LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pengertian geologi, suatu struktur garis dapat berdiri sendiri, misalnya
struktur garis berupa arah butiran mineral dan arah memanjangnya suatu tubuh
batuan. Pada umumnya struktur garis berada pada suatu struktur bidang, misalnya
sumbu perlipatan pada bidang perlapisan, gores-garis pada bidang sesar, lineasi
mineral pada bidang foliasi, dan perpotongan dua buah bidang. Penunjaman (Plunge)
Dan Arah Penunjaman (Trend) Struktur Garis Penunjaman sebuah struktur garis
adalah sudut yang dibentuk oleh struktur garis tersebut dengan bidang horizontal,
diukur pada bidang vertikal. Nilai dari penunjaman berkisar antara 0 dan 90,
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakan praktikum Geologi Struktur dalam mata acara struktur
garis sebagai berikut:
1. Dapat menentukan plunge (penunjaman), trend (arah penunjaman), dan pitch
dari stuktur garis.
2. Dapat menentukan kedudukan struktur garis dari perpotongan dua struktur
bidang.
3. Dapat menentukan apperent plunge (penunjaman semu) dari sebah struktur
garis.
1.3.1 Alat
a. Mistar 30 cm
b. Busur derajat 3600
c. Papan standar
d. Atm (alat tulis menulis)
1.3.2 Bahan
Struktur garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan
kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu lipatan, garis sesar dan lain
sebagainya. Garis merupakan unsur dari bidang sehingga kedudukannya dapat
mengikuti suatu bidang dan dapat juga berdiri sendiri sebagai struktur garis. Struktur
garis dalam geologi struktur dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu struktur garis
riil dan struktur garis semu
Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat
diamati secara langsung di lapangan, misalnya gores yang terdapat pada bidang
sesar.
Struktur garis semu adalah struktur garis yang arah serta kedudukannya
ditafsirkan dari orientasi suatu unsur struktur yang membentuk pada satu kelurusan
atau liniasi. Liniasi adalah keadaan dimana mineral-mineral prismatik membentuk
kenampakan penjajaran pada batuan seperti genggaman pensil. Contohnya pada
suatu fragmen breksi besar, mineral-mineral pada batuan beku, arah liniasi pada
struktur batuan, kelurusan sungai, topografi dan sebagainya.
4. Rake (Pitch)
Rake adalah suatu besar sudut yang terletak di antara dua garis horizontal yang
diukur pada bidang dimana garis tersebut berada, besarnya sama dengan atau lebih
kecil.
Keterangan:
AE = Struktur garis pada bidang ABCD
AL = Arah Penunjaman (trend)
= Rake (pitch)
= Penunjaman (plunge)
Penulisan (notasi) struktur garis dapat dinyatakan dengan plunge dan trend.
Sedangkan pada sistem azimuth hanya mengenal satu cara penulisan, yaitu : N XoE,
Yo dimana :
Yo = plunge yang besarnya 0o 90o
Xo = trend yang besarnya 0o 360o
Untuk sistem kwadran penulisannya tergantung posisi kwadran yang
diinginkan, seperti halnya pada struktur bidang, dimana :
Sistem Kwadran = S 45o E, 20o maka Sistem Azimuth = N 135o E, 20o
Sistem Kwadran = N 45o W, 25o maka Sistem Azimuth = N 315o E, 25o
Dalam garis trend hasil dari pengukuran yang dituliskan dengan tepat sesuai
dengan arah pembacaan kompas, dan pada satu titik dimana ada struktur garis
yang akan diukur diberikan tanda panah pada ujung-ujung garis
tersebut sesuai dengan arah yang ditunjukkannya. Untuk itu perlu dituliskan besar
penunjaman pada ujung tanda anak panah tersebut.
Adapun cara pengukuran struktur garis dengan kompas geologi antara lain
sebagai berikut:
1. Pengukuran struktur garis yang mempunyai Trend
Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah gores garis pada bidang sesar,
arah arus pembentukan struktur sedimen dan garis sumbu lipatan.
a. Pengukuran Arah Trend
1) Tempelkan alat bantu (dapat berupa buku lapangan atau (clipboard) pada
posisi tegak dan sejajar dengan struktur garis yang akan diukur.
2) Tempelkan sisi W atau E kompas pada posisi kanan atau kiri alat bantu dengan
visir kompas (sighting arm) mengarah ke penunjaman struktur garis tersebut.
3) Levelkan atau horizontalkan kompas (bulls eye level dalam keadaan
horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga
arah penunjamannya (trend).
b. Pengukuran Plunge (Sudut Penunjaman)
1) Tempelkan sisi W kompas pada sisi atas alat bantu yang masih dalam keadaan
vertikal.
2) Levelkan dinometer dan baca besaran sudut vertikal yang ditunjukkan oleh
penunjuk pada skala dinometer.
Pada gambar (a) aliran lava membakar lapisan dibawahnya, dan lapisan 5
mengandung inklusi dari aliran lava, sehingga lapisan 4 lebih muda dari lapisan 3,
namun lebih tua dari lapisan 5 dan 6. Pada gambar (b) lapisan batuan dibawah dan
Penentuan pitch
8. Jadikan garis jurus CO sebagai garis lipat F3, putar bidang miring COED ke
bidang peta. Dengan menggunakan jangka, gambar busur penghubung dari titik
D' ke D'', di mana D'' terletak di sepanjang garis lipat CI dan titik C sebagai
pusat busur penghubung. Panjang CD'' sama dengan panjang CD'.
9. Gambar segi empat COE'D''. Segi empat ini adalah bidang miring COED yang
telah diputar ke bidang peta dengan menggunakan garis CO sebagai garis lipat.
Setelah perputaran ini, titik B yang sebelumnya berada di bidang miring, akan
terputar ke B' di bidang peta.
10. Gambar garis OB'. Garis ini adalah struktur garis OB yang telah diputar ke
bidang peta dengan menggunakan garis CO sebagai garis lipat. Sudut COB
adalah pitch.
11. Pengukuran dengan menggunakan busur menghasilkan kedudukan struktur garis
23o, N180oE, dan besarnya pitch 50o.
3.2. Struktur Garis yang terbentuk dari perpotongan dua Struktur Bidang
Suatu zona mineralisasi dianggap sebagai satu zona atau garis lurus, yang
merupakan perpotongan antara lapisan batugamping dengan kedudukan
N70oE/40oSE, dengan suatu korok andesit dengan kedudukan N140oE/25oSW.
Tentukan kedudukan struktur garis yang merupakan zona mineralisasi tersebut.
Penyelesaian:
1. Gambar jurus kedua struktur bidang pada skala yang cocok dan saling
berpotongan di titik K. Tandai arah kemiringan pada kedua garis jurus.
2. Gambar garis lipat F1 tegak lurus jurus lapisan batugamping dan garis lipat F2
tegak lurus jurus korok andesit, putar bidang-bidang penampang ke bidang peta.
3. Gambar garis PX dan BI yang masing-masing membentuk sudut 40o dan 25 o
4.1 Hasil
Problem Set:
1. Suatu struktur garis yang terbentuk dari perpotongan dua struktur bidang suatu
mineralisasi dianggap sebagai satu zona atau garis lurus, yang merupakan
perpotongan antara lapisan batugamping dengan kedudukan N 650 E/300 SE,
dengan suatu korok andesit dengan kedudukan N 1450 E/200 SW. Tentukan
kedudukan struktur garis yang merupakan zona mineralisasi tersebut.
2. Suatu struktur garis yang terbentuk dari perpotongan dua struktur bidang suatu
mineralisasi dianggap sebagai satu zona atau garis lurus, yang merupakan
perpotongan antara lapisan batugamping dengan kedudukan N 750 E/350 SE,
dengan suatu korok andesit dengan kedudukan N 1550 E/250 SW. Tentukan
kedudukan struktur garis yang merupakan zona mineralisasi tersebut.
3. Suatu struktur garis yang terbentuk dari perpotongan dua struktur bidang suatu
mineralisasi dianggap sebagai satu zona atau garis lurus, yang merupakan
perpotongan antara lapisan batugamping dengan kedudukan N 550 E/250 SE,
dengan suatu korok andesit dengan kedudukan N 1300 E/350 SW. Tentukan
kedudukan struktur garis yang merupakan zona mineralisasi tersebut.
4. Menentukan kedudukan struktur garis dan pitch pada struktur bidang suatu
struktur bidang memiliki kedudukan N 1200 E/200 SE. pada bidang tersebut
terdapat struktur garis berarah N 1900 E. tentukan kedudukan dan pitch pada
struktur garis tersebut.
5. Menentukan kedudukan struktur garis dan pitch pada struktur bidang suatu
struktur bidang memiliki kedudukan N 600 E/350 SE. pada bidang tersebut
terdapat struktur garis berarah N 1200 E. tentukan kedudukan dan pitch pada
struktur garis tersebut.
6. Menentukan kedudukan struktur garis dan pitch pada struktur bidang suatu
struktur bidang memiliki kedudukan N 500 E/300 SE. pada bidang tersebut
terdapat struktur garis berarah N 1700 E. tentukan kedudukan dan pitch pada
struktur garis tersebut.
= 22,5
10 X
Berarah N 1000 E * = x
90 135
135
= x 10
90
= 15
Suatu struktur garis yang terbentuk dari perpotongan dua struktur bidang suatu
mineralisasi dianggap sebagai satu zona atau garis lurus, yang merupakan
perpotongan antara lapisan batugamping dengan kedudukan N 750 E/350 SE, dengan
suatu korok andesit dengan kedudukan N 1550 E/250 SW. Tentukan kedudukan
struktur garis yang merupakan zona mineralisasi tersebut. Diketahui: Batu gamping
N 75 E/35 SE, dengan Korot andesit N 155 E/25 SW, t = 1,8 cm. Ditanyakan:
kedudukan struktur garis yang merupakan zona mineralisasi? Jadi, Stuktur garis
yang merupakan zona mineralisasi dari kedua kedudukan batuan diatas yaitu N 216o
E/22o SW.
