadap lapisan batugamping dan korok andesit dapat ditentukan dengan
menggunakan metode Pitch zona mineralisasi terhadap lapisan batugamping = 41o
dan terhadap korok andesit =78o.

3.3. Penentuan Penunjuman Semu

Memperlihatkan permasalahan yang ada. Kita ingin menentukan kedudukan


proyeksi lubang bor pada penampang. Dari Gambar dapat dibayangkan bahwa
proyeksi lubang bor pada penampang akan memiliki arah penunjaman N90 o
E.
Kemudian Gambar ulang garis penampang dan garis proyeksi lubang bor pada peta.

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

Tentukan titik X pada garis proyeksi lubang bor. Kemudian Gunakan garis OX
sebagai garis lipat F1, putar bidang penampang ke bidang peta. Buat garis OA yang
membentuk sudut 30 o (penunjaman struktur garis) dengan OX. Kemudian Buat garis
dari titik X yang tegak lurus OX. Garis ini memotong OA di titik Kemudian Ukur
jarak XW, misalkan jarak ini adalah d. Kemudian Proyeksi titik X pada penampang
adalah titik Y. Kemudian Gunakan garis OY sebagai garis lipat F2, putar bidang
penampang ke bidang peta. Buat garis dari titik Y yang tegak lurus OY dengan
panjang d, menghasilkan titik Z. Buat garis OZ. Kemudian Sudut YOZ adalah
penunjaman semu yang dicari. Pengukuran dengan busur menghasilkan penunjaman
semu =39o. Dengan demikian, kedudukan proyeksi lubang bor pada penampang
adalah 39o, N90oE

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari praktikum Geologi Struktur mata acara struktur garis dapat kita ketahui
bahwa , Arah penunjaman (trend) adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui
garis dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut (hanya menunjukkan satu
arah tertentu) (Siburian, 2014).
Arah kelurusan (bearing) adalah Jurus dari bidang vertikal yang melalui garis
tetapi tidak menunjukkan arah penunjaman garis tersebut (menujukkan arah-arah
dimana salah satu arahnya merupakan sudut pelurusannya) (Siburian, 2014).
Rake (pitch) adalah besar sudut antara garis dengan garis horizontal, yang
diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat. Besarnya rake sama dengan atau
lebih kecil 90o (Siburian, 2014).
Plunge merupakan Sudut penunjaman atau sudut yang dibentuk antara struktur
garis dengan bidang proyeksi horizontal (Siburian, 2014).
Dari praktikum garis juga kita dapat mengetahui cara menentukan kedudukan
struktur garis pada perpotongan dua stuktur bidan , apparent plunge , trend , pitch
dan plunge.

5.2 Saran
Setelah mengikuti praktikum Geologi Struktur mata acara Struktur Garis, saya
menyarankan kiranya Laboratorium Dinamis menggunakan Proyektor LCD agar
praktikan lebih memahami materi yang di sampaikan oleh asisten.

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

DAFTAR PUSTAKA

Djauhari Noor, 2011, ”Geologi Untuk Perencanaan ”, Edisi pertama . Yogyakarta.


Salahuddin Dkk, 2008. ”Panduan Praktikum Geologi struktur”. Laboratorium
Geologi Dinamika. Jurusan Teknik Geologi. Universitas Gadjah Mada.
Bandung.
Tim Dosen dan Asisten., 2016. “Penuntun Praktikum Geologi Struktur”.
Laboratorium Dinamis. Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas
Muslim Indonesia. Makassar.

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

4.2 Pembahasan

1. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis yang terbentuk dari
perpotongan dua struktur bidang suatu mineralisasi pada suatu zona atau garis
lurus, yang merupakan perpotongan antara lapisan batugamping dengan
kedudukan N 65o E/30o SE, dengan suatu korok andesit dengan kedudukan N
145o E/20o SW. Maka hasil dari struktur garis yang merupakan zona mineralisasi
memiliki arah N 210o E, plungenya 18o.
2. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis yang terbentuk dari
perpotongan dua struktur bidang suatu mineralisasi pada suatu zona atau garis
lurus, yang merupakan perpotongan antara lapisan batugamping dengan
kedudukan N 75o E/35o SE, dengan suatu korok andesit dengan kedudukan N
155o E/25o SW. Maka hasil dari struktur garis yang merupakan zona mineralisasi
memiliki arah N 220o E, plungenya 23o.
3. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis yang terbentuk dari
perpotongan dua struktur bidang suatu mineralisasi pada suatu zona atau garis
lurus, yang merupakan perpotongan antara lapisan batugamping dengan
kedudukan N 55o E/25o SE, dengan suatu korok andesit dengan kedudukan N
130o E/35o SW. Maka hasil dari struktur garis yang merupakan zona mineralisasi
memiliki arah N 167o E, plungenya 23o.
4. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis pada pitch pada suatu
bidang memiliki kedudukan N 120o E/20o SE. Pada bidang tersebut terdapat
struktur garis N 190o E. Maka diperoleh kedudukan dan pitch pada struktur garis
tersebut dibidang 2 dimensi memiliki arah N 190 o E, plungenya 19o dan besar
pitchnya 84o .
4. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis pada pitch pada suatu
bidang memiliki kedudukan N 120o E/20o SE. Pada bidang tersebut terdapat
struktur garis N 190o E. Maka diperoleh kedudukan dan pitch pada struktur garis

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

tersebut dibidang 3 dimensi memiliki arah N 190 E, plungenya 19o dan besar
o

pitchnya 84o .
5. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis pada pitch pada suatu
bidang memiliki kedudukan N 60o E/35o SE. Pada bidang tersebut terdapat
struktur garis N 120o E. Maka diperoleh kedudukan dan pitch pada struktur garis
tersebut dibidang 2 dimensi memiliki arah N 133 o E, plungenya 30o dan besar
pitchnya 73o .
5. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis pada pitch pada suatu
bidang memiliki kedudukan N 60o E/35o SE. Pada bidang tersebut terdapat
struktur garis N 120o E. Maka diperoleh kedudukan dan pitch pada struktur garis
tersebut dibidang 3 dimensi memiliki arah N 135 o E, plungenya 30o dan besar
pitchnya 73o.
6. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis pada pitch pada suatu
bidang memiliki kedudukan N 50o E/30o SE. Pada bidang tersebut terdapat
struktur garis N 170o E. Maka diperoleh kedudukan dan pitch pada struktur garis
tersebut dibidang 2 dimensi memiliki arah N 170 o E, plungenya 28o dan besar
pitchnya 72o .
6. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis pada pitch pada suatu
bidang memiliki kedudukan N 50o E/30o SE. Pada bidang tersebut terdapat
struktur garis N 170o E. Maka diperoleh kedudukan dan pitch pada struktur garis
tersebut dibidang 3 dimensi memiliki arah N 210 o E, plungenya 28o dan besar
pitchnya 72o
7. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis pada Penunjaman semu,
proyeksi lubang bor miring di penampang vertical, lubang bor ini memiliki
kedudukan 30o,N45oE. Maka kedudukan proyeksi lubang bor ini pada
penampang vertical berarah W-E, adalah 48o, N 90o E
8. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis pada Penunjaman semu,
proyeksi lubang bor miring di penampang vertical, lubang bor ini memiliki
kedudukan 15o,N 30o w. Maka kedudukan proyeksi lubang bor ini pada
penampang vertical berarah W-E, adalah 32o, N 90o E
9. Dari hasil percobaan penggambaran pada struktur garis pada Penunjaman semu,
proyeksi lubang bor miring di penampang vertical, lubang bor ini memiliki

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS

kedudukan 25 ,N 70 E. Maka kedudukan proyeksi lubang bor ini pada


o o

penampang vertical berarah W-E, adalah 27o, N 90o E

FADLY HERIYANTO A. FARID


09320150098 09320160028

Anda mungkin juga menyukai