PEMBAHASAN
3.1 Awal Proyek
Proyek pembangunan kereta cepat ini dicetuskan pada akhir 2015. Awalnya,
pemerintah tidak mau campur tangan dalam proyek tersebut. Dalam Perpres 107/2015
disebutkan proyek tersebut tidak menggunakan APBN dan tanpa jaminan pemerintah.
Namun, dalam Perpres 3/2016, pemerintah menjadikan kereta cepat Jakarta-Bandung
sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN).
Selain itu, dalam perpres tersebut pemerintah juga dapat memberikan jaminan
terhadap PSN yang dilaksanakan BUMN. Dalam perpres itu, kereta cepat Jakarta-
Bandung tercatat sebagai proyek ke 60 dari 225 PSN yang dicanangkan pemerintah
pusat.
Pada 21 Februari lalu, misalnya, KCIC mengatakan sekitar 300 pekerja asal Cina
belum bisa kembali ke Indonesia untuk bekerja akibat pandemik COVID-19. Namun,
dilansir kompas.com, staf Khusus Menteri Perhubungan Adita Irawati menegaskan
bahwa kendati pandemik COVID-19 memiliki dampak pada kelangsungan proyek,
target perampungan proyek ini masih tetap sesuai jadwal.
Dan masalah terbaru adanya kendala teknis ditemukan pada areal lahan yang
bakal dibangun tiga ruas terowongan di sekitar Desa Bunder, Jatiluhur, Purwakarta.
Pada jalur itu, terdapat tanah lunak atau lempung yang menyulitkan untuk ditembus
alat pengebor terowongan.
3.5 Target
Penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung terus didorong untuk selesai
pada Juni 2023 mendatang. Namun bukan pekerjaan mudah karena masih ada
beberapa masalah yang menghambat proyek ini.
Saat ini perkembangan fisik pembangunan proyek ini sudah mencapai 79,9%,
dimana progres jembatan sudah 89%, subgrade 78%, terowongan 98%.Adapun
pengerjaan empat stasiun sudah berkisar 40% - 60%.
Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet
Riyadi mengatakan, harapan presiden akhir 2022 bisa dilakukan uji coba secara
dinamis, waktu kunjungan ke titik pekerjaan terowongan 2 pada 17 Januari 2022 lalu.
"Uji coba dari stasiun Tegalluar Bandung Timur dan Padalarang Bandung Barat,
baru saatnya nanti Juni 2023 bisa dioperasikan