Suatu struktur garis yang terbentuk dari perpotongan dua struktur bidang suatu
mineralisasi dianggap sebagai satu zona atau garis lurus, yang merupakan
MULIADI JAMUSDIN NASRUL N
09320140030
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS
perpotongan antara lapisan batugamping dengan kedudukan N 550 E/250 SE, dengan
suatu korok andesit dengan kedudukan N 1300 E/350 SW. Tentukan kedudukan
struktur garis yang merupakan zona mineralisasi tersebut. Diketahui: Batu gamping
N 55 E/25 SE, dengan Korot andesit N 130 E/35 SW, t = 1,2 cm. Ditanyakan:
kedudukan struktur garis yang merupakan zona mineralisasi? Jadi, Stuktur garis
yang merupakan zona mineralisasi dari kedua kedudukan batuan diatas yaitu N 169o
E/24o SW.
60 X
Kedudukan N 1200 E/200 SE * = 90 x 135
135
= x 60
90
= 90
10 X
Berarah N 1900 E * = 90 x 45
45
= 90 x 10
= 5
60 X
Kedudukan N 600 E/350 SE * = 90 x 45
45
= 90 x 60
= 30
60 X
berarah N 1200 E * = 90 x 135
135
= x 60
90
= 90
50 X
Kedudukan N 500 E/300 SE * = 90 x 45
45
= x 50
90
= 25
10 X
Berarah N 1200 E * = 90 x 135
135
= x 10
90
= 15
Penunjaman semu, proyeksi lubang bor miring pada penampang vertikal Lubang
bor memiliki kedudukan N 600 E/300. Tentukan kedudukan proyeksi lubang bor ini
pada penampang vertikal berarah E-W. Diketahui: kedudukan N 600 E/300.
Ditanyakan: kedudukan proyeksi lubang bor ini pada penampang vertikal berarah E-
W? t = 1,9 cm. Jadi, kedudukan proyeksi lubang bor ini pada penampang vertikal
berarah adalah 340.
Penunjaman semu, proyeksi lubang bor miring pada penampang vertikal Lubang
bor memiliki kedudukan N 300 E/150. Tentukan kedudukan proyeksi lubang bor ini
pada penampang vertikal berarah E-W. Diketahui: kedudukan N 300 E/150,
Ditanyakan: kedudukan proyeksi lubang bor ini pada penampang vertikal berarah E-
W? t = 1,05 cm. Jadi, kedudukan proyeksi lubang bor ini pada penampang vertikal
berarah adalah 200.
Penunjaman semu, proyeksi lubang bor miring pada penampang vertikal Lubang
bor memiliki kedudukan N 700 E/250. Tentukan kedudukan proyeksi lubang bor ini
pada penampang vertikal berarah E-W. Diketahui: kedudukan N 700 E/250.
Ditanyakan: kedudukan proyeksi lubang bor ini pada penampang vertikal berarah E-
W? t = 1,5 cm. Jadi, kedudukan proyeksi lubang bor ini pada penampang vertikal
berarah adalah 270.
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum Geologi Struktur mata acara struktur garis dapat kita ketahui
bahwa, Arah penunjaman (trend) adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis
dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut (hanya menunjukkan satu arah
tertentu).
Arah kelurusan (bearing) adalah Jurus dari bidang vertikal yang melalui garis
tetapi tidak menunjukkan arah penunjaman garis tersebut (menujukkan arah-arah
dimana salah satu arahnya merupakan sudut pelurusannya).
Rake (pitch) adalah besar sudut antara garis dengan garis horizontal, yang
diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat. Besarnya rake sama dengan atau
lebih kecil 90o.
Plunge merupakan Sudut penunjaman atau sudut yang dibentuk antara struktur
garis dengan bidang proyeksi horizontal.
Dari praktikum garis juga kita dapat mengetahui cara menentukan kedudukan
struktur garis pada perpotongan dua stuktur bidang, apparent plunge, trend, pitch
dan plunge.
5.2 Saran
Setelah mengikuti praktikum Geologi Struktur mata acara Struktur Garis, saya
menyarankan kiranya Laboratorium Dinamis menggunakan Proyektor agar praktikan
merasa nyaman dan materi yang di sampaikan oleh asisten sampai kepikiran
praktikan. Saran saya terhadap asisten, kiranya kakak asisten bisa lebih membantu
praktikan dan penyampaian materi kiranya diperjelas.
Academia Edu, 2015. Geologi Struktur (2 November 2016, pukul 23.02 WITA).
Yogyakarta.
Academia Edu, 2013 Geologi Struktur (2 November 2016, pukul 20.12 WITA).
Yogyakarta.
Liandri Irfan, 2015 Petrografi (1 November 2016, pukul 22.23 WITA), Jakarta.
Siburian Davin, 2014 Geologi Stuktur (2 November 2016, pukul 21.45 WITA),
Yogyakarta.
Jhemy Nur, 2014 Struktur Garis (2 November 2016, pukul 23.34 WITA) Jakarta.
Tim Dosen Geologi Struktur, 2016 Buku penuntun Laboratorium Dinamis, Jurusan
Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar.