Anda di halaman 1dari 12

Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia Bagian Timur pada

Kumpulan Cerpen Untuk Perempuan Yang Kepadanya Rembulan


Mengiba dan Cerita Lainnya

The local Wisdom of Eastern Indonesian Community in the Collection of Short Stories’ Untuk
Perempuan yang Kepadanya Rembulan Mengiba dan Cerita Lainnya

Alifia Khoirunnisa dan Eggy Fajar Andalas

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang


Jalan Raya Tlogomas 246, Malang, Indonesia, Telepon/Faksimile (0341) 464318
Pos-el: alifiak09@gmail.com, Pos-el: eggy@umm.ac.id, 085546114756

Naskah masuk: 23 April 2020, disetujui: 15 Oktober 2020, revisi akhir: 23 November 2020

DOI 10.26610/metasastra.v12i2.12

Abstrak Kumpulan Cerpen Untuk Perempuan yang Kepadanya Rembulan Mengiba karya Wika G.
Wulandari menceritakan tentang kehidupan masyarakat yang terdapat pada Indonesia bagian Timur
dengan berbagai macam kearifan lokal yang ada, mulai dari upacara adat, ritual adat, serta kepercayaan
masyarakat suatu daerah. Penelitian berfokus pada kearifan lokal yang terdapat pada masyarakat
Indonesia bagian Timur. Penelitian ini bertujuan mengetahui kearifan lokal yang terdapat pada masyarakat
Indonesia bagian Timur yang jarang dikupas dan diketahui banyak orang. Penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif kualitatif dengan metode content analysis atau menganalisis isi objek penelitian yaitu
Kumpulan Cerpen Untuk Perempuan yang Kepadanya Rembulan Mengiba karya Wika G. Wulandari.
Metode ini digunakan untuk menganalisis isi dari objek penelitian Untuk Perempuan yang Kepadanya
Rembulan Mengiba karya Wika G. Wulandari. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa masyarakat
Indonesia bagian timur memiliki beberapa bentuk kearifan lokal berupa upacara adat, seperti Barapen
Nisan, ritual adat seperti Paca Gowa dan Ritual Gata-gata, kepercayaan adat setempat, dan perayaan
ulang tahun yang dilakukan secara adat.
Kata Kunci: kearifan lokal, antropologi sastra, kumpulan cerpen, Indonesia Timur

Abstract: A collection of short stories “Untuk Perempuan yang Kepadanya Rembulan Mengiba”
by Wika G. Wulandari tells about the life of the eastern Indonesian community with a variety of
local wisdom ranging from traditional ceremonies, traditional rituals, and the people’s beliefs in
one region. The research focuses on local wisdom in the eastern Indonesian community. This study
aims to determine the local wisdom in the eastern Indonesian community that is rarely published
and known by many people. The study uses descriptive qualitative research with content analysis
methods or analyzing the contents of the research object, namely, the collection of the short story
collection “Untuk Perempuan yang Kepadanya Rembulan Mengiba” by Wika G. Wulandari. This
method is used to analyze the contents of the research object in Wika G. Wulanadari’s “Untuk
Perempuan yang Kepadanya Rembulan Mengiba”. The results of this research reveal that the
eastern Indonesian community has several forms of local wisdom in the form of traditional ceremo-
nies, like Barapen Nisan, traditional rituals, including Paca Gowa and Rata Gata-gata, as well as
local traditional beliefs, and traditional birthday celebrations.
Keywords: local wisdom, anthropology of literature, a collection of short story, Eastern Indonesia

89
METASASTRA
Jurnal Penelitian Sastra, Vol. 12 No. 2, Desember 2020: 89—100

1. PENDAHULUAN pikirannya dalam bertindak atau bersikap


sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu,
Kearifan lokal merupakan sebuah objek atau peristiwa yang terjadi. Sebagai
identitas yang berbeda dari yang lain dan sebuah istilah wisdom kemudian diartikan
menjadikan budaya lokal berada dalam sebagai kearifan/kebijaksanaan. Haryati
masyarakat sebagai suatu ciri khas dalam Soebadio mengatakan bahwa local genius
suatu kebudayaan daerah tertentu. Kearifan adalah juga cultural identity, identitas/
lokal sendiri juga berasal dari beberapa kepribadian budaya bangsa yang
gagasan setempat (lokal) yang bersifat menyebabkan bangsa tersebut mampu
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang menyerap dan mengolah kebudayaan asing
tertanam dan diikuti oleh anggota sesuai watak dan kemampuan sendiri
masyarakatnya (Sartini, 2004:111). Menurut (Rohaedi Ayat, 1986:18—19).
Rahyono (2009), kearifan lokal adalah
Kumpulan cerpen yang berjudul Untuk
cerminan dari kecerdasan manusia yang
Perempuan yang Kepadanya Rembulan
dimiliki oleh sekelompok etnis tertentu yang
Mengiba dan Delapan Belas Cerita Lainnya
berasal dari pengalaman masyarakat
merupakan buku kumpulan cerpen yang
setempat terhadap suatu hal sehingga
terdapat sembilan belas cerita didalamnya.
muncul kearifan lokal. Kearifan lokal
Cerita di dalam kumpulan cerpen banyak
sebuah budaya lahir secara turun-temurun
mengisahkan kehidupan masyarakat
yang diwariskan antar generasi supaya
Indonesia bagian Timur. Cerita pada
terjaga dan lestari. Hal ini juga berarti
kumpulan cerpen tersebut umumnya
bahwa masyarakat daerah tersebut masih
memiliki kesamaan, yaitu dengan latar
menjaga serta melestarikan kebudayaan
tempat yang sama di Indonesia bagian
lokal yang sudah ada sejak dahulu yang
Timur, dengan kesamaan wilayah cerita
tidak tergerus oleh zaman.
membuat semua cerita memiliki keterkaitan
Kebudayaan merupakan keseluruhan dengan tempat tersebut. Cerita dalam buku
pengetahuan yang dimiliki oleh sekelompok tersebut kebanyakan menceritakan kearifan
manusia dan dijadikan sebagai pedoman lokal pada daerah setempat. Persentasi
hidup untuk menginterpretasikan cerita yang menceritakan hal tersebut
lingkungannya dalam bentuk tindakan- sebanyak 13 cerita dari 19 cerita yang ada.
tindakannya sehari-hari. Kearifan lokal
Dalam kumpulan cerpen terdapat
sendiri juga merupakan salah satu cara
beberapa cerita yang masuk dalam kearifan
dalam mengelola sebuah kebudayaan guna
lokal. Pertama, cerita yang berjudul
mempertahankan diri dari kebudayaan
“Barapen Nisan” merupakan sebuah
asing yang tidak baik. Menurut Alfian
upacara ada warga Baliem untuk
2013:428) kearifan lokal dapat diartikan
menyambut keadatangan bule di
sebagai sebuah pandangan hidup dan
kampungnya dengan menyiapkan seekor
pengetahuan masyarakat terhadap suatu
babi untuk disembelih. Lalu dilanjut dengan
hal serta sebagai strategi bermasyarakat
cerita “Jilo-jilo” menceritakan sebuah
yang terwujud pada kegiatan dan rutinitas
kehidupan masyarakat waktu kerajaan
yang dilakukan oleh masyarakat lokal
yang mulai didatangi bangsa Portugis dan
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
negara barat lainnya di Indonesia yang
Pada bahasa asing sering juga terjadi pada masa kesultanan Tidore. Saat
dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat itu terjadi monopoli perdagangan cengkeh.
local wisdom atau pengetahuan setempat Cerita berikutnya, yaitu upacara ada Paca
“local knowledge” atau kecerdasan setempat Gowa, yaitu melakukan kegiatan
local genious Fajarini (2014:123). Pengertian membersihkan perkebunan dan lahan
tersebut disusun secara etimologi, wisdom/ pertanian dari tumbuhan liar dan
kearifan dipahami sebagai kemampuan menyingkirkan hal-hal yang mengganggu
seseorang dengan menggunakan akal pertumbuhan tanaman, serta menanami.

90
ALIFIA KHOIRUNNISA DAN EGGY FAJAR A.: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT INDONESIA BAGIAN...

Berikutnya, cerita mengenai “Perayaan Ter- memiliki banyak penelitian. Pertama


nate” yang terdapat berbagai macam ritual penelitian yang berjudul “Peranan Kearifan
adat dalam proses upacaranya, serta Lokal dalam Pendidikan Karakter” yang
pertunjukkan lokal yang setiap tahun diteliti oleh Ulfah Fajarini (2014). Penelitian
dilaksanakan dalam rangka memperingati membahas tentang sebuah kearifan lokal
Hari jadi Ternate. yang memiliki pengaruh dalam
Berikutnya “Tumbuk Tempurung” pembentukan pendidikan karakter.
menceritakan seorang mamak yang Kearifan lokal perlunya terimplementasi
menderita kanker payudara semua pasrah dalam kehidupan sehari-hari supaya
dengan penyakitnya sebenarnya bisa mampu bertahan dalam perkembangan
menahan mamak lebih lama pada ritual zaman.
adat Tumbuk Tempurung yang dulu Penelitian lainnya yang memiliki konteks
digunakan untuk menyampaikan pesan yang sama berjudul “ Model Pembelajaran
pada arwah tetua agar kematian yang Sains Berbasis Kearifan Lokal dalam
bersangkutan ditunda. Ritual ini dilakukan Menumbuhkan Karakter Konservasi”.
hanya boleh pada ora tetuah di kampung, Penelitian ini membahas mengenai
sekarang digunakan sebagai permainan pembelajaran bidang sains yang diharapkan
Jumat. Akan lebih baik lagi bila purnama, juga mampu menumbuhkan karakter
tempurung dengan lubang di bagian tengah peserta didik terhadap kebudayaan lokal
digunakan sebagai keker untuk melihat serta melestarikan. Model pembelajaran
purnama. Konon kata orang dulu lewat sains yang memiliki basis kearifan lokal
lubang tersebut bisa melihat arwah yang kita dengan rekonstruksi sains murni dengan
rindukan. Berikutnya “Ritual Gata-Gata”, model pembelajaran ini diharapkan juga
sebuah ritual adat yang terjadi pada zaman menumbuhkan karakter peserta didik.
dahulu oleh warga pesisir timur yang Konsep kearifan lokal menurut Rahyono
dilakukan anak gadis dengan menekan (2009) merupakan sebuah bentuk
payudara mereka dengan bambu panas. Hal kecerdasan yang dimiliki manusia oleh
ini bertujuan untuk menghindari zinah mata kelompok etnis tertentu yang berasal dari
kepada kaum laki-laki. pengalaman masyarakat terdahulu.
Terdapat beberapa rumusan masalah Artinya, kearifan lokal hasil dari suatu
yang mendasari penelitian ini. Terdapat masyarakat tertentu berdasarkan
berbagi macam upacara adat, ritual adat, pengalaman mereka alami yang terkadang
perayaan HUT daerah dengan berbagai belum tentu masyarakat yang lain
macam ritualnya, serta kepercayaan mengalaminya. Nilai-nilai tersebut melekat
masyarakat terhadap suatu hal. Tujuan sangat kuat pada masyarakat tersebut dan
penelitian memperoleh dan mengetahui sudah melewati perjalanan waktu yang
sebuah pengetahuan kearifan lokal yang panjang, selama keberadaan masyarakat
terdapat pada masyarakat Indonesia bagian tersebut. Kearifan lokal berasal dari
Timur yang jarang dikupas dan diketahui pemikiran manusia yang terdapat pada
banyak orang. Kebanyakan orang hanya kelompok etnik tertentu yang diperoleh dari
mengerti dan mengetahui sebuah pengalaman yang terdahulu atau bisa jadi
kebudayaan Indonesia bagian Barat. merupakan keturunan pengalaman yang
Pada penelitian terdahulu sejauh ini didapat dahulu sehingga mampu
masih belum ada yang meneliti dengan objek melahirkan sebuah kebudayaan dari
penelitian yang sama. Ada penelitian yang pengalaman-pengalaman tersebut.
memiliki konteks yang sama yaitu kumpulan Pengertian lain dari kearifan lokal yaitu
cerpen Untuk Perempuan yang Kepadanya menjabarkan bahwa segala bentuk
Rembulan Mengiba dan Delapan Belas Cerita pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau
Lainnya. Namun dengan konteks yang dikaji wawasan, serta adat kebiasaan atau etika

91
METASASTRA
Jurnal Penelitian Sastra, Vol. 12 No. 2, Desember 2020: 89—100

yang membimbing sikap dan perilaku Sumber data penelitian ini adalah
manusia pada lingkungannya di suatu kumpulan cerpen Untuk Perempuan yang
kelompok ekologis (Keraf, 2010:369). Kepadanya Rembulan Mengiba karya Wika
Artinya, kearifan lokal tidak bukan hanya G. Wulandari yang diterbitkan Kompas
menjelaskan tentang pengetahuan dan Gramedia tahun 2019, yang terdiri dari 225
pemahaman mengenai masyarakat adat halaman. Data penelitian ini berupa teks,
antara manusia dan cara komunikasi yang kalimat dan kutipan dari buku Kumpulan
baik terhadap sesama manusia, dan juga Cerpen Untuk Perempuan yang Kepadanya
menyangkut pengetahuan, pemahaman dan Rembulan Mengiba kumpulan cerpen yang
adat kebiasaan tentang manusia, alam dan mengungkapkan kearifan lokal yang
hubungan di antara semua seluruh terdapat pada masyarakat Indonesia bagian
masyarakat yang ada pada lingkungan Timur mulai dari upacara adat, ritual adat,
tersebut. Seluruh kearifan tradisional ini perayaan HUT daerah dengan berbagai
dihayati, dipraktikkan, diajarkan, dan macam ritual, pertunjukan, serta mengenai
diwariskan secara turun temurun dari kepercayaan masyarakat setempat terhadap
generasi ke generasi lain yang membentuk suatu hal.
pola perilaku manusia sehari-hari, baik Teknik pengumpulan data
terhadap sesama manusia maupun terhadap menggunakan teknik simak, baca catat.
alam dan yang Gaib. Kearifan lokal Teknik analisis data dalam penelitian
merupakan manifestasi kebudayaan yang melakukan beberapa tahap, yaitu pertama,
terjadi dengan penguatan-penguatan dalam membaca seluruh cerita dalam kumpulan
kehidupan. Hal ini menunjukkan salah satu cerpen, Kedua, mengidentifikasi beberapa
contoh dari bentuk humanisasi manusia judul cerpen yang sesuai dengan pokok
dalam berkebudayaan. Artinya, sebagai penelitian, Ketiga, memberikan tanda pada
sebuah investasi berkepanjangan dalam cerpen yang sesuai dengan pokok penelitian.
bentuk humanitas manusia, kearifan lokal Beberapa tahap pada langkah-langkah
akan terus berjalan baik dengan mengalami tersebut untuk mempermudah
penguatan secara terus menerus (Sartini, pengumpulan data dari Kumpulan Cerpen
2004:115). Untuk Perempuan yang Kepadanya Rembulan
Mengiba dan Cerita Lainnya. Teknik analisis
2. METODE PENELITIAN data yang digunakan merupakan model
analisis Miles dan Huberman yang meliputi
Penelitian ini menggunakan metode (1) penyeleksian data, (2) pemaparan data,
penelitian kualitatif deskriptif. Metode dan (3) penarikan kesimpulan (Moleong,
penelitian kualitatif menghasilkan bentuk 2013).
data deskriptif yang dalam bentuk kata, baik
yang tertulis maupun lisan mengenai sifat
suatu keadaan, gejala, dan individu manusia
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dari sekelompok orang (Moleong, 2013). Pada masyarakat daerah Timur Indone-
Metode deskriptif juga memiliki pengertian sia terdapat berbagai macam kearifan lokal
lain, yaitu memecahkan sebuah yang terjadi mulai dari upacara adat, ritual
permasalahan dengan menggambarkan adat kepercayaan masyarakatnya terhadap
atau menjabarkan suatu keadaan tentang suatu hal, dan masih banyak lainnya. Jika
subjek atau objek penelitian yang diteliti, melihat dari berbagai macam kearifan yang
yaitu individu, ingkungan, masyarakat, dan terjadi, tentunya memerlukan proses yang
lainnya. Penelitian ini memakai pendekatan panjang sehingga terbentuk ada beberapa
antropologi, yaitu ilmu tentang manusia yang berasal sejak dahulu kala dan juga ada
khususnya tentang asal-usul, adat istiadat, suatu hal yang dulu dilakukan sekarang
dan kepercayaan masa lampau juga bisa sudah tidak. Terdapat berbagai faktor yang
mengenai asal, jenis, dan kebudayaannya. menentukan masih tidak bertahannya suatu

92
ALIFIA KHOIRUNNISA DAN EGGY FAJAR A.: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT INDONESIA BAGIAN...

budaya tersebut. Ada masyarakat mulai Ritual Gata-gata merupakan ritual


meninggalkan seiring perkembangan zaman untuk para gadis yang berada di daerah
yang semakin maju karena sudah mengerti pesisir Timur Tidore. Ritual ini sudah ada
mana yang baik dan buruknya untuk sejak tahun 1960-an. Orang-orang pada
masyarakat atau bisa dibilang zaman dahulu melakukan sesuatu pada
menguntungkan tidak untuk kehidupan. payudaranya. Mereka harus menahan rasa
Ada beberapa tradisi atau ritual/upacara sakit saat payudaranya ditekan dengan
adat yang masih dipertahankan karena bambu panas. Hal ini dilakukan dengan
adanya hubungan timbal balik yang tujuan untuk mengecilkan payudara anak
bermanfaat bagi masyarakat serta gadis pada zaman tersebut supaya
menghormati para leluhur terdahulu. payudara yang mereka miliki tidak
menggoda pria zaman tersebut. Jika melihat
3.1 Ritual Gata-gata hal itu, tujuan ritual dilakukan untuk
Ritual Gata-gata merupakan ritual yang menghindari perbuatan dan perilaku zinah,
ada pada zaman dahulu sekitar tahun 1960- serta melindungi perempuan dari perlakuan
an. Namun, ritual itu saat ini sudah tidak yang tidak diinginkan. Namun, ritual ini
dipakai lagi oleh masyarakat. Pada ritual ini, sudah tidak lagi dipakai dan dihapuskan 30
dulu masyarakat saat masih gadis, payudara tahun kemudian setelah dilaksanakan.
mereka ditekan dengan menggunakan Ritual ini mulai ditinggalkan dan dihapus
bambu panas. Hal itu dilakukan untuk karena dengan perkembangan zaman yang
menghindari, serta mencegah perbuatan semakin maju dan canggih membuat
yang tidak baik dan tidak senonoh demi masyarakat berpikir cara yang mudah dan
menjaga mata dari kaum lelaki. Berikut ini praktis untuk melakukannya. Selain itu,
kutipan saat masih dilakukannya ritual pengetahuan kesehatan mengenai hal
tersebut tersbut membuat masyarakat menjadi lebih
Semenjak usia tiga belas tahun, di saat pintar dalam mengambil keputusan untuk
teman saya harus menahan sakit bertindak.
melewati ritual Gata-gata karena Persoalan muncul ketika relasi
payudaranya mereka ditekan dengan antarmanusia demikian terbuka,
bambu panas (Wulandari, 2019:55). sebagaimana kenyataan dalam tata
kehidupan global dewasa ini. Persinggungan
Kutipan di atas menceritakan
dengan dunia luar dan pergeseran tata-nilai
penggambaran bahwa pada masyarakat
terjadi. Ideologi, pemikiran, dan tren gaya
zaman tersebut masih melakukan ritual
hidup dunia luar telah mempengaruhi dan
gata-gata. Ritual ini dilakukan dengan
mengancam tergesernya nilai-nilai kearifan
tujuan supaya payudara yang mereka miliki
lokal (Tilaar, 2000; dan Asrowi, 2016).
tidak membesar. Hal ini dilakukan supaya
menghindari zinah mata para lelaki serta Suyatno (2019) menjelaskan bahwa
mencegah terjadi perbuatan yang tidak kearifan lokal dalam dialektika hidup-mati.
senonoh jika memiliki payudara yang besar. Tanpa pelestarian dan revitalisasi, kearifan
Ritual tersebut sudah dilakukan pada tahun lokal pun suatu saat akan mati. Maksud
berikutnya karena perkembangan zaman pernyataan Suyatno, kearifan lokal bisa
yang semakin maju dan masyarakat sudah disebut mati-hidup dalam arti tetap hidup
mulai berkembang dalam bidang kesehatan. jika masih dilestarikan dan juga dapat mati
jika mulai ditinggalkan. Hal ini juga
Selain itu terdapat kutipan yang
memungkinkan, nasib kearifan lokal di masa
menjelaskan bahwa zaman sekarang yang
depan seperti pusaka warisan leluhur, yang
sudah tidak lagi melakukan ritual tersebut.
jika dirawat dengan baik masih akan tetap
Tahun 1960-an hampir semua gadis di ada, tetapi jika mulai dibuang akan hilang
pesisir Tidore harus melakukan ritual dan punah seiring waktunya tiba akan
gata-gata (Wulandari, 2019). lapuk dimakan rayap. Hal ini berkaitan

93
METASASTRA
Jurnal Penelitian Sastra, Vol. 12 No. 2, Desember 2020: 89—100

dengan berkembangnya zaman dan yang memberikan makna kesuburan yang


pengetahuan yang semakin membuat meminta dan berharap tanaman yang
masyarakat menjadi pintar dan mengetahui mereka tanami akan bertumbuh subur. Pada
mana yang lebih baik untuknya dan dampak makna penyiraman salah satu cengkeh
apa yang dirasakannya nantinya. tersebut merupakan penggambaran semoga
dari satu cengkeh tersebut dapat terus
3.2 Paca Gowa berkembang dengan baik lalu merambat
Paca Gowa merupakan ritual adat pada tumbuhan cengkeh lainnya. Ritual
masyakat daerah Ternate, masyarakatnya akan ditutup dengan berdoa kepada Tuhan
melakukan kegiatan bersih-bersih terhadap sebagai bentuk perminta tolongan supaya
lahan pertanian serta perkebunan. Hal ini pada setiap ritual tersebut dapat berjalan
biasa dilakukan setiap tahun sekali oleh dengan baik dan bisa terkabul setiap
petani, ini juga bertujuan untuk keinginannya.
membersihkan tumbuhan yang dapat Menurut Alfian (2013:428), kearifan
menghalangi proses pertanian atau lokal dapat diartikan sebagai sebuah
perkebunan. pandangan hidup dan pengetahuan
Paca Gowa adalah ritual tahunan yang masyarakat terhadap suatu hal serta sebagai
melibatkan sowohi. Para petani strategi bermasyarakat yang terwujud pada
diwajibkan membersihkan ladang kegiatan dan rutinitas yang dilakukan oleh
cengkeh dari segala macam benalu dan masyarakat lokal dalam memenuhi
rumput-rumput liar. Sowohi dari tiap- kebutuhan sehari-hari. Jika melihat ritual
tiap kampung akan memberikan satu adat tersebut, kita menyadari bahwa sebuah
mangkuk suci untuk disiramkan pada aturan yang nantinya akan menghasilkan
salah satu pohon cengkeh, ritual ini sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat
ditutup dengan berdoa kepada tuhan tersebut. Terdapat beberapa pernyataan
sbelum meninggalkan ladang bahwa upacara adat ini masih berlaku di
(Wulandari, 2019:16). zaman sekarang
Terdapat ritual adat tahunan warga Paca Goya merupakan upacara adat yang
setempat Ternate yang terjadi pada masa biasa dilakukan sebelum proses panen.
Kesultanan Banyanullah yang Seluruh warga kampung akan
mengharuskan para petani membersihkan berbondong-bondong membersihkan
ladang cengkeh dari segala macam benalu hutan dan ladang dari kayu-kayu lapuk.
dan rumput-rumput liar. Bisa dibilang, Upacara ini rutin dilakukan oleh sawohi
bersih desa di zaman sekarang, yaitu dan kepala desa (Wulandari, 2019:111).
membersihkan lahan pertanian dari berbagai Dari kutipan di atas bisa terlihat bahwa
tumbuhan yang dapat menghalangi upacara adat ini masih dilaksanakan oleh
pertumbuhan tanaman yang ditanami masyarakat Kalodi dengan kebanyakan
nantinya. Makna dalam upacara ritual masyarakatnya yang merantau ke Tidore
tersebut, yaitu untuk menjaga kebersihan untuk bekerja sejak pesta adat 12 tahun yang
lingkungan ladang pertanian yang akan lalu. Hal tersebut membuat kampung
mereka tanami supaya tidak menjadi menjadi sepi. Pada setiap tahunnya
penghalang pada saat pertumbuhan diadakanlah sebuah ritual upacara adat
tanaman yang tanami, seperti cengkeh dll. yang dilakukan sebelum proses panen oleh
Semua ritual yang ada selalu dipimpin seluruh warga bebondong membersihkan
oleh Sawohi (kepala adat). Kemudian hutan dan ladang dari kayu-kayu lapuk. Hal
perwakilan kepala adat (Sawohi) dari setiap ini terus berlangsung selama beberapa tahun
kampung akan memberikan satu mangkuk dari dulu yang dilakukan oleh masyarakat.
suci yang disiramkan pada salah satu Melihat tingkah laku masyarakat
cengkeh. Hal itu merupakan sebuah ritual bahwa menurut pernyataan Sartini

94
ALIFIA KHOIRUNNISA DAN EGGY FAJAR A.: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT INDONESIA BAGIAN...

(2004:115) bahwa kearifan lokal merupakan rangkaian acara yang dimulai dari pagi
sebuah investasi kebudayaan yang terjadi sebelum matahari meninggi di atas pohon
dengan penambahan penguatan-penguatan dengan melakukan memanah ke babi
dalam kehidupannya. Hal ini menunjukkan sebagai santapan lalu selanjutnya ada
bentuk humanisasi manusia dalam hiburan penari-penari dari pemuda pemudi
berkebudayaan. Artinya sebagai manifestasi desa dilanjut dengan menaruhkan sajian
humanitas manusia, kearifan lokal dianggap makanan pada nisan lalu juga ikut dibakar.
baik sehingga ia mengalami penguatan Upacara adat Barapen dengan tarian-
secara terus menerus. Seluruh kearifan tariannya dilakukan untuk menyambut
tradisional ini dihayati, dipraktikkan, tamu atau pekerja asing yang datang dari
diajarkan, dan diwariskan dari satu generasi luar (Wulandari, 2019:3).
ke generasi lain yang sekaligus membentuk
pola perilaku manusia sehari-hari, baik Kutipan di atas menjelaskan bahwa
terhadap sesama manusia maupun terhadap warga Baliem yang akan mengadakan
alam dan yang Gaib. upacara adat Barapen untuk menyambut
keadatangan pekerja asing atau warga
Namun, terdapat pernyataan lain jika
negara asing di kampungnya. Daerah
melihat dari usia dan dilakukannya
Baliem sendiri sudah sejak 5 tahun yang lalu
bertahan selama beberapa tahun. Pengertian
menjadi tempat penambangan emas
kearifan lokal menjadi nilai-nilai yang
sehingga banyak pekerja asing yang datang
dianggap baik dan benar karena dapat
ke sana untuk bekerja. Masyarakat warga
bertahan dalam waktu yang lama (Liliweri,
Baliem sudah mulai terbiasa dengan proyek
2005; dan Abdullah, 2008 et. al). Hal tersebut
yang dilaksanakan di sana mulai beberapa
juga termasuk dalam perilaku manusia yang
tahun belakanggan ini. Banyak truk
tercermin dalam filosofi nilai-nilai, etika,
pengangkut berat yang bekerja siang malam
cara-cara, dan perilaku secara tradisional.
yang terus berjalan melewati kampung
Pada nilai-nilai tersebut terdapat peraturan
tersebut untuk bekerja. Penambangan yang
yang menjadikan sebuah keharusan untuk
dilakukan hampir 24 jam tanpa ada waktu
terus mempertahankan dan melestarikan
jeda istirahat, pengemborang yang
budaya sehingga dapat terus bertahan
dilakukan juga secara terus menerus. Lalu
selama beberapa tahun. Hal ini juga harus
setelah upacara adat diumumkan akan
diperhatikan jika budaya tersebut tidak
dilaksanakan hampir semua masyarakat
dipertahankan dan dilestarikan membuat
ikut membantu melakukan persiapan
keturunan berikutnya atau anak cucu di
upacara tersebut. Kemudian, terdapat
masa depan tidak dapat mengetahui serta
beberapa ritual yang akan dipersiapkan
melihat kebudayaan adat terjadi dan ada.
hampir semua orang ikut bergotong royong
Sebuah ritual adat memiliki maksud dan
membantu dengan tugasnya masing-
tujuan yang baik yaitu ikut berkontribusi
masing. Mulai dari ada yang bertugas
dalam pelestarian alam yang jika dilihat
memasak yang dilakukan beberapa
saat ini mulai banyak terjadinya kerusakan
perempuan serta beberapa pemuda pemudi
lingkungan. Dengan adanya hal itu,
desa juga yang ikut menari dalam upacara
masyarakat akan terus menjaga dan
tersebut dan yang lainnya membantu proses
merawat lingkungan di sekitar dalam
upacara adat.
bentuk upaya adat dan juga pelestarian
lingkungan. Kearifan lokal diungkapkan juga oleh
Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah
3.3 Barapen Nisan (2008:72) sebuah prinsip-prinsip dan cara-
cara tertentu yang dianut, dipahami, dan
Barapen Nisan merupakan upacara adat diaplikasikan oleh masyarakat lokal dalam
yang dilakukan masyarakat Baliem untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan
menyambut tamu yang datang ke kampung lingkungannya yang bertransformasi dalam
Baliem. Pada upacara adat tersebut dengan

95
METASASTRA
Jurnal Penelitian Sastra, Vol. 12 No. 2, Desember 2020: 89—100

bentuk sistem nilai dan norma adat. Hal ini diajeni meskipun telah tiada.
memiliki maksud kearifan lokal berupa ritual
adat masih tetap dilakukan sekarang 3.4 Perayaan Tidore
dengan seiring perkembangan zaman dan Perayaan Tidore merupakan
menjadikan ritual adat tersebut memiliki serangkaian acara yang dilakukan pada 12
daya tarik sendiri terhadap lingkungan luar April yang juga perayaan ulang tahun
sehingga bermanfaat. Berikut ini Tidore yang sudah dilakukan secara turun
penggambaran yang menjelaskan upacara menurun sejak dulu. Perayaan dimulai
tersebut dilakukan. dengan upacara adat pada setiap daerah
Sebelum upacara dimulai harus babi atau desa di wilayah Tidore, serta
yang dipanah sebagai pembuka upacara, mengirimkan dua pemuda terbaiknya untuk
lalu penyerahan babi berlangsung ikut dalam pawai obor kesultanan. Lalu ada
khidmad. Adapun yang lain menata pertunjukkan yang dinamakan Badabus.
sayur sambil melihat ukiran batu nisan Tanggal 12 nanti akan diadakan upacara
yang sedang membara (Wulandari, adat dan pertunjukkan tradisional. Setiap
20198—9). kampung di wajibkan menggelar upacara
Melihat kutipan di atas, bahwa pada adat sendiri dan turut mengirimkan dua
pelaksanaan upacara Barapen terdapat pemuda dalam pawai obor kesultanan
beberapa adat yang harus dilakukan. (Wulandari, 2019:169).
Kutipan tersebut menggambarkan Hari jadi Tidore yang jatuh pada
pelaksanaan ritual yang harus dilakukan tanggal 12 April selalu diperingati oleh
dan juga suasana proses upacara yang masyarakat sekitar dengan berbagai
berlangsung khidmat dan berjalan lancar. rangkaian acara dengan melakukan
Upacara adat dilakukan mulai pagi sebelum upacara adat yang dilakukan oleh setiap
matahari terbit melewati pohon matoa. Lalu daerah sendiri, lalu akan dilaksanakan fes-
sebelum barapen dimulai, dilakukanlah tival pertunjukkan tradisional dan pawai
memanah satu babi untuk pembuka obor kesultanan. Segala rangkaian acara
upacara penyambutan. Kemudian, babi tersebut sudah ada sejak zaman dahulu. Kini
yang dipanah dibawa masuk ke lingkaran masyarakat hanya menjalankan dan
kerumunan. Upacara dimulai oleh Pendeta meneruskan apa yang sudah ada. Pada
Asso dengan khidmad lalu pemuda serangkaian acara tersebut tentu saja perlu
mengangkat batu nisan untuk diletakkan di persiapan yang tidak sebentar dan
bara api ditatalah beberapa sayur pada bara membutuhkan waktu yang lama, baik
api tersebut. tenaga mapun pikiran.
Upacara tersebut memiliki maksud Salah satu pertunjukan tradisional yang
untuk menyambut kedatangan tamu asing akan diselenggarakan adalah badabus
yang masuk di dalam kampung yang akan (Wulandari, 2019:170).
menjadi keluarga baru. Pelaksanan
mulainya ritual pada pagi sebelum terbitnya Badabus, atau orang di sana sering
matahari memiliki maksud untuk minta menyebutnya Ratib Badabus. Upacara ini
permohonan terhadap maha kuasa supaya dilakukan dengan tujuan untuk
semua ritual yang berjalan dengan lancar, mengirimkan salawat kepada nabi dan para
serta dapat terkabul apa yang diharapkan sahabatnya, serta meneruskan budaya yang
dan dicita-citakan. diwarisakan oleh Syeikh Abdul Kadir
Djaelani. Semua masyarakat boleh
Hal ini bisa dilihat dan cermati jika
mengikuti Badabus, tidak terdapat larangan
kearifan lokal tersebut terus dilakukan jika
khusus, ini terbuka untuk umum. Terdapat
memang dibutuhkan. Hal ini pun sebagai
satu alat yang khusus dibuat dari besi yang
bentuk rasa hormat terhadap para leluhur
berguna untuk menikam dada. Upacara ini
terdahulu supaya merasa dihormati dan
sangsat bergengsi dalam kalangan laki-laki.

96
ALIFIA KHOIRUNNISA DAN EGGY FAJAR A.: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT INDONESIA BAGIAN...

Seni bela diri ini menantang dan menarik membuat masyrakat merasakan arti
banyak peminat dari kalangan laki-laki. beryukur pada karunia yang diberkan
Badabus sendiri terdapat pada berbagai kepada Tuhan, serta mampu melakukan hal
daerah yang memiliki ciri tersendiri. Badabus yang dapat bermanfaat bagi semua.
pada daerah di Tidore memiliki tampilan Pemadaman juga bisa disebut upaya
yang cukup sederhana karena tidak penghematan pada listrik karena satu kota
terdapat instrumen yang banyak dalam atau daerah yang dimatikan berapa watt
pelaksanaan ritual. Instrumen yang ada yang sudah dihemat pertahunnya.
cukup sederhana, tetapi terdapat lantunan Penggunaan listrik yang tinggi menyebabkan
rebana dan bacaan zikir yang membuat bahan bakar pembuatan listrik semakin
ritual ini menjadi pertunjukan megah. Aksi- menipis jika tidak dibarengi dengan
aksi para peserta yang penuh tenaga penghematan akan semakin hari bahan
membuat seakan kondisi sederhana menjadi baku pembuatan listrik menjadi semakin
sesuatu yang megah dalam pertunjukan. sedikit hingga bisa jadi punah. Maka dari
Para penonton yang dibuat terpukau pada itu, pelaksanaan hal tersebut membuat kita
pertunjukan ditampilkan menjadikan menjaga dan juga membantu penghematan
pertunjukan ini menjadi pertunjukan akbar. listrik.
Pertunjukan yang dilakukan seakan tanpa Ritual pemadaman lampu ini juga mirip
rasa lelah dan enak ditonton. Dalam aksi- dengan budaya Nyepi di Bali yang juga
aksinya sering ada beberapa peserta yang memadamkan listrik serta melakukan segala
sedikit mengeluarkan darah, sangat sedikit aktivitasnya di rumah. Di Bali masyarakat
dan tidak membahayakan pelaku ritual tidak diperbolehkan keluar dari rumah dan
karena besi yang menancap ke dada tidak melakukan segala sesuatu harus di rumah.
dalam. Di Tidore saat perayaan hanya
Biasanya para gadis diwajibkan memakai memadamkan listrik yang terjalin pada
kebaya adat bewarna putih dan jarik rumah masyrakat.
cokelat batik. Tidak boleh memaki bedak, Habba (2007) menjelaskan bahwa
pengharum, pewarna bibir kecuali penari. kearifan lokal mencakup berbagai
Tepat 12 April semua listrik dipadamkan lingkungan yang memahami lokal tersebut,
hingga esok harinya (Wulandari, dengan kekayaan kultural yang dimiliki
2019:172). dalam masyarakat memberikan sebuah
identitas atau ciri khas kepada komunitas
Kutipan tersebut menggambarkan
dan masyarakat di suatu wilayah atau
bahwa saat terjadinya perayaan hari jadi
lokasi. Hal ini berarti sebuah kearifan lokal
Tidore masyarakat diminta kembali pada
mencangkup segala suatu hal dalam
zaman dahulu yang tidak memakai hal yang
lingkungannya yang menjadikan hal
terihat menor dan tidak natural seperti tidak
tersebut sebuah identitas pembeda dari yang
memakai make up dan terlalu mencolok
lainnya dan timbulah sebuah kebudayaan
pakiannya dengan aroma wangi yang
dalam lingkungan tersebut. Bentuknya,
mengoda. Hal ini dilakukan karena menurut
antara lain, berupa kepercayaan (aspek
pada zaman dahulu, sangat jarang bahkan
dasariah dalam kehidupan warga
tidak ada yang memakai make up dengan
masyarakat) untuk mempertahankan
parfum aroma yang mencolok.
lingkungan dan hidup keseharian, festival
Pemandaman listrik juga dilakukan untuk
keagamaan, kekerabatan, seni tari,
mengembalikan ingatan pada zaman
nyanyian, dan cerita rakyat.
dahulu yang memiliki penerangan sedikit
serta masih jarang masyrakat yang memiliki 3.5 Tolire
penerangan seperti sekarang.
Hal ini juga memiliki filosofi tersendiri Tolire merupakan sebuah danau yang
bahwa dengan dilakukannya hal terbut berada di pulau Ternate. Dulu terdapat

97
METASASTRA
Jurnal Penelitian Sastra, Vol. 12 No. 2, Desember 2020: 89—100

perkampungan warga pada daerah danau. sebenarnya setiap waktu memiliki waktu
Warga perkampungan tersebut yang baik hal ini tergantung cara kita
mempercayai bahwa saat terjadinya memanfaatkan dan mengoptimalkan waktu
purnama merupakan waktu untuk yang digunakan sehingga mampu membuat
mengenang orang terkasih. Maka dari itu semuanya berjalan yang baik. Sebenarnya
saat terjadinya purnama masyarakat hanya malam purnama disunyikan biasanya bukan
berdiam diri di rumah dan kondisi hanya mengenang kenangan dengan orang
lingkungan cenderung sunyi. terkasih, tetapi juga mitos yang sakral
Kampung kami begitu menggilai sehingga jarang, bahkan tidak diperbolehkan
purnama. Itulah mengapa setiap orang keluar pada zaman dahulu karena
purnama, malam-malam akan sengaja dianggap sakral.
disunyikan. Kami akan begitu khidmat Kutipan serta penjelasan tersebut
meresap setiap cahaya rembulan dan menjelaskan bahwa kearifan lokal
kenangan-kenangan orang terkasih merupakan suatu bentuk dari akal pikiran
(Wulandari, 2019:51). manusia yang dimiliki oleh sekelompok etnis
Kutipan di atas menceritakan kampung tertentu yang berasal dari pengalaman
ini menggila karena banyak menyimpan masyarakat terdahulu. Menurut Rahyono
rahasia saat purnama. Ada yang bilang (2009), kearifan lokal tersebut merupakan
purnama merupakan tempat wujud dari pengalaman dan hasil dari
menyembunyikan segala rasa. Maka dari itu masyarakat tertentu. Yang dialami dalam
para warga kampung begitu meresapi masyarakat tersebut belum tentu dialami
secara dalam pada setiap cahaya yang oleh masyarakat yang lain.
masuk untuk menyembunyikan serta
3.6 “Jilo-Jilo”
mengenang segala perasaan kerinduan yang
ada saat purnama. Mereka juga percaya “Jilo-Jilo” merupakan sebuah lagu
bahwa dengan adanya rembulan purnama daerah masyarakat Maluku Utara yang
dapat mengobati kerinduan terhadap orang memiliki kepercayaan tersendiri. Ada
terkasih. beberapa hal yang mengatakan bahwa lagu
Masyarakat sekitar yang mempercayai tersebut merupakan sebuah lagu yang
bahwa sebuah purnama dapat dinyanyikan anak-anak yang mencari pintu
mendatangkan dan menyampaikan sebuah keluar, tetapi juga ada yang melarang
kerinduan yang mereka nantikan kepada menyanyikan. Ada yang mempercayai jika
orang terkasih. Purnama yang yang indah menyanyikannya malam hari hendak
mempesona seakan menghipnotis mereka mengirimkan tumbal, dan jika siang hari
untuk terus memandanginya, serta untuk mengenang yang dijadikan tumbal.
melakukan hal-hal yang tidak dapat Para tetuah sering memperingatkan agar
dipercayakan nantinya. tidak menyanyikan lagu jilo-jilo saat
Orang kampung tersebut percaya sedang ada bulan (Wulandari, 2019:127).
dengan mitos bahwa jika terjadi bulan Kutipan tersebut menggambarkan
purnama hal ini mrupakan waktu yang kepercayaan bila menyanyikan waktu
tepat untuk menyampaikan pesan kepada malam hari itu berarti hendak mengirimkan
orang yang terkasih. Hal ini didasari bahwa tumbal pada arwah di alam yang berbeda.
mereka menganggap bahwa saat terjadinya Jika menyanyikannya pada siang hari,
bulan purnama merupakan hal yang suci berarti mengenang tumbal yang pernah
karena jarang terjadi menjadi sebuah mereka kirim di malam harinya. Hal ini
fenomena langka yang juga merupakan merupakan kepercayaan masyarakat
pesan kepada masyarakat hingga waktu terhadap hal tersebut. Nyanyian ini juga
yang tepat untuk menyampaikan pesan dilarang oleh para sesepuh desa yang
kerinduan. Jika menelisik lainnya, mempercayai hal tersebut, serta pastinya hal

98
ALIFIA KHOIRUNNISA DAN EGGY FAJAR A.: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT INDONESIA BAGIAN...

semacam ini pernah dilakukan sehingga ada juga penyebutan lain seperti bintang dan
masyarakat melarangnya. bulan. Ada yang diberi nama bintang, ada
Sebagai penenang untuk ingatannya yang diberi nama bulan.
yang selalu diburu Husen, Kene pelan- Wahyudi (2014:13) mengatakan
pelan menyandungkan lahu jilo-jilo kearifan lokal merupakan sebuah tata aturan
(Wulandari, 2019:22). tak tertulis yang disepakati oleh masyarakat.
Hal tersebut menjadikan sebuah acuan
Kutipan tersebut merupakan sebagian
masyarakat yang meliputi seluruh aspek
kecil dari cerita pendek yang ada. Cerita
kehidupan, berupa tata aturan yang
pendek tersebut menceritakan pada zaman
menyangkut hubungan antarsesama
dulu waktu Kesultanan Bayanullah
manusia, misalnya dalam interaksi sosial,
terdapat seorang prajurit yang handal
baik antarindividu maupun kelompok, yang
dalam berperang, bahkan juga
berkaitan dengan hierarki dalam
mempertaruhkan nyawanya dalam
kepemerintahan dan adat, aturan
berperang. Dia tinggal bersama dengan
perkawinan antarklan, tata karma dalam
sang ibu yang janda. Hingga suatu ketika ia
kehidupan sehari-hari.
meminta izin untuk pergi berperang dengan
perasaan yang sedih. Ia merelakan sang anak Tata aturan menyangkut hubungan
untuk pergi berperang, meskipun manusia dengan alam, binatang, tumbuh-
tempatnya berperang jauh dari rumah, tumbuhan yang lebih bertujuan pada upaya
tetapi suara letusan masih terdengar jelas. konservasi alam.Tata aturan yang
Dadanya merasa terpukul jika ada orang menyangkut hubungan manusia dengan
yang berteriak Allahuakbar menandakan ada yang gaib, misalnya Tuhan dan roh-roh
prajurit yang tumbang di medan perang. gaib. Kearifan lokal dapat berupa adat
Sebagai penenang dalam dirinya, ia istiadat, institusi, kata-kata bijak, pepatah
menyandungkan lagu-lagu “Jilo”. Lagu (Jawa: parian, paribasan, bebasan dan saloka).
kesukaan anaknya di saat masih kecil dan
untuk mengenang anaknya. 4. SIMPULAN
Lagu “Jilo-jilo” sendiri merupakan lagu Kumpulan Cerpen Untuk Perempuan
tradisional masyarakat Maluku Utara yang yang Kepadanya Rembulan Mengiba
dinyanyikan ketika sekumpulan anak yang merupakan kumpulan cerita pendek yang
mencari pintu untuk pulang. “Jilo-jilo” menceritakan kearifan lokal yang terjadi
adalah permainan tradisional Ternate yang pada masyarakat di sana. Selain itu terdapat
dimainkan dengan cara dua orang saling tradisi dan ritual atau upacara adat yang
berhadapan dan berpegang tangan memiliki keunikan tersendiri.
membentuk gerbang. Pemain lain,
jumlahnya tidak terbatas, berkeliling Terdapat berbagai macam bentuk
mengitari dua orang anak yang kearifan lokal yang terdapat pada
berpegangan tangan membentuk gerbang. masyarakat Indonesia bagian Timur mulai
Sampai pada lirik cari pintu maka peserta dari upacara adat, ritual adat, serta
yang mengitari dua orang yang membentuk kepercayaan yang ada dalam masyarakat.
gerbang tersebut langsung masuk di dalam Dimulai dari upacara adat yang ada
gerbang. Saat lagu selesai, orang yang berada terdapat pada upacara adat Paca Gowa, yaitu
tepat di bawah gerbang akan ditahan oleh upacara adat yang membersihkan lahan
dua orang yang membentuk gerbang lalu pertanian, melakukan ritual, dan berdoa
menanyakan pilihannya untuk ikut siapa. meminta kesuburan terhadap lahan
Dua orang yang berpegangan tangan pertaniannya. Ritual adat dan juga upacara
tersebut biasanya satu disebut apel dan satu adat yang bernama Barapen Nisan,
lagi disebut stroberi. Selain penyebutan itu, penyambutan tamu asing yang datang ke
kampung akan disambut dengan upacara

99
METASASTRA
Jurnal Penelitian Sastra, Vol. 12 No. 2, Desember 2020: 89—100

adat, serta ritual adat yang ada. Dinamakan


Barapen Nisan karena nantinya akan
melakukan bakar-bakar makanan yang
bertempat pada nisan warga kampung
tersebut.

5. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. et al. (2008). Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Globa. Yogyakarta: Sekolah
Pascasarjana UGM [Universitas Gadjah Mada] dan Pustaka Pelajar.
Alfian, M. (2013). “Potensi Kearifan lokal dalam Pembentukan Jati Diri dan Karakter Bangsa.”
Fajarini, U. (2014). Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter. Sosio Didaktika.
Habba, J. (2007). “Analisis SWOT Revitalisasi Kearifan Lokal dalam Resolusi Konflik” dalam Alpha.
Keraf, A. . (2010). tika Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Liliweri, A. (2005). Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur.
Yogyakarta: Penerbit LKiS.
Moleong, L. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rahyono, F. . (2009). Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama.
Rohaedi Ayat. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (local Genius). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati.
Tilaar, H. A. R. R. (2000). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahyudi, A. (2014). Pesona Kearifan Jawa.
Wulandari, W. G. (2019). Untuk Perempuan yang Kepadanya Rembulan Mengiba dan Cerita Lainnya.
Jakarta: Kompas Gramedia.
Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008). Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan Pelestarian
Sumberdaya Pesisir, 1, 69—85.

100

Anda mungkin juga menyukai