KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita haturkan atas kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa,
karena rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Prakterk Laboratorium
Struktur ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Praktek
Laboratorium Struktur pada Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijay, dan sebagai
bahan pembelajaran untuk masa yang akan datang.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik dalam penulisan
maupun penggambaran rencana kerja. Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila masih
terdapat kekurangan, semoga laporan ini dapat bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah mempunyai peranan penting dalam ilmu teknik sipil, karena tanah sebagai
pendukung kekuatan konstruksi dasar bangunan. Tanah juga merupakan media yang paling
ideal bagi penerus gaya yang bekerja diatasnya. Berdasarkan letak geografis suatu tempat,
jenis tanah, karakteristik, dan sifat tanah, tidak semua tanah itu sama sehingga belum tentu
tanah tersebut baik digunakan untuk pendukung kekuatan struktur. Kita sering melihat naik
dan turunnya tanah pada pondasi bangunan ataupun jalan raya yang diakibatkan keruntuhan
geser tanah ( shear failure ). Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan sifat – sifat tanah agar
sesuai dengan sifat yang diinginkan.
Selain dari pengujian struktur tanah untuk perkerasan, suatu balok kayu pada sebuah
struktur pada umumnya menahan beban/ gaya lentur. Untuk mengetahui kekuatan terhadap
momen lentur maka perlu dilakukan pengujian. Sehingga bisa diketahui berapa tegangan
lentur maksimum dari kayu yang akan digunakan untuk struktur. Disamping itu, baja ringan
merupakan salah satu jenis material yang saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat
ialah baja ringan. Keuntungan dari penggunaan baja ringan sangat banyak, salah satunya yaitu
beratnya yang ringan serta mutu baja yang tinggi. Hal ini menjadi nilai tambah bagi material
baja ringan. Namun salah satu kekurangan pada profil baja ringan adalah lemah terhadap gaya
lentur yang mengakibatkan tekuk dan ketidakstabilan benda. Maka dari itu perlu dilakukan
pengujian untuk mengetahui kekuatan dari struktur sebuah bangunan atau konstruksi dalam
menahan beban dan gaya.
Dalam pengerjaannya, Teknik Sipil akan selalu berkaitan dengan tanah, karena tanah
merupakan tempat berpijaknya seluruh bangunan. Maka darpada itu, dilakukan penelitian
terhadap sifat dan kemampuan tanah. Salah satunya dengan dilakukannya beberapa pengujian
terhadap tanah, baik dilakukan dilaboratorium maupun dilapangan. Adapun pengujian yang
dilakukan antara lain yaitu, Hammer Test, CBR Lapangan, BPT, Lentur kayu dan balok, dan
Kuat Tekan.
Permasalahan dalam Pratikum Laboratorium Struktur ini adalah bagaimana teknik dan
prosedur/ langkah yang tepat dalam melakukan pengujian suatu tanah dan bagaimana
menggunakan peralatan pada pengujian tersebut. Langkah dan cara yang paling baik adalah
dengan berpedoman pada job sheet yang ada. Selain itu juga berdasarkan pada buku – buku
referensi yang berhubungan dengan mata kuliah Laboratorium Struktur ini.
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Dari laporan ini kita dapat mengetahui langkah – langkah pengujian struktur dari tanah
dan mendapatkan nilai dari pengujian yang dilakukan. Serta kita dapat mengetahui kekuatan
bahan – bahan konstruksi.
Dalam menyusun laporan mata kuliah laboratorium struktur ini, penyusun menerapka
beberapa metode pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :
A. Metode studi kepustakaan
Metode dimana data yang didapat berasal dari literatur, diktat, atau catatan, serta
ekspensi perhitungan secara lebih rinci dari bahan pustaka yang ditelaah dengan
kemungkinan – kemungkinan pengembangannya. Yang semuanya dihimpun dan diolah
penyusun dengan pengarahan dan bimbingan dari staf pengajar di laboratorium, sesuai
dengan permasalahan yang dibahas dalam laporan tersebut.
Metode dimana data yang didapat secara langsung dari lokasi pengujian (
laboratorium ) selama masa pengujian. Data – data tersebut menjadi dasar dari semua
pembahasan dalam menyusun laporan mata kuliah Laboratorium Struktur.
BAB II
LANDASAN TEORI
Adapun pengujian yang dilakukan antara lain : CBR Lapngan, Hammer Test, BPT, Dll.
Tahapan – tahapan yang umumnya dilakukan pada tahap perencanaan ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Penyelidikan Visual
Pengamatan visual diperlukan sebagai tahapan awal untuk mendefinisikan
permasalahan yang ada dilapangan. Dari pengamatan visual ini didapatkan informasi
mengenai tingkat layanan ( service ability ) dari komponen struktur ( seperti lendutan ),
baik tidaknya pengerjaan pada saat pembangunan struktur / komponen struktur ( misalnya
ada bagian keropos dan honeycombing pada beton ) material maupun tingkat struktural .
Untuk tahapan ini diperlukan adanya tenaga ahli yang terlatih yang dapat mendeteksi
hal – hal yang tidak normal yang terjadi pada struktur dan dapat membedakan jenis –
jenis kerusakan yang terjadi dan penyebabnya.
Biasanya untuk mengatasi kelemahan yang ada dari pengujian – pengujian yang
disebabkan pada ilustrasi diatas, dapat dilakukan penggabungan beberapa jenis pengujian.
Sebagai contoh, karena dapat memberikan hasil yang akurat, pengujian core dapat
digunakan untuk kalibrasi hasil pengujian ultrasonik dan hammer. Karena sifatnya yang
hanya sebagai mengkalibrasi, jumlah core yang diperlukan dapat diperkecil, sehingga
kerusakan yang timbul dapat diminimkan.
Untuk dapat membedakan jenis – jenis retak tersebut beserta penyebabnya, perlu
dilakukan penyelidikan yang mendalam mengenai pola retak yang terjadi. Dari
penyelidikan terdsebut bisa dugaan – dugaan awal mengenai penyebab retak.
merusak, karena kecepatan pelaksanaannya, biasanya dapat dilakukan dalam jumlah yang
besar yang lokasinya dapat disebarkan sehingga mencakup semua daerah dari komponen
struktur yang akan diuji.
Hammer test adalah suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Disamping
itu dengan menggunakan metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang
relatif singkat dengan biaya yang murah. Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan
beban intact ( tumbukan ) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang
diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu.
Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan
permukaan beton benda uji dapt memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi,
dapat memberikan pengujian ini adalah jenis hammer.
Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur.
Karena kesederhannanya, pengujian dengan menggunakan alat ini sangat cepta, sehingga
dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka
terhadap variasi yang ada pada oermukaan beton, misalnya keberadaan tulangan pada beton.
Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran disekitar setiap lokasi
pengukuran, yang hasilnya kemudian dirata – ratakan British Standard mengisyaratkan
pengambilan antara 9 – 25 kali pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum
300 mm2. Secara umum alat ini bisa digunakan untuk :
Memeriksa keseragaman kualitas beton pada struktur
Mendapatkan perkiraan kuat tekan beton
CBR adalah suatu jenis test untuk mengukur daya dukung / kekuatan geser tanah atau
bahan pondasi jalan. CBR hanya untuk jalan saja dimana beban kendaraan adalah beban
sementara ( bukan beban tetap ). CBR tidak untuk gedung, rumah, dan sejenisnya, karena
beban tetap juga menyebabkan settlement. Jadi Cbr tidak cocok untuk beban tetap.
CBR pertama kali diperkenalkan oleh California Division Of Highways pada tahun 1928
dan banyak dipopulerkan oleh O. J. Porter. CBR merupakan rasio (dalam persen ) antara
beban yang dibutuhkan ( kg/cm2 ) untuk menetrasi piston kedalam tanah sedalam 0,1” atau
0,2” ( JIS A 1211 : 2.5 mm atau 5.0 mm ) dengan beban yang dibutuhkan pada bahan standar
( batu pecah standar ) dengan kedalaman penetrasi yang sama. Nilai CBR batu pecah standar
= 100 %.
besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja. Benda uji yang digunakan adalah batang logam
yang berpenampang bulat atau persegi empat dengan ukuran sesuai standard benda uji
menurut Standard Insdustri Indonesia ( SII ) atau PUBI 1982.
Beton adalah bahan bangunan yang terdiri dari agregat kasar, agregathalus yang diikat
dengan menggunakan air dan semen, seringkali ditambahkan admixture atau additive bila
diperlukan. DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara semen
portlandatau semen hidrolik yang lainnya, agregrat halus, agregrat kasar dan air, dengan atau
tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat(SNI 2847:2013, 2013).
Beton merupakan material bahan bangunan yang paling umum digunakan. Dalam
konstruksi, beton memiliki peranan sangat penting. Kekuatan dari struktur beton menentukan
umur suatu bangunan. Selain menjadi struktur utama, beton memiliki sifat plastis yang
memungkinkan untuk dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Beton memiliki
kekuatan tekan yang tinggi dan tidak ada penurunan.
Beton secara umum adalah campuran bahan bangunan berupa agregatkasar dan agregat
halus kemudian direkatkan oleh semen bercampur air.Volume beton sebanyak 70% ditempati
agregat. (Tjokrodimuljo, K., 2007).
Menurut Mulyono (2005), beton mempunyai beberapa kelebihan yaitu cenderung mudah
dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi, mampu memikul beban yang berat, tahan
terhadap temperatur yang tinggi dan biaya perawatan yang murah. Kekurangan beton adalah
beton yang sudah dibentuk sulit untuk diubah, pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian
yang tinggi, dan beton dianggap tidak mampu untuk menahan gaya tarik sehingga perlu
ditambahkan baja tulangan sebagai penahan gaya tarik.
Menurut Bahar (2005), Saat ini terdapat beberapa jenis beton yang dapat ditemui. Jenis-
jenis beton tersebut digunakan berdasarkan fungsinya. Uraian jenis-jenis beton dan fungsinya
yaitu:
1. Beton ringan.
Beton ringan memiliki berat jenis kurang dari 1.900 kg/m3. Beton ringan digunakan
untuk elemen non-struktural. Beton ringan dibuat dengan cara membuat gelembung udara
dalam adukan semen dan menggunakan agragat ringan (tanah liat bakar/batu apung)
ataupembuatan beton non-pasir.
2. Beton normal.
Beton normal memiliki berat jenis 2.200 – 2.500 kg/m 3. Beton normal digunakan
hampir pada setiap elemen struktur bangunan.
3. Beton berat.
Beton berat memiliki berat jenis lebih dari 2.500 kg/m3. Beton beratdigunakan untuk
struktur tertentu, seperti struktur yang harus tahanterhadap radiasi atom.
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1. ALAT
1. CBR Lapangan
Alat untuk mengukur perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau
perkerasan terhadap beban standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang
sama.
3.2. BAHAN
1. Baja
Digunakan untuk melakukan pengujian kuat tarik baja dan sebagai bahan untuk
membuat benda uji balok
2. Semen
Digunakan untuk membuat benda uji balok dan beton
3. Kayu
Digunakan untuk membuat benda uji pengujian lentur kayu
BAB IV
JOB SHEET
JOB : 1
SUBJEK : Pengujian Lapangan
TOPIK : Pengujian CBR Lapangan
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengujian CBR di lapangan dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat menentukan nilai CBR Lapangan.
B. Acuan Normatif
pasir SNI 1965.1, Metode pengujian kadar air tanah dengan alat Speedy.
C. Peralatan
a. Dongkrak CBR mekanis.
b. Cincin kalibrasi.
c. Torak penetrasi.
d. Duah buah arloji.
e. Peralatan pendukung penetrasi, seperti alat batang aluminium atau batangkayu.
f. Pelat beban pemberat.
g. Beban pemberat.
h. Peralatan pendukung, seperti tempat benda uji untuk kadar air, berat isi, spatula, alat
penggali, alat-alat penumbuk, alat perata, alat untuk mengukur kadar air, jam ukur
dan lain-lain.
D. Langkah Kerja
1. Tentukan titik pengujian dimana jarak titik pengujian ditentukan agar tidak
mengganggu pengujian di titik berikutnya. Jarak minimum antar titik pengujian
penetrasi pada tanah plastis ( lempungan ) sebesar 175 mm ( 7 inchi ) sedangkan
pada tanah granular jarak spasi minimumnya sebesar 380 mm ( 15 inchi )
2. Siapkan area permukaan pada titik pengujian sesuai kedalaman lapisan yang akan diuji
dengan memindahkan material lepas dan buatlah area tersebut menjadi datar agar
pekerjaan pembersihan material tersebut tidak boleh mengganggu permukaan area
pengujian
3. Pasanglah alat pengujian CBR
4. Letakkan beban dengan berat 4,54 kg ( 10 lb ) dibawah torak penetrasi sehingga
torak penetrasi dapat masuk ke dalam lubang pelat bebann tersebut
5. Aturlah torak penetrasi sehingga dapat memberikan beban sebesar 0,21 kg/cm 2
(3 Psi). Untuk pengaturan yang cepat, gunakanlah putaran roda gigi tinggi dari
dongkrak tersebut. Untuk suatu lapisan/bahan tanah dengan permukaan yang
tidak rata, torak diatur agar terletak di atas lapisan tipis kapur yang lolos
saringan No.20 sampai dengan No.40;
6. Area permukaan tempat pengujian haruslah rata agar beban yang bekerja pada
pelat beban dapat didistribusikan secara merata.
Apabila area permukaan tempat pengujian tidak rata, usahakanlah dengan menambah
lapisan pasir halus sampai dengan ketebalan3 mm sampai dengan 6 mm (0,12 inci
sampai dengan 0,24 inci) sehingga distribusibeban ke permukaan pengujian merata.
7. Berikan beban tambahan pada pelat beban sehingga sama dengan beban yang
bekerja pada perkerasan. Kecuali pada pembebanan minimum sebesar 4,54 kg
(10 lb) pada pelat beban dan ditambah 1 (satu) beban tambahan sebesar 9,08
kg (20 lb);
10. Berikan pembebanan pada torak penetrasi dengan kecepatan penetrasi konstan
mendekati 1,3 mm/menit (0,05 inci/menit). Gunakan putaran roda gigi rendah
pada dongkrak selama tes berlangsung. Catatlah pembacaan beban pada
penetrasi awal0,64 mm (0,025 inci) sampai pada akhir kedalaman 12,7 mm (0,5
inci). Pada tanah yang seragam, kedalaman penetrasi lebih dari 7,62 mm (0,3
inci) dapat diabaikan. Kemudian hitung perbandingan teganganyang dinyatakan
dalam persen (lihat 7 a) dan 7 b));
11. Setelah selesai melakukan pengujian CBR lapangan, lakukan pengujian kadar air
di lapangan dengan alat Speedy sesuai SNI 03- 1965.1-2000 dan pengujian
kepadatan lapangan dengan alat konus pasir sesuai SNI 03-2827-1992.
Pengujian tersebut dilakukan pada jarak 100 mm (4 inci) sampai dengan 150
mm (6 inci) dari titik penetrasi.
E. Hasil Pengujian
JOB : 2
SUBJEK : Pengujian Lapangan
TOPIK : British Pendulum Test ( BPT )
A. Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui kondisi tahanan gesek antara permukaan jalan dan ban kendaraan
sehingga tidak terjadi slip atau tergelincir baik pada kondisi basah ataupun kering
B. Acuan Normatif
D. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Pasang alat BPT dengan benar
3. Basahi permukaan uji dengan air yang cukup dan ratakan dengan kuas. Lakukan
beberapa kali peluncuran bandul sampai mendapatkan hasil yang konsisten.
Catatan : Selama peluncuran batang pendulum, segera tangkap ketika batang pendulum
berbalik arah. Pada saat memulai lagi peluncuran, angkat alat uji untuk mencegah kontak
antara karet peluncur dengan permukaan uji. Setiap peluncur batang bandul, jarum
E. Hasil Pengujian
Jarak dari
tepiteksturTemperatur Pembacaan Kekesatan (BPN)
No Rata-rata Koreksi Nilai BPNKeterangan
perkerasan permukaan Permukaan
LABORATORIUM STRUKTUR
Jln.SrijayaNegara,BukitBesar, Palembang
(cm) 1 2 3 4 5
SRIWIJAYA
4 80 31 62 58 59 59 59 47,6 1 48,6 Sejajar Memanjang
5 80 Lentur 29 60 62 64 66 67 50,6 1 51,6 Sejajar Memanjang
6 80 Kasar 32 61 64 65 65 67 51,4 2 53,4 Sejajar Memanjang
7 80 35 62 64 67 70 70 52,6 2 54,6 Sejajar Memanjang
8 80 33 54 62 58 55 65 47,8 2 49,8 Sejajar Memanjang
9 80 35 60 64 67 65 64 51 2 53 Sejajar Memanjang
10 80 38 60 66 70 68 70 53,2 3 56,2 Sejajar Memanjang
LABORATORIUM STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara,BukitBesar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id
JOB : 3
SUBEJK : Pengujian Laboratorium
TOPIK : Pengujian Kuat Tarik Baja
A. Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja.
B. Acuan Normatif
SNI 07 – 2052 – 2002
D. Langkah Kerja
1. Mengukur panjang batang baja
2. Menetapkan panjang ukuran
3. Memasang batang baja yang telah disiapkan tepat pada bagian yang telah ditandai
kedua ujungnya pada mesin UTM
4. Membebani ( menari batang baja yang telah di jepit ) dan mencatat beban yang
mengakibatkan bata baja tersebut leleh dan putus
5. Lakukan hal yang sama untuk menguji baja ulir
E. Hasil Pengujian
JOB : 4
SUBJEK : Pengujian Laboratorium
TOPIK : Pengujian Lentur Balok
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengujian kuat lentur beton dengan baik dan
benar.
2. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan pengujia dengan baik dan benar
sesuai fungsinya.
3. Menentukan kesesuaian terhadap spesifikasi untuk menentukan proporsi,
mencampur dan melaksanakan pengecoran.
4. Menentukan kekuatan lentur spesimen beton menggunakan benda uji beton
normal dan beton over reinforced.
B. Acuan Normatif
Standar ASTM:
1. C31/C31M, Practice for making and Curing Concrete Test Specimens in theField.
2. C78/C78M, Test Method for Flexural Strength of Concrete (Using Simple Beam
with Third Point Loading).
3. C192/192M, Practice for Making and Curing Concrete Test Spesimens in the
Laboratory.
4. C617, Practice for Capping Cylindrical Concrete Spesimens.
5. C1077, Practice for Laboratories Testing Concrete and Concrete Aggregates for
Use in Construction and Criteria for Laboratory Evaluation.
6. E4, Practice for Force Verivication of Testing Machines.
D. Langkah Kerja
1. Hidupkan mesin uji lentur beton yang telah dipersiapkan, tunggu kira-kira 1-
2 menit.
2. Letakkan benda uji pada tumpuan dan atur benda uji sehingga siap untuk
pengujian.
3. Atur pembebanannya untuk menghinari terjadi benturan .
4. Atur katup-katup pada kedudukan pembebanan dan kecepatan pembebanan
pada kedudukan yang tepat sehingga jarum skala bergerak secara perlahan-
lahan dan atur kecepatannya.
5. Kurangi kecepatan pembebanan pada saat-saat menjelang patah yang ditandai
dengan kecepatan gerak jarum pada skala beban agak lambat, sehingga tidak
terjadi kejut.
6. Hentikan pembebanan dan catat beban maksimum yang menyebabkan
patahnya benda uji.
7. Ambil benda uji yang telah selesai diuji, yang dapat dilakukan dengan
menurunkan plat perletakan benda uji atau menaikkan alat pembebanannya.
E. Hasil Pengujian
TOPIK : 5
SUBJEK : Pengujian Laboratorium
TOPIK : Pengujian Kuat Tekan Beton
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan praktikum uji kuat tekan beton dengan baik dan
benar.
2. Mahasiswa mampu menggunakan peralatan dengan baik dan benar sesuai
fungsinya.
3. Menentukan kesesuaian dalam menentukan proposri, mencampur dan
melaksanakan pengecoran.
4. Menentukan kekuatan tekan karakteristik beton umur 28 hari dari hasil
rancangan.
B. Acuan Normatif
1. ASTM C.39: Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete
Spesimens.
2. ASTM C.31 : Standard Practice for Making and Curing Concrete Test Spesimens
in the Field.
3. ASTM C.172 : Standard Practice for Sampling Freshly Mixed Concrete.
4. BS 812: PART:1990: Testing Aggregates Method for Determination of
Aggregate.
5. SNI 03-1974-90: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
8. Majun
9. Benda uji beton
10. Belerang.
11. Kerikil
12. Semen
13. Air
14. Pasir
D. Langkah Kerja
Pembuatan Benda Uji Beton
1. Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pembuatan benda uji.
2. Timbang bahan sesuai dengan takaran yang telah ditentukan dalam mix
design yang telah rancang.
3. Aduk semua bahan dengan komposisi dan urutan sesuai pedoman.
4. Siapkan cetakan berbentuk kubus dan silinder yang telah diolesi oli pada
bagian dalamnya untuk memudahkan pada saat melepaskan benda uji dari
cetakan.
5. Isi cetakan dengan adukan beton, untuk memastikan agar tidak ada lagi rongga
yang terdapat dalam adukan, maka hendaknya adukan dalam cetakan
digetarkan menggunakan vibrator atau dengan cara lain menggunakan kayu
atau tulangan. Lalu pada proses akhir, cetakan yang berisi adukan beton
tersebut dihentakkan beberapa kali agar rongga-ronggabeton tertutup penuh.
6. Biarkan beton selama 24 jam, kemudian buka cetakan untuk mengambil benda uji
beton yang telah mengeras.
7. Lakukan perawatan beton selama 28 hari dengan cara direndam dalam air pada
tempat yang aman.
8. Apabila beton sudah berumur 28 hari, maka beton sudah dapat diangkat dari
tempat perendaman dan keringkan beton terlebih dahulu sebelum dilakukan
pengujian kuat tekan.
3. Setelah serbuk belerang sudah cair, aduk terlebih dahulu sebelum dituangkan
kedalam cetakan capping.
4. Tuangkan belerang cair ke dalam cetakan Vertical Cylinder Capping, kemudian
letakan beton silinder dengan kedua tangan di atasnya. Pastikan ujung silinder
beton sebelum diletakkan dalam cetakan dalam keadaan kering.
5. Langkah ke-4 harus dilakukan secara cepat sebelum cairan belerang membeku.
6. Ketebalan capping harus 3 mm dan <8mm.
7. Sebelum dilakukan uji tekan, capping harus didiamkan terlebih dahulu sampai
membeku sempurna dan memiliki kekuatan yang sebanding denganbeton.
Pengujian Kuat Tekan Beton
1. Ambil benda uji yang telah kering, kemudian beri kode pada setiap bendauji
menggunakan spidol.
2. Timbang berat dan ukur dimensi masing-masing benda uji, kemudian catat
hasilnya.
3. Letakkan benda uji pada mesin kuat tekan.
4. Jalankan mesin tekan dengan kecepatan pembebanan yang telah
ditentukan sampai mencapai beban maksimum.
5. Lakukan langkah-langkah di atas untuk semua benda uji. Kemudian catatsemua data
dalam format.
E. Hasil Pengujian
Kuat Tekan(Mpa)
Peak Load (Kg)
Kuat Tekan(Mpa)
Peak Load(KN)
Kubus Masjid
Umur (hari)
Umur (hari)
Berat Volume (kg/m3)
Silinder Masjid
LABORATORIUM STRUKTUR
Jln.SrijayaNegara,BukitBesar, Palembang
JOB : 6
SUBJEK : Pengujian Lapangan
TOPIK : Hammer Test
A. Tujuan
B. Acuan Normatif
SNI 03-4430-1997: Metode Pengujian Elemen Struktur Beton dengan Alat Palu Beton
Tipe N dan NR.
D. Langkah Kerja
1. Sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi
tegaklurus bidang uji.
2. Secara perlahan tekankan palu beton dengan arah tegak lurus bidang ujisampai
terjadi pukulan pada titik uji.
3. Lakukan 10 kali pukulan pada satu lokasi bidang uji dengan jarakterdekat
antara titik-titik pukulan 25mm.
4. Catat semua nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh skala.
5. Hitung nilai rata-rata pembacaan.
6. Nilai pembacaan yang berselisih lebih dari 5 satuan terhadap nilai rata- rata
tidak boleh diperhitungkan, kemudian hitung nilai rata-rata sisanya.
7. Semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih nilai
pembacaan yang berselisih 5 satuan terhadap nilai rata-ratanya
8. Koreksi nilai akhir rata-rata sesuai inklinasi pukulan bila arah pukulan tidak
horisontal.
9. Hitung perkiraan nilai kuat tekan kubus atau silinder dengan menggunakan
tabel atau kurva korelasi yang terdapat pada petunjuk penggunaan palu beton
yang bersangkutan.
10. Isikan semua nilai lenting dan perkirakan kuat tekan dalam formulir.
E. Hasil Pengujian
1 33 1 32
2 30 2 35
3 24 3 28
4 26 4 26
5 39 5 32
6 37 6 26
7 24 7 31
8 28 8 26
9 30 9 34
Rata - rata 30,11 Rata - rata 30,00
Cube Compression Strength (Sisi Kiri) = 252,66 kg/cm2
Cube Compression Strength (Sisi Kanan) =253,66 kg/cm2
1 23 1 27
2 22 2 24
3 28 3 25
4 26 4 36
5 26 5 24
6 31 6 31
7 20 7 24
8 29 8 24
9 26 9 35
Rata - rata 25,67 Rata - rata 27,78
Cube Compression Strength (Sisi Kiri) = 199,8075 kg/cm2
Cube Compression Strength (Sisi Kanan) = 236,205 kg/cm2
JOB : 7
SUBJEK : Pengujian Laboratorium
TOPIK : Pengujian Lentur Kayu
A. Tujuan
B. Acuan Normatif
1. UTM
2. Kayu dengan ukuran yang telah ditentukan
D. Langkah Kerja