Anda di halaman 1dari 17

GEN BERANGKAI

JURNAL
OLEH:
TIA AFRIDA
190301021
AGROTEKNOLOGI 1A

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN


PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
GEN BERANGKAI
JURNAL
OLEH:
TIA AFRIDA
190301021
AGROTEKNOLOGI – 1A

Jurnal Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh,
Asisten Korektor

(Maulidina Sari Br Simbolon)


NIM: 160301099

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN


PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan jurnal ini tepat pada

waktu nya.

Adapun judul jurnal ini adalah "Gen Berangkai" yang merupakan salah

satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Dasar Pemuliaan

Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara.

Penulis berterima kasih kepada Ir. Eva Sartini Bayu, M.P.;

Ir. Revandy Iskandar Muda Damanik, MSi., M.Sc., Ph.D;

Dr. Khairunisa Lubis, SP., MP; Dr. Diana Sofia Hanafiah S.P., M.P.;

Ir. Hot Setiado, M.S.; Dr. Emmy Harso Kardhinata M.Sc.;

Lutfhi Aziz Mahmud Siregar, SP. M.Sc. Ph.D.; Prof. Rosmayanti selaku dosen

mata kuliah Dasar Pemuliaan Tanaman serta Abang dan kakak asisten

Laboratorium yang telah membantu dalam menyelesaikan jurnal ini.

Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan jurnal ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga jurnal ini bermanfaat

bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………... i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………… 1
Tujuan Praktikum…………………………………………………… 2
Kegunaan Penulisan………………………………………………… 2

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE


Tepat dan Waktu Praktikum………………………………………… 5
Alat dan Bahan Praktikum………………………………………….. 5
Prosedur Praktikum…………………………………………………. 5

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil………………………………………………………………… 6
Pembahasan…………………………………………………………10

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu yang mempelajari tentang mekanisme pewarisan sifat dari induk

kepada keturunanya di sebut ilmu genetika (berasal dari bahasa latin yaitu genos =

asal-usul). Pengetahuan tentang adanya sifat menurun pada makhluk hidup

sebenarnya sudah lama berkembang hanya belum di pelajari secara sistematis.

Penelitian mengenai pola-pola penurunan sifat baru di ketahui pada abad ke- 19

oleh Gregor Johann Mendel (Campbell et al, 2012).

Mendel melakukan serangkaian percobaan persilangan pada kacang ercis

(Pisum sativum). Dari percobaan yang di lakukannya selama bertahun-tahun

tersebut, Mendel berhasil menemukan prinsip-prinsip pewarisan sifat, yang

kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu

cabang ilmu pengetahuan. Berkat karyanya inilah, Mendel di akui sebagai bapak

genetika (Adisoemarto, 2018).

Dari serangkaian percobaan yang dilakukan Mendel, terciptalah dua

hukum genetika yang dikenal sebagai Hukum Mendel I dan II. Hukum Mendel

satu lebih mendukung pada persilangan monohibrid (1: 2 : 1 atau 3 : 1),

sedangkan Hukum Mendel II lebih mengarah kepada persilangan dihibrid dengan

perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Pada persilangan dihibrid, sesuai dengan aturan Mendel

maka jika dua individu disilangkan maka akan menghasilkan keturunan dengan

rasio fenotipe 9 : 3 : 3 : 1. Hal ini menjadi ketentuan dalam Hukum Mendel. Akan

tetapi rasio ini tidak sepenuhya berlaku pada beberapa bentuk persilangan

(Wiwik, 2008).
Dalam kenyataan sehari-hari banyak faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari Hukum Mendel tersebut, terlebih

lagi bahwa hukum Mendel merupakan suatu hukum kemungkinan, yang

kemungkinan terjadinya sangat ditentukan oleh faktor dari dalam makhluk hidup

yang bersilangan dan faktor luar dari makhluk hidup yang bersilangan tersebut

(Dwidjoseputro, 2017).

Berdasarkan masalah yang muncul tersebut, dimana aturan dari hukum

Mendel yang tidak sepenuhnya muncul pada beberapa persilangan sehingga

terbentuk beberapa penyimpangan dalam Hukum Mendel, maka yang

melatarbelakangi dilakukannya praktikum kali ini yaitu untuk melihat adanya

penyimpangan pada rasio fenotipe dan mengamati setiap bentuk penyimpangan

yang disebabkan oleh adanya interaksi antara gen yang satu dengan yang lainnya

(Utomo, 2012).

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah Agar mahasiswa dapat

menentukan adanya gen berangkai sempurna dan berangkai tak sempurna.

Kegunaan Praktikum

Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan

sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

2
TINJAUAN PUSTAKA
Kemungkinan gen-gen terangkai adalah gen-gen dominan terangkai pada

satu kromosom, sedangkan alel resesif terangkai pada kromosom homolognya

(terangkai dalam keadaan coupling phase atau mempunyai susuanan sis). Dan gen

dominan terangkai dengan gen resesif yang bukan alelnya dalam suatu kromosom,

sedangkan alel resesif dari gen pertama dan alel dominan dari gen kedua terangkai

pada kromosom homolognya (terangkai dalam keadaan rephusion phase atau

mempunyai susunan trans) (Henuhili dan Suratsih, 2002).

Berangkai (linkage) adalah suatu peristiwa terdapatnya dua atau lebih gen

dalam sebuah kromosom. Berangkai ada 2 macam yaitu berangkai sempurna dan

berangkai tidak sempurna. Berangkai sempurna terjadi apabila tidak ada pindah

silang antara gen-gen pada satu kromosom, sedangkan berangkai tidak sempurna

terjadi bila ada pindah silang (crossing over) antara gen-gen dalam satu kromosom

(Suryo, 2010).

Gen-gen yang mengalami tautan pada suatu kromosom tidak selalu

bersama-sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gen-

gen yang terpaut atau terangkai dibedakan atas berangkai sempurna dan berangkai

tidak sempurna. Gen yang berangkai secara sempurna letaknya sangat berdekatan

satu sama lain, sehingga selama meiosis pada saat pembentukan gamet gen-gen

tidak mengalami perubahan (Bresnick, 2013).

Sedangkan gen-gen yang terangkai tidak sempurna, gen-gen letaknya

berjauhan dalam satu kromosom sehingga gen-gen itu dapat mengalami

perubahan letak. Gen-gen yang tertaut tersebut dapat mengalami pindah silang.

Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid

dengan gen-gen kromatid homolognya (Syukur, 2015).


Kontribusi genetika di bidang pertanian, khususnya pemuliaan tanaman dan

ternak. Persilangan-persilangan konvensional yang dilanjutkan dengan seleksi

untuk merakit bibit unggul, baik tanaman maupun ternak, menjadi jauh lebih

efisien berkat bantuan pengetahuan genetika. Demikian pula, teknik-teknik khusus

pemulian seperti mutasi, kultur jaringan, dan fusi protoplasma kemajuannya

banyak dicapai dengan pengetahuan genetika. Dewasa ini beberapa produk

pertanian, terutama pangan, yang berasal dari organisme hasil rekayasa genetika

atau genetikally modified organism (GMO) telah dipasarkan cukup luas meskipun

masih sering mengundang kontroversi tentang keamanan (Nusantari, 2015).

4
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun praktikum ini dilakukan di Laboraturium Dasar Pemuliaan

Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara pada ketinggian ± 21 Mdpl pada hari Kamis, 30 April 2020 pukul 10.00

WIB sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis untuk

mencatat hasil materi praktikum, google classroom sebagai media belajar atau

bahan baca materi yang diberikan oleh asisten laboratorium, dan laptop sebagai

media mengerjakan jurnal.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah buku penuntun

sebagai bahan baca pada saat praktikum, kertas atau buku untuk mencatat atau

menghitung hasil.

Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum ini adalah

1. Dijelaskan materi tentang interaksi gen oleh asisten laboratorium

2. Ditulis data pada buku tugas sebagai hasil

3. Dijelaskan sistematika pengerjaan

4. Dicatat data hasil interaksi gen dan dipindahkan ke jurnal


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Percobaan Mendel

P: SSMM x ssmm

F1: SsMm

F1xF: SsMm x SsMm

SM, Sm SM, Sm

sM, sm sM, sm


SM Sm sM sm


SM SSMM SSMm SsMM SsMm
Sm SSMm SSmm SsMm Ssmm
sM SsMM SsMm ssMM ssMm
sm SsMm Ssmm ssMm ssmm

Perbandungan Fenotipe: 9 : 3 : 3 : 1

S-M: Sayap panjang Mata merah (89 ekor): SSMM, SSMm, SsMM, SsMm,

SSMm, SSMm, SsMM, SsMm, SsMm = 9

S-m: Sayap panjang Mata coklat (31 ekor): SSmm, Ssmm, Ssmm = 3

s-M: Sayap pendek Mata merah (30 ekor): ssMM, ssMm, ssMm = 3

s-m: Sayap Pendek Mata coklat (10 ekor): ssmm = 1


Uji X²(chi square)

Fenotip Genotip O E O-E=d (d)² X²=(d)²/E

Sayap Panjang S-M 89 90 -1 1 0,0111


Mata Merah

Sayap Panjang
S-m 31 30 1 1 0,0333
Mata Coklat

Sayap Pendek
s-M 30 30 0 0 0
Mata Merah

Sayap Pendek
s-m 10 10 0 0 0
Mata Coklat

Jumlah 160 160 2 0,0444

Nilai kuadrat yang dihitung adalah 0,0444 persilangan dengan


perbandingan fenotip 9:3:3:1 memiliki 4 kategori maka nilai db = 4-1 = 3 nilai X²
tabel dalam tabel X²=7,82 karena X² hitung (0,0444)<X² pada tabel (P=0,005)
Maka sesuai kesepakatan hasil percobaan dapat diterima sesuai dengan nisbah
Hukum mendel.
Uji test cross
F1: SsMm x ssmm

SM,Sm sm

sM,sm

♂ SM Sm sM sm

sm SsMm Ssmm ssMm ssmm

7
Jika F1 ditestcross maka F2 akan menghasilkan perbandingan
1 : 1 : 1 : 1
25% : 25% : 25% : 25%
Sayap Panjang : Sayap panjang. : Sayap pendek : Sayap pendek
Mata merah. Mata coklat. Mata merah. Mata coklat
(S-M) (S-m) (s-M) (s-m)
Kedudukan gen tidak berangkai

2. Percobaan Morgan

P: SSMM x ssmm

Sayap panjang Sayap pendek

Mata merah. Mata coklat

Gamet: SM sm

SsMm

(Sayap Panjang Mata Merah)

Ditestcross Dengan Induk Resesif

SsMm x ssmm

♂ SM - - Sm

sm SsMm - - Ssmm

8
Rasio fenotipe dan genotipe hasil testcross

Sayap panjang mata merah : sayap pendek mata coklat

(SsMm) 1:1 (ssmm)

49 : 51

Dikarenakan macam gamet rekombinan tidak muncul sebab s bertaut M, s


bertaut m sehingga gamet yang dihasilkan F1 hanya SM dan sm

kedudukan Gen S-M yaitu: Gen berangkai sempurna (dalam susunan sis)

S s

S m

3. F1 Ditestcross

1). Diagram Persilangan

P2: SsMm x ssmm

Gamet: SM, Sm, sM, sm sm

♂ SM Sm sM Sm

sm SsMm Ssmm ssMm Ssmm

Nisbah 1 1 1 1

Rasio genotipe: SsMm, Ssmm, ssMm, ssmm

1 : 1 : 1 : 1

9
Rasio fenotipe:

S-M(SsMm): Sayap panjang mata merah (52)

S-m(Ssmm): Sayap panjang mata coklat (9)

s-M (ssMm): Sayap pendek Mata merah (8)

s-m(ssmm): Sayap pendek mata coklat (50)

Kedudukan Gen pada kromosom yaitu berangkai tidak sempurna

Pembahasan

Gen berangkai adalah gen-gen dominan terangkai pada satu kromosom,

sedangkan alel resesif terangkai pada kromosom homolognya atau terangkai

dalam keadaan coupling phase atau mempunyai susuanan sis. Hal ini sesuai

dengan literatur Henuhili dan Suratsih (2002) yang menyatakan bahwa gen

dominan terangkai dengan gen resesif yang bukan alelnya dalam suatu kromosom,

sedangkan alel resesif dari gen pertama dan alel dominan dari gen kedua terangkai

pada kromosom homolognya (terangkai dalam keadaan rephusion phase atau

mempunyai susunan trans).

Gen berangkai atau disebut juga linkage Berangkai adalah suatu peristiwa

terdapatnya dua atau lebih gen dalam sebuah kromosom berangkai tidak sempurna.

Hal ini sesuai dengan literatur Suryo (2010) yang menyatakan bahwa gen

berangkai ada 2 macam yaitu berangkai sempurna dan Berangkai sempurna terjadi

apabila tidak ada pindah silang antara gen-gen pada satu kromosom, sedangkan

berangkai tidak sempurna terjadi bila ada pindah silang (crossing over) antara

gen-gen dalam satu kromosom.

Gen-gen yang mengalami tautan pada suatu kromosom tidak selalu

bersama-sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gen-

10
gen yang terpaut atau terangkai dibedakan atas berangkai sempurna dan berangkai

tidak sempurna. Hal ini sesuai dengan literatur Bresnick (2013) yang menyatakan

bahwa gen yang berangkai secara sempurna letaknya sangat berdekatan satu sama

lain, sehingga selama meiosis pada saat pembentukan gamet gen-gen tidak

mengalami perubahan.

Pada gen-gen yang terangkai tidak sempurna, gen-gen tersebut letaknya

berjauhan dalam satu kromosom sehingga gen-gen itu dapat mengalami

perubahan letak. Hal ini sesuai dengan literatur Syukur (2015) yang menyatakan

bahwa Gen-gen yang tertaut tersebut dapat mengalami pindah silang. Pindah

silang (crossing over) adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengan

gen-gen kromatid homolognya.

Gen berangkai juga berkontribusi dalam bidang pertanian untuk merakit

bibit unggul, baik tanaman maupun ternak, menjadi jauh lebih efisien berkat

bantuan pengetahuan genetika. Hal ini sesuai dengan literatur Nusantari (2015)

yang menyatakan bahwa teknik-teknik khusus pemulian seperti mutasi, kultur

jaringan, dan fusi protoplasma kemajuannya banyak dicapai dengan pengetahuan

genetika. Dewasa ini beberapa produk pertanian, terutama pangan, yang berasal

dari organisme hasil rekayasa genetika atau genetikally modified organism (GMO)

telah dipasarkan cukup luas meskipun masih sering mengundang kontroversi

tentang keamanan.

11
KESIMPULAN

1. Gen berangkai adalah gen-gen dominan terangkai pada satu kromosom,

sedangkan alel resesif terangkai pada kromosom homolognya atau

terangkai dalam keadaan coupling phase atau mempunyai susuanan sis

2. Gen berangkai ada 2 macam yaitu berangkai sempurna dan berangkai

tidak sempurna.

3. Gen yang berangkai secara sempurna letaknya sangat berdekatan satu

sama lain, sehingga selama meiosis pada saat pembentukan gamet gen-gen

tidak mengalami perubahan.

4. Pada gen-gen yang terangkai tidak sempurna, gen-gen tersebut letaknya

berjauhan dalam satu kromosom sehingga gen-gen itu dapat mengalami

perubahan letak.

5. Gen berangkai berfungsi untuk merakit bibit unggul, baik tanaman

maupun ternak, menjadi jauh lebih efisien berkat bantuan pengetahuan

genetika.
DAFTAR PUSTAKA

Adisoemarto, S., 2018, Genetika Edisi Ketiga, Jakarta: Erlangga.

Bresnick, S., 2013, Intisari Biologi, Jakarta: Hiprokates.

Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchel. 2012. Biologi, Jakarta: Erlangga.

Dwidjoseputro, D., 2017. Pengantar Genetika, Jakarta: Bhatara.

Henuhili, Victoria dan Suratsih. 2003. Genetika Common Book Edisi Revisi.
Yogyakarta : FMIPA UNY.

Nusantari, E. 2015. Genetika: Belajar Genetika dengan Mudah dan


Komprehensif. Yogyakarta: Budi Utama.

Suryo. 2010. Genetika untuk Strata1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Syukur, M., S. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Utomo, M. 2012. Variasi Genetik. Lembaga Penelitian Universitas Lampung.


Bandar Lampung. 110 Hal.

Wiwik. 2003. Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai