Anda di halaman 1dari 17

KULTUR ANTHER

LAPORAN

OLEH :

KIINANTI NURHAYATI
200301241
AGROTEKNOLOGI 5

LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN SUB PEMULIAAN TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
KULTUR ANTHER

LAPORAN

OLEH :

KINANTI NURHAYATI
200301241
AGROTEKNOLOGI 5

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen penilaian
di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Sub Pemuliaan Tanaman Program
Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh
Asisten Korektor

(Dwi Rahmadhani Siregar)


NIM. 190301153

LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN SUB PEMULIAAN TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “Kultur Anther” yang merupakan salah

satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium

Bioteknologi Pertanian Sub Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP., M.Sc., Ph.D. ;

Ir. Revandy Iskandar Muda Damanik, MSi.,M.Sc., Ph.D selaku dosen mata kuliah

Bioteknologi Pertanian serta Abang dan kakak asisten Laboratorium yang telah

membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat

bagi pihak yang membutuhkan.

Kutacane, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Tujuan Praktikum ...................................................................................... 2
Kegunaan Praktikum ................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum .................................................................. 6
Alat dan Bahan Praktikum ........................................................................ 6
Prosedur Praktikum ................................................................................... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil .......................................................................................................... 8
Pembahasan ............................................................................................... 9

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kembang sepatu adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari

Asia Timur dan banyak ditanamsebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis.

Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan

hibrida bisa berupabunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun

mahkotaberlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua

ataumerah jambu. Kembang sepatu memiliki nama latin Hibiscus rosa-sinensis L.

banyak ditemukan diIndonesia, biasanya tanaman ini digunakan sebagai tanaman

pagar. Namun, fungsitanaman ini tidak hanya sebatas penghias saja. Tanaman

bunga kembang sepatu dipercaya masyarakat dapat menyembuhkan

berbagaipenyakit, diantaranya adalah anti radang, diuretik dan peluruh dahak

(ekspetoran). Terkadang juga digunakan untuk pewarna makanan karena

mengandung senyawapewarna antosianin (Indah, 2016).

Kultur anther merupakan pembudidayaan tanaman melalui teknik kultur

secara in vitro yang memanfaatkan anther tanaman. Kultur anther yang telah

dilakukan adalah pada tanaman tahunan, tanaman hortikultura, maupun tanaman

semusin. Contohnya seperti tanaman padi, gandum, kacang kedelai, kubis, cabe,

anggur, tebu, kapas, tembakau dan karet (Harahap, 2011).

Pada saat ini kultur anther merupakan salah satu dari teknik-teknik kultur

jaringan dan merupakan teknik yang sangat menjanjikan untuk pemuliaan tanaman

dan telah diaplikasikan secara meluas pada tanaman serealia dan beberapa tanaman

lain. Teknik ini memberi peluang mendapatkan tanaman homozigot murni atau

homozigot haploid ganda yang dapat digunakan sebagai tetua persilangan maupun
2

tanaman donor untuk tujuan produksi benih dalam waktu yang lebih singkat

(Dunwell, 2012).

Kultur anthera menghasilkan tanaman haploid melalui induksi

embryogenesis dari pembelahan berulang mikrospora/polen tanaman donor antera

yang berasal dari persilangan tetua yang memiliki karakter yang diinginkan.

Kombinasi karakter kedua tetua terjadi pada tanaman haploid, sehingga bila

kromosomnya digandakan atau terjadi penggandaan spontan selama kultur akan

diperoleh tanaman haploid ganda (DH) yang homozigos atau galur

murni (Herawati et al., 2015).

Dalam pelaksanaan teknik kultur anther, anther terbaik dikoleksi sebelum

malai pecah dan sedang memasuki fase bunting dengan kandungan pollen yang

berada pada level mid uninucleate stage. Terdapat banyak faktor yang berperan

dalam keberhasilan kultur anther. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber dari

faktor biotik dan abiotik meliputi genotif tanaman yang digunakan, ZPT, umur

tanaman donor, suhu, lama penyinaran, dan sebagainya (Li et al., 2013).

Meskipun kultur anther sering digunakan dalam pemuliaan tanaman

maupun dalam kultur jaringan, namun teknik ini dibatasi oleh rendahnya induksi

kalus androgenik dan regenerasi tanaman. Pembelahan cepat pada dinding jaringan

anther dapat terjadi tetapi menghasilkan tanaman yang tidak seragam dalam

ploidnya (Chiang et al., 2011).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk untuk mengetahui apa itu

kultur anther, faktor yang mempengaruhi kegagalan maupun keberhasilan dalam

kultur anther.
3

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Sub-

Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang

membutuhkan.
4

TINJAUAN PUSTAKA

Kultur antera merupakan salah satu teknis kultur jaringan yang dapat

mempercepat perolehan tanaman homozigot dan heterozigot tanpa disukarkan oleh

hubungan dominan resesif,sehingga siklus pemuliaan dapat lebih singkat karena

dapat menghilangkan sebagian besar dari kegiatan seleksi per generasi (6-8

generasi) yang umum pada pemuliaan konvensional (Dewi et al., 2006).

Kultur anther adalah tepung sari secara alamiah berfungsi menyerbuki

maupun membuahi. Untuk mendapatkan tanaman haploid atau tanaman

homozygote dapat dilakukan dengan cara in vitro yaitu dengan menggunakan

serbuk sari (pollen) atau kepala sari (anther). Haploid dapat dipakai untuk

mempelajari atau mendeteksi interaksi gen, estimasi variasi genetic, deteksi

linkage, dan lain-lain (Tina, 2015).

Kultur anther dapat membantu program pemuliaan tanaman melalui dua

keuntungan utama, yaitu : a. teknik ini merupakan cara tercepat mendapatkan galur

homozigot yang berasal dari galur heterozigot dengan cara menggandakan sifat

haploid pollen yang di tumbuhkan; b. dapat menghasilkan dan memilih mutan

unggul dengan cepat. Hal ini karena haploid hanya mempunyai satu seri alel dalam

tiap lokus sehingga memungkinkan sifat mutan resesif dapat dideteksi secara

mudah (Hendaryono dan Wijayani, 2012).

Keberhasilnya kultur anther banyak ditentukan oleh media tanam yang di

pengaruhi oleh beberapa faktor lingkunan, salah satunya yaitu pH, cahaya,

temperatur, sterilisasi, dan pemilihan eksplan. Faktor lain yang mempengaruhi

pembelahan yang menyebabkan faktor genetik lebih dominan terhadap pembelahan

tunas dan akar. Media tanam atau eksplan pada kultur anther berisi kombinasi dari
5

asam amino esensial, garam-garam anorganik, vitamin-vitamin, larutan buffer, dan

sumber energi (glukosa). Media berbahan dari agar biasanya ditambahkan untuk

mendapatkan media yang berbentuk semi padat, fungsinya untuk meletakkan dan

membenamkan eksplan suatu tanaman (Nugroho dan Sugito, 2012).

Media kultur anther yang umum digunakan dalam pemuliaan tanaman

ataupun kultur jaringan selalu mengandung unsure hara makro dan mikro, asam-

asam amino, vitamin, hormon pertumbuhan dan karbohidrat. Komposisi media

dasar yang sudah dikenal cocok digunakan sebagai media kultur anther adalah

media MS (Yuliarti, 2011).

Adapun faktor yang mempengaruhi kegagalan kultur anther adalah : (1)

Genotipe; dimana menentukan kegagalan dan perlu mencoba berbagai CU ssaat

mengembangkan protocol untuk menghasilkan tanaman haploid via kultur anther ;

(2) kondisi tanaman donor ; (3) tahap perkembangan mikrospora ; (4) perlakuan

awal dan inkubasi awal ; dan (5) media (Nugroho dan Sugito, 2012).

Faktor kontaminasi dalam kultur anther adalah dengan terjadinya

kontaminasi pada setiap masa dalam pada periode kultur. Kontaminasi dapat

berasal dari eksplan (baik internal maupun eksternal), organisme kecil yang masuk

kedalam media (seperti semut), botol kultur atau alat-alat yang kurang steril,

lingkungan kerja dan ruang kultur yang kurang steril (spora di udara). Eksplan dapat

terkontaminasi oleh berbagai mikroorganisme seperti jamur, bakteri, serangga atau

virus. Namun sumber utama kontaminasi adalah spora jamur dan bakteri yang

membentuk bagian alami dari atmosfer. Banyak yang bersifat non patogenik,

artinya mereka tidak menyebabkan bahaya bagi tanaman inang pada kondisi normal

(Luri, 2017).
6

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun kegiatan praktikum ini dilaksankan di Desa Kandang Mbelang

Mandiri, Kecamatan Lawe Bulan, Kutacane yang dilaksanakan secara virtual

menggunakan aplikasi Google Meet pada hari Rabu, 23 Maret 2022 pukul 10.00

WIB sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini laptop untuk mengerjakan

laporan, handphone untuk melakukan praktikum dan mencari informasi, pulpen

untuk menulis, kertas untuk menulis atau mencatat hasil praktikum, botol kaca

sebagai media sterilisasi, pinset untuk menambil bahan, karet gelang sebagai

perekat alumunium foil/sampul coklat, gunting untuk memotong kertas alumunium

foil/kertas coklat, spons/sikat untuk membersihkan botol kaca, tisu untuk

mengeringkan botol kaca, cutter untuk memotong wortel, wadah (gelas) untuk

meletakkan bahan, kulkas untuk tempat sterilisasi.

Adapun bahan yang digunakan adalah kembang sepatu Hibiscus rosa-

sinensis L., materi pembahasan untuk petunjuk pengerjaan laporan, paket data dan

wifi untuk mencari sumber informasi serta jurnal sebagai bahan informasi, alkohol

untuk mensterilkan wadah, alumunium foil/sampul coklat untuk menutup bagian

atas botol, aqua untuk di letakkan pada media, betadine untuk diberikan ke bahan

eksplan, byclin untuk pemutih bahan eksplan, deterjen untuk membersihkan

botol/gelas, hand sanitizer untuk disemprotkan ke wadah agar terhindar dari bakteri,

Bunsen/lilin untuk menghangatkan bahan eksplan.


7

Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum ini adalah sebagai berikut:

 Sterilisasi Eksplan

1. Dipotong-potong keempat bahan bagian yang paling muda kemudian

dimasukkan kedalam gelas masing-masing.

2. Direndam dengan detergen sambil di gojrok selama 10 menit kemudian dibilas

3x dengan air mengalir

3. Direndam dengan betadine (100ml air/5 tetes) selama 5 menit sambil di gojrok,

kemudian dibilas 3x menggunakan air mengalir

4. Direndam dengan pemutih pakaian selama 5 menit sambil di gojrok, kemudian

dibilas air aqua sebanyak 3x

 Penanaman Eksplan

1. Disiapkan bahan eksplan yang telah disterilisasi

2. Diambil pinset dan scapel dimasukkan kedalam alkohol 70% kemudian

dipanaskan diatas bunsen

3. Diambil botol kultur yg telah disiapkan minggu lalu kemudian dibakar diatas

bunsen

4. Dibuka tutup botol kultur dengan menggunakan pinset lalu bakar luar dan dalam

aluminium foil supaya steril

5. Diambil eksplan kemudian dimasukkan kedalam botol kultur

6. Dibakar kembali permukaan botol kultur dengan bunsen

7. Ditutup kembali botol kultur dengan menggunakan aluminium foil sampai rapat

8. Disemprot alkohol.

9. Dimasukkan kedalam pendingin dengan cahaya cukup


8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Judul praktikum : Kultur Anther

Tanggal Penanaman : 30 Maret 2021

Tanggal Pengamatan : 09 April 2021

Bahan Tanam : Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)

a. Persentasi Sterilisasi

% Tanaman yang terkominasi


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑚
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛

0
= 3 𝑥 100%

= 0%
% Tanaman yang tidak terkominasi

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑚


= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛

3
= 3 𝑥 100%

= 100%
b. Perentasi Pertumbuhan
% Tanaman yang tumbuh
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛

0
= 3 𝑥 100%
9

= 0%

% Tanaman yang tidak tumbuh


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ
= 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛

3
= 3 𝑥 100%

= 100%

Pembahasan

Kultur anter adalah teknik mendapatkan tanaman haploid melalui proses

embriogenesis untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan

induknya. Hal ini sesuai dengan literatur Tina (2015) yang menyatakan bahwa

Kultur anther adalah tepung sari secara alamiah berfungsi menyerbuki maupun

membuahi. Untuk mendapatkan tanaman haploid atau tanaman homozygote dapat

dilakukan dengan cara in vitro yaitu dengan menggunakan serbuk sari (pollen) atau

kepala sari (anther). Haploid dapat dipakai untuk mempelajari atau mendeteksi

interaksi gen, estimasi variasi genetic, deteksi linkage, dan lain-lain

Keuntungan Kultur anther salah satunya ialah dapat menghasilkan mutan

dengan cepat. Hal ini sesuai dengan literatur Hendaryono dan Wijayani (2012) yang

menyatakan bahwa kultur anther dapat membantu program pemuliaan tanaman

melalui dua keuntungan utama, yaitu: a. teknik ini merupakan cara tercepat

mendapatkan galur homozigot yang berasal dari galur heterozigot dengan cara

menggandakan sifat haploid pollen yang di tumbuhkan; b. dapat menghasilkan dan

memilih mutan unggul dengan cepat. Hal ini karena haploid hanya mempunyai satu

seri alel dalam tiap lokus sehingga memungkinkan sifat mutan resesif dapat

dideteksi secara mudah.


10

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kultur anther adalah media

tanam, eksplan, suhu, cahaya, pH, lama penyinaran dan sterilisasi. Hal ini sesuai

dengan literatur Nugroho dan Sugito (2012) yang menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan kultur anther adalah ditentukan oleh media tanam yang

di pengaruhi oleh beberapa faktor lingkunan, salah satunya yaitu pH, cahaya,

temperatur, sterilisasi, dan pemilihan eksplan. Faktor lain yang mempengaruhi

pembelahan yang menyebabkan faktor genetik lebih dominan terhadap pembelahan

tunas dan akar. Media tanam atau eksplan pada kultur anther berisi kombinasi dari

asam amino esensial, garam-garam anorganik, vitamin-vitamin, larutan buffer, dan

sumber energi (glukosa). Media berbahan dari agar biasanya ditambahkan untuk

mendapatkan media yang berbentuk semi padat, fungsinya untuk meletakkan dan

membenamkan eksplan suatu tanaman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan kultur anther adalah genotipe,

kondisi tanaman donor, perkembangan mikrospora, perlakuan, inkubasi dan media.

Hal ini sesuai dengan literatur Nugroho dan Sugito (2012) yang menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi kegagalan kultur anther adalah : (1) Genotipe; dimana

menentukan kegagalan dan perlu mencoba berbagai CU saat mengembangkan

protocol untuk menghasilkan tanaman haploid via kultur anther ; (2) kondisi

tanaman donor ; (3) tahap perkembangan mikrospora ; (4) perlakuan awal dan

inkubasi awal ; dan (5) media.

Faktor-faktor yang menyebabkan kontaminasi pada kultur anther adalah

kontaminasi dari eksplan, adanya organisme kecil, alat dan bahn kurang steril,

atmosfer dan adanya mikroorganisme. Hal ini sesuai literatur Luri (2017) yang

menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan kontaminasi dalam kultur anther


11

adalah dengan terjadinya kontaminasi pada setiap masa dalam pada periode kultur.

Kontaminasi dapat berasal dari eksplan, organisme kecil yang masuk kedalam

media, botol kultur atau alat-alat yang kurang steril, lingkungan kerja dan ruang

kultur yang kurang steril (spora di udara). Eksplan dapat terkontaminasi oleh

berbagai mikroorganisme seperti jamur, bakteri, serangga atau virus. Namun

sumber utama kontaminasi adalah spora jamur dan bakteri yang membentuk bagian

alami dari atmosfer. Banyak yang bersifat non patogenik, artinya mereka tidak

menyebabkan bahaya bagi tanaman inang pada kondisi normal.


12

KESIMPULAN

1. Kultur anther adalah teknik mendapatkan tanaman haploid melalui proses

embriogenesis untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama

dengan induknya.

2. Keuntungan Kultur anther salah satunya ialah dapat menghasilkan mutan dengan

cepat, cara tercepat mendapatkan galur homozigot yang berasal dari galur

heterozigot dengan cara menggandakan sifat haploid pollen yang di tumbuhkan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kultur anther adalah media

tanam, eksplan, suhu, cahaya, pH, lama penyinaran dan sterilisasi.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan kultur anther adalah genotipe,

kondisi tanaman donor, perkembangan mikrospora, perlakuan awal, inkubasi

awal dan media

5. Faktor-faktor yang menyebabkan kontaminasi pada kultur anther adalah

kontaminasi dari eksplan, adanya organisme kecil, alat dan bahn kurang steril,

atmosfer dan adanya mikroorganisme


13

DAFTAR PUSTAKA

Chiang, M. S., S. Frechette., C.G. Kuo, C. Chong and S. J. Delafield. 2011.


Embryogenesis and haploid plant production from anther culture of
cabbage. Can. J. Plant Sci . 65 : 1033 – 1037.
Dewi, I. S., I. Hanarida,and S. Rianawati.1996.Anther culture and its application
for rice improvement programin Indonesia.Indon.Agric. Res.and Dev. J.
18:5I - 56.
Dunwell, J., M. 2012. Microspore culture. In Mohan Jain, S., S. K. Sopory and R.
E. Veileux (Eds). In vitro haploid production in higher plants. Kluwer
Academic Publisher. Dordrecht/Boston/London. p. 1: 177 – 245.
Harahap, F. 2011. Kultur jaringan tanaman. Unimed : Medan.
Hendaryono, D. P. S dan A. Wijayani. 2012. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius.
Yogyakarta.
Herawati, R., B. S. Purwoko, N. Khumaida, I. S. Dewi, B. Abdullah. 2015.
Pembentukan galur haploid ganda padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru
melalui kultur antera. Bul. Agron. 36: 181-187.
Indah, R. 2016. Morfologi Kembang Sepatu. Universitas Halu Oleo, Kendari.
Li, W., Lin Gang, Zhao Deming, Wang Feng and Chen Jiabin. 2015. Tissue culture
system for different hybrid of indica rice. Journal of Northeast
Agricultural University Vol. 18 No. 213 – 217.
Luri. 2017. Kultur Jaringan. Cara Memperbanyak Tanaman secara Efisien.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Nugroho, A. dan H. Sugito. 2012. Teknik Kultur Jaringan Tanaman. FP UB.
Malang.
Tina, L. 2015. Penuntun Praktikum Bioteknologi Pertanian. Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Yuliarti, N. 2011. Kultur Jaringan Tnaman Skala Rumah Tangga. Lily publisher.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai