Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tetang bumi dan juga segala
isinya serta aspek-aspek yang berpengaruh didalamnya. Pada dasarnya bumi ini
bersifat dinamis dimana bumi ini selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Perubahan ini akan selalu terjadi dalam skala local maupun regional. Oleh
karena sifat bumi yang selalu bergerak, maka sangatlah perlu dilakukan penelitian
yang khusus terhadap pergerakan bumi ini serta pengaruh terhadap kehidupan
manusia.
I.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari diadakan praktikum Geologi Struktur yang dilakukan di
daerah enggarong Propinsi !alimantan imur, agar para mahasiswa dapat
mengetahui gejala-gejala struktur yang ada di lapangan dan selanjutnya dapat
menginterpretasikan berdasarkan data struktur yang telah diperoleh.
Adapun tujuan dari diadakan praktikum Geologi Struktur yang dilakukan di
daerah enggarong Propinsi !alimantan imur adalah agar "
#. $ahasiswa dapat mengetahui kondisi struktur geologi yang ada pada daerah
tenggarong dan sekitarnya.
%. $ahhasiswa dapat menganalisa struktur-struktur geologi yang ada pada
daerah penelitian berdasarkan pada pengolahan data yang telah diambil
datanya.
1
&. $ahasiswa dapat meengetahui macam-macam struktur pada daerah penelitian
berdasarkan analisis data-data diperolehkan.
'. $ahasiswa dapat mengetahui meknisme struktur geologi pada daerah
tenggarong dan sekitarnya.
I.3. Lokasi !aktu dan Te"#at
Secara administrati(e, daerah pelaksanaan praktikum berada pada daerah
enggarong Propinsi !alimantan imur. Praktikum Geologi Struktur ini
dilaksanakan sejak tanggal,)))) hingga tanggal )))) di laboratorium geologi struktur
*ni(ersitas !utai !artanegara.
I.$. Metode dan Ta%a#an Praktiku"
+alam melakukan praktikum di daerah enggarong dan sekitarnya dilakukan
beberapa metode praktikum antara lain "
#. ahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan persiapan administrasi berupa peri,inan baik dari
pihak *ni(ersitas !utai !artanegara maupun Pemerintah daerah serta persiapan
teknis menyangkut peralatan dan bahan yang digunakan selama penelitian seperti
peta dengan skala yang di tentukan, kompas geologi, GPS, dan alat-alat lainnya yang
diperlukan dalam kegiatan penelitian tersebut. +alam tahap ini juga dilakukan studi
literature untuk memperoleh gambaran umum mengenai daerah penelitian yang
selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan laporan.
2
%. ahap pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum di lapangan merupakan tahapan pengambilan data-
data geologi pada lokasi penelitian melalui pencatatan data-data geologi permukaan
berupa pencatatan data lapangan pada buku lapangan, pengambilan conto batuan.
&. ahap Pengolahan data
Pada tahap ini semua data yang telah diamati di lapangan diolah dalam bentuk
pengukuran kekar, gambar profil kekar, pengukuran kedudukan batuan, sketsa kekar,
dibuat dalam laporan sementara yang selanjutnya untuk dianalisa dan di
interpretasika
'. ahap penyusunan laporan
Setelah data-ddata diolah dan di interpretasikan, maka hasil penelitian disusun
dalam suatu laporan ilmiah. -aporan ini memuat semua data lapangan, hasil analisis
dan interpretasi secara sistematik berupa uraian deskriptif.
I.&. Alat dan Ba%an
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum geologi struktur ini
antara lain "
#. Peta lintasan
*ntuk membantu +alam mengetahui posisi dan sebagai penunjuk daerah
penelitian.
3
%. !ompas geologi
!ompas geologi digunakan untuk mengukur kedudukan batuan, mengukur
arah atau slope.
&. Palu geologi
Palu geologi digunakan untuk membantu mengambil sample batuan
'. GPS . global position system /
+igunakan untuk menentukan koordinat posisi lapangan
0. 1etel
1etel digunakan juga dalam pengambilan sample lunak
2. !antong sample
!antong sample merupakan tempat untuk menyimpan sample dan memberi
label sehingga mudah dikenali.
3. Spidol permanen
+igunakan dalam pemberian label dikantong sample.
4. -arutan 56-
+igunakan sebagai uji sifat kimiawi pada batuan, apakah bersifat karbonat
atau silica.
7. $istar dan busur derajat
+igunakan sebagai alat untuk membantu pengeplotan data
#8. !lip board
+igunakan sebagai alas dalam pencatatan data lapangan serta alat 1antu
dalam kedudukan batuan.
4
##. !lip dan 5ecter
+igunakan untuk menghecter kantong sampeltempat sample
#%. !ertas kuarto
+igunakan dalam pencatatan data diluar buku lapangan
#&. 1uku -apangan
+igunakan untuk mencatat data-data lapangan atau merekam data
#'. 9oll meteran
+igunakan untuk mengukur jarak lintasan
#0. -up
+igunakan untuk melihat mineral pada batuan
#2. !omparator
$erupakan alat kesebandingan dalam penamaan batuan
#3. Pita meter
*ntuk mengukur dimensi singkapan
#4. Pensil warna
+igunakan untuk memberi simbol warna terhadap data litologi yang diperoleh
#7. Alat tulis menulis
5
BAB II
PEMBAHA'AN
2.1 (eo"etri Unsur 'truktur
*nsur-unsur struktur geologi di alam, yang umumnya di lapangan dijumpai
berupa singkapan-singkapan struktur pada batuan yang terdeformasi, sebenarnya
bentuk-bentuk geometrinya dapat disederhanakan menjadi geometri yang terdiri dari
struktur bidang dan struktur garis.
*nsur-unsur secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua unsur
geometris yaitu" Geometris bidang .Struktur bidang " bidang perlapisan, kekar, sesar,
foliasi, sumbu lipatan, dll/ dan Geometris garis .Struktur garis " goresgaris,
perpotongan % bidang, liniasi, dll/.
Pemecahan masalah-masalah yang berhubungan dengan geometri struktur
bidang dan struktur garis seperti " masalah besaran arah dan sudut, jarak dan panjang
dari struktur bidang dan struktur garis, misalnya " menentukan panjang dari segmen
garis, sudut anatara dua garis, sudut antara dua bidang, sudut antara garis dan bidang,
jarak titik terhadap bidang, jarak titik terhadap garis.
Adapun salah satu cara pemecahan masalah geometridalam geologi struktur
adalah dengan metode geometri deskriptif, yang meliputi metode grafis dan proyeksi.
+imana dalam analisa dan pemecahan masalahnya bentuk dan posisi obyek struktur
yang yang tadinya di alam memiliki kenampakan tiga dimensi diubah menjadi dua
dimensi.
6
!elemahan dari metode ini adalah ketelitiannya sangat tergantung pada
faktor-faktor " skala penggambaran, ketelitian alat gambar dan tingkat keterampilan si
penggambar. :amun dibandingkan dengan metode-metode proyeksi yang lain
.proyeksi perspektif dan proyeksi stereografis/, metode ini dapat lebih cepat untuk
memecahkan masalah struktur bidang dan struktur garis karena secara langsung
berhubungan dengan kenampakan tiga dimensi, sehingga mudah dipahami.
+i dalam metode grafis ini, struktur bidang dan struktur garis digambarkan
pada bidang proyeksi .bidang hori,ontal dan (ertikal/ dengan cara menarik garis-
garis proyeksi dan saling sejajar satu sama lain.
2.1.1 'truktur Bidang
Struktur bidang dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi ;struktur
bidang riil< dan ;struktur bidang semu<.
- Struktur bidang riil, artinya bentuk dan kedudukannya dapat diamati secara
langsung di lapangan, anatara lain adalah " bidang perlapisan, bidang
ketidakselarasan, bidang sesar, bidang foliasi dan bidang sayap lipatan.
1idang yang disebut terakhir ini sebenarnya merupakan kedudukan bidang-
bidang yang terlipat.
- Struktur bidang semu, artinya bentuk dan kedudukannya hanya bisa diketahui
atau didapatkan dari hasil analisa struktur bidang riil yang lain, contohnya
adalah bidang poros lipatan.
+ikaitkan dengan penggolongan struktur menurut waktu pembentukannya,
maka dapat dibedakan menjadi struktur bidang primer dan struktur bidang sekunder.
1idang-bidang yang termasuk dalam struktur primer adalah bidang perlapisan, bidang
foliasi, bidang rekah kerut .mud crack/, bidang kekar kolom .columnar joint/, pada
7
batuan beku, dan lain sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam struktur bidang
sekunder adalah bidang kekar, bidang sesar, bidang sayap lipatan.
Pada umumnya struktur bidang dinyatakan dengan istilah-istilah " jurus .srike/
dan kemiringan .dip/.
2.1.1.a. De)inisi Istila%*Istila% 'truktur Bidang
- =urus .strike/ " Arah dari garis hori,ontal yang merupakan perpotongan antara
bidang yang bersangkutan dengan bidang hori,ontal, besarnya diukur dari arah
utara.
- !emiringan .dip/ " Sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring
dengan bidang horti,ontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus.
2.1.1.+. ,ara Penulisan -Notasi. dan 'i"+ol 'truktur Bidang
*ntuk menyatakan kedudukan suatu struktur bidang secar tertulis agar dengan
mudah dan cepat dipahami, dibutuhkan suatu cara penulisan dan simbol pada peta
geologi. Penulisan .notasi/ struktur bidang dinyatakan dengan "
- =urus > kemiringan
Sistem A,imuth " hanya mengenal satu tulisan yaitu : ?@ A> B@ besarnya ?@
antara 8@ - &28@ dan besarnya B@ antara 8@ - 78@.
Sistem !wadran " penulisan tergantung pada posisi kwadran yang diinginkan
sehingga mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya "
Sistem a,imuth " : #'0@ A> &8@, maka menurut sistem kwadrannya adalah " :
&0@ C> &8@ SC.
8
:O ADE$* SE$1O- !*A+9A:
# : #30@ A > %0@ S 0@ A > %0@ SC
% : %48@ A > #0@ : 48@ C > #0@ :A
& : 28@ A > %8@ : 28@ A > %8@ SA
' : &0@ A > #8@ : &0@ A > #8@ SA
0 : &%8@ A > &0@ : '8@ C > &0@ :A
Table 2.1 notasi symbol
2.1.1./. ,ara Mengukur 'truktur Bidang Dengan 0o"#as (eologi
#. Pengukuran =urus .strike/
1agian sisi kompas .sisi ;A</ ditempel pada bidang yang akan diukur, kedudukan
kompas dihori,ontalkan, ditunjukkan oleh posisi le(el dari ni(o ;mata sapi<
.1ullFs Aye -e(el/, maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah
harga jurus bidang yang diukur. 1erilah tanda garis pada bidang tersebut sesuai
dengan arah jurusnya.
%. Pengukuran !emiringan .+ip/
!ompas pada posisi tegak, tempelkan sisi ;C< kompas pada bidang yang diukur
dengan posisi yang tegak lurus jurus pada garis jurus yang telah dibuat pada butir
.#/. !emudian clinometer diatur sehingga gelembung udaranya tepat berada di
tengah .posisi le(el/. $aka harga yang ditunjuk oleh penunjuk pada skala
clinometer adalah besarnya sudut kemiringan dari bidang yang diukur.
2.1.1.d. A#likasi Metode (ra)is I untuk 'truktur Bidang
9
Aplikasi yang diuraikan di sini meliputi pemecahan masalah-masalah struktur
bidang antara lain "
a. menentukan kemiringan semu
b. menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian yang
sama .gambar dilampirkan/
c. menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian yang
berbeda .gambar dilampirkan/
d. menentukan kedudukan bidang berdasarkan problema tiga titik .three point
problem/. .gambar dilampirkan/
Adapun penjabarannya sebagai berikut "
a. Menentukan 0e"iringan 'e"u
Suatu bidang A16+ dengan kedudukan : ?@ A> B@, berapakah kemiringan semu
yang diukur pada arah : B@ A.
- 6ara penyelesaian secara grafis "
.#/ 1uat proyeksi hori,ontal bidang A16+ pada kedalaman ;d<, yaitu dengan
membuat dua jurus yang selisih tingginya ;h< dengan besar kemiringan yang
diketahui.
.%/ Gambar proyeksi hori,ontal garis dengan arah : B@ A, sehingga memotong jurus
yang lebih rendah di titik ;-< .garis A-/.
.&/ 1uat garis sepanjang ;d< melalui - dan tegak lurus terhadap garis A- .garis A!/
.'/ 5ubungkan ;A< dan ;!<, maka sudut !A- adalah kemiringan semu.
+. Menentukan 0edudukan Bidang dari Dua 0e"iringan 'e"u #ada
0etinggian 1ang 'a"a
10
+ari lokasi O, terukur dua kemiringan semu, masing-masing sebesar G@# pada
arah : ?@ A dan G@% pada arah : B@ A. entukan kedudukan bidang A1HA.
- -angkah-langkah> konstruksi "
.#/ Gambarkan rebahan masing-masing kemiringan semu sesuai dengan arahnya dari
lokasi O .pada kedalaman ;d</.
(2) 5ubungkan titik + dengan 6, maka +6 merupakan proyeksi hori,ontal jurus
bidang A1HA.
.&/ 1uat melalui O garis tegak lurus +6 dan memotong di -.
.'/ *kurkan -! sepanjang ;d< maka sudut !O- adalah dip dari bidang A1HA.
(5) !edudukan bidang A1HA adalah : D@ A> I@
c. Menentukan 0edudukan Bidang dari Dua ke"iringan 'e"u #ada
0etinggian 1ang Ber+eda
Pada lokasi O ketinggia '88 meter terukur kemiringan semu G@% pada arah : B@
A, dan pada lokasi P ketinggian &88 meter terukur kemiringan semu G@# pada arah :
?@ A. -etak lokasi P terhadap O sudah diketahui
- !onstruksi "
(1) Gambarkan rebahan kemiringan semu di O dan P sesuai arah dan besarnya.
.%/ Gambarkan lokasi ketinggian &88 meter pada jalur O, yaitu lokasi J.
.&/ Garis PJ adalah proyeksi hori,ontal jurus bidang A1HA pada ketinggian &88
meter.
.'/ 1uat melalui O garis tegak lurus PJ, yaitu garis O
.0/ *kurkan 9 sepanjang ;d<, maka sudut O9
.2/ $aka kedudukan bidang A1HA adalah : D@ A> I@.
d. Menentukan 0edudukan Bidang Berdasarkan Pro+le"a Tiga Titik -T%ree
Point Pro+le".
11
$aksudnya adalah menentukan kedudukan bidang dari tiga titik yang diketahui
posisi dan ketinggiannya, dimana titik tersebut terletak pada bidang rata yang sama.
+an bidang tersebut tidak terlipat> terpatahkan serta ketiga titik tersebut
ketinggiannya berbeda.
- +iketahui tiga titik masing-masing " A ketinggian 308 m, 1 ketinggian 088 m,
dan 6 ketinggian %88 m. untuk menyamakan inter(al tiap masing-masing
ketinggian maka diberi titik + dengan ketinggian %08 m. =adi beda tinggi
antara titik A, 1, + adalah %08 m.
- !etiga titik tersebut terletak pada bidang PJ9S. entukan kedudukan bidang
PJ9S.
-angkah-langkah> !ontruksi "
.#/ 1uat tiga titik dengan ketinggian yang berbeda, masing-masing titik yaitu A
ketinggiannya 308 m, 1 ketinggiannya 088 m, dan 6 ketinggiannya %88 m.
.%/ Agar inter(al masing-masing titik sama, maka beri lagi satu titik yaitu titik +
dengan ketinggian %08 m yang terletak di atas titik 6.
.&/ 5ubungkan ketiga titik tersebut, yaitu titik A1+. $aka akan membentuk suatu
segitiga.
(4) +ip .G/ terletak antara titik A dan + yaitu pada ketinggian 088 m. +an untuk
mencari dip .G/ dengan menggunakan rumus di bawah ini "
Jarak
BedaTinggi BT
Dip
/ .
/ . =
m
m m
308
088 308
=

m
m
308
%08
=
12
&& , 8 =
=adi tan
-#
8,&& K #4,%8
o
2.1.2 'truktur (aris
Seperti halnya dengan struktur bidang, struktur garis dalam Geologi Struktur
dapat dibedakan menjadi < Struktur garis riil ; dan ; struktur garis semu<.
- Struktur garis riil adalah " struktur garis yang arah dan kedudukanya dapat diamati
langsung dilapangan. $isalnya " gores garis yang terdapat dalam bidang sesar.
- Struktur garis semu adalah " semua struktur garis yang arah dan kedudukannya
ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur struktur yang membentuk kelurusan atau
liniasi. $isalnya " liniasi fragmen breksi sesar, liniasi mineral-mineral dalam
batuan beku, arah liniasi struktur sedimen .flute cast, cross beeding/ dsb. =uga
dapat dimasukkan di sini kelurusan-kelurusan sungai, topografi dsb.
1erdasarkan saat pembentukannya struktur garis dapat dibedakan menjadi ;struktur
garis primer< dan ;struktur garis sekunder<. +ari contoh-contoh struktur garis yang
disebutkan di atas, yang termasuk ;struktur garis primer< adalah " liniasi atau
pejajaran mineral-mineral pada batuan beku tertentu, arah liniasi struktur sedimen.
+an yang termasuk ;struktur garis sekunder< adalah " gores-garis, liniasi memanjang
fragmen breksi sesar, garis poros lipatan dan kelurusan-kelurusan " topografi , sungai,
dsb.
!edudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah L istilah "
13
;arah penunjaman< .trend/, ;penujaman< .plunge/, ;arah kelurusan< .bearing/, dan
;9ake< atau ;Pitch<.
2.1.2.a. De)inisi Istila%*Istila% dala" 'truktur (aris
- Arah penunjaman .trend/ " jurus dari bidang (ertical yang melalui garis dan
menunjukkan arah penunjaman garis tersebut .hanya menunjukkan satu arah
tertentu/.
- Arah kelurusan .bearing/ " =urus dari bidang (ertical yang melalui garis tetapi
tidak menunjukkan arah penunjaman garis tersebut .menujukkan arah-arah
dimana salah satu arahnya merupakan sudut pelurusannya/.
- 9ake .pitch/ " besar sudut antara garis dengan garis hori,ontal, yang diukur pada
bidang dimana garis tersebut terdapat. 1esarnya rake sama dengan atau lebih
kecil 78
o
.
2.1.2.+. ,ara Penulisan -Notasi. dan 'i"+ol 'truktur (aris
*ntuk menyatakan kedudukan suatu struktur garis secara tertulis dan suatu cara
penulisan simbol pada peta geologi.
Penulisan notasi struktur garis dinyatakan dengan" ;Plunge, trend .arah
penunjaman/<.
Sistem A,imuth " hanya mengenal satu penulisan yaitu B
o
, : ?
o
A.
- ?
o
adalah ;trend<, besarnya " 8
o
L &28
o
- B
o
adalah ;plunge<, besarnya " 8
o
L 78
o
.sudut (ertical/.
Sistem !wadran " penulsan tergantung pada posisi kwadran yang diinginkan sehingga
mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya "
- Sistem a,imuth " &8, : '0
o
A maka menurut sistem kwadran adalah " '0
o
, :
'0
o
A.
14
- Sistem A,imuth " '0
o
, : 78
o
A maka menurut sistem kwadrannya adalah " '0
o
,
: 78
o
A atau '0
o
, S 78
o
A.
2.1.2./. A#likasi Metode (ra)isi I Untuk 'truktur (aris
Aplikasi yang akan dibahas di sini meliputi pemecahan masalah-masalah struktur
garis, antara lain "
a.$enentukan ;pluge< dan ;rake< sebuah gasis pada suatu bidang .gambar
dilampirkan/.
b. $enentukkan kedudukan struktur garis dari perpotongan dua bidang
.gambar dilampirkan/ .
Adapun penjabarannya sebagai berikut "
a. Menentukan 2#lunge3 dan 2rake3 se+ua% garis #ada se+ua% +idang
+iketahui data dari hasil pengukuran didapat kedudukan : 8
o
A > '0
o
, dengan arah
penunjaman : #&0
o
A. +engan ketinggian &8 m, skala # " #8888. entukan besar
;plunge< dan ;rake<.
- Penyelesaian secara grafis
.#/ 1uat proyeksi hori,ontal > garis tegak lurus dengan kedalaman MdF.
(2) +ari titik MOF buat garis dengan arah : #&0
o
A, sehingga memotong jurus pada
kedalaman MdF di titik M6F.
(3) $elalui M6F buat garis 6+ .panjangnya K d/ tegak lurus O6, maka sudut 6O+
adalah garis besarnya ;plunge< K &0
o
.
.'/ Putarlah dengan jangka dari titik O sampai ketitik AF .garis OAF/ ketitik 1.
.0/ +ari 1 buat garis sejajar .OS/, maka garis ini merupakan jurus pada
kedalaman MdF.
15
.2/ 1uatlah melalui 6 garis tegak lurus pada garis butir .0/, secara memotong
dititk A.
(7) 5ubungan titik MAF dengan titik MOF maka sudut MAOSF adalh besarnya ;rake<
00
o
.
+. Menentukan kedudukan garis %asil #er#otongan dua +ua% +idang
+iketahui % perpotongan bidang suatu pengukuran batupasir dengan kedudukan
bidang yaitu : '4
o
A > &8
o
terpotong dike dengan kedudukan : %#
o
A > 08 :A.
entukan kedudukan jalur perpotongannya dimana ketinggian batupasir adalah %88 m
dengan skala # " #8888.
- Penyelesaian secara grafis "
.#/ Gambar garis jurus sesuai dengan dengan arah jurus dari batupasir dan dike
serta berpotongan di A.
.%/ Gambarkan proyeksi hori,ontal batupasir dan dike pada kedalaman MdF
dengan menggunakan 1F dan 6F, seningga tergambar jurus dengan kedalaman MdF
dari batupasir dan dike serta berpotongan di +.
(3) Garis A+ adalah proyeksi hori,ontal jalur perpotongan. entukan bearingnya,
yaitu dengan mengukur sudut antara garis A+ terhadap arah utara, terhitung 8
o
,
jadi bearingnya : 8
o
A.
(4) $elalui + buat garis +A .panjang K d/ tegak lurus A+. Sudut +AA adalah
plunge K %'
o
.
.0/ Putar bidang batupasir dan dike sampai posisi hori,ontal, maka tergambar
rebahan masing-masing jurus pada kedalaman MdF.
.2/ 1uat garis +H dan +G yang masing-masing tegak lurus pada garis jurus.
.3/ 1uat garis +H adalah rebahan AA pada batupasir dan AG adalah rebahan
pada AA pada dike.
- Sudut 1AH adalah rake pada batupasir K 0&
o
16
- Sudut 6AG adalah rake pada dike K &'
o
- =adi kedudukan garis potongannya adalah %'
o
, : 8
o
A.
9ake pada batupasir K 0&
o
9ake pada dike K &'
o
2.2 Te+al Dan 0edala"an
Penentuan tebal dan kedalaman dalam geologi struktur pada dasarnya
merupakan aplikasi dari metode grafis dan goneometris.tebal merupakan jarak tegak
lurus antara dua bidang yang sejajar, yang merupakan batas lapisan batuan. !etebalan
" jarak (ertical dari ketinggian tertentu . permukaan air laut / kearah bawah terhadap
suatu titik, garis, atau bidang. 1iasanya menjadi acuan untuk melakukan suatu
pengeboran.
Te+al
ebal merupakan jarak tegak lurus antara dua bidang yang sejajar, yang merupakan
batas lapisan batuan. Secara garis besar, masalah-masalah penentuan ketebalan dapat
dibedakan atau dibagi berdasarkan cara perhitungannya menjadi "
a. Perhitungan berdasarkan pengukuran lansung.
b. Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak langsung
2.2.1.a. Per%itungan kete+alan se/ara langsung
Perhitungan secara langsung ini dapat dilakukan di lapangan dengan syarat
kemiringan lereng tegak lurus dengan kemiringan lapisan seperti "
17
$edan datar > tak berelief dengan lapisan relatif tegak.
$edan (ertikal dengan lapisan relatif hori,ontal.
2.2.1.+. Per%itungan kete+alan se/ara tidak langsung
Perhitungan secara tidak langsung ini dapat dilakukan sengan bermacam-macam cara
tegantung pada keadaan topografi dan kedudukan lapisan batuan.
Salah satu metode yang sering diterapkan di lapangan adalah ;$S (measuring
section)<. *nsur-unsur yang dijumpai di lapangan yang dipakai sebagai data
perhitungan geometri adalah "
- ebal semu .w/
- ebal sebenarnya .t/
- -ebar singkapan .s/
- +ip > kemiringan lapisan batuan .G
o
/
- 1esar sudut lintasan terhadap arah jurus lapisan .N
o
/
- 1esar sudut kemiringan lereng > slope .I
o
/
- Arah kemiringan perlapisan .+/
- Arah perlapisan .9/
+ata-data yang diperoleh ini memasukkan ke dalam rumus-rumus geometri yang
sesuai dengan dengan kondisi medannya apakah datar atau miring dan arah
pengukuran lintasan apakah tegak lurus jurusan lapisan atau tidak.
Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan ketebalan adalah sebagai
berikut "
9umus untuk lintasan tegak lurus jurus
- 1ila lereng hori,ontal .gambar %.%.#.H/, maka berlaku rumus "
t K w sin G
o
OOOOOOOOO.. .rumus #/
- +ip lebih besar dari pada slope .gambar %.%.#.A/, maka digunakan rumus "
18
t K w sin .#48 L G L I / OO............rumus %/
- +ip lebih kecil dari slope .gambar %.%.#.6/, maka digunakan rumus "
t K w sin .G P I/OOOOOOO.. .rumus &/
- +ip lebih besar dari slope .gambar %.%.#.+, rumusnya"
t K w cos .78
o
L G L I / OO........... .rumus '/
- 1ila kemiringan lapisan 78
o
.gambar %.%.#.G, rumusnya"
t K w cos I OO............................ .rumus 0/
- *ntuk beta lebih besar dari alfa .gambar %.%.#.A/, rumusnya"
t K w sin .I L G/ OO..................... .rumus 2/
- *ntuk beta lebih kecil dari alfa .gambar %.%.#.P/, maka rumusnya"
t K w sin .G L I / OO.................... .rumus 3/
9umus untuk lintasan tidak tegak lurus jurus
- 1ila lereng hori,ontal, maka"
t K w sin I . sin GOOOOOOOOO.. .rumus 4/
- !emiringan lereng berlawanan arah dengan kemiringan lapisan, digunakan
rumus "
t K w .sin I . cos G P cos I . sinG . sin N/ OO............rumus 7/
- !emiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan dan beta lebih besar
dari alfa, maka digunakan rumus "
t K w .sin I . cos G - cos I . sinG . sin N/ OO........... .rumus #8/
- !emiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan dan beta lebih kecil
dari alfa, maka digunakan rumus"
t K w .cos I . sin G . sin N - sin I . cosG / OO........... .rumus #8/
19
*ntuk menentukan ketebalan suatu lapisan, maka perlu kita memperhatikan
lintasan yang dilalui pada saat pengukuran, adapun tujuan melakukan lintasan ialah
mengamati sebanyak mungkin keadaan geologi dan hal-hal yang dibutuhkan. Serta
untuk melakukan pengukuran struktur dan pengambilan contoh batuan. 5asilnya
dapat digunakan untuk membuat peta dan penampang geologi serta kolom stratigrafi.
*ntuk menghasilkan ketepatan yang akurat lintasan yang dilakukan harus terukur.
*ntuk mengerjakan data pengukuran dengan beberapa alternatif rumus yang
telah dikemukakan di atas akan memungkinkan banyak kesalahan dalam perhitungan.
5asil-hasil dari perhitungan dengan pemakaian rumus di atas apabila tidak tepat
dalam menginterpretasi keadaan di lapangan maka akan menyebabkan penyimpangan
yang besar dari ketebalan sebenarnya di lapangan.
9umus dari perhitungan ketebalan secara umum, yaitu "
/ sin . sin . cos cos . .sin + =w t
+engan catatan bila kemungkinan kemiringan lereng dan kemiringan
lapisan searah maka salah satu dari beta dan gama harus negatif .yang negatif adalah
angka yang lebih kecil/. !emudian apabila perhitungan ketebalan tersebut tanpa
memperhatikan kemiringan lereng, kemiringan lapisan searah atau berlawanan arah
dan apakah beta lebih besar dari gama atau sebaliknya, amak digunakan rumus "
// cos. . sin . cos cos . .sin R D w t =
0edala"an
!edalaman " jarak (ertikal dari ketinggian tertentu .permukaan air laut/ ke
arah bawah terhadap suatu titik, garis, atau bidang. 1iasanya menjadi acuan untuk
melakukan suatu pengeboran.
20
Secara garis besar, masalah-masalah penentuan kedalaman dapat dibedakan>
dibagi berdasarkan cara perhitungannya menjadi"
a. Perhitungan berdasarkan pengukuran tegak lurus jurus perlapisan
b. Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak tegak lurus jurus perlapisan
2.2.2.a. Pengukuran kedala"an #ada ara% lintasan tegak lurus jurus la#isan
#. $edan datar> topografi tidak berrelief
d K l tg G
!eterangan"
d " kedalaman
l" panjang lintasan
G " +ip> kemiringan batuan
I " slope> kemiringan lereng
%. $edan> topografi dengan slope
a. +ip searah dengan slope
/ sin . .cos = tg l d
b. +ip berlawanan arah dengan slope
/ sin . .cos + = tg l d
2.2.2.+. Pengukuran kedala"an #ada ara% tidak tegak lurus jurus la#isan
#. +ip searah dengan slope
21
/ sin sin . cos . . = tg l d
%. +ip berlawanan arah dengan slope
/ sin sin . cos . . + = tg l d
Pola 'ingka#an Dan Peta (eologi
Pengertian
Geomorfologi merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi yang
mempelajari bentuk-bentuk permukaan yang terjadi akibat adanya gaya-gaya yang
bekerja di dalam bumi maupun di permukaan bumi. $empelajari permukaan bumi
sangatlah penting bagi ahli geologi, karena ekspresi topografi terkadang dapat
menunujukkan keadaQan geologi, baik struktur maupun batuannya.
Adanya kekuatan .gaya/ yuang bekerja di dalam bumi menyebabkan batuan-
batuan terangkat dan terlipat-lipat, sedangkan kekuatan yang bekerja di permukaan
bumi akan menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi dan denudasi yang
menyebabkan perubahan terhadap roman muka bumi. !edua kekuatan .gaya/ tersebut
di atas menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan roman muka bumi, berupa
tonjolan dan lekukan yang membentuk relief permukaan bumi.
1entuk relief permukaan bumi ternyata tergantung atau dikontrol oleh
keadaan geologi setempat, seperti susunan batuannya maupun struktur yang ada di
daerah tersebut. 1atuan yang keras .resisten/ cenderung membentuk relief yang lebih
menonjol .tinggi/ daripada daerah dengan batuan yang lebih lunak .kurang resisten/.
Sedangkan daerah yang terdiri dari batugamping akan membentuk suatu pola bentang
alam ;karst topografi< yang merupakan pola yang sangat khas .tersendiri/.
22
Seperti dijelaskan di atas, adanya gaya- gaya yang bekerja menyebabkan
batuan terangkat dan terlipat serta apabila terkena pelapukan dan erosi, maka batuan
tersebutakan tersingkap di permukaan bumi.
+ari adanya singkapan-singkapan batuan inilah dapat diketahui keadaan
geologi suatu daerah serta dapat pula dibuat suatu peta yang menggambarkan keadaan
geologi daerah tersebut, meliputi penyebaran batuan .litologi/, penyebaran struktur,
dan bentuk morfologinya. Peta semacam tersebut di atas disebut denga peta geologi.
Akibat adanya kedudukan yang tidak sama dari berbagai batuan serta adanya
relief permukaan bumi, menyebabkan bentuk penyebaran batuan dan struktur yang
tergambarkan dalam peta geologi akan membentuk suatu pola tertentu. 1entuk
penyebaran batuan etrsebut dikenal dengan istilah ;pola singkapan<. 1esar dan
bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni "
#. ebal -apisan
+engan tebal yang berbeda, walaupun kemiringannya sama, maka besar atau lebar
pola singkapan akan berbeda.
%. opografi> $orfologi
Calaupun dengan tebal yang sama, topografi yang sama, tetapi bila kemiringan
lapisan berbeda, pola singkapan berbeda pula.
&. 1esar kemiringan .dip/ lapisan
-apisan dengan tebal yang sama, topografi sama, tetapi bila kemiringan lapisan
berbeda, pola singkapan berbeda pula.
'. 1entuk Struktur -ipatan
23
Struktur lipatan akan membentuk pola singkapan yang sangat berlainan. *ntuk
lipatan yang menunjam yang terdiri dari sinklin dan antiklin, akan membentuk pola
;,ig-,ag<, serta mempunyai ekspresi topografi punggung.
Huku" 243 -4 5ule.
+alam praktikum kali ini hukum ;R< digunakan untuk mencari croup line .batas
penyebaran batuan/. 5ubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan
bentuk topografi berelief akan menghasilkan suatu pola singkapan yang beraturan,
dimana aturan tersebut dikenal dengan hukum ;R<. Aturan-aturan tersebut adalah
sebagai berikut "
1. lapisan hori,ontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti pola garis
kontur. .gambar %.&.%.a/.
%. lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng,
maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan
membentuk huruf ;R< yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.
.gambar %.&.%.b/.
&. pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus,
dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi. .gambar
%.&.%.c./.
'. lapisan yang miring searah dengan kemiringan lereng dimana kemiringan
lapisan lebih besar daripada kemiringan lereng, maka akan membentuk pola
singkapan dengan huruf ;R< mengarah sama .searah/ dengan arah kemiringan
lereng. .gambar %.&.%.d./.
0. lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng, dimana
besar kemiringan lapisan lebih kecildari kemiringan lereng, amka pola
singkapannya akan membentuk huruf ;R< yang berlawanan dengan arah
kemiringan lereng> lembah. .gambar %.&.%.e./.
24
2. lapisan yang kemiringannya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya
kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng> lembah, maka pola
singkapannya tampak seperti gambar %.&.%.f.
+ari keenam aturan tersebut di atas dapa ditarik kesimpulan, bahwa hukum ;R<
adalah "
pabila dipnya !
o
"#
o
maka ara$ penyebaran batuan mengikuti kontur topogra%i dan
apabila dipnya lebi$ besar dari &!
o
"'!
o
amak akan tegak lurus dan membela$
lereng(.
25
Gambar %.&.%. 5ukum R .R 9ule/
Metode Pe"+uatan Pola 'ingka#an dan Peta (eologi
+alam pembuatan peta geologi, dilakukan dengan cara mengamati singkapan-
singkapan batuan yang dijumpai. Pengamatan singkapan batuan biasanya dilakukan
dengan mengambil jalur di sekitar aliran sungai. +i sepanjang aliran sungai inilah
dapat dijumapi singkapan batuan dengan baik.
26
Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis batuan, penyebaran,
kedudukannya, hubungan antar satuan .litologi/, strukturnya .baik struktur primer
maupun sekunder/.
#. +ata singkapan dari tiap lokasi pengamatn diplotkan pada peta dasar .peta
topografi/, yaitu berupa simbol, tanda, warna.
%. 1atas litologi, garis sesar, sumbu lipatan dapa berupa garis penuh .tegas/ bila
diketahui dengan pasti atau berupa garis putus-putus jika diperkirakan.
&. -egenda peta diurutkan sesuai dengan urutan stratigrafi .hukum superposisi/.
'. Penyebaran satuan batuan .pola singkapannya/ dapat ditarik batasnya diantara
satuan batuan yang berlainan dengan memperhatikan hukum ;R<.
0. Semakin banyak data singkapan yang diketahui, hasilnya akn semakin baik
.dapat dipertanggungjawabkan/.
Pe"+uatan Pena"#ang (eologi
Suatu gambaran yang memperlihatkan keadaan geologi secara (ertikal,
sehingga diketahui hubungan satu dengan yang lainnya. +alam pembuatan
penampang geologi dipilih suatu jalur tertentu sedemikian rupa, sehingga dapat
memperlihatkan dengan jelas semua keadaan geologinya secara (ertikal. +alam hal
ini dipilih atau dibuat suatu jalur yang arahnya tegak lurus terhadap jurus umum
lapisan batuan, sehingga dalam penampang akan tergambarkan keadaan kemiringan
lapisan yang asli .true dip/.
:amun pembuatan penampang terkadang juga melalui jalur yang tidak tegak
lurus terhadap jurus lapisan batuan, maka disini penggambaran besar kemiringan
lapisannya adalah merupakan kemiringan lapisan semu .apparent dip/ yang besarnya
sesuai dengan arah sayatan terhadap jurus lapisan batuan.
27
6ara pembuatan penampang geologi
$isalkan pada suatu peta geologi .gambar %.&.'./, dibuat penampang dibuat
penampang melalui A L 1 dan ? L B.
- 9ekonstruksi .lihat gambar %.&.'./ "
.#/. Perhatikan arah sayatan penampang terhadap jurus umum lapisan .tegak lurus
atau tidak/
.%/. 1uat ;base line< yang panjangnya sama dengan panjang garis penampang
pada peta geologi
.&/. 1uat ;end line< dan berikan angka-angka yang menunjukkan ketinggian,
sesuai dengan skalanya.
.'/. 1uat ;profile line< dengan cara mengeplot ketinggian garis kontur yang
terpotong garis penampang dan kemudian menghubungkannya.
.0/. Gambarkan keadaan geologinya, meliputi batas lapisan, batas struktur dan
lainnya terpotong oleh garis penampang.
Penentuan kemiringan semu
!emiringan semu tersebut dapat dicari dengan beberapa cara "
#. +engan menggunakan tabel
%. $enggunakan ;Alignment +iagram<
&. $enggunakan rumus
Perhitungan dengan menggunakan rumus "
sin . Tg Tg =
+imana "
28
I K Apparent dip .kemiringan semu/
G K rue dip .kemiringan asli/
N K sudut antara jurus lapisan dengan arah sayatan penampang geologi
Gambar %.&.'. pembuatan penampang geologi
Li#atan - 6olds .
-ipatan adalah merupakan hasil perubahan bentuk dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis
atau bidang di dalam bahan tersebut. Pada umumnya unsur yang terlibat di dalam
lipatan adalah bidang perlipatan, foliasi, dan liniasi.
- $ekanisme gaya yang menyebabkan terjadinya lipatan ada % macam "
#. 1uckling .melipat/ disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar
dengan permukaan lempeng.
%. 1ending .pelengkungan/ disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak
lurus permukaan lempeng.
- 1erdasarkan proses lipatan dan jenis batuan yang terlipat dapat di bedakan
menjadi ' macam lipatan, yakni "
a. Hle)ure > competent folding termasuk di dalamnya parallel fold
29
b. Hlow > incompetent folding termasuk di dalamya similar fold
c. Shear folding
d. Hle)ure and flow folding
- Sedangkan pengelompokan lipatan secara diskripti(e adalah sebagai berikut "
a. -ipatan simetris .symmetrical fold/ " suatu lipatan di mana bidang
sumbunya mempunyai jarak yang sama terhadap kedua
sayapnya.$embagi lipatan menjadi % bagian yang sama seperti yang
nampak pada penampang (ertikalnya yang di buat pada garis hori,ontall
pada bidang poros.
b. -ipatan a L simetris .a - symerical fold / " suatu lipatan yang jarak -
jarak pada kedua sayapnya tidak sama. 1iasanya sayap dari lipatan
demikian mempunyai sudut yang tidak sama.
30
-ipatan simetri .symmetrical folds/ -ipatan asimetri .Asymetrical folds/
Han folds Rertical isoclinal
O(ertuned fold 9ecumbent fold
6he(ron folds
Gambar %.'. $acam-macam lipatan
31
2.$.1. Unsur 7 Unsur Li#atan
a.Antiklin adalah unsur struktur lipatan dengan bentuk con(e) ke atas denagan
urutan lapisan batuan yang tua di bawah yang muda di atas.
b. Sinklin adalah unsur struktur lipatan dengan bentuk conca(e ke atas
dengan urutan lapisan batuan yang tua di bawah dan yang muda di atas
c. nti%orm adalah unsur struktur lipatan seperti antiklin dengan lapisan
batuan yang tua di atas dan yang muda di bawah.
d. )in%orm adalah unsur struktur lipatan seperti sinklin dengan lapisan
batuan tua di atas dan yang muda di bawah.
e. *ial line .$inge line/ adalah garis khayal yang menghubungkan titik-
titik pelengkungan maksimum pada setiap permukaan lapisan dari suatu
struktur lipatan.
f. *ial )ur%ace ($inge sur%ace ) adalah bidang khayal dimana terdapat semua
a)ial line dari suatu lipatan. Pada beberapa lipatan, bidang ini dapat merupakan
suatu bidang planar dan dinamakan ;*ial plane(.
g. +restal line adalah suatu garis khayal yang menghubungkan titik-titik
tertinggi pada setiap permuakaan lipatan suatu antiklin.
h. Troug$ line adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik
terendah pada sutu sinklin.
i. +restal sur%ace adalah suatu bidang khyal di mana terletak semua crestal line
dari suatu antiklin
j. Troug$ sur%ace adalh suatu bidang khayal di mana terletak semua trough line
dari semua antiklin.
2.$.2. 5ekonstruksi Li#atan
9ekontruksi lipatan umumnya dilakukan berdasarkan hasil pengukuran
kedudukan lapisan dari lapangan atau pembuatan suatu penampang dari peta geologi.
32
9ekontruksi lipatan hanya dilakukan pada batuan sedimen .$etode rekontruksi yang
akan dibahas meliputi "
1. Metode +usur lingkaran -are "et%ode.
$etode ini mengasumsikan bahwa lipatan yang biasanya terdiri dari batuan yang
kompeten dianggap sebagai lipatan konsentris dan paralel. 1erdasarkan cara
interpolasinya metode busur dibedakan "
a. $etode interpolasi 1usk,#7%7.
b. $etode Enterpolasi 5iggins, #72%.
+alam praktikum kali ini dan umumya metode yang sering di gunakan adalah "
- $etode interpolasi 5iggins, #72%
Suatu penampang yang diaplikasikan dari lapangan yang kedudukanya berlawanan
untuk mengetahui sumbu suatu lipatan apakah dia sinklin atau antiklin.
$isalkan " pada lintasan > penampang dengan arah A - C, di lokasi A dan 1
dijumpai
1atas lapisan yang sama dengan kedudukan yang berlawanan. +ilokasi A
kemiringan '#
o
ke barat dan 1 ke timur sebesar 0#
o
.
- 9ekonstruksi "
.#/. Gambar garis sumbu dari kemiringan lapisan di A dan 1, berpotongan di 6.
.%/. 1uat bisector A1 hingga memotong A6 di A.
.&/. *kuran AH sembarang, tetapi lebih panjang dari 6A.
.'/. *kuran AH sama dengan 1G, dan hubungkan GH.
.0/. arik garis GH sehingga memotong 16 di E
.2/. 5ubungkan H dengan E .garis tersebut sebagai batas busur lingkaran/.
33
.3/. H sebagai pusat busur lingkaran dari A dengan jari-jari HA, sedangkan E sebagai
pusat busur busur lingkaran dengan jari-jari E1.
.4/. $aka bentuk lingkaran telah rekontruksi.
2. 0o"+inasi "etode +usur lingkaran -are "etode. dan tangan
+e+as -)ree%and.
!ombinasi metode ini di gunakan untuk lipatan melibatkan batuan inkompeten,
di mana ter jadi penipisan dan penebalan yang tak teratur.%ree $and drawing di
lakukan khusus pada interpolasi yang tidak dapat di lakukan dengan rc ,et$ode.
- !ink $ethode, #740
!ind methode mengasumsikan bahwa lipatan adalah parallel, dan keadaan sayap
yang lurus dan membentuk sudut lancip pada bagian sumbunya .kink atau c$e%ron
%olds). $etode ini mendasarkan pada kenyataan bahwa suatu struktur lipatan tersusun
dari seri perlapisan yang tertekuk seperti patah-patah .a series of sharpbends/ dan
memiliki ketebalan yang konstan, dengan sumbu lipatan membagi sudut di antara %
sayap lipatan sama besar yakni y# K y%. Sudut antara sayap dengan bidang sumbu y
di sebut a*ial angle. 6ara penggunaan metode rekonstruksi lipatan.
- Arc $ethode
+asarnya dalah bahwa lipatan merupakan bentuk busur dari suatu linhkaran dengan
pusatnya adalah perpotongan antara sumbu L sumbu kemiringan yang berdekatan.
9ekonstruksinya dapat di lakukan dengan menghubungkan busur lingkaran secara
langsung bila data yang ada hanya kemiringan dan batas lapisan hanya setempat.
34
2.$.3. Analisis Li#atan
- +asar Analisis
Analisis lipatan dilakukan untuk mengetahui arah lipatan kedudukan bidang sumbu
garis sumbu, bentuk lipatan, penunjaman dan pola tegasan yang berpengaruh
terhadap pembentukan lipatan. +isamping itu analisis ini juga bertujuan untuk
mengetahui jenis suatu struktur lipatan .klasifikasinya/secara deskriptif. Struktur
lipatan di alam terbentuk mulai berukuran mikro .mikro fold/ sampai dengan sangat
besar .major fold/, oleh karenanya, metode analisis yang di gunakan tergantung
kepada ukuran struktur lipatan yang analisis.
*ntuk struktur lipatan yang berukuran kecil .mikro/ dan bentuk tiga dimensinya
dapat di tafsirkan,analisisnya dilakukan di lapangan dengan cara mengukur langsung
unsur-ditafsirkan, analisisnya dilakukan di lapangan dengan cara mengukur langsung
unsur-unsurnya .kedudukan bidang dan garis sumbu lipatan, bentuk lipatan, dan arah
penunjaman/. *ntuk lipatan berskala besar .major fold/ dimana sering bentuk
utuhnya tidak teramati secara langsung atau struktur lipatan itu sudah terkikis maka
terhadapnya dilakukan analisis yang didasarkan pada "
#. $engukur kedudukan struktur bidang yang terlipat, yakni bidang perlapisan
.bedding orientation/ pada batuan sedimen dan bidang-bidang foliasi pada
batuan metamorf.
%. $engukur kedudukan <6lea(age< .clea(age orientation/ yakni rekahan rapat
yang berorientasi sejajar dan umumnya sejajar pula dengan kedudukan bidang
sumbu lipatan .A)ial Plane 6lea(ages/
&. $engukur bidang-bidang dan garis-garis sumbu lipatan-lipatan kecil .hinge
lines of small fold/
'. $engukur perpotongan bidang-bidang perlapisan dengan ;6lea(age<
.6lea(age 1edding Entersection/
35
Analisis lipatan yang akan dibahas di sini adalah berdasarkan pengukuran statistik
kedudukan bidang-bidang perlapisan pada batuan sedimen yang terlipat.
Pengukuran kedudukan bidang-bidang perlapisan yang terlipat dilakukan secara
menyeluruh pada suatu daerah dimana gejala lipatan itu terbentuk.
5asil pengukuran ini disajikan dalam peta juga dianalisis dengan menggunakan
<+iagram 1eta dan +iagram !ontur<. Penggunaan kedua dagram ini pada dasarnya
sama, karena tujuan yang akan dicapai adalah kedudukan lipatan berdasarkan
distribusi hasil pengukuran yang diplot dalam proyeksi kutub.
0ekar -8oint.
!ekar merupakan suatu rekahan yang relatif tanpa mengalami pergeseran
pada bidang rekahannya. Penyebab terjadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala
tektonik maupun non tektonik. +alam analisa struktur geologi, yang diperlukan
adalah kekar yang disebabkan oleh gejala tektonik. =adi di lapangan harus dapat
membedakan dua jenis kekar tersebut. !lasifikasi kekar ada beberapa macam,
tergantung dasar klasifikasi yang digunakan, diantaranya"
a. berdasarkan bentuknya
b. berdasarkan ukurannya
c. berdasarkan kerapatannya
d. berdasarkan cara terjadinya .genesanya/
2.&.1. 0lasi)ikasi kekar +erdasarkan genesan1a
a. Shear joint .kekar gerus/, terjadinya akibat adanya tegasan tegangan
.compressi(e stress/. Sifat-sifat khas yang dijumpai pada kekar gerus adalah "
1iasanya bidangnya rata .licin/, dan memotong seluruh batuan.
Sukar dikenal .artinya dibedakan dari kekar lainnya/
$emotong butir-butir fragmen dan selalu berpasangan
36
b. ension joint .kekar tarikan/, terjadi akibat adanya tarikan > pemekaran.
Sifat-sifat khas yang ditemui pada kekar tarikan adalah "
1idang-bidangnya tidak rata
Akibat adanya pengerutan
$engelilingi butir fragmen
1iasanya ditandai dengan adanya oksida besi
2.&.2. Analisa kekar
Secara skematis prosedur analisanya adalah sebagai berikut "
Pengumpulan> pencatatan data S pengelompokan data S penyajian data S analisa
data S interpretasi> diskusi. *ntuk analisa data, digunakan metode statistik yang
dilakukan dengan "
#. +iagram kipas
%. 5istogram
&. +iagram kontur, dengan menggunakan proyeksi stereo grafis dan proyeksi
kutub.
- ujuan analisa "
a. menentukan kedudukan > arah umum dari kekar
b. menentukan arah umum dari gaya utama.
2.&.2.a. Diagra" 0i#as
- ujuan
+iagram ini dimaksudkan untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur-unsur
struktur yang data-datanya hanya terdiri dari satu usur pengukuran. +an dalam hal ini
37
digunakan untuk kekar-kekar yang mempunyai kemiringan relatif tegak, jadi yang
diukur hanya jurus> arahnya saja.
- abulasi data
+ata-data pengukuran yang terkumpul dimasukkan ke dalam suatu tabel .tabulasi
data/, dengan tuuan untuk mempermudah proses dalam pembuatan diagramnya.
+alam hal ini jumlah data tidak terdapat batasan mengenai banyaknya data yang
harus dikumpulkan. Semakin banyak data lapangan yang dipakai dalam analisa maka
hasilnya akan mendekati keadaan sebenarnya.
Semakin kecil pembagian inter(al arah maka hasil analisanya akan semakin teliti.
Pembagian inter(al arah menjadi " 8
8
L 0
8
.#48
8
L #40
8
/, 0
8
L #8
8
.#40
8
-#78
8
/,..dst.
inter(al arah .8
8
L 0
8
/ dibuat sama dengan .#48
8
L #40
8
/, karena .#48
8
L #40
8
/
merupakan pelurus dari .8
8
L 0
8
/.
- Pembuatan diagram kipas "
6ontoh yang akan dibahas di sini adalah pembuatan <diagram kipas< dari data-
data pengukuran jurus-kekar sebanyak '8 buah. +ari pemasukan data-data
pengukuran kedalam tabel diperoleh harga prosentase maksimum '0T. 5arga ini
dipakai sebagai patokan untuk menentukan panjang jari-jari diagram setengah
lingkaran.
Selanjutnya dari setiap inter(al dibuat busurnya dengan pusat titik nol dan
panjang jari-jari sama dengan panjang yang bersangkutan. !emudian bagilah sisi
paling luar dari busur sesuai dengan pembagian arahnya. $elalui pembagian inter(al
tersebut tariklah garis-garis ke arah pusat busur. -angkah terakhir masukkanlah hasil
perhitungan prosentase kedalam gambar sehingga didapatkan hasil analisa arah
umum kekar yaitu : %8
o
-&8
o
A.
38
2.&.2.+. Histogra" 9
ujuan "
Seperti pada diagram kipas yaitu untuk mengetahui arah kelurusan umum dari
unsur-unsur struktur.
abulasi data
+ata-data pengukuran yang terkumpul dimasukkan kedalam suatu tabel .tabulasi
data/ seperti pada diagram kipas.
Pembuatan histogram "
6ontoh pembuatan histogram yang diberikan disini diambil dari data-data
pengukuran kekar sebanyak '8 buah. +ari pemasukan data pengukuran ke dalam
tabel diperoleh prosentase 8T, #8T, ........ '0T. 5arga-harga ini diperoleh pada
ordinat .sumbu (ertikal/ dari 8T keataas hingga harga maksimum '0T dengan skala
bebas
Pada absis .sumbu hori,intal/ diplot arah-arah dari barat ketimur dengan patokan
arah utara dibagian tengahnya. -angkah terakhir, masukkan hasil perhitungan
prosentase ke dalam gambar sehingga didapatkan diagram berupa batang dengan
puncak yang paling tingggi menunjukkan hasil analisa arah umum kekar yaitu : %8
o
L &8
o
A. $aka harga kedudukan akan sama dengan yang ditunjukkan oleh diagram
kipas.
'esar -6ault.
Sesar merupakan suatu bidang rekahan atau ,ona rekahan yang telah
mengalami pergeseran.
Berdasarkan ti#e gerakann1a sesar se/ara u"u" di+edakan atas 9
39
Sesar translasi yaitu jenis sesar yang pergerakannya sepanjang garis
lurus. Sedangkan sesar rotasi yaitu jenis sesar yang pergeserannya mengalami
perputaran> terputarkan.
Separation adalah jarak tegak lurus antara dua bidang yang tergeser
dan diukur pada bidang sesar, komponen separation dapat diukur sejajar strike
sesar dan disebut strike separation atau diukur dengan arah dip sesar dan
disebut dip separation.
Slip adalah pergeseran relatif pada sesar, diukur dari bok satu ke blok
yang lainnya, merupakan pergeseran titik-titik yang sebelumnya berhimpit yang
disebut netslip
Gambar %.2. $acam-macam Sesar
40
Sesar
Sesar mendatar
Sesar
menurun
Unsur*unsur : istila% dala" sesar 9
1idang sesar, yaitu bidang sepanjang rekahan dalam batuan yang
tergeserkan.
+ip sesar, yaitu sudut antara bidang sesar dengan bidang horisontal
dan diukur tegak lurus jurus sesar.
Strike dan dip sesar menunjukkan kedudukan bidang sesar.
-anging"wall dan %oot"wall yaitu blok yang terletak di atas bidang
sesar dan di bawah bidang sesar.
-ea.e/ yaitu komponen hori,ontal dari slip> separation, diukur pada
bidang (ertikal yang tegak lurus jurus sesar.
2.;.1. 0lasi)ikasi sesar
Penamaan dari suatu sesar adalah tergantung dari sesar klasifikasi ang digunakn,
diantaranya "
#. 1erdasarkan orientasi pola tegasan utama yang menyebabkan "
a. T$rust"%ault/ jika pola tegasan utama maksimum dan menengah adalah
horisontal
b. 0ormal"%ault/ jika pola tegasan utama maksimum adalah (ertikal
c. 1renc$"%ault/ .strike-slip fault/ jiks pols tegasan maksimum dan
minimum adalah horisontal.
%. 1erdasarkan separation dan slip
Separation "
+ip separation " - :ormal separation fault
- 9e(erse separation fault
41
- hrust separation fault
Strike separation " - left-lateral separation fault
- right-lateral separation fault
6ombined dip and stike separation " :ormal left-lateral separation fault
Slip
+ip slip " - :ormal slip fault
- 9e(erse slip fault
- hrust slip fault
42
BAB III
PENUTUP

III. 1 0esi"#ulan
Praktikum ini mempelajari prinsip asas susunan batuan dan
mekanisme pembentukan sruktur-struktur teknotik seperti lipatan, lineasi, foliasi,
kekar, retakan dan sesar.
+ari hasil praktikum dan pengolahan data yang diperoleh dari
lapangan, maka dapat penulis simpulkan"
#. Analisis Grafis E, praktikum memahami Proyeksi dan Geometri
%. Analisis Grafis EE, praktikum memahami Problem tiga titik
&. Analisis Stereografis E, pengenalan Culf net dan Schmidt net
'. Analisis Stereografis EE, pengenalan Polar net dan !alsbeek net
0. Analisis pemendekan . shortening/ dan pemanjangan . lengthening/
2. Pengenalan elemen teknotik kepada praktikum
3. Pengenalan jenis-jenis struktur primer kepada praktikan
4. Pengenalan ; principle stress direction ; Gaya U !ekar serta dapat
menganalisis !ekar, dan Analisis pola umum kelurusan serta praktikan
mampu membuat ; diagram rosetF.
7. Pengenalan elemen lipatan dan mampu menganalisis lipatan
#8. Pengenalan elemen sesar dan mampu menganalisis sesar
##. Pengenalan elemen petaV symbol batuan dan srukturV dan kontur struktur
43
#%. Praktikan mampu menginterpretasikan 1entuk, Susunan, dan Arsitektur
internal dari 1atuan.
#&. Praktikan mampu untuk +eskripsi, 9epresentasi, dan analisis struktur dari
skala kecil hingga sedang . small to moderate scale/
#'. Praktikan mampu merekonstruksi pergerakan batuan.
#0. Praktikan mampu membuat Penampang geologiV pengukuran ; strikeFV dan
perhitungan ; dip<.
III. 2. 0ritik dan 'aran
*ntuk memperoleh hasil praktikum yang baik dan berkualitas, baik
ditinjau dari segi biaya yang murah dan tepat waktu juga dari segi kesesuaian
dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan diperlukan metode praktikum yang
tepat serta peralatan praktikum yang tepat pula.Praktikum menggunakan palu
geologi, kompas, dan GPS dapat menghasilkan data dan ukuran yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Praktikum geologi struktur sudah berjalan cukup baik dan menarik,
namun dari praktikum ini penulis harapkan adanya modul yang diberikan kepada
praktikan agar praktikum geologi struktur berjalan secara optimal.
Caktu pelaksanaan praktikum hendaknya di lakukan hanya satu kali
dalam seminggu agar praktikan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan secara
optimal. =ika praktikum dilakukan lebih dari satu kali dalam seminggu maka
tugas yang diberikan kepada praktikan juga berlebih sedangkan waktu yang
diberikan tetap satu minggu.
ugas penyusunan laporan praktikum Geologi Struktur akan lebih
sempurna jika praktikan diberikan waktu penyusunan laporan yang lebih, serta
44
adanya informasi dan literatur-literatur mengenai Geologi Struktur dari assisten
praktikum.
DA6TA5 PU'TA0A
!omisi sandi Statigrafi Endonesia, #772, )andi statigra%i 2ndonesia/ Ekatan ahli
Geologi Endonesia, 1andung.
Sukender Asikin, #737, Dasar"dasar 3eologi )truktur / Enstitut eknologi
1andung .tidak dipublikasikan/ / 1andung.
$ulyo, Agung, %88', 4engantar 2lmu 5ebumian/ Pustaka Setia, 1andung.
5indartan, Agung 5andayana, dkk, #77%, Pemetaan 3eomor%ologi sistematis
6ntuk )tudi 3eologi/ Proceeding Ekatan Ahli Geologi Endonesia, 1andung.
Park, 9.G., #773. 7oundations o% )tructural 3eology. Stanley hornes pub.
5acter, 9.+. .=r/, #77', )tructural 3eology8 4rinciples/ +oncept and 4roblems.
Prentice-5all.
-isle, 9.=., #772, 3eological structures and ,aps8 4ractical 3uide.
1utterworth-5aenemann.
wiss, 9.=.U A.$. $oores, #77%. )tructural 3eology. C5 Hreeman U 6o.
$c6lay, !.9., #743. T$e ,apping o% 3eologic )tuktures. Geological Society
5andbook, Open *ni(ersity, $ilton !eynes.
45

Anda mungkin juga menyukai