Anda di halaman 1dari 7

WAWASAN LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan srijaya negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 email. info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pembangunan Infrastruktur Jembatan yang Berwawasan
Lingkungan
Pembangunan merupakan proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki taraf hidup masyarakat, yang ditandai dengan adanya pertumbuhan
ekonomi, industrialisasi dan modernisasi. Namun dalam pelaksanaan khususnya pada
pembangunan yang bersifat fisik seringkali para pihak yang terlibat mengabaikan
masalah lingkungan, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan. Demikian juga
dengan pembangunan infrastruktur jembatan, masalah lingkungan tidak terlalu
diperhatikan, baik pada saat perencanaan maupun pada saat pengoperasiannya, hal ini
karena pihak- pihak yang terlibat dalam kegiatan pembangunan tersebut lebih
mengutamakan hasil atau produk dari pembangunan itu sendiri, sementara dampaknya
terhadap lingkungan masih diabaikan. Pada dasarnya kegiatan pembangunan
infrastruktur jembatan pasti mengakibatkan dampak terhadap lingkungan baik dampak
positif maupun dampak negatif, sebagai contoh pembangunan jembatan pada daerah
yang tidak stabil dapat mengakibatkan kejadian jembatan putus yang efeknya bahkan
lebih besar daripada penebangan hutan (Sumarwoto et.al,2001). Agar pembangunan
infrastruktur jembatan yang dilaksanakan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan
atau setidaknya meminimalisasi dampaknya terhadap lingkungan maka pembangunan
tersebut harus berwawasan lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang baik
dari sudut pandang ekologi atau lingkungan, dengan kata lain adanya keharmonisan
dengan alam (Mustika,2006). Untuk dapat mewujudkan pembangunan infrastruktur
jembatan yang berwawasan lingkungan, maka dalam setiap tahapan pembangunan harus
memperhitungkan dampaknya terhadap lingkungan. Pembangunan yang berwawasan
lingkungan dengan sendirinya akan menciptakan pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development).
WAWASAN LINGKUNGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan srijaya negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 email. info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.2 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan dalam Pembangunan


Infrastruktur Jembatan
Kebijakan pembangunan infrastruktur jembatan yang berwawasan lingkungan
telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 69/PRT/M/1995 tentang
Pedoman Teknis AMDAL Proyek Bidang Pekerjaan Umum, yang pada prinsipnya
mengatur semua aspek lingkungan pada seluruh siklus pembangunan proyek bidang
pekerjaan umum, termasuk proyek pembangunan infrastruktur jembatan.
Siklus pembangunan proyek infrastruktur jembatan terdiri dari 8 (delapan)
kegiatan (Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Jembatan,DPU,2006) yaitu :
1. Perencanaan umum
2. Pra studi kelayakan
3. Studi kelayakan
4. Perencanaan teknis
5. Pra konstruksi
6. Konstruksi
7. Pasca konstruksi
8. Evaluasi pasca konstruksi
WAWASAN LINGKUNGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan srijaya negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 email. info@mail.polsriwijaya.ac.id

Sumber : Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, DPU


Gambar 2.1 Bagan Integrasi Pertimbangan Lingkungan dalam Siklus Pembangunan
Infrastruktur Jembatan.
Namun, tidak semua siklus dilaksanakan dalam kegiatan pembangunan infrastruktur
jembatan, sebagai contoh dengan pertimbangan tertentu suatu proyek pembangunan
jembatan setelah perencanaan umum langsung studi kelayakan tanpa adanya pra studi
kelayakan. Penerapan pertimbangan lingkungan seperti yang tercantum pada gambar
2.1 di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tahap perencanaan umum
Siklus proyek atau pembangunan infrastruktur jembatan diawali dengan perencanaan
umum yang berupa gagasan awal baik ide pembangunan jembatan baru maupun
peningkatan jembatan yang telah ada. Walaupun masih berupa perencanaan umum dan
belum adanya kegiatan fisik, namun pihak pemrakarsa proyek sudah harus
mengidentifikasi sedini mungkin dampak yang akan ditimbulkan dengan adanya proyek
atau pembangunan jembatan terhadap lingkungan, melalui proses penyaringan
lingkungan. Dengan adanya proses penyaringan tersebut akan didapat gambaran apakah
suatu proyek perlu adanya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) atau
cukup dengan RKL (Rencana
WAWASAN LINGKUNGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan srijaya negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 email. info@mail.polsriwijaya.ac.id

Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) ataupun cukup


dengan penerapan SOP (Standard Operation Procedure).
b. Tahap pra studi kelayakan
Kegiatan proyek pada tahap ini adalah perumusan garis besar rencana kegiatan
yang meliputi penentuan beberapa alternatif koridor trase / alinyemen jembatan, dan
setiap alternatif dikaji aspek teknis, ekomis dan juga kelayakan lingkungan melalui
proses kajian awal lingkungan.

c. Tahap studi kelayakan

Kegiatan utama proyek pada tahap ini adalah analisis kelayakan teknis,
ekonomi, finansial dan lingkungan secara lebih mendalam terhadap alternatif trase
jembatan berdasarkan data yang didapat dari hasil survey. Analisis kelayakan
lingkungan dilakukan melalui studi AMDAL atau RKL dan RPL.
Rencana trase atau lalu lintas yang akan melewati jalan tersebut, harus dapat
diterima oleh lingkungan di sekitarnya, baik pada waktu pembangunan, pengoperasian
maupun pemeliharaannnya (Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan,DPU,2005),
misalnya :
1. Alternatif rute tidak melalui daerah konservasi
2. Alternatif rute tidak menimbulkan dampak yang besar terhadap lingkungan
sekitarnya
3. Dampak sosial dan pengadaan tanah perlu diantisipasi
4. Identifikasi keperluan penyusunan AMDAL atau RKL dan RPL, serta menyiapkan
kerangka acuan kerja
5. Mendukung tata ruang dari wilayah studi
Kesimpulan dan rekomendasi dari studi kelayakan lingkungan disajikan dalam bentuk
dokumen RKL dan RPL yang merupakan pedoman untuk pengelolaan lingkungan pada
tahap perencanaan teknis (detail design), pra konstruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi.
WAWASAN LINGKUNGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan srijaya negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 email. info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Tahap perencanaan teknis

Lingkup pekerjaan pada tahap perencanaan teknis antara lain :


 Penetapan trase/rute jalan secara definitif berdasarkan pengukuran lapangan
yang akurat
 Perhitungan struktur, pembuatan gambar rencana rencana teknis detail jembatan
dan bangunan pelengkapannya serta penetapan syarat-syarat dan spesifikasi
teknis yang digunakan pada tahap konstruksi
 Perhitungan biaya konstruksi
 Penyusunan dokumen lelang dan dokumen kontrak pekerjaan konstruksi
Integrasi pertimbangan lingkungan yang diperlukan pada tahap ini adalah
penjabaran RKL dalam bentuk gambar-gambar dan syarat-syarat serta spesifikasi dalam
pengelolaan lingkungan. Untuk keperluan tersebut, konsultan perencana teknis harus
memahami dokumen RKL yang telah ditetapkan, karena itu tim konsultan perencana
seyogyanya dilengkapi dengan tenaga ahli lingkungan. Dalam kegiatan
Dalam perhitungan biaya konstruksi jembatan sudah harus mencakup biaya
pengelolaan lingkungan, baik pada tahap konsruksi maupun pada tahap pasca konsruksi.
Jika diperlukan pengadaan tanah, maka pada tahap ini perlu dilakukan studi pengadaan
tanah dan pemukiman kembali termasuk semua dampak yang akan timbul, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam dokumen RKL.

e. Tahap pra konstruksi

Kegiatan pada tahap ini adalah pengadaan tanah dan pemukiman kembali
penduduk yang terkena proyek (bila perlu) yang dilaksanakan oleh pemrakarsa proyek
atau instansi terkait. Pengelolaan lingkungan pada tahap ini adalah pelaksanaan dan
pemantapan RKL dan RPL untuk penanganan dampak sosial yang mungkin terjadi.

f. Tahap konstruksi

Kegiatan pada tahap konstruksi terutama pekerjaan teknik sipil, meliputi


pekerjaan tanah, struktur jembatan, bangunan pelengkap dan perlengkapannya.
Penerapan pertimbangan lingkungan pada tahap ini adalah pelaksanaan dan pemantapan
WAWASAN LINGKUNGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan srijaya negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 email. info@mail.polsriwijaya.ac.id
RKL dan RPL tahap konstruksi, untuk menangani semua dampak yang timbul akibat
pelaksanaan kegiatan konstruksi, seperti erosi, pencemaran udara, kebisingan, gangguan
pada prasarana umum dan utilitas di areal proyek dan sebagainya.

g. Tahap pasca konstruksi

Kegiatan proyek pada tahap pasca konstruksi adalah pengoperasian


(pemanfaatan) jembatan dan sekaligus pemeliharaannya agar dapat dimanfaatkan secara
optimal dan berkelanjutan. Untuk menangani dampak terhadap lingkungan akibat
pengoperasian dan pemeliharaan ruas jalan atau jembatan tersebut, diperlukan
pelaksanaan dan pemantapan RKL dan RPL tahap pasca konstruksi, antara lain meliputi
pengaturan lalu lintas, pencemaran udara dan kebisingan serta pengendalian
penggunaan lahan di kiri-kanan jalan.

h. Tahap evaluasi pasca proyek

Evaluasi pasca proyek bertujuan untuk menilai penggunaan atau


pengoperasionalan ruas jembatan yang telah dibangun / ditingkatkan sampai dengan
tercapainya umur rencana desain. Pertimbangan lingkungan pada tahap ini adalah
evaluasi pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahap sebelumnya
agar dapat dijadikan masukan dalam kegiatan perencanaan pembangunan infrastruktur
jembatan selanjutnya.
Kegiatan pengelolaan lingkungan yang terdapat dalam setiap siklus kegiatan
pembangunan infrastruktur jembatan yang telah dijelaskan di atas harus dipantau
pelaksanaannya agar dapat diketahui kualitas lingkungan sebelum dan setelah
pelaksanaan pembangunan jembatan. Selain itu dengan pemantauan pengelolaan
lingkungan dapat diketahui keberhasilan pengelolaan lingkungan pada kegiatan
pembangunan infrastruktur jembatan.

2.3 Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Jembatan yang Berwawasan


Lingkungan di Indonesia

Pemerintah sebagai penentu kebijakan dalam kegiatan pembangunan


infrastruktur jembatan, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum telah banyak
mengeluarkan keputusan, peraturan dan NSPM (Norma, Standar, Pedoman dan Manual)
WAWASAN LINGKUNGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan srijaya negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 email. info@mail.polsriwijaya.ac.id
pembangunan infrastruktur jembatan yang berwawasan lingkungan. Aturan-aturan
tersebut telah dijadikan bagian dari dokumen kontrak seperti dituangkan dalam syarat-
syarat kontrak dan dalam spesifikasi teknis, sehingga aturan tersebut mengikat para
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kontrak pembangunan jalan dan jembatan baik
pihak proyek maupun penyedia jasa (kontraktor).
Akhir-akhir ini pemerintah tengah menggalakkan program “green construction”
yaitu kegiatan pembangunan atau konstruksi yang ramah lingkungan. Dalam kegiatan
pembangunan infrastruktur jembatan, pemerintah tengah menggalakkan program
penggunaan material daur ulang, yaitu penggunaan kembali bahan agregat dari
konstruksi yang telah rusak dengan menggunakan teknik dan campuran tertentu
sedemikian rupa agregat tersebut dapat digunakan kembali untuk pembangunan
jembatan baru sehingga dapat menghemat penggunaan sumberdaya alam batuan dan
pasir. Dalam hal konstruksi penahan longsor pondasi jembatan tengah dikembangkan,
selain murah, kuat dan ramah lingkungan juga menambah nilai estetika.

Anda mungkin juga menyukai