Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS


GAGARIS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi
batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya
yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu
yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi
serta menjelaskan proses pembentukannya.
Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari
gaya (force) yang terjadi di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan
proses tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di dalam pengertian umum, geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari
kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi
maupun yang terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk
bentuk arsitektur yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk
arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan
yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya yang bekerja pada batuan
tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan maupun patahan/sesar.
Selain itu, dengan mempelajari geologi struktur, kita dapat mengetahui proses
kejadian jebakan sumber daya geologi seperti air, minyak bumi, gas, dan mineral
lainnya. Dengan mengetahui jenis struktur yang ada, seperti lipatan atau sesar, kita
dapat mengetahui keadaan bentuk muka bumi dengan lebih baik. Adanya praktikum
lapang geologi struktur ini untuk mengetahui bentuk dan struktur geologi khususnya
struktur patahan dan lipatan dipermukaan bumi secara nyata, proses terbentuk dan
faktor-faktor yang memengaruhinya sehingga mahasiswa tidak hanya
membayangkan bagaimana proses terbentuknya patahan dan lipatan dipermukaan
bumi, adanya singkapan dan karakteristik suatu batuan, serta proses terjadinya di alam
bebas.

AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET


09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui apa saja yang
dapat digunakan dalam memecahkan beberapa masalah yang berhubungan dengan
Strike dan Dip.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
a. Praktikan dapat memahami definisi jurus/arah dip semu dan dip sebenarnya dari
struktur bidang
b. Praktikan dapat memahami definisi struktur garis dan unsur- unsurnya
c. Paktikan dapat memahami pitch, plunge, trend, bearing
d. Praktikan dapat memahami penggambaran struktur bidang dan struktur garis.

1.3 Alat dan Bahan


1.3.1 Alat
a. Mistar 30 cm;
b. Busur derajar 360o;
c. Papan standar ;
d. Mistar;
e. Pengapus;
f. ATM(alaat tulis menulis)
1.3.2 Bahan
a. Problem set(kertas grafik 15 lembar);
b. Kertas hvs;
c. Buku penuntun.

AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET


09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Struktur Bidang dan Kedudukannya (Attitude)

Struktur bidang adalah struktur yang memiliki bidang dan kedudukan yang
dapat diamati secara langsung atau hanya didapatkan dari hasil-hasil analisa dari
struktur bidang. Dan kedudukan sebuah struktur bidang dapat diwakili oleh sepasang
angka. Terdapat dua cara penulisan yang dapat digunakan untuk menuliskan
sepasang angka tersebut, yaitu:
1. Cara penulisan jurus (strike) dan kemiringan (dip).
2. Cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip direction).

2.2 Jurus (Strike) Struktur Bidang

Sebuah garis jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis
horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang. Sebuah garis jurus pada suatu
struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal
imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa perpotongan antara dua buah
bidang adalah sebuah garis).
Di beberapa lokasi tertentu di lapangan, garis jurus dapat dilihat secara
langsung, misalnya di tebing-tebing yang berada di pinggir laut yang tenang
(Gambar 2.1). Perpotongan antara permukaan laut dengan permukaan tebing
merupakan garis jurus pada permukaan tebing tersebut.

AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET


09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS

Gambar 2.1 Perpotongan antara permukaan laut (bidang horizontal) dan


permukaan tebing adalah garis pantai. Garis pantai ini dapat mewakili
garis jurus pada permukaan tebing tersebut. Tebing A memiliki jurus
N-S, Tebing B memiliki jurus NE-SW, and Tebing C memiliki jurus
E-W.
Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara garis
jurus dengan utara sebenarnya. Dengan kata lain, jurus adalah sudut antara garis
horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara sebenarnya. Jurus merupakan
besaran sudut yang diukur dalam satuan derajat (0) dengan menggunakan kompas.
Setiap sudut yang diukur dengan menggunakan kompas disebut arah (baearing atau
azimuth).
Jurus suatu struktur bidang dapat dideskripsikan dengan dua cara. Cara
pertama dikenal sebagai konvensi kuadran. Dalam konvensi ini, seluruh
kemungkinan arah dibagi ke dalam empat kuadran (NE, SE, NW, dan SW) yang
masing-masing kuadran memiliki besar 900 (Gambar 2.2), dan jurus ditentukan
dengan memberikan angka dalam derajat yang mewakili besar sudut (bisa ke arah
barat atau timur) antara garis jurus dengan utara sebenarnya. Beberapa contoh
penentuan dan penulisan jurus dalam konvensi kuadran adalah sebagai berikut:
1. Jika garis jurus pada suatu struktur bidang tepat berarah N-S, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N00E atau N00W, dan dibaca
"north nol derajat east" atau "north nol derajat west".

AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET


09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
2. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NW-SE, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N450W atau S450E dan dibaca
"north empat puluh lima derajat west" atau "south empat puluh lima derajat
east".
3. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NE-SW, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N450E atau S450W dan dibaca
"north empat puluh lima derajat east" atau "south empat puluh lima derajat
west".

Gambar 2.2 Konvensi untuk mendeskripsikan jurus. (a) Konvensi kuadran. (b)
Konvensi azimuth.
Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa penulisan dan penyebutan
jurus dengan mengacu terhadap arah utara selalu memiliki pasangan yang sama
dengan penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap arah selatan. Hal
ini disebabkan karena tidak ada keharusan untuk membedakan titik-titik ujung dari
sebuah garis horizontal. Namun, jika konvensi kuadran harus digunakan, telah
menjadi kebiasaan bagi para ahli geologi untuk selalu menulis dan menyebut jurus
dengan mengacu terhadap arah utara.
Cara kedua untuk mendeskripsikan jurus dikenal sebagai konvensi azimuth.
Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah dibagi ke dalam 3600, dengan arah
utara ditetapkan memiliki nilai 00 atau 3600 (Gambar 3.2b). Karena pengukuran
jurus selalu berputar dari arah utara ke timur (searah jarum jam), maka jurus dalam

AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET


09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
konvensi azimuth sebenarnya dapat dideskripsikan secara keseluruhan dalam angka,
tanpa harus menyebutkan singkatan mata angin. Namun, untuk membedakan
pengukuran jurus dengan pengukuran besaran lainnya yang menggunakan satuan
derajat, dalam konvensi azimuth singkatan mata angin tetap disertakan dalam
penulisan jurus. Sebagai contoh:
1. Jika garis jurus tepat berarah N-S, maka jurusnya adalah N00E atau N1800E.
2. Jika garis jurus tepat berarah E-W, maka jurusnya adalah N900E atau N2700E.

3. Jika garis jurus tepat berarah NW-SE, maka jurusnya adalah N1350E atau
N3150E.
4. Jika garis jurus tepat berarah NE-SW, maka jurusnya adalah N450E atau
N2250E.

2.3 Kemiringan (Dip) Struktur Bidang

Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut
antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada
bidang vertikal tertentu. Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki orientasi yang
tepat tegak lurus dengan garis jurus (Gambar 2.3 a). Pada sebuah struktur bidang,
kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan lereng yang paling besar, dan
arah kemiringan sebenarnya merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus. Arah
kemiringan sebenarnya selalu ditentukan pada arah turun lereng (downslope).

(a) (b)

AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET


09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
Gambar 2.3 Diagram blok yang memperlihatkan arti dari kemiringan. (a)
Kemiringan sebenarnya (δ), dengan arah panah menunjukkan arah
kemiringan. (b) kemiringan semu (α).
Kemiringan yang diukur pada bidang vertikal yang tidak tegak lurus garis
jurus disebut sebagai kemiringan semu (apparent dip) (Gambar 2.3 b). Besar
kemiringan semu harus selalu lebih kecil dari pada besar kemiringan sebenarnya.
Besar kemiringan semu yang diukur pada bidang vertikal yang mengandung garis
jurus adalah nol derajat (00).
Kemiringan dideskripsikan sebagai sudut yang memiliki besar antara 00 dan
900. Bidang dengan kemiringan 00 adalah bidang horizontal, sedangkan bidang
dengan kemiringan 900 adalah bidang vertikal. Pada umumnya, kemiringan antara 00
dan 200 dianggap sebagai kemiringan landai (shallow), kemiringan antara 200 dan
500 dianggap sebagai kemiringan sedang (moderate), dan kemiringan antara 500 dan
900 dianggap sebagai kemiringan terjal (steep) (Gambar 2.4). Untuk lapisan terbalik
(overturned), kemiringan tetap dideskripsikan sebagai sebuah sudut yang lebih kecil
daripada 900, tetapi pada peta digunakan simbol yang berbeda.

Gambar 2.4 Klasifikasi untuk kemiringan sebuah lapisan. Gambar ini


menunjukkan adanya lipatan terbalik (overturned). Panah-panah di
dalam lapisan menunjukkan stratigrafi ke arah muda.

AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET


09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
2.4 Cara Penulisan Jurus dan Kemiringan untuk Struktur Bidang

Dengan menggunakan cara penulisan jurus dan kemiringan, pendeskripsian


kedudukan struktur bidang dengan angka jurus dan angka kemiringan saja tidak
dapat secara unik mendefinisikan kedudukan suatu struktur bidang. Sebagai contoh,
sebuah struktur bidang dengan jurus E-W dapat miring ke arah N atau S, dan sebuah
struktur bidang dengan jurus N400E dapat miring ke arah SE atau NW. Karena itu,
untuk cara penulisan jurus dan kemiringan, arah umum dari kemiringan harus
disertakan dalam pendeskripsian suatu struktur bidang. Dalam pendeskripsian
kedudukan struktur bidang, arah pasti dari kemiringan tidak diperlukan karena arah
kemiringan selalu tepat 900 dari jurus. Sebagai contoh, adalah cukup untuk
menuliskan dan menyebutkan bahwa struktur bidang dengan jurus N300E memiliki
kemiringan, misalnya, 240NW. Arah kemiringan dari struktur bidang ini secara
otomatis dapat diketahui, yaitu N600W.
Kedudukan suatu struktur bidang secara lengkap terdeskripsikan jika jurus,
kemiringan, dan arah umum dari kemiringan, ditunjukkan. Sebagai contoh:
1. Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah N-S dengan kemiringan 800E
ditulis sebagai: N00E/800E, N00W/800E, atau N1800E/800E.
2. Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah E-W dengan kemiringan 300N
ditulis sebagai: N900E/300N, N900W/300N, atau N2700E/300N.
3. Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah NW-SE dengan kemiringan
600SW ditulis sebagai: N450W/600SW, N1350E/600SW, atau N3150E/600SW.
4. Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah NE-SW dengan kemiringan
150NW ditulis sebagai: N450E/150NW atau N2250E/150NW.
Pada kebanyakan pengukuran, kita harus menuliskan arah umum kemiringan
dalam bentuk kuadran (NE, SE, SW, dan NW), namun jika jurus struktur bidang
berada pada cakupan 100 dari arah N-S dan arah E-W, arah umum kemiringan cukup
ditulis dalam bentuk mata angin (N, E, S, dan W). Sebagai contoh:
1. N30E/200W atau N1830E/200W.
2. N820W/850N, N980E/850N, atau N2780E/850N.
Pada peta, jurus ditandai dengan garis yang digambarkan sejajar dengan garis
jurus. Garis jurus sebaiknya digambarkan dengan panjang yang cukup (± 10 mm)
sehingga arahnya dapat ditentukan secara akurat di peta. Tanda kemiringan
diterakan pada titik tengah garis jurus, digambar menunjukkan arah kemiringan
AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET
09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
dengan panjang 1/3 panjang garis jurus. Besar kemiringan dicantumkan di ujung
tanda kemiringan, ditulis dengan orientasi sejajar garis batas bawah atau atas peta.

2.5 Kemiringan Sebenarnya dan Kemiringan Semu

Pada beberapa kasus di lapangan, kemiringan sebenarnya dari sebuah


struktur bidang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi kemiringan semunya dapat
diukur. Sebagai contoh, memperlihatkan daerah penambangan (quarry) di mana
korok (dike) yang miring tersingkap pada dinding vertikal. Sudut yang dibentuk oleh
korok dan garis horizontal pada bidang penambangan yang tidak tegak lurus jurus
merupakan kemiringan semu. Jika bidang penambangan sejajar dengan jurus korok,
maka kemiringan semu = 00.
Karena itu sudut yang dibentuk oleh jejak (trace) korok pada dinding
penambangan dengan garis horizontal adalah kemiringan semu. φ adalah kemiringan
sebenarnya, µ adalah kemiringan semu pada bidang penambangan berarah E-W, dan
δ adalah kemiringan semu pada bidang penambangan berarah N-S.
Sebagai perbandingan, pada Gambar 2.6, potongan bidang penambangan
yang horizontal di bagian atas memungkinkan jurus korok untuk diukur. Dengan
menggunakan data jurus dan salah satu kemiringan semu, maka kemiringan
sebenarnya dari korok tersebut dapat diukur.

AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET


09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Cara Menentukan Dipn Sebenarnya

Buat titik tengah lalu buat garis bantu 10 cm horizontal dan 10 cm vertical lalu
berikan notasi pada garis bantu tersebut yauti North (N) , East (E), South (S), dan
West (W). selanjutnya cari arah strike yang diketahui yaitu N 281º E. setelah itu titik
dari strike digaris mempertemukan titik tengah lalu diberikan notasi P dan Q .
Setelah itu mencari arah dari dip semu yaitu N 45ºE dan diberikan notasi A, lalu
mencari besar sudut dari dip semu yaitu 15º diukur dari garis A dan garis kembali
lalu diberi notasi A’ .lalu cari arah dip semu dari arah strike kita mencari garis lurus
90º dari arah strike diberikan notasi B . untuk mencari dip sebenarnya kita
memberikan garis tegak lurus spanjang 1cm dari garis A ke A’ lalu beri symbol
sudut siku-siku agar mempermudah mengetahui titik sudut siku-sikunya lalu buat
garis yang sejajar dari arah strike yang menyatukan antara garis B dan titik siku-siku
pada A kemudian beri symbol P’ dan Q’ lalu untuk menemukan dip yang sebenarnya
yaitu kita membuat garis sepanjang 1cm pada garis B setelah didapatkan gari 1cm
kita garis dari titik tengah lalu beri nama B’ . jika sudah kita sudah mendapatkan dip
sebenarnya yang di hitung dari gari B ke B’.
3.2 Cara Menentukan Kedudukan Singkapan
Buat titik tengah lalu buat garis bantu 10cm horizontal dan 10 cm vertical lalu
berikan notasi pada garis bantu tersebut yauti North (N) , East (E), South (S), dan
West (W). kemudian cari kedudukan semu dari A yaitu, N 318º E, setelah ditemukan
kita membuat garis dari titik tengah dan diberi notasi A, selanjutnya kita mencari
besar sudut dari kemeringan semua dari A dan di ukur dari A dan diberi notasi A’
sebesar 18º. memberikan garis tegak lurus spanjang 1cm dari garis A ke A dan diberi
simbol siku-siku’, selanjutnya kita mencari kedudukan semu dari B yaitu, N 230º E,
setelah ditemukan kita membuat garis dari titik tengah dan diberi notasi B,
selanjutnya kita mencari besar sudut dari kemeringan semua dari B dan di ukur dari
B dan diberi notasi B’ sebesar 13º. Selah itu kita memberikan garis tegak lurus
spanjang 1cm dari garis B ke B’dan diberikan simbol siku-siku, setelah itu kita
membuat garis yang menyatukan antara titik sudut siku-sku A dan B dan diberikan
notasi P’ dan Q’, selanjutnya untuk mendapatkan kedudukan singkapan yang
AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET
09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
ditanyakan, pertama kita mencari kedudukan semu dari singkapan tersebut yaitu,
dengan mencari garis tegak lurus dari P’ dan Q’yang mempertemukan titik tengah
garis bantu kita dan diberi notasi C, untuk mendapatkan arah strike dari kedudukan
singkapan kita membuat garis sejajar p’dan Q’ diditik tengah dan diberi notasi P dan
Q, selelah digaris kita menentukan besar sudut trike dengan mengukur dari utara
sebesar N 194 º E,selanjutnya mencari arah dip sebenarnya dari singkapan,dengan
cara membuat garis sepanjang 1 cm yang ditarik dari garis c dan diberi tanda siku-
siku,setelah itu kita tarik garis dari titik tengan yang menyinggung bgaris tengak
lurus dan diberi notasi C’, setelah itu kita mengukur dip sebenarnya dari dip semu.
3.3 Cara Menentukan Struktur Garis
Pertama kita beri tanda arah utara untuk memudahkan penggambaran, setelah itu
kita menentuykan titik tengan, kemudian kita mengukur arah kedudukan batu
gamping N 133 º E dan diberi garis,setalah itu kita mencari dip semu yang tegak
lurus dari titik tengah,kemudian kita menentukan dip sebenarnya yamng diukur dari
arah dip semu sebesar 30 sw,kemudian di beri notasi A pada kedudukan batu
gamping, B kedudukan dip semu batu gamping,dan b’ pada dip sebemnarnya dari
batu gamping, selanjutnya untuk mencari kedudukan korak andesit titik tengah
dipindahkan di ujung garis,penentunan kedudukan korok andesit dilakukan pengukur
dilakukan dari utara yaitu sebesar S 23 º W dan diberi garis pada kedudukan korok
andesit dan seber notasi tetik tengah C dan ujung garis diberi notas D,setelah itu kita
kembali mencari dip semu yang tegak lurus dari arah korok andesit setelah itukita
memberi notas E, selelah itu kita menentukan dip sebenarnya sebesar 35 º NW dan
diukur dari titik dip semu doberi notasi e’, setelah mendapatkan kedudukan dari batu
gamping dankedudukan dari koroka andesit, selanjutnya kita membuat garis sejajar
A ke C dan garisnya diambil tegak lurus AB,dan membuat garis sejajar CD yang
digaruis dari garis ED, pada panjang garis B ke B’ dan E keE’ sebesaer 1,5 cm,
selanjutmnya dari garis perpotongannya tarik garis dari titik tengah korok andesit
melalui garis perpotongan dan diberi notasi F, cara ,mengukur arah struktur garis
kita tempelkan busur dari arah utara menuju garis F dan hitungan besar sudutnya,dan
untuk mendapatnya dip sebenarnya atau plunge. Kita tarik garis tegak lurus di garis F
sebasar 1,.5 cm dan menarik garis dari titik tengah untuk mempertemuakan garis
tegak lurus dan diberi notas F’,setelah itu hitung besar sudut F ke F’.

AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET


09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
3.4 Cara Menentukan kedudukan Struktur Garis dan Pitch
Pertama kita beri tanda arah utara untuk memudahkan penggambaran, setelah itu
kita menentuykan titik tengah, kemudian kita mengukur arah kedudukan batuan N 68
º E dan diberi garis AB,setalah itu kita mencari dip semu yang tegak lurus dari titik
tengah diberi garis AC,kemudian kita menentukan dip sebenarnya yamng diukur dari
arah dip semu sebesar 35 SE diberi garis dari titik tengah. notasi C', selanjutnya
untuk mencari struktur garis/trand titik tengah dipindahkan di ujung garis AB, dan
diukur dari arah utara sebesar N 136 º E dan diberi notasi D, selatah itu kita
mem,buat garis sejajar denagn garis AB yang ditarik dari garis AC menuju garis BD
dan diberi simbol siku-siku dan diberi notasi A’ daan B’, setalah itu nkita mencari
pluge dari struktur garis yang diketahui dengan kita memindahkan garis A’B’ diukur
garis tegak lurus garis Bd sepanjanmg 1,5 cm, setalah itu kita tarik garis dari titik b
ke garis yang dipindahkan tadi dan diberi notasi D’ selatah itu kita bisa mengukur
besar sudut plunge yang diukur dari garis D ke D’,cara menentukan pitch dengan
cara membuat kembali garis sejajar A’B’ yang menyatukan garis 1,5 cm dibawag
garis B’C’dan membuat garis ujung B’C’ tegak lurus ke garis sejajar yang
dibawahnya dan membuat garis putus-putus yang mempertemukan garis yang dibuat
tegak lurus kegaris sejajar A’B, setelah itu kita bisa menentukan besar sudut pitch
yang di ukur dari garis AB meneju ujung garis putus-putus.
3.5 Cara Menentukan Kedudukan Proyeksi Lubang Bor
Buat titik tengah lalu buat garis bantu 10 cm horizontal dan 10 cm vertical lalu
berikan notasi pada garis bantu tersebut yauti North (N) , East (E), South (S), dan
West (W). setelah itu kita mencari kedudukan semu dari dari kedudukan proyeksi
lubang bor yaitu N 38 º W dan di ukur dari utara ,setelah ditemukan kemudian kita
garis dan diberi notasi A, setelah itu kita menentuakan besaran sudut kedudukan
proyeksi lubang bor sebesar 20 º dan di ukur dari garis A dan diberikan besar sudut
semu dandiberi notasi A’,untuk mendapatkan kedudukanproyeksi lubangh bor yang
sebenarnnya kita membuat garis tegak lurus antara garis A dan A’ sepanjang 1 cm,
setelah itu kita membuat garis lurus ke bawah sampai garis bantu, untuk
mendapatkan besar sudut dari ptoyeksi lubang bor. Kita membuat garis sepanjang 1,5
cm kebawah lagi, dan menarik garis dari titik tengah untuk mempertemukan garis
yang ditarik 1,5 cm, setelah itu baru kita bisa hitung kedudukan proyeksi lubang bor
yang diukur dari garis C ke garis west.

AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET


09320170033 09320180002

Anda mungkin juga menyukai