Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi
batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya
yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu
yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi
serta menjelaskan proses pembentukannya.
Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari
gaya (force) yang terjadi di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan
proses tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di dalam pengertian umum, geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari
kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi
maupun yang terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk
bentuk arsitektur yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk
arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan
yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya yang bekerja pada batuan
tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan maupun patahan/sesar.
Selain itu, dengan mempelajari geologi struktur, kita dapat mengetahui proses
kejadian jebakan sumber daya geologi seperti air, minyak bumi, gas, dan mineral
lainnya. Dengan mengetahui jenis struktur yang ada, seperti lipatan atau sesar, kita
dapat mengetahui keadaan bentuk muka bumi dengan lebih baik. Adanya praktikum
lapang geologi struktur ini untuk mengetahui bentuk dan struktur geologi khususnya
struktur patahan dan lipatan dipermukaan bumi secara nyata, proses terbentuk dan
faktor-faktor yang memengaruhinya sehingga mahasiswa tidak hanya
membayangkan bagaimana proses terbentuknya patahan dan lipatan dipermukaan
bumi, adanya singkapan dan karakteristik suatu batuan, serta proses terjadinya di alam
bebas.
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui apa saja yang
dapat digunakan dalam memecahkan beberapa masalah yang berhubungan dengan
Strike dan Dip.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
a. Praktikan dapat memahami definisi jurus/arah dip semu dan dip sebenarnya dari
struktur bidang
b. Praktikan dapat memahami definisi struktur garis dan unsur- unsurnya
c. Paktikan dapat memahami pitch, plunge, trend, bearing
d. Praktikan dapat memahami penggambaran struktur bidang dan struktur garis.
Struktur bidang adalah struktur yang memiliki bidang dan kedudukan yang
dapat diamati secara langsung atau hanya didapatkan dari hasil-hasil analisa dari
struktur bidang. Dan kedudukan sebuah struktur bidang dapat diwakili oleh sepasang
angka. Terdapat dua cara penulisan yang dapat digunakan untuk menuliskan
sepasang angka tersebut, yaitu:
1. Cara penulisan jurus (strike) dan kemiringan (dip).
2. Cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip direction).
Sebuah garis jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis
horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang. Sebuah garis jurus pada suatu
struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal
imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa perpotongan antara dua buah
bidang adalah sebuah garis).
Di beberapa lokasi tertentu di lapangan, garis jurus dapat dilihat secara
langsung, misalnya di tebing-tebing yang berada di pinggir laut yang tenang
(Gambar 2.1). Perpotongan antara permukaan laut dengan permukaan tebing
merupakan garis jurus pada permukaan tebing tersebut.
Gambar 2.2 Konvensi untuk mendeskripsikan jurus. (a) Konvensi kuadran. (b)
Konvensi azimuth.
Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa penulisan dan penyebutan
jurus dengan mengacu terhadap arah utara selalu memiliki pasangan yang sama
dengan penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap arah selatan. Hal
ini disebabkan karena tidak ada keharusan untuk membedakan titik-titik ujung dari
sebuah garis horizontal. Namun, jika konvensi kuadran harus digunakan, telah
menjadi kebiasaan bagi para ahli geologi untuk selalu menulis dan menyebut jurus
dengan mengacu terhadap arah utara.
Cara kedua untuk mendeskripsikan jurus dikenal sebagai konvensi azimuth.
Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah dibagi ke dalam 3600, dengan arah
utara ditetapkan memiliki nilai 00 atau 3600 (Gambar 3.2b). Karena pengukuran
jurus selalu berputar dari arah utara ke timur (searah jarum jam), maka jurus dalam
3. Jika garis jurus tepat berarah NW-SE, maka jurusnya adalah N1350E atau
N3150E.
4. Jika garis jurus tepat berarah NE-SW, maka jurusnya adalah N450E atau
N2250E.
Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut
antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada
bidang vertikal tertentu. Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki orientasi yang
tepat tegak lurus dengan garis jurus (Gambar 2.3 a). Pada sebuah struktur bidang,
kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan lereng yang paling besar, dan
arah kemiringan sebenarnya merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus. Arah
kemiringan sebenarnya selalu ditentukan pada arah turun lereng (downslope).
(a) (b)
Buat titik tengah lalu buat garis bantu 10 cm horizontal dan 10 cm vertical lalu
berikan notasi pada garis bantu tersebut yauti North (N) , East (E), South (S), dan
West (W). selanjutnya cari arah strike yang diketahui yaitu N 281º E. setelah itu titik
dari strike digaris mempertemukan titik tengah lalu diberikan notasi P dan Q .
Setelah itu mencari arah dari dip semu yaitu N 45ºE dan diberikan notasi A, lalu
mencari besar sudut dari dip semu yaitu 15º diukur dari garis A dan garis kembali
lalu diberi notasi A’ .lalu cari arah dip semu dari arah strike kita mencari garis lurus
90º dari arah strike diberikan notasi B . untuk mencari dip sebenarnya kita
memberikan garis tegak lurus spanjang 1cm dari garis A ke A’ lalu beri symbol
sudut siku-siku agar mempermudah mengetahui titik sudut siku-sikunya lalu buat
garis yang sejajar dari arah strike yang menyatukan antara garis B dan titik siku-siku
pada A kemudian beri symbol P’ dan Q’ lalu untuk menemukan dip yang sebenarnya
yaitu kita membuat garis sepanjang 1cm pada garis B setelah didapatkan gari 1cm
kita garis dari titik tengah lalu beri nama B’ . jika sudah kita sudah mendapatkan dip
sebenarnya yang di hitung dari gari B ke B’.
3.2 Cara Menentukan Kedudukan Singkapan
Buat titik tengah lalu buat garis bantu 10cm horizontal dan 10 cm vertical lalu
berikan notasi pada garis bantu tersebut yauti North (N) , East (E), South (S), dan
West (W). kemudian cari kedudukan semu dari A yaitu, N 318º E, setelah ditemukan
kita membuat garis dari titik tengah dan diberi notasi A, selanjutnya kita mencari
besar sudut dari kemeringan semua dari A dan di ukur dari A dan diberi notasi A’
sebesar 18º. memberikan garis tegak lurus spanjang 1cm dari garis A ke A dan diberi
simbol siku-siku’, selanjutnya kita mencari kedudukan semu dari B yaitu, N 230º E,
setelah ditemukan kita membuat garis dari titik tengah dan diberi notasi B,
selanjutnya kita mencari besar sudut dari kemeringan semua dari B dan di ukur dari
B dan diberi notasi B’ sebesar 13º. Selah itu kita memberikan garis tegak lurus
spanjang 1cm dari garis B ke B’dan diberikan simbol siku-siku, setelah itu kita
membuat garis yang menyatukan antara titik sudut siku-sku A dan B dan diberikan
notasi P’ dan Q’, selanjutnya untuk mendapatkan kedudukan singkapan yang
AHMAD GHAZALI MOH. FIQRAM SLAMET
09320170033 09320180002
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
ditanyakan, pertama kita mencari kedudukan semu dari singkapan tersebut yaitu,
dengan mencari garis tegak lurus dari P’ dan Q’yang mempertemukan titik tengah
garis bantu kita dan diberi notasi C, untuk mendapatkan arah strike dari kedudukan
singkapan kita membuat garis sejajar p’dan Q’ diditik tengah dan diberi notasi P dan
Q, selelah digaris kita menentukan besar sudut trike dengan mengukur dari utara
sebesar N 194 º E,selanjutnya mencari arah dip sebenarnya dari singkapan,dengan
cara membuat garis sepanjang 1 cm yang ditarik dari garis c dan diberi tanda siku-
siku,setelah itu kita tarik garis dari titik tengan yang menyinggung bgaris tengak
lurus dan diberi notasi C’, setelah itu kita mengukur dip sebenarnya dari dip semu.
3.3 Cara Menentukan Struktur Garis
Pertama kita beri tanda arah utara untuk memudahkan penggambaran, setelah itu
kita menentuykan titik tengan, kemudian kita mengukur arah kedudukan batu
gamping N 133 º E dan diberi garis,setalah itu kita mencari dip semu yang tegak
lurus dari titik tengah,kemudian kita menentukan dip sebenarnya yamng diukur dari
arah dip semu sebesar 30 sw,kemudian di beri notasi A pada kedudukan batu
gamping, B kedudukan dip semu batu gamping,dan b’ pada dip sebemnarnya dari
batu gamping, selanjutnya untuk mencari kedudukan korak andesit titik tengah
dipindahkan di ujung garis,penentunan kedudukan korok andesit dilakukan pengukur
dilakukan dari utara yaitu sebesar S 23 º W dan diberi garis pada kedudukan korok
andesit dan seber notasi tetik tengah C dan ujung garis diberi notas D,setelah itu kita
kembali mencari dip semu yang tegak lurus dari arah korok andesit setelah itukita
memberi notas E, selelah itu kita menentukan dip sebenarnya sebesar 35 º NW dan
diukur dari titik dip semu doberi notasi e’, setelah mendapatkan kedudukan dari batu
gamping dankedudukan dari koroka andesit, selanjutnya kita membuat garis sejajar
A ke C dan garisnya diambil tegak lurus AB,dan membuat garis sejajar CD yang
digaruis dari garis ED, pada panjang garis B ke B’ dan E keE’ sebesaer 1,5 cm,
selanjutmnya dari garis perpotongannya tarik garis dari titik tengah korok andesit
melalui garis perpotongan dan diberi notasi F, cara ,mengukur arah struktur garis
kita tempelkan busur dari arah utara menuju garis F dan hitungan besar sudutnya,dan
untuk mendapatnya dip sebenarnya atau plunge. Kita tarik garis tegak lurus di garis F
sebasar 1,.5 cm dan menarik garis dari titik tengah untuk mempertemuakan garis
tegak lurus dan diberi notas F’,setelah itu hitung besar sudut F ke F’.