TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Respect
Pada abad ke-18, filsuf besar pertama Barat, dari Jerman, Immanuel Kant
berpendapat bahwa semua orang mempunyai pengaruh yang kuat dalam ”respect”.
Kant menjelaskan bahwa seseorang perlu menghormati dirinya dan orang lain.
Respect atau menghormati merupakan rasa kesadaran setiap orang atas apa yang
dilakukan orang lain kepada masyarakat sekitar. Menurut Stevenson (2006) hormat
merupakan satu dari lima puluh aspek pembentuk karakter individu. Karakter memiliki
bagian-bagian khas yang membentuknya menjadi kesatuan yang utuh. Salah satu dari
bagian ini adalah bertanggung jawab, suka menolong, jujur, serta hormat. Setiap bentuk
karakter tersebut memiliki kekuatan masing-masig dan perlu dilatih untuk
memantapkan keperibadian individu.
Respect adalah mengakui, menghargai dan menerima konseli apa adanya, tidak
membodoh-bodohkan konseli, terbuka menerima pendapat dan pandangan konseli tanpa
menilai atau mencela, terbuka untuk berkomunikasi dengan konseli dan tidak hanya
menghargai akademik, memberi keamanan psikologis dan memberi pengalaman sukses
kepada konseli (Patterson, 1973). Salah satu prinsip dasar dalam berkomunikasi secara
efektif adalah dengan memberikan penghargaan jujur dan tulus. Kebutuhan untuk
dihargai merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam konsep manajerial,
supaya dapat membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal
terbaik adalah dengan memberikan penghargaan yang tulus.
2.3 Hipotesis