BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
• Tumpuan (Bearing)
2.3.3. Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah
dasar. Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pier jembatan dapat
dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :
1. Fondasi telapak (spread footing)
2. Fondasi sumuran (caisson)
3. Fondasi tiang (pile foundation)
• Tiang pancang kayu (Log Pile)
• Tiang pancang baja (Steel Pile)
• Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile)
• Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete
Pile), spun pile
• Tiang beton cetak di tempat (ConcreteCast in Place), borepile, franky pile
• Tiang pancang komposit (Compossite Pile)
pengelasan otomatis, dan perubahan harga baja relatif terhadap tenaga kerja secara
signifikan mempengaruhi desain jembatan modern.
2. Kerugian
• Bisa berkarat
• Lebih berisik jika dilewati beban seperti kereta api
Kalau baut yang diulir penuh digunakan sebagai alat penyambung, maka
ulir baut akan berada pada bidang geser. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar
berikut.
baut = 10700 kg. Untuk menghitung luas penampang baut tidak diulir penuh
digunakan rumus :
1
Abaut = π . d 2s
4
1. Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)
Gambar 2.7 Baut yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus sumbu
Besarnya tegangan izin baut pada sambungan yang menggunakan
baut telah diatur pada PPBBI Pasal 8.2 yaitu
Tegangan geser izin : τ =0,6. σ
Tegangan Tarik izin :σ tarik =0,7. σ
Tegangan idiil (akibat geser dan tarik) izin :
akan berubah menjadi oval. Karena itu harus dihitung kekuatan tumpuan
dengan rumus :
Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya,
tidak boleh lebih dari 5 buah.
Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang
disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh lebih besar
dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang disambungkan).
Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari sumbu ke
sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan
tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.
Jika sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling,
maka jarak antara kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke sumbu dari 2
baut yang berurutan pada satu baris tidak boleh kurang dari 2,5 d dan
tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.
2,5 d < s < 7 d atau 14 t
2,5 d < u < 7 d atau 14 t
1,5 d < s1 < 3 d atau 6 t
Jika sambungan terdiri dari lebih dari satu baris baut yang
dipasangberseling, jarak antara baris-baris buat (u) tidak bole kurang
dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t, sedangkan jarak
antara satu baut dengan baut terdekat pada baris lainnya (s2) tidak
boleh lebih besar dari 7
d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u.
2,5 d < u < 7 d atau 14 t
s2> 7 d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u
Pada umumnya paku keeling yang dipakai pada struktur baja adalah
paku keeling yang dipasang di bengkel dan paku keeling yang dipasang di
lapangan. Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, paku keeling
terdiri secara sederhana dari sebuah baja yang pendek, mudah ditempa dan
berbentuk mangkuk setengan bulatan. Tetapi bias juga kepala paku keeling
tersebut berbentuk bonggalan.
Pada saat paku keeling berada dalam keadaan plastis, paku keeling
dipukul dengan palu sehingga akan terbentuk sebuah kepala lagi pada sisi
yang lainnya, dan paku keeling tersebut mengembang serta mengisi
seluruh lubang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gamabr berikut ini.
Kecuali kombinasi tegangan geser dan tegangan tarik yang diizinkan sama
dengan kombinasi tegangan tarik pada sambungan baut, yaitu:
a. Las Tumpul :
Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan las tumpul ada 4 jenis
yaitu :
1. Las tumpul persegi panjang : Sambungan jenis ini hanya dipakai bila
tebal logam dasar tidak lebih dari 5mm
3. Las tumpul V ganda : sambungan jenis ini lebih cocok untuk seluruh
kondisi.
b. Las Sudut
Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan las sudut ada 3 jenis
yaitu:
1. Las sudut datar : Sambungan jenis ini adalah sambungan las yang
paling umum digunakan karena memberikan kekuatan yang sama
dengan pemakaian elektroda yang lebih sedikit.
BAB III
PERALATAN DAN BAHAN
3.1 Peralatan
Alat atau Perkakas adalah benda yang digunakan untuk mempermudah
pekerjaan dalam pelaksanaan bengkel perakitan jembatan ini ialah sebagai
berikut :
1. Meteran
Digunakan untuk mengukur jarak atau panjang
4. Penitik Besi
Digunakan untuk membuat tanda berupa lubang kecil sebagai letak
posisi mata bor
5. Palu
Digunakan untuk menggetok penitik besi pada pelat simpul sebagai
tanda saat pengeboran.
7. Sikat kawat
9. Tipex
Memberikan tanda / penamaan rangka batang.
3.2 Bahan
1. Profil Baja C
3. Pelat Baja
Digunakan sebagai pelat sambung antar batang pada tiap segmen, dan
sambungan rangka utama dengan diafragma, dan bracing, serta perletakan
jembatan
4. Baut
5. Besi Pipa
3.3 Perlengkapan K3
1. Sarung tangan
Sebagai pelindung tangan dari sisi pelat atau profil baja yang tajam setelah
pemotongan dan pelindung saat menggerinda
2. Earplug
Digunakan untuk meredam kebisingan oleh pengguna saat menggerinda
mesin tangan.
3. Masker
4. Wear pack
Sebagai seragam dan pelindung utama tubuh dari kotoran di tempat
pelaksanaan.
5. Safety Shoes
Melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda benda keras dan berat
seperti profil dan alat alat lainnya.
BAB IV
PROSEDUR PELAKSANAAN
4. Pemasangan gelagar melintang dengan 2 bagian rangka baja yang telah disusun
sebelumnya dengan menggunakan pelat dan baut.
5. Pemasangan ikatan angin bawah dengan baja reng TASO dengan bentuk
menyilang.
6. Pemasangan ikatan angin atas dengan baja reng TASO dengan bentuk
menyilang.
8. Pemasangan trotoar dan pelat lantai kendaraan dengan profil baja C dan profil
baja reng
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. panjang bentang jembatan yang dibuat dalam praktik ini yaitu 8 meter dengan
tinggi 1,75 meter.
2. Pekerjaan ini dibagi menjadi 2 kelompok, dimana saat penyambungan antara
kedua sisi jembatan tersambung dengan baik.
3. Untuk batang horizontal membutuhkan profil baja dengan panjang 2m
sebanyak 14 batang
5.2 Saran
1. Persiapan material dan alat untuk setiap pekerjaan harus dipastikan dalam
keadaan tersedia dan kondisi baik.
2. Dalam proses pemotongan profil baja untuk rangka batang haruslah dilakukan
dengan teliti karena akan mempengaruhi ke presisian dari jembatan rangka baja
itu sendiri.
3. Pada saat pengeboran pelat simpul clamp harus benar-benar terpasang dengan
baik karena apabila tidak makan akan bisa membahayakan pekerja karena pelat
simpul itu akan berputar saat dilakukan proses pengeboran.
4. Teamwork dan komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk mencapai hasil
yang maksimal.