Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI STRUKTUR

DIAGRAM ROSSET

DISUSUN OLEH :

NAMA : IRVAN ERIKA PANGESTU

NIM : 1909056025

PRODI : TEKNIK PERTAMBANGAN

ASISTEN : YOGA NUR PRADANA

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geologi struktur adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
bentuk-bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala - gejala geologi yang
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan
yang membentuk kerak bumi. Dalam geologi struktur terdapat metode statistik.
Metode statistik merupakan suatu metode yang diterapkan untuk mendapatkaan
kisaran harga rata-rata atau harga maksimum dari sejumlah data acak. Data acak
yang digunakan adalah biasanya dari analisis kekar pada analisis struktur di
lapangan yang kemudian ditentukan arah umumnya dengan diagram kipas dan
analisis kekar dengan proyeksi stereografis.

Kekar adalah bidang rekahan yang tidak memperlihatkan pergeseran berarti atau
bagian masanya masih saling berhubungan/bergabung. Kekar dapat terbentu k
secara primer, seperti kekar kolom dan kekar melembar pada batuan beku maupun
secara sekunder, seperti kekar tektonik. Hasil pengolahan tersebut berupa diagram
kipas untuk menentukan arah umum yang selanjutnya dianalisis menggunakan
proyeksi stereografis.

Oleh karena itu, Analisis kekar memiliki beberapa manfaat khususnya bagi dunia
pertambangan. Beberapa diantaranya yaitu pada tahap eksplorasi untuk
menganalisis kekar yang mempengaruhi proses mineralisasi, dalam bidang
geoteknik dimana jika suaty daerah memiliki banyak kekear maka daerah itu rawan
karena banyaknya retakan dan meyebabkan struktur tersebut mudah bergeser
apabila ada gaya yang bekerja.
1.2. Tujuan

Pada praktikum kali ini memiliki tujuan sebagai berikut :


a Untuk mengetahui cara menganalisis penggambaran diagram rosset
b Untuk mengetahui arah gaya terkecil/minor dari kekar
c Untuk mengetahui arah gaya dominan dari kekar
BAB II
DASAR TEORI

Kekar adalah struktur rekahan pada batuan yang tidak memperlihatkan pergeseran.
Hampir tidak ada suatu singkapan di muka bumi ini yang tidakmemperlihatkan
gejala rekahan. Kekar bukan merupakan gejala yang kebetulan,tetapi merupakan
hasil kekandasan/kegagalan batuan akibat tegasan (stress). Karena itu kekar akan
mempunyai sifat-sifat yang menuruti hukum-hukum fisika.Struktur kekar
merupakan gejala yang paling umum dijumpai dan banyakdipelajari secara luas
tetapi merupakan struktur yang paling sukar untuk dianalisa.Berdasarkan cara
terbentuknya kekar dapat diklasifikasikan menjadi :
- Kekar tektonik, misalnya kekar gerus (shear joint)
- Kekar tarik (tension joint).
- Kekar non tektonik, misalnya mudcrack , columnar joint dan sheeting joint .

Struktur ini banyak dipelajari karena sangat berhubungan erat dengan masalah-
masalah:
- Geologi teknik
- Geologi minyak bumi, terutama masalah cadangan dan produksi.
- Geologi untuk pertambangan, baik dalam hal sistim penambangannya maupun
pengerahan terhadap bentuk-bentuk mineralisasi dan lain-lain.

Kekar non-tektonik, yaitu kekar, yang terbentuk bukan karena gaya tektonik,
misalnya kekar akibat pendinginan (cooling joint ) pada batuan beku, misalnya
kekar kolom (columnar joints) atau dapat juga terbentuk akibat pembebanan,
misalnya “sheeting joints”. Struktur kekar dipelajari dengan cara statistik,
mengukur dan mengelompokkannya dalam bentuk diagram roset (diagram bunga)
atau diagram kontur (Ahmad, 2011).
Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan
serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang umumnya dijumpai
pada batuan adalah sebagai berikut:
- Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk polasaling
berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear
joint umumnya bersifat tertutup.
- Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arahgaya
utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
- Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegaklurus
dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka
(Ahmad, 2011).

Metode statistik adalah metode yang gunakan untuk mendapatkan kisaran harga
rata - rata atau harga maksimum dari sejumlah data acak atau satu jenisstruktur,
dengan memakai metode ini dapat diketahui kecenderungan - kecenderungan,
bentuk pola maupun kedudukan umum dari jenis struktur yang sedang dianalisa.
Adapun macam- macam jenis statistik, yaitu :
- Statistik Induktif adalah statistik yang digunakan untuk membuat berbagai
inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari sampel.
- Statistik Deduktif adalah statistik yang digunakan untuk membuat berbagai
informasi terhadap sekumpulan data yang berasal dari berbagai sampel.
- Statistik Parametrik adalah alat bantu analisis data dengan berdasar atas asumsi
- asumsi, bahwa sampelnya harus berdistribusi normal yang diambil secara
random dan datanya berskala interval atau rasio.
- Statistik Non Parametrik adalah alat bantu analisis data yang tidak harus
memenuhi persyaratan seperti statistik parametric
(Thya, 2013).

Pada metode statistik parameter - parameter yang digunakan ada dua (2) macam
yaitu :
a. Metode stratistik dengan satu parameter, yang dimaksud adalah data - data yang
akan dibuat diagramnya hanya terdiri dari satu unsur pengukuran, misalkan data
dari kekar vertikal,arah liniasi struktur sedimen, arah liniasi frakmen breksi
sesar, arah kelurusan.
Jenis diagram ini adalah :
- Diagram kipas Tujuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah
kelurusan umum dari usur-unsur struktur yang datanya hanya satu unsur
pengukuran.
- Diagram roset Tujuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah-
arahkelurusan umum dari data dengan satu parameter, yaitu Trend
HistogramTujuan diagram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusanumu
dari unsur-unsur suatu struktur.
b. Metode statistik dengan dua parameter.Metode ini diterapkan untuk data struktur
yang memiliki dua unsur pengukuran seperti pada struktur garis yang
menggunakan bearing dan plunge serta pada struktur bidang menggunakan
strike dan dip. Jenis diagram yang digunakan adalah diagram kontur. Tujuan dari
diagram iniadalah untuk analisa struktur geologi yang dimaksudkan untuk
mendapatkanharga kerapatan maksimum dari data yang di analisa, sehingga
dapat diketahui orientasi atau kedudukan umum struktur yang di analisa.
(Thya, 2013).

Cara pembuatan diagram kontur :


- Tahap 1 : tahap pengeplotan data.
- Tahap 2 : tahap penghitungan kerapatan data.
- Tahap 3 : tahap countering titik - titik kerapatan.
Harga rata-rata atau arah umum dari sejumlah data acak satu jenis struktur adalah
interval data yang memiliki jumlah terbesar, kemudian diambil nilai tengah dari
interval tersebut, dijumlahkan dengan batas bawah dari kelas interval, makaakan
diperoleh arah umum shear jointnya. Untuk mengoptimalkan hasil yangdicapai
dalam analisa struktur-struktur geologi, maka perlu digunakan suatu metode yang
dapat menafsirkan tentang kinematika dan mekanisme pembentukan yang
dianalisa, sehingga penafsirannya mendekati hal yang sebenarnya. Metode statistik
merupakan cara untuk menentukan harga rata-rata atau harga maksimum dari
sejumlah harga acak satu jenis struktur. Sehingga kemudian dapat diketahui
kecenderungan-kecenderungan bentuk pola ataupun kedudukan umum dari suatu
struktur (Fauzan, 2015).

Analisis struktur geologi terhadap daerah penelitian dilakukan melalui tiga tahap
penelitian. Tahap pertama merupakan pendekatan tidak langsung, yaitu dengan cara
menginterpretasikan gejala struktur di lapangan dengan menarik kelurusan pada
peta topografi dan citra satelit. Tahap kedua adalah melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan dan pengambilan data lapangan berupa kedudukan lapisan,
bidang sesar, kekar gerus (shear fracture), slicken sides dan breksiasi. Tahap yang
ketiga adalah melakukan analisis lanjut terhadap data-data lapangan yang ada untuk
mengetahui mekanisme struktur yang terjadi di daerah penelitian. Hasil pengolahan
tersebut berupa diagram roset, arah dan penunjaman sumbu lipatan serta bidang
lipatan, arah tegasan utama, dan kinematika pergerakan sesar (Sapiie, 2009)

Stereonet merupakan suatu graf pada belahan bola bagian bawah (lower
hemisphere) dimana berbagai jenis data geologi dapat diplotkan,akan tetapi ada
pula yang memakai bagian atasnya (upper hemisphere). Selain digunakan untuk
geostruktur, stereonet dapat juga digunakan pada cabang ilmu geologi lain.
Proyeksi stereonet meliputi plotting data 3D (bidang atau garis) kedalam
permukaan 2D (stereonet) dimana permukaan tersebut dapat dimanipulasi dan
diinterpretasi. Untuk melakukan analisis dan pemecahan masalah geologi struktur,
dengan metode ini akan digunakan stereo net (jarring stereo) yang terdiri dari :
- Wulfnet (jaring sama sudut atau equiangular net )
- Schimidt net (jaring sama luas atau equal area net)
- Polar equal area net
- Kalsbeek counting net (jaring penghitung kalsbeek )
Beberapa terminologi yang harus dikenal dalam proyeksi stereonet pada jejaring
sama luas (equal area) Schmidt.
- North Pole (N) : Kutub Utara pada stereonet
- South pole (S) : Kutub selatan pada stereonet
- Great circle : Lingkaran besar atau garis bujur pada stereonet
- Small circlr : Lingkaran kecil atau garis lintang pada stereonet
- Equator : Garis tengah pada stereonet
- Primitive : Bagian terluar dari stereonet
Grid pada stereonet dibagi menjadi dua segmen derajat, satu segmen derajat tebal
berskala 10° dan satu segmen derajat tipis berskala 2°. Jurus dan azimuth dibaca
disekitar bagian primitiv dan kemiringan dibaca disepanjang bagian equator
(Asikin, 1978).

Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan


telahmenunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya
sesar,sesar ialah kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya
sesar terbentuk pada daerah lipatan (Sinklin maupun antiklin).Analisi lipatan
digunakan untuk menganalisa bentuk lipatan,axial plane,hinge line dan unsur-unsur
lipatan lainnya yang terdapat didaerah penelitian.Analisis ini dapat dilakukan
dengan menggunakan dua metode yaitu metode diagramβ dan metode diagram
ontur serta stereonet (Asikin, 1978).

Kekar memegang peranan penting di geofisika, misalnya sebagai jalur migrasi


minyak bumi atau air tanah. Apabila kekar dilewati larutan hidrotermal, maka
mineral dapat mengendap di sana, membentuk urat mineral. Selain itu, pemetaan
kekar sangat penting dilakukan sebelum membuat desain waduk (Daniel L,1999).

Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa : kekar terjadi dalam pola-pola yang
teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus vektor tegasan
(stress). Terkadang beberapa kekar saling berpotongan, membagi sebuah batuan
besar menjadi balok-balok yang saling terpisah. Kekar terjadi pada lingkungan
geologi yang bertekanan rendah (Daniel L,1999).

Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak sejajar
bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok yang
besarnya bergantung pada kerapatan kekarnya. Kekar merupakan bentuk rekahan
paling sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan. Biasanya terdapat
sebagai dua set rekahan, yang perpotongannya membentuk sudut berkisar antara
45° - 90°. Kekar berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan kerak
yang luas, dapat tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya pada
batuan yang getas. Kebanyakan kekar merupakan hasil pembubungan kerak atau
dari kompresi atau tarikan (tension) berkaitan dengan sesar atau lipatan. Ada kekar
tensional yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau pemuaian batuan. (Daniel L,
1999).

Kekar akibat proses deformasi sangat berhubungan dengan gaya yang


menyebabkannya, yaitu tegasan dan keterakan (stress dan strain) dibagi
menjadi tiga jenis, yakni:
a. Kekar gerus (shear joint/Compression joint), kekar yang terjadi akibat
tekanan/kompresi. Ciri-ciri di lapangan :
- Mempunyai pola sejajar dengan arah yang jelas
- Bidang kekar rata dan lurus
- Rekahan tertutup
b. Kekar tegangan (tension joint), kekar yang terbentuk akibat tarikan.
Disebut juga extension fracture, tension gashes (terisi mineral). Ciri-ciri
di lapangan :
- Tidak mempunyai pola dan arah yang jelas
- Bidang kekar tidak rata
- Rekahan terbuka.
c. Kekar hybrid (hybrid Joint), merupakan campuran dari kedua kekar
diatas, dan umumnya terisi mineral sekunder (Daniel L, 1999).
Analisa struktur geologi dapat dilakukan dengan beberapa tahapan dan cara, dimulai
dengan deskripsi geometri, analisa kinematika, yaitu mempelajari sifat gerak dan
perubahan yang terjadi pada batuan , samp[ai pada analisa dinamikanya, yaitu
mempelajari pengaruh gaya atau tegasan yang menyebabkan terjadinya deformasi pada
batuan. Analisa struktur dapat secara langsung yaitu pengamatan pada singkapan. Selain
analisa yang sifatnya diskriptif geometri , juga kenematikanya, misalnya: kekar, seretan
sesar, gores- garis, stilolit, bidang belahan dsb. Hasil analisa ini sangat bermanfaat untuk
secara langsung dapat memastikan tentang jenis struktur dan menginterpretasikan sifat
gaya atau tegasan yang bekerja pada pembentukan struktur tersebut. (Sukartono, 2013)

Faktor penyebab sukarnya mencari data dilapangan adalah : keadaan singkapan( soil
tebal, vegetasi lebat) dan jangkauan pengamatan yang terbatas. Oleh karena itu
pengamatan bentang alam dan interpretasi foto udara seringkali membantu dalam analisa
struktur. Penyajian data hasil pengukuran dilapangan dengan metoda statistik. Ada 2
metoda pengelompokan didasarkan banyaknya parameter yang diketahui harga
statistiknya. Metoda statistik dengan satu parameter. Yaitu diagram yang terdiri dari satu
unsur pengukuran, misalnya: jurus kekar, arah liniasi struktur sedimen/ fragmen breksi
sesar, arah kelurusan gawir sesar dsb. Jenis diagram metoda ini meliputi Diagram kipas,
roset dan histogram. Pengamatan tak langsung yaitu melalui peta, citra, penampang,
pemboran, seismik yang kemudian menerapkan konsep/teori yang berlaku untuk sampai
pada interpretasi. (Sukartono, 2013)

Diagram Kipas Tujuannya adalah untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur
struktur. Sejumlah data pengukuran( N...E) tersebut dimasukkan dalam
tabel(Pembagian interval arah, Notasi, Jumlah dan Prosentase) untuk mempermudah
pembuatan diagram. Dalam pembagian interval arah : 0 – 5 (=180 – 185), 5 – 10
(=185 – 190), dst. (Sukartono, 2013)
Gambar 2.1 Diagram Kipas

Diagram Rose Diagram ini di sajikan dalam bentuk 1 lingkaran penuh, sehingga
tabulasinya arah dimulai 0 –360, dengan interval 5/10. Cara penggambarannya
sama dengan diagram kipas. (Sukartono, 2013)

Histogram Dari tabulasi diagram kipas diperoleh jumlah %tase , sehingga dalam
histogram sumbu horizontal diplotkan arah dari barat ke timur dengan patokan arah
utara ditengah. (Sukartono, 2013)

Ada 2 metoda pengelompokan didasarkan banyaknya parameter yang diketahui harga


statistiknya. Metoda statistik dengan satu parameter. Yaitu diagram yang terdiri dari satu
unsur pengukuran, misalnya: jurus kekar, arah liniasi struktur sedimen/ fragmen breksi
sesar, arah kelurusan gawir sesar dsb. Jenis diagram metoda ini meliputi Diagram kipas,
roset dan histogram. Pengamatan tak langsung yaitu melalui peta, citra, penampang,
pemboran, seismik yang kemudian menerapkan konsep/teori yang berlaku untuk sampai
pada interpretasi. (Sukartono, 2013)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :

3.1.1. Alat

a Alat tulis
b Jangka
c Busur 360̊
d Penggaris

3.1.2. Bahan

a HVS

3.2. Prosedur Percobaan

a Diisi table tabulasi dari data yamg telah ada.


b Ditentukan jari - jari diagram setengah lingkaran (0° - 180°) dengancara
yaitu jumlah data terbanyak sebagai jari - jari maksimum.
c Dibagi sisi paling luar dari busur sesuai dengan pembagian arahnya,dari situ
ditarik garis - garis kearah pusat busur
d Dimasukan hasil perhitunagan presentase kedalam gambar sehingga
didapatkan analisa arah umum kekar gerusnya.
BAB IV
PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Lokasi Pengambilan Data Kekar


Strike/Dip Strike/Dip Strike/Dip Strike/Dip Strike/Dip
N30°E 75° N48°E 60° N65°E 86° N93°E 60° N104°E 83°
N35°E 83° N50°E 78° N65°E 83° N95°E 39° N106°E 55°
N35°E 65° N50°E 75° N70°E 69° N97°E 78° N110°E 78°
N35°E 39° N51°E 72° N70°E 72° N98°E 69° N110°E 62°
N35°E 69° N54°E 75° N71°E 55° N100°E 69° N110°E 75°
N40°E 55° N56°E 86° N77°E 80° N100°E 80° N110°E 86°
N40°E 78° N59°E 62° N84°E 65° N100°E 75° N110°E 60°
N43°E 39° N61°E 69° N85°E 60° N100°E 69° N110°E 62°
N43°E 39° N64°E 69° N85°E 80° N100°E 69° N140°E 75°
N43°E 65° N65°E 83° N91°E 72° N102°E 62° N140°E 55°

Tabel 4.2 Perolehan Data Kekar


Arah Kekar Jumlah Persentase
30° - 35° 210° - 215° 1 2%
35° - 40° 215° - 220° 4 8%
40° - 45° 220° - 225° 5 10%
45° - 50° 225° - 230° 1 2%
50° - 55° 230° - 235° 4 8%
55° - 60° 235° - 240° 2 4%

60° - 65° 240° - 245° 2 4%


65° - 70° 245° - 250° 3 6%
70° - 75° 250° - 255° 3 6%
75° - 80° 255° - 260° 1 2%
80° - 85° 260° - 265° 1 2%
85° - 90° 265° - 270° 2 4%
90° - 95° 270° - 275° 2 4%
95° - 100° 275° - 280° 3 6%
100° - 105° 280° - 285° 7 14%
105° - 110° 285° - 290° 1 2%
110° - 115° 290° - 295° 6 12%
115° - 120° 295° - 300°
120° - 125° 300° - 305°
125° - 130° 305° - 310°

130° - 135° 310° - 315°


135° - 140° 315° - 320° 2 4%
140° - 145° 320° - 325°
145° - 150° 325° - 330°
150° - 155° 330° - 335°
155° - 160° 335° - 340°
160° - 165° 340° - 345°
165° - 170° 345° - 350°
170° - 175° 350° - 355°
175° - 180° 355° - 360°
Gambar 4.1 Diagram Rosset
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pada praktikum kali ini disimpulkan bahwa :


a Penggambaran kekar yang dilakukan dengan diagram rosset didapatkan dari
data persentase dari frekusensi arah mata angin dan juga sudut 0o-360o yang
mana nantinya diagram tersebut dapat menunjukkan persentasi tertinggi dari
kekar.
b Dari diagram rosset didapatkan arah gaya kekar dominan ke arah barat dan
timur
c Dari diagram rosset didapatkan arah gaya kekar dominan ke arah timur laut
dan barat daya

5.2. Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya penyampaian materi praktikum oleh asisten


sebaiknya lebih jelas dan terperinci lagi agar dapat dengan mudah dimengerti dan
dipahami oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2011. Kaidah Ilmu Struktur Geologi. AMPI. Bandung.


Asikin, Sekunder. 1978. Dasar-Dasar Geologi Struktur. Departemen Teknik
Geologi ITB. Bandung.
Daniel L, Schodek G.P . 1999. Stuktur Edisi Kedua. Jakarta.
Fauzan. 2015. Ilmu Geologi Struktur Pada Metode Statistik. Graha Indo. Jakarta
Sapiie, Benyamin, dkk. 2009. Geologi Dasar. Bandung.
Thya, 2013. Metode Statistik. Aneka Pustaka. Jakarta.
Sukartono, 2013. Panduan Praktikum Geologi. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai