Disusun oleh:
Disusun oleh :
Rido Kurniawan
( 141.03.1116 )
B. BIDANG ILMU
Teknik Mesin / Material
E. PERUMUSAN MASALAH
Dalam pelaksanaan pengecoran dan pembuatan pola industri dituntut
untuk dapat terus bekerja agar tercapai target produksi yang maksimal dan
meminimalisir kegagalan dari produksi yang diakibatkan oleh pola yang tidak
sesuai, sehingga tidak menggangu aktivitas produksi walaupun nantinya tetap
terdapat kendala-kendala yang harus dihadapi. Sebagaimana tersebut di atas
maka perumusan masalah yang dibahas antara lain mengenai proses pembuatan
pola dan proses dalam pengecoran logam yaitu agar dapat bekerja secara
optimal.
Pengecoran logam adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
membuat produk yang terbuat dari logam dan menjaga produk supaya tetap
berkualitas maka harus menjaga pola tetap dengan ukuran sesuai produk yang
dibuat
2. Bagi Almamater
a. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam
menghadapi PKPI, mengumpulkan data serta menganalisanya.
b. Mengetahui kebutuhan dunia industri akan lulusan Sarjana (Engineer)
c. Terjadinya hubungan kerja sama yang baik antara Institut dan
perusahaan yang bersangkutan.
d. Memperoleh umpan balik yang baik dari dunia kerja sebagai bahan
evaluasi di bidang akademik untuk perkembangan dan peningkatan
kualitas pendidikan.
3. Bagi Perusahaan
a. Menjalin kerja sama dengan Institut sebagai salah satu pengabdian bagi
dunia pendidikan.
b. Sebagai sarana tukar informasi dan umpan balik untuk meningkatkan
dan mengembangkan teknologi.
c. Sebagai data masukan untuk memperoleh pertimbangan dan
peningkatan kualitas dari system yang sudah ada melalui penerapan
metode kerja yang diperoleh mahasiswa.
H. LANDASAN TEORI
Pengecoran Logam & Pola
Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan
logam dan menuangkan cairan logam tersebut ke dalam rongga cetakan. Proses
ini dapat digunakan untuk membuat benda-benda dengan bentuk rumit. Benda
berlubang yang sangat besar dan sangat sulit atau sangat mahal jika dibuat
dengan metode lain, dapat diproduksi masal secara ekonomis menggunakan
teknik pengecoran yang tepat. Pengecoran logam dapat dilakukan untuk
bermacam-macam logam seperti, besi, baja paduan tembaga (perunggu,
kuningan, perunggu alumunium dan lain sebagainya), paduan ringan (paduan
alumunium, paduan magnesium, dan sebagainya), serta paduan lain, semisal
paduan seng, monel (paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy (paduan
yang mengandung molibdenum, chrom, dan silikon), dan sebagainya. Untuk
membuat coran harus melalui proses pembuatan model pencairan logam,
penuangan cairan logam ke model, membongkar, membersihkan dan
memeriksa coran. Pencairan logam dapat dilakukan dengan bermacammacam
cara, misal dengan tanur induksi (tungku listrik di mana panas diterapkan
dengan pemanasan induksi logam), tanur kupola (tanur pelebur dalam
pengecoran logam untuk melebur besi tuang kelabu), atau lainnya. Cetakan
biasanya dibuat dengan memadatkan pasir yang diperoleh dari alam atau pasir
buatan yang mengandung tanah lempung. Cetakan pasir mudah dibuat dan tidak
mahal. Cetakan dapat juga terbuat dari logam, biasanya besi dan digunakan
untuk mengecor logam-logam yang titik leburnya di bawah titik lebur besi.
Pada pengecoran logam dibutuhkan pola yang merupakan tiruan dari
benda yang hendak dibuat dengan pengecoran. Pola dapat terbuat dari logam,
kayu, stereofom, lilin, dan sebagainya. Pola mempunyai ukuran sedikit lebih
besar dari ukuran benda yang akan dibuat dengan maksud untuk mengantisipasi
penyusutan selama pendinginan dan pengerjaan finishing setelah pengecoran.
Selain itu, pada pola juga dibuat kemiringan pada sisinya supaya memudahkan
pengangkatan pola dari pasir cetak.
Jenis Jenis Bahan Untuk Membuat Pola Pengecoran Logam
1. Logam
Pola yang terbuat dari bahan logam memiliki umur yang lebih panjang.
Sehingga pola logam menjadi pilihan untuk digunakan ketika melakukan
pengecoran dalam jumlah banyak. Pola logam ini digunakan agar dapat
menjaga ketelitian hasil coran untuk jumlah banyak. Pola logam tidak
mudah rusak ketika digunakan pada pengecoran sistem tanam yang dipukul-
pukul.
2. Kayu
Pola kayu memiliki sifat cendrung kurang tahan terhadap gesekan. Jenis
pola ini bisa digunakan pada produksi dalam jumlah sedikit. Kayu yang
digunakan untuk membuat pola ini yaitu kayu tahan bentuk dan gesekan.
Pola kayu memiliki kelebihan dari segi biaya yang murah, waktu pembuatan
cepat, dan proses pembuatan lebih mudah dibanding dengan pola logam.
Pengunaan pola kayu biasanya diperkuat dengan lapisan plastik pada
permukaan pola dan umumnya digunakan untuk cetakan pasir.
3. Plastik
Pola palstik biasa digunakan pada produksi dengan jumlah yang banyak
dan membutuhkan ketelitian ukuran tinggi. Proses reproduksi pola baru
untuk pola palstik ini lebih mudah dan cepat. Namun pola jenis ini jarang
sekali digunakan.
4. Sintetik
Pola sintetik terbuat dari bahan kimia berupa resin. Jenis pola ini
digunakan pada produksi benda cor berukuran kecil atau pada pencetakan
dengan mesin. Pola resin memiliki sifat tahan aus dan penyusutannya kecil.
5. Styrofoam
Pola Styrofoam juga biasa disebut pola hilang, Karena Styrofoam akan
ikut larut bersama cairan logam yang bersuhu tinggi ketika proses
penungan. Jadi pola jenis ini bersifat sekali pakai. Meskipun demikian,pola
Styrofoam memiliki kelebihan dari segi biaya yang lebih murah dan waktu
yang lebih cepat. Pengunaan pola Styrofoam yaitu pada pengecoran dengan
jumlah sedikit (bijian) dan benda berukuran besar.
Studi Pustaka
Identifikasi
Masalah
Pengumpulan Data
Pembahasan
Selesai
Time Schedule
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Penentuan Lokasi
2 Pengajuan Judul
3 Pembuatan Proposal
4 Pengajuan Proposal
5 Pengambilan Data
6 Pengolahan Data
7 Penyusunan Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan permasalahan,
batasan masalah, tujuan PKPI dan manfaat PKPI
BAB II DATA UMUM PERUSAHAAN
Berisi tentang profil BBLM, meliputi sejarah singkat, lokasi, peralatan
permesinan dan produksinya
Pendidikan Formal
Pengalaman Organisasi