BIOLOGI
Oleh :
MOHAMAD AFNAN FAJAR
202110350311021
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Dr. Ir. Khusnul Khotimah, MM. ,MP Prof. Dr. drh. Lili Zalizar, MS.
NIP: 11091020208 NIDN: 0030036201
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................3
1.2.1 Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan ..............................................................3
1.2.2 Jaringan...................................................................................................3
1.2.3 Sistem Organ Monogastrik.....................................................................3
1.2.4 Sistem Organ Ruminansia......................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
2.1 Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan ..................................................................4
2.2 Jaringan.......................................................................................................5
2.3 Sistem Organ Monogastrik.........................................................................6
2.4 Sistem Organ Ruminansia...........................................................................7
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM.........................................................10
3.1 Waktu Dan Tempat.......................................................................................10
3.1.1 Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan ..............................................................10
3.1.2 Jaringan...................................................................................................10
3.1.3 Sistem Organ Monogastrik.....................................................................10
3.1.4 Sistem Organ Ruminansia......................................................................10
3.2 Alat Dan Bahan............................................................................................11
3.2.1 Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan...............................................................11
3.2.2 Jaringan..................................................................................................11
3.2.3 Sistem Organ Monogastrik.....................................................................12
3.2.4 Sistem Organ Ruminansia......................................................................12
3.3 Prosedur Praktikum......................................................................................13
3.3.1 Sel .........................................................................................................13
3.3.2 Jaringan...................................................................................................13
iii
3.3.3 Sistem Organ Monogastrik.....................................................................13
3.3.4 Sistem Organ Ruminansia......................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................15
4.1.1 Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan ...............................................................15
4.1.2 Jaringan....................................................................................................24
4.1.3 Sistem Organ Monogastrik......................................................................30
4.1.4 Sistem Organ Ruminansia........................................................................37
BAB V PENUTUP...............................................................................................44
5.1 Kesimpulan.................................................................................................44
5.1.1 Bab 1.....................................................................................................44
5.1.2 Bab 2.....................................................................................................44
5.1.3 Bab 3.....................................................................................................44
5.1.4 Bab 4.....................................................................................................44
5.2 Saran...........................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................46
LAMPIRAN.........................................................................................................47
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yang dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali hingga teksturnya lebih halus.
Kemudian makanan akan masuk ke dalam lambung lagi.
Terdapat 5 organ pencernaan pada hewan ruminansia yang berperan dalam
proses pencernaan makanan di dalam tubuh. Organ-organ tersebut saling
terhubung satu sama lain sehingga membentuk suatu sistem pencernaan.
Berikut ini adalah ilustrasi sistem pencernaan hewan ruminansia:
Rongga mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan
dimulainya proses pencernaan. Rahang hewan ruminansia dapat bergerak
menyamping untuk menggiling makanan. Esofagus berfungsi sebagai jalur
penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Makanan hanya melewati
esofagus tanpa melalui proses apapun, hal ini karena kerongkongan ruminansia
umumnya sangat pendek sekitar 5 cm, tetapi mampu melebar untuk
menyesuaikan ukuran dan tekstur makanan. Makanan yang telah melewati
esofagus kemudian akan menuju lambung. Proses pencernaan pada lambung
yang pertama untuk menampung makanan sementara sebelum dikeluarkan
kembali. Selain itu lambung berfungsi dalam proses pembusukan makanan dan
menghasilkan enzim selulase yang dapat mengurai selulosa. Berikut ini adalah
bagian-bagian lambung hewan ruminansia. Usus halus berfungsi menyerap
sari-sari makanan yang telah diproses di dalam lambung. Sari-sari makanan
yang diserap kemudian diedarkan ke seluruh tubuh dan diubah menjadi energi.
Setelah sari-sari makanan diserap oleh usus halus, sisa proses penyerapan akan
dibawa menuju anus. Sisa ampas makanan tersebut akan dikeluarkan melalui
anus.
Untuk itu penulis ingin membahas tentang pembahasan yang ada diatas
tersebut secara lebih mendalam dan terperinci. Sehingga pembaca bisa lebih
memahami secara mendalam dari pembahasan tersebut. Pembaca diharapkan
juga bisa mempraktikannya secara langsung di kemudian hari.
3
1.2 Tujuan
1.2.1 Sel
1. Mengetahui bentuk bentuk sel.
2. Mengetahui pendalaman tentang sel.
1.2.2 Jaringan dan Organ
1. Mengetahui jenis jenis jaringan penyusun organ.
2. Mengetahui pendalaman tentang jaringan dan organ.
1.2.3 Organ-organ Penyusun Sistem Tubuh Monogastrik
1. Mengetahui organ-organ penyusun tubuh ternak monogastrik.
2. Mengetahui pendalaman organ-organ penyusun tubuh ternak
monogastric.
1.2.4 Organ-organ Penyusun Sistem Gastrointestinal Ruminansia
1. Mengetahui organ-organ penyusun sistem gastrointestinal pada
ruminansia.
2. Mengetahui lebih mendalam tentang organ organ penyusun pada
ruminansia.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sel
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan
oleh Robert Hooke, saat melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus
(terdapat ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut). Dalam
biologi, sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup
dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan
semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Sel merupakan unit
struktural terkecil dari organisme hidup. Sel dikelilingi oleh selaput/membran
sel yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma) atau matriks, dan bentuk-
bentuk subselular, organel sel, yang juga dikelilingi membran. Protoplasma
terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nucleus), Di dalam inti sel
terdapat plasma inti atau nukleoplasma.
Sel meiliki perbedaan, tetapi juga memliki persamaan. Misalnya, tiap – tiap
sel memerlukan nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel
hampir seluruhnya mempunyai nutrein yang sama jenisnya. Semua sel
menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk membentuk energy
pada semua sel dasarnya adalah sama dan semua sel juga mengirimkan hasil –
hasil akhir reaksi – reaksi kimianya ke dalam cairan sekitarnya. Hampir semua
sel juga mempunyai kemampuan untuk berbiak atau memperbanyak diri. Bila
ada sel yang rusak maka sel – sel yang tersisa dari jenisnya akan
memperbanyak diri sampai jumlahnya kembali lengkap. Sel mengadung dua
bagian utama, inti dan sitoplasma. Inti dipisahkan dari sitoplasma oleh mebran
inti dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya oleh membrane sel (Moh.
Gede, 2014).
4
5
trakea seperti spiral 1, spiral 2, cincin dan jala. Arti penting fungsi dari adanya
berbagai tipe penebalan dinding unsur jaringan trakea ini belumlah jelas. Ada
kemungkinan bahwa pemunculan unsur-unsur dengan penebalan cincin dan
spiral secara terpisah pada organ yang sedang mengalami pemanjangan ada
hubungannya dengan cepatnya pertambahan panjang pada organ (Feby
Kurniawati. dkk, 2015)
Tulang rawan biasa disebut sebagai tulang rawan hialin (Yun. hyalos)
karena matriksnya tampak putih kebiruan mirip mutiara dan agak tembus
cahaya dalam keadaan segar. Namun pada beberapa tempat terdapat tulang
rawan elastis karena juga mengandung serat-serat elastin, dan pada tempat lain
lagi mengandung banyak kolagen sehingga pantas disebut sebagai
fibrokartilago. Umumnya tulang rawan yang terbentuk semasa kehidupan pra-
lahir hanya bersifat sementara karena akan diganti dengan tulang, namun
pembentukannya merupakan tahapan menentukan dalam perkembangan tulang
panjang. Tulang rawan juga terdapat pada beberapa sendi yang tidak dapat
bergerak bebas (Sonny J.R.Kalangi, 2014).
2.3 Organ-organ Penyusun Sistem Tubuh Monogastrik
Monogastrik adalah hewan berperut tunggal dan sederhana.
Alat pencernaannya terdiri dari mulut, esophagus, perut, usus halus, usus besar
dan rektum. Sistem pernafasan monogastric terdiri dari, rongga hidung, faring,
laring, trakea, bronkus, bronkeolus dan jantung. Sistem reproduksi hewan
monogastrik terdiri dari, ovarium, oviduk, infundibulum, magnum, ismus,
uterus, dan vagina.
Usus halus dan usus besar kelelawar dalam pengamatan tidak ditemukan
adanya sekum seperti yang terdapat pada monogastrik lainnya. Melalui
identifikasi bagian organ cerna, usus halus berukuran panjang rata-rata 289,3
cm) dan 302,42 cm), sedangkan usus besar bentuknya agak lurus dan tidak
berkantong, dengan ukuran panjang berkisar 24,13 cm ) – 27,3 cm ). Usus
7
halus dan usus besar pada P. alecto tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
jelas dibandingkan dengan usus halus ternak non ruminansia, herbivora
monogastrik ataupun karnivora lainnya. Pada P. alecto volume makanan yang
besar diproses dan melewati saluran pencernaan begitu cepatnya, dengan
transit time berkisar antara 15-100 menit. Lambung spesies kelelawar buah P.
alecto besar dan kompleks, usus halus panjang, dan berbentuk seperti
berkantong-kantong (convoluted), tidak ada sekum, dan usus besarnya pendek
dan hampir tidak bisa dibedakan dari usus kecil (Leo. K. Pendong. dkk, 2015).
Sistem pencernaan pada unggas sangat sederhana dan merupakan hewan
monogastrik (berlambung tunggal). Sistem pencernan unggas terbagi menjadi
dua bagian, yaitu saluran cerna utama yang terdiri atas mulut (paruh),
esofagus, tembolok (ingluvies), proventrikulus, ventrikulus, usus halus, sekum,
usus besar, dan kloaka serta kelenjar pelengkap (asesoris) yaitu hati dan
pancreas. Tembolok merupakan pelebaran esofagus yang dilapisi oleh
epithelium squamosa berlapis.Kelenjar tembolok ditemukan di bagian yang
berdekatan dengan esofagus. Tembolok hanya terdapat pada bangsa burung
yang makan biji-bijian, tidak terdapat pada bangsa burung pemakan serangga.
Fungsi utama tembolok adalah untuk menerima dan menyimpan makanan
sementara sebelum masuk ke proventrikulus, terutama pada saat memakan
makanan dalam jumlah yang banyak.Pada bagian dinding tembolok terdapat
banyak kelenjar yang menghasilkan mukus, berfungsi sebagai cairan lubrikasi
yang bersifat melunakkan makanan (Zainuddin. dkk, 2015).
2.4 Organ-organ Penyusun Sistem Gastrointestinal Ruminansia
Hewan ruminansia memiliki 5 organ pencernaan yang berperan dalam
proses pencernaan makanan di dalam tubuh. Organ-organ tersebut saling
terhubung satu sama lain sehingga membentuk suatu sistem pencernaan.
Organ-organ pada hewan ruminansia beserta fungsinya sebagai berikut:
Rongga mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan dimulainya
8
10
11
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
2.1.1 Sel
1. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk bentuk sel secara langsung.
2. Mahasiswa dapat mempelajari lebih mendalam dan terperinci tentang
sel.
2.1.2 Jaringan dan Organ
1. Mahasisiwa dapat mengetahui jenis jenis jaringan.
2. Mahasiswa dapat belajar pengetahuan tentang jaringan secara lebih
detail lagi.
2.1.3 Organ-organ Penyusun Sistem Tubuh Monogastrik
1. Mahasiswa dapat pengetahuan organ-organ penyusun tubuh hewan
monogastric secara lebih jelas dan terperinci.
2. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan fungsi dari setiap organ.
2.1.4 Organ-organ Penyusun Sistem Gastrointestinal Ruminansia
1. Mahasisiwa dapat pengetahuan baru tentang organ-organ penyusun
hewan ruminansia terutama dalam hal kambing secara lebih
mendalam dan terperinci.
2. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan fungsi dari setiap organ
penyusun hewan ruminansia.
2.2 Saran
a. Kepada praktikan selanjutnya, diharapkan agar menguasai materi dan
konsep praktikum sebelum memasuki ruangan laboratorium,
memeriksa keadaan alat sebelum digunakan untuk memudahkan
jalannya praktikum, serta teliti dan cermat saat menggunakan alat dan
mengamati bahan.
44
45
Oktarin Anu. dkk, (2017). Struktur Sel Epidermis Dan Stomata Daun Beberapa
Tumbuhan Suku Euphorbiaceae. Jurnal Mipa Unsrat Online, 6(1), 69-
73.
Feby Kurniawati. dkk, (2015). Analisis Perbandingan Bentuk Jaringan
Pembuluh Trakea Pada Preparatmaserasi Berbagai Genus Piper Sebagai
Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 145-
154.
Sonny J. R. Kalangi, (2014). Tinjauan Histologic Tulang Rawan. Jurnal
Biomedik, 6(3), S17-26.
Zainuddin. dkk, (2015). Gambaran Histologi Kelenjar Tembolok Ayam
Kampung, Bebek, Dan Merpati. Jurnal Medika Veterinaria, 9(1).
Leo. K. Pendong. dkk, (2015). Identifikasi Karakteristik Alat Pencernaan
Kelelawar Pteropus Alecto Di Sulawesi Bagian Utara. Jurnal Zootek,
35(1), 55-61.
Theresia Bergita Paulino. dkk, (2020). Kajian Histokimia Sebaran Karbohidrat
Asam Pada Lambung Depan Sapi Sumba Ongole. Jurnal Kajian
Veteriner, 8(2), 202-210.
Anita Sari. dkk, (2016). Potensi Daya Dukung Limbah Tanaman Palawija
Sebagai Pakan Ternak Ruminansia Di Kabupaten Pringsewu. Jurnal
Ilmiah Peternakan Terpadu, 4(2), 100-107.
46
LAMPIRAN
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79