MONOKULTUR
Mata kuliah : Sistem Pertanian Terpadu dan Berkelanjutan
Disusun oleh :
Kelompok 2
Misra (A0122035)
Murni (A0122041)
Nurhafiza (A0122046)
Ira (A0122322)
Kaesar (A0122312)
Leondri Adriawan (A0122051)
Erikxon (A0122328)
Segala puji bagi tuhan YME yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda nabi Muhammad saw.
Kami mengucapkan Syukur karena dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “system
pertanian polikultur “ kami tentu menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna tapi kami juga menyadari bahwa ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan dan berharap dapat berguna bagi kita semua.
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 4
1.3Tujuan .................................................................................................................................................. 4
BAB I I.......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Monokultur ....................................................................................................................... 5
2.2.Contoh Penerapan Monokultur ........................................................................................................... 5
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Monokultur ............................................................................................ 5
2.4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Pertanian Monokultur ..................................................... 7
2.5.Dampak negatif pertanian monokultur terhadap ekosistem ................................................................ 8
BAB III ....................................................................................................................................................... 10
PENUTUP .................................................................................................................................................. 10
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 10
3.2. Saran ................................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui ap aitu system pertanian monokultur,
contoh penerapan monokultur, kekurangan dan kelenihan monokultur,dampak negative, dan factor
pendorong berhasilnya tanaman monokultur dalam penerapannya.
BAB I I
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Monokultur
Monokultur adalah praktik budidaya tanaman di lahan pertanian dengan menanam satu jenis
tanaman dalam waktu satu tahun. Dalam monokultur, tanaman yang sama ditanam dalam satu area untuk
pengelolaan dan pengolahan yang efisien.
1. Perkebunan Kelapa Sawit: Perkebunan kelapa sawit merupakan contoh penerapan monokultur yang
sangat luas. Di lahan perkebunan ini, tanaman kelapa sawit ditanam dalam jumlah yang sangat besar dan
dominan. Hal ini dilakukan karena kelapa sawit memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam produksi minyak
kelapa sawit.
2. Perkebunan Teh: Perkebunan teh juga sering menerapkan sistem monokultur. Di lahan perkebunan teh,
hanya ditanam tanaman teh dalam jumlah yang besar. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas dan
konsistensi produk teh yang dihasilkan.
3. Lahan Pertanian Padi: Di daerah pertanian padi, seringkali diterapkan sistem monokultur di mana satu
jenis varietas padi ditanam dalam area yang luas. Hal ini dilakukan untuk memastikan pengelolaan lahan
dan konsistensi hasil panen padi.
4. Perkebunan Jeruk: Dalam perkebunan jeruk, seringkali diterapkan sistem monokultur di mana hanya
ditanam tanaman jeruk dalam jumlah yang besar. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas dan
konsistensi buah jeruk yang dihasilkan.
5. Perkebunan Karet: Perkebunan karet juga sering menerapkan sistem monokultur. Di lahan perkebunan
karet, hanya ditanam tanaman karet dalam jumlah yang besar untuk memproduksi getah karet.Penerapan
monokultur ini dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan hasil dan efisiensi dalam produksi tanaman
unggulan atau tanaman dengan nilai ekonomi tinggi. Namun, perlu diingat bahwa penerapan monokultur
juga memiliki risiko terhadap kerentanan terhadap serangan hama dan penyakit serta penurunan kualitas
tanah.
2. Pola monokultur memberikan kemudahan dalam hal pembuatan, pengelolaan, pemanenan, dan
pengawasan tanaman. Karena hanya ada satu jenis tanaman yang ditanam, perawatan dan pemanedapat
dilakukan dengan lebih mudah dan terkoordinasi. Penggunaan mesin pertanian juga dapat membantu dalam
proses tersebut.
3. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan
yang cepat dengan bantuan mesin pertanian. Hal ini juga dapat menekan biaya tenaga kerja, karena fokus
pada satu jenis tanaman membuat pengelolaan lahan menjadi lebih seragam. Pola tanam monokultur
cenderung memberikan pertumbuhan dan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan pola tanam lainnya.
4.. Fokus pada satu komoditas yang ditanam merupakan kelebihan dari sistem pertanaman monokultur.
Dengan hanya fokus pada satu jenis tanaman, petani dapat lebih memperhatikan kebutuhan dan perawatan
khusus tanaman tersebut. Hal ini diharapkan dapat mengoptimalkan hasil produksi pertanian secara
keseluruhan.
5. Pola monokultur membuka ruang bagi pengembangan dan penerapan teknologi baru dalam pertanian.
Dengan fokus pada satu jenis tanaman, penelitian dan inovasi dalam bidang tersebut dapat lebih terarah dan
spesifik, yang pada akhirnya dapat menghasilkan peningkatan efisiensi dan produktivitas.
6. Dalam konteks biji-bijian, pola monokultur dapat digunakan untuk maksimalisasi hasil. Dengan
menanam hanya satu jenis biji-bijian dalam satu area, pengelolaan tanaman dan panen dapat dilakukan
dengan lebih efisien. Hal ini memungkinkan petani untuk mengoptimalkan potensi produksi biji-bijian yang
dihasilkan.
B.Kekurangan
1. Perlunya mendapatkan input yang banyak agar didapatkan hasil yang banyak.
Dalam pertanian, input yang mencakup faktor seperti bibit, pupuk, air, dan perawatan lainnya merupakan
faktor penting yang berkontribusi pada hasil pertanian yang optimal. Dengan mendapatkan input yang
cukup dan berkualitas, petani memiliki peluang yang lebih baik untuk mencapai hasil yang melimpah.
2.Pola monokultur menyebabkan meledaknya populasi hama yang membuat berkurangnya hasil pertanian
Praktik monokultur yang berkelanjutan dengan menanam satu jenis tanaman secara terus-menerus pada
suatu lahan pertanian dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi hama yang spesifik pada tanaman
tersebut. Tanaman yang sama yang terus-menerus ditanam memberikan sumber makanan yang berlimpah
bagi hama tersebut, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan populasi hama dan serangan
yang lebih serius. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hasil pertanian karena kerusakan yang
disebabkan oleh hama.
Dalam sistem monokultur, tanaman yang sama ditanam secara berulang kali pada lahan yang sama. Hal ini
dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan menurunkan keragaman hayati. Tanah juga dapat
mengalami kelelahan karena kebutuhan nutrisi yang spesifik dari satu jenis tanaman yang terus-menerus
ditanam. Lingkungan pertanian yang tidak mantap dapat mempengaruhi keberlanjutan dan produktivitas
jangka panjang.
4.Berkurangnya kesuburan tanah akibat pengerasan struktur permukaan tanah, hilangnya vegetasi
organisme yang bersimbiosis dengan tanaman, dan kemampuan serapan air (infiltrasi) oleh tanah.Dalam
sistem monokultur, tanah cenderung mengalami penurunan kesuburan seiring berjalannya waktu.
Penggunaan yang berulang dari satu jenis tanaman dapat menyebabkan pengerasan struktur tanah,
kehilangan organisme yang berperan penting dalam siklus nutrisi, dan mengurangi kemampuan tanah untuk
menyerap air dengan baik. Hal ini dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan hasil tanaman.
Dalam sistem monokultur, penyebaran organisme pengganggu tanaman dapat lebih cepat. Kondisi yang
memungkinkan hama atau penyakit menyebar dengan mudah karena tidak ada tanaman lain yang berfungsi
sebagai hambatan atau pengganggu bagi organisme tersebut. Tanaman yang ditanam secara berkelanjutan
juga dapat mengurangi variasi genetik, sehingga tanaman menjadi lebih rentan terhadap serangan
organisme pengganggu.
2.Faktor kedua adalah kurangnya keragaman jenis tanaman. Tanaman dalam sistem monokultur rentan
terhadap serangan hama dan penyakit yang sama. Jika satu tanaman terserang, maka akan menyebar dengan
cepat dan merusak keseluruhan tanaman. Oleh karena itu, perlu diatur rotasi tanaman dan intercropping
untuk menjaga keberagaman jenis tanaman dan menghindari risiko serangan hama dan penyakit.
3.Faktor ketiga adalah iklim. Budidaya monokultur pada daerah yang memiliki iklim ekstrem seperti angin
kencang, musim kemarau yang panjang, dan curah hujan yang tinggi, dapat mempengaruhi hasil panen
secara signifikan. Hal ini disebabkan karena tanaman tidak dapat menyesuaikan diri dengan iklim tersebut
dan rentan terhadap kerusakan.
Secara keseluruhan, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari budidaya monokultur perlu diperhatikan
oleh para petani agar hasil panen dapat optimal. Dengan menjaga kondisi tanah, keberagaman jenis
tanaman, dan iklim yang sesuai, diharapkan budidaya monokultur dapat memberikan hasil yang maksimal
dan berkelanjutan.
Praktik monokultur mengurangi keanekaragaman hayati karena hanya satu jenis tanaman yang ditanam
dalam skala yang besar. Hal ini dapat mengurangi jumlah spesies tanaman dan serangga yang hidup di
daerah tersebut, serta mengurangi keberagaman genetik yang penting untuk ketahanan tanaman terhadap
hama dan penyakit. Penurunan keanekaragaman hayati juga dapat berdampak negatif pada rantai makanan
dan ekosistem secara keseluruhan.
Menanam satu jenis tanaman secara berulang pada lahan yang sama dapat menyebabkan penurunan
kesuburan tanah. Tanaman yang sama terus menerus mengambil nutrisi yang sama dari tanah, menyebabkan
penurunan ketersediaan nutrisi penting. Akibatnya, petani perlu menggunakan pupuk tambahan untuk
memastikan tanaman tetap mendapatkan nutrisi yang cukup. Penggunaan pupuk berlebihan dapat
mencemari sumber air dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Pertanian monokultur meningkatkan risiko serangan penyakit dan hama. Ketika tanaman yang sama
ditanam berulang kali, populasi patogen dan hama yang menyerang tanaman tersebut dapat berkembang
dengan cepat. Kurangnya variasi tanaman juga mengurangi kemampuan alami ekosistem untuk
mengendalikan serangan organisme pengganggu. Akibatnya, petani sering harus mengandalkan pestisida
kimia untuk mengendalikan serangan ini, yang memiliki dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan
manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pertanian monokultur memiliki keuntungan dalam meningkatkan efisiensi produksi dan
manajemen yang mudah. Namun, praktik ini juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, seperti
penurunan keanekaragaman hayati, penurunan kesuburan tanah, dan risiko serangan penyakit dan hama
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih berkelanjutan dalam pertanian, seperti
rotasi tanaman dan praktik pertanian beragam, guna menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan
pertanian jangka Panjang
3.2. Saran
Saran kami sebagai penulis adalah semoga pembaca dapat membaca dengan cermat dan mudah
memahami makalah ini, agar dapat dan mudah memahami isi dari makalah kami. Adapun kesalahan
daripada penulisan makalah ini, dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Maka dari itu
kami harapkan kritik dan saran yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih bagus dan lebih
mudah untuk di pahami, lebih kurangnya mohon di maafkan
DAFTAR PUSTAKA
Goletruk.(2023)Pertanian Monokultur: Dampak Pada
Lingkunganhttps://golektruk.com/blog/pertanian-monokultur-dampak-pada-lingkungan
Desa Sobat.(2023)budidaya monokultur,keuntungan dan resiko. Budidaya Monokultur: Keuntungan dan
Risiko – Potensi Desa
Medina Anisa s.,(2023);Apa itu pertanian monokultur,krlrbihan dan kekurangannya, Apa Itu Pertanian
Monokultur, Kelebihan dan Kekurangannya - Fakultas Pertanian (umsu.ac.id)