LAPORAN
OLEH:
LABORATORIUM BOTANI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
ANATOMI AKAR
LAPORAN
OLEH:
LABORATORIUM BOTANI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
Judul Laporan : ANATOMI AKAR
Nama : Yudith Aulia Salsabilla Simbolon
NIM : 170301165
Prodi / Group : Agroteknologi III B
Diketahui Oleh :
Dosen Penanggung Jawab
Ir.Meirani MP
NIP : 196505181992032001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang Maha Esa karena rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Mata Kuliah Botani Ir.Meirani MP, Ir.Ratna rosanty lahay,
MP,Ir Hot Setiado Ph.D, Ir.Lisa mawarni,MP, Ir.Suhada,MS,Ph.D,
Ir.Emmy Harso Kardinata,M,Sc. Selaku dosen mata kuliah Botani, Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dan Kepada
Abang Kakak yang membimbing dan mengarahkan kami menyelesaikan tulisan
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran demi kebaikan penulisan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan Praktikum .......................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan....................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya
berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di
luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks
di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Akar embrio juga dinamakan
membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. Sistem
Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tanaman
dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau didekatnya akan muncul akar
baru yang disebut akar tambahan atau akar adventif. Keseluruhan akar adventif
Akar adalah bagian pokok nomor tiga (disamping batang dan daun) bagi
sifat-sifat berikut:
b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-
(Tjitrosoepomo,2009).
b. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air dari
dalam tanah
dibandingkan dengan daun-daun pada batang. Akar tidak dilengkapi stomata dan
apikal. Akar juga mempunyai tudung akar yang tidak terdapat pada batang (Fahn,
1982).
Pada waktu jaringan akar berkembang, sel-sel antara xylem dan floem
dan membentuk jaringan floem ke arah luar. Xylem dan floem dikelilingi oleh
satu lapisan sel-sel yang disebut perisikel. Jaringan vaskular dan perisikel
membentuk suatu tabung yang disebut stele. Di sebelah luar stele terdapat
endodermis. Pada sebelah luar dari sel-sel endodermis terdapat beberapa lapis sel
Kegunaan Penulisan
Utara, Medan.
TINJAUAN PUSTAKA
dan silinder pusat. Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa
katikula. Ciri khas akar adalah adanya rambut akar yang berdaptasi untuk
menyerapa air dan garam tanah. Rambut akar adalah sel epidermis yang
( Hidayat , 1995).
Pada umumnya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah besar
monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih hidup, banyak
sklerenkim yang dibentuk. Ruang antar sel yang dibentuk lisigen atau sizogen
sering terdapat pada tumbuhan darat yang terendam air, seperti padi. Parenkim
tersebut dianggap berperan dalam pengangkutan gas dan sebagai wadah oksigen
yang diperlukan dalam respirasi jaringan. Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding
sel pada lapisan terluar korteks akan membentuk gabus, sehingga terjadi
berkembang. Lapisan sel ini merupakan batas sebelah dalam korteks akar. Pada
bagian akar tersebut sistem pembuluh primer mulai menjadi matang dan jalur
Caspary muncul dalam dinding radial dan dinding melintang sel-sel endodermis
tersebut. Silider pembuluh menepati bagian tengah dari akar. Bentuknya lebih
nyata dari korteks akar dibandingkan dengan yang terdapat dalam batang.
Jaringan pembuluh primer dikitari oleh kumpulan sel yang dinamakan perisikel.
Pada monokotil, yang biasanya tidak mempunyai penebalan sekunder berlangsung
beberapa dikotiledon perisikelnya terdiri atas beberapa lapis sel (Fahn, 1982).
Salah satu sifat utama yang membedakan akar dari batang ialah susunan
jaringan pembuluh primer. Pada tubuh primer akar perisikel itu secara langsung
dibatasi di permukaan bagian dalam oleh untaian floem dan xylem. Untaian floem
dapat dalam satuan terpisah di tepi silinder pembuluh atau dapat meluas ke bagian
tengah, xylem tampak seperti bintang pada irisan melintang. Pada monokotiledon
untaian xylem pada akar seminal sedikit, seperti pada akar dikotiledon, tetapi akar
–akar liarnya poliark dan banyaknya untaian pada Palmae dan Pandanaceae dapat
mula-mula terlihat pada ujung sebelah dalam dari floem. Tetapi kambium ini
Derivat sel-sel ini yang disebelah dalam berubah menjadi cambium sehingga
pembentukan xylem didekat floem terjadi lebih dahulu. Kambium ini akan terus
dari korteks dan pericycle akan mengelupas sehingga akhirnya hanya tinggal
monokotil, terdapat xylem yang banyak atau poliarch, biasanya bervariasi antara
11-20. Perisikel yang terdapat pada akar monokotil hanya menghasilkan akar
lateral. Tidak memiliki kambium serta pada akar monokotil tidak terjadi
akar dikotil, terdapat berkas xylem yang beragam anatar 2-6 (diarch- heksarch).
Perisikel yang terdapat pada akar dikotil selain menghasilkan akar lateral judga
(Upi, 2014).
Batas ujung akar dan kaliptra pada akar monokotil tampak jelas. Perisikel
terdiri dari beberapa lapisan, mempunyai empulur yang luas sebagai pusat akar,
letak xylem dan floem berselang-seling. Sedangkan pada akar tanaman dikotil
batas ujung akar dan kaliptra tidak tampak jelas, perisikel hanya terdiri atas satu
lapis, empulurnya sempit, letak xylem didalam dan floem diluar (dengan
dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Pada hari Selasa, 6 November 2017 pukul
berikut; akar mangga ( Mangifera indica L.) dan akar padi ( Oryza sativa L.)
sebagai objek praktikum. Gabus batang ubi kayu (Manihot utilisima Pohl.)
sebagai tempat untuk mensisipi akar yang akan diiris. Lilin paraffin sebagai cairan
yang digunakan untuk membuat cetakan. Air digunakan sebagai cairan yang akan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut; mikroskop untuk melihat atau
mengamati akar monokotil dan dikotil. Objek glass sebagai tempat meletakkan
irisan akar. Pisau silet digunakan untuk mengiris akar setipis mungkin. Lampu
berfungsi sebagai sumber cahaya. Kain planel digunakan sebagai alas objek glass
dan deck glass agar tidak berserakan. Serbet digunakan untuk membersihkan
objek glass dan deck glass serta mikroskop yang telah selesai digunakan.
pengamatan dengan preparat basah yang dibuat sendiri. Deck glass digunakan
.
Prosedur Percobaan
Preparat kering
Preparat basah
akar yang tersisa. Dilakukan hal yang sama pada akar padi,
4. Diiris tipis mungkin gabus yang telah disisipi akar dengan menggunakan
pisau silet,
5. Diletakkan irisan tipis tersebut diatas objek glass dan ditetesi air sedikit
3. Eksodermis
4. Endodermis
5. Stele (vascular)
6. Xylem
7. Floem
10 x 40
3. Stele (Vascular)
4. Endodermis
5. Pericycle
6. Xylem
7. Empulur
8. Floem
10x 40
1. Gambar Penampang Melintang Akar Monokotil (Root of monocotyl)
1. Epidermis
6. Korteks
7.
5. Exodermis
4. Endodermis
3. Xylem
2. Parenchyma
1. Phloem
10 x 40
1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xylem
5. Endodermis
10 x 40
PEMBAHASAN
Secara garis besar jika pada akar yang muda dipotong secara melintang
akan terlihat bagian-bagian struktur anatomi pada akar tersebut. Hal ini sesuai
melintang melalui akar primer (yang belum mengalami penebalan sekunder) akan
menunjukkan dari luar ke dalam epidermis, korteks, dan silinder pusat. Sel
epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa katikula. Ciri khas akar adalah
adanya rambut akar yang berdaptasi untuk menyerapa air dan garam tanah.
Rambut akar adalah sel epidermis yang memnajang ke luar, tegak lurus ke
Berbeda dengan epidermis batang dan daun, epidermis akar yang muda
(rhizodermis) terdiri dari selapis sel yang kompak. Jaringan ini berperan khusus
untuk penghisapan air. Sedangkan keoteks pada akar terutama pada tumbuhan
akan mengelupas dengan cepat,maka dari itu korteksnya hanya terdiri atas sel
parenkim saja. Hal ini sesuai dengan literatur Hidayat (1995) yang
mengemukakan bahwa, Pada umumnya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada
sejumlah besar monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih
hidup, banyak sklerenkim yang dibentuk. Ruang natar sel yang dibentuk lisigen
atau sizogen sering terdapat pada tumbuhan darat yang terendam air, seperti padi.
Parenkim tersebut dianggap berperan dalam pengangkutan gas dan sebagai wadah
oksigen yang diperlukan dalam respirasi jaringan. Pada sejumlah besar tumbuhan,
dinding sel pada lapisan terluar korteks akan membentuk gabus, sehingga terjadi
epidermis.
Berkas pembuluh pada akar tersusun secara radial dengan xylem exarch
dan floem yang terletak dipinggir central silinder. Perkembangan xylem dan
walaupun hal ini masih ditentukan oleh besarnya diameter akar. Hal ini sesuai
dengan literatur Fahn (1982) yang mengemukakan bahwa, Salah satu sifat utama
yang membedakan akar dari batang ialah susunan jaringan pembuluh primer. Pada
tubuh primer akar perisikel itu secara langsung dibatasi di permukaan bagian
dalam oleh untaian floem dan xylem. Untaian floem selalu terpisah-pisah dan
Untaian xylem dapat dalam satuan terpisah di tepi silinder pembuluh atau
dapat meluas ke bagian tengah, xylem tampak seperti bintang pada irisan
melintang. Pada monokotiledon untaian xylem pada akar seminal sedikit, seperti
pada akar dikotiledon, tetapi akar –akar liarnya poliark dan banyaknya untaian
sel pprokambium diantara xylem primer dan floem primer yang belum
dikotil untuk memperbesar ukuran akar tunggangnya. Hal ini sesuai dengan
ujung sebelah dalam dari floem. Tetapi kambium ini membentuk jaringan
sekunder, pericycle di depan kutub xylem membelah. Derivat sel-sel ini yang
dari korteks dan pericycle akan mengelupas sehingga akhirnya hanya tinggal
lapisan gabus.
Secara garis besar terlihat jelas perbedaan pada anatomi akar tumbuhan
monokotil dan dikotil. Secara morfologi, tanaman monokotil berakar serabut dan
tanaman dikotil berakar serabut. Hal ini sesuai dengan literatur Anonim (2014),
yang mengatakan bahwa, Perbedaan struktur anatomi akar monokotil dan dikotil.
Pada akar monokotil, terdapat xylem yang banyak atau poliarch, biasanya
bervariasi antara 11-20. Perisikel yang terdapat pada akar monokotil hanya
menghasilkan akar lateral. Tidak memiliki kambium serta pada akar monokotil
Sedangkan pada akar dikotil, terdapat berkas xylem yang beragam anatar 2-6
(diarch- heksarch). Perisikel yang terdapat pada akar dikotil selain menghasilkan
akar lateral judga menghasilakan meristem sekunder. Pada akar dikotil terdapat
Batas ujung akar dan kaliptra pada akar monokotil tampak jelas. Perisikel
terdiri dari beberapa lapisan, mempunyai empulur yang luas sebagai pusat akar,
letak xylem dan floem berselang-seling. Sedangkan pada akar tanaman dikotil
batas ujung kar dan kaliptra tidak tampak jelas, perisikel hanya terdiri atas satu
lapis, empulurnya sempit, letak xylem didalam dan floem diluar (dengan
Kesimpulan
1. Pada akar yang masih muda jika dilakukan pemotongan secara melintang akan
2. Epidermis pada akar tersusun atas sel-sel yang rapat dan berdinding tipis dan
3. Pada akar terdapat sebuah lapisan baru yang dapat menggantikan epidermis
4. Pada akar monokotil, terdapat xylem yang banyak atau poliarch, biasanya
bervariasi antara 11-20. Perisikel yang terdapat pada akar monokotil hanya
5. Pada akar dikotil, terdapat berkas xylem yang beragam anatar 2-6 (diarch-
heksarch).
Saran
lebih teliti dalam memotong bahan. Agar hasil potongan yang didapatkan bisa
BAPPENAS, 2007.
http://www.repository.usu.ac.id//12345678/17659/4/chapter%20II.pdf
(Diakses 30 mei 2014).
BAPPENAS, 2000.
http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/mangga.pdf
(Diakses 16 Juni 2014).
Chang, TE-Tzu and E.A. Bardenas, 1976. The Morphology and Varietal
Characteristic of Rice Plant . Technical Bulletin 4, The International
Rice Research Institute, Los Banos, Philippines.
http://www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_ltkp
(Diakses 30 Mei 2014).
Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat, 1982. Petunjuk Perlakuan Pasca Panen
Tanaman Padi. http://www.warintek.sistek.go.id/pertanian/padi.pdf
(Diakses 9 Juni 2014)
Fahn, A., 1982. Anatomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Puslitbang, 2014.
http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/mangga.pdf
(Diakses 16 Juni 2014).
Warintek, 2014.
http://warintek.bantulkabz.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&
file=34 (Diakses 30 Mei 2014).