Anda di halaman 1dari 17

BAB V.

PRODUKSI BENIH BERMUTU


Produksi benih dilaksanakan mengikuti peraturan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, diawasi
oleh badan resmi yaitu Badan Pengawasan dan
Sertifikasi Benih (BPSB) atau Badan Pengawasan
dan pengujian Mutu Benih Perkebunan (BP2MB)
atau UPTD Perbenihan
Benih yang dihasilkan harus :
1. Genetis murni
2. Memiliki asal usul kualitas yang baik------
diperlukan
Skill teknis yang tinggi
Modal yang cukup
Pengawasan
Kegiatan pengawasan meliputi penentuan
lahan, pengolahan tanah, penetapan bahan
tanam, pemungutan hasil, pengolahan,
pengepakan, penyimpanan dan pemasaran
hasil.
Tujuan pengadaan benih bermutu:
Bagi petani :
Penyediaan bahan tanam untuk konsumsi.
Bagi perdagangan/industri:
Penjualan ke daerah/negara lain karena tidak
tersedianya lahan, iklim yang tidak cocok, dll.
Teknik budidaya untuk menghasilkan benih
bermutu berbeda dengan kegiatan untuk
menghasilkan biji guna keperluan konsumsi,
perbedaannya adalah:
1.Sumber bahan tanam harus jelas/benih
bersertifikasi.
2.Pemeliharaan tanaman mencakup
pemupukan optimal dan pemberantasan
Hama Penyakit ,Gulma secara intensif.
3.Pemungutan hasil dilakukan sesuai
peraturanharus saat masak fisiologis.
Petani dihimbau untuk menggunakan benih yang
berlabel biru/benih sebar dan tidak
menggunakan hasil panennya untuk penanaman
berikutnya, karena:
1. Penangkaran benih oleh petani untuk tujuan
konsumsi tidak mengikuti cara pembuatan benih
bermutu, sehingga benih mengalami kontaminasi
genetis dan tanaman telah mengalami
perubahan morfologis, fisiologis dan
genetis/tidak murni lagi.
2. Kemungkinan benih mengandung penyakit yang
tidak tampak : Seed borne disease.
3. Benih yang diproduksi petani kalau ditanam lagi
hasilnya menjadi rendah.
Faktor-faktor Yang Berpengaruh terhadap Produksi Benih:
A. Proses penyerbukan:
Penyerbukan dapat dibantu oleh :
angin :bunga jantan letaknya lebih tinggi
dari bunga betina
insekta : bunga yang mengandung madu
manusia (tanaman sawit, panili).
B. Teknik Budidaya meliputi:
1.Pengaturan jarak tanam:
Digunakan jarak tanam yang lebih lebar agar kualitas
dan kuantitas hasil lebih tinggi karena tanaman
memperoleh syarat tumbuh optimal.
2.Aplikasi Pemupukan:
Perlu diperhatikan macam pupuk, waktu dan
cara pemberiannya agar dipilih pupuk yang
paling mudah diabsorpsi tanaman.
3.Pemberantasan hama, penyakit dan gulma
dilakukan secara teratur dan intensif.
4. Lokasi penanaman:
Produksi benih bermutu sebaiknya dilakukan
pada daerah adaptasinya.
Daerah adaptasi adalah daerah yang bila
ditanami memberikan hasil yang tinggi karena
tanah dan iklim daerah tersebut cocok/sesuai.
Bila benih diusahakan di luar daerah
adaptasinya akan berakibat:
a. Terjadinya genetic shift/perpindahan kromosom
dari tempatnya yang menimbulkan perubahan
sifat genetis tanaman.
Akibat perubahan sifat tsb dapat
menguntungkan atau merugikan. Terjadinya
genetic shift dapat diakibatkan oleh lingkungan
(kesuburan tanah, lama penyinaran, suhu dan
kelembaban) yang berbeda.
b. Timbulnya kegagalan tanaman untuk bertahan
pada populasi genetiknya. Sebagian plasma
nutfah (germ plasm) populasi menurun, hasil
benihnya juga menurun.
Prinsip Umum Produksi Benih Bermutu:
Memiliki 2 prinsip umum yaitu prinsip genetis dan
prinsip agronomis.
I. Prinsip Genetis :
terdiri dari 2 hal yaitu Kemunduran varietas dan
Memelihara kemurnian varietas.
A. Kemunduran varietas:
disebabkan oleh perubahan sifat genetis pada
tanaman sehingga kuantitas dan kualitas hasil
menurun.
Penyebab kemunduran genetis dapat disebabkan
oleh tindakan manusia, faktor alami atau sebab
lain.
a.Tindakan manusia misalnya:
1. Terjadi percampuran dengan benih lain yang berbeda
species atau varietas sewaktu penanaman di lapangan
berada pada lahan yang sama tanpa ada
isolasi/pemisahan yang baik.
2. Pada saat pengolahan benih, alat prosesing yang
digunakan harus dijamin bersih dari benih jenis lain.
3. Teknik pemuliaan yang kurang cermat menyebabkan
terjadinya ketidak stabilan sifat pada varietas baru/
sitogeniknya kurang teratur karena:
terjadinya segregasi.
Kepekaan terhadap Hama Penyakit belum tetap/
permanent.
Adanya variasi yang diturunkan karena polyploidisasi
atau rekombinasi.
b.Faktor Alami:
Penyebab kontaminasi genetis karena faktor alami antara
lain:
1. Perkembangan variasi/development variation:
Timbulnya variasi baru karena perbedaan lingkungan
karena kesuburan tanah, panjang penyinaran, suhu,
kelembaban dan ketinggian tempat.
Perubahan sifat ini tidak diturunkan.
2. Mutasi:
Keadaan lapangan tertentu dapat menyebabkan
pergeseran kromosom dari tempat semula sehingga
mempunyai sifat genetis yang berubah dan diturunkan,
baik sifat morfologi, produktivitas maupun kepekaan
terhadap hama penyakit.
3. Persilangan alami:
Terjadi persilangan yang tidak diinginkan dengan tanaman
yang sakit/off type/tanaman voluntir yang disebabkan oleh:
a. hasil pemuliaan yang belum mantap sudah dilepas ke
masyarakat.
b. Isolasi yang kurang baik.
B. Memelihara kemurnian genetis/varietas:
Tindakan untuk memelihara kemurnian genetis antara lain:
a. Menggunakan benih yang berlabel/bersertifikasi sebagai
bahan tanam.
b. Mengadakan pengawasan dan inspeksi lapangan yang teratur
dan intensif.
c. Memproduksi benih di daerah adaptasinya agar tidak terjadi
genetic shift.
d. Melakukan isolasi (pemisahan) di lapangan bagi tanaman
yang tidak sejenis, untuk mencegah penyerbukan silang.
e. Melakukan sertifikasi untuk memelihara kemurnian genetik.
II. Prinsip Agronomis:
1. Faktor Lahan:
Dipilih lahan yang cocok, tekstur dan
kesuburannya sesuai, bebas dari tanaman
yang sebelumnya diusahakan, bebas dari
penyakit dan insekta tanah serta mudah
diawasi/dipelihara.
2. Penentuan Daerah Tanam:
Dipilih daerah yang sesuai agroklimatnya
( suhu, lama penyinaran, curah hujan,
kelembaban).
3. Pencegahan terhadap kontaminasi genetis:
Dilakukan dengan isolasi/pemisahan.
Macam perlakuan isolasi al:
1. Isolasi Larikan Tanaman Tepi:
Dilakukan bila lahannya sempit dengan
mengorbankan tanaman tepi.
Cocok bagi tanaman yang daya terbang
tepungsarinya terbatas/tidak jauh.
2. Isolasi Jarak:
Dilakukan pada lahan yang luas, antar varietas
satu dengan lainnya dipisah jauh/lebih lebar dari
daya terbang tepung sari varietasnya.
3. Isolasi Hasil Panen:
Panen/pemungutan hasil tidak dilakukan bersamaan
agar tidak terjadi percampuran benih.
4. Penentuan Bahan tanam:
Varietas yang digunakan sebagai bahan tanam harus
sesuai/ dapat beradaptasi dengan daerahnya.
5. Sifat benih yang berpengaruh terhadap kedalaman
tanam:
Benih epigeal (daun kotil muncul diatas tanah) :
ditanam dangkal.
Pada tanah ringan, benih ditanam dalam. Pada tanah
berat, benih ditanam dangkal.
Pada tanah kering, benih ditanam lebih dalam agar
mendapat air cukup untuk perkecambahannya.
6. Pemeliharaan Tanam:
Untuk meningkatkan produksi, menjamin
kemurnian fisik maupun genetis perlu dilakukan:
a. Rouging:
Menghilangkan tumbuhan yang bukan tanaman
pokok dengan cara dicabut/dipotong
batangnya,sebelum tanaman memasuki fase
generatif.
b. Tanaman yang dihilangkan:
off type, tanaman volunter, gulma, tanaman
sakit/terserang hama.
7. Pemberantasan penyakit, hama dan gulma
Benih Bermutu
1. Unggul
2. Murni
3. Daya berkecambah tinggi
4. Bebas hama penyakit
5. Viabilitas tinggi
6. Vigor tinggi
Binih yang vigornya tinggi cirinya adalah
1. Tahan disimpan lama
2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit
3. Cepat dan merata pertumbuhannya
4. Mampu menhasilkan tanaman dewasa yang normal
dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan
yang suboptimal

Anda mungkin juga menyukai