Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

PT. PROFESSIONAL TECHNOLOGY SPECIALIST


Tunas Industrial Estate, JL. Engku Putri, Blok 4-D, Batam Center, Belian, Kec. Batam Kota,
Kota Batam, Kepulauan Riau 29462

Diajukan untuk memenuhi tugas sebagai bukti tertulis telah melaksanakan


kunjungan industri tahun 2019

Disusun Oleh :
Elsa Berliani
18.01.0.059

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR

             Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat=Nya, sehingga penyusunan laporan kunjungan industri di PT.
Professional Technology Specialist ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala.
Penyusunan laporan kunjungan industri ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama
melakukan kunjungan industri, buku-buku pedoman, serta data-data dan keterangan dari
pembimbing. Penulis menyadari bahwa dalam penyusun laporan kunjungan industri ini tidak
lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Abdullah Merjani selaku pengampu mata kuliah yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kunjungan industri .
2. Bapak Kusmaya selaku pembimbing lapangan kunjungan industri yang telah
membimbing penulis selama berada di industri tersebut.
3. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan , terima kasih atas bantuan dan doa
restu yang berhubungan dengan kegiatan kunjungan industri.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan industri masih
banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan praktik
industri ini. Demikian kata pengantar ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya
bagi diri pribadi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya .

Batam, 19 Desember 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kunjungan Industri


Saat ini kebutuhan akan material terutama logam sangatlah penting. Besi dan baja
merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar untuk suatu konstruksi. Dengan berbagai
macam kebutuhan sifat mekanik yang dibutuhkan oleh suatu material ialah berbeda-beda.
Sifat mekanik tersebut terutama meliputi kekerasan, keuletan, kekuatan, ketangguhan, serta
sifat mampu mesin yang baik. Dengan sifat pada masing-masing material berbeda, maka
banyak metode untuk menguji sifat apa sajakah yang dimiliki oleh suatu material tersebut
Latar belakang diadakannya kunjungan industri ini agar mahasiswa mengenal testing
material besi dan baja. Selain itu mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja,
kedisiplinan, tata tertib kerja, mesin-mesin yang digunakan untuk testing material, dll.
Mahasiswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri sebagai rekreasi, tapi
menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi industri
secara langsung, dan melihat urutan-urutan proses testing material tersebut.

1.2 Tujuan Kunjungan Industri


Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman mahasiswa tentang testing
material besi dan baja. Mahasiswa dituntut  aktif untuk menggali informasi tentang kunjungan
industri untuk memperoleh pengetahuan tentang testing material. Kunjungan industri
dilakukan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa cara kerja dan proses testing
material. Mahasiswa juga harus mengetahui dan membandingkan testing material di dunia
kerja dengan ilmu yang diperoleh dikampus. Mahasiswa diwajibkan membuat laporan atas
informasi yang diperoleh selama kunjungan industri tentang perusahaan yang bersangkutan.

Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi mahasiswa sebagai berikut :
1. Memperluas pengetahuan mahasiswa tentang testing material secara langsung dalam
dunia kerja.
2. Memberi informasi tentang cara kerja testing material.
3. Mendorong mahasiswa agar mempunyai rasa tanggung jawab dan kedisiplinan.
4. Melihat secara langsung proses testing dari awal sampai akhir.
1.3 Manfaat Kunjungan Industri
Adapun manfaat dari kunjungan ke industry ini diantaranya :
a. Bagi mahasiswa
1. Dapat mengetahui tata tertib dan kedisiplinan serta cara kerja testing material pada
dunia kerja.
2. Melihat secara langsung testing material.
3. Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri.

b. Bagi Kampus
Kampus dapat  mengajak mahasiswa belajar langsung di lapangan

c. Bagi Industri
1. Dapat berbagi ilmu dengan mahasiswa
2. Mengajak dan memperlihatkan proses produksi bagi mahasiswa maupun dosen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil Perusahaan


PT. Professional Technology Specialist merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang testing material khususnya material besi yang berlokasi di Tunas Industrial Estate,
JL. Engku Putri, Blok 4-D, Batam Center. Proses testing material ada berbagai macam yaitu
Non Destructive Test, Destructive Test, Metallurgy Test dll Ada banyak testing material
namun dalam kunjungan kali ini hanya akan melihat proses testing material destructive test
yaitu: tensile test, charpy impact test, bending test, dan hardness test.

2.2 Hasil Kunjungan Industri


Hasil dari kunjungan industri tersebut penulis banyak memiliki pengalaman baru
mengenai Pengujian Destruktif yang dilakukan terhadap suatu material atau spesimen objek
yang akan diujikan sampai material tersebut mengalami kerusakan. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui performa pada material yang bersangkutan, salah satunya bila material
tersebut dikenai kerja dari luar dengan besar gaya yang berbeda – beda. Pengujian ini
umumnya jauh lebih mudah untuk dilaksanakan, selain itu memberikan informasi yang lebih
baik dari pada Non Destructive Test.
Berbagai macam uji yang dilakukan diantaranya :
1. Tensile Test (Uji Tarik)
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu [Askeland, 1985]. Hasil
yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk
karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur
ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.
Untuk bentuk dan dimensi spesimen uji harus memenuhi standart, karena kita harus
menghindari terjadinya patah atau retak pada daerah yang lainnya. Jadi standarisasi dari
bentuk spesimen uji dimaksudkan agar retak dan patahan terjadi di daerah uji. Standart yang
digunakan oleh PT. Professional Technology Specialist adalah ASTM A370
ASTM atau American Standard Testing and Material merupakan organisasi
internasional yang mengembangkan standar teknik untuk material, produk, sistem dan jasa.
Bedasarkan hal tersebut maka standar yang digunakan dalam uji tarik adalah bermacam –
macam diantara nya ASTM A370, standar SNI 07-0371-1989 dan ASTM E-8. Perbedaan
standar tersebut digunakan berdasarkan jenis bahan pada bahan yang akan diuji pada uji tarik
dan setiap standar memiliki dimensi yang berbeda – beda. Hal ini tersebut bertujuan agar pada
saat pengujian bahan uji tarik mengalami putus pada bagian tengah bahan tersebut.
Hasil dari uji tarik dapat berupa patahan getas (brittle) dan patahan ulet (ductile).
Untuk menentukan jenis patahan bisa melihat ciri-ciri visual patahan tersebut. Namun untuk
lebih detail bisa melihat laporan hasil uji dari mesin uji.

Gambar 2.1 Mesin Uji Tarik (Tensile Tester)

Gambar 2.2 Benda Setelah Melakukan Uji Tarik

2. Charpy Impact Test (Uji Ketangguhan)


Uji impak merupakan salah satu metode yang digunakkan untuk mengetahui kekuatan,
kekerasan, serta keuletan material.Uji impak adalah pengujian dengan menggunakan
pembebanan yang cepat (rapid loading). Agar dapat memahami uji impak terlebih dahulu
mengamati fenomena yang terjadi terhadap suatu kapal yang berada pada suhu rendah
ditengah laut, sehingga menyebabkan materialnya menjadi getas dan mudah patah.
Disebabkan laut memiliki banyak beban (tekanan) dari arah manapun. Kemudian kapal
tersebut menabrak gunung es, sehingga tegangan yang telah terkonsentrasi disebabkan
pembebanan sebelum sehingga menyebabkan kapal tersebut terbelah dua. Dalam Pengujian
Mekanik, terdapat perbedaan dalam pemberian jenis beban kepada material. Uji tarik, uji
tekan, dan uji punter adalah pengujian yang menggunakan beban statik. Sedangkan uji impak
(fatigue) menggunakan jenis beban dinamik.
Pada uji impak, digunakan pembebanan yang cepat (rapid loading). Perbedaan dari
pembebanan jenis ini dapat dilihat pada strain rate. Pada pembebanan cepat atau disebut
dengan beban impak, terjadi proses penyerapan energi yang besar dari energi kinetik suatu
beban yang menumbuk ke spesimen. Proses penyerapan energi ini, akan diubah dalam
berbagai respon material seperti deformasi plastis, efek histerisis, gesekan, dan efek inersia.
Dalam pengujian impak ada 3 spesimen yang digunakan. Dengan bentuk dan spesifikasi
yang sama. Hasil dari uji impak dapat diperoleh dengan mencari nilai rata-rata dari 3
spesimen uji. Hasil dapat berupa patahan getas (brittle) atau patahan ulet (ductile).
Pengujian impak murni menggunakan ayunan bandul tanpa menggunakan komputerisasi,
hasil uji diperoleh dengan satuan Joule (J). Standar alat uji yang digunakan ada 2 yaitu
standar eropa (cenderung lancip) dan standar amerika (cenderung tumpul).

Gambar 2.3 Mesin Uji Ketangguhan (Charpy Impact Tester)

Gambar 2.4 Benda Setelah Melakukan Uji Ketangguhan

3. Bending Test (Uji Bengkok)


Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk menentukan
mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan untuk mengukur kekuatan
material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil sambungan (welding).
Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian bending dibagi menjadi
tiga  :
a. Face Bend (Bending pada permukaan las)
Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 3.1). Pengamatan dilakukan
pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik. Apakah timbul retak atau tidak. Jika
timbul retak di manakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fussion line  (garis
perbatasan WM dan HAZ).

Gambar 2.5 Face Bend

b. Root Bend (Bending pada akar las)


      Dikatakan Rote Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami tegangan tarik
dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 3.2). Pengamatan dilakukan pada akar las
yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah
letaknya, apakah di weld metal. HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ)

Gambar 2.6 Root Bend

c. Side  Bend ( Bending pada sisi las ).


Dikatakan Side Bend jika bending dilakukan sehingga sisi las (gambar 3.3). Pengujian ini
dilakukan jika ketebalan material yang di las lebih besar dari 3/8 inchi. Pengamatan dilakukan
pada sisi las tersebut, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya,
apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).

Gambar 2.7 Side Bend


Gambar 2.8 Mesin Uji Bengkok (Bending Tester)

4. Hardness Test (Uji Kekerasan)


Uji kekerasan atau hardness dalam metode pengujian yang paling sering digunakan untuk
menganalisa kualitas dan ketahanan material. Metode uji kekerasan menjadi 4 jenis yaitu
rockwell, brinell , vickers dan microhardness.
Dari keempat jenis metode yang digunakan, untuk menguji kekerasan material yang
permukaan nya tipis gunakan metode vickers hardness. Pengujian ini menggunakan mesin uji
yang disebut vickers hardness tester.
Prinsip dasar pengujian ini sebenarnya sangat sederhana yaitu menggunakan indentor
berupa bola yang berbentuk prisma yang dipasang tepat di bagian tengah hardness tester.
Setelah itu dilakukan penekanan pada benda atau material yang diuji dengan besar gaya
tekanan yang sudah ditentukan sebelumnya. Nantinya, hasil penetrasi atau penekanan akan
dianalisa untuk mengukur tingkat kerasa material tersebut.
Uji vickers terutama dilakukan dengan beban mulai dari 10g hingga 1000g. Indentor pada
uji Vickers membentuk lekukan dengan nilai kedalaman tertentu. Uji kekerasan Vickers
memiliki dua rentang gaya yang berbeda, mikro (10g hingga 1000g) dan makro (1kg hingga
100kg).
Nilai kekerasan yang didapat dari hasil pengujian ini akan dihitung secara otomatis
menggunakan software yang sudah terintegrasi dengan mesin vickers hardness tester.
Gambar 2.9 Mesin Uji Kekerasan Vickers (Vickers Hardness Tester)

Gambar 2.10 Benda Setelah Dilakukan Uji Kekerasan


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan adanya kunjungan ke PT. Professional Technology Specialist kesimpulan
diperoleh adalah proses testing material ada berbagai macam yaitu Non Destructive Test,
Destructive Test, Metallurgy Test dll.
Ada banyak testing material namun dalam kunjungan kali ini hanya akan melihat proses
testing material Destructive Test yaitu:
 Tensile Test (Uji Tarik)
 Charpy Impact Test (Uji Impak)
 Bending Test (Uji Lengkung)
 Hardness Test (Uji Kekerasan)
Tujuan dilakukannya testing material yaitu agar mengetahui kekuatan, ketangguhan,
dan kekerasan material uji dan menghasilkan material yang sesuai standar kelayakan dan
kualitas yang dibutuhkan untuk industri.

3.2 Saran
            Untuk menjadi bahan referensi dalam kunjungan industri berikutnya , penulis
mempunyai beberapa masukan yang mungkin bisa bermanfaat .
 Kunjungan industri ini sangat bermanfaat buat kita karena kita bisa melihat langsung
cara kerja testing material serta banyak pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh
di PT. Professional Technology Specialist oleh sebab itu sebaiknya kunjungan seperti
ini diperbanyak.
 Kampus sebaikannya mengadakan kunjungan industri tidak singkat dan
dipertimbangkan lagi waktu yang diberikan lebih lama agar mahasiswa bisa
memperoleh kesempatan yang lebih banyak untuk bertanya ataupun mengamati cara
kerja dan testing material tersebut
DAFTAR PUSTAKA

https://testindo.com/article/482/vickers-hardness-tester

https://sersasih.wordpress.com/2011/07/21/laporan-material-teknik-uji-tarik/

http://navale-engineering.blogspot.com/2012/04/uji-bahan-uji-lengkung-bending-test.html

http://materialteknikafcoo19.blogspot.com/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai