Anda di halaman 1dari 9

HAMA ULAT KANTONG (Pteroma pendula ) PADA TANAMAN

KELAPA SAWIT (Elais guineensis Jacq) DAN TEKNIK


PENGENDALIAN

PAPER

OLEH:

MAGDALENA SETIANI LIMBONG


170301014
AGROTEKNOLOGI-IA

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB HAMA

PROGR AM S TUD I AGRO TEKNOLOGI

F A K U L TA S P ER T A N IA N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
HAMA ULAT KANTONG (Pteroma pendula ) PADA TANAMAN
KELAPA SAWIT (Elais guineensis Jacq) DAN TEKNIK
PENGENDALIAN

PAPER

OLEH:

MAGDALENA SETIANI LIMBONG


170301014
AGROTEKNOLOGI-IA

Paper Merupakan Salah Satu Syarat Komponen Penilaian di Laboratorium


Dasar Perlindungan Tanaman Sub Hama Program Studi Agroeketeknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diketahui Oleh: Diperiksa Oleh:


Asisten Koordinator Asisten Korektor

Rizky Wulandari) (Nur Hasanah)


NIM. NIM. 140301192

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB HAMA

PROGR AM S TUD I AGRO TEKNOLOGI

F A K U L TA S P ER T A N IA N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “Hama Ulat Kantong (Pteroma pendula) Pada

Tanaman Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq) dan Teknik Pengendalian”

yang merupakan salah satu syarat komponen penilaian di Laboratorium Dasar

Perlindungan Tanaman Sub Hama Program Studi Agroeketeknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada dosen penanggung jawab Laboratorium Dasar Perlindungan

Tanaman Sub Hama yaitu Dr. Ir. Moheni serta abang dan kakak asisten yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat dibutuhkan

demi kebaikan penulis mendatang.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga paper ini bermanfaat

bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan................................................................................ 2

HAMA ULAT KANTONG (Pteroma pendula) PADA TANAMAN KELAPA


SAWIT (Elais guineensis Jacq) dan TEKNIK PENGENDALIAN
Biologi Hama .......................................................................................... 3
Habitat Hama .......................................................................................... 4
Gejala Serangan ...................................................................................... 4
Pengendalian Hama ...............................................................................
Faktor – faktor Penyebaran Hama ................................................................

KESIMPUAN

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman

perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan

kelapa sawit semula berkembang di daerah Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh

Darussalam. Namun, sekarang telah berkembang keberbagai daerah, seperti Riau,

Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat,

Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, dan

Papua (Sitorus, 2016).

Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Kebutuhan buah kelapa sawit meningkat tajam seiring dengan meningkatnya

kebutuhan CPO dunia. Oleh karenanya peluang perkebunan kelapa sawit dan

industri pengolahan kelapa sawit (PKS) masih sangat prospek, baik untuk

memenuhi pasar dalam dan luar negeri. Bahkan dalam krisis ekonomi sekali pun,

terbukti mampu survive dan tetap tumbuh, apalagi jika di kelola dan

dikembangkan secara benar (Pardamean, 2011).

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan terdapat 4 penyebab

kelapa sawit tidak berbuah, pertama tanaman tidak berbunga sama sekali, kedua

kondisi tanaman buruk seperti daun berwarna kuning, pelepah sedikit bahkan

nyaris tidak ada bahkan kondisi tanaman hampir mati, ketiga tanaman tersebut

hanya memiliki bunga jantan saja, dan keempat tanaman kelapa sawit tersebut

masih pada fase TBM (tanaman belum menghasilkan (Suhatman dkk., 2014).

Hama ulat pemakan daun kelapa sawit yang terdiri dari ulat api, ulat

kantung, dan ulat bulu termasuk hama utama pada perkebunan kelapa sawit.

Banyak kebun telah melaporkan dampak kerugian yang cukup besar akibat dari

serangan berbagai jenis ulat ini. Dua tahun pasca terjadinya serangan hama ini
umumnya produktivitas kelapa sawit akan mengalami penurunan yang cukup

tajam, 30%-40%. Hal ini dikarenakan oleh kerusakan daun sebagai sumber

fotosintesis bagi tanaman (Susanto dkk, 2015).

Pada perkebunan kelapa sawit, masalah ulat pemakan daun kelapa sawit

(UPDKS) umumnya diatasi dengan menggunakan insektisidan kimia sintetik yang

mampu menurunkan populasi hama dengan cepat, sehingg dapat dihindarkan

terjadinya kerusakan daun lebih lanjut. Walaupun demikian, penggunaan kimia

sintetik secara kurang bijaksana telah terbukti dapat menimbulkan berbagai

dampak negatif terhadap lingkungan. Disamping itu justru mengakibatkan

permasalahan hama menjadi lebih rumit, seperti adanya masalah resistensi dan

resurgensi hama (Sinaga dkk., 2015).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisann ini adalah untuk mengetahui hama yang

menyerang tanaman kelapa sawit dan teknik pengendaliannya

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat

komponen penilaian di Laboratorium Perlindungan Tanaman Sub Hama Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta sebagai

informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Kingdom : Animalia ; Phylum : Arthropoda ; Kelas : Insecta ;

Ordo : Lepidoptera ; Family : Psychidae ; Genus : Pteroma ;

Species : Pteroma pendula. Pteroma pendula merupakan salah satu jenis ulat

kantung yang menyerang perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Jenis ini mirip

dengan Metisa plana, bersifat polifag. Selain pada kelapa sawit kerap juga

menyerang daun Sagu, Kakao, Kopi, Acacia, Albizia dan Teh. Kadang kala

menyerang bersama dengan M. plana. Kantungnya langsung menempel pada

daun. Siklus hidupnya lebih pendek daripada siklus M. plana, sehingga dalam

setahun P. pendula dapat mencapai 8 generasi (Sitorus, 2016).

