Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

“Sistem Surjan Tumpangsari Padi Jagung Kedelai Pada Varietas


Yang Berbeda Di Lahan Tadah Hujan”

Disusun oleh:

FAJAR ZAINOLLOH
NIM : 220311100151

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
MADURA BANGKALAN
2023
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Tuhan YME. yang telah
memberikan limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada
umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Produksi
Tanaman dengan Sistem Surjan Tumpangsari Padi Jagung Kedelai Pada Varietas Yang
Berbeda Di Lahan Tadah Hujan sebagai permasalahannya dan juga untuk teman-teman
guna sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang bermanfaat bagi kita
semua.

Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan saya dengan semaksimal
mungkin. Namun kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna
dan masihbanyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu saya sebagai penyusun
makalah ini, mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini
terutama Dosen Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman yang kami harapkan sebagai
bahan koreksi untuk kami.

Bangkalan,08 April 2023

Fajar Zainolloh

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
2.1 Definisi Sistem Surjan Tumpangsari dan Lahan Tadah Hujan.............................................5
2.2 Manfaat Sistem Surjan Tumpangsari......................................................................................5
2.3 Komoditas Yang Ditanam.........................................................................................................5
2.3.1 Padi.......................................................................................................................................5
2.3.2 Jagung...................................................................................................................................6
2.3.3 Kedelai..................................................................................................................................6
2.4 Pengaruh Penanaman Sistem Surjan Tumpangsari...............................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pertanian merupakan salah satu sektor terpenting di Indonesia yang mendukung
kegiatan perekonomian negara. Pasokan barang pertanian mempengaruhi stabilitas ekonomi
negara. Saat ini sektor pertanian menghadapi banyak tantangan untuk menopang kehidupan
masyarakat. Menurut Statistics Finland (BPS), lahan pertanian saat ini semakin banyak
dikonsumsi oleh aktivitas ekonomi manusia, terutama oleh aktivitas pemukiman, infrastruktur
(jalan, bendungan, dll) atau industri. Luas lahan pertanian yang tergolong sempit sangat
membatasi kebebasan gerak petani untuk mencapai hasil produksi pertanian yang sebesar-
besarnya. Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk memenuhi permintaan pasar dan
memperbaiki lahan pertanian untuk meningkatkan pendapatan petani adalah sistem tanam
campuran. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan lahan sempit dan meningkatkan
produktivitas pertanian serta meningkatkan pendapatan. Pemilihan kombinasi tanaman dapat
didasarkan pada perbedaan sistem perakaran tanaman, kebutuhan tanaman akan unsur hara
dan sinar matahari, atau cara pengendalian hama dan penyakit (Suwandi et al. 2003).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang mempengaruhi produktifitas pertanian pada lahan tadah hujan?
2. Bagaimana cara meningkatkan produktifitas pertanian pada lahan tadah hujan?
3. Ap aitu Sistem Surjan tumpangsari?

1.3 Tujuan
Menggunakan sistem surjan tumpangsari dalam meningkatkan pertumbuhan dan
diusahakan meningkatkan pendapatan petani di lahan tadah hujan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Surjan Tumpangsari dan Lahan Tadah Hujan


Penanaman sistem tumpangsari adalah penanaman dua tanaman bersama-sama dalam
interval pendek di sebidang tanah yang sama. Penanaman antar tanam dengan menyesuaikan
model tanam dan waktu tanam mengurangi persaingan. Tumpang sari bertujuan untuk
memanfaatkan lingkungan (hara, air dan sinar matahari) sebaik-baiknya untuk mencapai
produksi yang optimal (Jumin 2010). Agroteknologi mengacu pada upaya untuk
menggunakan teknologi tepat guna dan efisien di bidang pertanian. Perkembangan teknologi
pertanian sejalan dengan program pembangunan pertanian Indonesia yaitu diversifikasi
pertanian (Andrianto, 2014). Diversifikasi pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan
produksi pertanian monokultur menuju pertanian multikultur.
Lahan sawah tadah hujan merupakan sumber daya fisik yang potensial untuk
pengembangan bahan pokok beras. Permasalahan budidaya padi di lahan tadah hujan adalah
produktivitas yang lebih rendah (kisaran 3,0-3,5 t/ha) dibandingkan dengan sawah irigasi
(kisaran 6-7 t/ha) dan musim tanam padi sekali dalam setahun yaitu hanya selama hujan
musim (September). -Desember). Perubahan pola curah hujan menjadi ancaman terbesar
karena begitu banyak petani yang secara langsung bergantung pada hujan untuk pertanian
dan mata pencaharian mereka. Pertanian tadah hujan sangat sensitif terhadap perubahan iklim
jika praktik pertanian tetap tidak berubah. Perubahan suhu dan kelembapan udara juga dapat
memicu berkembangnya dan berjangkitnya hama dan penyakit tanaman. Banjir dan
kekeringan juga mempengaruhi produksi pertanian. Banjir dan kekeringan yang terus-
menerus karena pasokan air yang buruk dan kapasitas yang rendah telah mengurangi produksi
secara signifikan. Banjir dan kekeringan menyebabkan kerusakan tanaman, gagal panen
bahkan nanah (Ruminta, 2016).

2.2 Manfaat Sistem Surjan Tumpangsari


Keuntungan yang anda dapatkan jika anda melakukan penanaman di antara tanaman
adalah (a) Resiko kerugian berkurang karena penanaman menutupi pengeluaran yang lain
dalam penghasilan. (b) Dapat memaksimalkan negara kecil untuk mendapatkan lebih banyak
potensi. (c) Unsur hara tanaman sangat besar manfaatnya karena dapat diserap dengan baik
oleh tanaman di suatu daerah dan tidak terbuang sia-sia. d) Pengurangan biaya/biaya
pertanian.
(e) Untuk meminimalkan pertumbuhan dan pendakian gulma. (f) membantu pemanfaatan
lahan secara optimal.
Selain keuntungan tumpang sari atau tanam ganda tersebut, masih banyak keuntungan
lainnya, misalnya untuk hama tanaman yang tidak suka berinteraksi sehingga mengurangi
kemungkinan diserang oleh hama yang merasukinya. berguna, dapat juga digunakan untuk
melindungi tanaman utama, misalnya terhadap angin. Ini juga dapat mencegah hama
menyerang tanaman utama dengan menanam tanaman penutup di tepi bedengan, yang
membuat batang jagung terlihat kokoh dan menjaga buah bebas dari hama.

2.3 Komoditas Yang Ditanam


2.3.1 Padi
Padi merupakan biota terpenting di sawah karena merupakan makanan pokok.
Tumbuhan yang menghasilkan makanan pokok bagi hampir separuh penduduk dunia
merupakan tumbuhan yang unik. Tanaman padi dapat hidup di dua ekosistem,
yaitu ekosistem darat dan perairan. Padi dapat hidup baik di ladang maupun di darat
(tanpa genangan air), jadi dikenal dua spesies, tergantung di mana ia tumbuh
beras yaitu beras irlandia dan beras gogo (Sudirman dan Iwan, 2009). Beberapa varietas padi
5
lokal memiliki karakteristik yang dapat dikembangkan untuk membentuk varietas unggul.
Untuk mengetahui sifat-sifat ini, mereka harus dicirikan. Karakterisasi adalah kegiatan yang
bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri penting yang mempunyai nilai ekonomis atau
merupakan ciri-ciri dari varietas yang bersangkutan. Karakterisasi penting dilakukan sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan informasi tentang sifat tanaman, dan setelah karakterisasi
perlu menghasilkan deskripsi yang akan digunakan untuk memberikan informasi tentang sifat
plasma nutfah yang nantinya dapat berguna dalam reproduksi tanaman padi lokal (Wulandari,
2011).

2.3.2 Jagung
Jagung (Zea mays) merupakan suatu tanaman yang berasal dari evolusi tanaman liar,
yaitu Balsas Teosinte (Zea mays subsp. Parviglumis). Jagung merupakan tanaman yang
menduduki peringkat ketiga tanaman pangan sedunia setelah gandum dan padi (Sembiring
et.al., 2013). Menurut Ramayana et al (2021), jagung merupakan salah satu komoditas
utama tanaman pangan yang memiliki peranan penting dan strategis dalam peningkatan
perekonomian Indonesia. Komoditas ini mempunyai fungsi multiguna, sebagai bahan baku
utama industri pangan dan industri pakan, dan bahkan banyak negara sudah memanfaatkan
jagung sebagai bahan baku bioenergi (Sulaiman et. al., 2018).

2.3.3 Kedelai
Kedelai merupakan bahan makanan yang sangat populer dikalangan masyarakat,
hampir setiap hari banyak masyarakat yang mengkonsumsi makanan olahan dari kedelai,
seperti:Tempe, buncis atau buncis dan lain-lain. Kandungan protein yang tinggi pada kedelai
dan kandungan gizi lengkap lainnya. Kedelai merupakan sumber protein yang paling murah
dari segi harga, sehingga sebagian besar kebutuhan protein nabati dapat dipenuhi dari olahan
kedelai. Kedelai tidak bisa dimakan langsung karena mengandung tripsin inhibitor. Jika biji
kedelai direbus, efek tripsin inhibitor dapat dinetralkan. Kedelai dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan, antara lain untuk pangan manusia, pakan ternak dan bahan industri
(Cahyadi, 2007).

2.4 Pengaruh Penanaman Sistem Surjan Tumpangsari


Berikut adalah data pertumbuhan dan hasil padi pola tumpangsari pajale
(padi,jagung dan kedelai). Data-data Berikut merupakan data yang diambil dari penelitian
Eko Srihartono dkk , Pada tahun 2022.

Tabel menunjukkan bahwa variabel tinggi tanaman padi pada 69 hst dan 80 hst di
Turima Pajale ara. 2 (Pasangan 42:NK212:Dega1) memiliki tinggi pertumbuhan tertinggi

6
dibandingkan dengan sampel lainnya dan sedang jumlah sisi dan jumlah sayap cenderung
paling tinggi, meskipun tidak berbeda dengan pola Pajale-1 (Inpari43:P36:
Dega1). Pada variabel resultan pajale turima Gambar 4 (Bagendit:P36:Dega1) memanen
gabah kering (GKP) dan jerami paling tinggi dibanding model lainnya, meskipun tidak
berbeda dengan pola turima pajale 2 (Inpari).42:NK212:Dega1).
Parameter pertumbuhan dan hasil tanaman jagung juga meliputi tinggi
tanaman,Jumlah daun, diameter batang, jumlah tongkol, jagung pipilan kering dan
produktivitas hijauan. Data parameter Jagung yang ditumpangsarikan dengan kedelai dan
beras-kedelai dianalisis dengan ANOVA Uji coba yang diperpanjang juga dilakukan dengan
dukungan RAKL untuk menanam kombinasi terbaik dengan jagung dengan percobaan
kontras tambahan yang membandingkan pengolahan kedelai dan jagung yang
ditumpangsarikan padi-kedelai.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model Surjan Turiman Padi Jagung Kedelai (Turiman Pajale 2) (Inpari
42:NK212:Dega1) merupakan model terbaik dalam usahatani padi jagung dan kedelai di
lahan tadah hujan hal ini ditunjukkan pertumbuhan yang optimum, produktivitas padi
7,373 ton/ha, jagung 6,718 ton/ha, kedelai 1,091 ton/ha yang paling tinggi dibandingkan
model lainnya sehingga secara ekonomi layak untuk dikembangkan.

3.2 Saran
Setelah penulis mencoba sedikit menguraikan hal-hal mengenai tentang Sistem
Surjan Tumpangsari Padi Jagung Kedelai Pada Varietas Yang Berbeda Di Lahan Tadah
Hujan, penulis berharap semoga dapat diterima dan dipahami oleh pembaca. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberikan pemahaman tentang apa saja yang
terdapat di dalam makalah tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2019). Manfaat Sistem Tumpangsari.


http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/84080/MANFAAT SISTEM-
TUMPANG-SARI-/.di akses 27 November 2019
Andrianto. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian Agraris, Agrobisnis,Agroindustri, dan
Agroteknologi.Global Pustaka Utama. Yokyakarta.
Cahyadi, W. (2008). Analisis & Aspek Kesehatan: Bahan Tambahan Pangan (Edisi Kedua).
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Eko Srihartanto., Ahmad Y. A., Damasus R. (2022). Inovasi Teknologi Sistem Surjan
Tumpangsari Padi Jagung Kedelai Pada Varietas Yang Berbeda Di Lahan Tadah
Hujan. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Agribisnis (Vol. 6, No. 1,
pp. 203-213).
Jumin. 2010. Dasar – Dasar Agronomi. Rajawali Pers. Jakarta.
Pertanian dan Kehutanan, 20(1), 35-46.
Ramayana, S., Idris, S. D., Rusdiansyah, R., & Madjid, K. F. (2021). PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L.) TERHADAP PEMBERIAN
BEBERAPA KOMPOSISI PUPUK MAJEMUK PADA LAHAN PASCA
TAMBANG BATUBARA. Agrifor: Jurnal Ilmu
Rochaeni, S. 2014. Pembangunan Pertanian Indonesia. Graha Ilmu. Yokyakarta.
Ruminta, 2016. Analisis Penurunan Produksi Tanaman Padi Akibat Perubahan Iklim
di
Kabupaten Bandung Jawa Barat. Jurnal Kultivasi Vol. 15(1): 37-45.
Sembiring, A. P., Bangun, M. K., & Kardhinata, E. H. (2013). pengaruh pemberian
pupuk bokashi dan npk (15-15-15) terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa
varietas tanaman jagung (Zea mays L.). AGROEKOTEKNOLOGI, 1(2).
Sudirman dan Iwan. 2009. Minapadi (Budidaya Ikan Bersama Padi). Jakarta : Penebar
Swadaya
Sulaiman, A.A., I.K Kariyasa, Hoerudin, K. Subagyono, F.A. Bahar. (2018). Cara Cepat
Swasembada Jagung. IAARD Press. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Jakarta. 140 hlm
Suwandi R, Rosliani N, Sumarni, Setiawati W. 2003. Interaksi Tanaman pada Sistem
Tumpang sari Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi. Jurnal Hortikultura. 13(4): 244‒
250.
Wulandari, I. (2011). Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik dengan
Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede, Kecamatan
Bogor Barat). Bogor: Skripsi Fakultas Pertanian dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai