Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PERAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

DESA DALAM UPAYA PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN CAGAR


BUDAYA DI DESA KOTA KAPUR KECAMATAN MENDO BARAT
KABUPATEN BANGKA

Junaidi Abdillah

Sekolah Tinggi Ilmu Hukum PERTIBA Pangkalpinang


Email: junbangka123@gmail.com

Abstrak
Indonesia merupakan negara yang kaya peninggalan sejarah, salah satunya adalah Situs cagar
budaya yang merupakan warisan yang harus dijaga dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Sebagai
aset bangsa situs cagar budaya memiliki nilai sejarah yang dapat dijadikan pembelajaran bagi
generasi penerus bangsa. Peninggalan sejarah yang terkenal di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung adalah situs kota Kapur yang terletak di Desa Kota Kapur Kecamatan Mendo Barat
Kabupaten Bangka. Dari berbagai informasi yang didapat, situs kota Kapur erat kaitannya dengan
kerajaan Sriwijaya. Di kawasan situs tersebut ditemukannya Prasasti kota Kapur dan temuan-
temuan lainnya yang telah diteliti oleh para Arkeolog. Melihat pentingnya nilai sejarah dari situs
kota Kapur peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Peran masyarakat dan
Pemerintah Desa setempat terkait dengan upaya pengelolaan dan pelestarian situs kota kapur .
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan cara menyajikan semua temuan dilapangan
secara detail (explanatory) dan empiris .

Kata kunci: Cagar Budaya, Upaya Masyarakat, Peran Pemerintah Desa

Abstract

Indonesia is a country that is rich in historical heritage, one of which is a cultural heritage site
which is a legacy that must be maintained and managed properly. As a national asset, cultural
heritage sites have historical values that can be used as lessons for the nation's future generations.
A famous historical relic in the Province of Bangka Belitung Islands is the site of the city of Kapur
which is located in Kota Kapur Village, Mendo Barat District, Bangka Regency. From various
information obtained, the site of the city of Kapur is closely related to the Srivijaya kingdom. In
the area of the site, the city of Kapur Inscription was found and other findings that have been
studied by archaeologists. Seeing the importance of the historical value of the Kapur city site,
researchers are interested in conducting research on the role of the community and local village
government in relation to the management and preservation of the Lime City site. This type of
research is a descriptive study by presenting all field findings in an explanatory and empirical way
.
Keywords: Cultural Heritage, Community Effort, The Role of Village Government

187
Pendahuluan
Bangsa Indonesia dikenal kebudayaan untuk menjadi
dengan negara yang kaya akan suku, pengetahuan dan pembelajaran bagi
agama, ras dan kebudayaan. Kondisi generasi penerus Bangsa.
geografis Indonesia yang terdiri dari Kebudayaan dapat digolongkan
berbagai pulau-pulau menjadi salah menjadi dua komponen utama yaitu
satu faktor mengapa Indonesia kebudayaan material dan kebudayaan
sangat kaya atas suku, agama, ras non-material, kebudayaan material
dan kebudayaan tersebut. Salah satu mengacu pada semua ciptaan
kekayaan Indonesia adalah masyarakat yang konkret, temasuk
kebudayaan yang beraneka ragam, temuan-temuan yang dihasilkan dari
mulai dari Sabang sampai Merauke penggalian arkeologis sedangkan
sehingga menjadikan kebudayaan kebudayaan non-material adalah
tersebut patut untuk dijaga dan ciptaan abstrak yang diwariskan dari
dilestarikan. Di dalam Undang- satu generasi ke generasi berikutnya,
Undang Dasar Negara Republik misalnya berupa dongeng, cerita
Indonesia Tahun 1945 menyatakan rakyat, adat istiadat, tarian
bahwa “Negara memajukan tradisional, dan lain sebagainya
kebudayaan nasional Indonesia di (Yusuf Zainal dan Beni Ahmad
tengah peradaban dunia dengan Saebeni, 2014: 74).
menjamin kebebasan masyarakat Salah satu kebudayaan
dalam memelihara dan material yang perlu dipelihara dan
mengembangkan nilai-nilai dilindungi adalah peninggalan
budayanya.” (UUD Negara Republik prasejarah dan sejarah, baik berupa
Indonesia 1945, pasal 32: 1) bangunan, arca, situs, candi maupun
Pengertian yang tersirat di benda-benda purbakala lainnya.
dalam Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945 Peninggalan tersebut biasa disebut
menjadi bukti bahwa adanya dengan cagar budaya. Menurut
keinginan Bangsa Indonesia untuk UURI No. 11 Tahun 2010, “Cagar
selalu memajukan kebudayaan budaya adalah warisan budaya
Nasional dan memelihara nilai-nilai bersifat kebendaan berupa Benda

188
Cagar Budaya, Bangunan Cagar ironisnya, situs tersebut belum
Budaya, Struktur Cagar Budaya, dikelola atau dilindungi secara
Situs Cagar Budaya, dan Kawasan maksimal, kerapkali ditemukan
Cagar Budaya di darat dan/atau di air penambang timah yang melakukan
yang perlu dilestarikan pertambangan di kawasan situs cagar
keberadaannya karena memiliki nilai budaya tersebut.
penting bagi sejarah, ilmu Menurut Jhohannes Marbun
pengetahuan, pendidikan, agama, (2012), hal tersebut disebabkan oleh
dan/atau kebudayaan melalui proses beberapa faktor mendasar mengapa
penetapan.”(Undang-UndangNomor situr cagar budaya belum dikelola
11 Tahun 2010). dan dilindungi secara maksimal,
Indonesia memiliki banyak yaitu perbedaan persepsi para
benda dan situs cagar budaya yang pelestarian warisan budaya terhadap
terdapat di darat maupun di laut, kebijakan desentralisasi dan otonomi
namun dari 66.513 cagar budaya, daerah, pembagian kewenangan
yang terdiri atas 54.398 cagar budaya antara pemerintah pusat dan
bergerak dan 12.115 cagar budaya pemerintah daerah masih belum
tidak bergerak yang tersebar di jelas, dan masih rendahnya kapasitas
seluruh pelosok tanah air baru 1895 pemerintah daerah, selain itu,
yang dipelihara (Hafdz Putra Arifin, minimnya sumber daya manusia
2018). Salah satu bentuk cagar yang ahli dibidang pengelolaan
budaya di Indonesia terdapat di warisan budaya, belum efektifnya
provinsi Kepulauan Bangka Belitung lembaga yang berwenang mengurusi,
tepatnya di Desa Kota Kapur serta regulasi yang belum diatur dan
Kabupaten Bangka. Cagar budaya ditegakkan dengan jelas. Dengan
tersebut merupakan prasasti batu melihat pentingnya suatu cagar
kapur pada tahun 1892. Prasasti budaya untuk generasi yang akan
tersebut sangat erat kaitannya dengan datang, maka sudah menjadi salah
kerajaan Sriwijaya dan mempunyai satu urusan yang wajib diperhatikan
ukuran setinggi 1,5 Meter yang oleh Pemerintah setempat dalam
ditemukan oleh J.K Meulen, namun upaya memelihara dan melindungi

189
situs cagar budaya tersebut. Hal lain (explanatory) dan empiris. Peneliti
yang tidak terlepas dari upaya menggunakan teknik pengumpulan
memelihara dan melindungi situs data wawancara langsung dengan
cagar budaya adalah peran sampel masyarakat yang dipilih
masyarakat setempat untuk turun secara acak berjumlah 95 orang
secara aktif menjaga situs cagar responden, serta melakukan
budaya tersebut. observasi dan dokumentasi pada
Oleh sebab itu, penelitian ini daerah situs cagar budaya Kota
dilakukan untuk mengetahui apakah Kapur, Kecamatan Mendo Barat,
ada upaya partisipasi dari masyarakat Kabupaten Bangka, Provinsi
setempat untuk melakukan Kepulauan Bangka
pemeliharaan dan pelestarian situs Belitung.Pengumpulan data dan
cagar budaya, karena upaya tersebut wawancara mengikuti metode
bukan hanya menjadi tanggungjawab Muhadjir (1992) yaitu subjek
pemerintah, melainkan seluruh mendatangi secara langsung
lapisan masyarakat di daerah sekitar responden dan mengambil
situs cagar budaya. Selain itu, kesempatann yang memudahkan.
penelitian ini dilakukan untuk Wawancara dilakukan dengan cara
mengkaji peran pemerintah desa bertatap muka dengan responden
setempat dalam melakukan sehingga diperoleh gambaran secra
pemeliharaan, perlindungan, dan lengkap tentang objek yang diteliti
pengelolaan situs cagar budaya. (Bungin, 2003).
Dalam upaya untuk mengetahui hal- Data yang dikumpulkan kemudian
hal tersebut, diperlukan survey akan dianalisa dengan metode
permasalahan social dan budaya analisa interaktif. Metode ini terdiri
pada masyarakat sasaran. dari empat tahap yaitu, pengumpulan
Metode Penelitian data, reduksi data, penyajian data,
Penelitian ini menggunakan dan penarikan kesimpulan.
jenis penelitian deskriptif dengan
cara menyajikan semua temuan
dilapangan secara detail

190
Partisipasi Masyarakat Dalam belukar sehingga tidak tampak jelas
Upaya Situs Cagar Budaya di Desa wujud dari situs tersebut (Rustian Al
Kota Kapur Ansori, “Kota Kapur, Situs
Situs cagar budaya yang Bersejarah Tak Terawat Diselimuti
terletak di desa Kota Kapur Semak Belukar”). Selain itu banyak
Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten kegiatan masyarakat yang bertani
Bangka merupakan tanggungjawab lada dan karet di kawasan situs cagar
bersama mulai dari pemerintah pusat, budaya. Untuk itu perlu dilakukan
pemerintah daerah dan masyarakat. perhatian dan diselamatkan, agar
Masyarakat berperan penting dalam kawasan situs kota Kapur tidak
upaya pengelolaan dan pelestarian menerus tergerus karena
situs cagar budaya, mengingat bahwa perkembangan desa dan kegiatan
situs cagar budaya adalah perkebunan maupun penambangan
peninggalan sejarah yang sangat ilegal.
penting untuk menjadi edukasi bagi Berdasarkan hasil wawancara
masyarakat, maka perlu dilakukan dengan Bapak Nasrun selaku tokoh
evaluasi tentang pemahaman situs masyarakat setempat : “Sebenarnya
cagar budaya terhadap masyarakat. bukan masyarakat tidak peduli
Agar tidak terjadi penyelewengan dengan keberadaan cagar budaya
yang dilakukan masyarakat terhadap tersebut, tetapi disini pemerintah
situs cagar budaya yang merupakan juga tidak melakukan tindakan
peninggalan sejarah. apapun, hanya menetapkan kawasan
Namun pada kenyataannya tersebut sebagai kawasan cagar
situs ini sudah lama dirambah budaya, tanpa ada tindakan
masyarakat untuk berkebun, yang pelestarian lebih lanjut.”
kemudian juga selalu menjadi
incaran dari kegiatan penambang
timah. Kawasan ini banyak tumbuh

191
Tabel. 1 Partisipasi masyarakat dalam upaya perlindungan cagar budaya
di desa Kota Kapur kecamatan Mendo Barat kabupaten Bangka tahun 2019
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang situs cagar 90 5
budaya?
2 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang situs cagar 95 0
budaya Kota Kapur ?
3 Apakah Bapak.Ibu mengetahui bahwa situs tersebut 91 4
dilindungi ?
4 Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya aktivitas 88 7
pertanian dikawasan situs yang dilakukan oleh
warga Desa Kota Kapur ?
5 Apakah ada sebagian masyarakat di desa saudara 8 87
yang melakukan aktivitas pertambangan dikawasan
situs budaya tersebut?
6 Apakah ada sebagian masyarakat di desa Kota 10 85
Kapur yang melakukan aktivitas penggalian untuk
mencari benda-benda purbakala secara ilegal?
7 Apakah ada organisasi masyarakat didesa ini yang 10 85
peduli dengan situs cagar budaya tersebut?
8 Adakah Himbauan dari Pemerintah Desa setempat 3 92
untuk tetap melindungi situs cagar budaya tersebut?
9 Adakah ada pemerintah kabupaten melakukan 5 90
sosisalisasi kepada masyarakat agar turut serta
menjaga dan memelihara situs budaya tersebut?
10 Adakah ada bentuk pengawasan yang dilakukan 28 67
untuk melindungi situs cagar budaya tersebut?

Berdasarkan data hasil yang ada di desa Kota Kapur


wawancara kuisioner terhadap 95 kecamatan Mendo Barat kabupaten
responden tentang situs cagar budaya Bangka, sebanyak 95% masyarakat

192
mengerti makna dari situs cagar budaya yang berada di desa Kota
budaya dan 100% mengetahui Kapur. Akibatnya banyak
tentang keberadaan situs cagar masyarakat yang melakukan
budaya yang terletak di desa Kota penambangan secara ilegal dan
Kapur. Meskipun mereka tahu bahwa bercocok tanam di wilayah situs
situs cagar budaya dilindungi oleh cagar budaya tersebut. Hal ini
undang-undang, masih saja diantara dikarenakan kurangnya pemahaman
mereka melakukan kegitan berkebun masyarakat tentang manfaat serta
dan tambang di sekitar wilayah situs peraturan pemerintah yang
cagar budaya tersebut. Berdasarkan dikeluarkan untuk melindungi situs
hasil wawancara, tidak ada satupun cagar budaya tersebut.Meskipun
organisasi dari masyarakat yang pemerintah desa bersama dengan
peduli terhadap situs cagar budaya Satpol PP telah melakukan himbauan
yang ada di desa Kota Kapur. dan penertiban terhadap masyarakat
Padahal masyarakat adalah yang melakukan penambangan
kompenen penting yang harus secara ilegal di kawasan situs cagar
dilibatkan dalam pengelolaan dan budaya desa Kota Kapur, namun
pelestarian terhadap situs cagar masih ada masyarakat yang tidak
budaya. Karena situs cagar budaya peduli akan tindakan tersebut. Hal ini
merupakan peninggalan sejarah yang dikarenakan kurangnya pemahaman
dapat dijadikan edukasi bagi masyarakat tentang hukum atau
masyarakat luas. undang-undang yang melindungi
Akan tetapi, semua tidak situs cagar budaya tersebut.
berjalan sesuai dengan peraturan Seharusnya upaya yang
yang berlaku karena kurangnya dilakukan pemerintah maupun
dukungan dari pemerintah mengenai masyarakat adalah melakukan
anggaran yang digunakan untuk perlindungan terhadap situs tersebut,
mengelolah situs cagar budaya Sehingga dapat menjadi motivasi dan
tersebut. Terutama pemerintah nilai dalam membangun bangsa yang
daerah yang kurang memberikan lebih baik di era modern.
apresiasi mengenai situs cagar

193
Peran Pemerintah Desa Setempat Kebudayaan dan Pariwisata, yang
dalam Upaya Memelihara, terdiri 9 cagar budaya di Kota
Melindungi, dan Mengelola Situs Pangkalpinang dan 6 cagar budaya di
Cagar Budaya Kota Kapur Kecamatan Muntok Kabupaten
Provinsi Kepulauan Bangka Bangka Barat. Cagar Budaya
Belitung salah satu daerah yang kaya tersebut ditetapkan berdasarkan
akan peninggalan sejarah yang dapat Peraturan Menteri Kebudayaan dan
dijadikan pembelajaran bagi generasi Pariwisata Republik Indonesia
yang akan datang, akan tetapi dari Nomor PM.13/PW.007/MKP/2010
sekian situs cagar budaya yang ada pada tanggal 08 Januari 2010
masih belum dikelola dan dilindungi (Iskandar Zulkarnain, “Pengelolaan
secara optimal. Sampai saat ini, Warisan Budaya Bangka:
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Inkonsistensi Kebijakan, Regulasi,
baru memiliki 15 cagar budaya yang dan Partisipasi Publik”).
ditetapakn oleh Kementerian
Tabel 2. Inventarisasi Cagar Budaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
No. Kabupaten/Kota Inventarisasi Telah Ket
Cagar Budaya Ditetapkan CB
1 Bangka 120 - -
2 Pangkalpinang - 9 -
3 Bangka Barat 49 6 -
4 Bangka Tengah 7 - -
5 Bangka Selatan 12 - -
6 Belitung - - -
7 Belitung Timur - - -
Sumber: Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia
Nomor PM.13/PW.007/MKP/2010
Terkait dengan situs cagar memelihara, dan mengelola situs
budaya Kota Kapur, sebenarnya tersebut. Diantaranya, melalui
pemerintah desa setempat telah Pemerintah Kabupaten Bangka
melakukan upaya dalam menjaga, bersama Dinas Pariwisata, Seni dan

194
Budaya telah meletakkan plank nama Sebagian hasil penemuan tersebut
untuk benda-benda cagar budaya dibawa tidak tahu kemana, hanya
yang tidak bergerak, contohnya mendengar kata orang saja dibawa ke
benteng dan candi Kota Kapur. museum Palembang.” Terlihat
Namun tindakan yang telah bahwa belum ada tindakan lebih
dilakukan oleh pemerintah tersebut lanjut dari pemerintah setempat.
dirasa masih belum optimal. Terlihat Pemerintah seharusnya melakukan
dari masih banyaknya penambang konservasi terhadap hasil penemuan
timah yang melakukan kegiatan tersebut. Konservasi adalah suatu
penambangan didaerah sekitar situs proses pengelolaan suatu tempat atau
cagar budaya. Berdasarkan hasil ruang atau objek agar makna kultural
wawancara dengan salah satu yang terkandung didalamnya
perangkat Desa Kota Kapur: “Kami terpelihara dengan baik. Yang
sebagai aparat desa telah mengimbau termasuk cara pemeliharaan dan bila
kepada masyarakat agar jangan memungkinkan menurut keadaan
menambang di lokasi cagar budaya, proses preservasi, restorasi,
namun kami serba salah karena ini rekonstruksi, dan adaptasi, maupun
masalah perut dari pada masyarakat kombinasinya termasuk dalam proses
kami berbuat kriminal seperti konservasi (Burra Charter: 1999).
mencuri atau merampok untuk Belum adanya penetapan
kebutuhan hidupnya, lebih baik kami sebagai situs cagar budaya yang
diamkan saja asal masih wajar.” dilindungi dan peraturan daerah yang
Berdasarkan hasil wawancara secara khusus mengatur mengenai
dengan Bapak Nasrun selaku salah pelestarian cagar budaya Kota Kapur
satu tokoh masyarakat : “Saya dan juga menjadi salah satu faktor yang
masyarakat lainnya telah beberapa menyebabkan ketidakpedulian
kali ikut serta dalam penggalian masyarakat, ditambah dengan tingkat
bersama para aarkeolog. Namun, edukasi masyarakat yang masih
hasil temuan yang berupa arca, rendah mengenai pentingnya
keramik, dan candi tersebut setelah melestarikan situs cagar budaya. Hal
dibersihkan, ditimbun kembali. ini menyebabkan tumpang tindih

188
kepentingan antara pemerintah pusat upaya pemerintah desa maupun
maupun pemerintah daerah. Maka daerah dalam melakukan
dari itu, pemerintah pengelolaan cagar budaya. Sektor
provinsi/kabupaten/kota/desa perlu kepariwisataan menjadi fokus
menerbitkan regulasi yang secara dominan pada pengelolaan dan
khusus mengatur mengenai teknis pelestarian situs cagar budaya.
pelestarian dan pengelolaan cagar Dibutuhkan alokasi dana khusus agar
budaya Kota Kapur secara jelas dan pemerintah maupun masyarakat
terperinci. dapat melakukan program
Belum adanya sumber daya kepariwisataan. Ketika situs cagar
manusia yang ahli dalam bidang budaya tersebut dikelola dengan
sejarah, arkeologi, dan antropologi baik, maka akan mendatangkan
membuat pengelolan dan pelestarian pemasukan bagi daerah maupun
situs cagar budaya menjadi desa. Namun, kondisi sekarang cagar
terhambat. Seperti yang diketahui budaya Kota Kapur hanyalah berisi
bahwa cagar budaya adalah warisan perkebunan karet, tidak terlihat candi
budaya yang mengandung sejarah ataupun peninggalan budaya lainnya.
sebagai sumber ilmu pengetahuan Mendengar pengakuan warga
bagi dunia pendidikan apabila dapat tersebut, sangatlah memprihatinkan
diteliti oleh tenaga yang ahli kondisi cagar budaya yang
dibidangnya, dan sumber seharusnya dapat menjadi destinasi
pengetahuan tersebut dapat wisata edukasi dan menambah
dibagikan kepada masyarakat. pemasukan desa, justru terbengkalai.
Menurut hasil data penelitian, Diharapkan pemerintah daerah
masyarakat mengaku bahwa maupun desa dapat melakukan
pemerintah daerah telah melakukan pengelolaan dan pelestarian secara
sosialisasi secara kontinyu kepada dinamis demi mempertahankan
masyarakat mengenai pentingnya keberadaan cagar budaya Kota
pelestarian situs cagar budaya. Kapur.
Selain itu, anggaran juga
menjadi salah satu kendala dalam

189
Penutup khusus, terbatasnya sumber daya
Masyarakat memiliki peran manusia yang ahli dibidang sejarah,
penting dalam melakukan upaya arkeologi dan antropologi, serta
pengelolaan dan pelestarian situs permasalahan pengalokasian dana
cagar budaya yang terletak di desa untuk mengelola situs cagar budaya
Kota Kapur kecamatan Mendo Barat Kota Kapur di bidang
kabupaten Bangka. Maka perlu kepariwisataan. Untuk itu, peneliti
dilakukan edukasi bagi masyarakat meminta kepada pemerintah daerah
yang kurang paham akan pentingnya maupun desa untuk lebih
situs cagar budaya. Agar masyarakat memberikan perhatian khusus
tidak melakukan penyelewengan kepada situs cagar budaya Kota
terhadap kawasan situs cagar budaya. Kapur karena situs tersebut
Pemerintah pusat maupun merupakan warisan budaya yang
pemerintah daerah hendaknya wajib dilestarikan secara turun-
mengumpulkan berbagai macam temurun.
lapisan masyarakat untuk Hal yang dapat dijadikan
melestarikan situs cagar budaya agar saran dalam upaya mengelola dan
menjadi motivasi dan nilai budaya melestarikan situs cagar budaya Kota
dalam membangun bangsa yang Kapur yaitu Pertama, meningkatkan
lebih baik di era modern. pemahaman masyarakat Desa Kota
Peran pemerintah Desa Kota Kapur akan pentingnya situs cagar
Kapur, Kecamatan Mendo Barat, budaya Kota Kapur, untuk itu
Kabupaten Bangka, Provinsi diperlukannya sosialisasi secara
Kepulauan Bangka Belitung dalam kontinyu oleh tenaga ahli di bidang
mengelola dan melestarikan situs sejarah, arkeologi ataupun
cagar budaya Kota Kapur dinilai antropologi yang disediakan oleh
masih kurang optimal. Hal itu pemerintah untuk memberikan
dikarenakan tidak adanya payung pemahaman dan kesadaran terhadap
hukum yang mengatur mengenai masyarakat
pengelolaan dan pelestarian situs Kedua, pemerintah
cagar budaya Kota Kapur secara provinsi/daerah/desa harus segera

190
membuat suatu regulasi khusus yang ra Otonomi Daerah Berdasarkan
Kajian Perundang-Undangan.
mengatur mengenai pengelolaan dan
Makalah ini merupakan dokumentasi
pelestarian situs cagar budaya Kota program Pasca Sarjana Jurusan
Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya
Kapur. Hal ini diperlukan agar
Universitas Gadjah Mada –
terdapat kepastian hukum bagi Yogyakarta, Januari 2012. tidak
diterbitkan.
masyarakat setempat apabila
melakukan pelanggaran, seperti Yusuf Zainal dan Beni
Ahmad Saebeni, 2014 Pengantar
melakukan kegiatan penambangan
sistem sosial budaya di
timah didaerah situs, maupun Indonesia,CV. Pustaka,Setia
bandung.
perkebunan.
Ketiga, pemerintah perlu UNESCO. 2003. Terjemahan
Konvensi Untuk Perlindungan
mengalokasikan dana khusus untuk
Warisan Budaya Tak Benda.
mengelola situs cagar budaya Kota Konferensi Umum UNESCO di Paris
Perancis Dalam Sidang Ke32.
Kapur. Alokasi dana tersebut
digunakan untuk mengelola situs Jurnal
menjadi destinasi pariwisata yang
Arifin, Hafidz Putra, 2018,
akan memberikan pemasukan bagi “Politik Hukum Perlindungan Cagar
Budaya di Indonesia”, Nationally
pemerintah setempat dan tentunya
Accredited Journal by SINTA, 10(1):
akan memajukan kesejahteraan 67-76
masyarakat setempat.
Perundang-undangan

Daftar Pustaka UUD Negara Republik


Indonesia 1945

Sumber buku/makalah Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 11 tahun 2010
Tentang Cagar Budaya. Jakarta,
Bungin, Burhan. 2003. Kementerian Negara Pendidikan dan
Analisa Data Penelitian Kualitatif: Kebudayaan Republik Indonesia.
Pemahaman Filosofis dan
Metodologis ke Arah Penguasaan Peraturan Menteri
Model Aplikasi. Jakarta : Raja Kebudayaan dan Pariwisata Republik
Grafindo Persada Indonesia Nomor
PM.13/PW.007/MKP/2010
Marbun, Jhohannes. 2012.
Pelestarian Warisan Budaya Dalam

191

Anda mungkin juga menyukai