Anda di halaman 1dari 10

DIGITALISASI DAN DESKRIPSI NASKAH KUNO SEBAGAI UPAYA

MEMPERKOKOH KEDAULATAN INDONESIA: STUDI KASUS NASKAH


AL-MUTAWASSIMN

Dhimas Muhammad Yasin1

Abstrak: Naskah kuno merupakan salah satu bagian dari warisan leluhur yang wajib untuk
dilestarikan dan dikaji. Selama ini keberadaan naskah kuno kurang diperhatikan dan banyak dari
naskah kuno Indonesia berada di luar negeri. Preservasi naskah kuno menjadi hal yang penting
untuk menjaga kedaulatan negara.Pelestarian dan pengkajian naskah kuno dapat dilakukan
dengan berbagai cara, beberapa diantaranya adalah dengan digitalisasi dan deskripsi. Penelitian
ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data yang digunakan
adalah naskah Al-Mutawassimn. Naskah ini tersimpan di Perpustakaan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) Pinilih, Soditan, Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten
Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis isi berdasarkan kajian
filologi. Teknik penarik simpulan yang digunakan adalah teknik induktif. Berdasarkan kajian
terhadap naskah Al-Mutawassimn, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, digitalisasi
naskah Al-Mutawassimn dinilai cukup efektif dan efisien sebagai upaya penyelamatan salah satu
benda budaya Indonesia. Kedua, hasil deskripsi naskahAl-Mutawassimn memberikan gambaran
terperinci seluk-beluk naskah tersebut, baik kondisi fisik atau ciri-ciri maupun keberadaan terkini
naskah tersebut.
Kata Kunci:Al-Mutawassimn, digitalisasi, deskripsi, preservasi.
1. PENDAHULUAN budaya Indonesia itu mengalir ke luara negeri
1.1. Latar Belakang Masalah tanpa alasan yang jelas. Baried dalam
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang Mujizah (2013) mengemukakan bahwa sejak
besar mempunyai kekayaan budaya yang abad ke-18 hingga masa kini, naskah kuno
1
sangat beraneka ragam, dari Sabang sudah masuk dalam perdagangan gelap
sampai Merauke. Sudjiman (1995) benda-benda antik. Beberapa kali dalam
mengemukakan bahwa sebagian media massa diungkap masalah jual-
kebudayaan bangsa Indonesia pada masa belimanuskrip Indonesia di berbagai daerah
lampau tergali dari peninggalan purbakala, di Indonesia, di antaranya:
termasuk prasasti dan naskah kuno yang
ditulis tangan. Di dalam naskah kuno, Kompas:
terkandung suatu peristiwa dan unsur-unsur Sebanyak 83 naskah Jawa yang tersimpan
lain yang mengandung nilai-nilai luhur yang di Inggris (75 dari British Library, 8 dari Royal
cukup penting pada masa lampau. Dari AsiaticSociety dan juga John
peninggalan-peninggalan tersebut dapat RylandsUniversityLibrary, Manchester),
diketahui informasi tentang keberadaan dan dimikrofilmkan dan menghasilkan 60 rol
kehidupan mereka. mikrofilm. (IND/DOE, 2013)

Seiring berjalannya waktu, naskah-naskah Republika:


kuno yang merupakan salah satu warisan Perpustakaan Nasional (Perpusnas)
menyebutkan bahwa ribuan naskah kuno
1
Indonesia dikuasai oleh instansi
Penulis: Dhimas Muhammad Yasin, Pemerhati pertahanan.
Alumnus UniversitasSebelasMaret Surakarta dapat dihubungi
pemerintahan maupun warga asing, sehingga
di dhimas060292@gmail.com Pemerintah Indonesia terus berupaya
mengambil kembali naskah bernilai sejarah
nusantara tinggi tersebut. (Putra, 2014)

V o l u m e 2 N o m o r 1 , D e s e m b e r 2 0 1 6 | 24
Sehubungan dengan itu, berbagai upaya
Benda langka dan kuno ini penting dan pemeliharaan naskah kuno telah dilakukan
banyak menarik perhatian karena di oleh para filolog atau pemerhati kebudayaan
dalamnya terdapat beragam informasi, berdasarkan naskah kuno. Wirajaya (2010)
pemikiran, dan pengetahuan lokal. Misalnya mengemukakan bahwa pemeliharaan naskah
catatan harian para penguasa, surat-surat itu antara lain: mengatur suhu udara tempat
berharga, adat-istiadat, sejarah, keagamaan, naskah itu disimpan sehingga tidak cepat
astrologi, dan pengetahuan lainnya (Baried, lapuk; melapisi kertas-kertas yang sudah
dkk, 1994) lapuk dengan kertas yang khusus untuk itu
.Persebaran benda-benda budaya Indonesia sehingga kuat kembali; dan menyemprot
di luar negeri yang tak bertanggung jawab naskah-naskah itu dalam jangka waktu
inilah yang dapat menyebabkan semacam tertentu dengan bahan kimia yang dapat
klaim benda budaya oleh orang-orang asing mengawetkan dan membunuh kutu-kutu yang
selaku kolektor benda-benda budaya memakan kertas itu.
tersebut. Mereka akan melakukan berbagai
cara agar benda itu menjadi hak milik mereka Namun, berbagai penanganan naskah kuno
sendiri, seperti penelitian, hak paten, seperti itu membutuhkan tingkat keuletan
pendirian museum khusus benda-benda yang sangat tinggi. Jika petugas naskah lalai
tersebut, dan lain-lain. Oleh karena itu, Yamin sedikit saja, maka naskah malah menjadi
(2015) mengemukakan bahwa sudah rusak akibat penanganan itu sendiri, baik
sepatutnya bangsa Indonesia bersatu untuk secara sengaja maupun tidak. Selain itu,
mengembalikan martabatnya sebagai bangsa dibutuhkan biaya yang cukup banyak untuk
yang besar dan berdaulat. Jangan sampai melakukan itu semua. Bermula dari biaya
budaya tersebut berpindah tangan karena membeli bahan kimia, membeli kertas lapisan
kurangnya perhatian pemerintah untuk khusus, biaya pembelian dan perawatan
mematenkan budaya tersebut dalam aset lemari atau tempat khusus penyimpanan
negara yang tidak ternilai harganya. naskah kuno, sampai membayar biaya
operasional atau tenaga ahli yang bertugas
Meskipun begitu, pemerintah Indonesia telah menangani hal itu semua.
berusaha melakukan segala macam upaya
untuk mempertahankan budaya luhur bangsa Seiring dengan perkembangan zaman,
dari pengaruh negatif budaya luar. Salah satu hadirlah sebuah inovasi teknologi yang
upaya nyata yang ditempuh adalah dengan disebut dengan digitalisasi, seperti komputer
menggali kembali puncak-puncak atau proyektor, scanner atau fotokopi,
kebudayaan daerah yang mengandung nilai- kamera digital atau camcorder, dan
nilai luhur (Fakihuddin, 2014). Misalnya sebagainya. Dengan hadirnya digitalisasi
berbagai koleksi naskah kuno yang tersimpan yang makin canggih dari masa ke masa,
di Museum Radya Pustaka Surakarta, proses penanganan naskah kuno menjadi
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, lebih mudah. Kumpulan foto digital dapat
Museum Ali Hasjmy Banda Aceh, dan disimpan ke dalam komputer atau ke dalam
museum atau perpustakaan lainnya. email yang memungkinkan penyimpanan
data dalam jumlah yang besar dan dalam
Dalam Undang-Undang Dasar Republik jangka waktu yang cukup lama.
Indonesia Tahun 1945 Amandemen Pasal 32
Ayat 1 dikemukakan sebagai berikut. Negara Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
memajukan kebudayaan nasional Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar
di tengah peradaban dunia dengan menjamin Budaya dikemukakan bahwa kriteria benda,
kebebasan masyarakat dalam memelihara bangunan, atau struktur yang dapat diusulkan
dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. sebagai benda cagar budaya, bangunan
Oleh karena itu, peran pemerintah juga harus cagar budaya, atau struktur cagar budaya
didukung oleh masyarakat, khususnya para adalah sebagai berikut.
filolog Indonesia selaku pemerhati ilmu a. berusia 50 (lima puluh) tahun atau
kebudayaan dalam naskah kuno sebagai lebih;
upaya pemeliharaan dan pengembangan b. mewakili masa gaya paling singkat
nilai-nilai budaya dalam naskah tersebut. berusia 50 (lima puluh) tahun;

V o l u m e 2 N o m o r 1 , D e s e m b e r 2 0 1 6 | 25
c. memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu membantu melestarikan salah satu benda
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau budaya peninggalan nenek moyang bangsa
kebudayaan; dan Indonesia. Dengan demikian, naskah yang
d. memiliki nilai budaya bagi penguatan sudah terdigitalisasi dan terdeskripsi oleh
kepribadian bangsa. orang Indonesia itu sendiri tidak begitu saja
berpindah tangan ke luar negeri sehingga
Al-Mutawassimn merupakan teks Melayu tidak akan muncul klaim benda budaya oleh
dalam naskah Melayu, yang menurut kolofon bangsa lain. Jika kebudayaan Indonesia terus
teksnya berarti orang-orang yang mengenal dipertahankan keasliannya, maka kedaulatan
akan tanda-tanda kebesaran Allah. Al- Indonesia sebagai bangsa yang besar karena
Mutawassimn tersimpan di Perpustakaan kebudayaannya pun juga akan terus kokoh.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pinilih, Soditan, Gumpang, Kartasura,
Sukoharjo, Jawa Tengah. Al-Mutawassimin 1.5. Metode Penelitian
tersajikan dengan genre sastra kitab yang Penelitian ini termasuk dalam penelitian
membahas ajaran tauhid dalam Islam. Al- kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data
Mutawassimn merupakan naskah tulisan yang digunakan adalah naskah Al-
tangan/manuskrip dengan huruf Arab Melayu Mutawassimn. Naskah ini tersimpan di
dan huruf pegon, berbahasa Melayu dan Perpustakaan Pusat Kegiatan Belajar
Jawa, dan disisipi kata-kata dari bahasa Masyarakat (PKBM) Pinilih, Soditan,
Arab. Kertas yang digunakan adalah kertas Gumpang, Kartasura, Sukoharjo. Teknik
merang atau kertas yang terbuat dari tangkai pengumpulan data yang digunakan adalah
padi yang sudah kering. Tinta yang teknik pustaka. Teknik analisis data yang
digunakan adalah tinta bak berwarna hitam digunakan adalah metode penyuntingan teks.
dan merah. Teks Al-Mutawassimin ditulis Metode penyuntingan teks yang digunakan
pada tahun 1908. adalah metode standar. Teknik penarik
simpulan yang digunakan adalah teknik
Berdasarkan latar belakang di atas, maka induktif.
diperlukan penelitian Al-Mutawassimn.
Langkah-langkah kerja dalam penelitian ini 1.6. Landasan Teori
yaitu dengan melakukan digitalisasi terhadap Dalam filologi dikenal istilah digitalisasi.
naskah tersebut, lalu menyajikannya dalam Digitalisasi naskah merupakan suatu upaya
bentuk suntingan yang baik dan benar, penyelamatan naskah-naskah kuno dengan
kemudian melakukan deskripsi naskah. Dari memanfaatkan teknologi digital. Misalnya
kajian tersebut, dapat diketahui seluk-beluk softfile, foto digital, dan mikrofilm. Tujuannya
naskah, tulisan naskah, dan bahasa naskah untuk mengupayakan naskah asli atau
dalam teks Al-Mutawassimn. naskah duplikatnya dapat bertahan selama
mungkin (Sakamoto dalam Wirajaya, 2010).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah Dalam digitalisasi perlu data sebagai
dikemukakan sebelumnya, dapat dirumuskan objeknya yaitu naskah. Oleh karena itu,
permasalahan sebagai berikut. Bagaimana pencarian dan pengumpulan informasi terkait
digitalisasi naskah Al-Mutawassimn dan keberadaan naskah itu sangat diperlukan.
deskripsi naskah Al-Mutawassimn? Dalam filologi, cara-cara pengumpulan
naskah, meliputi: studi lapangan, studi
1.3. Tujuan Penelitian katalog, dan kumpulan artikel tentang
Berdasarkan rumusan masalah yang telah naskah.
dikemukakan sebelumnya, penelitian ini
bertujuan untuk menyajikan digitalisasi Studi lapangan dilakukan dengan terjun ke
naskah Al-Mutawassimn dan menyajikan lingkungan masyarakat dan mendatangi
deskripsi naskah Al-Mutawassimn. orang-orang tertentu atau tempat-tempat
tertentu yang diduga menyimpan koleksi
1.4. Manfaat Penelitian naskah, seperti masjid, pondok pesantren,
Penelitian ini diharapkan dapat toko buku kuno, museum, perpustakaan, dan
menyebarluaskan Al-Mutawassimn sebagai sebagainya (Sudardi, 2003).
salah satu karya sastra Melayu klasik
bergenre sastra kitab di Nusantara dan

V o l u m e 2 N o m o r 1 , D e s e m b e r 2 0 1 6 | 26
Studi katalog dilakukan dengan mendaftar berupa studi lapangan dan studi katalog.
judul naskah yang akan diteliti melalui katalog Studi lapangan dilakukan dengan mendatangi
naskah atau melakukan pencarian informasi langsung Perpustakaan Pusat Kegiatan
tentang naskah yang diperoleh melalui Belajar Masyarakat (PKBM) Pinilih, Soditan
katalog naskah. Naskah yang terdaftar di RT.1/RW.3 Gumpang, Kartasura, Sukoharjo,
katalog biasanya dimiliki oleh museum, Jawa Tengah. Studi lapangan dilakukan
perpustakaan, atau instansi yang mengoleksi berdasarkan keterangan dari salah satu
naskah (Sudardi, 2003). pengurus perpustakaan tersebut yang
bernama Mulyono, S.Pd.. Dari keterangan
Dalam kumpulan artikel tentang naskah, tersebut, diketahui bahwa naskah Al-
biasanya terdapat berbagai informasi adanya Mutawassimn belum pernah dilakukan
penemuan naskah-naskah baru yang tidak penelitian, baik dari segi digitalisasi maupun
terdapat pada beberapa katalog. Selain itu, deskripsi. Lalu dari tempat tersebut
kumpulan artikel tentang naskah juga ditemukan naskah Al-Mutawassimn dengan
menyajikan hal-hal aktual mengenai naskah nomor buku 900.331.
dam mengoreksi beberapa kekeliruan atau
kekurangan deskripsi naskah dalam suaatu Wirajaya (2010) mengemukakan bahwa
katalog naskah (Sudardi, 2003) adapun spesifikasi kamera otofokus digital
untuk sebuah digitalisasi naskah yaitu
Dalam filologi juga dikenal istilah kodikologi. sebagai berikut. DSLR/Digital Single-
Kodikologi berasal dari kata Latin: codex LensReflex, min 5,1 MP, format RAW (format
(bentuk tunggal; bentuk jamak ialah codices) foto mentah yang dapat menyerap semua
yang di dalam bahasa Indonesia karakter objek foto, seperti warna, cahaya,
diterjemahkan menjadi naskah, bukan dan lain sebagainya), memiliki fitur
menjadi kodeks (Mulyadi, 1994). Selain itu, RemoteLiveViewShooting sehingga
Baried, dkk (1994) menambahkan bahwa memudahkan proses pengambilan gambar
kodikologi ialah ilmu kodeks yang berarti ilmu dari PC atau laptop. Pada penelitian kali ini,
yang mempelajari bahan (naskah kuno) yang penulis menggunakan kamera digital
berupa tulisan tangan. autofocus NIKON COOLPIX AW110 16 MP.
Dalam penelitian kodikologi juga dikenal
istilah deskripsi. Deskripsi naskah adalah 2.2. Digitalisasi Naskah
memaparkan informasi mengenai seluk-beluk
naskah yang menjadi objek penelitian. Pemerolehan data dilakukan dengan cara
Deskripsi naskah Al-Mutawassimn dilakukan memotret naskah setiap jepretan pada setiap
dengan menguraikan secara terperinci halamannya dengan kamera otofokus digital
keadaan naskah yang akan diteliti. Semua tanpa menggunakan blitz (lampu kilat). Hal ini
naskah dideskripsikan dengan pola yang bertujuan agar naskah tidak rusak akibat
sama, meliputi: judul naskah, nomor naskah, panas cahaya yang ditimbulkan dari lampu
tempat penyimpanan naskah, asal naskah, kilat kamera otofokus digital tersebut. Selain
keadaan, ukuran naskah, tebal naskah, itu, lampu kilat dapat menyebabkan hasil foto
jumlah baris pada setiap halaman naskah, malah menjadi silau sehingga tampak kurang
bentuk huruf, cara penulisan, bahan naskah, jelas atau tidak maksimal.
bahasa naskah, bentuk teks, umur naskah,
identitas pengarang teks, fungsi teks, dan Setelah dilakukan digitalisasi, langkah
ikhtisar isi teks (Saputra, 2008). berikutnya yaitu melakukan studi katalog
untuk naskah yang akan diteliti merupakan
2. ISI PENELITIAN naskah tunggal atau naskah jamak. Studi
Beberapa tahapan digitalisasi dan deskripsi katalog dilakukan dengan mengumpulkan
naskahAl-Mutawassimn diuraikan sebagai
informasi naskah yang akan diteliti melalui
berikut.
katalog-katalog naskah. Katalog yang
2.1. Pencarian Informasi Naskah digunakan adalah katalog terbitan yang
Tahap awal yang dilakukan dalam menyajikan informasi keberadaan naskah-
pengumpulan data ialah pencarian informasi naskah Melayu. Berikut katalog-katalog
terhadap naskah yang akan dijadikan sumber terbitan yang digunakan dalam penelitian Al-
data penelitian. Pencarian informasi Mutawassimn ini.
dilakukan melalui inventarisasi naskah

V o l u m e 2 N o m o r 1 , D e s e m b e r 2 0 1 6 | 27
1. MalayManuscripts: A yang telah di-print-out juga mempermudah
BibliograpicalGuide(Howard, 1966), penulis dalam mengkaji naskah terutama
2. Katalogus Koleksi Naskah Melayu dalam melakukan deskrpsi naskah.
Museum Pusat(Sutaarga, et.al., 1972),
3. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara 2.4. Deskripsi Naskah
Jilid 4(Behrend, 1998),
4. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Tahap berikutnya setelah pencetakan data
Jilid 5A: Jawa Barat; Koleksi Lima ialah melakukan deskripsi yang berupa
Lembaga (Ekadjati dan Undang A. Darsa, naskah. Deskripsi naskah berfungsi sebagai
1999), sumber penyajian informasi tertulis mengenai
5. Katalog Naskah Buton: Koleksi Abdul seluk-beluk naskah dan sebagai patokan
MulkuZahari(Ikram, et. al, 2001), kelayakan dari naskah yang akan diteliti.
6. Katalog Naskah Merapi-Merbabu Deskripsi naskah dilakukan dengan
(Setyawati, I. KuntaraWiryamartana, dan memaparkan seluk-beluk naskah secara
Willem Van derMollen, 2002), terperinci atau panjang lebar. Dari deskripsi
7. Katalog Naskah Palembang (Ikram, naskah, dapat diketahui data dianalisis
2004), berdasarkan masalah-masalah yang diangkat
8. Katalog Naskah Bima: Koleksi Museum
dalam penelitian.
Kebudayaan Samparaja (Maryam,
Salahuddin dan Mukhlis, 2007), Judul naskah setelah dilakukan deskripsi
9. Katalog Naskah Ali Hashmy Aceh, naskah adalah Al-Mutawassimn, yang berarti
Catalog of Aceh Manuscripts: Ali orang-orang yang mengenal akan tanda-
HashmyColllection (Fathurahman dan
tanda kebesaran Allah. Naskah Al-
Munawar Holil, 2007),
Mutawassimn memiliki nomor buku 900.331
10. Katalog Naskah DayahTanohAbee Aceh
Besar (Fathurahman, 2010). Naskah Al-Mutawassimn tersimpan di
Selain itu, pencarian informasi juga Perpustakaan Pusat Kegiatan Belajar
dilakukan pada beberapa universitas, Masyarakat (PKBM) Pinilih, Soditan RT.
perpustakaan atau instansi terkait yang 01/RW. 03 Gumpang, Kartasura, Sukoharjo,
dimungkinkan adanya penelitian atau Jawa Tengah.Kondisi fisik naskahAl-
kumpulan artikel tentang naskah, seperti Mutawassimn masih utuh, meskipun bagian
Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas bawah seluruh halaman naskah terdapat
Indonesia (UI), Universitas Sebelas Maret sobekan kecil. Sampul naskah berwarna
Surakarta (UNS), Perpustakaan Nasional cokelat tua dan dijilid sendiri oleh pemiliknya.
Republik Indonesia (PNRI) dan Badan Tulisan masih lengkap, terbaca jelas, dan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ditulis dengan tinta warna hitam dan tinta
Jakarta. Pencarian informasi-informasi pada warna merah.
beberapa instansi tersebut dilakukan secara Lembaran naskah Al-Mutawassimn
online. berukuran 21,5 cm x 16 cm. Ruang teksAl-
Berdasarkan studi atau pencarian informasi Mutawassimn berukuran 19,5 cm x 13,5 cm.
tersebut, tidak ditemukan naskah yang identik Sampul naskah Al-Mutawassimn berukuran
atau berjudul sama dengan Al-Mutawassimn. 21,5 cm x 16,5 cm. Tebal naskahAl-
Oleh karena itu, Al-Mutawassimn dianggap Mutawassimn seluruhnya 20 halaman atau 3
naskah tunggal atau naskah satu-satunya kuras, yang terdiri atas 2 halaman sampul
(codexunicus). depan, 1 halaman kosong, 15 halaman teks,
dan 2 halaman sampul belakang. Halaman 1
2.3. Percetakan Naskah kosong, halaman 213 terdiri atas 13 baris,
Tahap berikutnya setelah pencarian halaman 14 terdiri atas 12 baris, dan
informasi ialah pencetakan naskah.Tahap halaman 15 terdiri atas 8 baris.
pencetakan naskah dilakukan dengan cara
semua data yang diperoleh berupa foto Bahasa yang digunakan dalam teks Al-
naskah ditransfer ke dalam komputer. Data Mutawassimn adalah bahasa Melayu dan
kemudian diproses dan di-print-out untuk terdapat beberapa pengaruh dari bahasa
memperoleh data sesuai dengan wujud Jawa. Selain itu, Al-Mutawassimn juga
gambaran asli naskah. Selain itu, naskah mengggunakan beberapa istilah bahasa

V o l u m e 2 N o m o r 1 , D e s e m b e r 2 0 1 6 | 28
Arab. Jenis tulisan yang dipakai dalam Al- 01/RW. 03 Gumpang, Kartasura, Sukoharjo,
Mutawassimnadalah jenis tulisan tangan Jawa Tengah sejak tahun 2010 dan dirawat
atau khatyang sangat kaku dengan sedikit oleh Mulyono, S.Pd., selaku pengurus
putaran dan banyak memiliki sudut yang perpustakaan.
tajam. Ukuran huruf yang dipakai Al-
Al-Mutawassimn tergolong sastra kitab.
Mutawassimnberukuran sama besar. Bentuk
huruf yang dipakai dalam teks Al- Sastra kitab termasuk salah satu genre
Mutawassimnberbentuk tegak lurus dan dalam karya sastra. Karya sastra merupakan
salah satu objek penelitian yang layak untuk
kaku (perpendicular).
diteliti karena karya sastra memiliki fungsi-
Keadaan tulisan dalam teks Al- fungsi yang penting dalam kehidupan
Mutawassimncukup baik, mudah dibaca, masyarakat. Fungsi-fungsi karya sastra,
rapi, dan bentuk tulisannya konsisten atau meliputi: fungsi karya sastra sebagai seni,
tidak berubah-ubah dari awal sampai akhir fungsi magi, fungsi pendidikan dan fungsi
teks. Jarak antarhuruf dalam teks Al- hiburan (Soeratno, 1982).
Mutawassimntermasuk renggang atau tidak
Al-Mutawassimn merupakan karya
rapat dan jarak antarbaris teratur sehingga
sastra yang di dalamnya berisi ajaran agama
tulisan terlihat rapi. Goresan pena dalam
teksAl-Mutawassimnditulis dengan tingkat Islam, khususnya ajaran tauhid. Jadi, Al-
Mutawassimn memiliki fungsi magi, fungsi
ketebalan besar, tetapi tidak sampai
menembus halaman sebaliknya. Warna tinta pendidikan, dan fungsi hiburan karena
yang dipakai dalam teks Al-Mutawassimnada berhubungan dengan fungsi dan peranan
akidah (tauhid), meliputi: (1) menuntun dan
dua macam, yaitu tinta merah dan tinta hitam.
Dalam teks Al-Mutawassimnterdapat kata- mengembangkan dasar ketuhanan yang
dimiliki manusia sejak lahir; (2) memberikan
kata tumpuan yang berfungsi sebagai
ketenangan dan memberikan ketenteraman
pembatas antarkalimat atau antaralinea:
jiwa; (3) memberikan pedoman hidup yang
adapun, bermula, dan, atau maka.
pasti (Taufiq dan Rohmadi, 2010).
Cara penempatan tulisan pada lembar
naskah Al-Mutawassimnyaitu teks ditulis dari
arah kanan ke kiri, seperti penulisan huruf
Arab. Ruang tulisan dalam Al-
Mutawassimnterbentuk secara bebas, tidak
ada pembatas atau garis yang mengatur
ruang tulisan. Tidak ada nomor halaman
pada Al-Mutawassimn, baik penomoran
angka maupun penomoran catchword.
Bahan naskah Al-Mutawassimnadalah kertas
merang. Kertas merang adalah kertas yang
terbuat dari jerami atau bekas tangkai padi
yang sudah kering. Kertas ini berwarna
kuning kecokelatan. Kertas agak tipis dan
sedikit rapuh. Sampul naskah menggunakan
kertas karton tipis berwarna cokelat tua.
Bentuk teks yang digunakan Al-
Mutawassimnadalah bentuk prosa.
Berdasarkan keterangan pada halaman akhir
teks Al-Mutawassimndisebutkan tahun 1908.
Jika dihitung dari tahun sekarang (2016),
maka naskahAl-Mutawassimn berusia 108
tahun. Naskah tersebut tersimpan di Gambar 1. Lembar pertama naskah Al-Mutawassimn
Perpustakaan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) Pinilih, Soditan RT.

V o l u m e 2 N o m o r 1 , D e s e m b e r 2 0 1 6 | 29
- kata wabakdu, yang artinya dan
adapun kemudian daripada itu;
- alasan atau latar belakang penulisan
teks dalam bahasa Arab diikuti
terjemahan dalam bahasa Melayu.
Halaman 714
2. Isi, terdiri atas:
- definisi sifat wajib Allah yang pertama,
sifat mustahil Allah yang pertama, dan
penggolongan sifat wajib Allah yang
pertama;
- definisi sifat wajib Allah yang kedua,
sifat mustahil Allah yang kedua, dan
penggolongan sifat wajib Allah yang
kedua;
- definisi sifat wajib Allah yang ketiga,
sifat mustahil Allah yang ketiga, dan
penggolongan sifat wajib Allah yang
ketiga;
- definisi sifat wajib Allah yang
keempat, sifat mustahil Allah yang
keempat, dan penggolongan sifat
wajib Allah yang keempat;
- definisi sifat wajib Allah yang kelima,
Gambar 2. Lembar akhir naskah sifat mustahil Allah yang kelima, dan
penggolongan sifat wajib Allah yang
Gambar 2. Lembar akhir naskah Al- kelima;
Mutawassimn - definisi sifat wajib Allah yang keenam,
sifat mustahil Allah yang keenam, dan
penggolongan sifat wajib Allah yang
Ikhtisar Isi Teks Al-Mutawassimn keenam;
- definisi sifat wajib Allah yang ketujuh,
Halaman 16 sifat mustahil Allah yang ketujuh, dan
penggolongan sifat wajib Allah yang
1. Pendahuluan, terdiri atas: ketujuh;
- basmallah dalam bahasa Arab diikuti - definisi sifat wajib Allah yang
terjemahan dalam bahasa Melayu; kedelapan, sifat mustahil Allah yang
- penjelasan makna Rahman dan kedelapan, dan penggolongan sifat
Rahim; wajib Allah yang kedelapan;
- penjelasan makna Rahman dan - definisi sifat wajib Allah yang
Rahim secara umum dan khusus; kesembilan, sifat mustahil Allah yang
- permulaan teks dengan bismillah dan kesembilan, dan penggolongan sifat
alhamdulillah didukung dalilnya; wajib Allah yang kesembilan;
- selawat dan salam kepada Nabi - definisi sifat wajib Allah yang
Muhammad SAW. dalam bahasa Arab kesepuluh, sifat mustahil Allah yang
diikuti terjemahan dalam bahasa kesepuluh, dan penggolongan sifat
Melayu; wajib Allah yang kesepuluh;
- salam kepada keluarga, sahabat, dan - definisi sifat wajib Allah yang
pengikut Nabi Muhammad SAW. kesebelas, sifat mustahil Allah yang
dalam bahasa Arab diikuti terjemahan kesebelas, dan penggolongan sifat
dalam bahasa Melayu; wajib Allah yang kesebelas;
- penjelasan tentang makna dari - definisi sifat wajib Allah yang kedua
bacaan alhamdulillah; belas, sifat mustahil Allah yang kedua
- penjelasan tentang makna selawat belas, dan penggolongan sifat wajib
kepada Nabi Muhammad SAW.; Allah yang kedua belas;
- definisi sahabat nabi

V o l u m e 2 N o m o r 1 , D e s e m b e r 2 0 1 6 | 30
- definisi sifat wajib Allah yang ketiga Indonesia. Digitalisasi bertujuan agar naskah
belas, sifat mustahil Allah yang ketiga asli atau naskah duplikatnya dapat bertahan
belas, dan penggolongan sifat wajib selama mungkin. Efektif dalam arti berhasil
Allah yang ketiga belas; atau berpengaruh besar. Efisien dalam arti
- definisi sifat wajib Allah yang keempat tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan
belas, sifat mustahil Allah yang biaya terlalu banyak.
keempat belas, dan penggolongan
sifat wajib Allah yang keempat belas; Kedua, hasil deskripsi naskahAl-
- definisi sifat wajib Allah yang kelima Mutawassimn memberikan gambaran secara
belas, sifat mustahil Allah yang kelima terperinci seluk-beluk naskah tersebut, baik
belas, dan penggolongan sifat wajib kondisi atau ciri-ciri fisik maupun keberadaan
Allah yang kelima belas; terkini naskah tersebut. Selain itu, teks Al-
- definisi sifat wajib Allah yang keenam Mutawassimn bergenre sastra kitab dan
belas, sifat mustahil Allah yang terkandung ajaran tauhid yang dapat
keenam belas, dan penggolongan dijadikan referensi bagi umat Islam dalam
sifat wajib Allah yang keenam belas; memahami atau melaksanakan setiap ajaran
- definisi sifat wajib Allah yang ketujuh agama Islam.
belas, sifat mustahil Allah ketujuh
belas, dan penggolongan sifat wajib 3.2. Saran
Allah yang ketujuh belas; Dengan adanya digitalisasi dan deskripsi
- definisi sifat wajib Allah yang naskah Al-Mutawassimn, diharapkan dapat
kedelapan belas, sifat mustahil Allah menjadi perhatian atau menggugah
yang kedelapan belas, dan semangat bagi seluruh masyarakat
penggolongan sifat wajib Allah yang Indonesia, khususnya kepada para pemilik
kedelapan belas; naskah kuno. Memang penelitian ini masih
- definisi sifat wajib Allah yang terdapat beberapa kekurangan bila
kesembilan belas, sifat mustahil Allah dibandingkan dengan penelitian filologi
yang kesembilan belas, dan lainnya dikarenakan keterbatasan penulis
penggolongan sifat wajib Allah yang dalam memperoleh referensi dan menguasai
kesembilan belas; teknologi. Namun, setidaknya penulis sudah
- definisi sifat wajib Allah yang kedua berusaha untuk memberikan sedikit
puluh, sifat mustahil Allah yang kedua kontribusi atau peran dalam upaya
puluh, dan penggolongan sifat wajib mempertahankan kedaulatan Republik
Allah yang kedua puluh. Indonesia. Sebagai bangsa yang besar akan
Halaman 1415 kebudayaannya, tentu kita tidak rela begitu
3. Penutup, terdiri atas: saja hasil kebudayaan nenek moyang kita
- penjelasan akhir teks dan ungkapan hilang atau diberikan begitu saja kepada
penulis diberi kemudahan dalam orang-orang asing. Jika masyarakat bangsa
bahasa Arab diikuti terjemahan dalam kita selalu mengapresiasi atau melestarikan
bahasa Melayu; hasil-hasil kebudayaannya, maka kedaulatan
- judul karangan atau teks beserta bangsa Indonesia juga akan terus kokoh
artinya; sehingga kita dihormati oleh bangsa atau
- doa penutup berupa syukur dan negara lain.
selawat kepada Nabi Muhammad
SAW. dan keluarganya dalam bahasa DAFTAR PUSTAKA
Arab diikuti terjemahan dalam bahasa
Melayu; Baried, Siti Baroroh, dkk. 1994. Pengantar
- kata tamat; Teori Filologi. Yogyakarta. Badan
- waktu selesai penyalinan. Penelitian dan Publikasi Fakultas
(BPPF) Fakultas Sastra UGM.
3. PENUTUP Behrend, T. E. (Ed.). 1998. Katalog Induk
3.1. Kesimpulan Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4
Berdasarkan isi penelitian di atas, dapat Perpustakaan Nasional Republik
disimpulkan sebagai berikut. Pertama, Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor
digitalisasi naskah Al-Mutawassimn dinilai Indonesia dan EcoleFrancaise
cukup efektif dan efisien sebagai upaya DExtremeOrient.
penyelamatan salah satu benda budaya

V o l u m e 2 N o m o r 1 , D e s e m b e r 2 0 1 6 | 31
Ekadjati, Edi S.. 1999. Katalog Induk Naskah- Mulyati, Sri Wulan Rujiati. 1994. Kodikologi
Naskah Nusantara Jilid 5A: Jawa Barat; Melayu di Indonesia. Depok. Badan
Koleksi Lima Lembaga. Jakarta: Penerbit Fakultas Sastra UI.
Manassa dan Yayasan Obor Indonesia. Republika.co.id.2014. Ribuan Naskah Kuno
Fakihuddin, Lalu. 2014. Mengungkap Sifat- Indonesia Dikuasai Asing. [Internet].
sifat Terpuji Manusia dalam Cerita Tersedia pada:
Rakyat Sasak: Suatu Kajian Tematis. http://nasional.republika.co.id/berita/nas
Lingua: Jurnal Bahasa, Sastra, dan ional/jabodetabek-
Pengajarannya 11 (1): 4555. nasional/14/10/25/ndzcct-ribuan-
[Internet]. Tersedia pada: naskah-kuno-indonesia-dikuasai-
http://www.jurnal- asing[Diakses pada 17 September
lingua.info/downloads/5- 2016].
LALU%20FAKIHUDIN- Saputra, Karsono H. 2008. Pengantar Filologi
SASTRA%20SASAK.pdf[Diakses pada Jawa. Jakarta: Wedhatama Widya
6 Agustus 2016]. Sastra.
Fathurahman, Oman. 2010. Katalog Naskah Setyawati, Kartika., I. KuntaraWiryamartana,
DayahTanohAbee Aceh Besar. Jakarta: dan Willem vanderMolen. 2002.
Komunitas Bambu. Katalog Naskah Merapi-Merbabu:
Fathurahman, Oman dan Munawar Holil. Perpustakaan Nasional Republik
2007. Katalog Naskah Ali Hashmy Indonesia. Yogyakarta: Universitas
Aceh. Tokyo University of Sanata Dharma Press.
ForeignStudies (TUFS) bekerja sama Soeratno, Siti Chamamah. 1982. Memahami
dengan Area-TransculturalStudies (C- Karya-karya NuruddinAr-Raniri.
DATS). Yogyakarta: UGM Press.
Howard, Joseph H. 1966. MalayManuscripts: Sudardi, Bani. 2003. Penggarapan Naskah.
A Bibliograpicalguide. Kuala Lumpur. Surakarta: Badan Penerbit Sastra
Ikram, Achadiati. 2004. Katalog Naskah Indonesia (BPSI).
Palembang. Jakarta: Yayasan Naskah Sudjiman, Panuti. 1995. Filologi Melayu:
Nusantara (Yanassa) bekerja sama Kumpulan Karangan. Jakarta: Pustaka
dengan Tokyo University of Jaya.
ForeignStudies (TUFS). Sutaarga, Amir, et.al. 1972. Katalogus
Ikram, Achadiati, et.al. 2001. Katalog Naskah Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat
Buton: Koleksi Abdul MulkuZahari. Dep. P dan K. Jakarta: Departemen
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Pendidikan dan Kebudayaan.
Kompas.com. 2013. Naskah Kuno Indonesia Taufiq, Ahmad dan Muhammad Rohmadi.
Terus Mengalir ke Luar Negeri. 2010. Pendidikan Agama Islam:
[Internet]. Tersedia pada: Pendidikan Karakter Berbasis Agama.
http://sains.kompas.com/read/2013/07/ Surakarta: Yuma Pustaka.
15/1712232/Naskah.Kuno.Indonesia.Te Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
rus.Mengalir.ke.Luar.Negeri[Diakses Tahun 1945 Amandemen. Jakarta.
pada 17 September 2016]. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Maryam, Siti., R. Salahuddin, dan Mukhlis. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
2007. Katalog Naskah Bima Koleksi Lembaran Negara Republik Indonesia
Museum Kebudayaan Samparaja. Tahun 2010 Nomor 130. Jakarta.
Bima: Museum Samparaja. Wirajaya, Asep Yudha. 2010. Upaya
Mujizah. 2013. Manuskrip Indonesia sebagai Pelestarian Naskah-Naskah Melalui
Pustaka Dunia: Persebaran dan Teknologi Digital. Makalah disajikan
Apresiasi. Makalah dalam Kongres pada Kuliah Perdana dan Kuliah Umum
Bahasa Indonesia X. [Internet]. Sivitas Akademika Jurusan Sastra
Tersedia Indonesia, 10 November 2010.
pada:http://badanbahasa.kemdikbud.go Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
.id/lamanbahasa/sites/default/files/Kum Yamin. 2015. Pancang Ideologi di Tapal
pulan%20Makalah%20KBI%20X_subte Batas Republik Indonesia dan Malaysia.
ma%206-rev.pdf[Diakses pada 6 Kumpulan Makalah Call For Papers Kongres
Agustus 2016]. Pancasila VII (hal.93104). [e-book].
Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila
Universitas Gadjah Mada. Tersedia pada:

V o l u m e 2 N o m o r 1 , D e s e m b e r 2 0 1 6 | 32
GoogleBookshttps://books.google.co.id/books
?id=N8ClCwAAQBAJ&pg=PA93&dq=pancan
g+ideologi+di+tapal+batas+republik+indonesi
a+dan+malaysia&hl=id&sa=X&ved=0ahUKE
wiuh9vfgP3PAhUVS48KHY9iCWgQ6AEIHD
AA#v=onepage&q=pancang%20ideologi%20
di%20tapal%20batas%20republik%20indone
sia%20dan%20malaysia&f=false [Diakses
pada 28 Oktober 2016].

V o l u m e 2 N o m o r 1 , D e s e m b e r 2 0 1 6 | 33

Anda mungkin juga menyukai