Anda di halaman 1dari 24

GEOLOGI STRUKTUR

(Laporan Praktikum Geologi Struktur)

Oleh
Fadsyah Muhammad Arbi
2215051063

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISTEK DAN


TEKNOLOGI
LABORATORIUM PETROLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Judul Praktikum : Geologi Stuktur

Tanggal Praktikum : 09 Maret 2023

Tempat Praktikum : Laboratorium Petrologi Teknik Geofisika

Nama : Fadsyah Muhammad Arbi

NPM : 2215051063

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : IV (Empat)

Bandar Lampung, 15 Maret 2023


Mengetahui,
Asisten

Ramot Efraim Frederick Togatorop


NPM 2015051039

i
GEOLOGI STRUKTUR

Oleh
Fadsyah Muhammad Arbi

ABSTRAK

Praktikum Geologi Struktur kali ini dilaksanakan pada tanggal 09 Maret 2023
secara offline di Laboratorium Petrologi, Gedung Jurusan Teknik Geofisika,
Universitas Lampung. Pada praktikum, membahas mengenai pendahuluan geologi
struktur. Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari bentuk arsitektorat kulit
bumi serta gejala-gejala yang menyebabkan pembentukannnya. Geologi struktur
berbeda dengan geoteknik yang mana geologi struktur lebih cenderung pada
geometri batuan dengan skala kecil (lokal atau regional). Tujuan yang ingin
dicapai dengan mempelajari geologi struktur, yaitu dapat mendeterminasi bentuk
dan ukuran tubuh batuan, dapat menghubungkan struktur geologi yang dijumpai
dengan urut-urutan kejadian, serta mampu mendeterminasi proses-proses fisik
yang menghasilkan geologi struktur. Sebagai seorang teknik geofisikawan,
memperlajari geologi struktur sangatlah bermanfaat dalam pekerjaan di lapangan.
Adapun manfaat memperlajari geologi struktur, yaitu dapat mengetahui stratigrafi
suatu batuan dengan batuan yang lain dan dalam aplikasinya dapat membantu
dalam pencarian bahan mineral dan minyak bumi, geologi teknik, hidrogeologi
dan geologi tata lingkungan. Selain itu, dalam praktikum geologi stuktur ini
beberapa materi akan dibahas diantaranya berkaitan dengan perhitungan dan
pengaplikasian geologi struktur di lapangan, meliputi menentukan jurus dan
kemiringan struktur bidang, problem tiga titik dan pola penyebaran singkapan,
kedalaman dan ketebalan lapisan batuan, garis dan perpeotongan bidang, analisis
kekar, analisis sesar, proyeksi streografis, rekonstruksi lipatan dan peta geologi.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Praktikum..................................................................................1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan......................................................................................4
B. Diagram Alir.........................................................................................5

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan..................................................................................6
B. Pembahasan...........................................................................................6

V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat Tulis..............................................................................................4
Gambar 2. Modul Praktikum Geologi Struktur......................................................4
Gambar 3. Diagram Alir.........................................................................................5

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum, geologi struktur merupakan ilmu yang mempelajari bentuk-
bentuk arsitektur kerak bumi dan fenomena geologis yang menyebabkan
kemunculannya deformasi pada suatu struktur. Ilmu tersebut juga
mempelajari permukaan kerak bumi sangat penting bagi ilmu geologi,
namun istilah topografi terkadang juga dapat menunjukkan kondisi dan
struktur geologi yang berasal dari dan di dalam bumi. Seperti yang Anda
ketahui, bumi terdiri dari berbagai bagian luar (kerak) dari berbagai lapisan
batuan. Geologi struktur merupakan ilmu penting yang mempelajari bentuk
arsitektur kerak bumi dan gejala yang menyebabkan terjadinya perubahan
bentuk (deformasi batuan). Perubahan bentuk batuan (deformasi) inilah
yang kemudian disebut sebagai struktur. Hal tersebut menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan ilmu ini dipelajari dalam teknik geofisika
dikarenakan sangat berpengaruh untuk bisa mengeidentifikasi dan
menjabarkan peristiwa terbentuknya atau terdeformasinya suatu struktur.

Adanya praktikum geologi struktur ini bertujuan untuk mengetahui bentuk


dan struktur geologi khususnya struktur rekahan dan lipatan yang
sebenarnya dipermukaan bumi, proses pembentukannya serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya, sehingga mahasiswa tidak hanya membayangkan
bagaimana retakan dan lipatan terbentuk di permukaan bumi, keberadaan
singkapan dan sifat batuan, serta fenomena alam. Namun, dengan
memperlajari geologi struktur mahasiswa dapat menghubungkan struktur-
struktur tersebut dengan fenomena urut-urutan kejadiannya.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum geologi struktur adalah sebagai berikut.
1. Dapat mendeterminasi bentuk dan ukuran tubuh suatu struktur
2. Dapat menghubungkan struktur geologi yang dijumpai dengan urut -
urutan kejadian
3. Dapat mendeterminasi proses – proses fisik yang menghasilkan struktur
geologi tersebut.
II. TEORI DASAR

Geologi struktur adalah sebuah ilmu atau studi yang mempelajari mengenai
bentuk batuan yang menjadi hasil dari proses deformasi. Geologi struktur secara
luas adalah sebuah studi yang secara khusus mendalami aneka ragam bentuk
arsitektur dari batuan yang termasuk ke dalam bagian kerak bumi dan
menjelaskan secara rinci proses pembentukannya. Geologi struktur memberikan
perhatian secara khusus pada usnur yang terdapat pada struktur geologi yang
berupa lipatan (fold), patahan (fault), rekahan (fracture), dan hal-hal lain yang
dinyatakan dalam satuan tektonik (tectonic unit) (Asmaranto, Runi dkk, 2021).

Geologi struktur adalah ilmu pengetahuan dari cabang ilmu geologi yang
mempelajari bangun/bentuk dari kerak bumi sebagai akibat dari pergerakan
(deformasi) pada kulit bumi oleh tenaga endogen, terbentuklah macam-macam
bentuk atau struktur. Struktur yang terbentuk dapat berupa perlapisan, perlipatan
(folds), kekar (joints), ketidakselarasan, ataupun sesar atau patahan (fault)
(Kurniawan dan Hadimuljono, 2020).

Struktur geologi terbentuk akibat deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi
akibat adanya gaya-gaya endogen dan eksogen. Kedua gaya tersebut akan
membentuk tegangan-tegangan dari segala arah. Tegangan-tegangan ini menjadi
parameter yang dapat menghasilkan deformasi. Proses terbentuknya deformasi
terjadi pada zona di bidang diskontinu, pada zona ini gaya-gaya tersebut akan
terdistribusi (Anwar, Rai, dan Wattimena, 2018).

Struktur geologi merupakan aspek penting yang mengendalikan kondisi


hidrogeologi suatu daerah. Adanya struktur sesar atau kekar yang intensif akan
menyebabkan suatu batuan massif berubah fungsi sebagai akuifer yang baik
dengan terbentuknya permeabilitas rakahan, apalagi ditunjang dengan adanya
proses pelapukan dan pelarutan batuan (Listyani, 2022).

Struktur geologi berdasarkan proses pembentukannya dapat dibedakan menjadi


dua, yaitu struktur primer dan struktur sekunder. Struktur primer adalah struktur
yang terbentuk bersamaan dengan proses erosi dan pembentukan batuan saat
transportasi dari dalam perut bumi. Sedangkan struktur sekunder adalah
struktur

iv
yang dihasilkan oleh karena deformasi yang terjadi setelah batuan terbentuk,
yakni meliputi kekar (joint), sesar (fault), dan lipatan (folds) (Toba, Rudi, 2022).

Struktur primer adalah struktur yang pembentukannya terjadi bersamaan dengan


pembentukan batuan, yaitu pada waktu sedimentasi dan pembekuan magma atau
lava. Contoh dari struktur primer adalah struktur silangsiur, struktur kolumnal,
struktur gelembur gelombang, dan lain-lain. Sedangkan struktur sekunder adalah
struktur yang terbentuk setelah batuan utama terbentuk. Struktur sekunder
terbentuk sebagai akibat adanya tenaga yang bekerja pada struktur primer (Harini,
Rini dkk, 2018).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Modul Praktikum Geologi Struktur


5

B. Diagram Alir
Adapun langkah-langkah praktikum ini dapat dirincikan dalam diagram alir
berikut.

Mulai

Menyiapkan Alat dan Bahan

Melakukan Studi Literatur Pendahuluan Geologi


Struktur

Memahami Pembahasan Mengenai Struktur


Geologi Secara Teori dan Prakteknya di Lapangan

Hasil Pengamatan

Selesai

Gambar 3. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan praktikum kali ini terlampir pada lembar lampiran.

B. Pembahasan
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun
deformasi batuan adalah perubahan bentuk danukuran pada batuan sebagai
akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian
geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur
batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur
lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti
perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang
merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik
dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar,
yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi,
rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya. Sebagaimana
diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi maupun yang
terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk bentuk
arsitektur yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk
arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada umumnya merupakan batuan-
batuan yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya yang bekerja
pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan maupun
patahan/sesar. Dalam ilmu geologi struktur dikenal berbagai bentuk
perlipatan batuan, seperti sinklin dan antiklin. Jenis perlipatan dapat berupa
lipatan simetri, asimetri, serta lipatan rebah (recumbent/overtune), sedangkan
jenis-jenis patahan adalah patahan normal (normal fault), patahan mendatar
(strike slip fault), dan patahan naik (trust fault).
7

Deformasi yang terjadi pada kerak, yang kita amati sekarang ini adalah jejak
deformasi yang telah terjadi beberapa ratus atau juta tahun yang lalu, dikenal
dengan struktur geologi. Dalam struktur geologi, deformasi yang terjadi
akibat gaya tektonik dikelompokkan sebagai struktur sekunder dan dibedakan
dari struktur yang terbentuk pada saat atau sebelum batuan terbentuk yang
dinamakan struktur primer. Struktur primer dan struktur sekunder adalah dua
jenis struktur geologi yang terbentuk pada waktu yang berbeda dan memiliki
karakteristik yang berbeda pula. Struktur primer adalah struktur geologi yang
terbentuk pada saat batuan awal terbentuk. Struktur ini dapat terbentuk akibat
pengendapan material sedimen, vulkanisme, atau intrusi magma. Contoh
struktur primer meliputi lapisan sedimen, lapisan batuan beku, dan struktur
geologi lainnya yang terbentuk pada saat awal terbentuknya batuan. Struktur
primer sering kali membentuk pola yang konsisten dan dapat ditemukan pada
skala yang lebih besar, misalnya pada peta geologi regional. Struktur
sekunder adalah struktur geologi yang terbentuk setelah batuan awal
terbentuk dan biasanya terjadi karena adanya deformasi atau pengaruh
tektonik lainnya. Struktur ini dapat terbentuk akibat pergerakan lempeng
tektonik, tekanan dan tarikan pada batuan, atau aktivitas geologi lainnya.
Contoh struktur sekunder meliputi lipatan, sesar, patahan, dan rekahan.
Struktur sekunder seringkali terlihat lebih kompleks dan lebih kecil pada
skala yang lebih detail, dan dapat memberikan petunjuk tentang sejarah
tektonik dan aktivitas geologi yang terjadi pada wilayah tersebut. Dalam
prakteknya, struktur primer dan sekunder dapat saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Struktur primer sering menjadi landasan untuk
pembentukan struktur sekunder. Kedua jenis struktur ini dapat memberikan
petunjuk tentang sejarah geologi dan pembentukan batuan pada wilayah
tersebut, serta memberikan informasi yang penting dalam eksplorasi sumber
daya alam seperti mineral, minyak bumi, atau gas alam.

Berdasarkan pengertian geometrinya, struktur geologi dibedakan menjadi


dua, yaitu struktur garis dan struktur bidang. Struktur garis dan struktur
bidang adalah dua jenis struktur geologi yang berbeda dalam bentuk dan
karakteristik. Struktur garis adalah struktur geologi yang berupa garis atau
lipatan panjang yang membentuk pola tertentu pada batuan. Struktur ini
terbentuk akibat tekanan atau tarikan pada batuan yang membentuk lipatan
atau jajaran genjang. Contoh struktur garis meliputi pegunungan,
punggungan, atau sesar yang membentuk pola tertentu pada peta geologi.
Struktur garis seringkali mengindikasikan adanya pergerakan lempeng
tektonik atau aktivitas tektonik lainnya. Struktur bidang adalah struktur
geologi yang terbentuk akibat adanya rekahan atau patahan pada batuan.
8

Struktur ini dapat membentuk bidang atau lereng curam pada batuan, dan
dapat mempengaruhi sifat fisik dan mekanik batuan. Contoh struktur bidang
meliputi sesar, rekahan, dan patahan pada batuan. Struktur bidang seringkali
menjadi tempat terbentuknya mineral atau sumber daya alam lainnya. Dalam
praktek lapangannya, struktur garis dan bidang sering kali terjadi bersamaan
pada wilayah tertentu dan dapat saling berpengaruh satu sama lain. Struktur
garis dapat mempengaruhi terbentuknya struktur bidang pada batuan,
sementara struktur bidang dapat mempengaruhi pola terbentuknya struktur
garis pada peta geologi. Kedua jenis struktur ini dapat memberikan petunjuk
tentang sejarah geologi dan pembentukan batuan pada wilayah tersebut, serta
memberikan informasi yang penting dalam eksplorasi sumber daya alam
seperti mineral, minyak bumi, atau gas alam.

Pada praktikum kali ini praktikan diberikan tugas praktikum, yaitu mencari
gambar kenampakan struktur garis dan struktur bidang masing-masing lima
buah serta dengan melampirkan penjelasannya. Penjelasan tersebut berupa
deskripsi mengenai struktur garis dan struktur bidang yang ditemukan pada
singkapan dan juga menjelaskan secara rinci bagaimana urutan-urutan
kejadian dari struktur geologi yang dijumpai berdasarkan dari obyek yang
ditemukan. Dalam pengerjaan tugas, pertama saya membaca dan memahami
maksud tugas yang diberikan. Setelah benar-benar memahami tentang
maksud dari perintah tugas, saya melakukan studi literatur terlebih dahulu
mengenai apa itu struktur garis dan struktur bidang dan bagaimana jenis-jenis
dan kenampakannya di alam. Kemudian, saya mencari objek dari struktur
garis dan struktur bidang tersebut lewat media internet kemudian mengamati
dan melakukan interpretasi dari obyek atau gambar struktur geologi pada
singkapan yang sudah saya temui di internet. Hal itu saya lakukan untuk
mencari tahu apakah pada obyek singkapan tersebut terdapat struktur garis
dan struktur bidang. Dalam melakukan interpretasi terhadap obyek struktur
garis dan struktur bidang, saya juga mencari referensi dan data pengamatan
mengenai struktur geologi yang ditemukan melalui beberapa sumber berupa
jurnal dan laporan penelitian yang sudah dilakukan terhadap obyek tersebut.
Namun, dalam menyelesaikan tugas praktikum pada bab ini sedikit
ditemukan kendala pada pencarian informasi dari obyek struktur pada
singkapan yang ditemukan, berupa informasi lokasi obyek singkapan dan
sulitnya menemukan informasi data lingkungan sekitarnya yang berguna
untuk menjelaskan bagaimana proses urutan kejadian struktur geologi
tersebut terbentuk.

Resume Jurnal of Scientific Bulletin “Struktur Geologi Paleogen dan Neogen


di Jawa Barat,” oleh Iyan Haryanto.
9

Geologi Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Pulau Jawa yang
memiliki daya tarik tersendiri. Aktifitas geologi yang telah berlangsung
selama berjuta-juta tahun lalu di wilayah ini menghasil-kan berbagai jenis
batuan mulai dari batuan sedimen, batuan beku (ekstrusif dan intrusif) dan
batuan metamorfik dengan umur yang beragam. Struktur geologi yang
berkembang di Jawa Barat pada dasarnya dipengaruhi oleh aktivitas
tumbukan Lempeng Indo-Auastralia yang menunjam di bawah Lempeng
Erasia (Hamilton, 1979). Struktur regional di Jawa umumnya berarah timur
laut-barat daya, barat laut-tenggara, utara-selatan dan barat-timur. Seluruh
jalur sesar tersebut terbentuk secara simultan mulai dari zaman Kapur hingga
Kuarter. Berdasarkan pada posisi batuan melange, jalur gunungapi serta
terbentuknya jalur sesar regional di Jawa, nampaknya telah terjadi
beberapakali peristiwa tektonik penting di Jawa. Peristiwa tersebut dapat
terjadi akibat adanya loncatan posisi jalur subduksi atau mungkin saja terjadi
perubahan sudut kemiringan zona benioff. Akibat dari adanya aktivitas
tumbukan lempeng ini menghasilkan elemen tektonik utama di Jawa Barat
berupa palung, busur luar non volkanik, cekungan depan busur, jalur
magmatisma, cekungan belakang busur dan Paparan Sunda (Katili, 1973).
Sebagian gambaran masing-masing elemen tektonik pada saat ini, dari selatan
ke utara. Struktur Pulau Jawa telah banyak dipelajari oleh para peneliti
sebelum ini baik berdasarkan data foto udara, penelitian lapangan, citra
satelit, data magnetik, data gaya berat maupun data seismik. Berdasarkan
berbagai macam penelitian itu serta data dari pemboran migas, dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya di pulau Jawa ada 3 (tiga) arah kelurusan
struktur yang dominan. Masing-masing ketiga pola struktur tersebut adalah
Pola Meratus, Pola Sunda dan Pola Jawa. Dari sekian banyak struktur sesar
yang berkembang di Jawa Barat, ada tiga struktur regional yang memegang
peranan penting, yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Baribis dan Sesar Lembang.
Ketiga sesar tersebut untuk pertamakalinya diperkenalkan oleh van
Bemmelen (1949) dan diduga ketiganya masih aktif hingga sekarang.
Walaupun seluruh sesar tersebut memegang peranan penting dalam sejarah
tektonik di Jawa Barat, namun hingga saat ini penjelasan mengenai
mekanisme pembentukan struktur sesarnya masih belum jelas. Berdasarkan
hasil penafsiran foto udara dan citra indraja (citra landsat) daerah Jawa Barat,
diketahui adanya banyak kelurusan bentang alam yang di-duga merupakan
hasil proses pensesaran. Dari sekian banyak sesar yang berkembang di Jawa
Barat, ada 3 jalur sesar yang terekam di permukaan, yaitu Sesar Cimandiri,
Sesar Baribis dan Sesar Lembang. Ketiga sesar tersebut dapat dikenali di
lapangan ataupun dengan pengamatan citra landsat. Masing-masing
karakteristik umum ketiga sesar tersebut baik yang ditemukan di lapangan
maupun melalui citra landsat. Sesar Cimandiri merupakan sesar paling tua
8

(umur Kapur), membentang mulai dari Teluk Pelabuhanratu menerus ke


timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, Gunung Tangguban
Perahu- Burangrang dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang.
Secara keseluruhan, jalur sesar ini berarah timurlaut-baratdaya dengan jenis
sesar mendatar hingga oblique (miring). Oleh
10

Martodjojo dan Pulunggono (1986), sesar ini dikelompokan sebagai Pola


Meratus. Sesar Cimandiri di segmen Cipatat, menyebabkan batuan dari
Formasi Citarum dan Formasi Rajamandala terlipat kuat sehingga bidang
perlapisan batuan di kedua formasi tersebut umumnya di atas 50º. Di Sungai
Cibogo, Rajamandala, kemiringan bidang lapisan batuan ada yang mencapai
80º hingga 90º bahkan di beberapa segmen telah mengalami pembalikan.
Sesar Baribis merupakan sesar utama di utara Jawa Barat. Dari hasil
penafsiran foto udara dan citra landsat, diketahui dibagian utara dijumpai
adanya kelurusan regional yang arahnya baratlaut tenggara. Arah kelurusan
ini selanjutnya menerus ke arah tenggara. Di daerah Kadipaten, yaitu tepatnya
di Desa Baribis, ditemukan sejumlah bidang sesar dan struktur sesar minor
yang memotong tubuh batu-gamping. Ukuran bidang sesar tersebut relatif
besar, dengan arah jurus dan sudut kemiringan bidangnya berkisar antara N
280oE – N 300oE / 30o - 45 o, pitch berkisar antara 60 o - 89 o. Seluruh bidang
sesar naik tersebut tersebut menunjukan pergerakan naik. Jenis sesar naik
berdasarkan besarnya nilai “Pitch” dan kemiringan bidang sesarnya adalah
“Thrust right slip fault”. Disamping adanya bidang sesar naik, juga ditemukan
sejumlah bidang sesar yang menunjukan pergeseran lateral. Bidang sesar ini
umumnya berarah N 320 o E – N 335 o E / 75 o - 80 o, pitch berkisar antara 5 o -
15 o. Selanjutnya ditemukan pula sejumlah struktur sesar minor dengan arah
yang beragam dan sifat pergeseran naik, normal dan mendatar, dengan
“Pitch” berkisar antara 5 o hingga 89 o. Di beberapa bidang sesar minor
dijumpai adanya dua gores garis yang saling berpotongan. Sesar Lembang
yang letaknya di utara Bandung, membentang sepanjang kurang lebih 30 km
dengan arah barat-timur. Sesar ini berjenis sesar normal (sesar turun) dimana
blok bagian utara relatif turun membentuk morfologi pedataran (pedataran
Lembang), sedangkan foot wall yang berada di bagian selatan membentuk
jalur perbukitan berarah barat-timur. Gawir sesar Lembang dapat diamati
dengan baik di daerah Cibodas yaitu sekitar 3 km ke arah timur dari
Maribaya. Di lokasi ini tampak jelas bahwa gawir sesar Lembang terdiri atas
beberapa bidang yang menangga (steep fault). Walupun gawir sesarnya
berkembang baik namun tidak ditemukan adanya jejak-jejak pergeseran
berupa cermin sesar. Salah satu bukti adanya jalur sesar di lokasi ini adalah
berkembangnya struktur kekar pada batuan beku andesitik dengan intensitas
yang sangat tinggi
V. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum geologi struktur yang telah dilakukan, maka didapatlah
kesimpulan dari hasil praktikum, yaitu sebagai berikut.
1. Pendeterminasian suatu struktur geologi yang telah dijumpain juga
merupakan salah satu tahapan dalam analisis data geologi struktur secara
geometri. Dalam pendeterminasiannya metoda yang digunakan adalah
dengan menggunbakan proyeksi yang terdapat 3 macam proyeksi yang
dapat disesuaikan sesduai dengan kebutuhan. Proyeksi sendiri berfungsi
untuk mengubah bentuk sesungguhnya menjadi bentuk dua dimensi.
2. Terbentuknya struktur geologi juga tak lepas dari adanya suatu peristiwa
yang dapat memengaruhi proses pembentukannya yang mana setiap struktur
memiliki urutan kejadiannya tersendiri. Dalam mengetahui hal tersebut kita
dapat menggunakan ilmu stratigrafi yang berhubungan dengan geologi
sstruktur yang berfungsi untuk menghubungkan urut-urutan kejadian dari
terbentuknya suatu struktur geologi.
3. Dalam proses pendeterminasian proses-proses fisik sebuah struktur geologi
hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan rekonstruksi
yang dapat membantu kita untuk menentukan proses apa saja yang terjadi
suatu struktur geologi dan bagaimana sebuah proses tersebut terjadi pada
suatu struktur geologi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, H., Rai, M. A., Wattimena, R.K. (2018). Pengaruh Bidang Diskontinu
Terhadap Kestabilan Lereng Tambang-Studi Kasus Lereng PB9S4
Tambang Terbuka Grasberg. Jurnal Geomine Vol. 6 No, 1, 34-41.

Harini, Rini dkk. (2018). Kompetensi Dasar Olimpiade Sains Nasional Geografi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kurniawan, P. & Hadimuljono, M. B. (2020). Applied Geotechnics For


Engineers. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Listyani, R. A. (2022). Pengantar Hidrogeologi. Yogyakarta: Deepublish


Publisher.

Runi Asmaranto, R. D. (2021). Geologi Teknik dan Pendugaan Geofisika Bidang


Sumber Daya Air. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Toba, R. (2022). Safety By Design Seri Aspek Geoteknik dan Perencanaan Sistem
Peyanggah Lubang Bukaan. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tugas Praktikum

Gambar 1. Skala Waktu Geologi


Lampiran 2
Jurnal Geologi Struktur

Gambar 2. Jurnal Bulletin of Scientific Contribution; Struktur Geologi Paleogen


dan Neogen di Jawa Barat
Lampiran 3
Hasil Pretest

Gambar 3. Bukti Hasil Pretest; Bab 1 Geologi Struktur

Anda mungkin juga menyukai