DI SUSUN OLEH:
2018
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ......................................................................................................................................... 1
PERMASALAHAN.................................................................................................................................................. 2
1. Kebisingan ............................................................................................................................................... 2
2. Genangan atau Banjir .............................................................................................................................. 3
3. Kualitas Udara.......................................................................................................................................... 5
4. Kemacetan Lalu Lintas ............................................................................................................................. 7
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) ...................................................................................... 10
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) ...................................................................................... 12
KESIMPULAN...................................................................................................................................................... 14
ii
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) dimaksudkan untuk mengurangi
beban jaringan jalan dalam kota karena dapat melayani arus lalu lintas antar kota tanpa
mengganggu sistem lalu lintas di dalam kota, dimana Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi W2
Utara (Kebon Jeruk- Ulujami) merupakan bagian dari sistem Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
JORR) tersebut dan juga merupakan tahap lanjutan dari pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar
Jakarta Seksi W2 Selatan (Ulujami-Pondok Pinang) yang saat ini telah selesai dilaksanakan
dan telah dioperasikan.
Pembangunan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup tersebut, perlu
ditelaah dahulu apakah suatu rencana kegiatan pembangunan akan memberikan pengaruh
terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek
fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat. Salah satu cara
mengelola sumberdaya alam dan lingkungannya dalam pembangunan, yaitu melalui Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau dapat dikatakan AMDAL dapat membantu
pelaksanaan pembangunan dengan pendekatan lingkungan, sehingga dampak-dampak negatif
yang ditimbulkan dapat diminimalisasi atau dihilangkan dengan mencarikan teknik
penyelesaian dampaknya.
Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami)
dirrencanakan sepnjang ± 7,68 KM. Ruas Jalan Tol ini di mulai dari Kebon Jeruk Junction
(STA: 8+520)hingga Ulujami Junction (STA: 16+200). Ruang milik jalan (Rumija) atau Right
of Way (ROW) jalan tol direncanakan lebar minimum 40 meter, dengan jumlah 3 lajur per
arah.
Kegiatan pembangunan ini perlu dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Karena Berdasarkan Perarturan Menteri Lingkungan Hidup No.5
Tahun 2012, bahwa jenis kegiatan pembangunan dan/atau peningkatan jalan tol yang
membutuhkan pengadaan lahan diluar rumija (ruang milik jalan) dengan skala/besaran panjang
≥ 5 KM, dan Luas pengadaan lahan ≥ 30 ha di kota metropolitan/besar wajiib membuat
AMDAL guna mencegah dan mengurangi dampak negatif dan mengembangkan dampak
positif.
1
PERMASALAHAN
Lokasi proyek pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi W2 Utara (Kebon Jeruk-
Ulujami) yang berada di tengah kota besar dan melalui beberapa tempat tanggal warga mempengaruhi
kualitas lingkungan disekitarnya. Pada dokumen AMDAL terdapat 3 tahap yaitu tahap Pra-Konstruksi,
tahap Konstruksi, dan Tahap Operasional. Pada tugas ini kami akan membahas beberapa msaalah yang
tinbul pada tahap konstruksi :
1. Kebisingan
Kegiatan mobilisasi alat & matreial, pemasangan tiang pancang, pengoprasian peralatan di
perkirakan akan meningkatkan tingkat kebisingan. Pengukuran tingkat kebisingan pada kondisi
rona awal telah dilakukan. Hasil pengukuran parameter kebisingan sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel diatas, tampak bahwa tingkat kebisingan di semua lokasi pengukuran
melebihi baku mutu lingkungan (SK, GUB, KDKI No. 551/2001) untuk semua tipe kawasan.
Hasil prakiraan kebisingan pada periode kontruksi di sajikan pada tabel berikut.
Mengacu pada prakiraan tingkat kebisingan tersebut, tampak bahwa tingkat kebisingan pada
tahap konstruksi hingga jarak 200 m kiri-kanan jalan tol masíh melebihi baku mutu kualitas
lingkungan permukiman dan perdagangan. Untuk itu dampak kebisingan akibat kegiatan
2
konstruksi pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seki W2 Utara (Kebon Jeruk- Ulujami)
tergolong Besar.
Sifat Penting Dampak
a. Jumlah manusia terkena dampak
Diperkirakan jumlah manusia yang tinggal disekitar tapak proyek terkena dampak kebisingan
tahap konstruksi sebanyak: 3.835 orang. Sedangkan jumlah para pekerja sebanyak: 1423 orang.
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak kebisingan diperkirakan mencapai radius 200 m kiri kanan
tapak proyek, yakni seluas: 200 m x 7,68 m x 2 = 3.072.000 m2
c. Lama dampak berlangsung
Dampak peningkatan kebisingan berlangsung selama periode konstruksi (terutama pada
kegiatan yang menggunakan alat-alat berat seperti bulldozer, backhoe, dump truk, dan alat
pancang). Diperkirakan konstruksi akan berlangsung selama 10 bulan sampai 1 tahun
d. Intensitas dampak
Hasil perhitungan peningkatan kebisingan menunjukkan bahwa tingkat kebisingan
melampaui baku mutu tingkat kebisingan untuk permukiman (55 dBA). Akibatnya dapat
menimbulkan dampak turunan pada kesehatan masyarakat (berkurangnya daya mendengar).
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak peningkatan kebisingan akan berakhir dengan berakhirnya aktivitas sebagai sumber
dampak, sehingga tidak bersifat kumulatif.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak kebisingan akan berakhir dengan berakhirnya aktivitas konstruksi sebagai sumber
dampak.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan jumlah manusia terkena dampak banyak,
persebaran dampak luas, intensitas dampak melebihi baku mutu lingkungan, dan komponen
lain yang terkena dampak banyak, maka dampak peningkatan kebisingan dapat digolongkan
sebagai dampak negatif penting
3
perpotongan dengan sungai merupakan konstruksi elevated) akan menyebabkan tersumbatnya
saluran drainase samping jalan, sehingga berpotensi menimbulkan genangan pada daerah kiri-
kanan sungai (dataran banjir).
Disamping itu arah jalan tol dari barat laut ke tenggara memotong arah pola drainase aliran
air (selatan-utara) sehingga keberadaan jalan tol akan berperan semacam tanggul yang
mengambat aliran air. Besaran dampak banjir/genangan ditentukan oleh debit banjir yang
melimpah dari badan saluran drainase alam (sungai-sungal) ditambah debit aliran permukaan
yang ditimbulkan akibat pembangunan jalan tol. Prakiraan besarnya debit sungai-sungai di
sepanjang koridor jalan tol JORR seksi W2 Kebun Jeruk-Ulujami sebagaimana Tabel 5-5
Berdasarkan tabel tersebut, tampak bahwa sebagian besar yang sungai terpotong oleh jalan
tol akan meluapkan banjir, sehingga dampak banjir pada tahap konstruksi tergolong besar.
Sifat Penting Dampak
a. Jumlah manusia terkena dampak
Dampak ini dirasakan banyak masyarakat di hampir sepanjang trase jalan tol, karena
merupakan daerah dataran rendah yang rawan terhadap banjir/genangan. Masyarakat yang
tinggal di sekitar pemukiman yang akan terpotong jalan tol, terutama yang bermukim di dekat
rencana pembangunan jembatan akan merasakan dampak banjir/genangan.
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak banjir/genangan tergolong luas, terutama pada koridor 200
meter sekitar sungai yang akan terpotong jalan tol. Jumlah sungai yang rawan terjadi banjir :
4
Dampak banjir/genangan akan berlangsung pada tahap konstruksi, terutama pada musim hujan.
d. Intensitas dampak
Dampak yang akan terjadi ialah mengganggu kenyamanan dan timbulnya habitat vektor,
penyebaran penyakir menular melalui media air seperti malaria, demam berdarah,dan diare
serta terganggunya aksesibilitas wilayah.
e. Sifat kumulatif dampak .
Banjir/genangan yang timbul berlangsung secara cerulang dan terus menerus, akan menambah
kerawanan lingkungan yang sudah sering terjadi tiap musim hujan maka bersifat kumulatif.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dapak dapat ditanggulangi dengan perarturan sistem drainase melalui pembangunan gorong-
gorong(culvert) sesuai kapasitas banjir. Dengan demikian dampak bersifat berbalik
Berdasarkan sifat penting dampak, akibat pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi
W2 Utara diperkirakan akan meningkatkan kerawanan banjir/genangan pada tahap konstruksi
dan tergolong dampak negatif penting.
3. Kualitas Udara
Pada tahap konstruksi, kegiatan mobilisasi peralatan, pembersihan lahan, penggalian, dan
penimbunan untuk membentuk badan jalan diprakirakan akan menimbulkan peningkatan kadar
S02, CO, NO2, dan kadar debu di udara, sehingga kualitas udara di sepanjang jalan yang akan
dilalui kendaraan pengangkut peralatan dan material bangunan akan mengalami penurunan.
Penurunan kualitas udara dapat menurunkan status kesehatan masyarakat di sekitar kegiatan.
Besaran dampak ini ditentukan oleh beberapa faktor, yakni: penggunaan jenis dan jumlah
peralatan dioperasikan, jenis dan volume bahan bakar yang digunakan tingkat efisiensi mesin,
serta cuacan dan kecepatan angin. Prakiraan peningkatan emisi dan kadar debu di udara akibat
kegiatan mobilisasi material dapat dekati dengan menggunakan Formula Gaussian.
5
Sifat Penting Dampak
a. Jumlah manusia terkena dampak
Masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampak penurunan kualitas udara yaitu, yang
tinggal di kiri kanan jalan yang dilalui kendaraan mobilisasi material(36.859orang), masyarakat
yang tinggal di sekitar proyek(3.835orang), dan para pekerja konstruksi(1.423 orang).
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak penyebaran polusi mencapai radius 200 m kiri kanan tapak
proyek, yakni seluas: 200 m x 7,68 m x 2 = 3.072.000 m2
c. Lama dampak berlangsung
Dampak penurunan kualitas udara oleh polutan SO2, CO, NO2, dan debu berlangsung selama
periode konstrukai, khususnya pada kegiatan pekerjaan tanah yakni sekitar 5-6 bulan.
d. Intensitas dampak
Prakiraan penurunan kualitas udara (peningkatan polutan SO2, CO, NO2) pada tahap
konstruksi belum melampaui baku mutu yang dijinkan, kecuali polutan debu.
e. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak peningkatan kadar S02, CO, NO2, dan debu berpotensi menimbulkan dampak lanjutan
berupa menurunnya kesehatan masyarnkat sekitar lokasi proyek.
f. Sifat kumulatif dampak
Dampak peningkatan polutan akan berakhir dengan berakhirnya kegiatan penyebab dampak
(kegiatan mobilisasi dan pekerjaan tanah), sehingga tidak bersifat kumulatif
6
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Peningkatan polutan akan berkurang (kembali ke kondisi semula) setelah kegiatan berakhir.
Berdasarkan pertimbangan jumlah manusia yang terkena dampak dan dapat
menimbulkan dampak turunan berupa menurunnya kesehatan masyarakat serta timbulnya
persepsi negatif masyarakat, maka dampak penurunan kualitas udara (peningkatan polutan
SO2, CO, NO2, dan debu) pada tahap konstruksi digolongkan sebagai dampak negatif
penting.
7
Dari rute tersebut terdapat daerah-daerah yang rawan (pasar), sehingga dapat
menimbulkan kemacetan lalu lintas dan oleh ceceran material tanah urug dapat meningkatkan
kandungan debu di udara.
Selain mobilisasi material sebagai sumber dampak terhadap lalu lintas adalah mobilisasi
peralatan kerja (alat-alat berat) dan komponen konstruksi lainnya.
Sifat Penting Dampak
a. Jumlah manusia terkena dampak
Jarak sumber material (quarry) ke lokasi proyek antara 11-30 km. Volume lalu lintas
mencapai 2.608-6.514 kendaraan perjam (10.432-26.056 orang) ditambah pengemudi dan
kru truk material 267 orang. Sehingga jumlah manusia yang terkena dampak mencapai
10.699-26.323 orang. Dari jumlah tersebut yang dapat menikmati kehadiran proyek adalah
para pengemudi dan kru truk material 267 orang. Tambahkan masyarakat di sekitar rute
mobilisasi.
b. Luas wilayah persebaran
Dampak Luas wilayah persebaran dampak adalah jalan-jalan yang dilalui kendaraan truk
pengangkut material Urugan(rute mobilisasi) lokasi Gunung Sindur, Daerah Serpong
(Tangerang), Kodya Tangerang, Pamulang, Ciputat (Tangerang), Jakarta Selatan dan
Jakarta Barat.
c. Lama dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan mobilisasi material Urugan yaitu ± 5 bulan.
d. Intensitas dampak
Volume penambahan (bangkitan) arus lalu lintas oleh kendaraan truk pengangkut material
sebesar 326 unit truk (truk kapasitas 18 ton) atau 1068 smp/hari atau 178 smp/jam (satu
arah) terbagi atas 4 lokasi pekerjaan jadi untuk setiap lokasi pekerjaan terdapat : segmen 1:
99 unit dump truck, segnen II : 63 unit Dump Truck, segmen III: 62 unit Dump Truck dan
lokasi IV: 102 unit dump truck. Kendaraan-kendaran tersebut akan melalui jalan-jalan yang
umumnya klas II B (LHR <2.000 smp/jam)pada jam: 22.00 - 04.00 WIB. Dengan demikinn
bangkitan lalu lintas belum melampaui LHR yang dijinkan, namun manuver kendaraan
truk pada persimpangan-persimpangan dan daerah rawan macet ( pasar Tradisional) dapat
menyebabkan sedikit gangguan lalu lintas (kemacetan).
e. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkait oleh adanya gangguan lalu lintas adalah
kemacetan, kecelakaan, penurunan kualitas udara dan persepsi masyarakat.
f. Sifat kumulatif dampak
8
Dampak akan berakhir dengan berakhirnya aktivitas mobilisasi material sebagai sumber
dampak, sehingga tidak bersifat kumulatif.
g. Berbalik atau tidak berbalíknya dampak
Dampak kemacetan lalulintas akibat mobilisasi material dan peralatan ini akan berkahir
setelah kegiatan mobilisasi material selesai.
9
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)
Tindakan Pengelolaan Lingkungan
No Komponen Lingkungan Jenis Dampak Sumber Dampak Tolak Ukur Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode/Waktu Pengelolaan
Hidup
1. Jalan Ciledug
Raya
a. Survei pengamatan 2. Jalan Ulujami Dilaksanakan
pada lapangan Raya secara periodik
Kegiatan pekerjaan secara langsung 3. Jalan Anggrek
Peningkatan pada saat Dinas Kesehatan DKI
konstruksi yang PT. Marga Lingkar BPLH kota DKI
Kebisingan 4. Jalan Meruya pembangunan Jakarta
1. menimbulkan suara b. Pengambilan data Jakarta (MLJ) Jakarta
Selatan jalan tol
kebisingan. untuk diolah di
laboratorium 5. Jalan Joglo Raya berlangsung
6. Jalan Meruya Ilir
7. Kebon Jeruk
Junction
1. Jalan Ciledug
Raya
Sampling kualitas 2. Jalan Ulujami
udara dan analisa Raya
Kegiatan pekerjaan laboraturium; 3. Jalan Anggrek Dilaksanakan
konstruksi seperti Hasil analisa secara periodik Dinas Kesehatan DKI
2. Penurunan 4. Jalan Meruya PT. Marga Lingkar BPLH kota DKI
mobilisasi alat dan dibandingkan dengan pembangunan jalan Jakarta
Kualitas Udara Selatan Jakarta (MLJ) Jakarta
bahan. baku mutu udara tol berlangsung
Kepututsan Gubernur 5. Jalan Joglo Raya
Propinsi DKI Jakarta 6. Jalan Meruya Ilir
No. 551 tahun 2001 7. Kebon Jeruk
Junction
12
1. Saluran drainase
wilayah Meruya
Utara
2. Saluran drainase
Kegiatan a. Survei pengamatan wilayah Meruya Pengamatan
konstruksi yang pada lapangan Selatan dilakukan secara Dinas Kesehatan DKI
3. Genangan atau PT. Marga Lingkar BPLH kota DKI
memotong secara langsung 3. Saluran drainase periodic terutama Jakarta
banjir Jakarta (MLJ) Jakarta
saluran air atau b. Survei kapasitas wilayah jl. saat musim
sungai pengaliran sungai Samanea penghujan
4. Saluran drainase
wilayah Joglo
5. Anak Sungai
Pesangrahan
a. Kegiatan
Mobilisasi
1. Gunung Sindur
/Demobilisasi
2.Daerah Serpong
peralatan Pengamatan
(Tangerang)
b. Kegiatan dilakukan sebelum
Survei pengamatan 3.Kodya Tangerang
pengadaan dan dan sesudah Dinas Kesehatan DKI
4. Ganguan Lalu lapangan secara 4.Pamuang PT. Marga Lingkar BPLH kota DKI
pengakutan pelaksanaan Jakarta
Lintas langsung 5.Ciputat Jakarta (MLJ) Jakarta
material dari mobilisasi alat dan
(Tangerang)
tempat material kerja
6.Jakarta Selatan
pengambilan
7.Jakarta Barat
material ke lokasi
proyek
pembangunan
13
KESIMPULAN
Dari analisa studi AMDAL pada Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi W2 Utara
(Kebon Jeruk-Ulujami) dapat diambil kesimpulan:
Analisis AMDAL pada makalah ini berkonsentrasi pada tahap konstruksi khususnya
komponen lingkungan Kebisingan, Kualitas Udara, Genangan atau Banjir dan Kemacetan Lalu
Lintas.
Kegiatan pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Seksi W-2 adalah bagian dari
Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) yang dimaksudkan untuk mengurangi
beban jaringan jalan dalam kota karena dapat melayani arus lalu lintas antar kota tanpa
mengganggu sistem lalu lintas di dalam kota.
14