Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Awal Proyek
Proyek pembangunan kereta cepat ini dicetuskan pada akhir 2015. Awalnya,
pemerintah tidak mau campur tangan dalam proyek tersebut. Dalam Perpres 107/2015
disebutkan proyek tersebut tidak menggunakan APBN dan tanpa jaminan pemerintah.
Namun, dalam Perpres 3/2016, pemerintah menjadikan kereta cepat Jakarta-Bandung
sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN).
Selain itu, dalam perpres tersebut pemerintah juga dapat memberikan jaminan
terhadap PSN yang dilaksanakan BUMN. Dalam perpres itu, kereta cepat Jakarta-
Bandung tercatat sebagai proyek ke 60 dari 225 PSN yang dicanangkan pemerintah
pusat.

3.2 Proyek Patungan


Kereta cepat Jakarta-Bandung tercatat sebagai PSN dengan total investasi
Rp66,775 triliun, namun angkanya diperkirakan naik menjadi Rp80 triliun. Proyek
tersebut digarap PT KCIC yang merupakan perusahaan patungan antara BUMN
dengan konsorsium Cina (China Railway International Co. Ltd).
Sebanyak empat BUMN yang turut terlibat dalam proyek ini membentuk PT Pilar
Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Sebagai catatan, keempat BUMN tersebut adalah
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Kereta
Api Indonesia (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara VIII. Sejumlah BUMN
tersebut punya porsi saham yang berbeda-beda di PT PSBI.
WIKA memiliki saham sebanyak 38 persen, PTPN VIII dan KAI masing-masing
dengan 25 persen, lalu Jasa Marga sebanyak 12 persen. PT PSBI memegang 60
persen saham PT KCIC. Sisa 40 persen lainnya dipegang konsorsium Cina.

3.3 Sederet Masalah dan Upaya Penyelesaiannya

Pengelolaan drainase yang buruk pernah dikomentari Menteri PUPR Basuki


Hadimuljono. Menurut Basuki, hal tersebut menjadi salah satu penyebab banjir di
pinggiran tol Bekasi beberapa waktu lalu. Untuk menangani banjir di kawasan
tersebut, PUPR membongkar drainase di tol yang tertutup proyek kereta cepat
tersebut.
Kalau di pinggir-pinggir tol karena ada pengerjaan proyek KCIC, Kereta Cepat,
maka kami bongkarin drainase-nya. Target operasi pun juga mundur. Dalam rencana
awal, proyek tersebut ditargetkan beroperasi pada Agustus 2019. Namun, lambannya
progres proyek membuat target direvisi. Selain itu, Menteri Badan Usaha Milik
Negara sebelumnya, Rini Soemarno, sempat merevisi target operasi. Ia mengatakan
pembangunan akan selesai pada 2020. Tak lama kemudian, Rini kembali merevisi
target proyek hingga Maret 2021. Merebaknya wabah corona (COVID-19) disinyalir
akan turut memengaruhi kinerja proyek kereta cepat ini.

Pada 21 Februari lalu, misalnya, KCIC mengatakan sekitar 300 pekerja asal Cina
belum bisa kembali ke Indonesia untuk bekerja akibat pandemik COVID-19. Namun,
dilansir kompas.com, staf Khusus Menteri Perhubungan Adita Irawati menegaskan
bahwa kendati pandemik COVID-19 memiliki dampak pada kelangsungan proyek,
target perampungan proyek ini masih tetap sesuai jadwal.

Dan masalah terbaru adanya kendala teknis ditemukan pada areal lahan yang
bakal dibangun tiga ruas terowongan di sekitar Desa Bunder, Jatiluhur, Purwakarta.
Pada jalur itu, terdapat tanah lunak atau lempung yang menyulitkan untuk ditembus
alat pengebor terowongan. 

“Perlu diketahui, area tunnel 2 berada di area formasi clay shale ekstrem


sehingga dibutuhkan kehati-hatian dalam pengerjaannya,” kata Rahadian, mengacu
pada karakter tanah yang tidak stabil.
Ia mengatakan konsorsium telah menyiapkan empat solusi untuk mengatasi hal
tersebut, yakni melakukan penguatan dinding terowongan dengan metode surface
grouting, penambahan titik penggalian dari dua menjadi empat arah untuk
mempercepat proses pengerukan tanah, dan menambah tenaga kerja. 
“Solusi lainnya adalah perubahan metode kerja. Penggalian juga diubah
dari three bench menjadi double side wall untuk menghindari terjadinya longsor
yang lebih besar. Perubahan ini membuat pekerjaan yang dilakukan membutuhkan
waktu yang lebih lama dan kehati-hatian yang sangat tinggi,” katanya. 

3.4 Progres Pembangunan


Selama semester pertama tahun 2022, sejumlah progres pembangunan proyek
KCJB berhasil dicapai. Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi
menyebutkan pihaknya bersama kontraktor berupaya semaksimal mungkin untuk
melakukan percepatan pembangunan.
Berikut ini adalah beberapa pencapaian proyek KCJB sepanjang semester 1 Tahun
2022:
 13 Tunnel Berhasil Ditembus
Memasuki tahun 2022, proyek KCJB menyisakan 3 tunnel yang masih dalam
proses penggalian. Ketiga tunnel tersisa yang terdiri dari Tunnel 2, Tunnel 4, dan
Tunnel termasuk dalam konstruksi dengan tingkat kesulitan tinggi. Namun dengan
berbagai upaya kolaborasi, seluruh Tunnel KCJB berhasil ditembus. Pada 22
Februari 2022, Tunnel Method (NATM) berhasil tembus. Disusul dengan Tunnel
pada awal April 2022. Kemudian pada 17 Juni 2022, Tunnel yang sempat menjadi
kendala tersulit selama proyek KCJB berjalan, berhasil ditembus.

 Produksi Slab Track Rampung


Pada pertengahan Mei, kebutuhan slab track atau bantalan rel beton untuk
proyek KCJB tuntas diproduksi. Penyelesaian ini bahkan lebih cepat dari target
yang ditetapkan. Penyelesaian produksi bantalan rel beton ini mendukung
kelancaran Track Laying KCJB dan berdampak positif terhadap upaya percepatan
pembangunan KCJB.

 Pemasangan Rel KCJB Mulai Berjalan


Pada pertengahan April 2022, kontraktor KCJB mulai melakukan
pemasangan rel atau track laying KCJB dari arah Depo Tegalluar, Kabupaten
Bandung. Proses track laying dilakukan secara bertahap dan ditargetkan rampung
pada Januari 2023.

 Struktur Layang dari CY Arah Jakarta dan Bandung Sudah Terhubung


Pemasangan Girder Box dari Casting Yard di Cikarang Barat arah Jakarta
sudah rampung pada 24 Juni 2022. Sebelumnya pemasangan Girder Box dari CY
arah Bandung rampung pada 28 Mei 2022. Total sebanyak 1.018 girder box sudah
diproduksi dan selesai dipasang dari CY

 Struktur Layang dari CY ke Arah Bandung Sudah Tersambung


Dari Casting Yard yang berlokasi di Kopo, Bandung, proses pemasangan
girder box arah Bandung sudah selesai pada akhir Mei lalu. Adapun proses
pemasangan girder box arah Jakarta dari CYdiprediksi akan rampung pada
September mendatang. Hingga saat ini tersisa 51 Girder Box yang belum
terpasang.

 Produksi EMU dan CIT Telah Rampung Di awal April 2022,


PT KCIC menyampaikan seluruh rangkaian Electric Multiple Unit (EMU)
yang berjumlah 11 unit dan satu unit Comprehensive Inspection Trai (CIT) atau
Kereta Ukur sudah selesai diproduksi di CRRC Sifang, Qingdao, provinsi
Shandong, Tiongkok. Seluruh rangkaian EMU dan CIT KCJB ini, rencananya
akan mulai dikirim ke Indonesia di Semester 2 tahun 2022.

 Preloading SG7B hingga SG14 Selesai


Progres pembangunan juga terlihat di sisi subgrade. Pada 26 Juni 2022,
kontraktor telah berhasil melakukan pekerjaan preloading dari Subgrade 7 hingga
Subgrade 14 dengan volume mencapai 99.329 m3.

3.5 Target
Penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung terus didorong untuk selesai
pada Juni 2023 mendatang. Namun bukan pekerjaan mudah karena masih ada
beberapa masalah yang menghambat proyek ini.
Saat ini perkembangan fisik pembangunan proyek ini sudah mencapai 79,9%,
dimana progres jembatan sudah 89%, subgrade 78%, terowongan 98%.Adapun
pengerjaan empat stasiun sudah berkisar 40% - 60%.
Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet
Riyadi mengatakan, harapan presiden akhir 2022 bisa dilakukan uji coba secara
dinamis, waktu kunjungan ke titik pekerjaan terowongan 2 pada 17 Januari 2022 lalu.
"Uji coba dari stasiun Tegalluar Bandung Timur dan Padalarang Bandung Barat,
baru saatnya nanti Juni 2023 bisa dioperasikan

3.6 Balik Modal


Dari hasil feasibility study terbaru pada 2021 lalu, penumpang kereta cepat
berkurang, salah satunya adalah rencana pemindahan ibu kota negara. Dwiyana
memaparkan, demand forecast pada 2017 lalu menunjukkan jumlah penumpang per
hari bisa mencapai 61.157 orang.
Kemudian studi terbaru yang dilakukan Juni 2021 lalu oleh Polar Universitas
Indonesia, turun menjadi 31.215 penumpang per hari."Dengan memperhatikan semua
asumsi termasuk terkait adanya rencana pemindahan Ibu Kota dan lain-lain
penumpang menjadi 31.215 penumpang per hari.
Adapun nilai investasi proyek saat ini membengkak yang diperkirakan menjadi
Rp113 triliun dari harga investasi awal Rp84 triliun. Meski angka total investasi
masih dikaji oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Anda mungkin juga menyukai