Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

PELATIHAN KERJA PADA INDUSTRI

PROSES PEMBUATAN POLA SEBAGAI SALAH SATU


PROSES DALAM PENGECORAN LOGAM

balai besar logam dan mesin (bblm) bandung

Disusun oleh:

Nama : Rido Kurniawan


No.Mahasiswa : 141.03.1116
Email : Ridokurniawan14896@yahoo.com
Prog. Studi : S-1

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTERI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PELATIHAN KERJA PADA INDUSTRI

Proses Pembuatan Pola Sebagai Salah Satu Proses Dalam Pengecoran


Logam
di Balai Besar Logam Dan Mesin (BBLM) Bandung

Disusun oleh :
Rido Kurniawan
( 141.03.1116 )

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

Yogyakarta, September 2017


A. JUDUL PROPOSAL
Proses pembuatan pola sebagai salah satu proses dalam pengecoran logam

B. BIDANG ILMU
Teknik Mesin / Material

C. ALASAN PEMILIHAN JUDUL DAN TEMPAT PKPI


a. Judul ini dipilih karena sesuai dengan konsentrasi yang diambil oleh penulis
serta keingin tahuan mempelajari tentang pengecoran logam
b. Tempat PKPI dipilih di BALAI BESAR LOGAM & MESIN
(BBLM),Bandung Jawa Barat, Karena disana kami dapat mengaplikasikan
ilmu yang berkenaan tentang Pengecoran Logam, sehingga nantinya dapat
menjadikan modal penulis sebagai referensi untuk kepentingan pendidikan.

D. LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam Dunia Industri :
Saat ini telah memasuki era globalisasi, dimana arus informasi baru
berkembang dengan pesat dan arus pertukaran informasi berlangsung dengan
cepat. Hal tersebut di tunjang oleh pesatnya perkembangan Teknologi dan ilmu
pengetahuan. Di Indonesia industri logam semakin tumbuh dan berkembang
dengan pesat pada era pembangunan tambang (mining metalurgi), sektor
industri proses logam dan sektor industri logam mekanik.
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi pada sektor
industri proses logam, baik bahan baku maupun tambahan, serta hasil-hasil
produksi, sisa-sisa produksi, alat-alat dan saran-sarana dalam proses produksi
merupakan potensi bahaya bagi tenaga kerja. Oleh karena itu tentu saja
pengetahuan peneliti juga dituntut untuk maju dan berkembang. Dimana salah
satu tujuannya adalah menghindari ketertinggalan dan memenangkan
persaingan di berbagai bidang, khususnya di bidang pekerjaan pendidikan
sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi.
Di era kemajuan teknologi industri, teknik pengecoran konvensional
masih tetap dibutuhkan, fakta yang terjadi menunjukkan bahwa kebanyakan
indudtri-industri kecil sampai menengah lebih banyak mengaplikasikan
teknologi pengecoran sederhana dan lebih fleksibel dalam mengikuti keinginan
pelanggannya.
Industri pengecoran kecil hanya mampu menghasilkan permintaan
produk-produk dalam jumlah terbatas,yang tentunya sangat sukar untuk
dilakukan di industri besar. Hal ini memacu para praktisi pengecoran logam
berbasis besi (ferro) dan bukan besi (non ferro) untuk semakin meningkatkan
kualitas produk maupun kapasitas produksinya.

Dalam Dunia Akademik:


PKPI merupakan salah satu syarat perkuliahan, Serta kelulusan harus
ditempuh oleh Mahasiswa Strata-1 Jurusan Teknik Mesin. Mengingat
Pentingnya hal tersebut maka Mahasiswa Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta harus melaksanakan PKPI, sebab PKPI merupakan
ajang penggabungan suatu mata kuliah yang sudah di dapat di bangku kuliah
dengan keadaan penggambaran di lapangan (di dunia industri). Dengan adanya
PKPI ini di harapkan para mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang di
peroleh. Sehingga mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan. Dengan
demikian diharapkan setelah lulus akan menciptakan sumber daya manusia
yang handal.
Tentunya kita sudah memahami bahwa pekerjaan sebagai engineer tidak
sesederhana yang kita bayangkan seperti dibangku perkuliahan, karena kita
juga dituntut memberikan hasil yang nyata dalam penanganannya. Oleh karena
itulah program PKPI sangat dibutuhkan oleh mahasiswa. Dengan tujuan
tercapainya standar dan kualitas mutu bagi para Sarjana Teknik dalam
penerapan dunia kerja, dengan memberikan gambaran yang kongkret tentang
dunia kerja yang akan mereka hadapi.
Perkembangan dunia kerja saat ini telah mengacu pada pertumbuhan
dan perkembangan pabrik sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan
kegiatan produksi. Semakin besarnya perkembangan ini, maka diperlukan
tenaga ahli yang mampu membangun serta memelihara sarana dan fasilitas dari
kegiatan produksi. Aktivitas dunia kerja saat ini menuntut skill (baik Hard Skill
maupun Soft Skill) atau keahlian dalam bekerja, yang tidak lepas dari
kemampuan untuk terus berkembang dan maju.

E. PERUMUSAN MASALAH
Dalam pelaksanaan pengecoran dan pembuatan pola industri dituntut
untuk dapat terus bekerja agar tercapai target produksi yang maksimal dan
meminimalisir kegagalan dari produksi yang diakibatkan oleh pola yang tidak
sesuai, sehingga tidak menggangu aktivitas produksi walaupun nantinya tetap
terdapat kendala-kendala yang harus dihadapi. Sebagaimana tersebut di atas
maka perumusan masalah yang dibahas antara lain mengenai proses pembuatan
pola dan proses dalam pengecoran logam yaitu agar dapat bekerja secara
optimal.
Pengecoran logam adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
membuat produk yang terbuat dari logam dan menjaga produk supaya tetap
berkualitas maka harus menjaga pola tetap dengan ukuran sesuai produk yang
dibuat

F. TUJUAN PRAKTEK KERJA PADA INDUSTRI


Tujuan dari diadakannya PKPI pada industri ini adalah :
1. Sebagai Tujuan Khusus, agar mahasiswa dapat mempelajari proses
pengerjaan pengecoran logam dalam dunia industri
2. Sebagai perbandingan antara teori dan perkuliahan dengan kenyataan di
lapangan dan permasalahan yang dihadapi mahasiswa nantinya tidak lagi
canggung apabila terjun ke dunia kerja yang sebenarnya.
3. Mempersiapkan para lulusan dalam menghadapi dunia kerja yang akan
mereka hadapi.
4. Memberikan gambaran riil yaitu mengenai apa saja yang akan dikerjakan
dan dilakukan seorang Engineer di dalam dunia industri.
5. Sebagai tambahan ilmu bagi rekan-rekan mahasiswa yang lain tentang
perkembangan Teknologi pengecoran serta menambah referensi tentang
proses kerja pengecoran logam dalam dunia industri.
6. Sebagai modal awal dalam pembuatan Skripsi ( Tugas Akhir) tentang
metalurgi dan untuk mengantarkan kedunia teknopreneur
7. Improvisasi kemampuan dasar teknik.

G. MANFAAT PELATIHAN KERJA PADA INDUSTRI


1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan pengetahuan kita akan dunia kerja berdasarkan ilmu yang
kita peroleh di lingkungan pendidikan.
b. Memberikan wawasan dan pengalaman tersendiri selama di dalam
lingkungan industri sebagai pribadi atau calon engineer.
c. Memperluas pengetahuan tentang proses kerja pengecoran logam

2. Bagi Almamater
a. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam
menghadapi PKPI, mengumpulkan data serta menganalisanya.
b. Mengetahui kebutuhan dunia industri akan lulusan Sarjana (Engineer)
c. Terjadinya hubungan kerja sama yang baik antara Institut dan
perusahaan yang bersangkutan.
d. Memperoleh umpan balik yang baik dari dunia kerja sebagai bahan
evaluasi di bidang akademik untuk perkembangan dan peningkatan
kualitas pendidikan.
3. Bagi Perusahaan
a. Menjalin kerja sama dengan Institut sebagai salah satu pengabdian bagi
dunia pendidikan.
b. Sebagai sarana tukar informasi dan umpan balik untuk meningkatkan
dan mengembangkan teknologi.
c. Sebagai data masukan untuk memperoleh pertimbangan dan
peningkatan kualitas dari system yang sudah ada melalui penerapan
metode kerja yang diperoleh mahasiswa.
H. LANDASAN TEORI
Pengecoran Logam & Pola
Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan
logam dan menuangkan cairan logam tersebut ke dalam rongga cetakan. Proses
ini dapat digunakan untuk membuat benda-benda dengan bentuk rumit. Benda
berlubang yang sangat besar dan sangat sulit atau sangat mahal jika dibuat
dengan metode lain, dapat diproduksi masal secara ekonomis menggunakan
teknik pengecoran yang tepat. Pengecoran logam dapat dilakukan untuk
bermacam-macam logam seperti, besi, baja paduan tembaga (perunggu,
kuningan, perunggu alumunium dan lain sebagainya), paduan ringan (paduan
alumunium, paduan magnesium, dan sebagainya), serta paduan lain, semisal
paduan seng, monel (paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy (paduan
yang mengandung molibdenum, chrom, dan silikon), dan sebagainya. Untuk
membuat coran harus melalui proses pembuatan model pencairan logam,
penuangan cairan logam ke model, membongkar, membersihkan dan
memeriksa coran. Pencairan logam dapat dilakukan dengan bermacammacam
cara, misal dengan tanur induksi (tungku listrik di mana panas diterapkan
dengan pemanasan induksi logam), tanur kupola (tanur pelebur dalam
pengecoran logam untuk melebur besi tuang kelabu), atau lainnya. Cetakan
biasanya dibuat dengan memadatkan pasir yang diperoleh dari alam atau pasir
buatan yang mengandung tanah lempung. Cetakan pasir mudah dibuat dan tidak
mahal. Cetakan dapat juga terbuat dari logam, biasanya besi dan digunakan
untuk mengecor logam-logam yang titik leburnya di bawah titik lebur besi.
Pada pengecoran logam dibutuhkan pola yang merupakan tiruan dari
benda yang hendak dibuat dengan pengecoran. Pola dapat terbuat dari logam,
kayu, stereofom, lilin, dan sebagainya. Pola mempunyai ukuran sedikit lebih
besar dari ukuran benda yang akan dibuat dengan maksud untuk mengantisipasi
penyusutan selama pendinginan dan pengerjaan finishing setelah pengecoran.
Selain itu, pada pola juga dibuat kemiringan pada sisinya supaya memudahkan
pengangkatan pola dari pasir cetak.
Jenis Jenis Bahan Untuk Membuat Pola Pengecoran Logam
1. Logam
Pola yang terbuat dari bahan logam memiliki umur yang lebih panjang.
Sehingga pola logam menjadi pilihan untuk digunakan ketika melakukan
pengecoran dalam jumlah banyak. Pola logam ini digunakan agar dapat
menjaga ketelitian hasil coran untuk jumlah banyak. Pola logam tidak
mudah rusak ketika digunakan pada pengecoran sistem tanam yang dipukul-
pukul.

Logam yang digunakan bermacam-macam dapat sisesuaikan dengan


penggunaannya. Untuk logam tahan panas dapat digunakan besi cor, baja
cor,dan panduan tembaga. Bahan-bahan tersebut cocok digunakan sebagai
bahan pola pada pembuatan cetakan kulit. Sedangkan alumunium
digunakan sebagai bahan pola untuk pembuatan cetakan dengan tangan.

2. Kayu
Pola kayu memiliki sifat cendrung kurang tahan terhadap gesekan. Jenis
pola ini bisa digunakan pada produksi dalam jumlah sedikit. Kayu yang
digunakan untuk membuat pola ini yaitu kayu tahan bentuk dan gesekan.
Pola kayu memiliki kelebihan dari segi biaya yang murah, waktu pembuatan
cepat, dan proses pembuatan lebih mudah dibanding dengan pola logam.
Pengunaan pola kayu biasanya diperkuat dengan lapisan plastik pada
permukaan pola dan umumnya digunakan untuk cetakan pasir.

3. Plastik
Pola palstik biasa digunakan pada produksi dengan jumlah yang banyak
dan membutuhkan ketelitian ukuran tinggi. Proses reproduksi pola baru
untuk pola palstik ini lebih mudah dan cepat. Namun pola jenis ini jarang
sekali digunakan.
4. Sintetik
Pola sintetik terbuat dari bahan kimia berupa resin. Jenis pola ini
digunakan pada produksi benda cor berukuran kecil atau pada pencetakan
dengan mesin. Pola resin memiliki sifat tahan aus dan penyusutannya kecil.

5. Styrofoam
Pola Styrofoam juga biasa disebut pola hilang, Karena Styrofoam akan
ikut larut bersama cairan logam yang bersuhu tinggi ketika proses
penungan. Jadi pola jenis ini bersifat sekali pakai. Meskipun demikian,pola
Styrofoam memiliki kelebihan dari segi biaya yang lebih murah dan waktu
yang lebih cepat. Pengunaan pola Styrofoam yaitu pada pengecoran dengan
jumlah sedikit (bijian) dan benda berukuran besar.

I. METODOLOGI PELAKSANAAN PKPI


1. Objek Pelatihan
Dalam pelatihan ini, penulis akan meneliti cara pengecoran logam dan
pembuatan pola sebagai salah satu proses dalam pengecoran logam.
2. Partisipasi Aktif
Penulis akan ikut terjun langsung di industri membantu dalam proses
Pembuatan pola dan pengecorannya (dengan seizin perusahaan)
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Pengumpulan data Primer
Data primer adalah data penelitian diperoleh secara langsung dari objek
yang diteliti. Dalam hal ini, penelitian dilakukan secara langsung pada
objek dengan pendekatan secara primer yang dapat diperoleh dengan
cara :
1. Interview dan Wawancara
langsung pada objek dengan mengadakan Tanya jawab langsung dengan
pihak perusahaan.
2. Observasi
Pengambilan data secara langsung dengan cara mengamati dan
mencatat objek penelitian pada saat melaksanakan magang pada
industri.
b. Metode Pengumpulan Data Sekunder
Data didapat dengan cara tidak langsung, dalam arti dari literature buku
petunjuk pada setiap bagian peralatan sumber lain yang berhubungan
dengan objek penelitian.
4. Diagram Alir
Rancangan urutan pelaksanaan PKPI yang akan dilaksanakan penulis di
BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN (BBLM), ditunjukan Gambar 1
dibawah ini.
Mulai

Penentuan Pendahuluan Pengenalan


Masalah

Studi Pustaka

Penentuan Tujuan dan Perumusan


Masalah

Identifikasi
Masalah
Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar. 1. Diagram Alir Pelatihan (Flow Chart)


J. JADWAL RENCANA PELATIHAN KERJA PADA INDUSTRI

Time Schedule

Rencana Alokasi Waktu


Agustus oktober Februari Maret April Mei
No Kegiatan
2017 2017 2017 2017 2017 2017

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Penentuan Lokasi

2 Pengajuan Judul

3 Pembuatan Proposal

4 Pengajuan Proposal

5 Pengambilan Data

6 Pengolahan Data

7 Penyusunan Laporan

K. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN


JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan permasalahan,
batasan masalah, tujuan PKPI dan manfaat PKPI
BAB II DATA UMUM PERUSAHAAN
Berisi tentang profil BBLM, meliputi sejarah singkat, lokasi, peralatan
permesinan dan produksinya

BAB III LANDASAN TEORI


Berisi tentang dasar-dasar teori yang dibutuhkan dalam laporan.

BAB IV TINJAUAN KHUSUS SYSTEM OPERASI DAN PERAWATAN


Berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Pengecoran logam Ferro
Dan Non Ferro. Di BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN (BBLM).
Bandung Jawa Barat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan berisi tentang inti - inti pokok dari laporan. Saran berisi
mengelai hal - hal yang menunjang kesempurnaan perusahaan.

DAFTAR KEGIATAN HARIAN


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nam : Rido Kurniawan


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Kebumen, 14 Agustus 1996
Negara : Indonesia
Agama : Islam
Alamat Asal : Gang Sindoro I RT 04/RW 04
kel.Gombong Kab.Kebumen 54411
Alamat Sekarang : Jl Mojo II GK 4/No 408 RT 57/RW 15
Gendeng, Baciro, Yogyakarta 55225
No. Handphone : 089692049830
E-mail : Ridokurniawan14896@yahoo.com

Pendidikan Formal

1. Teknik Mesin S-1 di IST AKPRIND Yogyakarta 2014 - Sekarang


2. SMKS WONGSOREJO GOMBONG 2011 – 2014
3. SMP N 1 SEMPOR 2008 – 2011
4. SD N 3 GOMBONG 2002 - 2008

Pendidikan Non Formal

1. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDKM) pada tanggal 15-17 November 2014


yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa mesin Institut Sains &
Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Pengalaman Organisasi

1. Sekretaris Himpunan Mahasiswa Mesin IST AKPRIND Yogyakarta Periode


2016-2017
2. Ketua Pelaksana Study Ekskursi (Kunjungan Industri) Jogja-Surabaya Jurusan
Teknik Mesin IST AKPRIND Yogyakarta Priode 2016-2017
3. Koordinator Departemen Olahraga Himpunan Mahasiswa Mesin IST
AKPRIND Yogyakarta Priode 2015-2016
4. Staf Departemen Olahraga Himpunan Mahasiswa Mesin IST AKPRIND
Yogyakarta Priode 2014-2015
DAFTAR PUSTAKA
Kalpakjian, S., & Schmid, S, R., 2001, Manufacturing Engineering and
Technology, 4th Edition, Prentice-Hall.Inc, New Jersey.
Surdia, Tata., & Chijiwa, Kenji., 2006, Teknik Pengecoran Logam, Pradnya
Paramita: Jakarta.
LogamCeper.com http://logamceper.com/apa-itu-pengecoran-logam/, diakses 23
Desember 2016 pukul 21.35 WIB.

Anda mungkin juga menyukai