Anda di halaman 1dari 85

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG(Zea mays L.

)DENGAN SISTEM TUMPANG SARI

LAPORAN

OLEH:
JHON CHRISTOFFEL SIANTURI
210301068
AGROTEKNOLOGI 2

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN I


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023

1
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG(Zea mays L.)DENGAN SISTEM TUMPANG SARI

LAPORAN

OLEH:
JHON CHRISTOFFEL SIANTURI
210301068
AGROTEKNOLOGI 2

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
Di Laboratorium Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Diperiksa Oleh:
Asisten Korektor

(Alfitrah Salam Harahap)


NIM: 190301032

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN I


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “Budidaya Tanaman Jagung Dengan Sistem Tumpang

Sari” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium

Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis Berterimakasih Kepada Dr. Ir. Jonatan Ginting , MS ;Dr.Ir, Nini Rahmawati ,M.Si;

Dan Dr.Ir. Yaya Hasanah ,M.Si .,Selaku Dosen Mata Kuliah Tanaman Pangan I ,Serta Abang dan

kakak Asisten Laboratorium Yang Telah Membantu Menyelesaikan Laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi perbaikan penulisan mendatang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................................... 5
Tujuan Praktikum .................................................................................................. 6
Kegunaan Penulisan ............................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA
Iklim ................................................................................................................... 8
Tanah .................................................................................................................... 9
BAHAN DAN METODE
Tempat Dan Waktu Praktikum .......................................................................... 10
Alat Dan Bahan Praktikum ................................................................................. 10
Prosedur Praktikum ............................................................................................. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................................... 12
Pembahasan ........................................................................................................ 14
KESIMPULAN ............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 18
LAMPIRAN..................................................................................................................... 19

4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan pertanian merupakan lahan yang ditujukan untuk dijadikan lahan usaha tani
atau bercocok tanam, untuk memproduksi tanaman pertanian maupun hewan ternak. Lahan pertanian
juga menjadi salah satu sumber daya utama pada usaha pertanian. Lahan pertanian yang paling
pokok saat ini adalah pertanian tanaman pangan dengan jenis tanaman yang mengandung karbohidrat
dan protein, tanaman pangan dapat dikatakan sebagai tanaman utama yang dikonsumsi manusia
sebagai makanan untuk memberikan asupan energi bagi tubuh (Sitanggang et al., 2020).
Kaitan dengan lahan pertanian tersebut, dibutuhkan pengetahuan lahan dari berbagai
segi, baik dari segi luas lahan, lokasi, potensi yang ada, dan ekosistem yang berkembang. Kebutuhan
akan pengetahuan lahan pertanian ini bermanfaat bagi petani yang akan melakukan cocok tanam
diwilayahnya. hal yang harus diperhatikan tentang tanah sebagai syarat yang baik untuk pertanaman
jagung dan singkong adalah pH tanah optimal yaitu pH 5,5 - 6,5.Jagung dan singkong dapat tumbuh
baik pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian antara 800-1800 meter di
atas permukaan laut. Karakteristik lahan yang mempengaruhi kelas “sangat sesuai”, kelas “cukup
sesuai” serta kelas “sesuai marginal” diantaranya temperatur, curah hujan, drainase, tekstur, pH,
kedalaman efektif, C- organik, KTK Liat, kemiringan, ketinggian dan erosi. Temperatur yang
optimal berkisar antara 26 °C sangat diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman
jagung, distribusi curah hujan yang merata sepanjang tahun yaitu antara 807-1200 mm (Darwis,
2016).
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan
di dunia , termasuk juga di Indonesia. produksi jagung di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 19,37
juta ton. Meskipun demikian, saat ini Indonesia masih melakukan impor jagung sebesar 3,2
juta ton dari luar negeri. Salah satu hal yang menyebabkan rendahnya produksi jagung adalah
karena masalah gulma yang mengganggu tanaman jagung. Karena permasalahan gulma ini tanaman
tidak dapat mencapai potensi produksi yang dimiliki. Pengendalian gulma merupakan salah
satu cara agar tanaman jagung dapat mencapai potensi produksinya. Tanaman jagung tidak
harus bersaing dalam perebutan sarana tumbuh dengan gulma, terutama pada fase kritis tanaman,
atau sejak awaltanam hingga sekita21 -28 hari(BPS,2013).
Produktivitas hasil tanaman dipengaruhi oleh cekaman kekeringan. Demikian pula
yang terjadi pada tanaman jagung. Kekeringan yang terjadi pada setiap fase pertumbuhan akan
menurunkan produktivitas. Fase pertumbuhan awal dan fase pembungaan merupakan fase yang
paling peka terhadap cekaman kekeringan. Bila kekeringan terjadi pada fase pertumbuhan awal dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu (mati). Sedangkan bila kekeringan terjadi pada fase
pembungaan menyebabkan munculnya bunga betina menjadi lebih lambat dibanding bunga jantan,
sehingga memperkecil peluang keberhasilan penyerbukan dan menyebabkan pembentukan biji
terganggu akibatnya produktivitas menurun(Subagio et al,2013).
Peningkatan produktivitas jagung di lahan kering bisa diatasi dengan menanam
varietas jagung tahan kering dan varietas jagung umur genjah. Produksi jagung varietas umur genjah
pada umumnya lebih rendah dibanding varietas umur dalam (panjang), namun lebih toleran terhadap
tingkat populasi yang tinggi.Varietas umur genjah mampu tumbuh pada tingkat populasi 105.000
tanaman/ ha, melebihi populasi yang dianjurkan sekitar 70.000 tanaman/ha. Penanaman jagung
varietas tahan kekeringan dan umur genjah merupakan upaya untuk peningkatan produksi
jagung(Yusuf et al,2013).

5
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui cara Budidaya tanaman jagung

dengan sistem tumpang sari.

Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium

Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan

juga sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

6
TINJAUAN PUSTAKA

Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan) sekitar 8.000
sampai 10.000 tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukan fosil tongkol Jagung dengan ukuran
kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7.000 tahun. Menurut pendapat beberapa
ahli botani, teosinte (Zea mays sp.Parviglumis) sebagai nenek moyang tanaman jagung, merupakan
tumbuhan liar yang berasal dari lembah Sungai Balsas, lembah di Meksiko Selatan. Bukti
genetik, antropologi, dan arkeologi menunjukkan bahwa daerah asal jagung adalah Amerika
Tengah dan dari daerah ini jagung tersebar dan ditanam di seluruh dunia(Syafruddin et al,2013).
Jagung merupakan tanaman semusim determinat, satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-
150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk
pertumbuhan generatif. Sebagai salah satu bahan pangan, ketersediaan jagung di tengah-tengah
kehidupan masyarakat sangat dibutuhkan. Karena jagung merupakan sumber karbohidrat yang
mempunyai banyak manfaat. Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi
sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas :
Monocotyledonae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus :Zea
Spesies : Zea mays L. (Paeru et al., 2017).
Menurut data Badan Pusat Statistik, produksi jagung di Indonesia pada tahun 2014 sebesar
19.008.426 ton, sedangkan produksi jagung di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 19.612.435 ton
pipilan kering (PK) dengan luas panen 3.750.350 ha serta produktivitas 5,23 ton/ha (BPS, 2017).
Peningkatan produksi jagung nasional dapat dilakukan melalui penambahan luas panen dan
peningkatan produksi(BPS,2017).
Jagung termasuk ke dalam tanaman serealia yang penting karena merupakan komoditas utama
penghasil karbohidrat setelah beras di Indonesia. Jagung mengandung karbohidrat sebesar 73-75%,
protein sekitar 10%, kalori sebesar 361 kal per 100 g dan kalsium sebesar 9 mg per 100 g. Sedangkan
kandungan karbohidrat dalam beras yakni sebesar 76,2%, protein sebesar 7,5%, kalori sebesar 360 kal
per 100 g dan kalsium sebesar 6 mg per 100 g. Selisih nilai nutrisi yang tidak terlalu jauh antara jagung
dan beras tersebut menjadikan jagung berpotensi sebagai makanan pokok alternatif bila terjadi rawan
pangan beras. Potensinya tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan pokok alternatif, namun juga
sebagai sumber bahan baku pembuatan bioenergi terbaruk, pakan ternak, farmasi, dextrin, perekat,
tekstil, minyak goreng, pupuk hijau atau kompos (Sukarni, 2013)
Usaha peningkatan produksi jagung di Indonesia telah digalakkan melalui dua program utama,
salah satunya yakni intensifikasi. Intensifikasi pertanian merupakan usaha untuk meningkatkan hasil
pertanian melalui pengoptimalan lahan pertanian yang sudah ada salah satunya dengan cara
pemupukan. Salah satu jenis pupuk yang dapat meningkatkan produksi jagung yakni pupuk N namun
ketidaktepatan dalam pemberian dosis pupuk N sangat merugikan bagi tanaman jagung. Pemberian
pupuk N yang berlebihan pada tanaman jagung dapat meningkatkan kerusakan akibat serangan hama
dan penyakit, memperpanjang umur, tanaman lebih mudah rebah, memperbesar biaya produksi serta
menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan manusia akibat tercemar oleh bahan–
bahan sintetis tersebut. Sedangkan kekurangan N menyebabkan daun tanaman menguning sehingga
proses fotosintesis pada tanaman tidak maksimal, hal ini karena N merupakan unsur hara utama
penyusun klorofil. Selain itu, kekurangan N akan menghambat pertumbuhan tanaman dan jika
kekurangan N terus berlanjut maka seluruh bagian tanaman akan menguning, layu dan
mati (Nariratih et al., 2013).

7
IKLIM
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara
0o -50o LU hingga 0o -40o LS. Jagung tidak beradaptasi dengan baik pada kondisi tropika basah.
Maka, apabila ditanam di daerah beriklim tropis dengan perawatan yang baik, jagung akan
menghasilkan produksi yang maksimal. Pertumbuhan jagung paling baik pada musim panas. Kondisi
pH tanah yang paling cocok untuk pertumbuhan jagung yaitu berkisar
antara 6,0-6,5 (Syukur et al, 2014).
Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang hingga subtropik atau tropis yang
basah dan di daerah yang terletak antara 0o -500o LU hingga 0o -400o LS. Tanaman jagung juga
menghendaki penyinaran matahari yang penuh. Suhu optimum yang dikehendaki adalah 21o -34oC.
Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung adalah 85-200 mm/bulan dan harus merata.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi
pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat
membentuk buah(Tim Karya Tani Mandiri,2013).
Perubahan iklim yang terjadi dapat berpengaruh pada produktivitas tanaman jagung. Salah satu
upaya adaptasi yang paling jitu dalam menghadapi dampak perubahan iklim, seperti kondisi iklim yang
tidak menentu dan pergeseran musim, adalah melakukan penetapan pola tanam dan kalender tanam
dengan mempertimbangkan kondisi iklim. Selain itu, dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim
adalah kenaikan dan penurunan suhu, ketidakstabilan hujan yang turun, dan kejadian pasang surut air
laut yang tidak menentu. Perubahan tersebut berpengaruh pada kualitas dan kuantitas hasil komoditas
jagung yang ditanam oleh petani. Perubahan iklim diduga juga terjadi di Kabupaten Malang, seperti
di daerah-daerah lainnya di Jawa Timur, misalnya Kabupaten Gresik. di Kabupaten Gresik telah terjadi
perubahan iklim berupa pergeseran awal musim hujan (AMH) dan awal musim kemarau (AMK), akan
tetapi perubahan iklim tersebut tidak memengaruhi produktivitas padi (Cahyaningtyas et al .,2018),
Perubahan iklim menyebabkan pergeseran AMH dan AMK yang dapat memengaruhi
produktivitas tanaman jagung di Kabupaten Malang. dampak yang terjadi akibat perubahan iklim salah
satunya adalah pergeseran AMH dan AMK yang dapat dilihat dari sebaran curah hujan. Berdasarkan
uraian tersebut maka perlu dilakukan evaluasi tentang perubahan iklim dan pengaruhnya pada
produktivitas jagung di Kabupaten Malang. Evaluasi yang dilakukan berupa analisis hubungan
variabel bebas (independen) berupa unsur-unsur iklim, yaitu curah hujan, hari hujan, dan suhu udara
pada periode tahun 19982017 dengan variable terikat (dependen) berupa produktivitas jagung pada
periode tahun 19982017(Herlina et al,2017).

8
TANAH
Bentuk pengolahan tanah yang dapat diterapkan pada proses budidaya tanaman jagung ialah
pengolahan tanah minimum. Cara pengolahan tanah minimum adalah tanah harus di bajak atau
dicangkul kemudian di gemburkan. Tanah yang digemburkan harus mencapai kedalaman 15-25 cm
atau sedalam mata cangkul hingga tanah menjadi gembur. Agar bibit yang sudah tumbuh dapat tumbuh
dan berkembag dengan baik. Cara ini pun mempunyai keuntungan, antara lain dapat menekan biaya
pengolahan tanah dan mempercepat waktu penanaman, terutama menjelang musim kemarau
tiba (Tim Karya Tani Mandiri, 2013).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, aerase dan drainasenya baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai
jenis tanah asalkan mendapatkan pengolahan yang baik. Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah
yang terbaik untuk pertumbuhannya. Tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung
dengan hasil yang baik bila pengelolaan tanah dikerjakan secara optimal, sehingga aerase dan
ketersediaan air di dalam tanah berada dalam kondisi baik. Kemasaman tanah (pH) yang baik untuk
pertumbuhan tanaman jagung berkisar antara 5,6 – 7,5 (Supriyatno, 2017).
Jagung merupakan tanaman semusim determinat, satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-
150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk
pertumbuhan generatif. Sebagai salah satu bahan pangan, ketersediaan jagung di tengah-tengah
kehidupan masyarakat sangat dibutuhkan. Karena jagung merupakan sumber karbohidrat yang
mempunyai banyak manfaat.

9
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan dilahan dan Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Pada Hari Jumat, 24

Februari, pukul 16.00 wib sampai selesai dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul untuk mencangkul tanah dan

meratakan tanah, pacak digunakan sebagai pembatas komoditi, tali plastic yang digunakan untuk

membuat pembatas plot, meteran yang digunakan untuk mengukur lahan, gembor untuk menyiram

dan caping yang digunakan untuk melindungi dari panas matahari.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih jagung varietas Bonanza F1,

tanah top soil, pupuk urea,KCl,dan SP-36.

Prosedur Praktikum

∙ Persiapan Media Tanam

1. Disiapkan media tanam di plot lahan yang sudah diukur dengan ukuran panjang lahan untuk system

tanam tumpang sari 2x2 m, luas parit 30 cm dalam parit 30 cm dan luas jalan 60 cm

∙ Persiapan Benih

1. Direndam benih jagung selama ± 10 menit.

2. Ditanam masing-masing benih kedalam tanah dengan plot yang sudah disiapkan lalu disiram air

secukupnya sampai media lembab.

10
∙ Perlakuan Pemupukan

1. Dosis pupuk urea 13,75 gr

2. Dosis pupuk SP-36 17,5 gr

3. Dosis pupuk KCl 20,63 gr

∙ Parameter Amatan

Jagung (Zea mays L.)

Tinggi Tanaman

Diameter Batang

Jumlah Daun

11
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Data Tinggi Tanaman (cm)

Tanaman MST
2 3 4 5 6 7 8 9
1 22 40 50 79,5 114 143 158 192
2 21 33 46 76,5 107 135 150 184
3 25 39 54 83,2 110 137 148 167
4 21 31 42 69 93 133 123 155
5 25 38 49 64 84 122,5 173 176
Jumlah 114 181 241 366 508 670,5 752 874
Rataan 22,8 36,2 48,2 73,2 101,6 134,1 150,4 174,8

Data Jumlah Daun Tanaman (Helai)

- MST
Tanaman 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 6 5 8 10 11 13 15
2 2 4 5 8 9 11 14 16
3 2 5 5 7 10 11 14 16
4 3 4 4 7 8 11 14 16
5 2 4 4 6 8 9 `13 15
Jumlah 12 23 26 36 45 53 68 78
Rataan 2,4 4,6 5,2 7,2 9 10,6 13,6 15,6

Data Diameter Batang (mm)

Tanaman MST
2 3 4 5 6 7 8 9
1 0,1 0,45 0,45 1,1 1,35 2,4 3,4 3,4
2 0,1 0,35 0,45 1,1 1,4 2,3 3,3 3,3
3 0,1 0,45 0,7 1,1 1,4 2,4 3,3 3,3
4 0,1 0,4 0,4 1,05 1,2 4 3 3
5 0,1 0,45 0,5 1 1,12 2,7 3 3
Jumlah 0,5 2,1 2,5 5,35 6,5 13,6 16 16
Rataan 0,1 0,42 0,5 1,07 1,3 2,72 3,2 3,2

12
Data Panen

Tanaman Bobot Bobot Bobot Panjang Diameter


Basah Basah Basah Tongkol Tongkol
Tajuk Tongkol Tongkol (cm) (mm)
(gram) Berkelobot Tanpa
(gram) Kelobot
(gram)
1 175 gr 175 gr 126 gr 19 cm 40
2 169 gr 132 gr 82 gr 17,6 34
3 142 gr 132 gr 80 gr 17 36
4 168 gr 80 gr 55 gr 15 30
5 - - - - -
Total 654 529 343 98,6 140
Rataan 130,8 103,8 668,6 13,72 28

Umur Berbunga

Tanaman Umur Berbunga Tanggal Berbunga


1 49 Hari Setelah Tanam (HST) 17 April 2023
2 49 Hari Setelah Tanam (HST) 17 April 2023
3 49 Hari Setelah Tanam (HST) 17 April 2023
4 49 Hari Setelah Tanam (HST) 17 April 2023
5 49 Hari Setelah Tanam (HST) 17 April 2023

13
Pembahasan
Bukti genetik, antropologi, dan arkeologi menunjukkan bahwa daerah asal jagung
adalah Amerika Tengah dan dari daerah ini jagung tersebar dan ditanam di seluruh dunia.Hal
Ini Sesuai Dengan Literatur Syafruddin et al(2013)Yang Menyatakan Bahwa Jagung telah
dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan) sekitar 8.000 sampai 10.000
tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukan fosil tongkol Jagung dengan ukuran kecil, yang
diperkirakan usianya mencapai sekitar 7.000 tahun. Menurut pendapat beberapa ahli
botani, teosinte (Zea mays sp.Parviglumis) sebagai nenek moyang tanaman jagung, merupakan
tumbuhan liar yang berasal dari lembah Sungai Balsas, lembah di Meksiko Selatan.
Jagung merupakan sumber karbohidrat yang mempunyai banyak manfaat. Tanaman jagung
merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio :
Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Poales Famili :
Poaceae Genus :Zea Spesies : Zea mays L.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur Paeru et al(2017)Yang
Menyatakan Bahwa Jagung merupakan tanaman semusim determinat, satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk pertumbuhan generatif. Sebagai salah satu bahan pangan, ketersediaan jagung
di tengah-tengah kehidupan masyarakat sangat dibutuhkan. Karena jagung merupakan sumber
karbohidrat yang mempunyai banyak manfaat.
Dari hasil praktikum didapatkan tinggi tanaman tertinggi yaitu pada tanaman 1 yaitu 192 cm pada
MST 9 hal ini tampak pada tinggi rata-rata tinggi tanaman yang mencapai 174,9 cm pada 9 MST. Adapun
tanaman yang pertumbuhannya lambat yaitu pada tanaman 4 yaitu dengan tinggi 155 cm. Perbedaan rata-
rata tinggi tanaman jagung disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain tanaman jagung bersaing
dengan kacang kedelai dalam pemanfaatan unsur hara, air dan oksigen sehingga pertumbuhan jagung tidak
optimal.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur Sukarni(2013)Yang Menyatakan Bahwa Jagung termasuk ke dalam
tanaman serealia yang penting karena merupakan komoditas utama penghasil karbohidrat setelah
beras di Indonesia. Jagung mengandung karbohidrat sebesar 73-75%, protein sekitar 10%, kalori
sebesar 361 kal per 100 g dan kalsium sebesar 9 mg per 100 g. Sedangkan kandungan karbohidrat
dalam beras yakni sebesar 76,2%, protein sebesar 7,5%, kalori sebesar 360 kal per 100 g dan kalsium
sebesar 6 mg per 100 g.
Pada data panen diperoleh bobot tajuk tanaman jagung terberat terdapat pada tanaman 1 sebesar
175 gram, dengan bobot tongkol berkelobot sebesar 175 gram dan bobot tongkol tanpa kelobot sebesar
175 gram. Sedangkan bobot tajuk teringan terdapat pada tanaman 3 dengan berat tajuk sebesar 142 gram,
tongkol berkelobot sebesar 80 gram dan bobot tongkol tanpa kelobot sebesar 50 gram,Dikarenakan
Memiliki Tanah Yang Subur dan gembur.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur Supriyatno (2017)Yang Menyatakan
Bahwa Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, aerase dan drainasenya baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai
jenis tanah asalkan mendapatkan pengolahan yang baik. Tanah dengan tekstur lempung berdebu
adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya. Tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami
jagung dengan hasil yang baik bila pengelolaan tanah dikerjakan secara optimal, sehingga aerase dan
ketersediaan air di dalam tanah berada dalam kondisi baik. Kemasaman tanah (pH) yang baik untuk
pertumbuhan tanaman jagung berkisar antara 5,6 – 7,5.

14
Pada data panen tanaman jagung diameter tongkol paling besar terdapat pada tanaman 1 dengan
besar diameter 40 mm dan panjang tongkol sebesar 19 cm. Sedangkan diameter tongkol terkecil
terdapat pada tanaman 4 dengan besar diameter 30 cm dan panjang tongkol sebesar 15 cm. Hal ini
berkaitan dengan ketersediaan cahaya dan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman.Hal Ini Sesuai
Dengan Literatur Tim Karya Mandiri Tani (2013)Yang Menyatakan Bahwa Tanaman jagung menghendaki
daerah yang beriklim sedang hingga subtropik atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak
antara 0o -500o LU hingga 0o -400o LS. Tanaman jagung juga menghendaki penyinaran matahari
yang penuh. Suhu optimum yang dikehendaki adalah 21o -34oC. Curah hujan yang ideal untuk
tanaman jagung adalah 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pertumbuhan tanaman jagung sangat
membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi pertumbuhannya akan terhambat dan
memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

15
KESIMPULAN

1. Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan) sekitar 8.000

sampai 10.000 tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukan fosil tongkol Jagung dengan

ukuran kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7.000 tahun. Menurut

pendapat beberapa ahli botani, teosinte (Zea mays sp.Parviglumis) sebagai nenek moyang

tanaman jagung, merupakan tumbuhan liar yang berasal dari lembah Sungai Balsas,

lembah di Meksiko Selatan.

2. Jagung merupakan sumber karbohidrat yang mempunyai banyak manfaat. Tanaman jagung

merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Poales

Famili : Poaceae Genus :Zea Spesies : Zea mays L.

3. Dari hasil praktikum didapatkan tinggi tanaman tertinggi yaitu pada tanaman 1 yaitu 192 cm pada MST

9 hal ini tampak pada tinggi rata-rata tinggi tanaman yang mencapai 174,9 cm pada 9 MST. Adapun

tanaman yang pertumbuhannya lambat yaitu pada tanaman 4 yaitu dengan tinggi 155 cm. Perbedaan

rata-rata tinggi tanaman jagung disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain tanaman jagung

bersaing dengan kacang kedelai dalam pemanfaatan unsur hara, air dan oksigen sehingga

pertumbuhan jagung tidak optimal.

4. Pada data panen diperoleh bobot tajuk tanaman jagung terberat terdapat pada tanaman 1 sebesar

175 gram, dengan bobot tongkol berkelobot sebesar 175 gram dan bobot tongkol tanpa kelobot

sebesar 175 gram. Sedangkan bobot tajuk teringan terdapat pada tanaman 3 dengan berat tajuk

sebesar 142 gram, tongkol berkelobot sebesar 80 gram dan bobot tongkol tanpa kelobot sebesar

50 gram,Dikarenakan Memiliki Tanah Yang Subur dan gembur.

5. Pada data panen tanaman jagung diameter tongkol paling besar terdapat pada tanaman 1 dengan

besar diameter 40 mm dan panjang tongkol sebesar 19 cm. Sedangkan diameter tongkol terkecil

terdapat pada tanaman 4 dengan besar diameter 30 cm dan panjang tongkol sebesar 15 cm. Hal ini

berkaitan dengan ketersediaan cahaya dan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman.

16
DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Data Produksi Padi, Jagung dan Kedelai tahun 2013.

Cahyaningtyas A, Azizah N, Herlina N. 2018. Evaluasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap

Produktivitas Jagung ( Zea Mays L.) di Kabupaten Gresik.

Jurnal Produksi Tanaman. . 6(9): 20302037.

Darwis, S.N.2013. Agronomi Tanaman Jagung. Lembaga Pusat Penelitian

Perwakilan Padang. Jilid I. 86 hlm.

Herlina, N., Fitriani, W. 2017. Pengaruh Persentase Pemangkasan Daun dan Bunga Jantan

Terhadap Hasil Tanaman Jagung. Jurnal Biodjati 2(2): 115-125.

Nariratih I ,Damanik M.M.B ,Sitanggang ,2013. Ketersedian Nitrogen Pada Tiga Jenis Tanah

Akibat Pemberian Tiga Bahan Organik Dan Serapannya

Tanaman Jagung .Jurnal Agroteknologi 1.

Paeru, R.H., dan T.Q. Dewi. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung Penebar Swadaya.Jakarta.

Sitanggang, A., Island., Saputra, S. I. 2020. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan

Zat Pengatur Tumbuh Gibrelin Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi

Arabika (Coffea Arabica L.). JOM FAPERTA, 2 (1)

Subagio, P. 2013. Statistik Deskriptif . Edisi ke 5. Yogyakarta: BPFE. 124 hal.

Sukarni,2013. Bercocok Tanam Jagung Manis, Sinergi Pustaka Indonesia .

Supriyatno. 2017. Pengembangan sorgum Dilahan Kering untuk Memenuhi Kebutuhan


Pangan,Pakan Energi dan Industri. Simposium Nasional 2017: Menuju

Purworejo Dinamis Dan Kreatif, hlm 45-51.

17
Syafruddin, Faesal dan M. Aqil. 2017. Pengelolaan Hara Pada Tanaman Jagung. Balai Penelitian

Tanaman Sereal. Maros.

Syukur, M dan A. Rifianto. 2013. Jagung Manis. Penebar Swadaya : Jakarta. 130 hal.

Tim Karya Tani Mandiri. 2013. Pedoman Bertanam Jagung. CV. Nuansa Aulia. Bandung. 2011

Yusuf WA,Jumberi A,Haris A,Simatupang RS.2013.Pengaruh Pemberian Pupuk Organik

Terhadap Fitotoksitas Aluminium Pada Tanah Masam J.Tanah Trop


18(1):109-115.

18
LAMPIRAN

Gambar 1: Dilakukan Pengukuran Lahan

Gambar 2: Dilakukan Pembukaan Lahan

Gambar 3: Dilakukan Perendaman benih

Gambar 4 : Dilakukan Penanaman Benih

19
Gambar 5: Dilakukan Penyiraman Tanaman

Gambar 6: Dilakukan Pengamatan Tanaman

Gambar 7: Dilakukan Penyiangan Tanaman

Gambar 8: Dilakukan pemanenan Jagung

20
Gambar 9: Dilakukan Penimbangan Hasil panen

Gambar 10: Dilakukan Pembersihan lahan dari polybag dan tanaman

21
BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI(Glycine max L.)DENGAN SISTEM TUMPANG SARI

LAPORAN

OLEH:
JHON CHRISTOFFEL SIANTURI
210301068
AGROTEKNOLOGI 2

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN I


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023

1
BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI(Glycine max L.)DENGAN SISTEM TUMPANG SARI

LAPORAN

OLEH:
JHON CHRISTOFFEL SIANTURI
210301068
AGROTEKNOLOGI 2

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di Laboratorium
Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh:
Asisten Korektor

(Alfitrah Salam Harahap)


NIM: 190301032

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN I


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “Budidaya Tanaman Kedelai Dengan Sistem

Tumpang Sari” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Penulis berterimakasih kepada Dr. Nini Rahmawati, SP, M.Si ; Dr. Ir. Yaya Hasanah M.Si ;

dan Dr. Ir. Jonatan Ginting, MS., selaku dosen mata kuliah Tanaman Pangan I, serta Abang dan Kakak

Asisten laboratorium yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi perbaikan penulisan mendatang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................................... 5
Tujuan Praktikum .................................................................................................. 6
Kegunaan Penulisan ............................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA
Iklim ................................................................................................................... 8
Tanah .................................................................................................................... 9
BAHAN DAN METODE
Tempat Dan Waktu Praktikum .......................................................................... 10
Alat Dan Bahan Praktikum ................................................................................. 10
Prosedur Praktikum ............................................................................................. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................................... 12
Pembahasan ........................................................................................................ 14
KESIMPULAN ............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17
LAMPIRAN..................................................................................................................... 19

4
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kedelai merupakan tanaman kacang kacangan dengan tingkat konsumsi paling tinggi pertama
dan menghasilkan protein serta serat yang dapat memenuhi nutrisi tubuh manusia. Kedelai adalah salah
satu komuditas palaija yang memiliki peranan penting dalam pangan nasional. Tingginya tingkat
perkembangan industri pangan yang berbahan baku kedelai misalnya kedelai hitam menyebabkan
tanaman ini lebih banyak ditanam dan dibudidayakan. Kacang kedelai hitam (Glycine max L.), salah
satu tanaman multiguna semisal pangan,pakan maupun bahan baku industri. Kedelai merupakan
anaman jenis polong polongan yang menjadi bahan dasar makanan seperti kecap, tahu, dan tempe.
Ditinjau dari segi harga, kedelai sumber protein nabati yang murah. Kedelai merupakan sumber gizi
yang baik bagi manusia. Kedelai utuh mengandung 35-38% protein yang lebih tinggi dari jenis
tanaman kacang lainnya (Tobing, 2021).
Kurangnya lahan pertanian menjadi salah satu penyebab kurangnya produktivitas kedelai.
Sehingga, untuk meningkat produktivitas kedelai dilakukan dengan cara pembudidayaan yang baru
menggunakan sistem tanam vertikultur. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat setiap
tahunnya menyebabkan luas lahan pertanian yang tersedia semakin terbatas. Hal ini menjadi peluang
pengembangan vertikultur. Sistem tanamanvertikultur merupakan salah satu bentuk cara pengolahan
yang terbatas dan sempit menjadi areal pertanian yang dapat dimanfaatkan oleh petani (Ramadani et
al., 2021).
Bagi kebutuhan manusia Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu komoditi pangan
utama yang dibutuhkan, banyak bahan olahan makanan yang menggunakan kedelai sebagai bahan
bakunya, inilah yang menyebabkan komoditi ini sangat dibutuhkan oleh manusia, disamping itu
kandungan protein yang terdapat pada kedelai tidak kalah dengan kandungan protein yang terdapat
pada hewani, sehingga menjadikan kedelai menjadi alternatif lain dari protein yang bersumber dari
hewani. Keadaan tersebut menyebabkan tingginya permintaan kedelai dari waktu ke waktu, namun
terkadang tingginya permintaan tersebut tidak dapat diikuti oleh tingkat produksi kedelai, sering sekali
pasar mengalami kekurangan pasokan kedelai karena produksi kedelai yang rendah(Agustiawan et al.,
2020). Kedelai memiliki dua sisi ujung daun yang lancip, daun berbentuk lonjong bulat telur, tanaman
kedelai tidak terlalu besar dengan tinggi 80 cm (Dewi et al., 2017).
Menurut kementrian pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi vertikultur merupakan
salah satu teknologi budidaya tanaman saat ini yang mudah diterapkan. Dengan adanya sistem tanama
vertikultur, penggunaan media tanam dapat dipindahkan atau diganti ganti setelah selesai masa panen
sehingga para petani tidak perlu mengolah tanah yang lebih berat lagi. Sistem tanam vertikultur juga
dapat digunakan oleh petani milenial sehingga dapat membantu meningkatkan produktivitas kedelai
(Febriani et al., 2021).
Proses budidaya tanaman selalu diawali dengan penyemaian benih, fase ini dimulai dari
penanaman biji hingga menculnya tanaman ke permukaan tanah, sebelum penyemaian dilakukan hal
penting yang perlu diperhatikan adalah media tanam, persiapan lahan yang baik akan mendukung
pertumbuhan tanaman .Upaya meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai di Gampong
Cibrek Baroh Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utaraperlu dilakukan, Peningkatan
produksi tersebut salah satunya dapat dicapai dengan pengelolaan gulma yang tepat(Fikriyah et al.,
2022).

5
Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui budidaya tanaman kedelai

dengan system tumpang sari.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara dan juga sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

6
TINJAUAN PUSTAKA

Kedelai (Glycine max L ) merupakan jenis tanaman yang termasuk kedalam kategori sayuran

(green soybean vegetable), edamame di negara asalnya (Jepang) disebut “Gojiru” sebagai sayuran serta

camilan kesehatan. Edamame memiliki rata-rata produksi 3,5 ton/ha lebih tinggi dari produksi kedelai

biasa yang memiliki produksi 1,7 – 3,2 ton/ha. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman

kedelai edamame yaitu dengan memanfaatkan lahan kering salin(Nurulaini et al., 2019).

Kedelai hitam merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia.

Pemanfaatan utama kedelai hitam adalah bahan baku pembuatan kecap meskipun sekarang kedelai

hitam mulai dipertimbangkan sebagai bahan baku olahan kedelai seperti tempe dan tahu karena

kandungannya yang baik untuk penderita Diabetes Melitus. kedelai hitam mengandung antosianin,

isoflavon, dan saponin. Pemanfaatan kedelai hitam yang semakin luas dan ditambah oleh peningkatan

jumlah penduduk Indonesia secara pasti akan menambah besar jumlah kebutuhan kedelai hitam

nasional (Irwanto et al. ,2016)

Salah satu perlakuan yang diberikan untuk budidaya tanaman kedelai ini adalah pemupukan.

Pemupukan yang tidak tepat dan berimbang dapat menyebabkan penurunan kemampuan tanaman

untuk menyerap kandungan pupuk sehingga dampaknya dapat menurunkan hasil tanaman.

Penambahan bahan organik seperti pupuk kandang sapi, ayam dan kambing merupakan langkah

penting dalam memperbaiki kesuburan tanah, setiap pupuk kandang yang berbeda memiliki

kandungan unsur hara yang berbeda. Unsur hara yang paling dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang

banyak dan berimbang adalah unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Unsur hara nitrogen berperan

merangsang pertumbuhan daun, cabang dan pembentukan klorofil. Fosfor dan kalium berperan dalam

merangsang perkembangan akar, mempercepat pembungaan dan pemasakan biji (Latuamury, 2015).

Upaya meningkatkan produktivitas tanaman kedelai, yakni dengan menggunakan pupuk sebagai

sumber hara. Hal ini disebabkan pemupukan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman kedelai. Salah satu ketersediaan unsur hara dalam tanah dan pada tanaman dapat dilakukan

dengan cara pemberian bahan organik .kedelai yang dipupuk dengan pupuk urea dosis 25 kg ha-1

meningkatkan akumulasi N pada jaringan tanaman yang berdampak pada peningkatan laju fotosintesis
7
dan hasil biji kedelai serta peningkatan kandungan protein biji. Pengaturan dosis pupuk urea pada

tanaman kedelai merupakan upaya untuk mengoptimalkan hasil kedelai. Pemakaian pupuk urea yang

berlebihan dalam jangka waktu yang panjang dapat meninggalkan efek residu bagi lingkungan dan

tanaman. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya kualitas tanah(Zahrotun et al.,2019).

Pupuk cair batuan silikat adalah pupuk cair yang terbuat dari bahan alami, yaitu batuan yang

diperoleh tanpa menggunakan bahan kimia . Unsur hara silikat (Si) merupakan unsur hara mikro yang

cukup banyak dibutuhkan oleh tanaman (Widiastuti dan Zulhaedar, 2020). Unsur hara yang terdapat

dalam pupuk cair batuan silikat dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Pupuk cair

batuan silikat mengandung hampir semua unsur hara yang cukup dan berimbang yang dibutuhkan

tanaman antara lain C, P, K, Mg, Ca, S, B, Cu, Zn, Fe, Mn, Mo, Cl, Na, dan Si sehingga pengaplikasian

pupuk cair batuan silikat dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yang optimal. kekurangan air,

dan menghambat infeksi jamur (Apliza et al., 2020).

IKLIM

Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal

dalam proses perkecambahan yaitu 30 0C, 11 kelembapan udara rata-rata 65 %. Penyinaran matahari

minimum 10 jam/hari dengan curah hujan optimum antara 100 – 200 mm/bulan (Astuti, 2013).

Iklim yang paling cocok untuk tumbuh dan berproduksi kedelai dengan baik adalah daerah -

daerah yang mempunyai suhu antara 25 – 27oC, kelembaban udara (RH) rata-rata 65%, dan curah

hujan antara 100 – 200 mm/bulan. Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak

lebih dari 500 m dpl, tergantung varietasnya. Varietas berbiji kecil sangat cocok ditanam pada lahan

dengan ketinggian 0,5 – 300 m dpl, sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam pada lahan

dengan ketinggian 300 – 500 m dpl (Triyono et al,2013).

8
TANAH

Tanaman kedelai mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap berbagai jenis tanah. Hal yang

penting diperlihatkan dalam pemilihan lahan penanaman tanaman kedelai adalah tata air (irigasi dan

drainase) dan tata udara (aerasi), tanah bebas dari kandungan nematoda, serta tingkat keasaman tanah

(pH) 5,0-7,0 dengan lahan yang memiliki kedalaman lapisan olah tanah sedang sampai dalam lebih

dari 30 cm. Tekstur tanah liat berpasir atau tanah gembur yang mengandung cukup bahan

organik(Rajiman ,2014).

Tanaman kedelai biasanya ditanam pada tanah kering (tegalan) atau tanah persawahan. Jika

areal penanaman kedelai yang digunakan berupa lahan kering atau tegalan, sebaiknya dilakukan

pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanah dicangkul atau dibajak sedalam 15 cm – 20 cm. Di sekeliling

lahan dibuat parit selebar 40 cm dengan kedalaman 30 cm. Selanjutnya, dibuat petakan-petakan dengan

panjang antara 10 cm – 15 cm, lebar antara 3 cm – 10 cm, dan tinggi 20 cm – 30 cm. Antara petakan

yang satu dengan yang lain (kanan dan kiri) dibuat parit selebar dan sedalam 25 cm. Antara petakan

satu dengan petakan di belakangnya dibuat parit selebar 30 cm dengan kedalaman 25 cm. Selanjutnya,

lahan siap ditanami benih (Adisarwanto, 2014)

9
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan di Lahan Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengaketinggilan ±25 mdpl pada hari Jumat, 24

Februari 2023 pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Benih kedelai anjasmoro (16/kelompok)

sebagai bahan tanam, Top Soil 30 kg/kelompok daPupuk kandang 20 kg/kelompok sebagai media

tanam, Polybag ukuran 10 (8/kelompok) sebagai tempat media tanam dan benih, Stik eskrim sebagai

penandtinggi tanaman, Plang bertuliskan nama kelompok dan nama lab sebagai penandalahan dan

komoditi tanaman.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Cangkol untuk menggali dan menata

tanah pada lahan, Caping untuk menghindari terik matahari dan menahan air hujan, Gembor untuk

meyiram tanaman, Meteran, pacak dan tali plastik untuk mengukur batas lahan antar kelas, dan Air

minum agar tidak kehausan.

Prosedur Praktikum

Persiapan benih

- Direndam benih kedelai selama ± 10 menit

- Ditanam masing-masing benih kedalam polybag berisi top soil yang telah

disiapkan, lalu disiram dengan air secukupnya sampai media lembab.

10
Persiapan Media tanam

- Disiapkan media tanam berupa top soil dan pupuk kandang dengan

perbandingan (Top Soil : pupuk kandang)

- 2:1 untuk 4 polybag (label P21)

- 2:2 untuk 4 polybag (label P22)

- Lalu dimasukkan kedalam polybag berukuran 10 kg (8 polybag/kelompok)

Disusun polybag sesuai dengan arahan asisten

11
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data Tinggi Tanaman Kedelai (cm)

Tanaman MST
2 3 4 5 6 7 8 9
1 11 14 17 22 37 41 59 67
5 11 16 20 30 50 63 69 74
6 12 17,5 19 31 54 64,2 76,5 81
Total 34 47,5 56 83 141 168,2 204,5 222
Rataan 3 15,8 18,6 27,6 47 56,06 68 74

Data Jumlah Daun (helai)

Tanaman MST
2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 4 5 8 11 15 19 19
5 4 4 5 6 10 17 20 20
6 4 4 6 9 15 21 26 26
Total 11 12 16 23 36 53 65 65
Rataan 3,6 4 5,3 7,6 12 17,6 21,6 21,6

Jumlah Polong (Polong)


Tanaman MST
6 7 8 9
1 4 13 35 43
5 25 28 35 49
6 17 20 27 48
Total 46 61 97 140
Rataan 15,3 20,3 32,3 46,6

Bobot Akar (gram)

Tanaman Bobot Akar (gram)


1 4
5 6
6 4
Total 14
Rataan 4,6

12
Bobot Kering Biji (gram)

Tanaman Bobot Kering Biji (gram)


1 2,3
5 1
6 0,8
Total 4,1
Rataan 1,3

Umur Berbunga

Tanaman Umur Berbunga Tanggal Berbunga


1 37 Hari Setelah Tanam 5 April 2023
5 37 Hari Setelah Tanam 5 April 2023
6 37 Hari Setelah Tanam 5 April 2023

13
Pembahasan
Kedelai hitam mengandung antosianin, isoflavon, dan saponin. Pemanfaatan kedelai hitam
yang semakin luas dan ditambah oleh peningkatan jumlah penduduk Indonesia secara pasti akan
menambah besar jumlah kebutuhan kedelai hitam nasional.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur Irwanto et
al(2016)Yang Menyatakan Bahwa Kedelai hitam merupakan salah satu komoditas pertanian yang
sangat dibutuhkan di Indonesia. Pemanfaatan utama kedelai hitam adalah bahan baku pembuatan
kecap meskipun sekarang kedelai hitam mulai dipertimbangkan sebagai bahan baku olahan kedelai
seperti tempe dan tahu karena kandungannya yang baik untuk penderita Diabetes Melitus.
Suhu tanah Pada Tanaman Kedelai yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30 0C, 11
kelembapan udara rata-rata 65 %. Penyinaran matahari minimum 10 jam/hari dengan curah hujan
optimum antara 100 – 200 mm/bulan.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur Astuti(2013)Yang Menyatakan
Bahwa Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal
dalam proses perkecambahan yaitu 30 0C, 11 kelembapan udara rata-rata 65 %. Penyinaran matahari
minimum 10 jam/hari dengan curah hujan optimum antara 100 – 200 mm/bulan.
Dari hasil praktikum didapatkan tinggi tanaman tertinggi yaitu pada tanaman 6 yaitu 81 cm
pada MST 9 hal ini tampak pada tinggi rata-rata tinggi tanaman yang mencapai 74 cm pada 9 MST.
Adapun tanaman yang pertumbuhannya lambat yaitu pada tanaman 1 yaitu dengan tinggi 67 cm.
Perbedaan rata-rata tinggi tanaman kacang kedelai disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain
tanaman kacang kedelai bersaing dengan jagung dalam pemanfaatan unsur hara, air dan oksigen
sehingga pertumbuhan kacang kedelai tidak optimal. Selain itu tanaman kacang kedelai kurang
mendapatkan cahaya matahari secara langsung karena penyinaran terhalanga oleh tanaman jagung
yang pertumbuhannya lebih tinggi.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur Triyono et al(2013)Yang
Menyatakan Bahwa Iklim yang paling cocok untuk tumbuh dan berproduksi kedelai dengan baik
adalah daerah - daerah yang mempunyai suhu antara 25 – 27oC, kelembaban udara (RH) rata-rata
65%, dan curah hujan antara 100 – 200 mm/bulan. Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada
ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl, tergantung varietasnya. Varietas berbiji kecil sangat cocok
ditanam pada lahan dengan ketinggian 0,5 – 300 m dpl, sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok
ditanam pada lahan dengan ketinggian 300 – 500 m dpl.
Dari hasil praktikum didapatkan tinggi tanaman tertinggi yaitu pada tanaman 6 yaitu 81 cm
pada MST 9 hal ini tampak pada tinggi rata-rata tinggi tanaman yang mencapai 74 cm pada 9 MST.
Adapun tanaman yang pertumbuhannya lambat yaitu pada tanaman 1 yaitu dengan tinggi 67 cm.
Perbedaan rata-rata tinggi tanaman kacang kedelai disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain
tanaman kacang kedelai bersaing dengan jagung dalam pemanfaatan unsur hara, air dan oksigen
sehingga pertumbuhan kacang kedelai tidak optimal. Selain itu tanaman kacang kedelai kurang
mendapatkan cahaya matahari secara langsung karena penyinaran terhalanga oleh tanaman jagung
yangpertumbuhannya lebih tinggi.
Hal Ini Sesuai Dengan Literatur Zahrotun et al (2019)Yang Menyatakan Bahwa Upaya meningkatkan
produktivitas tanaman kedelai, yakni dengan menggunakan pupuk sebagai sumber hara. Hal ini
disebabkan pemupukan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai.
Salah satu ketersediaan unsur hara dalam tanah dan pada tanaman dapat dilakukan dengan cara
pemberian bahan organik .kedelai yang dipupuk dengan pupuk urea dosis 25 kg ha-1 meningkatkan
akumulasi N pada jaringan tanaman yang berdampak pada peningkatan laju fotosintesis dan hasil biji
kedelai serta peningkatan kandungan protein biji. Pengaturan dosis pupuk urea pada tanaman kedelai
merupakan upaya untuk mengoptimalkan hasil kedelai. Pemakaian pupuk urea yang berlebihan dalam
jangka waktu yang panjang dapat meninggalkan efek residu bagi lingkungan dan tanaman. Hal tersebut
dapat menyebabkan menurunnya kualitas tanah

14
Dari ke-3 tanaman tampak bahwa pada tanaman ke 5 tanaman kedelai menghasilkan jumlah
polong yang paling banyak, yaitu 49 buah. Adapun pada sampel ke-1 menunjukkan pertumbuhan
polong yang sedikit, yaitu 43 buah polong. Hal tersebut terjadi karena kandungan unsur hara dan
cahaya matahari yangdiserapnya tidak sama antara satu tanaman dengan tanaman yang lainnya.Hal
Ini Sesuai Dengan Literatur Latuamury(2015)Yang Menyatakan Bahwa Salah satu perlakuan yang
diberikan untuk budidaya tanaman kedelai ini adalah pemupukan. Pemupukan yang tidak tepat dan
berimbang dapat menyebabkan penurunan kemampuan tanaman untuk menyerap kandungan pupuk
sehingga dampaknya dapat menurunkan hasil tanaman. Penambahan bahan organik seperti pupuk
kandang sapi, ayam dan kambing merupakan langkah penting dalam memperbaiki kesuburan tanah,
setiap pupuk kandang yang berbeda memiliki kandungan unsur hara yang berbeda. Unsur hara yang
paling dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan berimbang adalah unsur nitrogen, fosfor,
dan kalium. Unsur hara nitrogen berperan merangsang pertumbuhan daun, cabang dan pembentukan
klorofil. Fosfor dan kalium berperan dalam merangsang perkembangan akar, mempercepat
pembungaan dan pemasakan biji.

15
KESIMPULAN

1. Kedelai hitam merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di
Indonesia. Pemanfaatan utama kedelai hitam adalah bahan baku pembuatan kecap
meskipun sekarang kedelai hitam mulai dipertimbangkan sebagai bahan baku olahan
kedelai seperti tempe dan tahu karena kandungannya yang baik untuk penderita Diabetes
Melitus.
2. Suhu tanah Pada Tanaman Kedelai yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30 0C,
11 kelembapan udara rata-rata 65 %. Penyinaran matahari minimum 10 jam/hari dengan
curah hujan optimum antara 100 – 200 mm/bulan.
3. Dari hasil praktikum didapatkan tinggi tanaman tertinggi yaitu pada tanaman 6 yaitu 81 cm
pada MST 9 hal ini tampak pada tinggi rata-rata tinggi tanaman yang mencapai 74 cm pada
9 MST. Adapun tanaman yang pertumbuhannya lambat yaitu pada tanaman 1 yaitu dengan
tinggi 67 cm. Perbedaan rata-rata tinggi tanaman kacang kedelai disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu antara lain tanaman kacang kedelai bersaing dengan jagung dalam
pemanfaatan unsur hara, air dan oksigen sehingga pertumbuhan kacang kedelai tidak
optimal. Selain itu tanaman kacang kedelai kurang mendapatkan cahaya matahari secara
langsung karena penyinaran terhalanga oleh tanaman jagung yang pertumbuhannya lebih
tinggi.
4. Dari hasil praktikum didapatkan tinggi tanaman tertinggi yaitu pada tanaman 6 yaitu 81 cm
pada MST 9 hal ini tampak pada tinggi rata-rata tinggi tanaman yang mencapai 74 cm pada
9 MST. Adapun tanaman yang pertumbuhannya lambat yaitu pada tanaman 1 yaitu dengan
tinggi 67 cm. Perbedaan rata-rata tinggi tanaman kacang kedelai disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu antara lain tanaman kacang kedelai bersaing dengan jagung dalam
pemanfaatan unsur hara, air dan oksigen sehingga pertumbuhan kacang kedelai tidak
optimal.
5. Salah satu perlakuan yang diberikan untuk budidaya tanaman kedelai ini adalah
pemupukan. Pemupukan yang tidak tepat dan berimbang dapat menyebabkan penurunan
kemampuan tanaman untuk menyerap kandungan pupuk sehingga dampaknya dapat
menurunkan hasil tanaman. Penambahan bahan organik seperti pupuk kandang sapi, ayam
dan kambing merupakan langkah penting dalam memperbaiki kesuburan tanah, setiap
pupuk kandang yang berbeda memiliki kandungan unsur hara yang berbeda. Unsur hara
yang paling dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan berimbang adalah unsur
nitrogen, fosfor, dan kalium. Unsur hara nitrogen berperan merangsang pertumbuhan daun,
cabang dan pembentukan klorofil. Fosfor dan kalium berperan dalam merangsang
perkembangan akar, mempercepat pembungaan dan pemasakan biji.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T., 2014. Budidaya Kedelai Tropika. Jakarta: Penebar Swadaya.

Apliza, D., Ma’shum, M., Suwardji, S., & Wargadalam, V. J. 2020.Pemberian Pupuk Silikat

Dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan, Kadar Brix, dan Hasil Tanaman Sorgum

(Sorghum bicolor (L.) Moench). Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 6(1), 16-24.

Dewi ,SA., Chozin, MA., Guntoro, D. “Uji Pengaruh Ekstrak Teki (Cyperus Rotundus L.)

Terhadap Pertumbuhan Gulma Pada Budidaya Tanaman Kedelai. Agronomika,

vol. 12, no. 1, 2017, pp. 25–33.

Febriani, L., Gunawan, G., & Gafur, A. (2021). Review: Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap

Pertumbuhan Tanaman. Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi, 7(2), 93–104.

Fikriyah, I. Amirul, AS., Fernandi, LY., Afifah RA., Sartika., Sunaryo. Peningkatan

Pendapatan PKK Melalui Pemanfaatan Lahan Untuk Pembuatan Taman Toga dan Olerikultura

Di Desa Wonosari Kabupaten Wonosobo. " Jurnal Nauli, vol. 1, no. 3, 2022, p. 72.

Irwanto, R., D.R. Adawiyah, F.R. Zakaria. 2016. Peran fisiologis sari kedelai hitam diperkaya

Mikroenkapsulan minyak sawit mentah pada penderita diabetes melitus tipe 2. J.

Teknologi dan Industri Pangan. 27(1): 1- 9.

Latuamury, N., 2015. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Kacang Hijau (Vigna radiate L.). Jurnal Agroforestri, 10 (2).

17
Nurulaini, S., Santi, R., & Zulkipli, Z.2019.Pengaruh Amelioran Pada Lahan Pasca Tambang Timah

Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Edamame (Glycine max L.).

Seminar Nasional Lahan Suboptimal (No. 1, pp. 236-245).

Rajiman ,2014. . Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai ( Glycine max L. Merril)

Berdasarkan Variasi Jarak Tanam dan Pemberian Pupuk Organik Kompos. Jatt, 7(3), 289–297.

Ramadani, AT., Nafi’ah, HH., Maesyaroh, SS. “Analisis Vegetasi Gulma Pada Lahan Pertanaman

Kacang Kedelai (Glycine Max L.Merill).” JAGROS : Jurnal Agroteknologi Dan Sains

(Journal of Agrotechnology Science), vol. 5, no. 2, 2021, p. 409.

18
LAMPIRAN

Gambar 1: Dilakukan Pembukaan Lahan

Gambar 2: Dilakukan Pembersihan Lahan

Gambar 3: Dilakukan Perendaman Benih

Gambar 4: Dilakukan Penanaman Benih

Gambar 5: Dilakukan Penyiraman Tanaman

19
Gambar 6: Dilakukan Penyiangan
Tanaman

Gambar 7: Dilakukan Pengamatan


Tanaman

Gambar 8: Dilakukan pemanenan


Tanaman

20
Gambar 9: Dilakukan penimbangan Hasil Panen

Gambar 10: Dilakukan Pembersihan Lahan dari Polybag dan Tanaman

21
BUDIDAYA TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativa)
DENGAN PERLAKUAN DOSIS PEMUPUKAN

LAPORAN

OLEH:
JHON CHRISTOFFEL SIANTURI
210301068
AGROTEKNOLOGI-2

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN PANGAN A


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023

1
BUDIDAYA TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativa)
DENGAN PERLAKUAN DOSIS PEMUPUKAN

LAPORAN

OLEH:
JHON CHRISTOFFEL SIANTURI
210301068
AGROTEKNOLOGI-2

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Komponen Penilaian Di


Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh:

Asisten Korektor

(Alfitrah Salam Harahap)

NIM: 190301032

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN I


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha esa karena

atas rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “Budidaya Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa)

Dengan Perlakuan Dosis Pemupukan” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi

komponen penilaian pada Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Nini

Rahmawati, M.Si.; Dr. Ir Yaya Hasanah M.Si.; dan Dr. Ir Jonatan Ginting MS., selaku dosen mata

kuliah Budidaya Tanaman Pangan serta abang dan kakak asisten Laboratorium Budidaya Tanaman

Pangan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan

saran yang membangun akan sangat dibutuhkan demi kebaikan penulis mendatang. Akhir kata penulis

ucapkan terima kasih

Medan, Mei 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

PENDAHULUAN

Latar Belakang ................................................................................................. 5

Tujuan Praktikum .............................................................................................. 6

Kegunaan Penulisan ......................................................................................... 6

TINJAUAN PUSTAKA

Iklim ............................................................................................................... 8

Tanah ................................................................................................................ 9

BAHAN DAN METODE

Tempat Dan Waktu Praktikum ........................................................................ 10

Alat Dan Bahan Praktikum .............................................................................. 10

Prosedur Praktikum.......................................................................................... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ................................................................................................................ 12

Pembahasan .................................................................................................... 13

KESIMPULAN............................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 16

LAMPIRAN ................................................................................................................ 18

4
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Padi (Oryza sativa) sebagai makanan pokok, merupakan tanaman pangan yang sangat penting

nagi masyarakat Indonesia. Plasma nutfah merupakan keanekaragaman hayati yang sangat penting dan

modal dasaryang dibutuhkan dalam pembangunan industri pertanian termasuk penemuan varietas baru

dalam rangka peningkatan produksi guna mendukung ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan

(Budi RS, 2018).

Pengembangan padi gogo merupakan usaha dalam meningkatkan produksi beras nasional guna

meningkatkan ketahanan pangan. Pada lahan kering, padi gogo dapat beradaptasi dengan baik dan

memiliki toleransi terhadap tanah masam yang mengandung aluminium. Dibandingkan padi sawah

yang biaya produksinya cukup tinggi, padi gogo bisa menjadi alternatif sebagai pemasok kebutuhan

beras nasional, namun demikian potensi lahan kering tersebut tidak sesuai dengan produktivitas padi

gogo nasional yang baru mencapai 2,56 ton/ha (BPS, 2014).

Kedudukan padi gogo ke depan akan semakin krusial. Namun demikian karena kondisi fisik

lahan kering memiliki keterbatasan dibandingkan lahan sawah., maka ketika muncul kebijakan

peningkatan produksi beras dilahan kering, perlu dipelajari secara mendalam terkait dengan prospek

pengembangan produksi padi gogo ini kedapan. Dengan kemampuannya tumbuh dilahan kering, maka

pengusahaan padi gogo dapat dijadikan alternatif memenuhi ketahanan pangan (Sutawi, 2013).

Pengembangan dan peningkatan produksi padi gogo di lahan tadah hujan merupakan salah satu

alternatif pengadaanpangan nasional di masa depan. Hal ini menjaditantangan dengan harapan dapat

menekansemaksimal mungkin beras impor. Selama inipengembangan padi gogo hanya

sebagaipelengkap dimana ditanam sebagai tanamansela diantara tanaman budidaya lain ataupada

perkebunan dan hutan tanam industri.Hal tersebut menyebabkan tingkat produksinya masih rendah

(Suryana, 2013).

5
Faktor yang sangat penting dalam usaha peningkatan produksi pertanian melalui panca usaha

tani adalah pemupukan dan pengairan. Pemupukan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan

dan menambah unsur hara dalam tanah agar tanaman dapat berproduksi dengan baik. Salah satu jenis

pupuk yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk NPK. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk

yang memiliki kandungan nitrogen sebesar 16%, fosfor sebesar 16%, dan kalium

sebesar 16% (Fiolita et al., 2017),

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pemupukan

terhadap budidaya padi gogo (Oryza sativa) dan untuk memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah untuk dapat

memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak

yang membutuhkan.

6
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang tergolong dalam Famili Gramineae. Secara

lengkap, taksonomi tanaman padi adalah Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub divisi:

Angiospermae, Famili: Gramineae, Genus: Oryza, Spesies: Oryza sativa. Padi merupakan tanaman

yang termasuk meliputi kurang lebih 25 spesies, tersebar di daerah tropis dan daerah subtropics, seperti

Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Padi yang ada sekarang merupakan persilangan antara Oryza

officianalis dan Oryza sativa (Mubaroq, 2013).

Tanaman padi digolongkan kedalam dua bagian besar, yaitu bagian vegetatif yang meliputi

akar, batang dan daun serta bagian generatif yang meliputi malai yang terdiri dari bulir-bulir, bunga

dan buah. Secara morfologi tanaman padi mempunyai tiga fase perkembangan yaitu fase vegetatif

(perkecambahan sampai inisiasi malai), fase reproduktif (inisiasi malai sampai pembungaan), dan fase

pemasakan (pembungaan sampai pemasakan) (Sitorus, 2014).

Akar tanaman padi terdiri dari empat bagian yang dapat dibedakan menjadi radikula (akar

primer), akar serabut, akar rambut, dan akar tajuk. Akar radikula merupakan akar yang tumbuh ketika

benih berkecambah dan pada benih yang berkecambah tersebut tumbuh bakal akar dan batang. Akar

serabut adalah akar yang tumbuh setelah 5-6 hari pembentukan akar tunggang. Selanjutnya dalam

penyerapan air ataupun unsur hara merupakan fungsi akar rambut. Sedangkan akar tajuk tumbuh dari

ruas batang yang paling rendah (Suryanugraha et al., 2017).

Tanaman padi memiliki batang cylendris, agak pipih atau bersegi, berlubang atau massif, pada

buku selalu massif dan sering membesar, berbentuk herba. Batang dan pelepah daun tidak berambut.

Tinggi tanaman padi liar dapat mencapai ukuran melebihi orang dewasa, yaitu sekitar 200 cm, tetapi

varietas padi yang dibudidayakan secara intensif sudah jauh lebih rendah, yaitu sekitar 100 cm. batang

padi umumnya berwarna hijau tua dan ketika memasuki fase generatif warna batang berubah menjadi

kuning (Utama, 2015).

7
Bunga padi berkelamin dua dan memiliki 6 buah benang sari dengan tangkai sari pendek dan

dua kantung serbuk di kepala sari. Bunga padi juga mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah

kepala putik yang berwarna putih atau ungu. Sekam mahkotanya ada dua dan yang bawah disebut

lemma, sedangkan yang atas disebut palea. Pada dasar bunga terdapat dua daun mahkota yang berubah

bentuk dan disebut lodicula. Bagian ini sangat berperan dalampembukaan palea. Lodicula mudah

menghisap air dari bakal buah sehingga mengembang (Mubaroq, 2013).

Buah padi terdiri dari bagian luar yang disebut sekam dan bagian dalam yang disebut karyopsi.

Biji yang sering disebut beras pecah kulit adalah karyopsi yang terdiri dari lembaga (embrio) dan

endosperm. Endosperm diselumuti oleh lapisan aleuron, tegmen, dan perikarp yang disebut beras

sebenarnya adalah putih lembaga (endosperm) dari sebutir buah, yang erat terbalut oleh kulit ari,

lembaga yang kecil itu menjadi tidak ada artinya. Kulit ari itu sebenarnya terdiri atas kulit biji dan

dinding buah yang berpadu menjadi satu ((Norsalis, 2013).

Syarat Tumbuh

Iklim

Ketersediaan air untuk padi gogo tidak bisa ditentukan layaknya padi sawah irigasi. Hal

tersebut dikarenakan terdapat ketergantungan antara padi gogo pada air hujan maupun distribusinya

menjadi sangat penting. Rendahnya air hujan saat fase pertumbuhan akan menurunkan hasil produksi

dari padi gogo. Pertumbuhan akan optimal jika curah hujan tahunan sebesar 2000 mm, di beberapa

Negara yang mempunyai curah hujan 876 sampai 1000 mm per 3,5-4 bulan cukup untuk

pengembangan padi gogo (BB Padi, 2017).

Indonesia mempunyai curah dan periode hujan yang berbeda, tidak hanya antar daerah bahkan

juga daerah itu sendiri. Ada saat dimana intensitas hujan dalam kurun waktu sehari menjadi hal yang

lebih penting dari pada curah hujan dalam waktu bulanan bahkan tahunan. (Suriansyah et al., 2013).

8
Tanaman padi jenis gogo akan menghasilkan produksi yang tinggi jika tanaman tersebut hidup

pada kondisi musim yang berawan dengan suhu 24-26oC. berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui

bahwa semakin tinggi radiasi matahari yang diterima saat tanaman berada pada fase generative akhir

atau pemasakan gabah maka berbanding lurus dengan hasil padi yang didapatkan. Radiasi matahari

yang baik atau dapat mencapai 16,5 kcal/cM3 pada fase pengisian sampai pada fase pemasakan gabah,

tetapi hal tersebut jarang terjadi (Suriansyah et al., 2013).

Tanah

Lahan pada area pertanaman padi gogo memiliki karakter yang bermacam-macam sesuai

dengan kondisi iklim. Tanah yang baik untuk pertanaman padi gogo memiliki tekstur yang bervariasi

mulai dari pasir sampai liat, tingkat keasaman tanah (pH) bervariasi mulai 3-10, kandungan bahan

organic mulai 1- 50%, kandungan garam mulai 0-1%, dan ketersediaan nutrisi mulai tanah yang

defisiensi akut sampai nutrisi berlimpah (BB Padi, 2017).

Kelembaban tanah sangat dipengaruhi oleh tekstur tanah melebihi sifatsifat yang lain,

terkecuali topografi. Tekstur tanah merupakan hal yang sangat esensial bagi pertumbuhan dan

perkembangan padi gogo, sebab areal pengembangan padi gogo tidak mempunyai pengikat untuk

menahan kelembaban. Profil dari tekstur tanah tidak saja dilapisan atas, tetapi juga di lapisan bawah.

Hal tersebut dikarenakan jika pada bagian bawah tanah mempunyai cukup liat, maka fungsi tekstur

lapisan atas menjadi berkurang (Suriansyah et al., 2013).

Sifat-sifat tanah harus diketahui sebelum adanya pembudidayaan padi gogo agar pada saat

proses budidaya, dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan produksi yang sesuai dengan yang

dikehendaki. Tanah grumosol dan andosol dapat dikatagorikan kedalam jenis tanah yang sangat peka

terhadap erosi, sementara tanah mediteran merah, kuning dan regosol peka terhadap erosi. Litosol

mempunyai solum dangkal dan biasanya berasosiasi dengan regosol, mediteran, dan grumosol dapat

dikatagorikan sebagai jenis tanah tererosi (Krisna, 2021).

9
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan dilahan dan Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Pada Hari Jumat, 24

Februari pukul 16.00 wib sampai selesai dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini cangkul sebagai alat untuk

menggemburkan tanah dan membersihkan gulma, caping sebagai alat untuk penghalang sinar matahari

pada kepala, gembor sebagai alat untuk menyiram tanaman, meteran sebagai alat untuk mengukur luas

lahan pada setiap kelas, tali plastic sebagai pembatas antar kelas, pacak digunakan sebagai pematok

lebar lahan antar kelas, jangka sorong untuk mengukur diameter batang, alat tulis untuk mencatat hasil

pengamatan, plang yang digunakan sebagai penanda jenis tanaman yang ditanam pada setiap plot

tanaman dalam satu kelas yang berisikan nama tanaman yang ditanam dan buku sebagai tempat untuk

menulis hasil pengamatan.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih padi varietas gogo sebanyak

16/kelompok sebagai bahan tanam, pupuk kandang yang akan digunakan sebagai campuran tanah

topsoil, stik es krim yang digunakan sebagai penanda jarak tanaman kedelai yang ditanam, top soil

sebagai media tanam dan campuran pupuk kandang, air mineral dibawa sebagai air minum yang

diminum, pupuk Urea, SP-36, dan KCl sebagai bahan untuk menambah unsur hara pada tanaman agar

tumbuh dan berkembang dengan baik, dan air sebagai penambah mineral dalam tanah agar tanaman

tidak mengalami kekeringan.

Prosedur Praktikum

1. Direndam benih jagung selama ± 12 jam lalu dikering anginkan sekitar 6-12 jam sebelum

ditanam.

2. Disiapkan media tanam berupa topsoil dan pupuk kendang dan dicampur menjadi satu, dan

dimasukkan kedalam polybag 10 kg sebanyak 7 lembar.

10
3. Ditanam benih padi polybag dengan diberi lubang terlebih dahulu sedalam 5 cm dan

kemudian ditutup lubang dengan tanah yang ada pada polybag dan disiram dengan air

secukupnya sampai media lembab.

4. Dilakukan penjarangan pada tanaman dengan memilih tanaman yang lebih baik,

5. Disiram tanaman dua kali sehari pada pagi dan sore hari,

6. Dilakukan pengamatan padi dengan parameter amatan tinggi tanaman (cm), jumlah daun

(helai), jumlah anakan total (anakan) serta penimbangan bobot basah akar pada akhir

pengamatan.

7. Dilakukan pemupukan pertama pada hari selasa, 14 Maret 2023 pada semua tanaman

dengan dosis urea 0,75 gram, SP-36 0,68 gram, dan KCL 0,3 gram.

8. Dilakukan pemupukan kedua pada tanggal 01 April 2023 pada semua tanaman dengan

dosis yang sama.

9. Dilakukan penyiangan tanaman untuk membersihkan tanaman dari gulma yang dapat

menghambat pertumbuhan tanaman.

11
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Data Tinggi Tanaman Padi (cm)

Tanaman Minggu ke (MST)


2 3 4 5 6 7 8 9
1 24 30,5 35 48 59 71 86 98
2 24 31 34 44 55 65 84 91
3 39 46 47 58 67 69,5 91 112
4 22 31 37 49 60 73,5 92 115
5 20 26 27 32 43 51,5 63 81
6 29 43 48 65 78 89 104 125
Jumlah 148 207,5 229 296 352 419,5 520 622
Rataan 24,66 34,58 38,16 49,33 60,33 64,91 86,66 124,4

Data Jumlah Daun Padi

Tanaman Minggu ke (MST)


2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 4 6 8 11 12 16 23
2 3 4 5 9 11 12 15 20
3 3 4 4 7 8 11 14 19
4 2 3 4 9 11 12 16 23
5 2 3 4 4 8 10 14 20
6 3 3 4 12 13 14 17 23
Jumlah 15 21 27 49 62 71 92 128
Rataan 2,5 3,5 4,5 6,1 7,75 8,87 11,5 16

Anakan Total

Polybag MST
3 4 5 6 7 8 9
1 3 3 3 3 3 4 5
2 0 2 2 3 3 4 5
3 1 2 2 3 3 4 5
4 2 2 2 3 3 4 5
5 3 2 3 3 3 4 5
6 1 2 3 3 3 4 5
Total 10 13 15 18 3 24 5
Rataan 2 2,1 3 3 3 4 5

12
Pembahasan

. Padi merupakan tanaman yang termasuk meliputi kurang lebih 25 spesies, tersebar di daerah

tropis dan daerah subtropics, seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Padi yang ada sekarang

merupakan persilangan antara Oryza officianalis dan Oryza sativa.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur

Mubaroq (2013)Yang Menyatakan Bahwa Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang tergolong

dalam Famili Gramineae. Secara lengkap, taksonomi tanaman padi adalah Kingdom: Plantae, Divisi:

Spermatophyta, Sub divisi: Angiospermae, Famili: Gramineae, Genus: Oryza, Spesies: Oryza sativa.

Pada parameter jumlah daun tanaman padi gogo di dapat rataan tertinggi yaitu pada tanaman 6

sebesar jumlah daun 23 helai dan terendah pada tanaman 3 dengan jumlah daun 19.Hal Ini Sesuai

Dengan Literatur Sitorus (2014)Yang Menyatakan Bahwa Secara morfologi tanaman padi mempunyai

tiga fase perkembangan yaitu fase vegetatif (perkecambahan sampai inisiasi malai), fase reproduktif

(inisiasi malai sampai pembungaan), dan fase pemasakan (pembungaan sampai pemasakan)

Pada parameter bobot basah tajuk tanaman padi gogo didapatkan data tertinggi yaitu pada

tanaman 6 yang memiliki berat 205 gram dan data yang terendah terdapat pada tanaman 5 yang

memiliki berat 82 gram.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur BB Padi (2017)Yang Menyatakan Bahwa

Tanah yang baik untuk pertanaman padi gogo memiliki tekstur yang bervariasi mulai dari pasir sampai

liat, tingkat keasaman tanah (pH) bervariasi mulai 3-10, kandungan bahan organic mulai 1- 50%,

kandungan garam mulai 0-1%, dan ketersediaan nutrisi mulai tanah yang defisiensi akut sampai nutrisi

berlimpah.

Pada panjang malai tanaman padi gogo didapat data tertinggi terdapat pada tanaman 2 dengan

panjang 24,3 dan data terendah yaitu pada tanaman 5 yaitu dengan panjang 19 cm.Hal Ini Sesuai

Dengan Literatur Suriansyah et al (2013)Yang Menyatakan Bahwa Kelembaban tanah sangat

dipengaruhi oleh tekstur tanah melebihi sifatsifat yang lain, terkecuali topografi. Tekstur tanah

merupakan hal yang sangat esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan padi gogo, sebab areal

pengembangan padi gogo tidak mempunyai pengikat untuk menahan kelembaban. Profil dari tekstur

tanah tidak saja dilapisan atas, tetapi juga di lapisan bawah.

13
Hasil dari praktikum yang telah dilakukan pupuk yang digunakan yaitu pupuk khususnya

pemberian pupuk makro yaitu Urea, SP-36 dan Kcl menunjukkan bahwa pemupukan berpengaruh

sangat nyata terhadap tinggi tanaman padi pada umur 6, 7, dan 8 MST. Sehingga bisa kita lihat pada

data diatas bmenunjukkan bahwa terjadi pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi pada umur 6

MST setelah diberikan pupuk.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur Krisna (2021) Yang Menyatakan Bahwa

Sifat-sifat tanah harus diketahui sebelum adanya pembudidayaan padi gogo agar pada saat proses

budidaya, dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan produksi yang sesuai dengan yang

dikehendaki. Tanah grumosol dan andosol dapat dikatagorikan kedalam jenis tanah yang sangat peka

terhadap erosi, sementara tanah mediteran merah, kuning dan regosol peka terhadap erosi.

14
KESIMPULAN

1. Padi merupakan tanaman yang termasuk meliputi kurang lebih 25 spesies, tersebar di daerah

tropis dan daerah subtropics, seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Padi yang ada

sekarang merupakan persilangan antara Oryza officianalis dan Oryza sativa.

2. Pada parameter jumlah daun tanaman padi gogo di dapat rataan tertinggi yaitu pada tanaman

6 sebesar jumlah daun 23 helai dan terendah pada tanaman 3 dengan jumlah daun 19.

3. Pada parameter bobot basah tajuk tanaman padi gogo didapatkan data tertinggi yaitu pada

tanaman 6 yang memiliki berat 205 gram dan data yang terendah terdapat pada tanaman 5

yang memiliki berat 82 gram.

4. Pada parameter bobot basah tajuk tanaman padi gogo didapatkan data tertinggi yaitu pada

tanaman 6 yang memiliki berat 205 gram dan data yang terendah terdapat pada tanaman 5

yang memiliki berat 82 gram.

5. Pada panjang malai tanaman padi gogo didapat data tertinggi terdapat pada tanaman 2 dengan

panjang 24,3 dan data terendah yaitu pada tanaman 5 yaitu dengan panjang 19 cm.

6. Hasil dari praktikum yang telah dilakukan pupuk yang digunakan yaitu pupuk khususnya

pemberian pupuk makro yaitu Urea, SP-36 dan Kcl menunjukkan bahwa pemupukan

berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman padi pada umur 6, 7, dan 8 MST. Sehingga

bisa kita lihat pada data diatas bmenunjukkan bahwa terjadi pengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman padi pada umur 6 MST setelah diberikan pupuk.

15
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. 2014. Berita Resmi Statistik. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2017. Deskripsi Vrietas Unggul Baru Padi.

Budi, R.S. 2018. Eksplorasi dan Mutasi Induksi dalam Upaya Perbaikan Genetik Padi Gogo Beras
Merah Lokal Sumatera Utara. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang.

Fiolita, V., Muin, A., & Fahrizal. 2017. Penggunaan Pupuk NPK Mutiara untuk Peningkatan
Pertumbuhan Tanaman Gaharu Aquilaria spp pada Lahan Terbuka di Tanah Ultisol. Jurnal
Hutan Lestari, 5(3), 850–857.

Jufri, A dan M. Rosjidi. 2014. Pengaruh Zeolit dalam Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi
Sawah di Kabupaten Badung Provinsi Bali. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 14(3): 161-
166.

Krisna, A. 2021. Pindah Silang dan Pemetaan Kromosom. UGM Press. Yogyakarta Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Teknologi Budidaya Padi. Bandar
Lampung. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Mubaroq, I. A. 2013. Kajian Bionutrien Caf dengan Penambahan Ion Logam Terhadap Pertumbuhan
dan Perkembangan Tanaman Padi. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Norsalis, E. 2013. Padi Gogo dan Padi Sawah. Penebar Swadaya. Yogyakarta.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2013. Model Optimum Budidaya Padi Intensif Pada
Lahan Sawah Irigasi Teknis Yang Berkelanjutan.

Sitorus, H. L. 2014. Respon Beberapa Kultivar Padi Gogo pada Ultisol terhadap Pemberian
Alumunium dengan Konsentrasi Berbeda. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Bengkulu.

16
Suriansyah, et al. 2013. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo.Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kalimantan Tengah.

Suryana. 2013. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : PT.
Salemba Empat.

Suryanugraha, W. G., Supriyant., dan Kristamtini. 2017. Keragaan Sepuluh Kultivar Padi Lokal
(Oryza sativa L.) Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Vegetalika. 6(4), 55-70.

Sutawi, M.P. 2013. Manajemen Agribisnis. Bayu Media.

Utama, M.Z. Harja. 2015. Budidaya Padi Pada Lahan Marjinal Kiat Meningkatkan Produksi Padi.
Andi offset. Yogyakarta.

Yusuf, A., Yarda., A. Karim dan Darusman. 1999. Karakteristik Lahan Gambut Teunom dan Krueng
Sabe Aceh Barat. Jurnal Agrista. (3): 35-41.

17
LAMPIRAN

Gambar 1: Dilakukan Pengukuran lahan

Gambar 2: Dilakukan Pembukaan Lahan

Gambar 3: Dilakukan Pengolahan Bahan Tanam Mencampur topsoil dan


kompos

Gambar 4: Dilakukan pemasukan campuran topsoil dan tanah pada polybag

18
Gambar 5: Dilakukan Penanaman Batang ubi kayu pada polybag

Gambar 6: Dilakukan Peletakan Polybag yang sudah siap pada lahan

Gambar 7: Dilakukan Pengamatan Pada Tanaman

Gambar 8: Dilakukan Penyiraman Pada Tanaman

19
Gambar 9:

Dilakukan Pengamatan
Tanaman

Gambar 10: Dilakukan Penyiangan Pada Tanaman

Gambar 11: Dilakukan Pemanenan Pada Tanaman

20
Gambar 12: Dilakukan Pembersihan Lahan dari Polybag dan

Tanaman

21
BUDIDAYA TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta) DENGAN PERBEDAAN
MEDIA TANAM

LAPORAN

OLEH:
JHON CHRISTOFFEL SIANTURI
210301068
AGROTEKNOLOGI 2

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN I


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
BUDIDAYA TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta) DENGAN PERBEDAAN
MEDIA TANAM

LAPORAN

OLEH:
JHON CHRISTOFFEL SIANTURI
210301068
AGROTEKNOLOGI 2

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di Laboratorium
Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh:
Asisten Korektor

(Alfitrah Salam Harahap)


NIM: 190301032

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN I


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “BUDIDAYA TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta) DENGAN
Perbedaan Media Tanam yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di
Laboratorium Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Penulis Berterimakasih Kepada Dr. Ir. Jonatan Ginting , MS ;Dr.Ir, Nini Rahmawati ,M.Si;

Dan Dr.Ir. Yaya Hasanah ,M.Si .,Selaku Dosen Mata Kuliah Tanaman Pangan I ,Serta Abang dan

kakak Asisten Laboratorium Yang Telah Membantu Menyelesaikan Laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi perbaikan penulisan mendatang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................


DAFTAR ISI......................................................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................................
Tujuan Praktikum ...................................................................................................
Kegunaan Penulisan .............................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Iklim ....................................................................................................................
Tanah .....................................................................................................................
BAHAN DAN METODE
Tempat Dan Waktu Praktikum ............................................................................
Alat Dan Bahan Praktikum ...................................................................................
Prosedur Praktikum ...............................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ......................................................................................................................
Pembahasan
KESIMPULAN .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ubi kayu merupakan tanaman umbi-umbian yang banyak ditanam diberbagai wilayah

Indonesia. Hal ini dikarenakan ubi kayu dapat tumbuh dilahan yang kering dan mampu bertahan di

iklim tropis. Ubi kayu mengandung karbohidrat tinggi dengan kadar amilosa yang rendah dan kadar

amilopektin tinggi sehingga dapat dijadikan sumber pangan pengganti beras. Di Indonesia jenis olahan

ubi kayu yang masih sedikit antara lain gaplek, tiwul, keripik, dan tepung. Sedangkan olahan ubi kayu

berbasis industri yang ada saat ini antara lain tapioka. Untuk meningkatkan manfaat dan nilai ekonomis

tersebut dapat dibuat produk setengah jadi sebagai alternatif pengganti terigu untuk produk

bakery (Roja, 2013).

Singkong ( Manihot utilisima atau Manihot esculenta ) merupakan salah satu tanaman

yang tersebar luas di Indonesia yang sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara di dunia.

Varietas-varietas ketela pohon unggul yang biasa ditanam, antara lain: Valenca, Mangi, Betawi, SPP,

Muara, Mentega, Andira 1, Gading, Andira 2, Malang 1, Malang 2, dan

Andira 4 (Gardjito et al., 2013).

Tanaman ubi kayu banyak diusahakan di lahan kering dengan berbagai jenis tanah

terutama Ultisol, Alfisol, dan Inceptisol. Provinsi Lampung merupakan sentral produksi ubi kayu

utama di Indonesia. Di Provinsi Lampung ubi kayu sebagian besar ditanam di lahan Ultisol bersifat

masam, Al-dd tinggi dan kandungan hara relatif miskin. Ubi kayu dapat tumbuh dengan baik pada

tanahultisol dengan pH 6,1. Klon yang umum ditanam petani adalah klon

unggul UJ-5 (Balai Penelitian Kacang dan Ubi, 2013).


Akar penyokong memberikan tambahan topangan untuk tumbuh tegak dan membantu

penyerapan hara. Akar akan membesar dan membentuk umbi. Umbi pada singkong merupakan akar

pohon yang membesar Umbi singkong berbeda dengan umbi tanaman umbi-umbian lain. Umbi secara

anatomis sama dengan akar, tidak mempunyai mata tunas sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat

perbanyakan vegetatif. Bagian umbi atau daging merupakan bagian terbesar, dan ditengahnya terdapat

sumbu dimana sumbu ini berfungsi sebagai penyalur makanan hasil fotosintesis dari daun

ke akar/umbi (Arif Hariana, 2015).

Ubi kayu (Manihot utillisima) merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan

jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan

memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai tanah. Tanaman ini memiliki kandungan

gizi yang cukup lengkap. Kandungan kimia dan zat gizi pada singkong adalah karbohidrat, lemak,

protein, serat makanan, vitamin (B1, C), mineral (Fe, F, Ca), dan zat non gizi, air. Selain itu, umbi

singkong mengandung senyawa non gizi tannin (Kholishotuh,2016).

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui budidaya tanaman Ubi kayu

(Manihot esculanta) dengan perbedaan media tanam.

Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi

komponen penilaian pada praktikum Laboratorium Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang

membutuhkan terkait dengan budidaya tanaman Ubi kayu (Manihot esculanta) dengan perbedaan

media tanam.
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Pangan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang sangat strategis dalam

mewujudkan ketahanan pangan nasional, selain itu berperan juga dalam mewujudkan pembangunan

wilayah, pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, penyedia bahan baku industri,

penghematan dan penerimaan devisa negara serta menjadi penarik bagi industri hulu dan pendorong

pertumbuhan bagi industri hilir (Nurhayati,2019).

Upaya peningkatan ketahanan pangan nasional telah dilakukan dengan berbagai cara antara

lain dengan meningkatkan produksi pangan dan menambah penganekaragaman pangan

berkelanjutan. Pola konsumsi pangan yang hanya bergantung pada beberapa jenis pangan

menyebabkan rawan terhadap perubahan lingkungan global yang sering terjadi, oleh sebab itu salah

satu kebijakan dalam ketahanan pangan adalah penganekaragaman konsumsi

pangan(Tambunan ,2013).

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditas pertanian di

Indonesia, dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi. Di

Indonesia, produksi ubi kayu sangat melimpah, yaitu sekitar 19.341.233 ton. Perkembangan luas

panen ubi kayu di Indonesia selama periode 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 mengalami fluktuasi.

Pada tahun 2014, luas panen ubi kayu di Indonesia sebesar 1.003.494 hektar dan pada tahun 2018

turun menjadi 792.952 hektar. Dalam periode 2014 - 2018, pertumbuhan luas panen ubi kayu

mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 2,8 %(Badan Pusat Statistika,2018).

Ubi kayu memiliki prospek untuk dikembangkan, karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan

makanan dan diolah menjadi berbagai produk seperti tepung tapioka, tape dan keripik. Ubi kayu juga

dimanfaatkan sebagai bahan baku industri terutama industri pelet atau pakan ternak dan industri

pengolahan tepung, serta dijadikan bahan baku pembuatan bioetanol (Nugraha et al, 2015).
Konsumsi ubi kayu per kapita mengalami penurunan, namun permintaan ubi kayu meningkat

akibat meningkatnya kebutuhan ubi kayu untuk industri. Pada periode 2000-2016, setiap tahun

Indonesia mengimpor ubi kayu olahan sebesar 271.681 ton dengan nilai US$ 100,63 juta. Pada periode

yang sama, jumlah ekspor ubi kayu relatif kecil dibandingkan dengan jumlah impor. Ekspor ubi kayu

Indonesia hanya sekitar 42.251 ton dengan

nilai US$ 13,1 juta (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2016).

IKLIM

Iklim merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha budidaya tanaman.

Interkasi antara iklim sebagai factor lingkungan berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas

pertumbuhan tanaman. Terjadinya iklim ekstrim berdampak besar terhadap tanaman semusim,

terutama tanaman pangan. Unsur iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman diantaranya

curah hujan, suhu, kelembaban dan intensitas cahaya. Curah hujan merupakan unsur iklim yang

fluktuasinya tinggi. Jumlah curah hujan secara keseluruhan sangat penting dalam menentukan hasil.

Saat tanaman berumur 1-3 bulan, singkong membutuhkan 150-200 mm, ketika tanaman berumur 4-7

bulan memerlukan curah hujan 250-300 mm, dan saat menjelang panen singkong memerlukan curah

hujan 100-150 mm (Waluyo, 2020).

Ubi kayu dapat tumbuh, berkembang dan menghasilkan umbi dengan baik, ubi kayu

menghendaki kondisi lingkungan tertentu, baik kondisi lingkungan diatas permukaan tanah (iklim)

maupun dibawah permukaan tanah. Tanaman ubi kayu menghendaki suhu antara 18-35 derajat. Pada

suhu dibawah 10 derajat pertumbuhan tanaman ubi kayu akan terhambat. Suhu udara minimal bagi

tumbuhnya ubi kayu sekitar 10 derajat, suhunya di bawah 10 derajat menyebabkan pertumbuhan

tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.

Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65 %. Sinar matahari yang dibutuhkan

bagi tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya

(Waluyo, 2020).
Permasalahan umum pada pertanaman ubi kayu adalah produktivitas dan pendapatan yang rendah.

Produktivitas suatu tanaman bergantung pada interaksi yang terjadi antara faktor lingkungan dan genetik.

Salah satu faktor lngkungan yang berpengaruh terhadap produktivitas ubi kayu adalah iklim/cuaca. Interaksi

antara iklim/cuaca sebagai faktor lingkungan dengan faktor genetik tanaman akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan kualitas tanaman. Faktor genetik berkaitan dengan karakteristik yang biasanya bersifat khas

pada tanaman, seperti kondisi batang, bentuk bunga, bentuk daun dan sebagainya. (Thamrin et al 2013).

TANAH

Tanaman ubi kayu banyak diusahakan di lahan kering dengan berbagai jenis tanah terutama

Ultisol, Alfisol, dan Inceptisol. Provinsi Lampung merupakan sentral produksi ubi kayu utama di

Indonesia. Di Provinsi Lampung ubi kayu sebagian besar ditanam di lahan Ultisol bersifat masam, Al-

dd tinggi dan kandungan hara relatif miskin. Ubi kayu dapat tumbuh dengan baik pada tanah ultisol

dengan pH 6,1. Klon yang umum ditanam petani adalah klon

unggul UJ-5 (Balai Penelitian Kacang dan Ubi, 2013).

Tanah yang paling sesuai untuk singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu

liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara

yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan tanaman ubi kayu yang

lebih baik, tanah harus subur dan kaya bahan organik baik unsur makro maupun mikronya. Jenis tanah yang

sesuai untuk tanaman singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan

andosol (Krisna, 2013).

Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ubi kayu berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH

ideal 5,8. Pada umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5, sehingga seringkali

dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ubi kayu. Ubi kayu dapat tumbuh dengan baik pada tanah

ultisol dengan pH 6,1 (Zakariah, 2013).

Tanaman ubi kayu banyak diusahakan di lahan kering dengan berbagai jenis tanah terutama Ultisol,

Alfisol, dan Inceptisol. Provinsi Lampung merupakan sentral produksi ubi kayu utama di Indonesia. Di Provinsi

Lampung ubi kayu sebagian besar ditanam di lahan Ultisol bersifat masam, Al-dd tinggi dan kandungan hara

relatif miskin. Ubi kayu dapat tumbuh dengan baik pada tanah ultisol dengan pH 6,1 (Lengreid, 2013).
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan di Lahan Tanaman Pangan I Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengaketinggilan ±25 mdpl pada hari Jumat, 24

Februari 2023 pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Cangkol untuk menggali dan menata

tanah pada lahan, Caping untuk menghindari terik matahari dan menahan air hujan, Gembor untuk

meyiram tanaman, Meteran, pacak dan tali plastik untuk mengukur batas lahan antar kelas,

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah batang ubi kayu sepanjang 30 cm

sebanyak (16/kelompok) sebagai bahan tanam, Top Soil 30 kg/kelompok dan Pupuk kandang 20

kg/kelompok sebagai media tanam, Polybag ukuran 10 (8/kelompok) sebagai tempat media tanam dan

benih, Stik eskrim sebagai penandtinggi tanaman, Plang bertuliskan nama kelompok dan nama lab

sebagai penandalahan dan komoditi tanaman.serta Air minum agar tidak kehausan.

Prosedur Praktikum

Persiapan benih

- Ditanam masing-masing batang ubi kayu kedalam polybag berisi top soil yang telah disiapkan, lalu

disiram dengan air secukupnya sampai media lembab.


Persiapan Media tanam

- Disiapkan media tanam berupa top soil dan pupuk kandang dengan

perbandingan (Top Soil : pupuk kandang)

- 2:1 untuk 1polybag (label P21)

- 3:1 untuk 1 polybag (label P22)

- Lalu dimasukkan kedalam polybag berukuran 10 kg (8 polybag/kelompok)

Disusun polybag sesuai dengan arahan asisten.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data Panjang Tunas (cm)

Perlakuan (2:1)

Polybag MST
2 3 4 5 6 7 8 9
1 4 7,5 15 22 33 38 40 52
Total 4 7,5 15 22 33 38 40 52
Rataan 4 7,5 15 22 33 38 40 52

Perlakuan (3:1)
Polybag MST
2 3 4 5 6 7 8 9
1 45 9 12,5 17,5 21 25,5 35 41
Total 4 9 12,5 17,5 21 25,5 35 41
Rataan 4 9 12,5 17,5 21 25,5 35 41

Data Jumlah Tunas

Perlakuan (2:1)
Polybag MST
2 3 4 5 6 7 8 9
1 4 4 5 5 6 6 8 11
Total 4 4 5 5 6 6 8 11
Rataan 4 4 5 5 6 6 8 11

Perlakuan (3:1)

Polybag MST
2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 4 4 5 6 9 12 13
Total 3 4 4 5 6 9 12 13
Rataan 3 4 4 5 6 9 12 13
Data Jumlah Daun

Perlakuan (2:1)

Polybag MST
2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 7 15 24 335 43 49 53
Total 1 7 15 24 35 43 49 53
Rataan 1 7 15 24 35 43 39 53

Perlakuan (3:1)
Polybag MST
2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 5 12 16 21 30 38 43
Total 1 5 12 16 21 30 38 43
Rataan 1 5 12 16 21 30 38 43
Pembahasan

Penghematan dan penerimaan devisa negara serta menjadi penarik bagi industri hulu dan

pendorong pertumbuhan bagi industri hilir.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur Nurhayati (2019)Yang

Menyatakan Bahwa Tanaman Pangan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang sangat

strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, selain itu berperan juga dalam mewujudkan

pembangunan wilayah, pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, penyedia bahan baku

industri,

Upaya Peningkatan Tanaman Pangan Dilakukan Dengan Cara Peningkatan Produksi Pangan

Dan Dilakukan Peanekaragaan Pangan .Hal Ini Sesuai Dengan LIteratur Tambunan (2013)Yang

Menyatakan Bahwa Upaya peningkatan ketahanan pangan nasional telah dilakukan dengan berbagai

cara antara lain dengan meningkatkan produksi pangan dan menambah penganekaragaman pangan

berkelanjutan. Pola konsumsi pangan yang hanya bergantung pada beberapa jenis pangan

menyebabkan rawan terhadap perubahan lingkungan global yang sering terjadi, oleh sebab itu salah

satu kebijakan dalam ketahanan pangan adalah penganekaragaman konsumsi pangan

Berdasarkan Praktikum didapatkan hasil parameter panjang tunas tanaman ubi kayu pada polibag 1

dengan perlakuan (2:1) didapatkan rerataan tertinggi yaitu 52 cm pada umur 9 MST dan terendah pada

polibag 1 dan 2 dengan perlakuan (2:1) dan (3:1) yaitu 4 cm pada umur 2 MST.Hal Ini Sesuai Dengan Literatur

Balai Penelitian Balai Penelitian Kacang dan Ubi.(2013)yang menyatakan bahwa Tanaman ubi kayu

banyak diusahakan di lahan kering dengan berbagai jenis tanah terutama Ultisol, Alfisol, dan

Inceptisol. Provinsi Lampung merupakan sentral produksi ubi kayu utama di Indonesia. Di Provinsi

Lampung ubi kayu sebagian besar ditanam di lahan Ultisol bersifat masam, Al-dd tinggi dan

kandungan hara relatif miskin. Ubi kayu dapat tumbuh dengan baik pada tanah ultisol dengan pH

6,1. Klon yang umum ditanam petani adalah klon unggul UJ-5.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Hariana, 2015, 262 tumbuhan obat dan khasiatnya, cet 2 (edisi revisi) Penebar
Swadaya,Jakarta.

Balai Penelitian Kacang dan Ubi. 2013. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan
Dan Umbi-Umbian.Balitkabi.Malang.
Badan Pusat Statistika ,2018. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Hal. 216-218.

Gardjito, Murdijati, dkk. 2013. Pangan Nusantara Karakteristik dan Prospek untuk Percepatan
Diversifikasi Pangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kholishotuh Syahidah, S. S. (2016). Pemetaan Status Kerusakan Tanah Lahan Pertanian

Di Kecamatan Selo,Kabupaten Boyolali.Agrosains,6-11.

Krisna, A. 2021. Pindah Silang dan Pemetaan Kromosom. UGM Press. Yogyakarta Balai Besar
Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Teknologi
Budidaya Ubi Kayu. Bandar Lampung.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Lengreid, A. 2021. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Frekuensi Pemberian Pupuk Urea Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Ubi Kayu di Lahan Kering. Makalah
Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian Institut
Bogor.

Nugraha, H. D., A. Suryanto. dan A. Nugroho. (2015). Kajian Potensi Produktivitas Ubikayu Di Kabupaten
Pati. Jurnal Produksi Tanaman, 8 (3), Nomor 8, hlm. 673-682

Nurhayati, R. M. 2019. Struktur dan Distribusi Pendapatan Serta Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga
Petani Ubi Kayu di Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Bandar Lampung.
Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Roja, L.2018.Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Stek Empat Klon
UbiKayu(ManihotesculentaCrantz).JurnalAgroteknologi.Lampung
Tambunan, A.S. 2013.Efisiensi Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Ubi Kayu

Pada Tanah Andisol Dan Ultisol. Medan:Universitas Sumatera Utara.

Thamrin, M. 2013. Analisis Usaha tani Ubi Kayu (Manihot Utilissima). Jurnal Agrium, 18(01), 58.

Zakariah, M. A. 2022. Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta
Kecernaan Hijauan Ubi Kayu. Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.
LAMPIRAN

Gambar 1: Dilakukan Pengukuran lahan

Gambar 2: Dilakukan Pembukaan Lahan


Gambar 3: Dilakukan Pengolahan Bahan Tanam Mencampur topsoil dan
kompos

Gambar 4: Dilakukan pemasukan campuran topsoil dan tanah pada polybag


Gambar 5: Dilakukan Penanaman Batang ubi kayu pada polybag

Gambar 6: Dilakukan Peletakan Polybag yang sudah siap pada lahan

Gambar 7: Dilakukan Pengamatan Pada Tanaman

Gambar 8: Dilakukan Penyiraman Pada Tanaman


Gambar 9: Dilakukan Pengamatan
Tanaman

Gambar 10: Dilakukan Penyiangan Pada Tanaman


Gambar 11: Dilakukan Pemanenan Pada Tanaman

Gambar 12: Dilakukan Pembersihan Lahan dari Polybag dan Tanaman

Anda mungkin juga menyukai