Ulat kantong Metisa plana merupakan salah satu hama pada perkebunan

kelapa sawit di Indonesia. Hama ini biasanya memakan bagian atas daun,

sehingga bekas gigitannya mengering dan berlubang. Daun yang mengering akan

digunakan sebagai bahan pembuat kantong ulat tersebut .Daun yang diserang ulat

kantong M.plana dapat menjadi kering seperti terbakar karena ulat pada saat

memakan daun mengeluarkan cairan yang bersifat racun (Lubis, 2008 ).

Dari segi frekuensi dan luas serangan, ulat kantung biasanya hanya kalah

dengan ulat api. Ulat ini dinamakan ulat kantung karena larvanya dan pupanya

terbungkus kantung. Hal ini yang menyebabkan sangat sulit dikendalikan.

Aplikasi insektisida membutuhkan waktu yang tepat agar efektif membunuh ulat

kantung. Ulat kantung yang biasanya menyerang kelapa sawit saat ini adalah

Metisa plana, Mahasena corbetti, dan Pteroma pendula. Distribusi ketiga ulat

kantung berbeda-beda. M. plana merupakan ulat kantung yang paling sering

muncul dengan kerusakan yang sangat berat dan luas. Distribusinya lebih

bervariasi, yang hampir ditemukan di seluruh Sumatera dan Kalimantan.


M. corbetti meskipun konsumsinya lebih banyak namun terjadi outbreak hanya

pada daerah-daerah tertentu misalnya Kalimantan Selatan. Sedangkan P. pendula

sebenarnya jarang menimbulkan kerugian yang berarti di perkebunan kelapa sawit

(Sitorus, 2016).

Ulat kantong merupakan hama pemakan daun kelapa sawit yang sering

merugikan perkebunan kelapa sawit. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan

untuk pembelian insektisida dan dampak negatif yang ditimbulkan akibat

insektisida telah menimbulkan pemikiran ke arah penggunaan musuh alami

Pengendalian hama ulat kantong merupakan suatu faktor penting dalam

manajemen perkebunan kelapa sawit. Serangan hama ini menunjukkan gejala

kronis dan selalu menimbulkan peledakan populasi. Sampai waktu ini

pengendalian hama ini masih terus dengan penyemprotan insektisida walaupun

menyebabkan akibat sampingan yang tidak baik. Walaupun demikian, telah

banyak ditemukan cara – cara lain dalam pengendalian ulat pemakan daun kelapa

sawit seperti penggunaan musuh- musuh alami berupa parasitoid maupun berupa

predator terhadap ulat, akan tetapai cara ini masih sedikit diterapkan di lapangan

Ciri khas ulat kantung adalah sebagian hidupnya berada di dalam sebuah

bangunan mirip kantung berasal dari partikel daun, pasir atau ranting – ranting

dengan bentuk dan ukuran yang berbeda – beda berkisar 1 – 15 cm untuk

beberapa spesies yang sebarannya ada di daerah tropis (BPPP, 2013).


HAMA ULAT KANTONG (pteoma pendula) PADA TANAMAN KELAPA
SAWIT (Elais guineesis Jacq) DAN TEKNIK PENGENDALIAN

Siklus Hidup Hama


Telur
Telur berwarna kuning pucat dan berbentuk oval. Telur akan menetas
setelah 6-8 hari. Jumlah telur yang dihasilkan betina Pteroma pendula sekitar
65-70 butir (Syafriani, 2016).
Larva
Larva Pteroma pendula mempunyai 6 instar. Larva instar pertama membuat
kantung dengan memakan lapisan daun dan sisa kantung induk betina. Kantung
yang dibuat Pteroma pendula lebih halus dibandingkan Metisa plana
Pupa
Ukuran pupa jantan lebih kecil dari pada betina. Panjang pupa jantan lebih
pendek dibandingkan betina (± 7,4 mm vs ± 8,1 mm). Masa pupasi mencapai 14
hari. Pupa berbentuk kerucut dan menggantung dengan benang sutera yang
panjang seperti pendulum pada permukaan bagian bawah daun (Syafriani, 2016).
Imago
Secara umum waktu yang dibutuhkan Pteroma pendula dalam
menyelesaikan hidupnya sekitar 49-50 hari. Penetasan telur membutuhkan waktu
6-8 hari, masa perkembangan larva sekitar 30-41 hari, telur menetas setelah 6-8
hari, waktu yang dibutuhkan instar satu menjadi instar dua sekitar 5 hari; instar 2-
3, 4-5 hari; instar 3-4, 6-7 hari; instar 4-5, 5-6 hari; instar 5-6, 4-5 hari. Fase pupa
betina membutuhkan waktu 10 hari dan jantan 14 hari. Imago jantan dapat hidup
sampai 3 hari (Syafriani, 2016).

Anda mungkin juga menyukai