Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN

TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

TEKNIK GEOLOGI

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM GEOLOGI

ACARA II

DIP

OLEH

FIFI ARISKA

R1C119076

KENDARI

2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Geologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang masa sekarang


atau masa lampau dari bentuk-bentuk morfologi, struktur bumi, lingkungan dan
kehidupan fosil yang terdapat pada batuan. Bidang utama yang dipelajari adalah
semua jenis batuan, tanah dan air dalam tanah/batuan yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Studi bidang geologi ini juga bermanfaat untuk pencarian
bahan-bahan tambang minyak dan gas, endapan mineral maupun dapat sebagai
konsultan bidang geologi teknik. Ahli geologi dapat mengungkapkan fenomena
alam tentang bencana gempa bumi dan tsunami, gunung meletus, banjir, gerakan
tanah dll. Geologi sebagai ilmu pengetahuan bumi, karena yang dipelajari segala
sesuatu yang berkenaan dengan gejala-gejala yang ada di bumi baik asal, proses
hasil. Geologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bumi baik
mengenahi susunannya, komposisi, sejarah, proses terjadinya maupun
bentuknya.Geologi teknik adalah salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang batuan yang berhubungan dengan bangunan /rekayasa bidang
teknik sipil.. Geologi Teknik adalah penerapan ilmu geologi pada praktek
rekayasa dengan tujuan agar faktor-faktor geologis yang mempengaruhi lokasi,
desain, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan pekerjaan-pekerjaan rekayasa
telah benar-benar dikenali dan disediakan dengan cukup (Sukartono 2010).

Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang
planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah
derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya
tegak lurus dari garis strike. Kemiringan (Dip) adalah Sudut kemiringan terbesar
yang dibentuk oleh bidang miring dengan bidang horizontal dan diukur tegak
lurus terhadap jurus.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukannya acara dua yang berjudul dip
( set dan database di dips) untuk mengetahui joint set beserta data-data dip yang
telah diambil pada saat dilapangan,

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagamaimana kenampakan gambar titik joint set dan tipenya di aplikasi
dips?
2. Bagaimana mencari data joint set di aplikasi dips?
3. Bagaimana mencari jarak atau spacing data diskontinitas di excel?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan di adakannya praktikum acara dua Geologi Teknik adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kenampakan gambar titik joint set dan tipenya di
aplikasi dips
2. Untuk mengetahui data joint set di aplikasi dips
3. Untuk mengetahui jarak atau spacing data diskontinitas di excel?
4.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari di adakannya praktikum acara dua geologi teknik adalah
untuk menambah wawasan mengenai materi dip ( set dan database di dips)

1.5 ALAT DAN BAHAN

Alat & Bahan Manfaat


Kompas Untuk mengukur kekar, strike dan dip
Roll Meter Untuk mengukur panjang scanline
Palu Geologi Untuk mengambil sampel disingkapan
Kantung Sampel Untuk Menyimpan sampel
GPS Untuk mengetahui titik koordinat
Pita Meter Untuk mengukur diskontinitas
ATG Untuk menulis
Format Scanline Untuk mengisi data
Buku Lapangan Untuk menulis data lapangan
BAB II
TEORI DASAR
2.1 GEOLOGI TEKNIK
Geologi teknik adalah suatu cabang geologi sebagai ilmu terapan dalam
teknik sipil yang mempergunakan data-data geologi untuk memecahkan persoalan
yang berhubungan dengan konstruksi teknik (Sukartono 2010). Geologi Teknik
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala geologi dari
aspek kekuatan dan kelemahan geologi, dimana diterapkan dalam pembangunan
infrastuktur seperti tahap menentukan lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan
pembangunan dan pemeliharaan hasil kerja keteknikan. Geologi teknik juga
memiliki banyak ilmu yang saling berkaitan satu sama lain seperti teknik sipil,
geoteknik, hidrogeologi, hidrologi, teknik tambang, soil mekanik, rock mekanik
dan sebagainya.

Dalam geologi teknik kita mempelajari sifat batuan dan tanah beserta
kekuatannya, struktur-struktur geologi yang ada pada tanah dan batuan tersebut
serta  geomorfologi daerah tersebut, Dari segi kegunaan ilmu geologi teknik dapat
dimanfaatkan untuk mengantisipasi terjadinya longsor dan dapat diperhitungkan
kapan terjadinya longsor disuatu lereng seperti lereng pada tambang, pengamanan
lereng jalan, jembatan serta bendungan, bisa juga memperhitungkan tekanan dan
tarikan pada saat membangun jalan bawah tanah atau terowongan bawah tanah
untuk pertambangan dan terowongan lainnya seperti saluran air bawah tanah dan
lain sebagainya.

Sejarah dan Perkembangan Geologi Teknik Ilmu geologi modern sudah


ada sejak abad ke-18, namun ilmu dan praktek Geologi Teknik (Engineering
Geology) belum diakui sebagai suatu disiplin ilmu sampai akhir abad ke-19 atau
awal abad ke-20. Buku pertama berjudul “Engineering Geology” diterbitkan tahun
1880 oleh William Penning. Pada tahun 1925, Karl Terzaghi, seorang ahli teknik
dan geologi dari Austria, menerbitkan buku pertama tentang mekanika tanah
dalam bahasa Jerman “Erdbaumechanik”. Terzaghi yang dikenal sebagai Bapak
Mekanika Tanah, memiliki minat besar di bidang geologi dan menganggap
mekanika tanah sebagai bagian dari ilmu Geologi Teknik. Kebutuhan ahli Geologi
Teknik mendapat perhatian dunia pada tahun 1928 pada saat gagalnya Bendungan
St. Francis di California yang menyebabkan hilangnya 426 nyawa. Beberapa
kegagalan pekerjaan rekayasa enjiniring pada tahun-tahun berikutnya juga
mendorong peningkatan kebutuhan ahli Geologi Teknik untuk bekerja pada
proyek-proyek rekayasa berskala besar.
 Ruang Lingkup Geologi Teknik, Dalam proyek rekayasa enjiniring, ahli
Geologi Teknik menyelidiki dan memberikan rekomendasi geologi dan geoteknik,
analisis, dan desain yang berhubungan dengan proyek terkait. Studi Geologi
Teknik dapat dilakukan sejak tahap perencanaan, saat enjiniring desain, saat
konstruksi dan pasca konstruksi. Pekerjaan yang dilakukan ahli Geologi Teknik
meliputi penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat material, pergerakan
tanah dan stabilitas lereng, erosi, banjir, pengeringan, investigasi seismik, dan
sebagainya.

2.2 STRIKE & DIP

trike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang
planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah
derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya
tegak lurus dari garis strike.

Strike Dip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan
(sedimen). Tapi juga ditemukan pada batuan metamorf yang berstrukturfoliasi.
Penulisan strike dan dip yaitu: N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca
North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip).
Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas
Geologi. Kompas Geologi mumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki
klinometer juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk
mengukur kemiringan dan Bulls eye adalah tabung isi gelembung udara berguna
untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal.
Langkah-langkah dalam mengukur strike dan dip adalah:
1) Mencari arah jurus pada bidang (strike)
a. Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan
arah.
b. Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur)
pada bidang yang akan kita ukur.
c. Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung
udara pada bull eyes berada di tengah.
d. Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara.
Itulah angka Strike. Buat garis lurus searah strike untuk menentukan dip.

2) Mencari kemiringan bidang (dip)


a. Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang
bertanda "W" (sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.
b. Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di
tengah.
c. Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka Dip(Zuhdi,
pengantar geologi 2019)

2.3 DIP DIRECTION


Arah tegak lurus jurus yang sesuai dengan arah miringnya bidang yang
bersangkutan dan diukur dari arah utara.
Pengukuran dip direction adalah sebagai berikut

 Pengukuran arah kemiringan dilakukan dengan menempelkan sisi “S”


 kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas
horizontal(gelembung berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi). Angka
azimuth
 yang ditunjuk oleh jarum “N” merupakan arah kemiringan yang diukur.
 Misal hasil dari pembacaan adalah N 275
 Maka notasi kedudukan bidang yang diukur adalah 60/ N 275 E

2.3 DIPS

Dips adalah program proyeksi stereografi populer kami untuk analisis


dan penyajian data berbasis orientasi. Tentukan set sambungan, lakukan analisis
kinematik stabilitas lereng, dan lebih banyak lagi di alat serba guna ini. Dips
bekerja dengan baik dengan serangkaian alat batu, termasuk SWedge dan
UnWedge. Dips dirancang untuk analisis interaktif data geologi berbasis orientasi.
Program ini mampu banyak aplikasi dan dirancang untuk pengguna pemula dan
untuk pengguna yang lengkap dari proyeksi stereografi yang ingin menggunakan
alat yang lebih maju dalam analisis data geologi.

Dips memungkinkan pengguna untuk menganalisis dan memvisualisasikan


data struktural mengikuti teknik yang sama yang digunakan dalam stereonet
manual. Selain itu, ia memiliki banyak fitur komputasi, seperti pembentukan
statistik pengelompokan orientasi, orientasi rata-rata dan perhitungan
kepercayaan, variabilitas cluster, analisis kinematik, dan analisis atribut fitur
kualitatif dan kuantitatif. Dips dirancang untuk analisis fitur yang berkaitan
dengan analisis teknik struktur batuan, namun, format bebas file data Dips
memungkinkan analisis setiap data berbasis orientasi( Irsyad, Geologi Teknik
2017)

2.4 KEKAR

Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada
batuan. Kekar atau joint adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk
lurus, planar dan tidak terjadi pergeseran.
Joint set adalah kumpulan kekar pada satu tempat atau pada suatu batuan
yang memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan joint set lainnya.
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya
yang bekerja pada
batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:
a) Pemotongan bidang perlapisan batuan; 
b) Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;
c) Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan
sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada
batuan tersebut. 

Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah, kekar terjadi dalam
pola-pola yang teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus
vektor tegasan (stress). Terkadang beberapa kekar saling berpotongan, membagi
sebuah batuan besar menjadi balok-balok yang saling terpisah. Kekar terjadi pada
lingkungan geologi yang bertekanan rendah.

Kekar memegang peranan penting di geofisika, misalnya sebagai jalur


migrasi minyak bumi atau air tanah. Apabila kekar dilewati larutan hidrotermal,
maka mineral dapat mengendap di sana, membentuk urat mineral. Selain itu,
pemetaan kekar sangat penting dilakukan sebelum membuat desain waduk.
Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak
sejajar bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-
blok yang besarnya bergantung pada kerapatan kekarnya. Dan merupakan bentuk
rekahan paling sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan. Biasanya
terdapat sebagai dua set rekahan, yang perpotongannya membentuk sudut berkisar
antara 45 sampai 90 derajat.
Kekar mungkin berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan
kerak yang luas, dapat tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya
pada batuan yang getas. Kebanyakan kekar merupakan hasil pembubungan kerak
atau dari kompresi atau tarikan (tension) berkaitan dengan sesar atau lipatan. Ada
kekar tensional yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau pemuaian batuan.
Kekar kolom pada batuan volkanik terbentuk oleh tegasan yang terjadi ketika lava
mendingin dan mengkerut.

Kekar juga mempunyai nilai ekonomis. Dapat memperbesar permeabilitas


yang penting bagi migrasi dan menampung air tanah dan minyak bumi.

Analisa kekar sangat diperlukan dalam eksplorasi dan pengembangan


sumber daya alam. Rekahan-rekahan mengontrol endapan mineral, tembaga,
timbal, seng, merkuri,perak,emas dan tungsten.
Larutan hidrotermal yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku mengalir
sepanjang kekar-kekar dan mengendapkan mineral-mineral sepanjang dinding
kekar, membentuk urat-urat mineral (mineral veins).
Kekar dapat terjadi pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang
bervariasi dari beberapa millimeter (kekar mikro) hingga ratusan kilometer (kekar
mayor). Sedangkan yang berukuran beberapa meter disebut dengan kekar
minor.Kekar dapat terjadi akibat adanya proses tektonik, proses perlapukan dan
perubahan temperature.

Kekar merupakan jenis struktur batuan yang berbentuk bidang pecah. Sifat
dari bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian yang terpisah. Tetapi
tidak mengalami perubahan posisinya. Sehingga menjadi jalan atau rongga atau
kesarangan batuan yang dapat dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti
air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya(Sukartono 2010).

 
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Hasil yang di dapatkan dari praktikum geologi teknik acara dua yang
berjudul Dip ( set & database di dips) adalah sebagai berikut :
 Gambar titik joint set dalam dips (Lampiran)
 Langkah-langkah mengetahui joint set di dips (Lampiran)
 Data set dan jarak/spasi dalam diskontinitas di excel(Lampiran)

4.2 PEMBAHASAN
Langkah-langkah mencari data joint set dan menentukan arah tegasan 1,2 dan
3 di dalam dips adalah sebagai berikut :
 Membuka aplikasi dips
 Klik new
 Memasukan data dip dan dip direction yang telah yang telah dihitung
 Kemudian klik menu project setting dan mengganti global orientasinya
menjadi dip/dip directions
 Klik menu add coloumn lalu ubah nama nya menjadi type
 Copy data type pada data diskontinitas yang telah dikerjakan di excel
 Setelah itu, klik menu contour preset atau ctrl+t pada keyboard
 Jika sudah, klik menu set from cluster analysis atau ctrl+k pada
keyboard
 Klik daerah yang memiliki titik berwarna merah pada gambar yang
tertera lalu klik kanan pada mouse dan tekan done
 Jika sudah maka aka nada dua garis berpotongan yang terlhat pada
gambar berserta titik-titik berupa simbol dari set
 Kemudian klik menu add user plane atau ctrl+a pada keyboard
 Arahkan pana ke arah perpotongan dua garis tadi lalu klik
 Jika sudah, ubah menjadi data trend/plunge pada menu yang berada di
pojok kanan bawah
 Lalu, cari menu view
 Klik stereonet overlay, centang show grid, centang custome lalu
masukan data trend/plunge ( 193/42)
 Jika sudah, maka akan muncul garis plunge
 Carilah tegasan 1, 2, dan 3 atau sigma
 Garis yang berpotongan merupakan sigma 2 , maka tambahkan text
untuk menandai bahwa itu adalah sigma dua
 Untuk mencari tegasan atau sigma satu maka hitunglah garis plunge
yang muncul tadi sebanyak 90 karena merupakan sudut lancip
 Untuk mencari tegasan atau sigma tiga maka dihitung dari awalan titik
sigma atau tegasan Satu
 Jika sudah, maka klik arrow lalu text dan tandai menjadi sigma satu
dan tiga
 Maka jadilah gambar streonet plot yang sudah mempunyai arah
tegasan dan titik joint set.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang saya dapatkan dalam praktikum acara dua geologi teknik
adalah sebuah berikut :
1. Setiap data dip/dip direction mempunyai set, jika kosong maka adanya
salah ukur data pada saat dilapangan atau masuk ke dalam hal lain-lain
2. Adanya density consentration yang dapat menginterpretasi area rawan
longsor pada gambar joint set
3. Mengetahui arah-arah dari tegasan satu, tegasan dua dan tegasan tiga

4.2 SARAN
Saran yang dapat praktikan berikan yaitu semoga praktik dan asisten tetap
semagat dalam menyelesai kan 8 acara.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Muhammad. 2017 Geologi Teknik, Bandung: Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi.

Zuhdi, Muhammad. 2019 Pengantar Geologi, Mataram: Duta Pustaka Ilmu –


Gedung Catur 1.2 FPMIPA IKIP Mataram, Jln. Pemuda No. 59A Mataram –
Lombok-NTB.

Sukartono, 2019 Pengenalan Geologi Struktu, Yogyakarta: Sekolah Tinggi


Teknologi Nasionalyogyakarta

Anda mungkin juga menyukai