Anda di halaman 1dari 20

GEN BERANGKAI

JURNAL
OLEH :
FARUJA RIZKI WIRAWAN
190301224
AGROTEKNOLOGI 5-B

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
GEN BERANGKAI

JURNAL
OLEH :
FARUJA RIZKI WIRAWAN
190301224
AGROTEKNOLOGI 5-B
Jurnal ini sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi syarat pratikum
Di laboratoruim dasar pemuliaan tanaman program studi agroteknologi
Fakultas pertanian universitas sumatera utara

Diperiksa oleh Asisten Korektor

(Tri Putriani Sinuraya)

NIM :170301082

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehendak TuhanYang Maha Esa

karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan jurnal ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul jurnal ini adalah “GEN BERANGKAI” yang merupakan

salah satu syarat untuk dapat mengikuti pratikum di laboratorium dasar pemuliaan

tanaman program studi agroteknolgi fakultas pertanian universitas sumatera utara.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ir.Eva Sartni

Bayu,,MP,Dr. Diana Sofiah Hanafiah,S.P,M.P ,Dr.Khairunnisa Lubis,S.P,M.P

,Dan Bapak Ir.Revandy Iskandar Muda Damanik Msc,PhD , Dr.Ir Emmy Harso

Khardinata Msc , Ir.Hot Setiado M.s , Luthfi Aziz Mahmud Siregar SP.Msc.Phd.

Selaku dosen pengajar mata kuliah dasar pemuliaan tanaman, serta abang kakak

asisten yang telah membatu menyelesaikan jurnal ini.

Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kata sempurna,oleh

karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan jurnal ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga jurnal ini bermanfat

bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………..………...………i

DAFTAR ISI……………………………………………………..……......……...ii

PENDAHULUAN ………...………...………...………...………...………...……1
Latar Belakang…………………………………………….……......……..1
Tujuan Praktikum…………………………………………..…….....…….3
Kegunaan Penulisan……………………………………….……......…….3

TINJAUAN PUSTAKA………...………...………...………...………...………..4

BAHAN DAN METODE………...………...………...………...………...………7


Tempat dan Waktu praktikum……………………………………...……7
Alat dan Bahan Praktikum………………………………………….….…7
Prosedur Praktikum……………………………………………..…..……7

HASIL DAN PEMBAHASAN………...………...………...………...………......8

Hasil……………………………………………………………..….…..…8
Pembahasan……..……………………………………………….....….…13

KESIMPULAN...................................................................................….....…….15

DAFTAR PUSTAKA……..…………………………………………….....……16

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat yang diwariskan, cara sifat

diwariskan, dan variasinya yang terjadi pada keturunannya disebut ilmu keturunan

atau genetika. Seorang tokoh yang berjasa dalam mempelajari sifat-sifat yang

diwariskan dari induk pada keturunannya ialah Gregor J. Mendel (1822  –  1884)

sehingga ia dikenal sebagai bapak genetika. Dalam percobaannya, Mendel

menggunakan tanaman kacang ercis atau kacang kapri (Pisum sativum) (Raven &

Johnson, 2008).

Peristiwa berangkai pada tumbuhan pertama kali diketahui oleh G. H.

Collins dan J. H. Kempton pada tanaman jagung di tahun 1911. Penelitian Collins

dan Kempton tersebut menyatakan bahwa gen (wxa) endosperm berlilin terangkai

dengan (c) warna aleuron yang selanjutnya diketahui pula bahwa pada makhluk

lain termasuk manusia juga ada yang mengalami peristiwa berangkai (Mustami,

2013).

Pola pewarisan gen dalam populasi berhubungan dengan frekuensi dan

interaksi alal dalam suatu populasi Mendel (Mendel Population), yaitu suatu

kelompok interbreeding dari suatu organisme yang masing-masing memiliki  gene

pool. Gene pool adalah jumlah dari semua alel yang berlainan dalam populasi.

Gen-gen ini mempunyai hubungan dinamis dengan alel yang lainnya dan dengan

lingkungan seperti seleksi mempunyai kecenderungan untuk mengubah frekuensi

gen yang dapat menyebabkan evolusi dalam populasi (Campbell et al, 2008).

1
Peristiwa rekombinasi yang terjadi pada pembelahan sel secara meiosis

yang paling akrab kita ketahui adalah pindah silang (crossing over). Rekombinan

ini akan membuat terjadinya pertukaran materi genetic (DNA) dari sel kelamin

jantan (ayah) dan sel kelamin betina (ibu) secara timbal balik yang akan

bersegregasi sehingga menghasilkan alel baru yaitu rekombinasi dari kedua orang

tuanya. pada saat terjadinya pindah silang, sel memiliki mekanisme molekuler

yang akan memfasilitasi peoses tersebutdan dapat mengaktifkan pertukaran materi

genetic yang tidak timbal balik, sehingga kromosom tidak melakukan pindah

silang. Proses ini disebut juga dapatdisebut konversi gen. Memahami konversi gen

penting karenapengaruh frekuensialel saat ini sangat berpengaruh dan telah

terlibat dalampenyakit manusia (Sun et al., 2012). Pada makhluk hidup sering

terjadi variasi genetik yang disebabkan oleh berbagai alasan. Oleh karena itu

penting untuk mempelajari prinsip berangkai dan pindah silang. Dengan demikian

mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan berbagai variasi genetik serta

mengidentifikasi kemungkinan akibat dari pindah silang.

Rekombinasi adalah proses biologis yang sangat penting dalam inferensi

genetik populasi. Pindah silang kromosom homolog selama meiosis menghasilkan

pertukaran materi genetik dan pembentukan haplotip baru. Perkiraan akurat

tingkat rekombinasi di berbagai wilayah genom membantu kita memahami

mekanisme molekuler dan evolusi rekombinasi, serta sejumlah fenomena penting

lainnya. Misalnya, perkiraan tingkat rekombinasi diperlukan dalam menilai

dampak seleksi alam dan penyakit (Chan dkk., 2012).

2
Tujuan Praktikum

Agar mahasiswa dapat menentukan adanya gen berangkai sempurna dan

berangkai tak sempurna.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Dasar Pemuliaan

Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara dan menjadi sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan .

3
TINJAUAN PUSTAKA

Teori kromosom menyatakan bahwa kromosom adalah bagian dari sel

yang membawa gen-gen. Gen-gen tersebut selama meiosis mempunyai kelakuan

berdasarkan prinsip-prinsip Mendel, yaitu memisahkan secara bebas. Akan tetapi

prinsip mendel ini hanya berlaku apabila gen-gen letaknya lepas satu sama lain

dalam kromosom. Sehubungan dengan itu, maka pada sebuah kromosom tidak

terdapat sebuah gen saja, melainkan puluhan bahkan ratusan gen. Peristiwa bahwa

beberapa gen bukan alel terdapat pada satu kromosom yang sama dinamakan

berangkai (linkage). Gen-gennya dinamakan dengan gen-gen yang terangkai

(Suryo, 2010).

Pemisahan bebas pasangan gen pada saat pembentukan gamet merupakan

dasar pengertian genetika. Jumlah gen dalam suatu organisme jauh melebihi

jumlah pasangan kromosom. Jadi tiap kromosom mengandung banyak gen,

beberapa diantaranya tidak memisah dengan bebas. Meskipun gen tersebut secara

fisik saling bertaut pada kromosom tetapi kombinasi baru dapat terjadi dengan

adanya pindah silang, yaitu pertukaran bahan ADN antara kromatid yang bukan

berasal dari satu kromosom (non-sister chromatids). Rekombinasi antara gen yang

bertaut adalah sumber utama keragaman genetik dalam suatu spesies (Tamarin,

2008).

Berangkai (linkage) adalah suatu peristiwa terdapatnya dua atau lebih gen

dalam sebuah kromosom. Berangkai ada 2 macam yaitu berangkai sempurna dan

berangkai tidak sempurna. Berangkai sempurna terjadi apabila tidak ada pindah

silang antara gen-gen pada satu kromosom, sedangkan berangkai tidak sempurna

terjadi bila ada pindah silang (crossing over) antara gen-gen dalam satu

4
kromosom. Gen-gen yang terangkai pada satu kromosom biasanya letaknya tidak

berdekatan satu dengan lainnya, sehingga gen-gen itu dapat mengalami perubahan

letak yang disebabkan karena adanya penukaran segmen dari kromatid-kromatid

pada sepasang kromosom homolog.Peristiwa ini sering disebut dengan pindah

silang (crossing over) (Wibisono dkk ,2014).

Teori coupling phase dengan susunan SIS (CIS) yaitu apabila gen-gen

dominan berangkai-berangkai pada suatu kromosom, sedangkan alel-alelnya yang

resesif berangkai pada kromosom homolog. Genotip yang umum digunakan

adalah AB.Teori repulsion phase dengan susunan TRANS yaitu apabila gen

dominan berangkai pada satu kromosom dengan gen resesif dari agen yang bukan

alelnya, sedangkan alel resesif dari gen yang disebut peratma tadi berangkai pada

kromosom homolognya dengan alel dominan dari gen yang disebut kedua.

Genotip umum yang digunakan adalah Ab.(Rohmad,2016).

Untuk membedakan apakah gen-gen letaknya terpisah ataukah terangkai pada

kromosom yang sama, maka diadakan perbedaan dalam cara penulisan genotip

suatu individu. Sebagai contoh suatu dihibrid dengan menggunakan pasangan gen

A dengan a dan B dengan b. Apabila gen-gen tersebut letaknya terpisah (artinya

tidak terangkai), sehingga memisah secara bebas diwaktu meiosis, maka genotip

dihibrid itu tertulis seperti yang lazim kita kenal, yaitu AaBb. Akan tetapi

andai kata gen-gen itu terangkai, maka ada 2 kemungkinan:1.Gen-gen dominan

terangkai pada suatu kromosom, sedangkan alel-alelnya resesif terangkai pada

kromosom homolognya. Ada beberapa cara untuk menulis genotipnya, ialah:

(AB)(ab), AB/ab, AB:ab. Gen-gen yang terangkai secara demikian, dikatakan

bahwa gen-genterangkai dalam keadaan coupling phase atau gen-gen

5
mempunyai susunan cis.2.Gen dominan terangkai dengan gen resesif yang bukan

alelnya pada satu kromosom, sedang alel resesif dari gen pertama dan alel

dominan dari gen kedua terangkai pada kromosom homolognya. Ada

beberapa cara untuk menulis genotipnya, ialah (Ab)(aB), Ab/aB, Ab:aB (Yatim,

2010).

6
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun kegiatan praktikum ini dilaksankan di Laboratoriun Dasar

Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara pada tanggal 30 April 2020 hari Kamis pukul 12:00 WIB sampai

dengan selesai.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis yang

digunakan untuk mencatat atau menulis data praktikum, jurnal, dan laporan, buku

data sebagai tempat untuk menulis data hasil praktikum, dan penggaris sebagai

alat bantu untuk membuat tabel.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku penuntun

untuk menuntun praktikum, literature atau jurnal sebagai bahan informasi dan

belajar pada praktikum, kamera untuk dokumentasi dan ajaran asisten

laboratorium untuk menambah pengetahuan praktikan.

Prosedur Praktikum

1. Dipahami soal dan pembelajaran tentang gen berangkai.

2. Dikerjakan soal sesuai dengan judul gen berangkai.

3. Dicari gamet dan fenotipe maupun genotipenya.

4. Ditentukan perbandingan genotipenya.

5. Ditentukan hasil maupun kesimpulan dari soal tentang gen berangkai.

6. Dijelaskan kembali oleh asisten laboratorium.

7
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Percobaan Mendel
Drosophila (lalat buah) normal memiliki sifat sayap panjang dan mata merah

dikawinkan dengan Drosophila dengan sifat sayap pendek dan mata coklat akan

menghasilkan turunan F1 normal. Sayap panjang (S) dan sayap pendek (s) dan warna

mata merah (M) dan mata coklat (m).

a. Buat diagram persilangan antara homozigot dominan dan homozigot resesif

menghasilkan F1. Jika F1 disilangkan sesamanya akan menghasilkan F2 dengan

perincian sebagai berikut: sayap panjang, mata merah (89 ekor), sayap panjang,

mata coklat (31 ekor), sayap pendek, mata merah (30 ekor) dan sayap pendek,

mata coklat (10 ekor).

1). Buat diagram persilangan dan tentukan susunan genotipe dan fenotipe.
2). Apakah hasil pesilangan sudah sesuai dengan Hukum Mendel, buktikan
dengan chi kuadrat.
3). Jika F1 ditest cross apa yang terjadi pada F2 , jelaskan
JAWAB :
1) S : Sayap Panjang M : Mata Merah

s : Sayap Pendek m : Mata coklat F1 :


SSMM x ssmm
(Sayap Panjang, (Sayap pendek,
Mata Merah) Mata coklat)

SsMm
(normal)

F2 : F1 X F1

SsMm X SsMm
F2 :

8
♂ SM Sm sM Sm

SM SSMM SSMm SsMM SsMm
Sm SSMm SSmm SsMm Ssmm
sM SsMM SsMm ssMM ssMm
sm SsMm Ssmm ssMm Ssmm
1. Rasio Fenotipe :

Sayap panjang : sayap panjang : sayap pendek : sayap pendek mata


merah mata coklat mata merah mata coklat
89 : 31 : 30 : 10
Rasio Genotipe : 9 : 3 : 3 : 1

2.

KELAS O E (O - E)
(O-E)2/E
SM 89 90 -1 0.01

Sm 31 30 1 0,03
Sm 30 30 0 0
Sm 10 10 0 0
Jumlah 160 0,04

Db = n-1 = 4-1=3
𝑥2hitung = 0,04, 𝑥2tabel = 7,82
𝑥2hitung<𝑥2tabel , sesuai hukum Mendel.

3). F1 x Test cross


SsMm x ssmm

F2 :

SM Sm sM Sm

sm SsMm Ssmm ssMm Ssmm

9
Rasio Fenotip : Sayap panjang : sayap panjang : sayap pendek : sayap pendek Mata
merah mata coklat mata merah mata coklat
Rasio Genotip : SsMm : Ssmm : ssMm : ssmm
1 : 1 : 1 : 1

Jika F1 di test cross maka menghasilkan 4 fenotipe dengan


perbandingan 1:1:1:1

Percobaan Morgan I

Jika F1 jantan ditest cross akan menghasilkan turunan dengan dua kelas yaitu sayap
panjang dan mata merah (49 ekor) dan sayap pendek mata coklat (51 ekor). Buat
diagram persilangan dan jelaskan kedudukan gen S-M pada kromosom.
Jawab :
F1 X Test Cross
SsMm X ssmm

S s

M m

Kedudukan Gen S-M pada kromosom, Gen S dan Gen M terletak pada kromosom yang
sama. SM : sm = 1:1

Jika F1 betina ditestcros akan menghasilkan turunan F2 sebagai berikut: sayap


panjang mata merah (52 ekor), sayap panjang mata coklat (9 ekor), sayap pendek
mata merah (8 ekor) dan sayap pendek mata coklat (50 ekor)
1). Buat diagram persilangan dan tentukan susunan genotipe dan fenotipe.
2). Tentukan kedudukan gen S-M pada kromosom.
Jawab : 1). P2: F1 x Test Cross
SsMm x sm

10
F2:
SsMm x sm


SM Sm sM Sm

sm SsMm Ssmm ssMm ssmm
Nisbah 4 1 1 4
Terdapat 4 macam gamet pada F1 betina dan perbandingan berbeda.
Rasio Fenotip : Sayap panjang : sayap panjang : sayap pendek : sayap pendek Mata
merah mata coklat mata merah mata coklat
54 9 8 50
Rasio Genotip : SsMm : Ssmm : ssMm : ssmm

1 : 1 : 1 : 1

2)
S s

M m

Kedudukan Gen S-M pada kromosom, Gen S dan Gen M terletak pada kromosom yang
sama.

Jagung memiliki biji bentuk bundar dan berwarna merah disilangkandengan biji

keriput dan warna putih. Gen C (bundar), c (keriput), gen S (merah) dan s

(putih). Pada persilangan homozigot dominan dengan homozigot resesif akan

menghasilkan turunan F1 normal. Jika F1 betina ditestcross akan menghasilkan

turunan sebagai berikut: terdiri dari 4 kelas yaitu bundar-merah (36.170 butir)

11
bundar-putih (1.232 butir), keriput-merah (1.240 butir), dan keriput-putih

(36.170 butir).

a. Buat diagram persilangan dan tentukan susunan genotipe dan fenotipe


b. Jelaskan kedudukan gen pada kromosom
c. Gambarkan peta kromosom dan tentukan jarak gen c-S pada kromosom.
d. Tetukan nilai pindah silangnya
JAWAB :
a. CCSS x ccss

b. F1 : CcSs (normal)
F1 X test cross

CcSs X Ccss


CS Cs cS Cs

cs CcSs Ccss ccSs ccss

Rasio Fenotipe: Bundar Merah : Bundar Putih : Keriput Merah : Keriput Putih
36170 : 1232 : 1240 : 36170

Rasio Genotipe : CcSs : Ccss : ccSs :


ccss
1 :1 : 1 : 1
b. Kedudukan gen pada kromosom
C c

S s

c. 1, 65 unit
d. NPS = Nilai cs / total x100 %
= 1.240 / 74.812 = 0,0165 x 100% = 1, 65%
Pembahasan

Gen berangkai adalah Peristiwa bahwa beberapa gen bukan12


alel terdapat

pada satu kromosom yang sama hal ini sesuai dengan literatur (Suryo,2010) yang

menyatakan bahwa . Peristiwa bahwa beberapa gen bukan alel terdapat pada satu

kromosom yang sama dinamakan berangkai (linkage). Gen-gennya dinamakan

dengan gen-gen yang terangkai.

Gen-gen yang terangkai secara demikian, dikatakan bahwa gen-

genterangkai dalam keadaan coupling phase atau gen-gen mempunyai susunan

cis.Hal ini sesuai dengan literatur (Rohmad,2016) yang menyatakan bahwa Teori

coupling phase dengan susunan SIS (CIS) yaitu apabila gen-gen dominan

berangkai-berangkai pada suatu kromosom, sedangkan alel-alelnya yang resesif

berangkai pada kromosom homolog.

Gen Berangkai sempurna terjadi apabila tidak ada pindah silang antara

gen-gen pada satu kromosom, sedangkan Gen berangkai tidak sempurna terjadi

bila ada pindah silang (crossing over) antara gen-gen dalam satu kromosom. Hal

ini sesuai dengan literatur (Wibisono dkk ,2014) yang menyatakan bahwa

Berangkai ada 2 macam yaitu berangkai sempurna dan berangkai tidak

sempurna. Berangkai sempurna terjadi apabila tidak ada pindah silang antara gen-

gen pada satu kromosom, sedangkan berangkai tidak sempurna terjadi bila ada

pindah silang (crossing over) antara gen-gen dalam satu kromosom. Gen-gen

yang terangkai pada satu kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan satu

dengan lainnya,
Peristiwa Gen berangkai pada tumbuhan pertama kali diketahui oleh G. H.
13
Collins dan J. H. Kempton pada tanaman jagung di tahun 1911.Hal ini sesuai

dengan literatur (Mustami, 2013).Peristiwa berangkai pada tumbuhan pertama kali

diketahui oleh G. H. Collins dan J. H. Kempton pada tanaman jagin di tahun

1911. Penelitian Collins dan Kempton tersebut menyatakan bahwa gen (wxa)

endosperm berlilin terangkai dengan (c) warna aleuron yang selanjutnya diketahui

pula bahwa pada makhluk lain termasuk manusia juga ada yang mengalami

peristiwa berangkai .

Rekombinasi adalah proses biologis yang sangat penting dalam inferensi

genetik populasi.Hal ini sesuai dengan literatur (Chan dkk., 2012) yang

menyatakan bahwa Pindah silang kromosom homolog selama meiosis

menghasilkan pertukaran materi genetik dan pembentukan haplotip baru.

Perkiraan akurat tingkat rekombinasi di berbagai wilayah genom membantu kita

memahami mekanisme molekuler dan evolusi rekombinasi, serta sejumlah

fenomena penting lainnya. Misalnya, perkiraan tingkat rekombinasi diperlukan

dalam menilai dampak seleksi alam dan penyakit.


KESIMPULAN 14

1. Gen berangkai adalah Peristiwa bahwa beberapa gen bukan alel terdapat

pada satu kromosom yang sama

2. Gen-gen yang terangkai secara demikian, dikatakan bahwa gen-

genterangkai dalam keadaan coupling phase atau gen-gen

mempunyai susunan cis.

3. Gen Berangkai sempurna terjadi apabila tidak ada pindah silang antara

gen-gen pada satu kromosom, sedangkan Gen berangkai tidak sempurna

terjadi bila ada pindah silang (crossing over) antara gen-gen dalam satu

kromosom. 

4. Peristiwa Gen berangkai pada tumbuhan pertama kali diketahui oleh G. H.

Collins dan J. H. Kempton pada tanaman jagung di tahun 1911.

5. Rekombinasi adalah proses biologis yang sangat penting dalam inferensi

genetik populasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A.Wasserman, P. V.


Minorsky & R. B. Jacson. 2008. Biology 8th ed. Benjamin Cummings, California.

Chan, A. H., P. A. Jenkins & Y. S. Song. 2012. Genome-Wide Fine-Scale


Recombination Rate Variation in Drosophila melanogaster. Plos Genetics. 8(12) :
1 – 8.

Mustami, M. K. 2013. Genetika. Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar.

Raven, P. H. & G. B. Johnson. 2008. Biology 6th ed. Mc Graw-Hill Science, New


York.

Rohmad , 2016 . Genetika Makhluk Hidup . Universitas Negeri Gorontalo .

Sun, Y. J. H. Ambrose, B. S. Haughey, T. D. Webster, A. N. Pierrie, D. F. Munoz,


E. C. Wellman, S. Cherian, S. M. Lewis, L. E. Berchowitz & G. P. Copenhover.
2012. Deep Genome-Wide Measurement of Mitotic Gene Conversion Using
Tetrad Analysis in Arabidopsis thaliana. Plos Genetics. 8(10) : 1 – 8.

Suryo. 2010. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tamarin, R.H. 2008. Principles of Genetics. Mc Graw-Hill Companies, New


York.

Wibisono, G, S. H. Pramono & M. A. Muslim. 2014. MPPT Menggunakan


Metode Hibrid JST dan Algoritma Genetika untuk Sistem Photovoltaic. Jurnal
EECCIS.  8(2) : 181 – 186.

Yatim, W. 2007. Genetika. Penerbit Tarsito, Bandung.

16

Anda mungkin juga menyukai