Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL PENELITIAN

ANALISA DAYA SAING INDUSTRI PERTAMBANGAN

DI DALAM NEGERI

Oleh :

Nama : BAGUS BAYU ANDYKA S.

Npm : 07381911034

PROGRAM STUDI PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KHAIRUN

2019
PERSETUJUAN DOSEN PENGAMPUH

Judul proposal : Analisis Daya Saing Industri Pertambangan

Nama : Bagus Bayu Andyka Salamony

Npm : 07381911034

Jurusan : Pertambangan

Setelah diperiksa dan dikonsultasikan maka proposal penelitin ini telah


memenuhi syarat untuk di presentasikan.

Ternate. 2019

Dosen Pengampuh

Haerul S.Pd.,M.Pd

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tak
terhingga, sehingga saya bisa menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad
SAW semoga kita selalu mendapat syafa’at darinya.

Dengan menyelesaikan proposal ini, kami berusaha untuk belajar akan


pentingnya mengetahui tentang daya saing industri pertabangan guna untuk
menambah wawasan baik bagi saya maupun bagi para pembaca.

Dengan selesainya proposal ini diharapkan teman-teman mahasiswa bisa


lebih mengetahui tentang daya sain industri pertambangan. saya menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini, oleh sebab itu kritikan dan
saran yang bersifat koreksi untuk penyempurnaan sangat di harapkan. saya
mengharapkan semoga proposal ini dapat bermanfaat dalam menunjang
pelaksanaan perkuliahan yang sedang kita laksanakan bersama.

Ternate,10 Desember 2019

3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
C. Tujuan penelitian ....................................................................................... 3
D. Manfaat penelitian ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
A. Arti Pertambangan .................................................................................... 4
B. Tujuan dari pertambangan ....................................................................... 5
C. Arti daya saing ........................................................................................... 6
D. Tujuan daya saing .................................................................................... 10
E. Konsep daya saing dalam industri pertambangan ............................... 11
F. Keberadaan daya saing industri pertambangan dalam negeri ........... 11
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 12
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 12
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 12
C. Data dan Sumber Data ............................................................................ 12
D. Desain Penelitian ...................................................................................... 12
E. Instrumen penelitian ................................................................................ 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 13
A. HASIL PENELITIAN ............................................................................. 13
B. PEMBAHASAN ....................................................................................... 15
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 16
B. SARAN ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17
LAMPIRAN ......................................................................................................... 18

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak tambang
mineral yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pemanfaatan pada
bahan tambang masih belum optimal karena adanya kendala pada teknologinya
dan kurangnya pabrik pemurnian tambang mineral sehingga menguntungkan
pihak asing memperoleh nilai tambah yang lebih besar yang dimana beberapa
produk dari tambang mineral telah masuk dalam komoditas yang diekspor
dalam bentuk bijih meliputi nikel, bauksit dan konsentrat tembaga (Kementrian
ESDM, 2012).
Hal ini dapat dibuktikan bahwa Indonesia berhasil masuk 10 besar
negara industri manufaktur terbesar di dunia dan mampu melampaui negara
industri lainnya seperti Inggris, Rusia dan Kanada (International Yearbook of
Industrial Statistic, 2016). Sejak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
pertambangan mineral dan batu bara diberlakukan dengan mengolah hasil
tambang didalam negeri berdampak pada pertumbuhan industri logam dasar
yang mengalami kenaikan signifikan lebih tinggi dari pertumbuhan kumulatif
industri non migas (Kemenkumham, 2009).
Perlu adanya penyederhanaan dari beberapa perizinan yang
berkaitan industri dan dilakukan dengan cara memanfaatkan pelayanan
berbasis elektronik yang nantinya dapat bertujuan mempermudah proses
perizinan, sedangkan adanya kesepakatan antara pelaku industri logam
nasional dapat menggabungkan visi dan misa yang nantinya berguna bagi
peningkatan struktur industri dalam negeri sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan dari industri serta memanfaatkan potensi sumber daya mineral
yang dijadikan dasar sebagai prioritas utama pada pertumbuhan ekonomi tanpa
mengabaikan pertumbuhan ekonomi di sektor lainnya (Kementrian
Perindustrian, 2013).

1
Berdasarkan Grafik 1.1 menunjukkan bahwa perbandingan ekspor
logam dasar Indonesia bulan Januari 2015-mei 2017 yang dimana ekspor besi
baja dan tembaga hampir setara, sehingga dapat dikatakan sektor tembaga
masih memiliki peluang sangat besar, terutama dengan adanya pelarangan
ekspor minerba melalui undang-undang dan kebutuhan besi baja yang tinggi di
dalam berbagai proyek. Laju perubahan ekspor dapat terjadi karena adanya
perubahan dari masalah komoditas mengenai masalah ekspor, masalah
distribusi pasar dunia dari negara eksportir dan masalah daya saing dalam
harga atau kualitas (Prasetia, 2012).

Sebelum melakukan kegiatan ekspor komoditas ke negara asing,


maka eksportir harus mengetahui secara lebih detail bagaimana kondisi pasar
ekspordan memahami suatu jenis produk yang memiliki peluang dan
berpotensi tinggi untuk diekspor ke suatu negara atau wilayah tertentu sehingga
berdampak pada pertumbuhan ekonomi (Putra, 2017).Tembaga atau yang biasa
dikenal dunia dengan nama copper merupakan logam terbaik nomor dua
setelah perak dalam hal kemampuan konduktivitas listrik dan panas dan telah
diakui sebagai produk yang berkualitas karena mempunyai kelebihan dan dapat
menguntungkan serta memberikan manfaat dengan digunakan sebagai bahan
pilihan dalam berbagai aplikasi rumah tangga, industri dan teknologi tinggi.

2
Penggunaan utama dalam bidang industri adalah tembaga digunakan untuk
produksi kabel, kawat, dan produk listrik untuk industri listrik dan bangunan,
pipa untuk jaringan pemipaan, pemanasan dan ventilasi serta kawat bangunan
dan lembaran logam pelapis. Adapun alasan mengapa tembaga dijadikan
prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari karena logam merupakan
konduktor panas dan memiliki sifat yang fleksibel sehingga mudah untuk
dibentuk, tahan korosi, mudah ditempa dan dapat bertahan lama (Kemendag,
2013).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana perkembangan daya saing industri pertambangan di dalam


negeri?

C. Tujuan penelitian

untuk memberikan pemaparan tentang perkembangan daya saing industri


pertambangan di dalam negeri.

D. Manfaat penelitian

1. Sebagai referensi sehingga dapat meningkatkan daya saing industri


pertambangan dalam negeri.
2. Menambah pemahaman terhadap perkembangan industri
pertambangan dalam negeri.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti Pertambangan

Pertambangan adalah Kegiatan, teknologi, dan bisnis yang berkaitan


dengan industri pertambangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi,
penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai
pemasaran.Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya
pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan
penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas).

Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan


ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi. Penambangan
adalah proses pengambilan material yang dapat diekstraksi dari dalam bumi.
Tambang adalah tempat terjadinya kegiatan penambangan.Bedanya cukup
mencolok ya. Pertambangan adalah nama benda (dalam hal ini nama
kegiatannya), tambang adalah nama tempat, dan penambangan adalah
prosesnya.
Pertambangan, menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (UU No. 4/2009) adalah sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

4
B. Tujuan dari pertambangan

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber
daya manusia.Harta pusaka ini tersebar di seluruh pelosok negara Indonesia.
Kekayaan yang paling menjanjikan untuk dikelola dari seluruh kekayaan alam
yang tersedia adalah yang berasal dari dalam bumi. Pertambangan Indonesia
memberikan nilai jual produk yang begitu bernilai dengan sokongan banyak
tenaga kerja dan sektor pendukung.
Indonesia kaya akan wilayah tambang yang meliputi: tambang pasir di
kepulauan Bangka Belitung, tambang minyak dan gas alam, tambang batu
bara di Pulau Kalimantan, tambang emas di Papua, tambang batu, tambang
aspal, dan tambang mineral lainnya yang menjadikan tambang salah satu
sumber daya alam yang utama di Indonesia.
Dibawah ini telah kami rangkum berbagai peran penting pertambangan
bagi kemakmuran Indonesia:

1. Menyediakan lapangan pekerjaan.

Proses awal sampai akhir pertambangan menyerap begitu banyak


tenaga kerja dengan berbagai kualifikasi kemampuan, dari yang tertinggi
hingga yang terendah dalam setiap prosesnya. Suatu kegiatan pertambangan
membutuhkan begitu banyak tenaga terlibat di lapangan dan melibatkan
berbagai keahlian yang terkait. Untuk setiap kegiatan yang dibutuhkan,
dibutuhkan ahli-ahli di setiap bidangnya.
2. Menambah pendapatan daerah dan negara.

Industri pertambangan Indonesia meliputi 17 materi yang mencangkup


batubara, emas, bijih besi, aspal, timah, hingga nikel. Hampir setiap tataran di
kehidupan bangsa ini dipengaruhi sektor pertambangan dan industri
turunannya, tidak sedikit daerah yang perekonomiannya tumbuh dan ditunjang
sektor pertambangan. Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), misalnya yang

5
merupakan penyumbang batu bara terbesar di Indonesia, pertumbuhan
ekonominya didorong hasil penjualan ekspor batu bara dan bijih besi.
3. Memajukan bidang transportasi dan komunikasi di Indonesia.

Dengan adanya aktivitas pertambangan, jalur transportasi di berbagai


daerah akan semakin terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat dengan lebih
mudah. Berbagai menara pemancar komunikasi akan dibangun yang tidak
hanya memberi manfaat kepada perusahaan pertambangan tapi juga
masyarakat sekitar.
4. Memotong biaya impor untuk hasil tambang dari luar negeri.

Aktivitas pertambangan di Indonesia memungkinkan rakyatnya untuk


menikmati bahan dan barang sehari-hari yang di produksi di negara sendiri.
Pertambangan menyeimbangkan persentase ekspor dan impor barang di
Indonesia.
Agincourt Resources yang terletak di Sumatera merupakan salah satu
perusahaan tambang Indonesia yang terbesar dan terpercaya yang telah berdiri
sejak 2012, Agincourt mengedepankan berbagai aspek penting yang menjadi
nilai-nilai kami yang menjunjung tinggi pertambangan berkelanjutan
(sustainable mining) untuk memberi manfaat pada masyarakat, lingkungan
sekitar dan bagi bumi.

C. Arti daya saing

Daya saingadalah konsep perbandingan kemampuan


dan kinerja perusahaan ,sub-sektor atau negara untuk menjual dan
memasok barang dan atau jasa yang diberikan dalam pasar. Daya saing sebuah
negara dapat dicapai dari akumulasi daya saing strategis setiap perusahaan.
Sedangkan pada level perusahaan, daya saing dibentuk dengan cara
melakukan proses penciptaan nilai tambah (value added creation) secara
berkesinambungan.

Kemampuan yang dimaksud adalah

6
1. kemampuan memperkokoh pangsa pasarnya,
2. kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya,
3. kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti,
4. kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.

a. Teori Daya Saing

Daya saing adalah produktivitas yang didefinisikan sebagai output


yang dihasilkan oleh tenaga kerja. Daya saing ditentukan oleh keunggulan
bersaing suatu perusahaan dan sangat bergantung pada tingkat sumber
daya relatif yang dimilikinya atau biasa kita sebut keunggulan kompetitif.

Selanjutnya, Porter menjelaskan pentingnya daya saing karena tiga hal

berikut:

1. mendorong produktivitas dan meningkatkan kemampuan mandiri,


2. dapat meningkatkan kapasitas ekonomi, baik dalam konteks regional
ekonomi maupun kuantitas pelaku ekonomi sehingga pertumbuhan
ekonomi meningkat,
3. kepercayaan bahwa mekanisme pasar lebih menciptakan efisiensi.

b. Cara Menentukan Daya Saing

Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy atau


disebut juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, Michael A. Porter
(mengintrodusir 3 jenis strategi generik, yaitu: Keunggulan Biaya (Cost
Leadership), Pembedaan Produk (Differentiation), dan Focus.

1. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)

Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya


memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per
unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya

7
ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh
pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor
penentu keputusan.

Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan


harus mampu memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber
daya (resources) dan organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan
jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya perusahaan,
yaitu: pemasaran produk, kreativitas dan bakat SDM, pengawasan yang
ketat, riset pasar, distribusi yang kuat, ketrampilan kerja, serta biaya
distribusi dan promosi rendah.

Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus kuat dan mampu


untuk melakukan: koordinasi antar fungsi manajemen yang terkait,
merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, insentif berdasarkan target
(alokasi insentif berbasis hasil).

2. Strategi Pembedaan Produk (Differentiation)

Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan


untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi
sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini
memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya
dari konsumen potensialnya.

Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan


dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan
(secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk
tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan,
fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan
merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa
ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak
mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya.

8
Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan
yang ditawarkan produk tersebut ternyata tidak dihargai (dianggap biasa)
oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka pesaing yang menawarkan
produk standar dengan strategi biaya rendah akan sangat mudah
merebut pasar. Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan
departemen Penelitian dan Pengembangan sangatlah berperan.

3. Strategi Fokus(Focus)

Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam


suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk
melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam
pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi
oleh harga. Dalam pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala
menengah dan besar , strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari
dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan
karakteristik produk.

Menurut Michael Porter, hal-hal yang harus dikuasai atau dimiliki oleh
setiap perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif adalah :

1. Teknologi
2. Tingkat entrepreneurship yang tinggi
3. Tingkat efisiensi/produktivitas yang tinggi dalam proses produksi
4. Kualitas serta mutu yang baik dari barang yang dihasilkan
5. Promosi yang meluas dan agresif
6. Pelayanan teknisal maupun nonteknisal yang baik (service after sale)
7. Tenaga kerja dengan tingkat keterampilan/pendidikan, etos
kerja, kreativitas, serta motivasi yang tinggi
8. Skala ekonomis
9. Inovasi
10. Diferensiasi produk

9
11. Modal dan sarana serta prasarana lainnya yang cukup
12. Jaringan distribusi di dalam dan terutama di luar negeri yang baik dan
well-organized/managed
13. Proses produksi yang dilakukan dengan sistem just-in-time (JIT).

D. Tujuan daya saing

Daya saing ekspor komoditas merupakan salah satu indikator yang


digunakan untuk mengukur kemajuan perekonomian negara. Penelitian ini
menganalisis daya saing ekspor lima komoditas sayuran Indonesia yaitu
kentang, tomat, bawang merah, kubis, dan cabe terhadap lima negara
tujuan utama dan dibandingkan dengan negara pesaing dengan melihat
keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif beserta faktor-faktor
yang memengaruhinya. Periode analisis yang digunakan pada penelitian
ini, yaitu dari tahun 2008 sampai 2012 dengan menggunakan Releaved
Comparative

Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD), dan Gravity


Model dengan menggunakan pendekatan regresi panel data melalui E-
views 6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komoditas sayuran
Indonesia tidak memiliki keunggulan komparatif lebih baik dibandingkan
dengan negara pesaingnya, yaitu Belanda dan Cina pada komoditas
kentang, tomat, bawang, kubis, dan cabe terhadap dunia. Keunggulan
komparatif sayuran Indonesia terhadap negara tujuannya dihasilkan oleh
tomat, kubis, dan cabai dengan negara tujuan yang berbeda dari masing-
masing komoditas. Disisi lain, Indonesia menduduki keunggulan
kompetitif terbaik dibandingkan dengan kedua negara pesaingnya baik
terhadap negara tujuan utama maupun terhadap dunia.

Faktor-faktor yang memengaruhi aliran volume ekspor


adalah Economic Distance, Gross Domestic Product (GDP), Exchange
Rate, Population, dan the Price of the Product dengan hasil yang berbeda
pada masing-masing komoditas.

10
E. Konsep daya saing dalam industri pertambangan
Fokus program pengembangan industri 2015-2019 yang dijalankan
oleh Kementerian Perindustrian merupakan bagian dari kebijakan
pengembangan industri nasional, yang mengacu pada Rencana Induk
Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (PRJMN) 2015-2019. Fokus
kebijakan pengembangan industri nasional yakni pertama, peningkatan
nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral,
serta migas dan batubara dalam rangka penguatan struktur industri melalui
pembangunan industri hulu yang diintegrasikan dengan industri antara dan
industri hilirnya. Kedua, peningkatan kapabilitas industri melalui
peningkatan kompetensi SDM dan penguasaan teknologi; dan ketiga,
pembangunan industri di seluruh wilayah Indonesia melalui pembangunan
wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI), kawasan peruntukan industri
(KPI), kawasan industri, dan sentra industri kecil dan menengah (sentra
IKM)
F. Keberadaan daya saing industri pertambangan dalam negeri
Menurut fitch solution,sektor pertambangan indonesia kurang komperatif
di bandingkan dengan sektor pertambangan di negara asia pasifik
lainya.alasanya ada dua yaitu regulasi yang tidak pastidan sikap nasional yang
tinggi terhadap sumber daya alam indonesia.

Studi yang di gunakan oleh fitch solution menyebut bahwa daya saing
sektor pertambangan indonesia masih rendah. Sektor daya saing pertambangan
indonesia berada di bawah rata-rata sektor asia.

Rata rataskor daya saing pertambangan Asia berada di angka 40-an


sementara itu nilai skor Indonesia berada di bawah 20. Skor daya saing
pertambangan yang mendekat 100 mengindikasikan sektor. Pertambangan di
suatu negara menarik dan berdaya saing tinggi itu artinya skor Indonesia
masih rendah dan kurang kompetitif.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,pengertian kualitatif adalah


penelitian yang berupaya mengkaji dan mendeskripsikan sebuah objek
penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di sekitaran industri pertambangan di


indonesia,sedangkan waktu penelitian masih di tentukan.

C. Data dan Sumber Data

Data dari penelitian ini adalah analisa daya saing industri pertambangan di
dalam negeri.sumber data di dapat dari beberapa artikel di internet dan data
dari perusahaan industri pertambangan.

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.


Cresweel (2010, hlm. 24) menyatakan bahwa, “pendekatan kuantitatif adalah
pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah
berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas
sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan
prosentase tanggapan mereka”.

E. Instrumen penelitian
1.Panduan wawancara.
2.Buku catatan atau buku harian.
3.Alat Rekam.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Narasumber : Vicky Hidayat(Narasumber 1)
P : Apa pandangan anda tentang industri pertambangan?
N : Kalau menurut saya industri pertambangan membawa dampak baik dan
juga bisa membawa dampak buruk,dampak baiknya apayaitu perkembangan
ekonomi bisa menigkat dan memperbaiki perputaran roda ekonomi
sedangkan dampak buruknya adalah yah salah satunya adalah pencmaran
limbah ingkungan dan mengakibatkan polusi.
P : Apakah ada dampak buruk dari kegiatan industri pertambangan?
N : Menurut saya tergantung dari aspek mana kitabicara kalau dari aspek
perkembangan teknologi maka industi pertambangan sngat bermanfaat
sekali bagi perkembanganya sedangkan dari sisis lingkungan bisa di katakan
juga pencemaran.
P : Menurut anda apakah dunia pertambangan sangat bermanfaat bagi
negara?
N: ya,kalau menurut saya keberadaan tambang di suatu wilayah dapat
menopang dari sisi perekonomian suatu daera itu sendiri sehingga bisa
memajukan atau mengembangkan suatu wilayah tersebut,walaupun ada juga
pandangan masyarakat yang negatif kepada industri pertambangan.
P : Bagaimana pandangan anda tentang perkembangan industri
pertambangan di indonesia?
N: perkembangan industri pertambangan cukup pesat munculnya tambang-
tamang baru dari tambang induk seperti PT Antam,PT harita dan masih
banyak lagi tambang yang lain.
P : Apakah industri pertambangan negara kita bisa bersaing dengan industri
pertambangan di negara lain?

13
N: mungkin belum karna dilihat dan di tinjau dari perkembangan teknologi
saat ininegara kita masih kalah saing dengan negara-negara lain,tapi suatu
saat pasti akan bisa bersaing karna negara kita pasti akan bisa bersaing
dengan negara asing lainya.

NARASUMBER : Kamarudin Andri (Nara Sumber 2)


P : Apa pandangan anda tentang industri pertambangan?
N : Industri pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang punya
sumbangsih besar bagi Indonesia mulai dari peningkatan pendapatan ekspor,
pembangunan daerah, peningkatan aktivitas ekonomi, pembukaan lapangan
kerja dan sumber pemasukan terhadap anggaran pusat dan anggaran daerah..
P : Apakah ada dampak buruk dari kegiatan industri pertambangan?
N : Dampakny kalau menurut saya yaitu bisa mengakibatkan pencemaran
air tanah dan kerusaan hutan sehingga peningkatan carbon dioksida akan
meningkayt di tambah lagi polusi yang di hasilkan dari industri itu sendiri
P : Menurut anda apakah dunia pertambangan sangat bermanfaat bagi
negara?
N: ya,kalau menurut saya keberadaan tambang di indonesia bisa
meningkatkan kualitas daya saing dan peningkatan ekonomi yang lumayan
baik.
P : Bagaimana pandangan anda tentang perkembangan industri
pertambangan di indonesia?
N: perkembangan industri pertambangan sudah mulai membaik cara mereka
mengelolah dan memanfaatkan sumber daya alam bisa di katakan sudah
memenuhi standar inte
P : Apakah industri pertambangan nasionalnegara kita bisa bersaing dengan
industri pertambangan di negara lain?
N: Mungkin kalo menurut saya belum karna kurangnya SDM yang
memadai dan juga peralatan yangmasih belum di tingkatkan sehingga
menghambat aktifitas industri pertambangan untuk bisa bersaing,tetapi
kedepanya pasti akan bisa bersaing.

14
B. PEMBAHASAN

Dari kedua narasumber terebut saya bisa menarik kesimpulan bahwa


ada beberapa poin yang saya garis bawahi dalam melakukan wawancara
kepada kedua narasumber sayayaitu

Pertambangan adalah suatu industri yang membawa dampak positif dan


negatif dampak positufnya kita bisa ambil contoh di bidang ekonomi yaitu
dapat menopang kegiatan perekonomiansuatu wilayah itu sendiri dan juga
industripertambanga adalah penyumbang defisanegara yang terbesar yang di
dapatkan leh negara sehingga keberadaan industri pertambangan sangat baik
bagi suatu wilayah atau negara itu sendiri.

Sedangkan dampak negatifnya yaitu dampak sosial,banyaknya petani


yangtidak bisa bercocok tanam karna tanah mereka bisa saja tercemar oleh air
limbah dari tambang dan masih banyak lagi yang lain.sedangkan kemajuan
teknologi di industri pertambangan juga masih belum bisa di katakan baik
karna masih minimnya skil dan kemampuan dari oprator.tapi suatu saat seiring
perkembangan jaman maka kita akan mengikuti kemajuan teknologi.

pertambangan menyerap begitu banyak tenaga kerja dengan berbagai


kualifikasi kemampuan, dari yang tertinggi hingga yang terendah dalam setiap
prosesnya. Suatu kegiatan pertambangan membutuhkan begitu banyak tenaga
terlibat di lapangan dan melibatkan berbagai kehalian yang terkait. Untuk
membangun infrastruktur yang dibutuhkan, kita membutuhkan ahli teknik sipil.
Untuk memastikan para pegawai terhindar dari risiko kecelakaan kerja,
perusahaan membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam bidang K3.
Untuk merawat mesin-mesin yang digunakan, perusahaan membutuhkan tokoh
yang memiliki kompetensi dalam bidang teknik mesin.

15
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber
daya manusia.Harta pusaka ini tersebar di seluruh pelosok negara Indonesia.
Kekayaan yang paling menjanjikan untuk dikelola dari seluruh kekayaan alam
yang tersedia adalah yang berasal dari dalam bumi. Pertambangan Indonesia
memberikan nilai jual produk yang begitu bernilai dengan sokongan banyak
tenaga kerja dan sektor pendukung.
Indonesia kaya akan wilayah tambang yang meliputi: tambang pasir di
kepulauan Bangka Belitung, tambang minyak dan gas alam, tambang batu
bara di Pulau Kalimantan, tambang emas di Papua, tambang batu, tambang
aspal, dan tambang mineral lainnya yang menjadikan tambang salah satu
sumber daya alam yang utama di Indonesia.

B. SARAN
Teruskan meningkatkan produktifitas dan perkembangan teknologinya
sehingga kita bisa bersaing dengan negara lain sehingga menopang kegiatan
perekonomian negara kita yang sedang berkembang ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Eriyati, Iyan Rita Yani.(2011). Dampak Ekonomi dan Lingkungan


Penambangan Emas Liar di Desa Kebun Lado Kecamatan Singigi
Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Ekonomi Universitas Riau, Vol
19. No 3. Hal 135-143

Kitula, A.G.N (2006). The Environmental and Socio-Economic Impacts of


Mining on Local Livelihoods in Tanzania : A Case Study of Geita
District. Journal of Cleaner Production, No. 14. Hal 405-414

RI. 2009. Undang-Undang No.4 Tahun 2009 Tentang Perlindungan


dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

RI. 2009. Undang-Undang No.4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral


dan Batubara

Sachs, D. F., & Wanner, A. M. (1997). Natural resources Abudance and


Economic Growth,

NBER Working Paper.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung : Alfabeta.

17
LAMPIRAN 1

18
LAMPIRAN 2

19

Anda mungkin juga menyukai