Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PERAKTIKUM

GEOLOGI STRUKTUR

ACARA 7
METODE INVETARIS KEKAR DAN ANALISIS KEKAR

NAMA : AHMAD MAULANA


NIM : 2009086030
KELOMPOK : 7 (TUJUH)
ASISTEN : JAMES ANDREW ERIC PUTRA GIGY
NIM : 1809085020

LABOLATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi struktur adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
bentuk-bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala - gejala geologi yang menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan yang membentuk
kerak bumi. Dalam geologi struktur terdapat metode statistik. Metode statistik
merupakan suatu metode yang diterapkan untuk mendapatkaan kisaran harga rata-rata
atau harga maksimum dari sejumlah data acak. Dengan menggunakan metode ini, maka
dapat diketahui kencederungan-kecenderungan bentuk pola ataupun kedudukan umum
dari jenis struktur yang sedang dianalisa. Data acak yang digunakan adalah biasanya
dari analisis kekar pada analisis struktur di lapangan yang kemudian ditentukan arah
umumnya dengan diagram kipas dan analisis kekar dengan proyeksi stereografis.

Kekar adalah bidang rekahan yang tidak memperlihatkan pergeseran berarti atau bagian
masanya masih saling berhubungan/bergabung. Kekar dapat terbentuk secara primer,
seperti kekar kolom dan kekar melembar pada batuan beku maupun secara sekunder,
seperti kekar tektonik. Hasil pengolahan tersebut berupa diagram kipas untuk
menentukan arah umum yang selanjutnya dianalisis menggunakan proyeksi stereografis.
Analisis kekar memiliki beberapa manfaat khususnya bagi dunia pertambangan.
Beberapa diantaranya yaitu pada tahap eksplorasi untuk menganalisis kekar yang
mempengaruhi proses mineralisasi, dalam bidang geoteknik dimana jika suatu daerah
memiliki banyak kekar maka daerah tersebut rawan karena banyaknya retakan dan
menyebabkan struktur tersebut labil dan mudah bergeser apabila ada gaya yang bekerja,
dan lain-lain.

Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum geologi struktur acara ini agar praktikan dapat
mengetahui, memahami metode-metode apa saja yang dilakukan untuk dapat mengalanisis
metode inventaris kekar serta dapat langsung membuat analisis dari metode metode invetaris
kekar.
BAB II
DASAR TEORI

Kekar adalah struktur rekahan pada batuan yang tidak memperlihatkan pergeseran.
Hampir tidak ada suatu singkapan di muka bumi ini yang tidak memperlihatkan gejala
rekahan. Kekar bukan merupakan gejala yang kebetulan, tetapi merupakan hasil
kekandasan/kegagalan batuan akibat tegasan (stress). Karena itu kekar akan mempunyai
sifat-sifat yang menuruti hukum-hukum fisika. Struktur kekar merupakan gejala yang
paling umum dijumpai dan banyak dipelajari secara luas tetapi merupakan struktur yang
paling sukar untuk dianalisa.

Berdasarkan cara terbentuknya kekar dapat diklasifikasikan menjadi :


a. Kekar tektonik, misalnya kekar gerus (shear joint)
b. Kekar tarik (tension joint). - Kekar non tektonik, misalnya mudcrack, columnar
joint dan sheeting joint.
Struktur ini banyak dipelajari karena sangat berhubungan erat dengan masalah-
masalah:
a. Geologi teknik
b. Geologi minyak bumi, terutama masalah cadangan dan produksi.
c. Geologi untuk pertambangan, baik dalam hal sistim penambangannya maupun
pengerahan terhadap bentuk-bentuk mineralisasi dan lain-lain.
Kekar non-tektonik, yaitu kekar, yang terbentuk bukan karena gaya tektonik, misalnya
kekar akibat pendinginan (cooling joint) pada batuan beku, misalnya kekar kolom
(columnar joints) atau dapat juga terbentuk akibat pembebanan, misalnya “sheeting
joints”. Struktur kekar dipelajari dengan cara statistik, mengukur dan mengelompokkan
nya dalam bentuk diagram roset (diagram bunga) atau diagram kontur (Ahmad, 2011).
Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan
serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang umumnya dijumpai pada
batuan adalah sebagai berikut:
1. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola saling
berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear
joint umumnya bersifat tertutup.
2. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya
utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
3. Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus
dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka
(Ahmad, 2011).

Metode statistik adalah metode yang gunakan untuk mendapatkan kisaran harga rata –
rata atau harga maksimum dari sejumlah data acak atau satu jenis struktur, dengan
memakai metode ini dapat diketahui kecenderungan – kecenderungan, bentuk pola
maupun kedudukan umum dari jenis struktur yang sedang dianalisa. Adapun macam –
macam jenis statistik, yaitu :
- Statistik Induktif adalah statistik yang digunakan untuk membuat berbagai
inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari sampel.
- Statistik Deduktif adalah statistik yang digunakan untuk membuat berbagai
informasi terhadap sekumpulan data yang berasal dari berbagai sampel.
- Statistik Parametrik adalah alat bantu analisis data dengan berdasar atas asumsi –
asumsi, bahwa sampelnya harus berdistribusi normal yang diambil secara random
dan datanya berskala interval atau rasio.
- Statistik Non Parametrik adalah alat bantu analisis data yang tidak harus
memenuhi persyaratan seperti statistik parametric
(Thya, 2013).

Pada metode statistik parameter – parameter yang digunakan ada dua (2) macam yaitu :
a. Metode stratistik dengan satu parameter.
Yang dimaksud adalah data – data yang akan dibuat diagramnya hanya terdiri dari
satu unsur pengukuran, misalkan data dari kekar vertikal, arah liniasi struktur
sedimen, arah liniasi frakmen breksi sesar, arah kelurusan.
Jenis diagram ini adalah :
- Diagram kipas, tujuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah
kelurusan umum dari usur-unsur struktur yang datanya hanya satu unsur
pengukuran.
- Diagram roset, tujuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah-arah
kelurusan umum dari data dengan satu parameter, yaitu Trend.
- Histogram, tujuan diagram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusan umu
dari unsur-unsur suatu struktur (Noor, 2009).
b. Metode statistik dengan dua parameter.
Metode ini diterapkan untuk data struktur yang memiliki dua unsur pengukuran
seperti pada struktur garis yang menggunakan bearing dan plunge serta pada
struktur bidang menggunakan strike dan dip. Jenis diagram yang digunakan
adalah diagram kontur. Tujuan dari diagram ini adalah untuk analisa struktur
geologi yang dimaksudkan untuk mendapatkan harga kerapatan maksimum dari
data yang di analisa, sehingga dapat di ketahui orientasi atau kedudukan umum
struktur yang di analisa
(Ruhimat, M. dkk. 2006).

Cara pembuatan diagram kontur :


a. Tahap 1 : tahap pengeplotan data.
b. Tahap 2 : tahap penghitungan kerapatan data.
c. Tahap 3 : tahap countering titik – titk kerapatan.
Harga rata-rata atau arah umum dari sejumlah data acak satu jenis struktur adalah
interval data yang memiliki jumlah terbesar, kemudian diambil nilai tengah dari interval
tersebut, dijumlahkan dengan batas bawah dari kelas interval, maka akan diperoleh arah
umum shear joint nya. Untuk mengoptimalkan hasil yang dicapai dalam analisa
struktur-struktur geologi, maka perlu digunakan suatu metode yang dapat menafsirkan
tentang kinematika dan mekanisme pembentukan yang dianalisa, sehingga
penafsirannya mendekati hal yang sebenarnya. Metode statistik merupakan cara untuk
menentukan harga rata-rata atau harga maksimum dari sejumlah harga acak satu jenis
struktur. Sehingga kemudian dapat diketahui kecenderungan-kecenderungan bentuk
pola ataupun kedudukan umum dari suatu struktur (Fauzan, 2015).
Analisis struktur geologi terhadap daerah penelitian dilakukan melalui tiga tahap
penelitian. Tahap pertama merupakan pendekatan tidak langsung, yaitu dengan cara
menginterpretasikan gejala struktur di lapangan dengan menarik kelurusan pada peta
topografi dan citra satelit. Tahap kedua adalah melakukan pengamatan secara langsung
di lapangan dan pengambilan data lapangan berupa kedudukan lapisan, bidang sesar,
kekar gerus (shear fracture), slickensides dan breksiasi. Tahap yang ketiga adalah
melakukan analisis lanjut terhadap data-data lapangan yang ada untuk mengetahui
mekanisme struktur yang terjadi di daerah penelitian. Hasil pengolahan tersebut berupa
diagram roset, arah dan penunjaman sumbu lipatan serta bidang lipatan, arah tegasan
utama, dan kinematika pergerakan sesar (Sapiie, 2009).

Stereonet merupakan suatu graf pada belahan bola bagian bawah (lower hemisphere)
dimana berbagai jenis data geologi dapat diplotkan,akan tetapi ada pula yang memakai
bagian atasnya (upper hemisphere). Selain digunakan untuk geostruktur, stereonet dapat
juga digunakan pada cabang ilmu geologi lain. Proyeksi stereonet meliputi plotting data
3D (bidang atau garis) kedalam permukaan 2D (stereonet) dimana permukaan tersebut
dapat dimanipulasi dan diinterpretasi. Untuk melakukan analisis dan pemecahan
masalah geologi struktur, dengan metode ini akan digunakan stereo net (jarring stereo)
yang terdiri dari :
- Wulfnet (jaring sama sudut atau equiangular net)
- Schimidt net (jaring sama luas atau equal area net)
- Polar equal area net
- Kalsbeek counting net (jaring penghitung kalsbeek)
Beberapa terminologi yang harus dikenal dalam proyeksi stereonet pada jejaring sama
luas(equal area) Schmidt.
- North Pole (N)         : Kutub Utara pada stereonet
- South pole (S) : Kutub selatan pada stereonet
- Great circle              : Lingkaran besar atau garis bujur pada stereonet
- Small circlr             : Lingkaran kecil atau garis lintang pada stereonet
- Equator               : Garis tengah pada stereonet
- Primitive                : Bagian terluar dari stereonet
Grid pada stereonet dibagi menjadi dua segmen derajat,satu segmen derajat tebal
berskala 10° dan satu segmen derajat tipis berskala 2°. Jurus dan azimuth dibaca
disekitar bagian primitiv dan kemiringan dibaca disepanjang bagian equator
Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah menunjukkan
bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar ialah kekar yang
mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar terbentuk pada daerah
lipatan (sinklin maupun antiklin). (Asikin, 1978).

Analisi lipatan digunakan untuk menganalisa bentuk lipatan,axial plane,hinge line dan
unsur-unsur lipatan lainnya yang terdapat didaerah penelitian. Analisis ini dapat
dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode diagramβ dan metode
diagramkontur serta stereonet (Asikin, 1978).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan


3.1.1 Alat
- Jangka
- Penggaris 30 cm
- Busur 360
- Pulpen
- Pensil penghapus

3.1.2 Bahan
- Milimeter Blok A3

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Prosedur data hasil pengukuran dalam table
3.2.2 Prosedur diagram rosette
3.2.3 Prosedur analisis kekar secara proyeksi streografis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis-jenis kekar


- Srinkage Joint ( kekar pengerutan )
Yaitu kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan yang timbul karena pendinginan
(pada batuan beku ) atau pengeringan (pada batuan sedimen ) biasanya berbentuk
polygonal yang memanjang
- heet Joint ( Kekar lembar )
Sekumpulan kekar yang sejajar dengan permukaan tanah, terutama pada batuan
beku. Pembentukan kekar ini akibat menghilangnya beban batuan yang tererosi.
Penghilangan beban pada kekar ini terjadi akibat :
· Batuan beku belum benar – benar membeku secara keseluruhan
· Tiba-tiba di atasnya terjadi erosi yang dipercepat
· Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill)dangkal.
- Kekar akibat tektonik
Kekar tektonik terbentuk karena adanya pengaruh dari proses – proses tektonik, ataupun
gaya-gaya akibat dari pergerakan kulit bumi.
 Berdasarkan genesanya atau proses terbentuknya, kekar tektonik dibedakan menjadi :
· Kekar gerus ( Shear Joint )
· Kekar gerus ini terjadi akibat adanya gaya krompresi atau tekanan.
Cirri – cirri dari kekar ini biasanya berpasangan, memotong fragmen batuan, bidang
kekarnya selalu lurus dan rata.
· Kekar ekstensi
· Kekar yang terbentuk akibat adanya gaya tarik.
· Kekar rilis
4.2 Ciri-ciri kekar dan cara pengambilannya
4.3 Tabel data kekar

Tabel 4.1 Lokasi Pengambilan Data Kekar

Strike/Dip Strike/Dip Strike/Dip Strike/Dip Strike/Dip

Tabel 4.2 Data Kekar


Arah Notasi Frekuensi
0-5 181-185        
5-10 186-190        
11-15 191-195        
16-20 196-200  
21-25 201-205  
26-30 206-210  
31-35 211-215  
36-40 216-220  
41-45 221-225  
46-50 226-230  
51-55 231-235  
56-60 236-240  
61-65 241-245  
66-70 246-250  
71-75 251-255  
76-80 256-260  
81-85 261-265  
86-90 266-270  
91-95 271-275  
96-100 276-280  
101-105 281-285  
106-110 286-290  
111-115 291-295  
116-120 296-300  
121-125 301-305  
126-130 306-310  
131-135 311-315  
136-140 316-320  
141-145 321-325        
146-150 326-330        
151-155 331-335        
156-160 336-340        
161-165 341-345        
166-170 346-350        
171-175 351-355        
176-180 356-360        
4.4 Diagram rosette
4.5 Analisis kekar
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
- ..

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh praktikan yaitu penyampaian materi praktikum
oleh asisten sebaiknya lebih jelas dan terperinci lagi agar dapat dengan mudah
dimengerti dan dipahami oleh praktikan.dan sebaiknya didalam laboratorium baik
asisten maupun praktikan dapat mencairkan suasana agar dapat lebih mengakrabkan diri
lagi
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2011. Kaidah Ilmu Struktur Geologi. Bandung: AMPI.

Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-Dasar Geologi Struktur. Bandung : Departemen Teknik


Geologi ITB.

Fauzan. 2015. Ilmu Geologi Struktur Pada Metode Statistik. Jakarta: Graha Indo.

Noor, D. (2009). Pengantar Geologi. Bogor: Graha Ilmu.

Sapiie, Benyamin, dkk. 2009. Geologi Dasar. Bandung: ITB

Thya. 2013. Metode Statistik. Jakarta: Aneka Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai