Anda di halaman 1dari 10

Envirnmental Engineering

Amdal Konverensi Pelaksanaan Proyek


Pembangunan Jembatan Sawang Kupula
Cunda, Lhokseumawe
Tiara Noviri Kristin (211343082)
Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bertujuan untuk mendukung
istribusi lalu lintas barang maupun manusia dan membentuk struktur ruang wilayah
Renstra Kementerian PU 2010-2014,2010), sehingga pembangunan infrastruktur
memiliki 2 (dua) sisi yaitu: tujuan pembangunan dan dampak pembangunan.

Setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pasti menimbulkan dampak


terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak negatif, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana melaksanakan pembangunan untuk mendapatkan
hasil dan manfaat yang maksimum dengan dampak negatif terhadap lingkungan yang
minimum.
Dampak Pada Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan pada tahap pra-konstruksi yang sangat potensial menimbulkan dampak terhadap lingkungan
(khusus dampak sosial) adalah pembebasan lahan. Dampak pembebasan lahan ini sangat sensitif karena
pada umumnya erat kaitannya dengan kelangsungan hidup pemilik lahan terutama kalau lahan yang
dibebaskan itu berupa areal pemukiman.
Pelaksanan Proyek Pembangunan Jembatan Sawang Kupula, Cunda, Lhokseumawe memerlukan
pembebasan lahan untuk pengerjaan jalan dua jalur sepanjang 400 meter. Pelaksanaan
pembebasan lahan biaya ganti rugi lahan juga memerlukan penanganan yang seksama karena
menyangkut berbagai aspek sosial, ekonomi, dan budaya.
Dampak negatif yang mungkin timbul akibat pembebasan lahan antara lain:

Terjadinya Spekulasi Ketidakpastian atas Terjadi Konflik antara Pelaksana Proyek


Tanah Besarnya Ganti Rugi dengan Warga Pemilik Tanah di Area
Proyek
Dampak Pada Tahap Konstruksi
Kegiatan pekerjaan umum pada tahap konstruksi biasanya menggunakan alat-alat
berat seperti bolldozer, excavator, trailer, truk dan lain-lain. Pengoperasian alat-alat
berat tersebut mempunyai potensi dampak pada komponen lingkungan fisik
seperti:
Peningkatan Pencemaran Tanah
Kebisingan Dan Air

Pencemaran Gangguan Pada


Udara Kondisi Hidrologi
Dampak Komponen Biologi bisa saja terjadi
berupa :
● Penurunan populasi vegetasi akibat kegiatan Land Clearing
● Gangguan pada biota akuatik sebagai dampak lanjutan dari
pencemaran.
Dampak Pada Komponen Lingkungan Sosial,
Ekonomi dan Budaya antara lain:
Keterlambatan pengerjaan karena pembebasan lahan.
01 Pengerjaan proyek sempat terhambat karena adanya beberapa area tanah milik warga
belum tuntas dibebaskan yang diakibatkan pemilik tanah tidak bersedia tanahnya dibayar
dengan nilai ganti rugi yang kecil.
Peningkatan kepadatan lalu lintas.
02 Kepadatan lalulintas seperti kemacetan meningkat karena adanya aktifitas keluar masuk
alat berat, keluar masuk truk pengangkut material dan pengukuran ketika pelakasanaan.

Kerusakan prasarana umum.


03 Beberapa prasarana umum yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan Proyek
Pembangunan Jembatan Sawang Kupula Cunda Lhokseumawe antara lain : Intalasi
kabel listrik PLN, pipa PDAM, instalasi kabel Telkom, tiang dan gardu listrik.
Dampak Pada Komponen Lingkungan Sosial,
Ekonomi dan Budaya antara lain:
Gangguan kesehatan masyarakat.
04 Kebisingan peralatan, debu yang timbul akibat pekerjaan tanah berakibat buruk bagi
kesehatan warga disekitar tempat pelaksanaan proyek. Banyak penyakit yang bisa timbul
akibat aktivitas pembangunan, antara lain :
• Gangguan pendengaran
• Asma (gangguan saluran pernafasan)
• Iritasi mata karena debu
Dampak Pada Komponen Lingkungan Sosial,
Ekonomi dan Budaya antara lain:
Konflik sosial akibat penggunaan tenaga kerja dari luar lokasi proyek.
05 Selain peralatan, pengerjaan proyek tentu memerlukan tenaga ahli maupun bukan tenaga
ahli (buruh). Pemakaian tenaga kerja dari luar daerah oleh pelaksana (kontraktor) tentu
menimbulkan relasi dari warga sekitar proyek, karena merasa proyek tersebut di daerah
mereka kenapa tidak memakai tenaga kerja dari mereka pula. Seperti diproyek ini, tenaga
kerja cenderung lebih banyak dari daerah Medan.
Beberapa alternatif untuk menghindari atau menanggulangi dampak lingkungan pada
tahap konstruksi seperti pencegahan teriadi erosi, longsor dan debu, telah dijadikan
prosedur keria yang harus dilaksanakn oleh setiap pelaksana kegiatan. Namun dalam
pelaksanaan dilapangan hal itu sering diabaikan dengan alasan untuk menghemat biaya
pelaksanaan pekerjaan.
Kesimpulan & Saran

Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan


disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan
berlanjut (sustainable development). Instrumen untuk mencapai pembangunan
berlanjut adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumen yang
sifatnya formal dan wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi
pembangunan proyek-proyek kegiatan-kegiatan yang kemungkinan akan
menimbulkan dampak besar dari penting terhadap lingkungan hidup.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai